Makalah
Oleh :
MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metode Penelitian ini
yang berjudul “Teknik Penulisan Skripsi/Penelitian di Fakultas Syari’ah dan Hukum
UIN Sumatera Utara”.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan dari seluruh pihak mana pun untuk memberikan kritik dan saran agar makalah
kami kedepannya jauh lebih baik lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada bapak Mhd. Nur Husein Daulay dan
seluruh teman-teman yang berperan dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang......................................................................................................4
b. Rumusan Masalah.................................................................................................4
BAB II Pembahasan
A. Penggunaan Bahasa...............................................................................................5
B. Kutipan..................................................................................................................5
1. Pengertian, Kegunaan dan Penggolongannya.................................................5
2. Kutipan Langsung...........................................................................................6
3. Kutipan Tidak Langsung.................................................................................9
4. Kutipan pada Catatan Kaki.............................................................................9
C. Catatan Kaki..........................................................................................................10
1. Pengertian dan Penggolongan Teknik Notasi Ilmiah......................................10
2. Fungsi Catatan Kaki........................................................................................11
3. Tata Cara Pembuatan Catatan Kaki................................................................12
4. Teknik Penulisan Catatan Kaki.......................................................................13
BAB III Penutup
A. Simpulan................................................................................................................31
Daftar Pustaka...................................................................................................................32
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mahasiswa yang hendak menyelesaikan studinya di strata satu atau program
sarjana diwajibkan melakukan penelitian yang akan dituangkan di dalam sebuah
skripsi. Skripsi tersebut akan diserahkan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar kesarjanaan. Tentu saja, sebelumnya ia telah menempuh sejumlah SKS,
menyelesaikan ujian komprehensif sebagaimana yang telah di muat di dalam buku
pedoman ujian komprehensif.
Untuk strata satu, yang paling ditekankan sesungguhnya adalah kemampuan
meneliti. Ketika mahasiswa sudah mengetahui bagaimana melakukan penelitian,
mengikuti langkah-langkah yang digariskan sampai akhirnya ia mampu menarik
kesimpulan, maka pantaslah ia disebut seorang scholar walau untuk strata satu.
Pengalaman ini akan dibawanya lebih-lebih ketika ia melanjutkan studinya ke jenjang
magister atau doktor.
Sayangnya, kemampuan meneliti ini masih belum memadai. Perlu upaya-
upaya serius untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa agar dapat meneliti. Di
antara upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun makalah “Teknis Penulisan
Skripsi/Penelitian di Fakultas Syari’ah dan Ekonomi UIN Sumatera Utara”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penggunaan Bahasa Pada Penulisan Skripsi/Penelitian di Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN SU?
2. Bagaimana Mencantumkan Kutipan Pada Penulisan Skripsi/Penelitian di Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN SU?
3. Bagaimana Mencantumkan Catatan Kaki Pada Penulisan Skripsi/Penelitian di
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN SU?
4
BAB II
Pembahasan
A. Penggunaan Bahasa
Bahasa dalam penulisan skripsi hendaknya mengacu pada ketentuan-ketentuan
yang berlaku pada Pedoman umum Ejaan Yang Disempurnakan dan Pedoman istilah
yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu dalam
penggunaan kosa kata hendaknya mengacu pada Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Secara umum bahasa dalam skripsi hendaknya lugas, padat, dan jelas. Lugas
berarti langsung merujuk pada persoalan, tidak berbunga-bunga, atau bertele-tele dan
tidak menimbulkan penafsiran ganda. Padat artinya ekonomis dalam menggunakan
bahasa, namun dengan cakupan yang lengkap. Sedangkan jelas artinya tidak kabur,
tidak berbelit-belit dan mudah dipahami oleh pembaca.
Untuk dapat menulis skripsi secara baik, dalam arti yang komunikatif, maka
tulisan tersebut harus ditulis dengan bahasa yang lugas. Artinya bahasa yang
digunakan bisa dipahami dengan mudah oleh si pembaca. Agar tulisan komunikatif
dan lugas tersebut, maka peulis harus memperhatikan aspek bahasanya, baik
menyangkut ejaan maupun pilihan katanya (diksi).1
Bahasa skripsi adalah Bahasa Indonesia. Bahasa asing, seperti Bahasa Arab,
Bahasa Inggris dimungkinkan dapat digunakan dalam penulisan skripsi dengan
ketentuan harus mengikuti aturan penulisan karya tulis ilmiah.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah bahasa yag baik dan
benar, dengan merujuk kepada pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Isi disajikan secara formal dengan bahasa yang tepat, tidak berbelit-
belit dan langsung menuju kepada persoalan.2
B. Kutipan
1
Ismail dan Bambang Triyanto, Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi): Suatu Pedoman, (Jawa Tengah:
Lakeisha, 2020), h. 63.
2
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumatera Utara, Metode Penelitian Hukum Islam dan Pedoman
Penulisan Skripsi, (Medan, 2017), h. 57.
5
langsung (penulis mengutip utuh isi dari sumber pustaka), walaupun penulis jujur
menuliskan sumber pustaka acuannya.3
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang, atau
ucapan seorang tokoh terkenal yang terdapat dalam buku atau referensi lainnya,
atau ayat al-Quran dan Hadis. Kutipan digunakan sebagai dasar atau bahan
rujukan dari uraian pembahasan dalam penulisan skripsi. Dilihat dari bentuknya,
kutipan dapat dibagi kepada: kutipan langsung, kutipan tidak langsung, dan
kutipan pada catatan kaki.
2. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah kutipan yang sama dengan sumber aslinya, baik
bahasa maupun ejaannya, tanpa mengubah sedikitpun isi teks. Cara mengutip pada
kutipan langsung:
b. Kutipan yang terdiri dari lima baris atau lebih, cara pengutipannya:
6
e. Ayat Alquran dan Hadis
Kutipan ayat al-Quran dan Hadis dituliskan dengan huruf Arab,
sebagaimana aslinya. Caranya dipisahkan dari teks dan mengikuti cara
pengutipan sebagaimana poin b. Kecuali jika bahasa dan tulisan yang
digunakan dalam penulisan skripsi berbahasa Arab maka cara penulisannya
sesuai dengan aturan pada poin b dan c.
Khusus mengenai kutipan ayat-ayat al-Quran perlu disebutkan nama
dan nomor surat Salah satu pungsi zakat adalah untuk membersihkan diri
muzakki, sebagaimana dapat difahami dari firman Allah dalam al-Quran
خذ من اموالهم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها وصل عليهم ان صلوتك سكن لهم
)۳.۱ :۹/وهللا سميع عليم (التوبة
صاعا من شعري على العبد واحلر والذكر وألنثى والصغري والكبري من املسلمني وأمرهبا ان تؤدي قبل
1
)خروج الناس إىل الصالة (متفق عليه
f. Prosa
Kutipan yang berbentuk prosa sesuai dengan aturan pada poin a, b dan
c. Bila macam tulisan yang dikutip berbeda, maka aturan pada poin d
diberlakukan.
g. Puisi
Yang dimaksud dengan puisi atau عيرkk شdi sini termasuk “kata-kata
mutiara atau ”حكم. Kutipan yang berbentuk puisi yang terdiri dari satu baris
dimasukkan sebagai bagian dari teks skripsi dan dituliskan di antara tanda
petik rangkap. Puisi yang terdiri dari dua baris atau lebih dipisahkan
penulisannya dari teks skripsi, tanpa tanda petik rangkap sebelum dan
sesudahnya.
Contoh :
7
Fariduddin Attar bangunlah pada malam hari
Dan dia memikirkan tentang dunia ini
Ternyata dunia ini
Adalah sebuah peti
2) Yang bertuliskan Arab :
h. Anotasi
Anotasi adalah keterangan pendek yang disisipkan sesudah kata-kata
ungkapan. Anotasi dituliskan di antara tanda kurang besar sesudah ungkapan
yang diberi anotasi. Apabila anotasi itu sampai mencapai satu baris atau lebih
dituliskan sebagai catatan kaki.
i. Kalimat Elips
Kalimat elips adalah kalimat yang bagiannya ada dibuang baik pada
bagian awal, tengah, akhir atau bagian awal dan akhir. Kutipan dalam bentuk
kalimat elips harus dibatasi dengan tiga titik. Jika kalimat elips mengikuti
kalimat atau diakhir kalimat, maka berarti dibatasi empat titik. Jika kalimat
elips terdiri dari lima baris ke atas tetap berlaku ketentuan pada poin b,
demikian pula kutipan yang terdiri dari empat baris ke bawah tetap berlaku
ketentuan poin c.
1) Kalimat Elips yang dibuang akhirnya :
8
Berdasarkan pandangan al-Gazali tentang syarat-syarat berijtihad di
atas, Abu Zahrah berkesimpulan bahwa, “Dengan demikian [menurut al-
Gazali] pintu ijtihad senantiasa terbuka....”
2) Kalimat Elips yang dibuang bagian awalnya :
Ushul fiqh setelah Syafi’i mulai mengenal lima nilai di mana semua
tindakan hukum harus diberi label. Dalam hal ini Hallaq menyatakan:
“... ketika ahli fikih sampai kepada solusi hukum untuk sebuah kasus
hukum baru, keputusannya harus termasuk dalam salah satu dari lima
kategori; wajib (wajib), sunnah (mandub), dibolehkan (mubah), dilarang
(haram) dan makruh.”
3) Kalimat Elips yang dibuang bagian awal dan akhirnya :
Fungsi penting lainnya dari teori hukum adalah “... justifikasi dan
pengundangan kembali (re-enachment) proses-proses pertimbangan
hukum di belakang aturan yang ada...”.
4) Kalimat Elips yang dibuang bagian tengahnya :
Lebih jauh, untuk memperkuat pandangannya ini, al-Gazali
memberikan argumentasi “maksud dan juat salat, ... salat adalah munajah
kepada Allah, dan bermunajah dalam salat dengan hati lalai bukanlah
munajah”.
j. Interpolasi
Disebabkan kutipan langsung harus ditulis sesuai dengan teks aslinya,
apabila terdapat kesalahan dalam sumber kutipan, kesalahan kata, kesalahan
ejaan, atau sejenisnya dapat dilakukan koreksi dengan menulis: (sic).
Comtoh :
“Pendapat ini setidak-tidaknya mirip dengan pandangan yang
dikemukakan oleh Depag bahwa tegaknya sublimasi (sic) hukum, paling tidak
harus ditopang oleh tiga pilar hukum, yaitu materi hukum, aparatur hukum dan
budaya hukum.”
3. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung atau parafrase adalah kutipan yang hanya mengambil
isi atau pokok-pokok pikiran dari kalimat-kalimat yang ditulis dalam referensi dan
penulisannya dengan kalimat yang disusun oleh penulis. Pada bagian kutipan tak
langsung penulis harus mencantumkan nomor penunjukan yang diletakkan
9
setengah spasi ke atas. Diusahakan parafrase sependek mungkin tidak melebihi
satu alinea.
4. Kutipan pada Catatan Kaki
Kutipan pada catatan kaki ialah keterangan atau uraian yang diletakkan pada
catatan kaki. Percantuman keterangan atau uraian pada catatan kaki ini dapat
dilakukan jika dianggap penting, sedangkan untuk memasukkannya pada uraian
skripsi dianggap mengganggu alur atau runtut pembahasan skripsi.4
C. Catatan Kaki
1. Pengertian dan Penggolongan Teknik Notasi Ilmiah
Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai
penghargaan terhadap karya orang lain. Catatan kaki dipergunakan sebagai
pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam
teks atau sebagai petunjuk sumber; tempat memperluas pembahasan yang
diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini
dapat berupa kutipan pula; referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada
bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan; tempat
menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.5
Pengertian catatan kaki juga bisa digunakan untuk memberikan keterangan
atau catatan dari apa yang ditulis oleh penulis. Keterangan atau catatan kaki itu
digunakan ketika penulis menganggap bahwa jika keterangan atau catatan itu
ditempatkan dalam teks yang ditulis, akan mengganggu kalimat yang disusunnya.
Karena itu, keterangan atau catatan tersebut ditempatkan di bagian bawah teks
pada halaman di mana tulisan penulis yang bersangkutan diberi
keterangan/catatan.6
Teknik notasi ilmiah adala cara pencantuman pernyataan ilmiah dalam suatu
tulisan/karangan ilmiah yang mencakup: identifikasi orang yang membuat
pernyataan ilmiah, identifikasi media komunikasi ilmiah yang memuat pernyataan
4
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumatera Utara, Metode Penelitian Hukum Islam dan Pedoman
Penulisan Skripsi, (Medan, 2017), h. 57-63.
5
Muhammad Jamhari dan Daulat Siregar, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Untuk Siswa SMA,
(Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2019), h. 80.
6
Rianto Adi, Aspek Hukum dalam penelitian, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015), h. 28.
10
ilmiah, identifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah serta tempat
domisili, waktu penerbitan dan halamannya.
Secara umum teknik notasi ilmiah dapat dikelompokkan kepada tiga bentuk,
yaitu: catatan kaki (foot note), keterangan (end note) dan catatan perut (catatan
tengah). Catatan kaki diletakkan pada bagian bawah tulisan ilmiah, keterangan
ditempatkan pada bagian akhir tulisan ilmiah, dan catatan perut diletakkan
lansung di dalam tulisan ilmiah. Sekalipun terdapat perbedaan dalam teknik notasi
ilmiah, namun hakikatnya sama yaitu untuk menyatakan sumber dari suatu
pernyataan ilmiah.
Seorang yang akan menulis karya ilmiah pada dasarnya boleh memilih salah
satu dari ketiga macam teknik notasi ilmiah yang telah disebutkan di atas, namun
pemakaiannya harus secara konsisten. Ketiga macam teknik notasi ilmiah tersebut
tidak tepat dipakai secara bersamaan, karena dapat menimbulkan kebingungan
bagi pembacanya.
11
1) Mengemukakan pendapat atau komentar penulis skripsi tentang hal
tertentu yang telah dikemukakan dalam uraian skripsi. Komentar itu tidak
dikemukakan dalam teks uraian, karena dikhawatirkan komentar itu akan
mengganggu susunan pernyataan dalam uraian. Padahal, komentar itu
sangat perlu dikemukakan.
2) Penjelasan penulis skripsi tentang suatu hal, misalnya tentang pengertian
istilah atau peristiwa tertentu. Penjelasan itu menurut pengertian istilah
atau peristiwa tertentu. Penjelasan itu menurut penulis skripsi dinilai
penting dan dianggap lebih tepat dikemukakan dalam catatan kaki dari
pada dalam teks uraian.
3) Keterangan kata sumber yang dijadikan rujukan kutipan, termasuk di
dalamnya data sumber lainnya yang berhubungan dengan sumber yang
disebutkan lebih dahulu.8
3. Tata Cara Pembuatan Catatan Kaki
a. Halaman yang dikehendaki untuk membuat catatan kaki disediakan ruang
secukupnya di bagian bawah halaman, sehingga batas tepi bagian bawah
halaman dengan baris terakhir catatan kaki tidak kurang dari 3 cm.
b. Antara baris terakhir teks karangan dengan catatan kaki diberi garis sepanjang
15 ketukan.
c. Jarak antara baris terakhir teks karangan dengan garis berjarak 3 spasi,
sedangkan jarak garis dengan catatan kaki berjarak 2 spasi. Jika baris terakhir
teks karangan melebihi jarak 3 spasi dari garis, maka garis tetap diletakkan di
bawah dengan tetap mempedomani jarak antara baris terakhir catatan kaki
dengan batas tepi bagian bawah halaman 3 cm.
e. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang sama dengan teks yang diberi
catatan kaki itu.
f. Catatan kaki pada halaman teks yang tidak penuh tetap diketik pada bagian
bawah halaman itu.
8
Saifuddin, Dkk, Strategi dan Teknik Penulisan Skripsi, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2017), h.
55.
12
g. Catatan kaki dimulai pada ketukan ketujuh dari batas margin kiri dan baris
selanjutnya kembali ke batas margin kiri.
h. Catatan kaki diketik dengan jarak 1 spasi, sedangkan jarak antara catatan kaki
berjarak 2 spasi.
i. Pengetikan nomor penunjukan dengan catatan kaki tidak sejajar dalam satu
baris, nomor penunjukan diketik 1/2 spasi di atas catatan kaki.
j. Antara nomor penunjukan dengan catatan kaki tidak berjarak dan tidak pula
dalam tanda kurung atau diberi tanda titik atau koma.
k. Nama pengarang ditulis sesuai dengan nama yang tercantum dalam sumber
kutipan. Pangkat dan gelar, seperti Prof., Dr., MA., M.Hum., Ir., Drs., SH.,
K.H., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
l. Judul sumber kutipan dicetak miring untuk skripsi dalam tulisan Latin dan
diberi garis bawah untuk skripsi dalam tulisan Arab.
4. Teknik Penulisan Catatan Kaki
a. Catatan Kaki Referensi
1) Sumber kutipan pertama
Prinsip pertama untuk kutipan referensi adalah kutipan untuk pertama
kalinya harus ditulis secara lengkap. Termasuk nama pengarang ditulis
secara lengkap, judul karya yang dikutip, dan seterusnya. Selanjutnya pada
kutipan kedua dan seterusnya dapat dibuat dalam bentuk yang lebih
singkat, sebagaimana dijelaskan pada bagian kedua.
a) Dari Buku
Teknik penulisan referensi buku pada catatan kaki pada
dasarnya memuat beberapa unsur yang secara berurutan terdiri dari:
(1) Nama Pengarang (koma).
(2) Judul buku, dicetak miring (buka kurung).
13
1
Hasbi Ash-Shiddieqy, Syari’at Islam Menjawab Tantangan
Zaman (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 3.
2
Joseph Schacht, An Introduction to Islamic Law (London:
Oxford at the Clarendon Press, 1964), p. 201.
1
: اسباب اختالف الفقهاء ىف االحكام الشرعية (بغداد,مصطفى ابراهيم الزايل
.۱۷ . ص,)۱۹۷ . , وزارة الرتبية: النقد األدبىب والبالغة (الكويت,امساعيل مصطفى الصيفى واخرون3
14
Apabila pengarang menggunakan nama samaran, maka selain
nama samaran ditulis, nama asli juga dituliskan di antara dua kurung
setelah nama samaran apabila diketahui nama aslinya, jika tidak
diketahui ditulis nama samar. di antara dua kurung, dan pseud. yang
berbasa Inggris. Contoh:
Contoh :
Contoh:
15
compiler (s)), dan dalam bahasa Arab ditulis تحقيقuntuk penyunting
dan جمعuntuk pengumpul.
Contoh :
5
Azhari Akmal Tarigan, peny., Ekonomi dan Bank Syari’ah
pada Millenium Ketiga: Belajar dari Pengalaman Sumatera Utara
(Medan: IAIN Press dan FKEBI, 2002), h. 5.
6
Wael B.Hallaq and Donald P. Little, eds., Islamic Stidies
Presented to Charles J. Adams (Leiden: E.J. Brill, 1991), p. 69.
7
حتقيق حممد أبو, املستصفى من علم األصول,أبو حامد حممد ابن حممد الغزاىل
8
مجع عبد الرمحن, اجمللد األول, جمموع فتاوى شيخ اإلسالم أمحد إبن تيمية,إبن تيمية
۲. . ص,)۱۳۹۸, دار العرتية: بن حممد بن قاسم العاصيمى النجدى احلمبلى (بريوت.
16
Salah : Eklektisisme Hukum Nasional Kompetisi Antara Hukum Islam
dan Hukum Umum.
Buku yang terdiri dari beberapa jilid, juz atau volume (vol.)
ditulis setelah judul buku dan (koma). Nomor untuk jilid adalah angka
Arab. Contoh:
ةyy مكتب:اهرةyy و األعلى (القyy د أبyy ق حممyy حتقي,ولyy من علم األصyفىyy املستص,زاىلyy د الغyy د ابن حممyy د حممyy و حامyy أب12
Tempat penerbitan yang terdiri dari satu kota, maka kota urutan
pertama yang ditulis, seperti, “Oxford”, London, and New York”.
Yang ditulis hanya Oxford. Kadang-kadang tempat penerbitan bukan
nama kota, tetapi propinsi, maka yang ditulis adalah nama propinsinya.
Untuk kota-kota asing gunakan nama kota yang sudah di Indonesiakan.
Contoh: Munchen ditulis Munich, Milano ditulis Milan, Wien Menjadi
Wina, tetapi Roma, Praha tetap. Untuk yang berbahasa Inggris
17
gunakan nama Inggrisnya, demikian pula yang berbahasa Arab
gunakan nama Arabnya.
(no place) untuk yang berbahasa Inggris, dan )م (مكانب دون. دuntuk yang
berbahasa Arab.
berbahasa Inggris, dan )ن (بدون ناشر. دuntuk yang berbahasa Arab.
berbahasa Arab, ) ط (طبع ةdiikuti angka Arab. Jika dalam buku rujukan
18
15
M. Dawam Rahardjo, Perspektif Deklarasi Makkah: Menuju
Ekonomi Islam, cet. ke-2 (Bandung: Mizan, 1989), h. 99.
۲۳ . ص,۷. ط,) ه۱٦۳۵ ,ريةyyة املصyyة النهضyy مكتب: اهرةyy (الق۳ زءy ج,المy ضحى اإلس,أمحد أمني17
.۵
b) Dari Alquran
Untuk kutipan ayat atau ayat-ayat al-Quran tidak diperlukan
catatan kaki karena nama dan nomor surat serta nomor ayat telah
dituliskan pada akhir ayat yang dikutip.
19
(Bahasa Inggris) atau ( ىفBahasa Arab), nama penulis (penyunting /
editor), judul buku (dicetang miring dan koma) dan seterusnya seperti
catatan kaki untuk buku. Contoh:
19
Amiur Nuruddin, “Kontribusi Fiqh Mu’amalah dalam
Pengembangan Aktivitas Ekonomi Islam,” dlm. Azhari Akmal
Tarigan, peny., Ekonomi dan Bank Syari’ah Pada Millenium Ketiga:
Belajar dari Pengalaman Sumatera Utara (Medan: IAIN Press dan
FKEBI, 2002), h. 15.
20
A.A.A. Fyzee, “The Reinterpretation of Islam,” in John
Donohue and J. Esposito, eds., Islam in Transition (Oxford: Oxford
University Press, 1982), p. 181.
, اجمللس األعلى: اهرةyزاىل (القyyد الغy ىف أىب حام," ىف اجمللس األعلى,ةyyزاىل الفقيyy "الغ,رةyو زهyyد أبyyحمم21
.۵٤٦ . ص,)۱۹٦۱
Contoh :
22
Nurcholish Madjid, “Agama dan Negara dalam Islam,”
Pengantar untuk Fiqh Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam,
oleh Muhammad Iqbal (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001), h. vii.
23
Busthanul Arifin, Prolog untuk Eklektisisme Hukum Nasional
: Kompetisi Antara Hukum Islam dan Hukum Umum, oleh A. Qadri
Azizy (Yogyakarta: Gama Media, 2002), h. vii.
24
W.H. Auden, Forewod to Markings, by Dag Hammarskjold
(New York: Alfred A. Knopf, 1964), p. ix.
e) Penerbitan berseri
Prinsip pengutipan penerbitan berseri atau monograph sama
dengan buku, hanya perlu dituliskan jenis seri atau monographnya
setelah judul buku. Contoh:
20
25
Ignaz Goldziher, Pengantar Teologi dan Hukum Islam, terj.
Hersri Setiawan, Seri INIS jilid X (Jakarta: INIS, 1991), h. 25.
26
J.R.W. Smail, Bandung in the Early Revolution 1945-1946:
study in the Social History of the Revolution, Modern Indonesian
Project Monograph Series (Ithaca, N.Y: Cornell University Press), p.
15.
f) Artikel dalam Jurnal
Teknik penulisan referensi pada catatan kaki untuk artikel
dalam jurnal pada pokoknya terdiri dari : (1) Nama penulis (koma); (2)
Judul artikel (dicetak miring); (3) Nama jurnal (dicetak miring); (4)
Nomor Volume, jika ada (koma); (5) Nomor keluaran atau issue (buka
kurung); (6) Waktu keluaran (tutup kurung dan titik dua); dan (7)
Nomor halaman (titik). Contoh:
ةyy yيني من السياسyy لمني اإلندونيسyy ف الطالب املسyy yة ىف مواقyy y دراس:ةyy yركت الطالب ولسياسyy y "ح,دانyy yد ولyy yحمم29
21
RIMA = Review of Indoesian and Malaysian Affairs
Dan lain-lain.
Mimbar Hukum
Mei – Juni
Maka ditulis
22
Jurnal Dua Bulanan Mimbar Hukum Aktualisasi Hukum Islam:
Aktualisasi Hukum Islam 12, 52 (Mei – Juni 2001).
23
angka Romawi, waktu keluaran tidak diletakkan di antara tanda kurung
dan nomor halaman ditulis setelah koma dan h. Contoh:
35
Richard Thomas, “Menguak Abad Baru Hijrah di Eropah,”
Panji Masyarakat XII, 314, Pebruari, 1981, h. 19.
Pengutipan berita atau rubrik, maka penulisannya dimulai dari
judul tulisan atau rubrik (koma), nama majalah (dicetak miring) dan
seterusnya sama dengan pengutipan artikel di atas. Contoh:
36
”Pertempuran Dua NU,” Tempo XXIV, 28, 11-17 September
2000, h. 24-25.
j) Dari Surat Kabar
Pengutipan artikel dan berita atau rubrik dari surat kabar pada
prinsipnya tidak berbeda dengan pengutipan dari majalah. Bedanya
untuk surat kabar dituliskan tempat terbitnya yang diletakkan dalam
kurung. Contoh:
Untuk artikel :
37
Tomy Sasangka, “Ketatnya Pasar Politik Menuju Hajatan
2004.” Bisnis Indonesia (Jakarta), 6 Januari 2003, h. B9
Untuk berita :
38
”Pembiayaan Sistem Syari’ah Dinilai Lebih
Menguntungkan,” Bisnis Indonesia (Jakarta), 6 Januari 2003, h. B9.
k) Artikel dari Ensiklopedi ( دائرةyy y y )املعروفatau karya-karya yang sudah
24
Karya yang sudah dipastikan akan terbit tapi dijadikan sebagai
sumber pada waktu karya tersebut belum diterbitkan, maka sebagai
ganti dari waktu penerbitan ditulis akan terbit, atau forthcoming
untuk yang berbahasa Inggris. Contoh:
41
Faisar Ananda dan Sugianto, peny., An Anthology of Islamic
Studies (Medan : IAIN Press, akan terbit).
Untuk jurnal :
42
Sugianto, “Metode Hermeneutika dalam Penelitian Hukum
Islam,” Istilah: Jurnal Hukum, Ekonomi dan Kemasyarakatan, akan
terbit.
m) Artikel dari website (situs) internet
Kutipan artikel yang diakses dari situs internet ditulis dengan
urutan nama penulis (koma), judul artikel (diapit tanda petik dan
koma), situs internet yang diakses (dicetak miring), tanggal akses
(diletakkan dalam kurung dan koma) dan halaman. Perlunya
disebutkan tanggal akses, karena situs senantiasa diperbaharui. Contoh:
43
Muhammad al-Habibi Belkhoja, “Waqf and Development,”
http://www.waqf.com (4 Januari 2003), h. 10.
n) Karya dalam reproduksi film mikro
Sebuah karya kadang tidak diterbitkan dalam bentuk buku atau
tidak hanya dalam bentuk buku tapi juga dalam bentuk film mikro. Jika
pengutipan berasal dari penerbitan film mikro, prinsipnya sama dengan
buku hanya pada penyebutan penerbit adalah penerbit film mikro
tersebut dan nomor publikasinya. Contoh:
44
Paul Tillich, The Interpretation of History (Ann Arbor. Mich.:
University Microfilm, OP 2783, 1950), h. 25.
o) Karangan yang tidak diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan dapat berupa skripsi, tesis,
disertasi, manuskrip, makalah atau kertas kerja dalam pertemuan
ilmiah, laporan sebuah proyek, dan laporan musyawarah.
(1) Skripsi, tesis atau disertasi
Cara pengutipannya adalah disebutkan nama pengarangnya,
judul karangan yang ditulis di antara tanda petik rangkap, kurung
buka, skripsi, tesis atau disertasi dengan spesifikasinya (koma),
25
nama perguruan tinggi yang meluluskannya, tempat, tahun, kurung
tutup, dan halaman. Contoh:
45
Nawir Yeslem Nurbain, “Ibn Qayyim’s Reformulation of the
Fatwa,” (Tesis MA, McGill University, Montreal, 1995), h. 38.
(2) Manuskrip
Untuk manuskrip perlu disebutkan nama koleksi, nomor kode
koleksi, nama kota dan tempat penyimpanannya. Contoh:
46
Hamzah Fansuri, “Syarah al-Asyiqin,” MSS, Cod. Or. 7291
(11), Perpustakaan University Leiden, Leiden.
(3) Makalah atau kerja keras dalam pertemuan ilmiah
Untuk makalah atau kertas kerja perlu disebutkan pertemuan
ilmiah apa, pelaksan (sponsor), tempat dan waktu pelaksanaannya.
47
M. Yasir Nasution, “Konstruksi Fiqh Wakaf Berwawasan
Ekonomi Syari’ah,” makalah disajikan pada Seminar Nasional
Membumikan Ekonomi Syari’ah dan Pemberdayaan Wakaf
Produktif, Panitia pencanangan Ekonomi Syari’ah Sumatera Utara
1432 H / 2002, Medan, 1-2 Mei 2002, h. 4.
(4) Laporan Penelitian atau proyek
Pengutipan laporan penelitian sama dengan pengutipan skripsi
atau tesis, hanya yang diganti adalah skripsi, tesis atau disertasi
dengan laporan penelitian, Contoh:
48
Sugianto, “Hubungan Pola Keberagaman dengan Sikap
Politik Aktivis Mahasiswa Kota Medan,” (Laporan Penelitian,
Puslit IAIN SU, Medan, 2003), h. 30.
(5) Laporan Musyawarah
Pengutipan laporan musyawarah atau rapat harus
mencantumkan nama musyawarah, tempat dan tanggal
dilaksanakan musyawarah. Contoh:
49
”Poetoesan-poetoesan moe’tamar ke 16 NU Cabang
Banyoemas,” Poerwokerto, 26-29 Maret 1946, h. 1.
p) Dokumen
Dokumen yang dimaksud adalah sebagai dokumen yang
dikeluarkan oleh negara, baik oleh Pemerintah, DPR, baik pusat
26
maupun daerah, Mahkamah Agung, dan dokumen-dokumen PBB.
Contoh:
50
Presiden RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Intruksi
Presiden RI, No: 154 Tahun 1991, 10 Juli 1991, h. 67.
51
United Nations, The Charter of Economic Rights and Duties
of States, General Assembly Resolution 321, 29, UN G.O.A.R.
Supplement ( No. 31), 50, UN Document A/9361, 1974, h. 20.
q) Program Televisi dan Radio
Pengutipan program televisi dan radio harus mencantumkan
judul program yang dikutip, nama station televisi atau radio yang
disajikan dalam bentuk singkatan, tanggal penayangannya, jika
terdapat dialog yang signifikan dikutip maka teks dialog tersebut perlu
dicantumkan. Contoh:
52
SCTV, “Derap Hukum,” 14 September 2003
r) Wawancara ( )الشخصيةاملقابلة
27
1
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid
1 (Jakarta: UI Press, 1973), h. 50.
2
Ibid.
3
Ibid., h. 53
Contoh tulisan Arab :
1
الدار العربية: اسباب اختالف الفقهاء ىف االحكام الشرعية (بغداد,مصطفى ابراهيم الزايل
2
نفس املراجع
3
۲۲. ص,نفس املراجع
28
bentuk pendek, yaitu nama penulis (koma) judul referensi (cetak
miring koma) halaman (disingkat titik) nomor halaman (titik).
(1) Bentuk Pendek untuk Nama Penulis
Nama penulis yang terdiri dari dua kata atau lebih, maka cara
penulisan pendeknya adalah nama akhirnya saja. Contoh:
Amiur Nuruddin
Menjadi Nuruddin
Muhammad Anas Zarqa
Menjadi Zarqa
29
۱۷ . ص, أسباب اختالف, الزاىل٦
Contoh :
3
Lihat pembahasannya pada h. 15-20 di atas.
4
Diskusi lebih mendalam terhadap masalah ini lihat h. 50-55 di bawah.
5
For a detailed discussion of this matter see pp. 31-35 below.9
9
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sumatera Utara, Metode Penelitian Hukum Islam dan Pedoman
Penulisan Skripsi, (Medan, 2017), h. 65-91.
30
BAB III
Penutup
A. Simpulan
Bahasa skripsi adalah Bahasa Indonesia. Bahasa asing, seperti Bahasa Arab,
Bahasa Inggris dimungkinkan dapat digunakan dalam penulisan skripsi dengan
ketentuan harus mengikuti aturan penulisan karya tulis ilmiah.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah bahasa yag baik dan
benar, dengan merujuk kepada pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Isi disajikan secara formal dengan bahasa yang tepat, tidak berbelit-
belit dan langsung menuju kepada persoalan.
Secara umum teknik notasi ilmiah dapat dikelompokkan kepada tiga bentuk,
yaitu: catatan kaki (foot note), keterangan (end note) dan catatan perut (catatan
tengah). Catatan kaki diletakkan pada bagian bawah tulisan ilmiah, keterangan
ditempatkan pada bagian akhir tulisan ilmiah, dan catatan perut diletakkan lansung di
dalam tulisan ilmiah. Sekalipun terdapat perbedaan dalam teknik notasi ilmiah, namun
hakikatnya sama yaitu untuk menyatakan sumber dari suatu pernyataan ilmiah.
Seorang yang akan menulis karya ilmiah pada dasarnya boleh memilih salah
satu dari ketiga macam teknik notasi ilmiah yang telah disebutkan di atas, namun
pemakaiannya harus secara konsisten. Ketiga macam teknik notasi ilmiah tersebut
tidak tepat dipakai secara bersamaan, karena dapat menimbulkan kebingungan bagi
pembacanya.
Sekalipun pemakaian secara konsisten ketiga macam teknik notasi ilmiah
dapat dibenarkan, khusus dalam penulisan skripsi Fakultas Syari’ah teknik notasi
yang dipergunakan adalah catatan kaki (foot note).
31
Daftar Pustaka
32