Penangungjawab :
Penyunting :
Diterbitkan
oleh ..................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................
....................
PENGURUS PUSAT
KERUKUNAN KELUARGA MALUKU
PP KKM
ANGGARAN DASAR
KERUKUNAN KELUARGA MALUKU (KKM)
Bismillahirrahmanirrahim
Salom Salam sejahtera untuk kita semua
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama KERUKUNAN KELUARGA MALUKU
disingkat KKM KERUKUNAN KELUARGA MALUKU
Pasal 2
KERUKUNAN KELUARGA MALUKU (KKM) didirikan pada
tanggal ..................... 1945 di Makassar
Pasal 3
Pasal 4
KERUKUNAN KELUARGA MALUKU (KKM berasaskan
PELAGANDONG
Pasal 5
KERUKUNAN KELUARGA MALUKU (KKM) bertujuan
terwujudnya Basodara Maluku di Sulawesi Selatan
Pasal 6
KERUKUNAN KELUARGA MALUKU (KKM bersifat independen
5
BAB III
USAHA
Pasal 7
BAB IV
KEANGGOTAAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
Pasal 8
Yang diterima menjadi anggota ialah orang maluku dan warga
negara Indonesia
Pasal 9
1. Tiap-tiap anggota mempunyai hak suara
2. Tiap-tiap anggota berhak dipilih dan memilih
3. Tiap-tiap anggota berkewajiban mentaati ketentuan
Organisasi
6
BAB V
STRUKTUR DAN PIMPINAN
Pasal10
1. Organisasi ini adalah:
a. Pengurus Pusat
b. Pimpinan Wilayah
2. Pimpinan Organisasi terdiri atas :
a. Pimpinan Harian :
Ketua Umum dan beberapa Ketua I, II, III, Ketua Bidang,
Sekretaris Jenderal dan beberapa Wakil Sekretaris
Jenderal, Bendahara Umum dan beberapa Wakil
Bendahara Umum.
b. Pimpinan Pleno :
Pimpinan Harian dan Pimpinan lainnya.
BAB VI
MUSYAWARAH DAN KEKUASAAN
Pasal 11
Musyawarah terdiri dari :
a. Muktamar
b. Muktamar Luar Biasa
c. Rapat Pimpinan
Pasal 12
Keuangan Organisasi Didapat dari:
1. Uang Pangkal dari anggota
2. Uang luran dari anggota
3. Uang donatur yang tidak mengikat
4. Usaha-usaha lain yang sah
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 13
1. Hal -hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga
2. Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah oleh Muktamar
3. Anggaran Dasar ini rubah dan disempurnakan pada
Muktamar Bersama GPI-GPII di Medan Sumatera Utara, 9 –
12 Desember 2013.
8
9
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA (GPII)
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Status Keanggotaan
10
5. Anggota Purna adalah :
a. Anggota biasa yang telah selesai aktif dalam struktur
kepengurusan GPII
b. Konsisten dan peduli terhadap idealisme perjuangan
GPII.
Pasal 2
Persyaratan Keanggotaan
11
2. Status anggota luar biasa ditetapkan dan disahkan oleh
Pimpinan Pusat dan dapat diusulkan oleh Pimpinan Wilayah
dan atau Pimpinan Daerah.
3. Status anggota kehormatan ditetapkan dan disahkan oleh
Pimpinan Pusat dan dapat diusulkan oleh Pimpinan
Wilayah.
4. Status anggota purna ditetapkan dan disahkan oleh
Pimpinan GPII diberbagai eselon berdasarkan bukti keaktifan
dalam organisasi dimasa yang telah lewat.
Pasal 4
Prosedur Keanggotaan
12
6. Anggota biasa, anggota luar biasa, anggota kehormatan,
dan anggota purna setelah diterima dan sah
pengangkatannya, diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA)
yang tercantum nomor induk dan status keanggotaan oleh
Pimpinan Pusat, serta didaftar dalam Buku Induk Anggota
(BIA).
7. Anggota yang direkrut secara khusus (kader material)
berdasarkan kebutuhan khusus, tetap mengacu kepada
aturan yang berlaku dengan mempertimbangkan
pelaksanaan konversi jenjang pengkaderan tersendiri dan
disahkan oleh eselon yang ditunjuk
Pasal 5
Hak dan Kewajiban
Hak
1. Hak Anggota Muda.
a. Menghadiri dan mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan organisasi sesuai ketentuan.
b. Mendapatkan pembinaan dari GPII sesuai ketentuan.
c. Mengikuti jenjang pengkaderan GPII.
13
b. Memberi pertimbangan dan saran kepada organisasi baik
secara lisan maupun tertulis.
c. Mendapat perhatian yang wajar dari organisasi atas
setiap pertimbangan dan saran yang disampaikan.
Kewajiban
1. Kewajiban Anggota Muda.
a. Seluruh hak anggota muda secara otomatis menjadi
kewajiban.
b. Membayar iuran yang telah ditetapkan
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Islam dan
Organisasi.
d. Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mentaati dan melaksanakan AD-ART, Garis-garis Besar
Perjuangan GPII, Khittah Perjuangan dan ketetapan-
ketetapan organisasi lainnya.
14
2. Kewajiban Anggota Biasa.
a. Seluruh hak anggota biasa secara otomatis menjadi
kewajiban.
b. Membayar iuran yang telah ditetapkan.
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Islam dan
organisasi.
d. Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mentaati dan melaksanakan AD-ART, Garis-garis Besar
Perjuangan GPII, Khittah Perjuangan dan ketetapan-
ketetapan organisasi lainnya
f. Turut memberikan kontribusi, baik pemikiran maupun
tenaga dalam rangka memajukan da'wah Islam dan
organisasi.
g. Mengikuti seminimalnya pelatihan dasar.
15
4. Kewajiban Anggota Kehormatan.
a. Tunduk pada seluruh ketentuan organisasi serta
melaksanakan dan memperjuangkan misi perjuangan
organisasi.
b. Memberi kontribusi pada organisasi, baik moril maupun
materi.
Pasal 6
Hilangnya Keanggotaan
16
d. Melanggar keputusan - keputusan, ketentuan - ketentuan
dan peraturan - peraturan organisasi lainnya yang telah
ditetapkan GPII.
2. Hukuman kepada anggota, dapat berupa peringatan,
skorsing dan pemecatan.
3. Anggota yang diskorsing atau dipecat dapat melakukan
pembelaan dalam forum yang ditunjuk.
4. Secara umum skorsing dan atau pemecatan dapat
dilaksanakan setelah :
a. Mendapat kesempatan klarifikasi.
b. Mendapat minimal satu kali teguran lisan.
c. Mendapat teguran tertulis yang terdiri dari Surat
Peringatan (SP) 1, SP 2 dan atau SP 3.
5. Tata cara skorsing, pemberhentian, pemecatan, pemberian
sanksi akan diatur pada aturan tersendiri.
Pasal 8
Rangkap Anggota
17
2. Dalam keadaan tertentu Ketua Umum GPII dapat
merangkap jabatan pada organisasi/sosial kepemudaan
dan atau sebagai pejabat publik, dimana tujuan, misi dan
eksistensinya sejalan dengan GPII.
3. Dalam keadaan tertentu Pengurus GPII dapat merangkap
jabatan pada organisasi lain, dimana tujuan, misi dan
eksistensinya sama dengan GPII.
4. Syarat-syarat dan prosedur rangkap jabatan diatur dalam
ketentuan tersendiri.
5. Pengurus GPII yang mempunyai kedudukan pada
organisasi lain harus menyesuaikan tindakan- tindakannya
dengan AD-ART serta ketentuan- ketentuan GPII lainnya
yang berlaku.
BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 10
A. Muktamar
18
Pasal 11
Fungsi dan Wewenang Muktamar
19
2. Peserta Muktamar terdiri dari pengurus Pimpinan Pusat
termasuk Badan-badan Otonom dan Lembaga- lembaga
Khusus, Pimpinan Wilayah dan Pimpinan I Daerah
termasuk Badan-Badan Otonom di masing- masing
tingkatan.
3. Peserta peninjau Muktamar terdiri dari anggota luar biasa,
anggota kehormatan, anggota purna, dan undangan
Pimpinan Pusat, utusan Pimpinan Wilayah dan Pimpinan
Daerah persiapan atau mereka yang dimandati untuk
pembentukan Pimpinan Wilayah atau Daerah.
4. Jumlah peserta dan peninjau ditentukan oleh Pimpinan Pusat.
5. Peserta Muktamar mempunyai hak suara dan bicara.
6. Peserta peninjau Muktamar hanya memiliki hak bicara.
Pasal 14
Tata Tertib Muktamar
20
5. Pimpinan sidang Muktamar dipilih dari peserta dalam bentuk
Presidium, sekurang-kurangnya 7 (tujuh) orang dan
sebanyak-banyaknya 9 (sembilan) orang.
Pasal 15
Pelantikan dan Serah - Terima Jabatan
21
Pasal 16
B. Muktamar Luar Biasa
Pasal 17
C. Musyawarah Wilayah
22
Pasal 18
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Wilayah
Pasal 19
Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah
Pasal 20
Peserta Musyawarah Wilayah
23
2. Peserta Musyawarah Wilayah terdiri dari pengurus
Pimpinan Wilayah termasuk Badan-badan Otonom dan
Iembaga-lembaga Khusus, Pimpinan Daerah termasuk
Badan-Badan Otonom Daerah dan Pimpinan Cabang.
3. Peserta peninjau Musyawarah Wilayah terdiri dari
Pimpinan Pusat, Pimpinan Daerah persiapan atau mereka
yang dimandati untuk pembentukan Pimpinan Daerah, dan
undangan dari Pimpinan Wilayah.
4. Jumlah peserta dan peninjau ditentukan oleh Pimpinan
Wilayah.
5. Peserta Musyawarah Wilayah mempunyai hak suara dan
bicara.
6. Peserta peninjau Musyawarah Wilayah hanya memiliki hak
bicara.
Pasal 21
Tata Tertib Musyawarah Wilayah
24
4. Apabila ayat 1 Pasal ini tidak terpenuhi maka Musyawarah
Wilayah ditunda 1 X 24 jam dan setelah itu Musyawarah
Wilayah dinyatakan sah.
5. Pimpinan sidang Musyawarah Wilayah dipilih dari peserta
(utusan/peninjau) dalam bentuk presidium, sekurang-
kurangnya 5 (lima) orang dan sebanyak- banyaknya 7
(tujuh) orang.
Pasal 22
Pelantikan dan Serah-Terima Jabatan
25
7. Jika ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak terselenggara
sebagaimana batasan waktu yang diberikan, maka
Pimpinan Pusat berhak untuk memberi peringatan dan jika
dianggap perlu menunjuk dan menetapkan Ketua Formatur
baru yang diambil dari anggota formatur terpilih atau
memandati beberapa orang untuk penyusunan dan
persiapan pelantikan Pimpinan Wilayah.
Pasal 23
D. Musyawarah Wilayah Luar Biasa
26
Pasal 24
E. Musyawarah Daerah
Pasal 25
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Daerah
27
Pasal 26
Penyelenggaraan Musyawarah Daerah
Pasal 27
Peserta Musyawarah Daerah
28
Pasal 28
Tata Tertib Musyawarah Daerah
Pasal 29
Pelantikan dan Serah-Terima Jabatan
29
3. Ketua/Ketua Formatur segera mengajukan permohonan
pengesahan dan pelantikan kepada PW GPII.
4. Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan struktur dan
personalia PD GPII diberikan oleh Pimpinan Wilayah GPII
berbarengan dengan kegiatan pelantikan pengurus
Pimpinan Daerah bersangkutan.
5. Salinan Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan
struktur dan personalia Pimpinan Daerah GPII disampaikan
kepada Pimpinan Pusat sebagai laporan.
6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah personalia PD GPII
terbentuk, sudah dilakukan Pelantikan dan Serah Terima
Jabatan.
7. Mekanisme penyelenggaraan acara dan serah-terima
jabatan diatur dalam Pedoman Organisasi.
8. Jika ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak terselenggara
sebagaimana batasan waktu yang diberikan, maka
Pimpinan Wilayah setempat berhak untuk memberi
peringatan dan jika dianggap perlu menunjuk dan
menetapkan Ketua Formatur baru yang diambil dari
Anggota Formatur terpilih atau memandati beberapa orang
untuk penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan
Daerah.
Pasal 30
Musyawarah Daerah Luar Biasa
30
2. Musyawarah Daerah Luar Biasa diadakan atas inisiatif
minimal 2 (dua) Pimpinan Cabang dan mendapat
persetujuan secara tertulis dari :
a. Lebih setengah jumlah Pimpinan Cabang yang sah /
definitif.
b. Lebih setengah jumlah Pimpinan Ranting yang
sah/definitif.
3. Musyawarah Daerah Luar Biasa dapat dilaksanakan
berdasarkan pertimbangan dan persetujuan Pimpinan
Wilayah.
4. Segala ketentuan tentang Musyawarah Daerah berlaku
bagi Musyawarah Daerah Luar Biasa.
Pasal 31
Musyawarah Cabang
Pasal 32
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Cabang
31
2. Menetapkan Program Kerja Cabang dan ketetapan
ketetapan lain yang dianggap perlu.
3. Memilih dan menetapkan Pimpinan Cabang dengan jalan
memilih Ketua/Ketua Formatur dan beberapa orang
Anggota Formatur.
Pasal 33
Penyelenggaraan Musyawarah Cabang
Pasal 34
Peserta Musyawarah Cabang
32
5. Peserta Musyawarah Cabang mempunyai hak suara dan
bicara.
6. Peserta peninjau Musyawarah Cabang hanya memiliki link
bicara.
Pasal 35
Tata Tertib Musyawarah Cabang
Pasal 36
Pelantikan dan Serah-Terima Jabatan
33
2. Penyelesaian susunan struktur dan personalia PC GPII oleh
Ketua/Ketua Formatur dibantu Anggota Formatur lainnya.
3. Ketua/Ketua Formatur segera mengajukan permohonan
pengesahan dan pelantikan kepada PD GPII.
4. Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan struktur dan
personalia PC GPII diberikan oleh PD GPII berbarengan
dengan kegiatan pelantikan pengurus PC bersangkutan.
5. Salinan Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan struktur
dan personalia Pimpinan Cabang GPII disampaikan kepada
Pimpinan Wilayah sebagai laporan.
6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah personalia PC GPII
terbentuk, sudah dilakukan pelantikan dan Serah Terima
Jabatan.
7. Mekanisme Penyelenggaraan acara Pelantikan dan Serah-
Terima Jabatan diatur dalam Pedoman Organisasi
8. Jika ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak terselenggara
sebagaimana batasan waktu yang diberikan, maka
Pimpinan Daerah setempat berhak untuk memberikan
peringatan dan jika dianggap perlu menunjuk dan
menetapkan Ketua Formatur baru yang diambil dari anggota
formatur terpilih atau memandati beberapa orang untuk
penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan Cabang.
Pasal 37
Musyawarah Cabang Luar Biasa
34
2. Musyawarah Cabang Luar Biasa diadakan atas permintaan
secara tertulis dari sepertiga pengurus Cabang dan lebih
setengah Pimpinan Ranting yang sah/definitif.
3. Musyawarah Cabang Luar Biasa dapat dilaksanakan
berdasarkan pertimbangan dan persetujuan Pimpinan
Daerah.
4. Segala ketentuan tentang Musyawarah Cabang, berlaku
bagi Musyawarah Cabang Luar Biasa.
Pasal 38
Musyawarah Ranting
Pasal 39
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Ranting
35
Pasal 40
Penyelenggaraan Musyawarah Ranting
Pasal 41
Peserta Musyawarah Ranting
36
Pasal 42
Tata Tertib Musyawarah Ranting
Pasal 43
Pelantikan dan Serah - Terima Jabatan
37
5. Salinan Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan struktur
dan personalia Pimpinan Ranting GPII disampaikan kepada
Pimpinan Daerah sebagai laporan.
6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah personalia Pimpinan
Ranting GPII terbentuk, sudah dilakukan pelantikan dan
Serah-Terima Jabatan.
7. Mekanisme penyelenggaraan acara pelantikan dan serah-
terima jabatan diatur dalam Pedoman Organisasi.
8. Jika ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak terselenggara
sebagaimana batasan waktu yang diberikan, maka
Pimpinan Cabang setempat berhak untuk memberikan
peringatan dan jika dianggap perlu menunjuk dan
menetapkan Ketua Formatur baru yang diambil dari anggota
formatur terpilih atau memandati beberapa orang untuk
penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan Ranting.
BAB III
HAK SUARA PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 44
Di Dalam Muktamar
38
Pasal 45
Di Dalam Musyawarah Wilayah
Pasal 46
Di Dalam Musyawarah Daerah
Pasal 47
Di Dalam Musyawarah Cabang
39
Pasal 48
Di Dalam Musyawarah Ranting
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 49
Ranting
40
Pasal 50
Cabang
41
Pasal 52
Wilayah
BAB V
PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 53
Kedudukan Pimpinan
42
4. Pimpinan Cabang berkedudukan di tempat yang ditetapkan
oleh Pimpinan Cabang, kecuali apabila Musyawarah
Cabang menentukan lain.
5. Pimpinan Ranting berkedudukan di tempat yang ditetapkan
oleh Pimpinan Ranting, kecuali apabila Musyawarah
Ranting menentukan lain.
Pasal 54
Pimpinan Pusat
43
orang Wakil Bendahara, dan Ketua Badan - badan Otonom.
2. Pengurus Harian terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang,
Sekretaris Jenderal, Wakil Sekretaris Jenderal, Bendahara
Umum dan Wakil Bendahara Umum.
3. Pengurus Lengkap terdiri dari Pengurus Harian,
departemen-departemen, Pimpinan Badan Otonom, Badan
Khusus dan Lembaga Khusus.
4. Ketua Badan-badan Otonom, Ketua Badan/Lembaga
Khusus, serta Anggota Pleno termasuk yang berhak
hadir/diundang pada Rapat Pleno PP GPII.
5. Dewan Syuro, Terdiri dari mantan Ketua Umum GPII,
Mantan Sekjen GPII, Mantan Ketua Umum Pimpinan
Wilayah GPII, Mantan Pengurus Harian Pimpinan Pusat
(IPI yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 9 (sembilan)
orang anggota dipilih oleh Ketua Umum/Ketua Formatur
dan Anggota Formatur.
6. Dewan Syuro dibentuk pada setiap jenjang struktur
kepengurusan.
Pasal 56
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Pusat
44
3. Menjamin dan mendorong terselenggaranya proses
kaderisasi GPII.
4. Menyelenggarakan Muktamar pada akhir periode.
5. Menyiapkan Darf Materi Muktamar.
6. Memberikan pertanggung jawaban kepada Muktamar.
7. Menyelenggarakan SDO dan Mukernas sekurang-
kurangnya sekali dalam satu periode.
8. Mengesahkan dan melantik Pimpinan Wilayah (PW).
9. Melakukan skorsing, pemecatan dan rehabilitasi terhadap
anggota/pengurus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Setiap keputusan Ketua Umum dianggap sah apabila
didukung sekurang - kurangnya setengah dari anggota
Pengurus Harian Pimpinan Pusat dan dikeluarkan melalui
surat resmi yang ditanda tangani oleh yang bersangkutan.
11. Dewan Syuro berhak dan berkewajiban memberikan
masukan secara konseptual terhadap keputusan
keputusan strategis PP GPII.
Pasal 57
Periode Jabatan Pengurus
45
Pasal 58
Struktur Kekuasaan
46
Pasal 59
Pimpinan Wilayah
Pasal 60
Personalia Pimpinan Wilayah
47
3. Pengurus Harian terdiri dari Ketua Umum, beberapa Ketua
Bidang, Sekretaris Umum, Wakil Sekretaris, Bendahara
Umum dan Wakil Bendahara.
4. Pengurus Lengkap terdiri dari Pengurus Harian,
Departemen-departemen, Pimpinan Badan Otonom dan
Badan Khusus.
5. Ketua Badan-Badan Otonom, Ketua Badan Khusus dan
Anggota Pleno termasuk yang berhak hadir/diundang pada
Rapat Pleno PW GPII.
Pasal 61
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Wilayah
48
7. Melaporkan secara berkala, 6 (enam) bulan sekali,
perkembangan situasi dan kondisi wilayahnya secara
tertulis kepada Pimpinan Pusat terhitung sejak pelantikan.
8. Setiap keputusan Ketua umum dianggap sah apabila
didukung sekurang-kurangnya setengah dari anggota
Pengurus Harian Pimpinan Wilayah dan dikeluarkan
melalui surat resmi yang ditanda tangani oleh yang
bersangkutan.
Pasal 62
Periode Jabatan Pengurus
Pasal 63
Pimpinan Daerah
49
4. Apabila dianggap perlu Pimpinan Daerah dapat membentuk
Koordinator Pimpinan Cabang.
5. Ketentuan-ketentuan dalam ayat 3 dan 4 Pasal ini akan
diatur dalam aturan-aturan khusus.
Pasal 64
Personalia Pimpinan Daerah
Pasal 65
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Daerah
50
2. Menyampaikan ketetapan-ketetapan, perubahan-
perubahan serta segala hal penting yang berhubungan
dengan organisasi GPII kepada aparat GPII di daerah yang
bersangkutan.
3. Menjamin dan mendorong terselenggaranya proses
kaderisasi di Pimpinan Cabang.
4. Menyelenggarakan Musyawarah Daerah pada akhir
periode.
5. Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
Daerah.
6. Menyelenggarakan Mukerda sekurang-kurangnya sekali
dalam satu periode.
7. Mengesahkan dan melantik Pimpinan Cabang (PC).
Memberikan rekomendasi skorsing dan pemecatan
terhadap pengurus/anggota sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Melaporkan secara berkala, 6 (enam) bulan sekali,
perkembangan situasi dan kondisi daerahnya secara
tertulis kepada Pimpinan Wilayah setempat dengan
ditembuskan ke Pimpinan Pusat, terhitung sejak pelantikan
dan serah- terima jabatan.
9. Setiap keputusan Ketua dianggap sah apabila didukung
sekurang-kurangnya setengah dari anggota Pengurus
Harian Pimpinan Daerah dan dikeluarkan melalui surat
resmi yang ditanda tangani oleh yang bersangkutan.
51
Pasal 66
Periode Jabatan Pengurus
Pasal 67
Pimpinan Cabang
52
Pasal 68
Personalia Pimpinan Cabang
Pasal 69
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Cabang
53
6. Menyelenggarakan Mukercab sekurang-kurangnya sekali
dalam satu periode.
7. Mengesahkan dan melantik Pimpinan Ranting (PR)
8. Memberikan rekomendasi skorsing atau pemecatan
terhadap pengurus/ anggota sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
9. Melaporkan secara berkala, 6 (enam) bulan sekali,
perkembangan situasi dan kondisi cabangnya secara
tertulis kepada Pimpinan Daerah setempat dengan
tembusan ke Pimpinan Wilayah terhitung sejak pelantikan
dan serah-terima jabatan.
Pasal 70
Periode Jabatan Pengurus
Pasal 71
Pimpinan Ranting
54
3. Berkedudukan di kelurahan atau sesuai dengan Keputusan
Musyawarah Ranting.
4. Dalam menjalankan tugasnya Pimpinan Ranting dapat
membentuk Satuan-satuan Kegiatan (SAGIAT) sebagai
sarana pembinaan dan rekruitmen kader.
5. Ketentuan-ketentuan dalam ayat 3 dan 4 di atas akan diatur
dalam aturan-aturan khusus.
Pasal 72
Personalia Pimpinan Ranting
Pasal 73
Tugas, Kewajiban dan Wewenang
Pimpinan Ranting
55
dengan organisasi GPII kepada aparat Ranting yang
bersangkutan.
3. Menjamin dan mendorong terselenggaranya proses
kaderisasi.
4. Menyelenggarakan Musyawarah Ranting pada akhir
periode.
5. Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
Ranting.
6. Menyelenggarakan Mukera sekurang-kurangnya sekali
dalam satu periode.
7. Memberikan rekomendasi skorsing, pemecatan terhadap
pengurus/anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Melaporkan secara berkala, 3 (tiga) bulan sekali,
perkembangan situasi dan kondisi rantingnya secara
tertulis kepada Pimpinan Cabang dengan tembusan
kepada Pimpinan Daerah setempat terhitung sejak
pelantikan dan serah-terima jabatan.
9. Setiap Keputusan Ketua dianggap sah apabila didukung
sekurang-kurangnya setengah dari anggota Pengurus
Harian Pimpinan Ranting dan dikeluarkan melalui surat
resmi yang ditanda tangani oleh yang semua bersangkutan.
Pasal 74
Periode Jabatan Pengurus
56
3. Seorang Anggota Biasa dapat menjabat sebagai pengurus
Pimpinan Ranting maksimum 2 (dua) periode berturut -
turut.
BAB VI
EADAN-BADAN OTONOM
Pasal 75
57
keanggotaan organisasi GPII. Badan Otonom bertanggung
jawab langsung kepada Ketua Umum tingkat kepengurusan
masing-masing. • Struktur Badan Otonom dibentuk sampai
tingkat Pimpinan Daerah.
Pasal 76
Tugas Dan Kewajiban
BAB VII
BADAN-BADAN DAN LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS
A. BADAN-BADAN KHUSUS
Pasal 77
Pengertian, Macam dan Kedudukan
58
3. Periodesasi Kepengurusan Badan Khusus sama dengan
struktur Pimpinan GPII setingkat.
Pasal 78
Tugas dan Kewajiban Badan Khusus
Pasal 79
Personalia Pengurus Badan Khusus
59
Pasal 80
LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS
Pengertian, Macam dan Kedudukan
Pasal 81
Fungsi Lembaga-Lembaga Khusus
60
4. Membina dan mengembangkan peranan GPII dalam
melakukan penegakan pelaksanaan hak-hak pemuda
Islam.
BAB VIII
KELUARGA BESAR GPII
Pasal 83
Hak Keluarga Besar GPII
61
Pasal 84
Kewajiban Keluarga Besar GPII
BAB IX
PERMUSYAWARATAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 85
Musyawarah Kerja Nasional
62
Pasal 86
Sidang Dewan Organisasi
Pasal 87
Musyawarah Kerja Wilayah
63
2. Fungsi Mukerwil adalah sebagai forum untuk membahas
dan menetapkan program kerja Wilayah.
3. Pimpinan Wilayah menyampaikan progress report
mengenai perkembangan organisasi dan realisasi program
kerja.
4. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Mukerwil, akan
diatur dalam peraturan khusus.
Pasal 88
Musyawarah Kerja Daerah
Pasal 89
Musyawarah Kerja Cabang
64
forum musyawarah pimpinan organisasi tingkat Cabang
yang diadakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
periode.
2. Mukercab diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang dan
dihadiri oleh Pimpinan Ranting.
3. Fungsi Mukercab adalah sebagai forum untuk membahas
dan menetapkan program kerja Cabang.
4. Pimpinan Cabang menyampaikan progress report mengenai
perkembangan organisasi dan realisasi program kerja.
5. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Mukercab, ikan
diatur dalam peraturan khusus.
Pasal 90
Musyawarah Kerja Ranting
65
BAB X
RAPAT-RAPAT PENGURUS
Pasal 91
Rapat Pleno
Pasal 92
Rapat Harian
66
permasalahan-permasalahan penting lainnya yang hanya dapat
dibicarakan pada tingkat Pimpinan Harian.
Pasal 93
Rapat Koordinasi
BAB XI
KBUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 94
Keuangan Organisasi
67
c. Pimpinan Daerah 20%
d. Pimpinan Cabang 25%
e. Pimpinan Ranting 30%
3. Sumber keuangan lainnya berasal dari sumbangan sukarela
anggota, donasi yang tidak mengikat, zakat, infak,
shodaqoh, hibah dan wakaf, serta usaha-usaha produktif
lainnya yang sah, halal dan tidak mengikat.
Pasal 95
Kekayaan Organisasi
Pasal 97
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
68
3. Khusus dalam penyelenggaraan Muktamar, Muswil Musda,
Muscab dan Musyawarah Ranting semu pemasukan dan
pengeluaran keuangan hari dipertanggungjawabkan
kepada pimpinan GPII masa bakti berikutnya, melalui
panitia verifikasi yang dibentuk untuk kepentingan itu.
BAB XII
KETENTUAN UMUM
Pasal 98
Hal-Hal Lain
Pasal 99
Pengesahan
69
70
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERJUANGAN
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA (GBPP GPII)
I. MUQADIMAH
71
Lakinilladzinattaquu rabbahum, lahum jannaatun tajrii min
thatihaal anhaar khalidiina fiiha nuzulan min indillahi, wama
indallahi khairil lil abrar. (Ali Imran 198).
72
“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat
dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
73
2. Yang hidup berpandangan dan bersikap dengan (ajaran)
Allah yakni (Al Qur’an wa sunnah rasul) ialah satu giliran
sejarah mencapai tujuan akhir yaitu Risalah Malaikat yang
telah dibukukan menjadi Kitab yakni yang menjadi Sunnah
Rasul-RasulNYA.
3. Yang mengorbankan harta benda (menata zakat sebagai
system ekonomi dan system anggaran hidupnya) bagi
kebutuhan keluarga terdekat karena tidak berpunya, yatim
piatu, fakir miskin, yang menghabiskan umur pada penataan
hidup dengan ajaran Allah, para invalid, dan untuk
pembebasan perbudakan/perburuhan.
4. Yang melakukan shalat satu pembinaan iman untuk
mencapai pribadi mukmin, membangun zakat satu sistem
perekonomian.
5. Yang menunaikan janjinya apabila mereka sudah
mengadakan satu ikatan perjanjian.
6. Yang hidup shabar tahan duka dan nestapa dikala
mengalami keadaan genting dan getir.
7. Yang benar-benar beriman, mereka yang demikian adalah
yang benar-benar takut atas sikap pelanggaran apapun.
8. Yang mengorbankan setiap orang apa yang menjadi
kecenderungan hati. Yaitu setiap kebutuhan beranggaran
dengan ajaran Allah yaitu zakat satu sistem anggaran
berimbang.
9. Yang hidup dalam satu system kehidupan jannah, yang
bagaikan aneka ragam kebun merindang kepuasan yang
permukaan dalamnya mengalir sejenis irigasi sebagai satu
pancaran dari ajaran Allah.
74
10. Yang menyatakan sikap: “Wahai pembimbing kami,
karuniakanlah kami dengan Al Qur’an wa Sunnah Rasul ini
kehidupan ihsan di dunia dan di akhirat kelak dan bebaskan
kami dari siksaan akibat pilihan Dzulumat yang bagaikan api
membakar segala”, tentunya lewat proses husnul khatimah.
75
negara Indonesia tercinta dan tata internasional sebagai
seorang mukmin. Pribadi yang akan mengangkat harkat
martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang paling mulia
diatas permukaan bumi ini, inna akramakum indallahi atqakum.
76
II. LANDASAN BERFIKIR
77
Kehidupan keji ditimpakan kepada mereka yang berlaku
dzulumat, dimanapun mereka berada, kecuali dengan penataan
hidup dari ajaran Allah al Qur’an wa Sunnah RasulNYA. Yaitu
mereka atas pilhan zulumat menempatkan diri menjadi hidup
dengan laknat Allah. Yatu kehidupan saling memiskinkan
tertimpa atas mereka yang hidup demikian. Begitulah oleh
karena mereka atas pilihan dzulumat menjadi berlaku destruktif
terhadap pembuktian-pembuktian Allah al Qur’an wa Sunnah
RasulNYA dengan tanpa alasan objektif ILMIAH. Begitulah
terhadap apa dengan mana mereka melakukan hidup maksiat
yaitu mereka salng baku hantam dalam satu kehidupan (Ali
Imran 112).
Situasi Indonesia diakhir abad XX dan awal abad XXI ini adalah
kongruen sama sebangun dengan situasi Mekkah akhir abad ke
VI awal abad ke VII. Dunia berad dalam jurang neraka
kehidupan, hidup saling bermusuhan saling baku hantam yaitu
kehidupan sosial piramid “survival of the fittest”, penghisapan
manusia satu terhadap manusia lain. Penjajahan dan
penguasaan bangsa satu terhadap bangsa lain telah
mengakibatkan perang dunia maupun berbagai perang lokal
sepanjang sejarah kemanusiaan dalam memperebutkan
membagi dunia dalam penguasaan dan penjajahan
sumberdaya kehidupan secara ekonomi dan politik.
78
Korea Utara dan kawan-kawannya sebagai penerus Persia di
blok timur disisi lainnya. Mereka saling bertarung diberbagai
bidang kehidupan.
79
jalan keluar kemanusiaan bahkan menjadi ajang pertarungan
antek kedua blok liberalisme dan sosialisme. Akhirnya
nasionalisme hanya namanya saja tapi secara alam pikiran
masih diombang ambing oleh blok pemikiran liberalisme barat
dan sosialisme timur. Tiga problem ini dipandang dari segi ilmu
politik satu sama lainnya seolah-olah saling bertentangan dan
saling bertolak belakang, namun dalam praktisnya kenyataan
membuktikan kesemuannya sama-sama mempraktekkan
kehidupan sosial piramid, penindasan oleh manusia yang satu
terhadap manusia yang lain, semuanya menerapkan
pembagian nilai moril dan materiil yang pincang, dan ini akan
memberikan gap kepincangan yang abadi makin lama makin
jauh terus membawa malapetaka kehancuran kemanusiaan.
80
sebagai bangsa kelas tiga, bangsa budak, bangsa kuli yang
seenaknya mereka peras dengan upah murah, merampat tanah
subur dengan harga yang mencekik, penjarahan tambang,
hutan dan lautnya dengan cara manipulasi dan pengelabuan.
81
ketangguhan bangsa Indonesia tercinta dengan membentuk
pemuda yang berpegang teguh kepada ajaran Allah Tuhan
Yang Maha Esa yakni al Qur’an wa sunnah rasul. Dengan
demikian, dibutuhkan suatu perencanaan perjuangan jangka
panjang guna menjawab situasi dan kondisi yang sedang
berlangsung saat ini, sekaligus menyiapkan kesinambungan
langkah kedepan hingga tercapai tujuan umum. Perencanaan
yang tidak terikat oleh priodeisasi kepengurusan PP GPII.
Begitulah GBPP GPII ini disusun.
82
2. Problem Eksternal, tidak adanya pengertian dan
pemahaman yang mendalam terhadap problem-problem
internasionalisme dan problem-problem nasionalisme
sehingga strategy dan taktik yang diletakkan menjadi
simpang siur dan kacau balau, saling bertabrakan antara
langkah satu dan lainnya malah kian menjauhkan dari
kemungkinan pencapaian tujuan.
83
Perjuangan tujuan dan khitahnya, yang meliputi segenap segi
dan bidang perjuangan. Kemudian memperdalam pengertian
situasi tentang pokok dari problem keadaan tadi, yang
merupakan “politikal phylosophy” atau “philosofy of
government” dari kenyataan sekarang ini, dan rangkaian
hubungan serta perhitungan kemungkinan-kemungkinan
kesudahannya. Sehingga berdasarkan hasil itu nanti segeralah
dimulai langkah-langkah baru dalam menghadapi situasi dan
kondisi sosial politik dengan lebih matang “al akhirati khairu
laka minal ula”.
B. KONDISI EKONOMI
84
mereka atas pilihan dzulumat menempatkan diri menjadi hidup
dengan laknat Allah. Yaitu kehidupan saling memiskinkan
tertimpa atas mereka yang hidup demikian. Demikianlah oleh
karena mereka atas pilihan dzulumat menjadi berlaku destruktif
terhadap pembuktian-pembuktian Allah al Qur’an wa Sunnah
RasulNYA, yakni mereka itu menghancurkan ajaran Allah al
Qur’an wa Sunnah RasulNYA dengan tanpa alasan objektif
ILMIAH. Begitulah terhadap apa dengan mana mereka
melakukan hidup maksiat yaitu mereka menjadi saling baku
hantam dalam satu kehidupan (Ali Imran 12).
85
Bahwa tujuan cita luhur proklamasi 1945 adalah menghapus
penjajahan ekonomi dari atas bumi Indonesia sama sekali
belum bergeser kalau tidak kita katakan semakin parah. Bahwa
cita-cita para founding father 1945, bahwa kemerdekaan 17
Agustus 1945 adalah jembatan emas menuju pulau cita. Bahwa
Indonesia dipulau cita kelak dengan kekayaan alam yang
sangat besar yang dikuasai negara maka seluruh fakir miskin
dan anak terlantar dipelihara oleh negara, artinya tidak ada fakir
miskin dan anak terlantar di Indonesia. Bahwa kelak dipulau
cita untuk mencerdaskan bangsa pendidikan akan gratis tanpa
dipungut biaya seperti Allah menyampaikan ilmu melalui para
nabi tanpa memungut bayaran sedikitpun. Bahwa kelak dipulau
cita memajukan kesejahteraan umum rumah sakit gratis, bahwa
kelak di pulau cita untuk melindungi segenap bangsa dan
seluruh tanah tumpah darah maka modal, seluruh faktor
produksi dan tanah tidak menjadi komoditi perdagangan yang
mencekik rakyat. Dalam kenyataan ekonomi jauh panggang
dari api, walau berganti era kealam kemerdekaan, telah megah
berkibar bendera sangsaka merah putih, telah berkumandang
lagu Indonesia raya dari sabang sampai merauke namun dalam
hal ekonomi sama sekali tak berubah sejak zaman kerajaan
Hindu masuk ke Indonesia. Indonesia kita masih saja berada
dilantai dansa penjajahan dunia, masih dalam penjajahan neo
imperialisme baik yang dilakukan neo liberalisme maupun neo
sosialisme maupun neo sosialisme.
86
paling tidak merasakan manisnya kue Indonesia. Hal ini sangat
menggenaskan betapa tiak memilukan bangsa Indonesia
tercinta sebagai bangsa pewaris kekayaan terbesar diatas
muka bumi ini tapi harus hidup paling miskin dan korupsi yang
besar, kelaparan karena mahal dan tidak tercukupi pangan
setiap rumah dan kehancuran lingkungan hidup yang demikian
parah.
87
asing yang menginginkan kehancuran Indonesia tercinta.
Sementara rakyat yang bodoh hanya bengong melompong
tanpa bisa berbuat apa-apa saat kekayaan mereka berupa
emas, kayu, bouxit, perak, batu bara dibolduser oleh kapitalis
asing tanpa menyisakan apapun bagi mereka.
88
yang membuktikan bagi perjuangan diplomatis Indonesia
dikancah internasional. Dan pada usia 41 tahun sebagai
panglima Mandala memimpin perebutan Irian Jaya dari tangan
penjajah Belanda dan menjadi presiden di usia 46 tahun,
setelah pada usia 45 membubarkan PKI yang melakukan
makar di tahun 1985. Begitu juga Hatta, Tan Malaka, Karto
Suwiryo pada usia muda telah memiliki kesadaran berbangsa
menyusun manifesto Indonesia merdeka yang visioner bagi
pembangunan dan pembebasan bangsa Indonesia ke depan.
Coba kita bandingkan dengan semangat kepemudaan di
Indonesia diseluruh organisasi kepemudaan Indonesia saat ini,
sangat terasa sangat jauh berbeda dari yang diciptakan oleh
Kemerdekaan Indonesia. Gaya hidup hedonis, matrialis,
metropolis, instant, money politik, korupsi, clubbing, narkoba,
fee sex sudah menjadi sasaran dan percakapan sehari-hari,
sedang bicara tentang nasionalisme, perbaikan bangsa dan
regenerasi selesai pada tatanan konsep dan seminar.
Rekruitmen anggota ormas kepemudaan sudah seperti rumah
kos datang dan pergi tanpa kesan tak ada lagi rekrutment
anggota dengan kaderisasi dan pembinaan yang serius.
Hal ini juga tidak luput dari apa yang terjadi di GPII, terjadi krisis
kader, krisis kepemudaan yang akan mengakibatkan krisis
kader bangsa. Jadi adalah kewajaran dalam lingkungan
kepemudaan yang sangat “survival of the fittest” seperti ini
hanya anak orang-orang kaya dan pejabat yang akan
menduduki pucuk pimpinan kepengurusan ormas kepemudaan.
Merekalah yang mampu sekolah ditempat yang mahal dan
diluar negeri dan mampu mengongkosi berbagai kepentingan
termasuk money politik disetiap pemilihan ketua OKP,
89
pemilihan legislatif dan pilkada. Kondisi pemuda saat ini
sekaligus menunjukkan bahwa demokrasi dan feodalis tetap
sama saja hanya orang-orang kaya kaum “agniya” yang
memain-mainkan memiskinkan orang miskin akan lebih miskin.
Namun perlu juga disadari bahwa mengapa budaya hedon ini
dibiakkan dikalangan muda Indonesia. Ini tak lain adalah dalam
rangka menghancurkan leburkan tatanan kebangsaan
Indonesia sekaligus melanggengkan penjajahan di Indonesia.
Kondisi Indonesia babak belur saat ini ditentukan tak lepas dari
kwalitas pemimpinnya sebagai hasil tempaan generasi
sebelumnya. Dan tujuan disusun GBPP GPII ini adalah untuk
menjawab tantangan situasi dan kondisi Pemuda Islam
Indonesia dan Pemuda Indonesia seumumnya guna
mempersiapkan manusia Indonesia seutuhnya bagi kejayaan
Indonesia tercinta di masa hadapan.
D. SITUASI EKSTERNAL
90
pemilukada langsung adalah adu domba dari atas ke bawah
bahkan masuk kedalam kamar tidur dan ruang makan
keluargapun pecah belah.
Kondisi ini perlu disikapi secara arif agar tidak kontra produktif
bagi umat Islam dan bangsa Indonesia seumumnya. Opini yang
terbangun oleh media massa tidak sebanding kalau kita
bandingkan dengan targetnya adalah penderitaan Amerika dan
Israel. Namun kita perlu cermati juga dibalik itu bahwa seolah
Indonesia tidak aman, dan akan menghambat investor masuk
ke Indonesia. Akibat timbul kurang rasa percaya diri para
pimpinan daerah terhadap bargaining investasi. Tak pelak lagi
sehingga jika ada investor yang berani dianggap pahlawan
mendapat sambutan hangat dan kemudahan dari pada Bupati
baru yang tidak mengerti masalah tambang dan perkebunan
dengan mudah mereka melepas IUP pertambangan atau
perkebunan yang ribuan hektar dengan kandungan deposit
trilyunan rupiah, dengan imbalan royalti, pajak dan buruh
tambang atau perkebunan bagi rakyatnya.
91
Situasi terakhir dengan bangkrutnya ekonomi Amerika maupun
Eropa dan bangkitnya Ekonomi China tidak berarti otomatis
kemerdekaan ekonomi Indonesia akan kita raih lepas dari Blok
Barat. Ibarat lepas dari mulut macan masuk ke mulut buaya
imperialisme China dengan overseasnya yang telah menggurita
hingga tingkat kecamatan dan desa sudah mulai take over
Indonesia dari tangan Amerika. Bahkan China rantauan sudah
mendesak diakui haknya sama dengan pribumi selain
menggerus ekonomi Indonesia di segala bidang ekonomi mulai
meminta pengakuan untuk partisipasi di bidang politik termasuk
legislatif dan eksekutif.
92
III. LANDASAN PERJUANGAN
A. Dasar Perjuangan
1. Qur’an wa sunnah Rasul
2. AD/ART GPII
3. Khittah Perjuangan GPII
4. GBPP GPII
B. Tujuan Perjuangan
1. Tujuan Perjuangan Umum
Membentuk pemuda Indonesia yang berpegang
teguh kepada ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa
yakni al Qur’an wa Sunnah Rasul serta bertanggung
jawab atas terlaksananya ajaran Allah Tuhan Yang
Maha Kuasa yakni al Qur’an wa Sunnah Rasul,
Sunnah dalam kehidupan pribadi, berumahtangga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
C. Prinsip-Prinsip Perjuangan
1. Dasar Perjuangan :
Kuasai ILMU secara teoritis sebagai pandangan dan
penilaian.
2. Pengorganisasian Perjuangan :
93
Kuasai ILMU sebagai strategy, taktik dan teknis
perjuangan konsepsi perjuangan.
3. Tujuan Perjuangan :
Perbaikan diri dengan ILMU adalah perbaikan
bangsa dengan ILMU.
4. Manajemen Perjuangan :
Jadikan diri sebagai data dari teory perjuangan data
ILMU. Membangkitkan gagasan ILMU menjadi turbin
keinginan bergerak, perwujudan ilmu teori dan
konsepsi menjadi kenyataan diri.
V. MOTTO PERJUANGAN
94
VI. TARGET PERJUANGAN
A. Target Perjuangan Umum
95
b. Terlaksananya komitmen dan konsistensi
pelaksanaan kaderisasi KEBANGKITAN GPII dalam
5 REPROTITA ditiap jenjang kepengurusan.
96
d. Berdirinya perkebunan singkong GPII minimal 100
HA ditiap kabupaten kota.
97
2. Bermitra dengan berbagai lembaga rekrutment,
pendidikan dan pelatihan bagi calon pemimpin
bangsa.
98
kepengurusan mulai dari DPP sampai pengurus
Daerah seluruh Indonesia.
99
2. Mendirikan Pondok Pesantren SMP dan SMA
Boarding School “Taruna Muda GPII”
100
tenaga kerja muda potensial dan profesional bagi
dunia indutri dan bisnis di Indonesia.
101
2. Bermitra dengan berbagai lembaga rekrutment,
pendidikan dan pelatihan bagi calon pemimpin
bangsa.
VIII. PENUTUP
102
benar-benar akan tujuan GPII adalah membentuk pemuda yang
berpegang teguh kepada al Qur’an wa Sunnah Rasul yang
bertanggung jawab akan terlaksananya dalam kehidupan
pribadi, rumah tangga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, dimana titik tekannya adalah perbaikan pribadi.
Yaitu perbaikan pribadi dalam rangka perbaikan bangsa,
perbaikan pribadi adalah menciptakan manusia Indonesia
seutuhnya sebagai patriot pembangun perbaikan bangsa. Yaitu
juga terkandung mencerdaskan kehidupan bangsa. Yaitu
ketahanan satu bangsa ditentukan oleh ketahanan pribadi
rakyatnya.
103
wa aqaamashalah wa ataa zzakaata wal muufuna biahdihim
idza ahadu, washabirina fil ba’syai wadharrai wa hiina wal
ba’syi, uulaikaladziina shadaquu ulaika humul muttaquun.” (Al
Baqarah 177). Sama dengan menghadang GPII mencapai
tujuannya.
104
105
KHITTAH PERJUANGAN
GPII
(HASIL SDO)
Bismillahirrahmaanirrahiim
MUKADIMAH
106
ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa yakni al Qur’an wa Sunnah
Rasul serta bertanggung jawab atas terlaksananya ajaran Allah
Tuhan Yang Maha Kuasa yakni al Qur’an wa Sunnah Rasul
Sunnah dalam kehidupan pribadi, berumahtangga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara” (BAB III Pasal 3
AD/ART GPII). Dalam melangkah berjuang mencapai
tujuannya, tentunya GPII tidak bergerak diruang hampa
budaya, akan menghadapi tantangan, bertabrakan, tarik
menarik dengan problem internal manusia, problem organisasi,
problem berbangsa maupun pengaruh permainan global,
dimana semua itu sebagai wujud dari pada skenario syetan
yang berkomitmen untuk menyesatkan bani Adam as sampai
akhir zaman. Sehingga gerakan mencipta generasi yang tanha
anil fahsya wal munkar, basthathan fil ilmi wal jismi (al baqarah
247) yaitu membentuk pemuda Indonesia yang berpegang
teguh kepada ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa yakni al
Qur’an wa Sunnah Rasul serta bertanggung jawab atas
terlaksananya ajaran Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yakni al
Qur’an wa Sunnah Rasul Sunnah dalam kehidupan pribadi,
berumahtangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
tidak akan pernah terwujud. Kader GPII harus menyadari
dengan sepenuh jiwa bahwa menegakkan khittah perjuangan
tidak bergerak diruang hampa tanpa bersentuhan dengan
khittah Syetan tersebut.
107
Langkah Perjuangan Umum adalah menjawab tantangan umum
tentang keadaan situasi kondisi umat Islam serta umum dan
langkah yang diambil GPII untuk mencari jalan keluar. Mulai
dari perbaikan konsepsi berfikir keilmuan maupun strategi taktik
dan teknis menghadapi dan mencari jalan keluar bagi
problematika kemasyarakatan tersebut.
108
terhadap wanita, anak, kekayaan berupa emas, perak, kuda
yang bagus, binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk
hiasan dunia. Seolah-olah kondisi seperti ini dibetulkan secara
teoritis, bahwa hidup ini harus survival of the fittes yang kuat
menguasai yang lemah, harus globalisasi, harus pasar bebas
yang akibatnya sumberdaya alam seperti tidak cukup untuk
menghidupi manusia diatas muka bumi ini. Timbulnya bencana
di darat dan di laut adalah hasil karya budi daya manusia.
Empat faktor pokok ini kecenderungan dalam kehidupan sosial
manusia, semuanya memainkan peranan penting didalam
pengalaman hidup manusia. Jika manusia menurutkan faktor
kehidupannya saja maka manusia dengan kegiatannya akan
menjurus ke arah bencana dan pertumpahan darah dalam
kehidupannya dipermukaan bumi, seperti yang dikhawatirkan
Malaikat saat Allah menciptakan manusia (al Baqarah 30).
Sejarah kemanusiaan penuh tertulis dengan penyerangan,
pembunuhan, perkosaan, perampasan, penjajahan,
imperialisme, kapitalisme dan sebagainya. Pemerasan oleh
manusia satu terhadap manusia lainnya lihat surat al Baqarah
36.
109
China, Moskow, India dan kawan-kawannya di blok timur.
Blok timur dengan prinsip “dari tiap orang menurut fungsinya
dan untuk semua orang menurut kebutuhannya”. Blok timur
menawarkan sosialisme komunisme dalam penyelesaian
problematika kenyataan sosial dengan diatas dasar
dialektika diletakkan “perjuangan kelas”, yang melalui
diktator proletariat mereka impikan “masyarakat tanpa
kelas”. Namun dalam kenyataannya malah menambah
kacau balau dalam setiap kehidupan dengan mengadu
domba (devide et empera) kelompok satu dengan yang lain,
pemerintah dengan pemberontak, buruh dengan tuannya
dan melakukan penindasan.
110
(kepribadian) nenek moyang turun temurun. Namun
kenyataan pula dilapangan bahwa nasionalisme tak mampu
memberikan jalan keluar kemanusiaan bahkan menjadi
ajang pertarungan antek keduanya. Akhirnya nasionalisme
hanya namanya saja tapi secara alam pikiran masih
diombang-ambing oleh blok pemikiran barat dan timur. Tiga
problem ini dipandang dari segi ilmu politik satu sama
lainnya seolah-olah saling bertentangan dan saling bertolak
belakang, namun dalam praktisnya kenyataan membuktikan
semuanya sama-sama mempraktekkan kehidupan sosial
piramid, penindasan oleh manusia yang satu terhadap
manusia yang lain, semuanya menerapkan pembagian nilai
moril dan materiil yang pincang, dan ini akan memberikan
gap kepincangan yang abadi makin lama makin jauh terus
membawa mala petaka kehancuran kemanusiaan.
111
Problem Internal adalah perpecahan yang diakibatkan
oleh kaburnya tanggapan (prinsip) dan kejahilan
terhadap tujuan, yang merupakan penyakit yang
berbahaya bagi kehidupan perjuangan;
112
Secara internal mampu mempersaudarakan kaum Muhajirin
dan Ansyar dalam perikatan persamaan, persaudaraan dan
kemerdekaan. Dapat membebaskan Mekkah dan Bangsa
Quraisy dalam perdamaian abadi bukan hanya bebas dari
penjajahan Romawi dan Persia bahkan Romawi dan Persia
takluk dalam misi perdamaian Muhammad SAW yaitu hidup
dalam kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan. Khittah
perjuangan Nabi Muhammad untuk hadapi kondisi internal
dan situasi ekternal bangsa Quraisy saat itu, adalah
mempunyai persamaan pokok dengan kenyataan sosial
yang dihadapi bangsa Indonesia diabad ke-21. Kalau
dakwah Muhammad SAW paruh ke dua di akhir zaman ini
adalah berada di Indonesia diantara blok Barat, Timur dan
Nasionalisme Indonesia maka Khittah perjuangan GPII
adalah merupakan satu khittah perjuangan bangsa
Indonesia untuk menyiapkan pemuda pendukung
kemerdekaan Indonesia 100% terbebas dan terhapusnya
penjajahan liberalisme dan sosialisme di bumi Indonesia
sesuai dengan alinea 1 Mukadimah UUD 1945
“kemerdekaan adalah hak segala bangsa oleh sebab itu
penjajahan harus hapus dari atas muka bumi…”
113
Pandangan GPII bahwa Al Qur’an Sunnah adalah ilmu
(Wahyu) dari Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
disampaikan kepada para rasul melalui Malaikat Jibril bagi
seluruh umat manusia merupakan satu alternatif pilihan
pembinaan perdamaian dan persatuan bagi bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari kecenderungan
negatif manusia yang ingin hidup survival of the fittest
dengan menumpahkan darah terhadap terhadap manusia
lainnya, dan menjadi bangsa Indonesia yang hidup saling
mensejahterakan, saling menghampar kasih sayang dan
membagi kemakmuran dalam keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
114
yang mewarisi nilai-nilai luhur nenek moyang bangsa
Indonesia.
115
Muttaqin/mukmin, Kafirin dan aduk-adukan yaitu kelompok
abu-abu.
116
adil dan beradab menurut ajaran Allah Tuhan Yang
Maha Esa.
Indonesia.
GPII sadar bahwa kader GPII adalah kader bangsa
Perjuangan untuk membina kader bangsa
Indonesia yang tangguh “basthathan fil ilmi wal jismi”
dalam mengaruni perubahan dan pertarungan global
dunia yang begitu dahsyat, dituangkan dalam satu
langkah pembinaan dan pembangunan kader GPII agar
tercipta kader yang lincah, skill dan expert dalam
berbagai bidang kehidupan. Langkah ini diwujudkan
dengan pembenahan dan pemberdayaan system
kaderisasi GPII yang meliputi Training, Kursus dan
kajian.
117
terpadu dan dalam rangka sumbangsih GPII kepada
perbaikan bangsa Indonesia.
118
digelorakan gerakan kepemudaan ini, tentunya al
Qur’an sebagai ajaran Tuhan Yang Maha Esa.
Gerakan KeIndonesiaan, “hubbul wathan minal iman”
bagi kader GPII, cinta tanah air adalah manifestasi dan
eksistensi dari iman. Yaitu pembangunan jiwa cinta
tanah air, pembinaan dan pembangunan jiwa bela
negara dan jiwa perdamaian dunia. Menanamkan nilai
sejarah bangsa Indonesia 6000 tahun sejak jaman nabi
Ibrahim dan plato hingga terbentuknya bangsa
Indonesia hingga merdeka. Menanamkan kesadaran
bahwa kemerdekaan Indonesia adalah sebagai Berkat
Rahmat Allah Yang Mahakuasa yang perlu
dipertahankan dengan harta dan jiwa raga.
Menanamkan kesadaran akan ancaman dan gangguan
yang dihadapi bangsa Indonesia baik ancaman masa
lalu, sekarang maupun ancaman masa yang akan
datang. Menanamkan kesadaran sejarah bahwa GPII
lahir pada tanggal 2 Oktober 1945 adalah tugas dakwah
yaitu mempertahankan proklamasi kemerdekaan
Indonesia, negara atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa tanggal 17 Agustus 1945. Tak ada pemisahan
perjuangan perbaikan pribadi, perbaikan rumah tangga,
perbaikan bangsa dan negara sampai kepada perbaikan
dunia semua di mulai dengan perbaikan pribadi.
“Ketahanan Nasional Indonesia ditentukan oleh
ketahanan individunya”.
GPII adalah gerakan dakwah dan kaderisasi yang
menjadikan pembinaan generasi muda, mencetak
119
manusia kader sebagai konsentrasi bidang garapnya,
sebagai bagian dari kaderisasi bangsa Indonesia
dimasa yang akan datang. Profil Kader dan
kepemimpinan GPII yang menjalankan roda tampuk
pimpinan GPII tidak ditentukan suku, kelompok,
dukungan suara terbanyak atau senioritas umur, namun
kader GPII yang diamanatkan sebagai pimpinan adalah
mereka yang paling :
lebih
Tua atau senior, adalah dalam arti waktu siapa yang
dulu menyadari berkesadaran dan melakukan
pembinaan pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya menurut ajaran Tuhan Sang pencipta yakni al
Qur’an sunnah Rasul, tua disini bukan dalam arti usia
120
fisik tapi usia ilmu, usia kesadaran. Senioritas dapat kita
lihat dari kematangan sifat kader sebagai berikut :
121
pembangunannya;
Islam sebagai Penataan dengan konsepsi dan
122
eksistensi atau perwujudan dari cita-cita proklamasi 17
Agustus 1945 menjadi dunia nyata.
123
rahmat Allah Yang Maha Kuasa perjuangan tersebut
terwujud menjadi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
124
melindungi segenap bangsa dan seluruh tanah tumpah
darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut serta menjaga ketertiban dunia. Semua cita
proklamasi menghapus penjajahan tidak akan terwujud
tanpa melalui pelaksanaan Pasal 33 UUD 1945 secara
nyata fakta dilapangan yaitu;
125
lebih yang diberikan untuk modal tanpa keluar keringat,
tanah sebagai faktor produksi penting harus dikuasai
oleh negara tidak boleh bagi hasil tanpa kerja, buruh
tani atau sewa lahan, siapa yang menggarap tanah
maka panen adalah menjadi hak petani keseluruhan,
hukum mati bagi spekulan tanah. Pemerintah dalam arti
eksekutif, legislatif dan yudikatif harus melakukan revisi
seluruh undang-undang yang berkaitan dengan
penanaman modal, perbankan, perseroan terbatas,
ketenaga kerjaan apabila tidak sesuai dengan ayat dan
pasal UUD 1945 ini;
126
stakeholder bangsa Indonesia, bersikap partisipatif aktif,
konstruktif dan kritis membangun terhadap berbagai
bidang program perbaikan dan pembangunan generasi
muda yaitu pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya. Sebagai stake holder, GPII mempunyai
kewajiban dan hak untuk menjaga, mengisi dan
membangun, mengkoreksi dan mengkritisi guna
tercapai cita proklamasi Indonesia.
127
Terhadap Pancasila dan UUD 1945 GPII sudah
bersikap final bahwa Pancasila dan UUD 1945
adalah kontrak politik antara bangsa Indonesia, yang
paralel dengan dakwah al Qur’an tidak saling potong
memotong, bahkan saling mendukung bahwa
KetuhananYang Maha Esa digambarkan dengan
kalimat inti sahadat adalah “la ilaha illallah” yang
bermakna “Tidak ada Tuhan yang Maha Esa Kecuali
Allah”, Al Qur’an adalah ajaran Tuhan Yang Maha
Esa yang akan menghasilkan kaderisasi manusia
yang adil dan beradab, untuk tegaknya persatuan
Indonesia, guna hidup musyawarah dalam
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratn perwakilan
agar terwujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia orang perorang, tegak menjadi nyata
dalam kehidupan sosial dan berbangsa di Indonesia.
128
mengapa umat Islam tidak mau memilih partai
Islam? Dimana letak salahnya, dipartaikah, di
umatnyakah atau pemahaman keislaman dari
keduanya?
129
Islam wal Muslimin yang pro kemerdekaan anti
penjajahan menjadi rahmatan lil alamiin bagi
saudara kita sebangsa dan setanah air. GPII selalu
mengajak dan memimpin Umat Islam Indonesia
kepada kesatuan dan persatuan umat Islam dunia
dalam menata perdamaian dunia dengan semangat
cinta damai dari Izzul Islam wal Muslimin pro
kemerdekaan anti penjajahan menjadi rahmatan lil
alamiin bagi saudara kita umat manusia sedunia.
130
muslimin
Terhadap persoalan besar yang dihadapi kaum
Indonesia yaitu:
131
lam tadhillu abadan, kitabullah was sunnati rasulih”.
(HR al Hakim)
132
melakukan perbuatan aniaya atau permusuhan dan
keonaran terhadap non muslim dengan ketidak
adilan. GPII akan berlaku damai dan pendamai,
namun GPII tetap akan berlaku adil, akan melakukan
cek dan ricek fakta dilapangan agar tidak diperalat
oleh non muslim yang berlaku curang dan mendesak
perdamaian untuk motivasi dan tujuan curang.
133
(menggilirkan jatuh bangunnya satu peradaban) kata
Allah, tugas yang menjadi langkah GPII adalah
menggambarkan kondisi objektif ini kepada bangsa
Indonesia seumumnya dan kader GPII khususnya
dan ajakan melakukan perbaikan diri hingga nanti
sampai masanya digambarkan surat al Kahfi 97
“gala:” hadza rahmatanmin rabbii faidza jaa wa’du
rabbi jaa’lahu dakkaan wa kana wa’du rabbi haqqan”
ini adalah rahmatan (lil alamin) maka jika janji Allah
tiba di akan membikin (yakjuj wa makjuj) hancur
lebur, sesungguhnya janji Allah dala al Qur’an
adalah benar.
PENUTUP
134
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelanggaran Khittah
akan mengakibatkan tujuan kita tidak akan tercapai hingga
bumi ini kiamat sekalipun. Setiap pelanggaran khttah
perjuangan GPII akan mengakibatkan perjuangan GPII tidak
akan pernah mencapai tujuannya, sia-sia dalam perjuangan.
Hanya menghabiskan waktu, biaya dan tenaga untuk sebuah
permainan yang Cuma-Cuma. Untuk itu pandai-pandailah
meniti buih, selamat badan sampai di tujuan, mudah-mudahan
Allah berkenan dengan langkah-langkah khittah perjuangan
GPII ini. Amiiinn.
135
136