Anda di halaman 1dari 2

DEPARTEMEN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM
SEMESTER GANJIL 2021/2022

MATAKULIAH : HUKUM ACARA TATA NEGARA.


KELAS :A
DOSEN : BUSTANUDDIN, S.H., LL.M.

1. Jelaskan secara ringkas kenapa perlu diadakan pengujian


peraturan perundang-undangan?

2. Sebutkan 4 Tugas dan Fungsi MK dan jelaskan maksud bahwa


MK berwenang pada tingkat pertama dan terakhir serta bersifat final pada Pengujian
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar?

3. Jelaskan secara ringkas proses persidangan pengujian perundang-


undangan dari persidangan pemeriksaan berkas perkara sampai sidang putusan?

4. Dalam pengujian peraturan perundang-undangan yang bersdifat


yudicial review, lembaga manakah yang diberikan untuk menguji dan pengujian yang
seperti apakah yang dilakukan jelaskan?

5. Sebutkan dan jelaskan asas-asas hukum acara tata negara?

6. Jelaskan secara ringkas kapan pepenggabungan perkara dapat


dilakukan pada pengujian perundang-undangan oleh Mahkamah Konstitusi?

7. SOAL 7 – 10. DIBUAT SENDIRI DAN LANGSUNG DIJAWAB


BERDASARKAN MATERI HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI?

Pertama, pengujian undang-undang untuk menjaga berfungsinya proses demokrasi dalam hubungan saling
memengaruhi antarlembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Dengan kata lain, lanjutnya, pengujian
undang-undang yang dimiliki Mahkamah Konstitusi berfungsi untuk menjaga mekanisme checks and
balances. Kedua, lanjutnya, pengujian undang-undang berfungsi untuk melindungi hak-hak atau kehidupan
pribadi warga negara dari pelanggaran oleh cabang-cabang kekuasaan negara. “Constitutional review
berfungsi untuk melindungi hak-hak konstitusional warga negara,” ujarnya.

Tugas dan kewenangan Mahkamah Konstitusi


 Menguji undang-undang terhadap UUD RI tahun 1945.
 Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD RI tahun 1945.
 Memutuskan pembubaran partai politik.
 Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
 Yang dimaksud putusan MK bersifat final, yakni putusan MK langsung memperoleh
kekuatan hukum tetap sejak diucapkan dan tidak ada upaya hukum yang dapat
ditempuh. Sifat final dalam putusan MK ini mencakup pula kekuatan hukum mengikat
(final and binding).[1] Jadi, akibat hukumnya secara umum, tidak ada upaya hukum
lain yang dapat ditempuh terhadap putusan tersebut.
  
 Semantara, sifat mengikat bermakna putusan MK tidak hanya berlaku bagi para
pihak tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Permohonan yang diajukan kepada MK diterima oleh petugas penerima permohonan untuk
disampaikan kepada Panitera MK yang akan melakukan pemeriksaan kelengkapan permohonan.
Selain berkas permohonan perkara (hard copy) dalam praktik pemohon juga diminta untuk
menyerahkan permohonan dalam bentuk soft copy atau file. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
panitera ini bersifat kelengkapan administratif, bukan terhadap substansi permohonan.
Pemeriksaan administrasi ini misalnya meliputi jumlah rangkap permohonan, surat kuasa,
kejelasan identitas, serta daftar alat bukti sebagaimana disyaratkan pada Pasal 31 ayat (1) dan ayat
(2) UU No. 24 Tahun 2003.
Permohonan yang dinyatakan belum lengkap belum dapat dicatat dalam Buku Registrasi Perkara
Konstitusi (BRPK). Pemohon wajib melengkapi dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja sejak pemberitahuan kekuranglengkapan tersebut diterima pemohon. Hanya permohonan
yang telah dinyatakan lengkap yang dicatat dalam BRPK yang memuat antara lain catatan tentang
kelengkapan administrasi disertai dengan pencantuman nomor perkara, tanggal penerimaan berkas
permohonan, nama pemohon, dan pokok perkara.47 Setelah permohonan dinyatakan lengkap dan
diregistrasi dalam BRPK, MK akan menetapkan hari sidang pertama dalam jangka waktu paling
lambat 14 hari kerja. Artinya, penetapan jadwal sidang pertama dimaksud adalah paling lambat 14
hari kerja sejak diregistrasi, sedangkan sidang pertama itu sendiri dapat dilakukan lebih dari 14
hari kerja.48 Penetapan jadwal sidang pertama ini harus diberitahukan kepada para pihak dan
diumumkan kepada masyarakat. Pengumuman ini dilakukan dengan cara menempelkan salinan
pemberitahuan di papan pengumuman MK yang khusus disediakan untuk itu

6. Terhadap beberapa permohonan perkara yang diterima, MK


dapat menetapkan penggabungan perkara, baik dalam pemeriksaan persidangan
maupun dalam putusan. Penggabungan perkara dilakukan melalui
Penetapan Mahkamah Konstitusi apabila terdapat dua perkara atau lebih yang
memiliki obyek atau substansi permohonan yang sama.
Penggabungan perkara untuk perkara pengujian UU diatur dalam PMK No. 6 Tahun 2005 tentang
Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian UndangUndang. Pasal 11 ayat (6) PMK No. 6 Tahun
2005 dinyatakan bahwa penggabungan perkara dapat dilakukan berdasarkan usulan panel hakim
terhadap perkara yang (a) memiliki kesamaan pokok permohonan; (b) memiliki keterkaitan materi
permohonan; atau (c) pertimbangan atas permintaan pemohon.
,./.

Anda mungkin juga menyukai