DRAFT NASKAH
AKADEMIS
RANCANGAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN PENGELOLAAN SAMPAH
I.
PENDAHULUAN I.1.
LATAR BELAKANG
1.1.1.
menjadi hampir dua kali lipat selama 25 tahun terakhir, yaitu dari
119,20 juta jiwa pada tahun 1971 bertambah menjadi 198,20 juta jiwa
pada tahun 1996 dan bertambah kembali menjadi 204,78 juta jiwa pada
tahun 1999. Jika tingkat pertumbuhan penduduk ini tidak mengalami
perubahan positif yang drastis maka pada tahun 2020 jumlah penduduk
Indonesia diperkirakan
tetapi
penduduk
ini diperkirakan
aka n terkonsentrasi
tidak
akan
tersebar
masyarakat
untuk
mengembangkan
kehidupan
sosial
ekonomi.
-2-
mencemari lingkungan,
makhluk hidup lainnya.
Khusus
peningkatan
untuk
jumlah
dan
sampah
mengganggu
atau
limbah
kehidupan
padat
rumah
tangga,
akan bertambah 5 kali lipat pada tahun 2020. Rata-rata produksi sampah
tersebut diperkirakan meningkat dari 800 gram per hari per kapita pada
tahun
1995 menjadi 910 gram per hari per kapita pada tahun 20003 . Untuk
kota Jakarta, pada tahun
1998/1999 produksi sampah per hari mencapai 26.320 meter kubik.
Dibandingkan tahun
1996/1997, produksi sampah di Jakarta tersebut naik sekitar 18%. Hal ini
diakibatkan bukan saja karena
pertumbuhan
penduduk
tetapi
juga
belum
kompos,
dan 19,05%
sampah
dibuang
ke kali/sembarangan.
Pada kejadian pasca banjir di Jakarta tahun 2002 ini, jumlah kasus
leptospirosis tercatat meningkat akibat tertimbunnya sampah di
beberapa wilayah di Jakarta.
Ibid, hal.
11-7
4 Komisi WHO mengenai Kesehatan dan Lingkungan, Planet Kita Kesehatan Kita, Gadjah
Mada University Press 2001, hal. 299
yang
dapat menjadi
sumber
kebakaran
dan
bahaya
dengan
oleh
solution.
sampah
saat
ini,
pemexintah masih
Pendekatan
ketika
sampah
ini
pengelolaan
persampahan
menggunakan
pendekatan
menitikberatkan
tersebut
telah
yang
end of
pada pengelolaan
dihasilkan,
yaitu
berupa
data
baik
itu
di
atas,
kurang
di perkotaan
dari
maupun
20%
di
sampah
yang
pedesaan
yang
umumnya
dibuang
pada
TPA
yang
menggunakan
metoda
Open Dumping. Sampai dengan akhir Pelita V, baru 1,33% dari seluruh
TPA yang ada di perkotaan di Indonesia
yang
menggunakan
metoda
Open
Dumping
akibat
keterbatasan
dana
operasi
dan
pemeliharaannya.
Dinas Kebersihan dan Masyarakat melakukan pengurangan
produksi sampah dengan dua tahapan, yaitu:
1. Mengurangi
masyarakat
-masing.
Tindakan
ini
kegiatan pemilahan
untuk
mengurangi
di
tempat
beaya
masing
pengumpulan
mengurangi
beaya
transfer
dan
Secara
umum
kondisi
sampan
kota
memperlihatkan
transportasi
dan
alat
berat
yang
hares
disediakan
atau
lokasi
bisa
berbentuk
Bak,
Tong,
Dipo
atau
Kontainer.
dinas
Gerobak,
mobil pick-up,
dan
truk.
Tingkat
pelayanan
pengumpulan
TPA. Di tiap kota yang disurvai, telah memiliki lahan TPA sebagai
lokasi pembuangan akhir sampah.
diperoleh
bertanggung
beragam
kemudian
data
dan
informasi
sesuai
dengan
dituangkan
kebijakan
dalam
tentang
persampahan.
daerah
bentuk
berbedanya
fungsi
dann
peraturan
wewenang
Bentuk
yang
institusi
masing -masing
institusi
daerah.
ini juga
masing -masing
yang
Adanya
berakibat
institusi
Peraturan Perundangan.
Pengembangan.
pengembangan
pengelolaan
persampahan
menuju
suatu
kerjasama
dengan
institusi
lain
untuk
kompleksnya
kondisi
pengelolaan
sampah
di
permasalahan-permasalahan
pengelolaan
kompleks
yang
sampan
melibatkan
di
Indonesia
pelaku-pelaku
telah
utama
2.
3.
sehingga
terseb ut
saling
terkait
Permasala
han
..lanjutan
Pelaku
Pemerint 8)
ah
Permasala
han
Masih kurangnya peraturan-peraturan teknis di
9)
3)
b.
menghasilkan energi
b)
penutup sampah c)
Kolam
pengelolaan persampahan,
untuk
b.
Ketidakmampuan melakukan penggantian terhadap sarana dan
prasarana
pengelolaan sampah yang telah rusak,
c,
d.
merasa
bahwa
untuk
pengelolaan
persampahan
mereka
ha rus
membayar dua kali, yaitu kepada pengurus RT/RW dan DINAS. Hal
ini terjadi
karena
masyarakat
tidak
mengetahui
secara
pasti
upaya
mengurangi
jumlah
sampah
baik
pemerintah
Kendala Kualitas
2.
Kendala Pemasaran
3.
4.
Kendala pendanaan
Dari uraian diatas terlihat bahwa permasalahan dalam pengelolaan
dihadapi
administrasi
permasalahan
daerah
oleh
juga cukup
Pelaku
kota/propinsi).
tersebut
Permasalahan
Usaha
Oleh
sudah
yang
harus
dihadapi
karena
saatnya
nasional
itu,
disusun
(lintas
untuk
suatu
batas
mengatasi
Peraturan
1.1.3.
sebuah rancangan
2.
3.
Tujuan
merumuskan
Naskah
akademis
ini
adalah
sebagai
acuan
untuk
Manfaat:
Manfaat dari Naskah Akademis ini adalah:
a.
dan
konsep
hierarki
wajib
diacu
dan
diakomodasi
mengenai
urgensi
konsep
perundang
undangan
Memberi
pemahaman
kepada
Pemerintah,
Persampahan
dengan
DPR-RI
Undang
dan
-undang
mengacu
dan
Mempermudah perumusaan asas-asas dan tujuan serta pasalpasal yang akan diatur dalam Rancangan Undang -undang
tentang Pengelolaan Persampahan (RUUPP).
I.1.4.
melakukan
pengawasan
terhadap
yang
pelaksanaan
pengelolaan persampahan.
Disamping itu diselenggarakan pula lokakarya yang akan dihadiri
oleh anggota komite dan organisasi terkait lainnya untuk mendiskusikan
pengembangan peraturan pada sistem pengelolaan limbah padat
I.1.5.
(C)
Persampahan
(D)
hierarki
negara
pengelolaan
lain,
Kaji
banding
U ndang- undang
persampahan,
(B)
Dasar
Hukum
penyusunan
(3)
Hak
dan
Kewajiban,
Daerah,
(5)
Mekanisme-mekanisme,
(1)
(4)
Wewenang
(6)
Fungsi
Asas-asas,
Pemerintah
dan
interaksi
(7) Ketentuan
(2)
dan
antar
sanksi, (8)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
I.1.1.
I.1.2.
Tujuan dan
Akademis. I.1.5.
Sistematika
Naskah Akademis.
I.2.
Kaji ulang peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan
persampahan
I.3.
I.3.2.
I.3.3.
I.3.4.
Pengelolaan Persampahan di Bropa, Australia, Austria;
Selandia Baru
I.3.5.
I.4.
I.5.
I.6.
Dasar Hukum Penyusunan Undang -Undang Pengelolaan
Persampahan
I.6.1.
Dasar Hukum Penyusunan Rancangan Undang -Undang
Pengelolaan
Persampahan
I.6.2.
Arah GBHN Dan Kebijakan Nasional Pengelolaan
Limbah Padat dan
Cair (Agenda 21)
II. RUANG LINGKUP
NASKAH II.1.
Ketentuan
Umum:
II.1.1.
II.1.2.
II.1.3.
Definisi Sampah
II.2.
II.2.1.
II.2.1.2.
II.2.1.3.
II.2.1.4.
II.3.
II.2.2.
Tujuan
II.2.3.
Sasaran
II.3.2.
II.3.3.
Pemanfaatan Teknologi
II.3.4.
II.3.5.
Mekanisme Pembiayaan
II.3.6.
II.3.7.
Mekanisme Pengawasan
II.3.8.
II.3.9.
II.4.3.
II.4.4.
II.5.
II.6.
Sampah
II.7.
II.8.
Ketentuan
Ketentuan
Penutup
III.KESIMPULAN DAN
SARAN III.1.
Kesimpulan
III.2.
Saran:
I.2.
I.2.1.
Dasar Pemikiran Perlunya Rancangan Peraturan Perundangundangan
Pengelolaan Sampah
1.
dan
belum mengatur
yang komprehensif.
bersifat
nasional
sampah sangat
system pengelolaan
sampan
yang dapat
mengikat
Pemerintah
yang
Daerah
d.
Perlu
dapat
adanya
mengikat
(masyarakat,
peraturan
yang
bersifat
semua stakeholder
pemerintah,
Pelaku
nasional
pengelola
Usaha)
yang
sampan
untuk berperan
2.
Dampak sosial:
Berpotensi untuk menimbulkan konflik antar daerah,
penolakan masyarakat terhadap pembukaan lokasi
TPA/TPS baru.
b.
3.
Permasalahan Investasi Langsung di Daerah dengan
Memanfaatkan Sampah
Impor
Terdapat kecenderungan daerah - daerah di Indonesia untuk
meaakukan investasi langsung yang menggunakan bahan baku
sampan impor, misalnya:
a.
Kab. Bima dan Kutai: rencana impor sampah organic dari New
Jersey, AS
b.
c.
4.
1.
2.
Pokok Kesehatan. b.
Rumah Susun. g.
Undang-Undang Nomor 23
Tercapainya pemanfaatan
berkualitas
untuk:
1. mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan
mencegah serta menanggulangi dampak
negatif terhadap lingkungan.
2. Mewujudkan keeimbangan kepentingan
kesejahteraan dan keamanann.
Pasal 5 ayat 1:
Pasal
14
ayat
ruang
butir
dilakukan
b:
Perencanaan
tata
dengan mempertimbangkan
hidup,
perilakunya,
keadaan
termasuk
manusia
yang mempengaruhi
perikehidupan
dan
dan kesejahteraan
dan
kelang sungan
inanusia
serta
ayat
2:
Pengelolaan
upaya
terpadi
lingkungan
lingkungan
meliputi
n,
fungsi
kebijaksanaan
pemanfaatan,
pemeliharaa
adalah
untuk melestarikan
hidup
penataan,
hidup
pengembangan,
pemulihan,
pengawasan
dan
ayat
3:
Pembangunan
berkelanjutan
yang
terencana,
yang
memadukan
lingkungan
untuk
kesejahteraan,
dan
menjamin
mutu
kemampuan,
hidup
generasi masa
hidup adalah
lingkungan hidup
untuk
menyerap
ayat
adalah
hidup,
12:
Pencemaran
masuknya
zat,
energi
lingkungan
hidup
komponen
lain ke
dalam lingkungan
sehingga
kualitasnya
turun
sampai
dapat
berfungsi
manusia
ke
tingkat
hidup
sesuai
dengan
peruntukkannya.
Pasal 1 ayat 16: Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan
Pasal 20 ayat 1: Tanpa suatu keputusan izin, setiap orang
dilarang melakukan pembuangan limbah ke
media lingkungan hidup
selur
uh
kewenangan
bidang
dalam
pertahanan
pemerintahan,
bidang
keamanan,
politik
kecuali
luar
negeri,
nasional
pembangunan
nasional
dan
secara
pengendalian
makro,
dana
sumber
daya
manusia,
dan
pendaya
ayat
1:
Kewenangan
Otonom
provinsi
sebagai
Daerah
kesehatan,
pendidikan
dan
kebudayaan,
modal,
lingkungan
hidup,
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
1,
pihak
tersebut
dapat
Peraturan
persampahan
perundangan
yang
mengatur
tentang
pengelolaan
persampahan
di
daerah
yang
tentang
Jenis
sumber
sampah,
besaran
a. Teknik operasional,
sampan
f. Pemindahan
b. Daerah pelayanan
g.
i.
6) Tipe kota
7) Variasi daerah
3) Frekuensi pelayanan
retribusi
8) Pendapatan dari
4) Frekuensi penyapuan
musiman
9) Timbulan sampan
5) Estetika
3.
4.
1.3.
2.
Laporan
kualitas
tahun
lingkungan
1999
sejumlah
meningkatkan
pencapaian
untuk Pengembangan
bahwa
tentang
negara- negara
OECD
seperti
Australia
Austria,
sejak awal
tahun 1990. Di dalam kelompok ini, beberapa negara- negara juga telah
mengambil
langkah menentukan
target pengurangan
diadopsi
oleh
sampah padat
sampah
bahwa
padat
lima
program
pemerintah
tentang
OECD
ini.
juga
menekankan
tentang
mata
rantai
antara
kertas
fotokopi
bolak-balik
akan mempunyai
suatu
dampak besar pada jumlah barang sisa padat yang dihasilkan oleh
operasional pemerintah
I.3.1.
Pengelolaan Persampahan
di Philippina
Philippina
telah
menerbitkan
peraturan
perundangan
yang
9003
secara
yaitu
Ekologis.
UU
Philippina
Undang-undang
tentang Pengelolaan
ini mengatur
Limbah
tentang
Padat
kebijakan,
sampah, kebutuhan-kebutuhan
yang diatur
masyarakat,
dalam
UU no. 9003
b. Pemanfaatan,
meliputi
konservasi
a. Melindungi
dan pemulihan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
2.
3.
1.
2.
Pemanfaatan sumber daya, daur ulang dan pemakaian kembali di
tingkat barangay
3.
Pengumpulan dan transfer dan transporsampah yang memadai oleh
City/Municipali ty.
4.
PENGELOLAA
N RESIDUAL
infeksi
dart
rumah
sakit
seperti
instrumentasi
dan
Ketentuan
pengurangan
sampah
mengharuskan
semua
Ikatan
yang terpisah
dilatih,
c.
Pengumpulan
sampah
harus
sampah.
Pengaturan
tentang
Pengangkutan
Sampah
b. Sampah harus
b.
standar produk c.
Eco-labeling
d.
Larangan penggunaan kemasan dari bahan tidak ramah
lingkungan
e.
meliputi
berikut:
hal- hal
a.
Larangan terhadap penggunaan methode "Open
Dump" untuk sampah:
i
"Open Dump" yangbaru untuk sampah hares dilarang.
ii.
pedoman
bagi
pengelolaan
"Controlled
Dumps",
yang
d.
e.
a.
b.
terbuka
d.
e.
dan Landfill" f.
Membuang bahan
dipilah di sumbernya. h.
i.
j.
Mengimpor produk yang dikemas dengan bahan tidak ramah
lingkungan
k.
Mengimpor sampah beracun yang disalah-artikan sebagai sampah
bisa didaur ulang
("recyclable")
l.
pembuangan sampah. m.
n.
Segala bentuk konstruksi bangunan dalam 200 meter dari fasilitas
pembuangan
o.
pelanggaran.
denda
Besaran
dan
denda
hukuman
bergantung
dinaikkan
setiap
pada
besarnya
tahun
untuk
mengkompensasi
dan
menegakkan
aturan
dan
peraturan.
proses-proses inovatif. d.
Melakukan kegiatan
pengelolaan
mengembangkan
persampahan.
dan
pengelolaan persampahan b.
Metodologi
pengurangan sampah
c.
Prototipe Pengelolaan
persampahan d.
Alternatif
kebiasaan asli
e.
Memberikan fasilitas pengelolaan
persampahan.
I.3.2.
Pengelolaan Persampahan di
Amerika Serikat
DI Amerika Serikat, Presiden telah mengeluarkan sejumlah
perintah eksekutip yang
menyinggung
Perintah
tentang
Eksekutip
manajemen
sampah
padat
di
Pemerintah.
operasional
sampah
dan
harus berperan
pendaur-ulangan
melakukan
sampah
dari
oleh
meliputi:
institusi
dari suatu
program
penghargaan
yang
disebut"
yang
patut
dicontoh;
kebutuhan
untuk
semua
fasilitas
untuk
mengurangi
yang
sampah
mendorong
kertas;
menyeluruh
kepada
dan implementasi
untuk mendaur
ulang di
Gedung Putih .
I.3.3.
mengadopsi
padat.
sudah
Sebagai
contort,
Lingkungan
Canada
melalui
disain
dan
menyediakan
karyawan
yang
memiliki
informasi
praktis
dan
mengerti tentang
3Rs.
Program
"
Tanpa
Sampah"
juga
untuk
membuangnya,
dirancang
mendaur
dan
untuk
ulang
untuk
membuat
barang
sisa
memastikan bahwa
Prakarsa
pemerintah
pusat
lain
di bidang
Kanada
Penghematan
Kertas
pengurangan
sampan
di
manajemen
meliputi:
seluruh
secara
sampah
implementasi
pemerintahan;
menyeluru h
dan
padat
dari
di
prakarsa
implementasi
program
pupuk
3Rs oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Pemerintah Canada (1997);
pengembangan suatu database Pekerjaan Umum dan Kantor Pemerintah
Canada untuk menyimpan fasilitas informasi dasar
sampah
pelatihan
dan
pengurangan
dasar
komputer
sampan;
bagi
pemerintah
pusat
pada
perancangan
pemerintah
dan
hijau
manajemen
Sistem
tentang
timbbulan
suatu
modul
(Computer
Based
sampah
padat
oleh
Manajemen Lingkungan (
tahun
terakhir,
telah
ada
suatu
aturan
tentang
prakarsa
manajemen sampah padat yang dilakukan oleh pemerintah di NegaraNegara Eropa, Australia Austria, Selandia Baru dan Jepang. Sebagai
contoh,
Pemerintah
pengurangan
Jepang
sedang
bekerja
ke
arah
suatu
75 % terhitung
target
dari tahun
1995 sampai dengan tahun 2000 (OECD, 1996). Sebagian besar fokus
dari
program
ini
pada
pengurangan,
penggunaan
kembali
dan
yang
menyatakan
operasional
pemerintah
akan
mengurangi
ini,
Departemen
Transportasi
mengembang;kan suatu
program
departemen
audit
melakukan
manajemen
Dan
kesadaran
Lingkungan
untuk
mendorong
sampan, mengembangkan
telah
strategi
(UK DETR, 1998). Di Australia dan Selandia Baru, " Dewan Konservasi
Australian dan Selandia Baru (ANZECC),
mengesahkan
buku petunjuk
suatu kerangka
prinsip
Pemerintah
oleh
ANZECC
prinsip
bangunan,
pengurangan
dan
sampah
implementasi
ke
suatu
dalam
disain
program
I.3.5.
dan
untuk
Law".
Perundangan
pengelolaan
limbah
ini
"Waste
Disposal
mengatur
perkotaan,
hal
and
Public
hal mendasar
pengelolaan
limbah
Administrat
ion
Assistance
and
Promotion
dengan
pengelolaan
Disposal
Environmental
Pollution Control
Operati
on
etc.
LIMBA
H
Limbah dari Kegiatan Bisnis
Kegiatan Sehari- hari
Limbah dari
Limbah
Industri
Limbah Industri
dengan
Pengontrolan
khusus
Lumpur Tinja
Sampah Domestik
1. Abu
2. Lumpur
3. Limbah Minyak
4. Limbah Asam
5. Limbah Alkali
6. Limbah Plastik
7. Limbah Kertas
8. Limbah Kayu
9. Limbah Kain
10. Sisa Binatang dan Tanaman dr
industri makanan
11. Sisa Binatang dari Rumah Potong
Hewan
12. Limbah Karet
13. Potongan Logam
14. Ampas
15. Limbah Gelas dan Kerarnik
16. Limbah Bangungan dan Puing
-puing
17. Kotoran Hewan
18. Binatang Mati
19. Debu
Limbah Domestik
dengan
Pengontrolan khusus
Pemerintah Kota:
a) Menyebar luaskan konsep kebersihan
b)
Melaksanakan
dengan
pengelolaan
limbah
domestik
secara
efisien
2.
Pemerintah Daerah:
Memberi bantuan teknis yang diperlukan kepada pemerintah kota
untuk melaksanakan kewajiban pemerintah kota yang memadai
3.
Pemerintah Pusat:
a) Memajukan pengembangan teknologi pengelolaan limbah
b) Memberi bantuaxi teknis dan finansial yang diperlukan kepada
pemerintah kota dan pemerintah daerah
Subsidi
Pembangunan
Fasilitas
Pengolahan
Menctapkan
standar
pengolahan,
standar perijinan
penanggung
jawab
pengelolaan,
standar teknis
fasilitas
pengolahan
Pemerintah
Nasehat,
Pusat
Petunjuk
Pemerintah
Daerah
Pengawasa
LingSanitasi
kungan
Menerima
dan
mengevalu
asi
Nasehat,
Petunjuk
fasilitas pengolahan
Mengatur
pengembangan
dan
pengolahan
Pemerintah
Kota
Penanggung
Jawab
Daur Ula ng
Iji
n
Petunjuk
Penanggun
g Jawab
Limbah
Domestik
elayanan
Pengolahan
PENDUDU
K
Supervisi
Usaha
Pembersihan
Individual
Limbah
Domestik
1.4.
dampak
negatif
sampah
sekecilkecilnya
secara
maksimal
serta
sampah.
Konsep
pencapaian
Rencana
dasar
pengelolaan
Peraturan
kegiatan
diarahkan
pengelolaan
pada
sampah.
2.
2)
3)
1) Peraturan perundangan
2) Sistem dan mekanisme peran masyarakat
3) Sistqn pengawasan
4) Sistem pemanfaatan teknologi
5) Sistem pendanaan
6) Sistem dan mekanisme penyelesaian konflik
Tujuan yang hendak dicapai dari penerapan konsep pengelolaan
sampah ini adalah:
1.
Minimalisasi sampah
2.
3.
mulai dari kegiatan produksi oleh pelaku usaha, kegiatan konsumsi oleh
masyarakat, kegiatan pengendalian produk dengan konsep kemasan dan
produk ramah lingkungan oleh pemerintah, kegiatan
pemanfaatan
kegiatan
pengolahan
tersebut
dan pembuangan
dilakukan dalam
pengelolaan
sampah,
yaitu
mekanisme
peran
pemanfaatan
teknologi,
kerangka
Peraturan
masyarakat,
perundangan,
sistem
subsistem
sistem dan
pengawasan,
sistem pendanaan,
sistem
sistem
dan mekanisme
Kegiatan
pencegahan
sampah
dari
mengurangi
pengurangan
timbulan
sampah
sum ber
kegiatan
sampah,
ini
namun
pada hierarki
dimulai
dengan
tidak
secara
dapat membantu
pengelolaan
berikutnya.
Sampah
organic
selanjutnya
akan
dimanfaatkan
untuk
tidak
mungkin
bisa
menghilangkan
sampah
secara
proses
yang
rumit.
pengganti
botol
keramik
sebagai
Seperti
penggunaan
botol
kaca
sebagai
gelas
dan
piring
Styrofoam,
ulang
merupakan
barang/produk
namun
kegiatan
masih
pemanfaatan
perlu
kembali
kegiatan/proses
suatu
tambahan.
Kegiatan
daur
ulang
pun dapat
dilakukan
kertas daur
secara
tidak
2.
Pemanfaatan Kembali
Hierarki
pengelolaan
sampah
berikutnya
adalah
pemanfaatan
%5.
Arkonin, 1999
dengan mentransformasikannya
Instalasi
anaerobik/biogas plant b.
Insinerator
3.
I.6.
I.6.1.
Dasar Hukum Penyusunan Rancangan Undang- Undang
Pengelolaan
Persampahan.
Dasar
hukum
Persampahan
ditetapkan
pada
dalam
yang
mendasari
dasarnya
konstitusi
Rancangan
mengacu
UUD
1945;
pada
Undang
amanat
Ketetapan
-Undang
yang
MPR
telah
RI
dan
negara Indonesia
itu untuk
membentuk
suatu
Indonesia
dan
seluruh
tumpah
memaiukan keseiahteraan
bangsa,
dan
darah
umum,
ikut
....................................................dst.
Indonesia,
mencerdaskan
melaksanakan
dan
untuk
kehidupan
ketertiban
dunia
2.
Undang- undang
menjalankan
kepada
Dasar
hak
1945,
pasal
28J
ayat
(2):
Dalam
pembatasan
yang
ditetapkan
dengan
undang-undang
sesuai
dengan
pertimbangan
Undang- undang Dasar 1945, pasal 33 ayat (3): Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung
negara
dan
dipergunakan
untuk
di dalamnya
dikuasai oleh
sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
5.
TAP MPR No. 04 Tahun 1999 tentang Garis-garis Besar Haluan
Negara Tahun 1999 2004
I.6.2.
Arah GBHN
Pengelolaan Limbah Padat
Dan Cair
Dan
Kebxjakan
Nasional
memberikan
dilakukan
secara
arahan
agar
pemanfaatan
sumber
daya
Indonesia.
sebagai berikut:
alam
Secara
lebih
rinci
arahan
tersebut
seluruh
diuraikan
J'angka Panjang
Terlayaninya seluruh masyarakat dengan system yang akrab
lingkungan
Periode 1998 - 2003
Meningkatkan tingkat pelayanan umum sampan menjadi 70
- 80 % untuk kota sedang dan kecil serta 90 - 100 % untuk
kota metropolitan dan besar
Meningkatkan pelayanan umum sanitasi menjadi 85 - 95
% untuk kota metropolitan, kota besar, dan kota sedang
serta 75 % untuk kota kecil dan pedesaan
persampahan,
semua
sampah
harus
dibuang
2003
II.
RUANG LINGKUP
NASKAH II.1.
KETENTUAN UMUM
II.l..
timbulan
dan
sampah,
pengangkutan,
penyimpanan,
pengolahan
pengumpulan,
dan pembuangan
masyarakat,
ekonomi,
teknik,
konservasi,
estetika
dan
a.
b.
Pemerintah daerah
Pihak swasta/Pelaku Usaha yang bergerak dalam
penyediaan jasa pengelolaa n sampah
c.
Anggota masyarakat yang melakukan swakelola pengelolaan
sampah
Sampah Anorganik adalah sampah yang berasal dari
benda mati. Sampah Domestik adalah sampah yang
berasal dari kegiatan domestik. Sampah Organik
adalah sampah yang berasal dari benda hidup.
Sampah Pertanian adalah sampah yang berasal dari tanaman atau panen
hasil pertanian, pemotongan tanaman dan bahan-bahan lain yang
berasal dari sawah, ladang dan kebun.
Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan rumah
tangga.
Lingkungan adalah lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan
dan
perilakunya,
mahluk
yang
hidup,
termasuk
manusia
mempengaruhi kelangsungan
adalah
masyarakat
sampah
yang
untuk
upaya
memberikan
penghukuman
bagi
mencegah
pencemaran lingkungan.
dan
menanggulangi
kerusakan
dan
tempat
memunnahkan
sebagai
sampan
tempat
yang
memenuhi
menampung
standar
atau
teknis dan
dioperasikan
menggunakan
dan
pengendalian
dipelihara
teknis
dengan
terhadap
dari pengembangan
cara
potensi
dampak
dan operasional
fasilitas.
Controlled Landfill adalah area pembuangan sampah, dimana
sampah dibuang dengan memenuhi standar minimum
operasional yang disyaratkan.
yang
Lindi adalah cairan yang dihasilkan dari dekomposisi sampah, dan air
yang masuk dan terjadi perkolasi
proses
dekomposisi.
Lindi
di
dalam
merupakan
sampah
selama
kebersihan
untuk
tujuan
atas
kemanfaatan
penyelenggaraan
umum serta dapat
sebagai
kebersihan
pembayaran
untuk
atas
penyelenggaraan
jasa
hukum
negara
usaha
dalam
Republik
melalui
Indonesia,
perjanjian
baik
dalam
sendiri
menyelenggarakan
bidan ekonomi.
3.
Sarnpah dari fasilitas
ibadah, asrama, rumah
sosial,
yaitu
sampah
dari
rumah
4.
5.
dari
Sampah domestik
industri
6.
Sampah dari basil pembersihan saluran
terbuka umum.
7.
Sampah dari fasilitas lainnya, yaitu
perkantoran, sekolah
8.
Sampah dari kegiatan
pertanian
9.
II.1.3.
Sampah
Definisi
Sampah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang berujud padat
atau semi padat bark berupa zat organik dan atau anorganik
bersifat
dapat
terurai
maupun
tidak
dapat
terurai
yang
yang
menitikberatkan
pada
asas
ini,
pengelolaan
sampah
tidak
lagi
berpikir
untuk
kegiatan
mulai
dari
menghindari
timbulnya
sampan,
mengurangi,
pengelolaan
sebanding
jumlah
membayar
biaya
dan
atau
bertanggung
sampah
yang
barang
yang
dibuangnya.
Seseorang
hares
membayar lebih banyak jika dia membuang sampah dengan jumlah yang
lebih besar.
Asas ini diterapkan untuk mendorong masyarakat penghasil sampah
mengurangi jumlah sampah yang dibasilkan dari kegiatan sehari- hari,
agar supaya mereka tidak harus mengeluarkan biaya pengelolaan sampah
yang lebih mahal. Namun dalam penerapan asas ini perlu dicermati
adanya kemungkinan oknum yang berusaha tidak melakukan upaya reduksi
sampah sama sekali dengan anggapan bahwa dirinya mampu membayar
berapapun beban biaya yang harus ditanggungnya.
Ramah
tidak
dapat
mengurangi
diuraikan
secara
penggunaan
bahan-bahan
11.2.1.4.
Asas
Internalitas
Pengelolaan Sampah
Biaya
tersebut
kebersihan
yang
tidak
bisa
dibayar
hanya
mengandalkan
dari
retribusi
Pelaku Usaha yang turut menyumbang jumlah dan jenis sampah yang
dihasilkan
oleh konsumen
pengelolaan sampah.
diperhitungkan
Biaya
dalam
pengelolaan
biaya
sampah
tersebut
langsung
barang.
Semakin sulit suatu barang untuk diolah secara alami pada saat
dibuang
sebagai
sampah,
semakin
tinggi
pula
biaya
pengelolaan
sampah yang hares dikenakan pada barang tersebut. Hal ini diharapkan
dapat mendorong Pelaku Usaha untuk menghasilkan barang-barang yang
ramah lingkungan.
upaya
asas
rnelaksanakan
asas
Pengelolaan
mulai
dari
yang
bertujuan
untuk
mengurangi
kegiatan-
produksi
sampab.
penggunaan
pengelolaan
proses-proses
diperkirakan
terlebih
TPA
hares
alam
dahulu.
dilakukan
merupakan
Kehati- hatian
hal
ini
secara
yang
hatitidak
dilakukan
hati
bisa
sebelum
data,
atau pembuktian
sampah
pada
umumnya
dan
pengelolaan
TPA
pada
pengambilan
keputusan
berkaitan
dengan
pengelolaan
partisipasi publik yang efektif maka perlu diberikan dan dilindungi hak
dan akses publik atas informasi pengelolaan sampah.
Untuk
menciptakan
kebijakan
pengelolaan
sampah
yang
sampah,
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasan,
perlu
kelompok
didasarkan
yang
pada
berpotensi
persetujuan
menerima
masyarakat
kerugian
akibat
terutama
pengelolaan
pengelolaan
sampah
harus
pula
bertanggung
jawab
II.2.2.
Tujuan
Tujuan disusunnya Peraturan Perundang -undangan Pengelolaan
Sampah adalah:
1.
Mengurangi kuantitas dan dampak yang
ditimbulkan sampah
2.
Meningkatkan
kesehatan masyarakat
3.
Meningkatkan
lingkungan hidup
ualitas
kualitas
II.2.3. Sasaran
Sasaran Peraturan Perundang -undangan Pengelolaan Sampah
adalah:
1.
Peningkatan pengelolaan
perkotaan dan pedesaan 2.
sampah
di daerah
Pemanfaatan kembali
Tempat Pembuangan Akhir
II.3.
peraturan
namun
perundangan
tidak
saling mendukung
terjadi
dan
tumpang
menguatkan
tindih
untuk
lampiran gambar 2.
II.3.3.
Pemanfaatan Teknologi
Pemerintah
pengelolaan
Kabupaten/Kota
sampah
sesuai
wajib
dengan
menerapkan
karakteristik
teknologi
sampah
dan
lingkungan.
Ketentuan
tersebut
diatur
2.
1.
2.
3.
Pemanfaatan sampah, yaitu teknologi daur ulang, teknologi
pengomposan.
4.
5.
6.
Masyarakat
dapat
memanfaatkan
mengurang i
sampah
pencemaran
lingkungan
dengan
dan pelaksana
pengelolaan
sampah
dapat
memberikan
pelayanan
dan
pelaksana
pengelolaan
pengelolaan
sampah
besarnya
biaya
jasa
masyarakat.
pengelolaan
sampah
Untukn
dari
4.
melalui:
1.
pihak
yang
3. Mempersiapkan
infrastruktur,
sdm)
sampan
bisa
apakah
operasional
dan
kegiatan
tersebut
pemeliharaan
serta
telah
memenuhi
standar
baku
kriteria
mutu dan
ketentuan teknis
2.
3.
4.
Antar
kabupaten/kota
sampah.
sistem
dapat
bekerja
sama dalam
pengelolaan
pembuangan
akhir
pengangkutan,
ke
TPA
pengolahan
(penggunaan
TPA
dan
bersama
atau
c.
d.
perairan
laut,
sungai,
sampan
yang berada
di dalam
b)
c)
Pencegahan timbulnya sampah di wilayah perairan menjadi
tanggung jawab
Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat.
harus
pelaksanaan
bertanggung
pengangkutan
jawab
sampahnya ke daerah
terhadap
dan menjamin
pengawasan
sampan sampai ke
II.4.
2.
1.
2.
3.
atau
tidak
dapat diselesaikan
oleh
antar
pemerintah
4.
2.
3.
Menggunakan dana masyarakat secara transparan dan akuntabel
untuk mengelola
sampah
4.
5.
Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampan secara
memadai.
6.
7.
2.
3.
Memanfaatkan dan mengolah sampan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kewajiban Pelaku Usaha dalam pengelolaan sampan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Membantu upaya pengurangan/pemanfaatan sampah yang
dilakukan pemerintah dan
masyarakat.
2.
Mendapatkan pelayanan kebersihan yang terbaik dari
pemda/pengelola sampah.
3.
Memanfaatkan, mengolah, dan membuang sampah sesuai dengan
ketentuan
4.
5.
1.
2.
3.
4.
II.5.
KEWENANGAN KELEMBAGAAN DALAM PENGELOLAAN
SAMPAN
a)
Yang
dimaksud
dengan
Menteri
adalah
menteri
pengelolaan
dampak
lingkungan
negara
kebijakan
dan
Propinsi
recyccle),
dalam
hal terdapat
pencemaran
lintas
Kota/Kab
TRANSPARANSI
DAN
l.
II.7.
adalah:
1.
Mengotori, membuang sampah ke media lingkungan (daratan dan
perairan)
2.
Membakar sampan di ruang terbuka atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3.
4.
5.
Mencampur sampan yang bisa didaur ulang yang sudah dipilah di
sumbernya.
6.
7.
8.
Import barang yang dikemas dengan bahan yang tidak ramah
lingkungan.
9.
Membuang sampan di luar lokasi pembuangan sampah yang telah
disediakan
10.
TPA.
11.
12.
sanksi
berupa
terhadap
denda
larangan-larangan
dapat dikenai
II.8.
a)
pengelolaan
sampan
yang
darat,
laut
orang/pihak
untuk
dan
lain
membayar
udara)
biaya
(fisik,
dan
mewajibkan
menimbulkan
biologis
kerusakan
dan
merugikan kepentingan
pelaku/penanggung
pemulihan
sosial
sumber
daya
jawabnya
alam
dan
lingkungan (fisik, biologis dan sosial di darat, laut dan udara) serta
mengganti kerugian yang terjadi.
b)
Selain sanksi perdata tersebut kepada pihak yang melakukan
pelanggaran dapat dikenakan
sanksi
administratif
berupa
pencabutan
izin
usaha
dan/atau
II.9.
KETENTUAN PIDANA
1.
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan
pelanggaran terhadap
larangan yang diatur dalam ketentuan 11.7 paragraf 1) harus
dihukum denda tidak kurang dari Rp. 50.000,00 tetapi tidak lebih
dari Rp. 200.000,00 atau diganti dengan melakukan pelayanan
masyarakat tidak kurang dari 1 (satu) hari tetapi tidak lebih dari
15
hari
atau
hukuman keduanya.
2.
Setiap
orang
mendapatkan
yang
dengan
sengaja
melakukan
tindakan
dari
15
bari
tetapi
tidak
lebih
dari
bulan
atau
4.
Setiap
orang
yang
deng an
sengaja
melakukan
tindakan
5.
6.
Rp. 50.000.000,00
atau
Setiap
orang
yang
dengan
sengaja
melakukan
tindakan
Rp.
mendapat hukuman
penjara
tidak kurang
dari 1 tahun
tetapi
II.10.
a)
KETENTUAN PERALXHAN
Pada saat diberlakukan peraturan perundang - undangan ini, maka
peraturan perund ang- undangan yang lain yang mengatur tentang
segala komponen pengelolaan persampahan selambat-lambatnya
tiga tahun
harus menyesuaikan
dengan
asas-asas
pengelolaan
Peraturan
sudah
Pemerintah
hams
untuk melaksanakan
dibuat selambat-lambatnya
undang-undang
tiga
ini
tahun
sejak
Agar
II.11.
KETENTUAN PENUTUP
III.
III.1. KESIMPULAN
Naskah akademis rancangan undang -undang pengelolaan
sampah ini meliputi 2 bagian utama, yaitu:
a. Bagian
Pertama:
merupakan
hasil
konsep
tentang
sebagai
bahan
adalah
latar
belakang
yang
sampah
yang
penyusunan
serta
terjadi
rancangan
Sampah:
a. Kondisi pengelolaan sampah saat ini meperli hatkan kondisi
pertambahan
volume
sampah
tidak
sebanding
dengan
Ancaman
kesehatan
mendatang
dari
dan
keselamatan
ba ngsa
dimasa
Peraturan
perundang - undangan
pengelolaan
dengan
yang
berkaitan
dengan
kebutuhan,
kepentingan
dan
kemampuan
kebutuhan,
kota/kabupaten
kepentingan
lainnya.
Kondisi
ini
dan
kemampuan
juga
mengakibatkan
dan
penyelesaian
konflik
antar daerah
tidak
dalam
peraturan
perundang - undangan
yang
Peraturan
perundangan
pengelolaan
yang
berkaitan
dengan
Berdasarkan
dari
Phillipina
dan Jepang,
maka
lingkup
pengaturan
pengelolaan
struktur
institusi,
hirarki
pengelolaan
pengumpulan
sampah,
sampah,
kebutuhan-
dan hukuman,
gugatan,
peran
industri
dan pelaku
g.
Naskah
akademis
sampah
meliputi Ketentuan
sasaran
rancangan
pengelolaan
undang-undang
umum,
sampah,
Asas,
pengelolaan
tujuan
dan
Sistem pengelolaan
kelembagaan
dalam
pengelolaan
sampah,
III.2.
SARAN
Berdasarkan uraian darn kesimpulan diatas maka:
1.
2.
b.
c.
d.
Pengelolaan Sampah e.
Asas
Pembangunan Berkelanjutan
f.
g.
h.
3. Agar
supaya
-undang
subyek
sasaran
dari
penyusunan
Rencana
undang
obyek
dani
sasaran
tersebut
harus
pengelola
sekolah,
dari
Taman
Kanak-kanak
sampai
Pelaksanaan
ini
disarankan
pengurangan
sampah
dari
sumbernya
sampai
dengan
oleh
semua
dengan
pihak
dan
difasilitasi
melakukan kampanye
pengelolaan
sampan
yang
dan
sesuai
oleh
pexnerintah
program -program
dengan hirarki yang