Anda di halaman 1dari 4

Nama : Windy Lisvi Ulandari

Npm : B1A019299

Matkul : Hukum Acara dan Praktik PTUN

A. Kasus Posisi

Pada 7 Januari 2012 yang ditujukan kepada Penggugat yaitu Aliftatorik,


diminta hadir pada hari Seninn, tanggal 8 Januari 2012, pukul: 09.00 WIB, Tempat
Ruang Kerja Sekda Kabupaten Bengkulu Selatan untuk menerima Keputusan Bupati
tentang penjatuhan hukuman disiplin. 

Saudara Aliftatorik selaku pengguagat merupakan warga negara Indonesia


yang mengajukan gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara atas
dikeluarkannya oleh Tergugat Surat Keputusan Bupati Bengkulu Selatan Nomor:
212/02/BKPP/2012 tertanggal 12 Januari 2012 tentang Menjatuhkan Hukuman
Berupa Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Tidak Atas Kemauan Sendiri sebagai
Pegawai Negri Sipil.

Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang


Nomor5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Tergugat melanggar
peraturan perundangan yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003
tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri
Sipil. Pasal 30 ayat (1) Pelanggaran atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan
dibidang kepegawaian dapat dikenakan tindakan administratif. Pasal 30 huruf (2)
Tindakan administrative sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) berupa : Peringatan
Teguran Pencabutan keputusan atas pengangkatan, pemindahan atau pemberhentian.
Penggugat menerima keputusan tata usaha Negara tanpa melalui prosedur selayakya
menerima surat peringatan, surat teguran tetapi langsung dengan cara melawan
prosedur hukum langsung diberhentikan tanpa memberikan kesempatan kepada
Penggugat untuk membela diri atau memberikan alasan yang dapat diterima.

Berdasarkan dalil-dalil yang telah dikemukakan di atas, Penggugat mohon


kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu untuk:

1. Mengabulkan permintaan penggugat


2. Mencabut Surat Keputusan Nomor; 212/02/BKPP/2011 tentang
Menjatuhkan Hukuman berupa Pemberhentian Dengan Tidak Hormat
Tidak Atas Kemauan Sendiri Sebagai Pegawai Negri Sipil.
1. Dasar Pengajuan Gugatan Terhadap Kepuusan Tata Usaha Negara
a. Penggugat mengajukan gugatan berdasarkan Kompetensi Absolut yang
diatur dalam pasal 25 ayat (1) Undang – undang Nomor 43 tahun 1999
Perubahan Atas Undang-undang nomr 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
b. Pasal 1 angka 9 Undang-undag Nomor 51 Tahun 2009 tentang perubahan
Kedua Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara bersifaat konkrit, individual dan final menimbulkan akibat hukum
merugikan seseorang atau badan hukum perdata dengan uraian sebagai
berikut:
Kongkrit dalam sengketa ini yaitu langsung mengenai status penggugat
sebagai pegawai negeri sipil karena berdasarkan ketentuan hukum yang
berlaku Tergugat mengeluarkan surat keputusan merugikan Penggugat dari
statusnya sebagai pegawai negeri tidak atas kehendak Penggugat sendiri.

B. Analisis Kasus

a. Objek

Yang menjadi obyek dalam Peradilan Tata Usaha Negara adalah Keputusan Tata Usaha
Negara (KTUN). Keputusan Tata Usaha Negara sesuai pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun
1986 jo. UU No. 9 Tahun 2004 adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkret, individual, dan final,
yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Surat Keputusan Bupati Bengkulu Selatan Nomor: 212/02/BKPP/2012


tertanggal 12 Januari 2012 tentang Menjatuhkan Hukuman Berupa Pemberhentian
Dengan Tidak Hormat Tidak Atas Kemauan Sendiri sebagai Pegawai Negri Sipil.

b. Penggugat

Penggugat dalam Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang ditentukan


dalam Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 jo. Undang-undang No.
51 Tahun 2009 adalah Orang atau Badan Hukum Perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara.

Penggugat merupakan seseorang yang meniliki hak dan kewajiban dan


penggugat dianggap memilki kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum
berkaitan dengan faktor kepentingan dalam kaitannya berhak menggugat,
karena sesuai dengan jusrisprudensi peradilan perdata, yaitu:

1. Penggugat mempunyai hubungan dengan penggugat sendiri, artinya untuk


dianggap sebagai orang yang berkepentingan, penggugat itu mempunyai
kepentingan sendiri untuk mengajukan gugatan tersebut. Ia juga memberikan
kuasa kepada ahli kuasanya dengan surat kuasa khusus.

2. Kepentingan penguggat juga bersifat pribadi, artinya penggugat mengajukan


gugatan karena kepentingan penggugat sendiri, yang jelas dapat dibedakan
dengan kepentingan orang lain.

3. Kepentingan pernggugat bersifat langsung, artinya kerugian yang diderita


akibat dikeluarkannya KTUN harus benar-benar dirasakan secara langsung
oleh penggugat.

Dengan itu maka, Aliftatorik dalam putusan ini dapat dikatakan sebagai
penggugat sesuai dengan Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004
karena ia merupakan seseorang yang merasa kepentingannya dirugikan akibat
dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, yaitu Surat Keputusan Bupati
Bengkulu Selatan Nomor: 212/02/BKPP/2021 tertanggal 12 Januari 2012 tentang
Menjatuhkan Hukuman Berupa Pemberhentian Dengan Tidak Hormat Tidak Atas
Kemauan Sendiri sebagai Pegawai Negri Sipil.

c. Tergugat

Yang dapat digugat atau dijadikan tergugat adalah jabatan yang ada pada Badan
Tata Usaha Negara yang mengeluarkan KTUN berdasarkan wewenang dari Badan
TUN itu atau wewenang yang dilimpahkan kepadanya. Hal ini mengandung arti
bahwa bukanlah orangnya secara pribadi yang digugat tetapi jabatan yang melekat
kepada orang tersebut. Badan atau Pejabat TUN sesuai dengan ketentuan pasal 1
angka 2 UU No. 5 Tahun 1986 jo. UU No. 9 Tahun 2004 adalah Badan atau Pejabat
yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundangan-
undangan yang berlaku.

d. Tenggang Waktu

Berdasarkan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jo. Undang-


Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, suatu gugatan yang diajukan kepada Pengadilan Tata
Usaha Negara hanya dapat diajukan dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari
terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat
Tata Usaha Negara.

Anda mungkin juga menyukai