Anda di halaman 1dari 16

ANGGARAN DASAR PERSATUAN ALUMNI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (PERSATUAN ALUMNI GMNI)

PEMBUKAAN Bahwa Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 dicapai melalui perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Kemudian dari pada itu, dengan dijiwai Pancasila disusunlah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertujuan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi seluruh rakyat Indonesia serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Cita-cita luhur kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 harus diperjuangkan secara terus menerus dan menjadi tangung jawab seluruh bangsa Indonesia. Alumni GMNI menyadari tanggung jawab untuk berjuang bersama rakyat dengan memegang teguh MARHAENISME sebagai praksis perjuangan, maka dibentuklah wadah perjuangan dengan nama Persatuan Alumni GMNI.

BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPA T KEDUDUKAN Pasal 1 Nama dan Waktu 1. Organisasi ini bernama Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia. 2. Organisasi ini ditetapkan dan disahkan pada Munas III FKA GMNI yang kemudian menjadi Kongres I Persatuan Alumni GMNI tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta.

Pasal 2 Tempat Kedudukan 1. Organisasi ini didirikan di seluruh wilayah kekuasaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dibenarkan membuka perwakilan di negara- negara sahabat di mana anggota Persatuan Alumni GMNI ada di negara itu. 2. Pelaksana Organisasi tingkat pusat berkedudukan di Ibukota Negara.

BAB II AZAS, MOTTO PERJUANGAN, SIFAT DAN TUJUAN Pasal 3 Dasar Azas dan Motto Perjuangan 1. Persatuan Alumni GMNI berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945, yang berazaskan 2. MARHAENISME ajaran Bung Karno. 3. Motto perjuangan Persatuan Alumni GMNI adalah Pejuang Pemikir- Pemikir Pejuang.

Pasal 4 Sifat Organisasi Persatuan Alumni GMNI bersifat intelektual, kekeluargaan, independen dan terbuka sertamenyelenggarakan komunikasi berkelanjutan antara segenap Alumni GMNI dengan menghormati status, kedudukan, fungsi, aspirasi politik dan organisasi yang diikuti masing-masing anggotanya.

Pasal 5 Tujuan Organisasi Persatuan Alumni GMNI didirikan dengan tujuan. sebagai berikut: : 1. Mempertahankan Pancasila dan UUD 1945 sebagai Ideologi dan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Mempertahankan tetap tegaknya kedaulatan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Memelihara dan mengembangkanjiwa, semangat dan wawasan kebangsaan. 4. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan, keadilan, kehidupan demokrasi dan upayCl mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945. 5. Memajukan nilai dan norma-norma yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. berbangsa dan bernegara. 6. Memperkuat posisi rakyat dengan kegiatan nyata dan terorganisir. 7. Membangun aliansi strategis dari semua kekuatan bangsa yang mempunyal komitmen kuat terhadap kebangsaan dan kerakyatan.

BAB III ATRIBUT Pasal 6 1. Persatuan Alumni GMNI memiliki atribut yang terdiri atas lambang, hymne, mars dan bendera organisasi baik dalam bentuk panji maupun pataka. 2. Ketentuan mengenai atribut akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB IV KEANGGOTAAN Pasal 7 Keanggotaan 1. Anggota Persatuan Alumni GMNI adalah warga negara Indonesia yang pernah menjadi Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan tidak pernah menjadi anggota organisasi kemahasiswaan yang bersifat politik lainnya, baik yang telah atau tanpa menyelesaikan studinya di suatu perguruan tinggi dan menyetujui asas, sifat dan tujuan organisasi seperti tercantum dalam BAB II. 2. Ketentuan-ketentuan mengenai keanggotaan, hak dan kewajibannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB V KODE ETIK ANGGOT A Pasal 8 Kode Etik Setiap anggota Persatuan Alumni GMNI dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukannya wajib mengaktualisasikan Kode Etik yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VI SUSUNAN ORGANISASI Pasal 9 Susunan Organisasi 1. Organisasi di tingkat nasional dipimpin oleh Presidium. 2. Untuk melakukan tugas-tugas pengawasan dan pertimbangan dibentuk Dewan Pertimbangan. 3. Organisasi di tingkat wilayah dipimpin oleh Pimpinan Daerah. 4. Organisasi di tingkat cabang dipimpin oleh Pimpinan Cabang

Pasal 10 Presidium 1. Presidium dibentuk, ditetapkan den disahkan oleh Kongres. 2. Tugas dan wewenang Presidium diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal11 Dewan Pertimbangan 1. 2. 3. 4. 5. Dewan Pertimbangan dibentuk menurut hirarki organisasi. Dewan Pertimbangan Nasional diangkat oleh Presidium. Dewan Pertimbangan Daerah diangkat oleh Pimpinan Daerah, Dewan Pertimbangan Cabang diangkat oleh Pimpinan Cabang. Dewan Pertimbangan dipilih dari para Senior Alumni GMNI yang tidak pernah absen dalam perjuangan, pergerakan dan kegiatan Persatuan Alumni GMNI dan telah diakui sebagai tokoh masyarakat atau tokoh yang berhasil dalam pekerjaan yang ditekuninya atau pakar yang telah memiliki otoritas dibidang ilmunya. 6. Tugas dan wewenang Dewan Pertimbangan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12 Pimpinan Daerah 1. Pimpinan Daerah adalah perangkat organisasi di tingkat wi/ayah dan mewakili pimpinan pusat dalam mengkoordinir kegiatan di wilayahnya. 2. Pimpinan Daerah dapat dibentuk meliputi satu wilayah propinsi atau lebih. 3. Pimpinan Daerah dibentuk dan dipilih oleh Musyawarah Daerah dan disahkan oleh Presidium. 4. Pimpinan Daerah yang bersifat sementara (care taker) dibentuk dan disahkan oleh Presidium untuk jangka waktu terbatas. 5. Tugas dan wewenang Pimpinan Daerah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 13 Pimpinan Cabang 1. Pimpinan Cabang adalah perangkat organisasi di Kabupaten/Kota dan merupakan lini terdepan dalam melaksanakan komunikasi diantara anggota' Persatuan Alumni GMNI. 2. Pimpinan Cabang dapat dibentuk dalam satu atau lebih KabupatenJKota dengan syarat jumlah anggota minimum 20 orang. 3. Pimpinan Cabang dibentuk dan dipilih oleh Musyawarah Cabang dan disahkan oleh Presidium. 4. Pimpinan Cabang Sementara (care taker) dibentuk dan disahkan oleh Presidium untuk jangka waktu terbatas. 5. Tugas dan wewenang Pimpinan Cabang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga

BAB VII PERMUSYAWARATAN Pasal 14 Permusyawaratan organisasi terdiri dari : 1. Kongres 2. Kongres Luar Biasa 3. Musyawarah Kerja Nasional 4. Musyawarah Daerah 5. Musyawarah Cabang

Pasal 15 Kongres 1. Kongres adalah kekuasaan tertinggi organisasi dan merupakan permusyawaratan tertinggi bagi seluruh anggota. 2. Kongres diadakan sekali dalam 4 (empat) tahun. 3. Kongres berhak mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 4. Kongres membahas laporan kerja dan pertanggungjawaban selama masa 5. bakti Presidium. 6. Kongres menetapkan Program Umum Organisasi. 7. Kongres memilih dan mengangkat Presidium. 8. Kongres menetapkan keputusan lain yang dianggap perlu dan penting 9. Ketentuan lain yang berkaitan dengan Kongres diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 16 Kongres Luar Biasa 1. Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan jika dipandang perlu. 2. Syarat-syarat mengcnai penyelenggaraan Kongres Luar Biasa diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 17 Musyawarah Kerja Nasional 1. Musyawarah Kerja Nasional disingkat Mukernas adalah permusyawaratan tertinggi organisasi setelah Kongres. 2. Mukernas diselenggarakan minimal sekali di antara dua kongres. 3. Mukernas membahas dan menetapkan usulan program atau mengevaluasi program yang ditetapkan dalam Kongres. 4. Mukernas membahas dan menetapkan hal-hal yang amat penting dan strategfs pada skala nasional. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Mukemas diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 18 Musyawarah Daerah 1. Musyawarah Daerah disingkat Musda adalah permusyawaratan tertinggi organisasi pada tingkat wilayah dan diselenggarakan sekali dalam empat tahun. 2. Musda mempunyai wewenang menilai laporan pertanggungjawaban Pimpinan Daerah, menyusun Program Kerja Daerah dan memilit! Pimpinan Daerah, serta menetapkan keputusan lain di tingkat wilayah kerjanya. 3. Ketentuan'iain mengenai Musda diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 19 Musyawarah Cabang 1. Musyawarah Cabang disingkat Muscab adalah permusyawaratan tertinggi organiasasi di tingkat cabang dan diselenggarakan sekali dalam empat tahun. 2. Muscab mempunyai wewenang untuk menilai laporan pertanggungjawaban Pimpinan Cabang, menyusun Program Ke~a Cabang dan memilih Pimpinan Cabang. 3. Ketentuan lain mengenai Muscab diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 20 Hak Suara 1. Hak suara dalam setiap pengambilan keputusan hanya dapat diberikan kepada peserta 2. Setiap keputusan dalam semua hirarki organisasi Persatuan Alumni GMNI dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat, jika tidak dapat dilakukan, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB VIII KEUANGAN Pasal 21 Keuangan Keuangan Persatuan Alumni GMNI diperoleh dari usaha-usaha Sbagai berikut: 1. Uang pangkal dan iuran anggota. 2. Usaha-usaha yang sah dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Persatuan Alumni GMNI. 3. Sumbangan lain yang tidak mengikat.

4. Besarnya uang pangkal dan uang iuran diatur dalam Ketetapan tersendiri oleh Presidium.

BAB IX PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 22 Pembubaran 1. Pembubaran organisasi Persatuan Alumni GMNI hanya dapat dilakukan oleh Kongres yang khusus diselenggarakan untuk itu. 2. Pembubaran organisasi Persatuan Alumni GMNI terse but hanya dapat dilakukan apabila diusulkan dan disetujui oleh sekurang kurangnya tiga perempat (3/4) jumlah dari cabang definitif.

BABX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 23 1. Segala sesuatu yang dalam Anggaran. Dasar ini menimbulkan berbagai penafsiran, diputuskan oleh Presidium dan akan dipertanggungjawabkan dalam Kongres berikutnya. 2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Keputusan organisasl lainnya.

BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 1. Anggaran Dasar ini disertai Anggaran Rumah Tangga dan lampiran penjelasannya yang merupakan bagian tak terpisahkan. 2. Anggaran Dasar ini ditetapkan pada Kongres I Persatuan Alumni GMNI pada tanggal 24-26 Maret 2006 di Jakarta dan berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan Pada Tanggal

: di Jakarta : 25 Maret 2006

PIMPINAN SIDANG KOMISI ORGANISASI

Sofyan Suwardi Sekretaris

Achmad Baskara

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN ALUMNI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (PERSATUAN ALUMNI GMNI)

BAB I PENGERTIAN ALUMNI GMNI DAN RUANG L1NGKUP KEGlATAN PERSATUAN ALUMNl GMNl Pasal1 Pengertian Alumni GMNI ALUMNI GMNI adalah warga negara Indonesia yang pemah menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan tidak pemah menjadi anggota organisasi kemahasiswaan yang bersifal polilik lainnya, baik yang telah atau tanpa menyelesaikan studinya di suatu perguruan tinggi dan menyetujui asas, sifat dan tujuan organisasi seperti tercantum dalam bab II Anggaran Dasar Persatuan Alumni GMNI Pasal 2 Ruang Lingkup Kegiatan Ruang Lingkup Kegiatan Persatuan Alumni GMNI untuk menc.apai tujuan organisasi meliputi 1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan politik bagi masyarakat lentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara berdasClrkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Meningkatkan Ketahanan Nasional di segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan nation and character building untuk berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan. 3. Melaksanakan kegiatan diskusi secara bebas mengenai segala hal yang berkaitan dengan ideorogi. politik, ekonomi, so sial dan budaya sert8 pertahanan dan keamanan yang berkaitan dengankepentingan bang sa. 4. Menyelenggarakan dan mernberikan dukungan terhadap. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan formal dan informal. 5. Membebaskan rakyat dan kemiskinan struktural dan menumbuhkan jiv/a merdeka. 6. Membangun aliansi strategis secara nasional dan intemasional demi memper1<uat kepentingan bangsa. 7. Membina dan mengembangkan sikap kepeloporan generasi muda bangsa. 8. Berperan aktif memperkuat eksistensi dan fungsi GMNI Sbagai wadati pendidikan kader bangsa. 9. Menghantarkan kader-kader terbaik alumni GMNI menjadi pemimpin bangsa di semua Iini kehidupan berbangsa dan bernegara. 10. Melakukan advokasi kepada alumni GMNI dan rakyat pada umumnya.

BAB II ATRIBUT Pasal 3 Lambang, Hymne, Mars dan Bendera 1. Persatuan Alumni GMNI memiliki lambang berupa warna dasar merah dan putih dengan Garis segi enam berwarna hitam di dalam perisai segi enam dengan wama merah di kedua sisinya dan putih di tengahnya. terdapat gambar bintang berwama merah dan terdapat gambar Kepala Banteng dalam lingkaran dengan tulisan GMNI.Di bawah lambang tersebut tertulis kata ALUMNI. 2. Persatuan Alumni GMNI memiliki hymne dan mars yang ditetapkan dalarn Kongres. 3. Persatuan Alumni GMNI memiliki Bendera yang berbentuk segi empat panjang berwama putih dengan kata Alumni di bawahnya. 4. Ketentuan mengen8i pemakaian atribut ditetapkan dengan Keputusan Presidium.

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Tata Cara Untuk Menjadi Anggota Alumni GMNI yang ingin menjadi anggota harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pimpinan Cabang dimana dirinya akan menjadi anggota. Prosedur dan mekanisme pendaftaran menjadi anggota Persatuan Alumni GMNI akan diatur dalam Ketetapan Presidium.

Pasa! 5 Kewajiban Anggota 1. Menaati dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta peraturan lainnya. 2. Menjaga persatuan dan kesatuan organisasi Persatuan Alumni GMNI. 3. Selia kepada organisasi serta membela kehormatan Persatuan Alumni GMNI. 4. Ikut aktif dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh Persatuan Alumni GMNI. 5. Membayar uang pangkal dan iuran anggota.

Pasal 6 Hakhak Anggota 1. Anggota memiliki hak suara dan hak bicara dalam berbagai musyawaran dan rapat anggota dalam berbagai tingkatan kepengurusan. 2. Anggota memiliki hak untuk mendapatkan pembelaan dari organisasi Persatuan Alumni GMNI apabila didalam menjalankan fungsi dan tanggungjawab profesi dan pekerjaannya mendapat pengakuan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku dan bertentangan dengan rasa keadilan. 3. Anggota memiliki hak membela diri dalam Kongres apabila yang bersangkutan dikenai sanksi organisasi berupa pemecatan sementara.

Pasal 7 Berakhirnya Keanggotaan 1. Keanggotaan seseorang anggota Persatuan Alumni GMNI dapat berakhir karena: a. Meninggal dunia. b. Atas permintaan sendiri. c. Diberhentikan melalui keputusan yang sah. 2. Anggota yang dicabut keanggotaannya berhak mengajukan pembelaan diri dalam Kongres. 3. Tata-cara pencabutan keanggotaan diatur dalam Ketetapan tersendiri.

BAB IV KODE ETIK ANGGOT A Pasal 8 Kode Etik 1. Menjadikan Pancasila sebagai sumber etik dan perilaku. 2. Paluh pada hukum dan perundangan-undangan yang benaku. 3. Memiliki kepedulian dan tanggung jawab untuk melaksanakan amana! penderitaan rakyat. 4. Mampu menunjukkan kepeloporan dan keleladanan. 5. Memiliki disiplin den etos k8~a yang tinggi.

BABV KEPENGURUSAN Pasal 9 Presidium 1. Presidium Persatuan Alumni GMNI merupakan pemegang kekuasaan eksekutif tertinggi organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi serta Keputusan Kongres lainnya. 2. Anggota Presidium dipilih dan ditetapkan dalam Kongres untuk masa jabalan 4 (empal) tahun. 3. Dalam rangka mencapai tujuan organisasi, disusun struktur dan komposisi kepengurusan Presidium Persatuan Alumni GMNI. 4. Jumlah keanggotaan Presidium terdiri dari: a. 7 (tujuh) orang Ketua Presidium yang masing-masing menangani bidang: Ideologi dan Politik, Organisasi dan Keanggotaan, Hukum dan Hak Asasi Manusia, Pengkajian dan Pengembangan, Pendidikan dan Budaya, Ekonomi, Koperasi dan Wirausaha, dan Kerjasama Luar Negeri .. b. 1 (satu) orang Sekretaris Jenderal (Sekjen) dan 3 (tiga) orang Wakil Sekjen. c. 1 (satu) orang Bendahara dan 3 (tiga) orang Wakil Bendahara. 5. Presidium dilengkapi dengan alat kelengkapan organisasi yang menyangkut . pembidangan dan disebut dengan kompartemen sebagai berikut: a. 4 (lima) orang pada Kompartemen Ideologi dan Politik. b. 6 (enam) orang pada Kompartemen Organisasi dan Keanggotaan. c. 4 (empat) orang pada Kompartemen Hukum dan HAM terdiri dari

d. 4 (empat) orang pada Kompartemen Pengkajian dan Pengembangan. e. 4 (empat) orang pada Kompartemen Pendidikan dan Budaya f. 4 (empat) orang pad a Kompartemen Ekonomi, Koperasi dan V\lirausaha. g. 4 (empat) orang pad a Kompartemen Kerjas;1ma Luar Negen 6. Anggota Presidium harus berdomisili di Jakarta selambat-lambatnya 100 hari kerja setelah penetapan yang bersangkulan sebagai anggota Presidium. 7. Dalam melaksanakan kegiatan arganis.asi, diantara anggota Presidium dilakukan pembagian kerja secara fungsional melalui Tala Kerja Presidium, 8. Ketentuan lain yang belum tertampung dalam Anggaran Rumah Tangga ini dHetapkan dalam Keputusan Presidium.

Pasal 10 Tugas dan Wewenang Presidium 1. Presidium memimpin seluruh kegiatan organisasi secara nasional. 2. Presidium berkewajiban menjalankan semua keputus.an Kongres daii mempertanggungjawabkan seluruh kebijaksanaannya kepada Kongres berikutnya. 3. Keputusan Presidium diupayakan dengan musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak memungkinkan dilakukan dengan pemungutan suara terbanyak. 4. Presidium bertugas dan bertanggung jawab atas eksistensi dan kinerja organisasi secara internal dan eksternal, dan merupakan pelaks.ana Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusanKongres lainnya. 5. Presidium memberikan penje18san yang berupa penafsiran temadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumat1 Tangga. 6. Presidium menyelenggarakan Kongres dan Musyawarah Ke~a Nasional sesuai dengan waktu yang ditetapkan, menyelenggarakan kegiatankegiatan organisasi secara nasional; dan untuk itu Presidium berwenang membuat peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan organisasi. 7. Presidium menegakkan disiplin organisasi dan bila dipandang perlu dapat mengupayakan penyelesaian sengketa pada tingkat organis.asi di bawahnya, 8. Presidium dapat mengambil keputusan politik pada saat diperlukan yang kemudian harus dipertanggungjawabkan kepada Kongres. 9. Sekretaris Jenderal dibantu oleh 3 (tiga) orang Wakil Sekretaris Jenderal disebut Sekretariat Jenderal bertugas membantu ketua-ketuaPresidium baik secara internal dan ekstemal, dan bertanggung Jawab dalam mengelola sistem administrasi, kelembagaan organisasi dan sistem informasi serta komunikasi organisasi. 10. Bendahara dibantu oleh 3 (tiga) orang Wakil Bendahara disebut Kebendaharaan bertugas membantu ketua-ketua Presidium baik secara intemal dan ekstemal, dan bertanggung jawab dalam mengelola sistem keuangan dan perbendaharaan organisasi. 11. Uraian tugas, tata kerja dan sistem serta prosedur organisasi dalam Presidium diatur dalam bentuk keputusan Presidium.

Pasal 11 Sekretariat Jenderal 1. Sekretariat Jenderal merupakan pelaksana harian dan penanggung jawab kesekretariatan organisasi di tingkat nasional yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal dan 3 (tiga) orang Wakil Sekretaris Jenderal

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Sekretariat Jenderal diatur dalam Peraturan Organisasi Presidium Persatuan Alumni GMNI.

Pasal 12 Kebendaharaan 1. Kebendaharaan rnerupakan pelaksana harian dan penanggung jawab pengelolaan sistim keuangan dan perbendaharaan organisasi di tingkat nasional yang dipimpin oleh seorang Bendahara Umum dan 3 (tiga) orang Wakil Bendahara. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Kebendaharaan diatur dalam Peraturan Organisasi Presidium Persatuan Alumni GMNI.

Pasal 13 Dewan Pertimbangan 1. Dewan Pertimbangan berfungsi sebagai badan konsultatif yang memberikan pertimbangan dan saran kepada pengurus sesuai dengan hirarki organisasi, baik diminta maupun atas inisiatif sendiri. 2. Jumlah anggota Dewan Pertimbangan di tingkat nasional sebanyakbanyaknya 45 orang yang ditentukan oleh Presidium sesuai dengan amanat Kongres. 3. Masa jabatan Dewan Pertimbnngan sama dengan masa jabatan penguru$ pada semua hirarki organisasi dan lak dapat diganti sebe/um masa jabatan berakhir , meninggal dunia, mengundurkan diri atau terkena hukuman oleh Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, 4. Pengisian kekosongan anggota Dewan Pertimbangan dilentukan oleh pengurus bersama anggota Dewan Pertimbangan lainnya. 5. Dewan Pertimbangan di tingkat nasional dapat membentuk Pelaksana Sementara Presidium, yang tugasnya menyelenggarakan Kongres apabila Presidium telah habis masa jabatannya dan selama 100 hari sejak habis masa jabatannya tersebut tidak segera menyelenggarakan Kongres,

Pasal 14 Pimpinan Daerah 1. Memimpin organisasi di tingkat wilayah. 2. Pimpinan Daerah terdiri dari seorang Ketua dan beberapa Wakil Ketua Bidang, seorang Sekretaris dan beberapa Wakil Sekretaris, serta seorang Bendahara dan beberapa Wakil Bendahara. 3. Berkewajiban menjalankan keputusan-keputusan Kongres. Musyawarah Daerah serta mempertanggungjawabkannya pada Musyawarah Daerah berikutnya. 4. Pembidcmgan yang dibentuk pada Pimpinan Daerah dan lingkup tugsstugas bidang tersebut diatur dalam Keputusan Musyawarah Daerah 5. Masa jabatan Pimpinan Daerah adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipil!', maksimal untuk 2 (dua) kali masa jabatan. 6. Mekanisme dan prosedur pembentukan Pimpinan Daerah ditetapkan melalui Keputusan Presidium.

Pasal 15 Tugas dan Wewenang Pimpinan baerah 1. Melaksanakan keputusan-keputusan Kongres dan Musyawarah Oaerah. 2. Mengkoordinasikan kegiatan Pimpinan Cabang di wilayah koordinasinya 3. Mempersiapkan terbentuknya Pimpinan Cabang di wilayahnya

Pasal 16 Pimpinan Cabang 1. Memimpin organisasi di tingkat kabupaten/kota. 2. Jumlah dan susunan pengurus Pimpinan Cabang terdiri sekurangkurangnya 5 (lima) orang. 3. Pimpinan Cabang terdiri dari seorang Ketua dan Wakil Ketua, seorang Sekretaris dan Wakil Sekretaris, serta seorang Bendahara dan Wakil Bendahara bila diper1ukan . 4. Berkewajiban menjalankan keputusan-keputusan Kongres, Musyawarah Daerah dan Musyawarah Cabang serta mempertanggungjawabkannya pada Musyawarah Cabang berikutnya. 5. Pembidangan yang dibentuk pada Pimpinan Cabang dan lingkup tugastugas bidang tersebut diatur dalam Ketetapan Musyawara~) Cabang 6. Bertanggungjawab atas terl<ulTlpulnya iuran anggota dJn penggun33n;iya 7. Masa jabatan Pimpinan Cabang adalah 4 (empat) tahun dan dapa! dipilih maksimal untuk 2 (dua) kali masa jabatan.

BAB VI PERMUSYAWARATAN Pasal17 Kongres 1. Kongres diselenggarakan oleh Presidium dan dibantu oleh kepanitiaan Kongres, 2. Materi acara dan Tala Tertib Kongres disiapkan oleh Presidium untuk selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh sidang-sidang Kongres. 3. Kongres sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua perliga) dari jumlah Pimpinan Cabang definitif. 4. Kongres membuat keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. dan apabila tidak tercapai, maka dilakukan. dengan cara pemungutan suara.

Pasal 18 Peserta dan Peninjau Kongres 1. Peserta Kongres adalah anggota Presidium dan alaI kelengkapannya Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang yang mendapat mandat dari organisasi. 2. Peninjau Kongres adalah Dewan Pertimbangall dan undangan yang diberi mandat khusus untuk itu. 3. Jumlah peninjau dan mekanisme penetapannya diatur oleh Keputusan Presidium. 4. Setiap peserta KOligres memiliki hak bicara dan haj(. suara. sedangkan peninjau hanya memiliki hak bicara.

Pasal 19 Musyawarah Kerja Nasional 1. Mukernas diselenggarakan minimal sekali diantara dua kongres oleh Presidium yang dibantu oleh kepanitiaan Mukemas. 2. Mukernas merupakan rapat organisasi antara Presidium Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang untuk mengevaluasi pelaksanaan program organisasi. 3. Mukernas dapat mengundang Dewan Pertimbangan sebagai peninjau. 4. Rancangan Materi Acara dan Tata Tertib Mukernas disiapkan oleh Presidium dan disahkan dalam Mukernas. 5. Sidang-sidang dalam Mukernas dipimpin oleh Presidium.

Pasal 20 Musyawarah Daerah 1. Musda diselenggarakan sekali dalam empat tahun oleh Pimpinan Daerah. 2. Musda dihadiri oleh Presidium, Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang yang disahkan dengan Surat Manda\. 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Musda disiapkan oletl Pimpinan Daerah dan disahkan dalam Musda. 4. Musda sah jika dihadiri oleh 2/3 dari jumlah Pimpinan Cabang definitif yang ada pad a wilayah tersebut. 5. Pengambilan keputusan dalam Musda diambil dengan mengutamakan musyawarah mufakat dan apabila tidak tercapai, keputusan diambil melalui pemungutan suara.

Pasal 21 Musyawarah Cabang 1. Muscab diselenggarakan 0let1 Pimpinan Cabang. 2. Muscab dihadiri oleh Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang dan anggota. 3. Rancangan Materi, Acara dan Tata Tertib Muscab disiapkan oieh Pimpinan Cabang dan disahkan dalam Muscab. 4. Muscab sah jika dihadiri oletl 2/3 dari jumlah Anggota Cabang yang ada pada wilayah tersebut. 5. Pengambilan keputusan dalam Muscab diambil dengan n1engutamar,an musyawarah mufakat dan apabila tidak tercapai, keputusan diambii melalui pemungutan suara. 6. Pimpinan Daerah hadir dalam Muscab sebagai Peninjau.

BAB VII PERATURAN ORGANISASI Pasal 22 Peraturan Organisasi 1. Ketentuan-ketentuan yang belum diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dltetapkan dalam Keputusan Presidium.

2. Dalam rangka melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Presidium menetapkan peraturan-peraturan organisasi yang dituangkan dalam Keputusan Presidium.

BAB VIII DISIPLIN ORGANISASI Pasal 23 Dislplin Organisasi 1. Dilarang melakukan kegiatan yang mencemarkan kehormatan dall llama baik organisasi. 2. Dilarang melakukan tindakan yang dapat menimbulkan pertelltangan dan perpecahan dalam tubuh organisasi sena tindakan iainnya yang menyimpang dari kebijakan organisasi. 3. Dilarang menyebarluaskan paham, isu, serta fitnah yang dapat menimbulkan permusuhan diantara anggota dan masyarakat pada umumnya. 4. Larangan sebagaimana pad a ayat (1), (2), (3) tersebut di atas benaku bagi seluruh anggota tanpa membeda-bedakan jenjang jabalan dalam organisasi.

Pasal 24 Penilaian Pelanggaran Disiplin 1. Penilaian pelanggaran disiplin oleh anggota dilakukan langsung oleh Pimpinan Cabang bersangkutan dan secara tidak langsung oletl pengurus Pirnpinan Daerah. 2. Penilaian pelanggaran disiplin oleh pengurus dan atau anggota Cabang dan Pimpinan Daerah dilakukan langsung oleh Presidium 3. Penilaian pclanggaran disiplin oleh anggota Presidium dilakukan langsung oleh Rapat Presidium dengan meminta saran dari Dewan Penimbangan.

Pasal 25 Sanksi Pelanggaran Displin 1. Sangksi pelanggaran disiplin dilakukan sesuai dengi'ln hirarki organisasi 2. Jenls sanksi pelanggaran disiplin dan mekanisme pelaksanaannya diatur dalam peraluran dan keputusan organisasi. 3. Apabila dipandang perlu , Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang dapat mengusulkan kepada Presidium untuk melakukan pemecatan sementara terhadap anggota yang melakukan pelanggaran disiplin. 4. Anggola yang mengalami pemecatan sementara berhak melakukan pembelaan diri dalam Kongres. 5. Pemecatan diputuskan dalam Kongres setelah pelanggar disiplin tidak mampu membela diri. 6. Apabila anggota yang mengalami pemecatan sementara tidak terbukti bersalah, maka Kongres berkewajiban melakukan rehabilitasi dan memulihkan hak-hak yang bersangkutan sebagai anggota.

BAB IX SENGKETA Pasal 26 Sengketa dan Penyelesaian Sengketa 1. Yang dimaksud dengan sengketa dalam hal ini adaiah perselisihan di antara anggota yang membahayakan keutuhan organisasi. 2. Pedoman penyelesaian sengketa adalah Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi lainnya.

Pasal 27 Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa 1. Penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan hirarki organisasi. 2. Apabila dipandang per1u dapat dibentuk Tim Khusus yang disetujui oleh pihakpihak yang bersengketa. 3. Apabila sengketa tidak dapat diselesaikan. dan sengketa tersebut dinilai membahayakan keutuhan organisasi, maka pengurus organisasi pada hirarki di atasnya berhak mengambil kebijaksanaan organisasi.

BAB X KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 28 Kekayaan Organisasi 1. Yang dimaksud dengan kekayaan organlsasi adalah seluruh harta benda yang dimiliki oleh organisasi. 2. Organisasi berkewajiban memelihara harta benda dan diinventarisasikan secara baik.

BAB XI KEUANGAN Pasal 29 Keuangan Keuangan organisasi diperoleh dari uang pangkal, iuran wajib ang90la. sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Ruman Tangga.

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Ketentuan Peralihan Segala sesuatu yang menimbulkan perbedaan penafsiran dalamAnggaran Rumah Tangga, diputuskan oleh Presidium dan dipertanggungjawabkan dalam Kongres. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, akan diatur dalam peraturan dan keputusan organisasi.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Ketentuan Penutup 1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari An~garan Dasar. 2. Anggaran Rumah Tangga Ini disempurnakan dan ditetapkan pada Kongres Pertama Persatuan Alumni GMNI pada tanggal 24-26 Maret 2006 di Jakarta dan ber1aku sejak ditetapkan.

Di tetapkan Pada tanggal

: Di Jakarta : 25 Maret 2006

PIMPINAN SIDANG KOMISI ORGANISASI

Palar Batubara Ketua

Sofian Suwardi Sekretaris

Achmad Baskara Sekretaris Jenderal

Anda mungkin juga menyukai