Cetakan I, 2014
PIMPINAN PUSAT
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA
(PP-GPII)
www.gpii.or.id
1
2
ANGGARAN DASAR
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA (GPII)
Bismillahirrahmanirrahim
MUQADDIMAH
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Gerakan Pemuda Islam Indonesia disingkat
GPII Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII)
3
Pasal 2
Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) didirikan pada tanggal 2
October 1945 di Jakarta.
Pasal 3
Pasal 4
Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) berasaskan Islam
Pasal 5
Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) bertujuan terwujudnya
masyarakat Islam
Pasal 6
Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) bersifat independen
BAB III
USAHA
Pasal 7
4
BAB IV
KEANGGOTAAN, HAK, DAN KEWAJIBAN
Pasal 8
Yang diterima menjadi anggota ialah Pemuda Islam warga negara
Indonesia
Pasal 9
1. Tiap-tiap anggota mempunyai hak suara
2. Tiap-tiap anggota berhak dipilih dan memilih
3. Tiap-tiap anggota berkewajiban mentaati ketentuan
Organisasi
BAB V
STRUKTUR DAN PIMPINAN
Pasal10
1. Organisasi ini adalah:
a. Pimpinan Pusat
b. Pimpinan Wilayah
c. Pimpinan Daerah
d. Pimpinan Cabang
e. Pimpinan Ranting
BAB VI
MUSYAWARAH DAN KEKUASAAN
Pasal 11
Musyawarah terdiri dari :
a. Muktamar
b. Muktamar Luar Biasa
5
c. Rapat Pimpinan Nasional
d. Rapat Kerja Nasional
e. Musyawarah Wilayah
f. Musyawarah Wilayah Luar Biasa
g. Rapat Kerja Wilayah
h. Musyawarah Daerah
i. Musyawarah Daerah Luar Biasa
j. Rapat Kerja Daerah
k. Musyawarah Cabang
l. Musyawarah Ranting
BAB VII
KEUANGAN
Pasal 12
Keuangan Organisasi Didapat dari:
1. Uang Pangkal dari anggota
2. Uang luran dari anggota
3. Uang donatur yang tidak mengikat
4. Usaha-usaha lain yang sah
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 13
1. Hal -hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga
2. Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah oleh Muktamar
3. Anngaran Dasar ini rubah dan disempurnakan pada Muktamar
Bersama GPI-GPII di Medan Sumatera Utara, 9 – 12 Desember
2013.
6
7
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA (GPII)
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Status Keanggotaan
8
Pasal 2
Persyaratan Keanggotaan
Pasal 4
Prosedur Keanggotaan
9
anggota biasa dengan menyampaikan kesediaan secara tertulis
kepada Pimpinan Wilayah.
3. Setiap tokoh/public figure dari kalangan umat Islam dan bersedia
bergabung dengan GPII dapat menjadi anggota luar biasa dan
disahkan oleh Pimpinan Pusat.
4. Setiap orang Islam yang berjasa terhadap perjuangan umat
Islam dan bersedia bergabung dengan GPII, dapat ditetapkan
sebagai Anggota Kehormatan oleh Pimpinan Pusat dan atau
atas usul /rekomendasi Pimpinan Wilayah.
5. Setiap anggota biasa yang telah selesai masa jabatannya dan
tidak melanjutkan, secara otomatis menjadi anggota purna.
6. Anggota biasa, anggota luar biasa, anggota kehormatan, dan
anggota purna setelah diterima dan sah pengangkatannya,
diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang tercantum nomor
induk dan status keanggotaan oleh Pimpinan Pusat, serta
didaftar dalam Buku Induk Anggota (BIA).
7. Anggota yang direkrut secara khusus (kader material)
berdasarkan kebutuhan khusus, tetap mengacu kepada aturan
yang berlaku dengan mempertimbangkan pelaksanaan konversi
jenjang pengkaderan tersendiri dan disahkan oleh eselon yang
ditunjuk
Pasal 5
Hak dan Kewajiban
Hak
10
3. Hak Anggota Luar Biasa.
a. Menghadiri dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan
organisasi.
b.Memberi pertimbangan dan saran kepada organisasi baik
secara lisan maupun tertulis.
c. Mendapat perhatian yang wajar dari organisasi atas setiap
pertimbangan dan saran yang disampaikan.
Kewajiban
1. Kewajiban Anggota Muda.
a. Seluruh hak anggota muda secara otomatis menjadi
kewajiban.
b. Membayar iuran yang telah ditetapkan
c. Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik Islam dan
Organisasi.
d. Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mentaati dan melaksanakan AD-ART, Garis-garis Besar
Perjuangan GPII, Khittah Perjuangan dan ketetapan-
ketetapan organisasi lainnya.
11
d. Memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mentaati dan melaksanakan AD-ART, Garis-garis Besar
Perjuangan GPII, Khittah Perjuangan dan ketetapan-
ketetapan organisasi lainnya
f. Turut memberikan kontribusi, baik pemikiran maupun tenaga
dalam rangka memajukan da'wah Islam dan organisasi.
g. Mengikuti seminimalnya pelatihan dasar.
12
Pasal 6
Hilangnya Keanggotaan
Pasal 7
Hukuman
13
Pasal 8
Rangkap Anggota
BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 10
A. Muktamar
14
3. Muktamar diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat.
Pasal 11
Fungsi dan Wewenang Muktamar
Pasal 12
Penyelenggaraan Muktamar
Pasal 13
Peserta Muktamar
15
4. Jumlah peserta dan peninjau ditentukan oleh Pimpinan Pusat.
5. Peserta Muktamar mempunyai hak suara dan bicara.
6. Peserta peninjau Muktamar hanya memiliki hak bicara.
Pasal 14
Tata Tertib Muktamar
Pasal 15
Pelantikan dan Serah - Terima Jabatan
16
Formatur baru yang diambil dari anggota formatur terpilih untuk
penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan Pusat.
Pasal 16
B. Muktamar Luar Biasa
Pasal 17
C. Musyawarah Wilayah
17
3. Memilih dan menetapkan Pimpinan Wilayah dengan jalan
memilih Ketua Umum/Ketua Formatur dan beberapa orang
Anggota Formatur.
4. Memilih dan menetapkan Formatur Brigade dan Muslimah GPII
masing-masing minimal 3 orang untuk dipilih salah satunya oleh
Ketua Umum/Ketua Formatur PW GPII terpilih, menjadi Ketua
Formatur/Ketua Badan Otonom dan secara bersama- sama
menyusun struktur kepengurusan lengkap.
Pasal 19
Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah
Pasal 20
Peserta Musyawarah Wilayah
18
Pasal 21
Tata Tertib Musyawarah Wilayah
Pasal 22
Pelantikan dan Serah-Terima Jabatan
19
menetapkan Ketua Formatur baru yang diambil dari anggota
formatur terpilih atau memandati beberapa orang untuk
penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan Wilayah.
Pasal 23
D. Musyawarah Wilayah Luar Biasa
Pasal 24
E. Musyawarah Daerah
20
Pasal 25
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Daerah
Pasal 26
Penyelenggaraan Musyawarah Daerah
21
Pasal 28
Tata Tertib Musyawarah Daerah
Pasal 29
Pelantikan dan Serah-Terima Jabatan
22
8. Jika ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak terselenggara sebagaimana
batasan waktu yang diberikan, maka Pimpinan Wilayah setempat
berhak untuk memberi peringatan dan jika dianggap perlu
menunjuk dan menetapkan Ketua Formatur baru yang diambil
dari Anggota Formatur terpilih atau memandati beberapa orang
untuk penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan Daerah.
Pasal 30
Musyawarah Daerah Luar Biasa
Pasal 31
Musyawarah Cabang
Pasal 32
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Cabang
23
3. Memilih dan menetapkan Pimpinan Cabang dengan jalan memilih
Ketua/Ketua Formatur dan beberapa orang Anggota Formatur.
Pasal 33
Penyelenggaraan Musyawarah Cabang
Pasal 34
Peserta Musyawarah Cabang
Pasal 35
Tata Tertib Musyawarah Cabang
24
3. Apabila ayat 1 Pasal ini tidak terpenuhi maka Musyawarah
Cabang ditunda 1 X 12 jam dan setelah itu Musyawarah Cabang
dinyatakan sah.
4. Sebelum Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih, sidang-sidang
Musyawarah Cabang dipimpin oleh Pimpinan Cabang.
5. Pimpinan sidang Musyawarah Cabang dipilih dari peserta dalam
bentuk presidium, sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dan
sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
Pasal 36
Pelantikan dan Serah-Terima Jabatan
25
Pasal 37
Musyawarah Cabang Luar Biasa
Pasal 38
Musyawarah Ranting
Pasal 39
Fungsi dan Wewenang Musyawarah Ranting
Pasal 40
Penyelenggaraan Musyawarah Ranting
26
2. Pimpinan Ranting adalah penanggung jawab penyelenggaraan
Musyawarah Ranting, dengan membentuk Panitia Musyawarah
Ranting.
Pasal 41
Peserta Musyawarah Ranting
Pasal 42
Tata Tertib Musyawarah Ranting
Pasal 43
Pelantikan dan Serah - Terima Jabatan
27
2. Penyelesaian susunan struktur dan personalia Pimpinan Ranting
GPII oleh Ketua/Ketua Formatur dibantu Anggota Formatur
lainnya.
3. Ketua/Ketua Formatur segera mengajukan permohonan
pengesahan dan pelantikan ke PD GPII dengan rekomendasi PC
GPII.
4. Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan struktur dan
personalia Pimpinan Ranting GPII diberikan oleh Pimpinan
Cabang GPII berbarengan dengan kegiatan pelantikan pengurus
Pimpinan Ranting bersangkutan.
5. Salinan Surat Keputusan (SK) pengesahan susunan struktur dan
personalia Pimpinan Ranting GPII disampaikan kepada Pimpinan
Daerah sebagai laporan.
6. Selambat-lambatnya 30 hari setelah personalia Pimpinan Ranting
GPII terbentuk, sudah dilakukan pelantikan dan Serah-Terima
Jabatan.
7. Mekanisme penyelenggaraan acara pelantikan dan serah-terima
jabatan diatur dalam Pedoman Organisasi.
8. Jika ayat 1, 2 dan 3 Pasal ini tidak terselenggara sebagaimana
batasan waktu yang diberikan, maka Pimpinan Cabang setempat
berhak untuk memberikan peringatan dan jika dianggap perlu
menunjuk dan menetapkan Ketua Formatur baru yang diambil
dari anggota formatur terpilih atau memandati beberapa orang
untuk penyusunan dan persiapan pelantikan Pimpinan Ranting.
BAB III
HAK SUARA PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 44
Di Dalam Muktamar
28
Pasal 45
Di Dalam Musyawarah Wilayah
Pasal 46
Di Dalam Musyawarah Daerah
Pasal 47
Di Dalam Musyawarah Cabang
Pasal 48
Di Dalam Musyawarah Ranting
29
BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 49
Ranting
Pasal 50
Cabang
30
2. Pengesahan berdirinya Daerah baru, dilakukan oleh Pimpinan
Wilayah yang diajukan oleh Mandatir pembentukan Daerah dan
atau Ketua/Ketua Formatur Pimpinan Daerah.
3. Salinan surat permohonan pengesahan Pimpinan Daerah
disampaikan kepada Pimpinan Pusat sebagai laporan.
4. Penyimpangan dari ketentuan ayat 1 pada Pasal ini diputuskan
oleh Pimpinan Wilayah.
Pasal 52
Wilayah
BAB V
PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 53
Kedudukan Pimpinan
31
5. Pimpinan Ranting berkedudukan di tempat yang ditetapkan oleh
Pimpinan Ranting, kecuali apabila Musyawarah Ranting
menentukan lain.
Pasal 54
Pimpinan Pusat
Pasal 55
Personalia Pimpinan Pusat
32
Mantan Pengurus Harian Pimpinan Pusat (IPI yang terdiri dari 1
(satu) orang Ketua dan 9 (sembilan) orang anggota dipilih oleh
Ketua Umum/Ketua Formatur dan Anggota Formatur.
6. Dewan Syuro dibentuk pada setiap jenjang struktur
kepengurusan.
Pasal 56
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Pusat
Pasal 57
Periode Jabatan Pengurus
33
3. Seorang Anggota Biasa dapat menjabat sebagai Pengurus
Pimpinan Pusat maksimum 3 (tiga) periode berturut-turut.
Pasal 58
Struktur Kekuasaan
Pasal 59
Pimpinan Wilayah
34
5. Pimpinan Wilayah dapat melakukan tindakan administratif atau
sejenisnya bila ada Pimpinan Daerah yang vakum atau
periodesasinya berakhir.
6. Ketentuan mengenai ayat 4 dan 5 Pasal ini akan diatur pada
peraturan- peraturan lain.
Pasal 60
Personalia Pimpinan Wilayah
Pasal 61
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Wilayah
35
5. Menyelenggarakan Mukerwil sekurang-kurangnya sekali dalam
satu periode.
6. Merekomendasi dan melantik Pimpinan Daerah (PD).
Melakukan skorsing, pemecatan terhadap anggota/pengurus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Melaporkan secara berkala, 6 (enam) bulan sekali,
perkembangan situasi dan kondisi wilayahnya secara tertulis
kepada Pimpinan Pusat terhitung sejak pelantikan.
8. Setiap keputusan Ketua umum dianggap sah apabila didukung
sekurang-kurangnya setengah dari anggota Pengurus Harian
Pimpinan Wilayah dan dikeluarkan melalui surat resmi yang
ditanda tangani oleh yang bersangkutan.
Pasal 62
Periode Jabatan Pengurus
Pasal 63
Pimpinan Daerah
36
Pasal 64
Personalia Pimpinan Daerah
Pasal 65
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Daerah
37
9. Setiap keputusan Ketua dianggap sah apabila didukung
sekurang-kurangnya setengah dari anggota Pengurus Harian
Pimpinan Daerah dan dikeluarkan melalui surat resmi yang
ditanda tangani oleh yang bersangkutan.
Pasal 66
Periode Jabatan Pengurus
Pasal 67
Pimpinan Cabang
Pasal 68
Personalia Pimpinan Cabang
38
4. Pengurus Lengkap terdiri dari Pengurus Harian dan
Departemen-departemen.
Pasal 69
Tugas, Kewajiban dan Wewenang Pimpinan Cabang
39
Pasal 71
Pimpinan Ranting
Pasal 72
Personalia Pimpinan Ranting
Pasal 73
Tugas, Kewajiban dan Wewenang
Pimpinan Ranting
40
5. Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah
Ranting.
6. Menyelenggarakan Mukera sekurang-kurangnya sekali dalam
satu periode.
7. Memberikan rekomendasi skorsing, pemecatan terhadap
pengurus/anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Melaporkan secara berkala, 3 (tiga) bulan sekali, perkembangan
situasi dan kondisi rantingnya secara tertulis kepada Pimpinan
Cabang dengan tembusan kepada Pimpinan Daerah setempat
terhitung sejak pelantikan dan serah-terima jabatan.
9. Setiap Keputusan Ketua dianggap sah apabila didukung
sekurang-kurangnya setengah dari anggota Pengurus Harian
Pimpinan Ranting dan dikeluarkan melalui surat resmi yang
ditanda tangani oleh yang semua bersangkutan.
Pasal 74
Periode Jabatan Pengurus
BAB VI
EADAN-BADAN OTONOM
Pasal 75
41
mandiri dalam melaksanakan program kerja dan hasil ketetapan
instansi kekuasaan yang setingkat.
4. Badan Otonom dapat meningkatkan keahlian anggotanya.
melalui kegiatan pengkaderan dan latihan praktis lainnya untuk
mendorong profesionalitas anggota dalam bidang-bidang terkait
serta kegiatan sosial kemasyarakatan.
5. Badan Otonom dapat melaksanakan kegiatan non-struktural
dalam rangka proses rekruitmen kader.
6. Badan Otonom GPII memiliki struktur vertikal dan Horizontal
dengan eselon setingkat.
7. Kebijakan strategis dalam Badan Otonom harus sesuai dengan
kebijakan Pimpinan di setiap tingkatan. Status keanggotaan di
Badan Otonom menginduk pada ketentuan keanggotaan
organisasi GPII. Badan Otonom bertanggung jawab langsung
kepada Ketua Umum tingkat kepengurusan masing-masing. •
Struktur Badan Otonom dibentuk sampai tingkat Pimpinan
Daerah.
Pasal 76
Tugas Dan Kewajiban
BAB VII
BADAN-BADAN DAN LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS
A. BADAN-BADAN KHUSUS
Pasal 77
Pengertian, Macam dan Kedudukan
42
2. Badan-Badan Khusus dapat dibentuk di tingkat Pimpinan Pusat,
Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah.
3. Periodesasi Kepengurusan Badan Khusus sama dengan struktur
Pimpinan GPII setingkat.
Pasal 78
Tugas dan Kewajiban Badan Khusus
Pasal 79
Personalia Pengurus Badan Khusus
Pasal 80
LEMBAGA-LEMBAGA KHUSUS
Pengertian, Macam dan Kedudukan
43
2. Lembaga-lembaga khusus hanya dibentuk di tingkat Pimpinan
Pusat.
3. Periodisasi kepengurusan lembaga-lembaga khusus tidak terikat
dengan periodisasi Pimpinan GPII setingkat.
Pasal 81
Fungsi Lembaga-Lembaga Khusus
BAB VIII
KELUARGA BESAR GPII
44
Pasal 83
Hak Keluarga Besar GPII
Pasal 84
Kewajiban Keluarga Besar GPII
BAB IX
PERMUSYAWARATAN PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 85
Musyawarah Kerja Nasional
45
Pasal 86
Sidang Dewan Organisasi
Pasal 87
Musyawarah Kerja Wilayah
46
Pasal 88
Musyawarah Kerja Daerah
Pasal 89
Musyawarah Kerja Cabang
Pasal 90
Musyawarah Kerja Ranting
47
2. Musyawarah Kerja Ranting diselenggarakan oleh Pimpinan
Ranting dan dihadiri oleh Pengurus dan anggota Ranting.
3. Fungsi Musyawarah Kerja Ranting adalah sebagai forum untuk
membahas dan menetapkan program kerja Ranting.
4. Pimpinan Ranting menyampaikan progress report mengenai
perkembangan organisasi dan realisasi program kerja.
5. Hal-hal lain yang berhubungan dengan Musyawarah Kerja
Ranting, diatur dalam peraturan khusus.
BAB X
RAPAT-RAPAT PENGURUS
Pasal 91
Rapat Pleno
Pasal 92
Rapat Harian
48
permasalahan penting lainnya yang hanya dapat dibicarakan pada
tingkat Pimpinan Harian.
Pasal 93
Rapat Koordinasi
BAB XI
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI
Pasal 94
Keuangan Organisasi
49
Pasal 95
Kekayaan Organisasi
Pasal 97
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
BAB XII
KETENTUAN UMUM
Pasal 98
Hal-Hal Lain
50
Pasal 99
Pengesahan
51
52
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERJUANGAN
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA
(GBPP GPII)
I. MUQADIMAH
53
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai.
Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”
“Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka.”
54
Sedangkan Istilah Al Birra satu pembinaan hidup bertujuan ihsan
digambarkan oleh al Baqarah 177, Ali Imran 92, 192, 198, al Baqarah
201 adalah untuk mencapai arah tujuan hidup pribadi dan berbangsa
yaitu:
55
GBPP ini merupakan program umum yang mendasar merupakan
proses dari pencapaian tujuan GPII yang berkesinambungan untuk
menyiapkan generasi Pemuda Islam Indonesia tercinta yang
“basthathan fii ilmi wal jismi”. Yaitu membentuk pemuda Indonesia
yang berpegang teguh kepada ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa
yakni al Qur’an wa Sunnah Rasul serta bertanggung jawab atas
terlaksananya ajaran Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yakni al Qur’an
wa Sunnah Rasul Sunnah dalam kehidupan pribadi, berumahtangga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara” (BAB III pasal 3 AD/ART
GPII). Dan GBPP sekaligus merupakan standar dasar bagi evaluasi
kinerja tentang arah pencapaian tujuan GPII bagi kepemimpinan dan
kepengurusan disetiap level dan periode yang ada didalam GBPP 15
tahun yang dibagi dalam 5 REPROTITA.
Inilah arah dan tujuan kerja GBPP GPII yang sesungguhnya yaitu
paralel dengan apa yang dimaksud “Nation and Caracter Building”,
yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
pembangunan manusia patriot dan pendukung cita proklamasi 17
Agustus 1945 sebagai mana dicitakan oleh para pahlawan fouding
father Indonesia tercinta. Untuk tujuan besar inilah maka GBPP GPII
disusun sebagai dasar program perjuangan kebangkitan GPII 15
tahun pertama yang dibagi menjadi 5 REPROTITA. GBPP adalah
merupakan satu arah tujuan puncak peran serta GPII dalam upaya
penyelamatan dan pembangunan bangsa Indonesia tercinta. Agar
seluruh bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mau menata hidup
dan kehidupan dalam penataan hidup yang indah tiada tanding tiada
banding untuk mencapai tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
56
Indonesia yaitu bangsa yang hidup “hasanah fiddunya wabil akhirati
hasanah wa qiina azabannar”, bangsa Indonesia yang “inna
akramakum indallahi atqakum”.
LANDASAN BERFIKIR
57
menjadi berlaku destruktif terhadap pembuktian-pembuktian Allah al
Qur’an wa Sunnah RasulNYA dengan tanpa alasan objektif ILMIAH.
Begitulah terhadap apa dengan mana mereka melakukan hidup
maksiat yaitu mereka salng baku hantam dalam satu kehidupan (Ali
Imran 112).
Situasi Indonesia diakhir abad XX dan awal abad XXI ini adalah
kongruen sama sebangun dengan situasi Mekkah akhir abad ke VI
awal abad ke VII. Dunia berad dalam jurang neraka kehidupan, hidup
saling bermusuhan saling baku hantam yaitu kehidupan sosial
piramid “survival of the fittest”, penghisapan manusia satu terhadap
manusia lain. Penjajahan dan penguasaan bangsa satu terhadap
bangsa lain telah mengakibatkan perang dunia maupun berbagai
perang lokal sepanjang sejarah kemanusiaan dalam memperebutkan
membagi dunia dalam penguasaan dan penjajahan sumberdaya
kehidupan secara ekonomi dan politik.
Blok timur dengan prinsip “dari tiap orang menurut fungsinya dan
untuk semua orang menurut kebutuhannya” menawarkan sosialisme
komunisme dalam penyelesaian problematika kenyataan sosial.
Dengan atas dasar dialektika diletakkan “perjuangan kelas”, yang
melalui kemenangan diktator proletariat mereka impikan “masyarakat
tanpa kelas”.
58
yang lain, malah menghancurkan dan melemahkan keduanya dan
selanjutnya dilakukan penindasan terhadap manusia dan bangsa
yang lemah.
59
murah, merampat tanah subur dengan harga yang mencekik,
penjarahan tambang, hutan dan lautnya dengan cara manipulasi dan
pengelabuan.
Berikut ini adalah kondisi umum dalam beberapa hal yang melatar
belakangi penyusunan GBPP GPII ini :
60
A. KONDISI SOSIAL POLITIK
61
Oleh sebab itu, keadaan kondisi tidak menentu seperti sekarang ini
harus segera diakhiri. Harus dilakukan adalah peninjauan dan kajian
kembali secara fondamental dalam keseluruhan mengenai tafsiran
arah Garis Besar Program Perjuangan tujuan dan khitahnya, yang
meliputi segenap segi dan bidang perjuangan. Kemudian
memperdalam pengertian situasi tentang pokok dari problem
keadaan tadi, yang merupakan “politikal phylosophy” atau “philosofy
of government” dari kenyataan sekarang ini, dan rangkaian hubungan
serta perhitungan kemungkinan-kemungkinan kesudahannya.
Sehingga berdasarkan hasil itu nanti segeralah dimulai langkah-
langkah baru dalam menghadapi situasi dan kondisi sosial politik
dengan lebih matang “al akhirati khairu laka minal ula”.
Sehingga dengan GBPP GPII kader dan pimpinan akan lebih faham,
lebih tahu maping medan lapangan sosial politik, tentunya akan lebih
teliti, lebih hati-hati, lebih matang perhitungan strateginya, sehingga
lincah, efektif, tepat guna dan tepat sasaran, target dan tujuan dalam
dipanggung-panggung sosial politik dunia maupun Indonesia
khususnya.
B. KONDISI EKONOMI
62
mereka melakukan hidup maksiat yaitu mereka menjadi saling baku
hantam dalam satu kehidupan (Ali Imran 12).
63
sampai merauke namun dalam hal ekonomi sama sekali tak berubah
sejak zaman kerajaan Hindu masuk ke Indonesia. Indonesia kita
masih saja berada dilantai dansa penjajahan dunia, masih dalam
penjajahan neo imperialisme baik yang dilakukan neo liberalisme
maupun neo sosialisme maupun neo sosialisme.
64
kekayaan mereka berupa emas, kayu, bouxit, perak, batu bara
dibolduser oleh kapitalis asing tanpa menyisakan apapun bagi
mereka.
Oleh sebab itu GBPP GPII akan memberikan sajian wawasan objektif
ilmiah mengapa Indonesia miskin ditengah lumbung emas, minyak,
nikel, timah, batu bara, LNG, sawit dan harta karun dilaut maha luas
Indonesia. GBPP GPII juga memberikan wawasan sistem dan
anggaran ekonomi alternatif bagi perwujudan pasal 33 UUD 1945,
yaitu sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama dengan
azas kekeluargaan. Dan tentunya memberi arah, target dan tujua
pembinaan manusia tangguh dalam menghadapi dan membangun
ekonomi Indonesia tercinta ditengah pertarungan dan penindasan
global yang sedemikian kejamnya.
65
instant, money politik, korupsi, clubbing, narkoba, fee sex sudah
menjadi sasaran dan percakapan sehari-hari, sedang bicara tentang
nasionalisme, perbaikan bangsa dan regenerasi selesai pada tatanan
konsep dan seminar. Rekruitmen anggota ormas kepemudaan sudah
seperti rumah kos datang dan pergi tanpa kesan tak ada lagi
rekrutment anggota dengan kaderisasi dan pembinaan yang serius.
Hal ini juga tidak luput dari apa yang terjadi di GPII, terjadi krisis
kader, krisis kepemudaan yang akan mengakibatkan krisis kader
bangsa. Jadi adalah kewajaran dalam lingkungan kepemudaan yang
sangat “survival of the fittest” seperti ini hanya anak orang-orang kaya
dan pejabat yang akan menduduki pucuk pimpinan kepengurusan
ormas kepemudaan. Merekalah yang mampu sekolah ditempat yang
mahal dan diluar negeri dan mampu mengongkosi berbagai
kepentingan termasuk money politik disetiap pemilihan ketua OKP,
pemilihan legislatif dan pilkada. Kondisi pemuda saat ini sekaligus
menunjukkan bahwa demokrasi dan feodalis tetap sama saja hanya
orang-orang kaya kaum “agniya” yang memain-mainkan
memiskinkan orang miskin akan lebih miskin. Namun perlu juga
disadari bahwa mengapa budaya hedon ini dibiakkan dikalangan
muda Indonesia. Ini tak lain adalah dalam rangka menghancurkan
leburkan tatanan kebangsaan Indonesia sekaligus melanggengkan
penjajahan di Indonesia. Kondisi Indonesia babak belur saat ini
ditentukan tak lepas dari kwalitas pemimpinnya sebagai hasil
tempaan generasi sebelumnya. Dan tujuan disusun GBPP GPII ini
adalah untuk menjawab tantangan situasi dan kondisi Pemuda Islam
Indonesia dan Pemuda Indonesia seumumnya guna mempersiapkan
manusia Indonesia seutuhnya bagi kejayaan Indonesia tercinta di
masa hadapan.
D. SITUASI EKSTERNAL
66
dendam dalam dan paska PILKADA. Dulu peninggalan penjajahan
Belanda hanya PILKADES massa mengambang dan pecah belah
tingkat desa saja, namun untuk pengendalian dilakukan oleh aparat
camat (muspika) keatas, sedangkan pemilu dan pemilukada
langsung adalah adu domba dari atas ke bawah bahkan masuk
kedalam kamar tidur dan ruang makan keluargapun pecah belah.
Kondisi ini perlu disikapi secara arif agar tidak kontra produktif bagi
umat Islam dan bangsa Indonesia seumumnya. Opini yang terbangun
oleh media massa tidak sebanding kalau kita bandingkan dengan
targetnya adalah penderitaan Amerika dan Israel. Namun kita perlu
cermati juga dibalik itu bahwa seolah Indonesia tidak aman, dan akan
menghambat investor masuk ke Indonesia. Akibat timbul kurang rasa
percaya diri para pimpinan daerah terhadap bargaining investasi. Tak
pelak lagi sehingga jika ada investor yang berani dianggap pahlawan
mendapat sambutan hangat dan kemudahan dari pada Bupati baru
yang tidak mengerti masalah tambang dan perkebunan dengan
mudah mereka melepas IUP pertambangan atau perkebunan yang
ribuan hektar dengan kandungan deposit trilyunan rupiah, dengan
imbalan royalti, pajak dan buruh tambang atau perkebunan bagi
rakyatnya.
67
pribumi selain menggerus ekonomi Indonesia di segala bidang
ekonomi mulai meminta pengakuan untuk partisipasi di bidang politik
termasuk legislatif dan eksekutif.
A. Dasar Perjuangan
1. Qur’an wa sunnah Rasul
2. AD/ART GPII
3. Khittah Perjuangan GPII
4. GBPP GPII
B. Tujuan Perjuangan
1. Tujuan Perjuangan Umum
Membentuk pemuda Indonesia yang berpegang teguh
kepada ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa yakni al
Qur’an wa Sunnah Rasul serta bertanggung jawab atas
terlaksananya ajaran Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yakni
al Qur’an wa Sunnah Rasul, Sunnah dalam kehidupan
pribadi, berumahtangga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
68
2. Tujuan Perjuangan Khusus (15 tahun sejak GBPP
ditetapkan)
Membentuk pemuda yang basthatahan fil ilmu wa jismi
yaitu Pemuda ekspert dan skill serta lincah dalam
berbagai bidang keterampilan dan pengabdian hidup-
hidup.
C. Prinsip-Prinsip Perjuangan
1. Dasar Perjuangan :
Kuasai ILMU secara teoritis sebagai pandangan dan
penilaian.
2. Pengorganisasian Perjuangan :
Kuasai ILMU sebagai strategy, taktik dan teknis
perjuangan konsepsi perjuangan.
3. Tujuan Perjuangan :
Perbaikan diri dengan ILMU adalah perbaikan bangsa
dengan ILMU.
4. Manajemen Perjuangan :
Jadikan diri sebagai data dari teory perjuangan data ILMU.
Membangkitkan gagasan ILMU menjadi turbin keinginan
bergerak, perwujudan ilmu teori dan konsepsi menjadi
kenyataan diri.
69
Motto GPII : “Ketahanan nasional ditentukan oleh
ketahanan pribadi”
V. TARGET PERJUANGAN
A. Target Perjuangan Umum
1. Membangun SDM GPII menjadi pemuda kelas dunia
yang handal dalam bidang pendidikan dan perbaikan
jati diri bangsa.
2. Membangun SDM GPII menjadi pemuda kelas dunia
yang handal dalam bidang penataan politik, ekonomi,
sosial, kebudayaan dan peradaban.
3. Membangun SDM GPII menjadi pemuda kelas dunia
yang handal dalam bidang pertahanan dan bela
negara.
4. Tersusun dan terlaksananya REPROTITA (Rencana
Program Tiga Tahun KEBANGKITAN GPII I – V mulai
2013 – 2028.
5. Tersedianya tanah dan bangunan untuk sekretariat
baru yang represesentatif di seluruh tingkat
kepengurusan mulai dari DPP sampai Pengurus
Daerah seluruh Indonesia.
B. Target Perjuangan Khusus
1. Dalam Bidang Kaderisasi
a. Tersusun dan terlaksana konsep kaderisasi
berkesinambungan.
b. Terlaksananya komitmen dan konsistensi
pelaksanaan kaderisasi KEBANGKITAN GPII
dalam 5 REPROTITA ditiap jenjang kepengurusan.
c. Terbentuknya corps instruktur dan mentor
kaderisasi nasional permanen yang otonom dan
dikelola secara cops ditingkat nasional.
d. Terlaksananya secara komitmen dan konsekwen
rekrutmen kaderisasi untuk menghasilkan
sebanyak 1.000.000 (satu juta kader) dalam 5
protita.
2. Dalam Bidang Pendidikan
a. Berdirinya Yayasan Pondok Pesantren Pemuda
Islam Indonesia.
70
b. Berdirinya SMP dan SMA Boarding School
“Taruna Muda GPII).
c. Berdirinya klinik kesehatan dan rumah sakit GPII.
3. Dalam Bidang Penataan
a. Berdirinya Baitul Maal GPII secara terpusat.
b. Berdirinya klaster pertanian, peternakan,
perikanan dan perkebunan terpadu GPII ditiap
tingkat kabupaten kota diseluruh Indonesia.
c. Berdirinya klaster pertambangan GPII ditingkat
kabupaten yang memiliki sumberdaya
pertambangan.
d. Berdirinya perkebunan singkong GPII minimal 100
HA ditiap kabupaten kota.
e. Berdirinya Balai Latihan Kerja (BLK) GPII dan
pemagangan kerja GPII yang melatih dan
menyalurkan tenaga kerja muda potensial dan
profesional bagi dunia industri dan bisnis di
Indonesia.
4. Dalam Bidang Keilmuan dan Kajian
a. Mendirikan lembaga kajian dan survey GPII
b. Melakukan kajian rutin bulanan terhadap situasi
dan kondisi dalam dan luar negeri bangsa
Indonesia terkini.
c. Mendirikan, mengelola dan menyalurkan beasiswa
dalam seluruh disiplin ilmu mulai S1, S2 dan S3
bagi anggota dan pengurus GPII yang memenuhi
syarat dan ketentuan yang berlaku.
5. Dalam Bidang Kepemimpinan
1. Menyiapkan kaderisasi kepemimpinan kelas dunia
yang tangguh sajaah, amanah, fathanah, shiddiq
dan tablig bagi kepemimpinan legislatif, eksekutif,
yudikatif, birokratif dan diplomatik baik tingkat
nasional maupun daerah.
2. Bermitra dengan berbagai lembaga rekrutment,
pendidikan dan pelatihan bagi calon pemimpin
bangsa.
6. Dalam Bidang Pertahanan
a. Pengiriman peserta ditiap jenjang dan angkatan
lemhanas.
71
b. Pengiriman peserta beasiswa S2 studi pertahanan
oleh Kementerian Pertahanan.
c. Pengiriman peserta beasiswa S2 studi pertahanan
oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
72
2. Mendirikan Pondok Pesantren SMP dan SMA
Boarding School “Taruna Muda GPII”
3. Mendirikan klinik kesehatan dan rumah sakit GPII.
4. Mendirikan STIP Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan dan
Kesehatan “Burhanudin Harahap”.
D. Program Khusus Bidang Penataan Ekonomi
1. Mendirikan Baitul Maal GPII.
2. Koperasi retail GPII bekerjasama dengan AlfaMaret,
dan lain-lain.
3. Mendirikan klaster pertanian, peternakan, perikanan
dan perkebunan terpadu GPII ditiap tingkat kabupaten
kota diseluruh Indonesia.
4. Mendirikan dan ikut serta mengelola klaster
tambang/tambang rakyat di tingkat kabupaten yang
memiliki sumberdaya pertambangan.
5. Mendirikan perkebunan singkong minimal 100 HA
ditiap kabupaten kota.
6. Mendirikan klaster hutan tanaman industri dan hutan
rakyat GPII.
7. Mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) GPII yang
melatih keterampilan hidup dan menyalurkan tenaga
kerja muda potensial dan profesional bagi dunia indutri
dan bisnis di Indonesia.
8. Melaksanakan program pemagangan tenaga kerja
terlatih dalam dan luar negeri.
E. Program Khusus Bidang Keilmuan dan Kajian
1. Mendirikan lembaga kajian dan survey GPII.
2. Melakukan kajian rutin bulanan terhadap situasi dan
kondisi dalam dan luar negeri bangsa Indonesia
terkini.
3. Mendirikan, mengelola dan menyalurkan beasiswa
dalam seluruh disiplin ilmu mulai S1, S2 dan S3 bagi
anggota dan pengurus GPII yang memenuhi syarat
dan ketentuan yang berlaku.
73
kepemimpnan kelas dunia yang tangguh sajaah,
amanah, fathanah, siddiq, dan tablig bagi
kepemimpinan legislatif, eksekutif, yudikatif, birokratif
dan diplomatik baik tingkat nasional maupun tingkat
daerah.
2. Bermitra dengan berbagai lembaga rekrutment,
pendidikan dan pelatihan bagi calon pemimpin
bangsa.
3. Menjalin kerjasama beasiswa S2 manajemen bisnis
dan manajemen dengan IPPM.
G. Program Khusus Bidang Pertahanan
1. Pengiriman kader terbaik GPII peserta PPSA ditiap
jenjang dan angkatan Lemhanas.
2. Pengiriman kader terbaik GPII peserta beasiswa S2
studi pertahanan oleh Kementerian Pertahanan RI.
3. Pengiriman kader terbaik GPII peserta beasiswa S2
studi pertahanan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga.
VII. PENUTUP
74
Oleh sebab itu target, tujuan antara, maupun seluruh program jangka
pendek maupun jangka panjang, program internal dan eksternal
harus mendukung tercapainya tujuan utama yang ditegaskan oleh
bab III pasal 3 AD/ART GPII yaitu membentuk pemuda Indonesia
yang berpegang teguh kepada ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa
yakni al Qur’an wa Sunnah Rasul serta bertanggung jawab atas
terlaksananya ajaran Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yakni al Qur’an
wa Sunnah Rasul Sunnah dalam kehidupan pribadi, berumah tangga
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apabila ada kegiatan
apapun yang kontra produksi atau ketidak patuhan terhadap tujuan
GPII ini sebagai upaya perbaikan bangsa, pada hakekatnya itu
adalah makar bagi Anggaran Dasar dan Anggaan Rumah Tangga
GPII. Maka mereka adalah masuk kontra kepada Laisal birra
antuwallu wujuhakum qibalal masyriki wal magribi walakinnal biira
man amanabillahi billahi wal yaumil akhiri wal malaikatihi wal
nabiyiina, wa aatal maala aa’la hubbihi zawil qurba wal yatama wal
masyakiina wal inbnissabili wassyailina warriqab, wa aqaamashalah
wa ataa zzakaata wal muufuna biahdihim idza ahadu, washabirina fil
ba’syai wadharrai wa hiina wal ba’syi, uulaikaladziina shadaquu
ulaika humul muttaquun.” (Al Baqarah 177). Sama dengan
menghadang GPII mencapai tujuannya.
75
76
KHITTAH PERJUANGAN
GPII
Bismillahirrahmaanirrahiim
MUKADIMAH
77
Adam as sampai akhir zaman. Sehingga gerakan mencipta generasi
yang tanha anil fahsya wal munkar, basthathan fil ilmi wal jismi (al
baqarah 247) yaitu membentuk pemuda Indonesia yang berpegang
teguh kepada ajaran Allah Tuhan Yang Maha Esa yakni al Qur’an wa
Sunnah Rasul serta bertanggung jawab atas terlaksananya ajaran
Allah Tuhan Yang Maha Kuasa yakni al Qur’an wa Sunnah Rasul
Sunnah dalam kehidupan pribadi, berumahtangga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara tidak akan pernah terwujud. Kader GPII
harus menyadari dengan sepenuh jiwa bahwa menegakkan khittah
perjuangan tidak bergerak diruang hampa tanpa bersentuhan dengan
khittah Syetan tersebut.
78
dunia timur maupun belahan dunia ketiga dalam negara-negara
nasionalisme. Dimana setiap manusia abad ke-21 ini berada di tepi
jurang neraka kehidupan “ala syafa khufratin minannar”
79
tanpa kelas”. Namun dalam kenyataannya malah menambah
kacau balau dalam setiap kehidupan dengan mengadu domba
(devide et empera) kelompok satu dengan yang lain, pemerintah
dengan pemberontak, buruh dengan tuannya dan melakukan
penindasan.
80
B. Kondisi Umum Bangsa dan Umat Islam Indonesia
Oleh sebab itu, keadaan tidak menentu seperti sekarang ini harus
segera diakhiri. Yang harus dilakukan adalah peninjauan kembali
fondamental dalam keseluruhan mengenai tafsiran tujuan dan
khitahnya, yang meliputi segenap segi dan bidang perjuangan.
Kemudian memperdalam pengertian tentang pokok dari problem
keadaan tadi, yang merupakan “politikal phylosophy” atau
“philosofy of government” dari kenyataan sekarang ini, dan
rangkaian hubungan serta perhitungan kemungkinan-
kemungkinan kesudahannya. Sehingga berdasarkan hasil itu
nanti segeralah dimulai langkah-langkah baru. Dan standard satu-
satunya dalam melakukan peninjauan itu adalah warisan nabi
Muhammad yaitu “Taraktu fikum amraini ma in tamassaktum
bihima lam tadhilu abadan: kitabullah was sunnati rasulih” (HR al
Hakim). Yaitu Tujuan dan Khittah perjuangan nabi Muhammad
yang sudah dibuktikan secara teory dan praktik lapangan.
81
Secara internal mampu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan
Ansyar dalam perikatan persamaan, persaudaraan dan
kemerdekaan. Dapat membebaskan Mekkah dan Bangsa Quraisy
dalam perdamaian abadi bukan hanya bebas dari penjajahan
Romawi dan Persia bahkan Romawi dan Persia takluk dalam misi
perdamaian Muhammad SAW yaitu hidup dalam kemerdekaan,
persamaan dan persaudaraan. Khittah perjuangan Nabi
Muhammad untuk hadapi kondisi internal dan situasi ekternal
bangsa Quraisy saat itu, adalah mempunyai persamaan pokok
dengan kenyataan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia diabad
ke-21. Kalau dakwah Muhammad SAW paruh ke dua di akhir
zaman ini adalah berada di Indonesia diantara blok Barat, Timur
dan Nasionalisme Indonesia maka Khittah perjuangan GPII
adalah merupakan satu khittah perjuangan bangsa Indonesia
untuk menyiapkan pemuda pendukung kemerdekaan Indonesia
100% terbebas dan terhapusnya penjajahan liberalisme dan
sosialisme di bumi Indonesia sesuai dengan alinea 1 Mukadimah
UUD 1945 “kemerdekaan adalah hak segala bangsa oleh sebab
itu penjajahan harus hapus dari atas muka bumi…”
82
Bahwa Allah Tuhan Yang Maha Esa menyajikan pilihan nilai
shiratal Mustaqim berhadapan dengan pilihan Magdub dan
Dhallin bagi bangsa Indonesia untuk menata kehidupannya. Dan
atas pilihan jawaban bangsa Indonesialah Allah Tuhan Yang
Maha Esa memberikan kepastian hidupnya apakah menjadi
penata kehidupan dalam kelimpahan anamta alaihim atau ingin
menjadi korban permainan dari kehidupan magdub dan dhallin.
83
sa afal yakfur”. “adzalika nuzulan am sajaratuzzakum”. Dan sikap
manusia terhadap ajaran Allah digambarkan oleh al Baqarah 1-
20 dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu Muttaqin/mukmin,
Kafirin dan aduk-adukan yaitu kelompok abu-abu.
84
begitu dahsyat, dituangkan dalam satu langkah pembinaan
dan pembangunan kader GPII agar tercipta kader yang
lincah, skill dan expert dalam berbagai bidang kehidupan.
Langkah ini diwujudkan dengan pembenahan dan
pemberdayaan system kaderisasi GPII yang meliputi
Training, Kursus dan kajian.
85
amanah, lincah dan strategis untuk siap dipersembahkan
bagi kemajuan dan kejayaan Indonesia.
86
Profil Kader dan kepemimpinan GPII yang menjalankan roda
tampuk pimpinan GPII tidak ditentukan suku, kelompok,
dukungan suara terbanyak atau senioritas umur, namun
kader GPII yang diamanatkan sebagai pimpinan adalah
mereka yang paling :
Tua atau senior, adalah dalam arti waktu siapa yang lebih
dulu menyadari berkesadaran dan melakukan pembinaan
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya menurut ajaran
Tuhan Sang pencipta yakni al Qur’an sunnah Rasul, tua disini
bukan dalam arti usia fisik tapi usia ilmu, usia kesadaran.
Senioritas dapat kita lihat dari kematangan sifat kader
sebagai berikut :
87
disajikan al Qur’an sebagai Hudan bagi manusia mana
saja pun.
4. Siddiq, hidup jujur dengan kejujuran ilmiah dalam satu
kehidupan atas pilihan al Qur’an Tuhan Yang Maha Esa.
5. Tabligh, hidup mencapai tujuan dengan pilihan al Qur’an
Tuhan Yang Maha Esa, yaitu fidunya hasanah wa fil
akhirati hasanah, dunia hasanah yang menentukan
hasanah di akhirat kelak.
88
Manajemen adalah gerak proses memanage perjuangan
penyelamatan bangsa Indonesia, yaitu proses kerja
mengubah cita proklamasi 1945 menjadi manifesto,
digerakkan sehingga menjadi kenyataan hidup berbangsa
dan bernegara. Manajemen perbaikan bangsa dimulai
dengan perbaikan diri pribadi sebagai eksistensi atau
perwujudan dari cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945
menjadi dunia nyata.
89
o GPII sadar bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 yaitu
hapus penjajahan dari permukaan, melindungi segenap
bangsa Indonesia dari penjajahan, melindungi segenap
tumpah darah, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia adalah paralel konruen dan
sebangun dengan semangat pendirian GPII pada tanggal 2
Oktober 1945.
90
seluruh undang-undang yang berkaitan dengan perseroan
terbatas, BUMN dan Koperasi apabila tidak sesuai dengan
ayat dan pasal UUD 1945 ini;
91
o Garis kebijakan GPII terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah garis kebijakan sebagai stakeholder bangsa
Indonesia, bersikap partisipatif aktif, konstruktif dan kritis
membangun terhadap berbagai bidang program perbaikan
dan pembangunan generasi muda yaitu pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya. Sebagai stake holder, GPII
mempunyai kewajiban dan hak untuk menjaga, mengisi dan
membangun, mengkoreksi dan mengkritisi guna tercapai cita
proklamasi Indonesia.
92
Esa yang akan menghasilkan kaderisasi manusia yang
adil dan beradab, untuk tegaknya persatuan Indonesia,
guna hidup musyawarah dalam kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratn
perwakilan agar terwujud keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia orang perorang, tegak menjadi nyata
dalam kehidupan sosial dan berbangsa di Indonesia.
93
o Garis Kebijakan Terhadap Organisasi Islam
94
prinsip) dan kejahilan terhadap tujuan, yang
merupakan penyakit yang berbahaya bagi kehidupan
perjuangan;
95
memihak dan tekanan dari siapapun. Melakukan
supremasi hukum terhadap siapapun meskipun anak nabi
Muhammad apabila melakukan korupsi maka hukum anti
korupsi harus ditegakkan.
96
guidance Allah dalam surat Muzammil ayat 11 “wazarnii
wal mukadzdzibina uluin nikmati wamah hilhum qalilah”.
Urusanku (menggilirkan jatuh bangunnya satu
peradaban) kata Allah, tugas yang menjadi langkah GPII
adalah menggambarkan kondisi objektif ini kepada
bangsa Indonesia seumumnya dan kader GPII khususnya
dan ajakan melakukan perbaikan diri hingga nanti sampai
masanya digambarkan surat al Kahfi 97 “gala:” hadza
rahmatanmin rabbii faidza jaa wa’du rabbi jaa’lahu
dakkaan wa kana wa’du rabbi haqqan” ini adalah
rahmatan (lil alamin) maka jika janji Allah tiba di akan
membikin (yakjuj wa makjuj) hancur lebur, sesungguhnya
janji Allah dala al Qur’an adalah benar.
PENUTUP
97
98
POLA KEBIJAKAN UMUM
PIMPINAN PUSAT GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA (PP GPII)
PERIODE 2013 – 2017
I MUQADDIMAH
Sesuai dengan AD/ART aslinya, nama sesungguhnya dari
Organisasi ini adalah Gerakan Pemuda Islam Indonesia
(GPII) yang didirikan pada tanggal 2 Oktober 1945. GPII yang
lahir dari rahim revolusi bangsa Indonesia, sejak masa
kelahirannya hingga saat ini tidak pernah lepas dari mahzab
ideologi Islam. Bagi GPII, Islam adalah sumber nilai, keyakinan,
sistem pemikiran serta metode gerakannya. Ideologi Islamlah
yang masih membuat GPII eksis sampai hari ini. Meskipun
dalam perjalanan kesejarahannya tidak mudah
mempertahankan sebuah eksistensi. GPII pernah berjaya pada
masanya dan bahkan pernah hancur lebur pada masanya.
Refleksi sejarah inilah yang harus menjadi cermin buat kita
sebagai kader pelanjut ideologi GPII.
99
Gerakan GPII mempunyai dinamikanya sendiri dalam setiap
periode dan zamannya. Jika menganalisis GPII dengan
pendekatan historis, maka kita akan menemukan sebuah siklus
perjalanan GPII 10 hingga 20 tahunan. Siklus sepuluh tahun
pertama adalah masa-masa berat bagi organisasi untuk
sebuah perintisan dan pertumbuhan dan sepuluh tahun kedua
adalah masa kesuksesan sekaligus masa "kehancuran" bagi
GPII. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan GPII sejak masa
kelahirannya tanggal 2 Oktober 1945 hingga masa
pembubarannya tahun 1963 berdasarkan Kepres RI No. 139
tahun 1963. Sepuluh tahun pertama hingga tahun 1955 GPII
secara gemilang menempatkan 11 kadernya menjadi anggota
parlemen dari 57 kursi yang didapat dari Partai Masyumi,
bahkan menempatkan kader terbaiknya Ayahanda Burhanudin
Harahap sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia. Ini
kesuksesan GPII terbesar dalam sejarah pergerakan pemuda
Indonesia. Sebuah prestasi yang belum pernah dicapai
organisasi kepemudaan manapun yang mampu menyamai
prestasi GPII Namun apa yang terjadi pada siklus 10 tahun
kedua, GPII harus menerima pil pahit politik berupa
pembubaran. Ini adalah fakta sejarah yang harus selalu
menjadi cermin buat kita kader-kader GPII sekarang ini.
100
dalam memegang ideologi Islam sebagai roh geraknya dan
menjadikannya Islam sebagai rahmatan lil alamin.
1.3 MAKSUD
1.4 TUJUAN
1.5 PENGERTIAN
- Dasar Kebijakan Umum adalah acuan yang bersifat umum
dan menjadi pedoman dasar bagi perumusan dan
pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan
kepengurusan PP GPII selama 4 (empat) tahun mendatang
di setiap tingkatan.
- Landasan adalah perangkat normatif dan
konstitusional yang digunakan sebagai dasar
perumusan program dasar kebijakan umum.
- Arah adalah perspektif yang digunakan dalam dasar
101
kebijakan umum demi kepastian terwujudnya tujuan dan
sasaran-sasaran yang akan ditetapkan kemudian dalam
perumusan, penjabaran dan pelaksanaannya.
- Strategi adalah rangkaian tindakan yang ditetapkan untuk
menjamin terarahnya langkah-langkah perumusan,
penjabaran dan pelaksanaan Dasar Kebijakan Umum.
- Ruang Lingkup adalah acuan perhatian yang dipandang
strategis dalam perumusan, penjabaran dan pelaksanaan
Dasar Kebijakan Umum.
- Dasar Kebijakan Umum adalah bentuk-bentuk program
dan kegiatan yang bersifat umum, sebagai acuan dalam
merumuskan, menjabarkan dan melaksanakan program-
program dan kegiatan-kegiatan nyata kepengurusan PP
GPII selama tiga tahun di setiap tingkatan.
- Tata Hubungan Pelaksanaan Dasar Kebijakan Umum
adalah acuan pelaksanaan program, kegiatan dan pola
interaksi GPII dengan OKP tingkat nasional lainnya, dalam
rangka optimalisasi fungsi dan peran GPII melalui
pelaksanaan program, kegiatan dan interaksi yang terarah,
terkoordinasi dan tersinkronisasi di setiap tingkatan
kepengurusan GPII.
2.1 VISI:
Terwujudnya kualitas intelektual dan moralitas dalam
mengokohkan basis keumatan GPII dalam membangun citra
organisasi dan penguatan militansi ideologi kekaderan.
102
Adalah sikap seorang individu terhadap orang lain tentang
pertanggung jawaban terhadap orang lain, masyarakat dan
lingkungannya dengan mengacu pada ajaran Islam, etika
dan nilai-nilai budaya dan tradisi luhur bangsa.
c. Basis Keumatan
Adalah memperkuat kantong-kantong umat Islam diberbagai
strata lapisan dan menjaga serta mengantisipasi kepentingan
umat dengan memberikan pembelaan kepada kepentingan
umat secara komprehensif.
d. Citra Organisasi
Adalah menjaga marwah institusi baik secara internal
maupun eksternal dengan aktifitas pandangan, sikap, dan
program yang dapat memberikan nilai lebih bagi institusi GPII
dan memberikan manfaat secara komprehensif bagi
kepentingan umat.
e. Militansi Ideologi Kader
Adalah memproduksi kader-kader umat yang punya
wawasan keintelektualan yang mempunyai miiitansi ideologi
keislaman yang berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As
Sunnah yang berpihak kepada kebenaran demi
kepentingan umat serta bertanggung jawab atas
terlaksananya Syariat Islam baik dalam kehidupan individu,
bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.
2,2. MISI
103
dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat sebagai
upaya mempercepat proses pembangunan nasional demi
terwujudnya masyarakat madani dalam kompetisi global yang
aman, tenteram, damai dan sejahtera.
e. Merekatkan komunikasi antar organisasi kepemudaan sebagai
entitas pemuda Indonesia, untuk mewujudkan persaudaraan
kebangsaan yang Islami.
2,3. NILAI:
104
pembudayaan sikap kritis, konstruktif, solutif, dan
pembudayaan sikap disiplin terhadap norma dan aturan
yang berlaku, serta peningkatan kualitas kepemimpinan
melalui proses kaderisasi.
e. Peningkatan kualitas komunikasi dan peningkatan kualitas
partisipasi antara GPII dengan Organisasi Kepemudaan dan
antara GPII dengan Wadah Kemahasiswaan, LSM, serta
institusi-institusi kepemudaan lainnya.
f. Peningkatan kualitas peran dan kepedulian pemuda dalam
rangka menanggapi secara kritis dan konstruktif setiap
masalah yang menyangkut kedaulatan bangsa dan negara
dan masalah-masalah yang berkembang di masyarakat pada
umumnya, serta masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan pemuda pada khususnya.
g. Peningkatan kualitas peran pemuda Islam dalam
mengantisipasi dan menanggapi perkembangan global
secara kritis dan pro-aktif, terutama yang berkaitan dengan
ketahanan nasional, masalah-masalah internasional guna
mencapai masyarakat adil dan makmur dalam bingkai
keislaman.
105
secara efektif dan efisien untuk mendukung pelaksanan
program kerja.
106
tanggungjawab pemuda sebagai bagian integral dari
masyarakat dan bangsa, diarahkan dalam wujud:
a. Partisipasi GPII daiam mensukseskan kebijakan
Pembangunan nasional, baik dalam bentuk
pengawasan, rumusan konsepsional maupun dalam
bentuk karya nyata, dalam rangka mensukseskan
agenda reformasi nasional yang tertunda sebagai wujud
tanggungjawab dan kepeloporan pemuda bersama
kelembagaannya terhadap negara;
b. Partisipasi GPII daiam kegiatan kelembagaan
kemasyarakatan lainnya, untuk memberdayakan
masyarakat dalam meningkatkan harkat dalam posisinya
sebagai subjek Pembangunan.
c. Partisipasi GPII dalam memantapkan komitmen
keutuhan negara kesatuan dan terciptanya masyarakat
madani, dengan menjunjung sikap demokratis dan
menghormati hak-hak asazi manusia;
A. PROGRAM MANDIRI
Adalah program yang sifatnya dilakukan secara mandiri oleh
kelembagaan GPII tanpa keterlibatan dan dukungan
kelembagaan lainnya, meskipun ruang lingkupnya internal
ataupun melibatkan kelembagaan lainnya sebagai
partisipan, misalnya; Pertemuan Islam se-rantau dan se-
Asia Tenggara, dll.
B. PROGRAM KEMITRAAN
Adalah program yang sifatnya dilakukan secara kerjasama
timbal balik antara kelembagaan GPII dengan kelembagaan
lainnya, misalnya ; Desa Binaan, camp pemuda Islam dll.
107
C. PROGRAM PARTISIPASI
Mendorong program yang sifatnya dilaksanakan oleh
kelembagaan yang lain, dengan melibatkan kelembagaan
GPII sebagai partisipan. Tata hubungan pelaksanaan
program GPII dengan organisasi kepemudaan dan institusi
lainnya.
108
c. Dasar Program Kebijakan Umum hendaknya dilakukan
dalam rangka memperkokoh wawasan kebangsaan,
persatuan dan keragaman, komitmen kebersamaan dan
olidaritas antara sesame pemuda islam dan masyarakat,
serta memperteguh idealisme, jiwa kejuangan,
kepeloporan dan pembaharuan;
d. Dasar Kebijakan Umum harus didukung dengan tingkat
kemantapan optimal dari segenap perangkat organisasi
GPII secara struktural;
e. Dalam melaksanakan program kerja, masing-masing
tingkat kepengurusan GPII bertindak sebagai fasilitator,
motivator, dinamisator dan akselerator secara
optimal, dengan memperhatikan karakteristik masing-
masing pengurus Wilayah dan daerah, sesuai dengan
mekanisme kerja yang disepakati bersama dalam
menetapkan program kerja.
4.1 ARAH
Pengembangan dan peningkatan potensi serta kualitas
Gerakan Pemuda Islam Indonesia dilaksanakan dalam
rangka:
a. Memberi nilai tambah pada aspek ketaqwaan, mental
ideologis, wawasan kebangsaan, kepemimpinan,
pengetahuan dan keterampilan, sehingga mampu
mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sekaligus
mampu menjawab berbagai permasalahan yang
berkembang, seperti: pemantapan demokrasi, pelaksanaan
HAM, pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya,
peningkatan kesejahteraan rakyat, peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang memberikan jaminan terhadap
keamanan, kesehatan, produktivitas, estetika dan budaya
manusia serta penegakkan supemasi hukum.
b. Mendorong Gerakan Pemuda Islam Indonesia untuk
berperan aktif, kritis dan konstruktif dalam menentukan
corak dan wujud masa depannya dalam kerangka
109
perwujudan Cita-cita nasional.
c. Gerakan Pemuda Islam Indonesia membangun
kebersamaan ide, gagasan dan langkah-langkah dalam
keragaman latar belakang, visi, dan persepsi, demi
terlaksananya aktifitas nyata yang memungkinkan GPII
dapat menjalankan tugas-tugas keumatan sesuai dengan
panggilannya untuk berperan aktif dalam memberikan
warna Islami.
4.2 STRATEGI
110
A. Strategi Jangka Pendek
Strategi Jangka Pendek sesungguhnya merupakan
rangkaian untuk mewujudkan Strategi Jangka Panjang
dengan menitikberatkan pada kondisi Bangsa , yang meliputi
upaya-upaya sebagai berikut:
a. Memantapkan fungsi dan keberadaan GPII sebagai
Wadah Organisasi Kepemudaan dan Wadah Perekat
Pemuda Islam dalam rangka mengoptimalkan segenap
fungsi, peran dan perangkat organisasi GPII, untuk ikut
serta memantapkan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam memperkukuh
persatuan dan kesatuan.
b. Memberi optimalisasi dukungan bagi pemantapan
GPII, baik dari segi kelembagaan, keanggotaan,
kaderisasi maupun program, sebagai upaya peningkatan
kualitas sumberdaya manusia Indonesia untuk dapat
bersaing dalam era global.
c. Peningkatan kesadaran atau perubahan paradigma
menyangkut eksistensi diri GPII dengan mengutamakan
pengembangan ideologi keislaman dan intelektual
kepemudaan;
d. Meningkatkan kesadaran nasional, disiplin nasional
dan tanggung jawab nasional Gerakan Pemuda Islam
Indonesia, sebagai subyek yang ikut berperan daiam
memantapkan terselenggaranya sistem dan mekanisme
Pembangunan Nasional.
e. GPII perlu membangun hubungan kemitraan dengan
Pemerintah, lembaga-lembaga swasta nasional serta
lembaga-lembaga informal dan lembaga-lembaga
internasional lainnya, agar pelaksanaan program dapat
berjalan secara terpadu, terkoordinasi, dan lancar
sesuai perencanaan.
f. Meningkatkan partisipasi yang proaktif dalam menyikapi
fenomena masyarakat yang ada.
111
yang tinggi terhadap wawasan kebangsaan, sikap perilaku
etis, moral, spiritual, semangat kepeloporan, pembaharuan
dan disiplin diri menuju terwujudnya kernandirian pemuda
islam.
b. Peningkatan keberanian moral, konsistensi dan
kemampuan GPII dalam mengartikulasikan dan
mengagregasikan kepentingan dan aspirasi pemuda Islam
secara menyeluruh, untuk kepentingan umat dalam segala
aspek kehidupan.
c. Memperkokoh rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan di
kalangan pemuda Indonesia pada semua sektor kehidupan,
dalam rangka memperjuangkan kepentingan Pemuda
islam sejalan dengan dinamika Pembangunan Nasional.
d. Peningkatan dan pemantapan profesionalisme sumber
daya GPII dalam menghadapi tantangan globalisasi dan
dalam membangun hubungan antar bangsa sesuai
dengan kepentingan Nasional.
5.1 Internal
a. Konsolidasi
Konsolidasi adalah wahana memperkokoh interna!
organisasi dalam menstabilisasi struktur yang teratur dan
terstruktur sesuai dengan aturan yang ada, dan konsolidasi
dikembangkan dengan strukturisasi, restrukturisasi,
pemberdayaan struktur organisasi dan sistem administrasi.
b. Kaderisasi
GPII telah menegaskan dirinya sebagai organisasi kader,
maka sebagai sebuah kewajiban penyiapan kader
organisasi, agar GPII bisa hidup dengan panjang dan baik,
112
hal yang demikian akan terwujud apabila GPII ditopang
oleh kualitas kader. Untuk mewujudkan sebagaimana
diterangkan diatas harus melalui proses kaderisasi yang
benar dan serius dengan konsep yang matang, sehingga
GPII menjadi pesantren politik yang akan melahirkan kader-
kader politik lslam, yang memiliki keberanian dan
kemampuan ijtihad politik yang cerdas dan bermoral,
sehingga bangsa ini memiliki politikus-politikus yang
mampu mendefinisikan Islam dan Indonesia pada
jamannya. Kaderisasi GPII berawal dengan merumuskan
citra kader GPII yang diharapkan, sebagai panduan dan lajur
pokok kaderisasi.
c. Pembangunan SDM
Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia
mendapat perhatian yang baik sebagai komunitas yang
bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa, maka
GPII harus memiliki daya concern yang tinggi dalam
Pembangunan manusia yang menjadi tenaga
Pembangunan manusia dalam berorganisasi, berbangsa,
dan bernegara.
113
5.2 Eksternal
114
berperan menjadi katalisator para pihak yang bertikai
dengan cara melakukan program yang berdimensi
budaya yang mengakui dan menghargai pluralitas.
Sedangkan untuk memecahkan konflik vertikal peran
serta Keluarga Besar GPII pada semua strata
pengabdian diharapkan tepat menjembatani
komunikasi pusat dan daerah.
115
Oleh sebab itu GPII harus mendorong para pemuda
untuk turut aktif dalam berbagai partai politik. Disamping
itu GPII bersama-sama OKP dapat mempelopori
pendidikan, pelatihan dan penataran-penataran di
bidang kepemimpinan. Kurikulum yang dikembangkan
di lemhannas dapat dijadikan acuan sedangkan dalan
pelaksanaannya dapat dijalin kerjasama dengan
berbagai lembaga yang sudah mempunyai kredibilitas
seperti Lemhannas dan lain-lain.
116
VI MANAGEMEN ORGANISASI
A. Struktur Organisasi
117
9. Ketua Bidang Hubungan Internasional
10. Ketua Bidang Informasi & Komunikasi
11. Ketua Bidang Pendidikan & Budaya
12. Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan
13. Ketua Bidang Kajian Strategis
14. Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial
15. Ketua Bidang Aksi dan Propaganda
B. Komposisi Personalia
KETUA UMUM
Wakil Ketua Umum Bidang Internal
Wakil Ketua Umum Bidang Eksternal
Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi
118
Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi Syariah
Ketua Bidang Hubungan Internasional
Ketua Bidang Informasi & Komunikasi
Ketua Bidang Pendidikan & Budaya
Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan
Ketua Bidang Kajian Strategis
Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial
Ketua Bidang Aksi dan Propaganda
SEKRETARIS JENDERAL
BENDAHARA UMUM
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
119
DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
LEMBAGA KHUSUS
Direktur LBH GPII
Direktur Kewirausahaan GPII
Direktur Lembaga Pers
Direktur Lembaga Da’wah, Seni dan Budaya Islam
Direktur Lembaga Pengembangan Ekonomi Ummat
Kepala Biro Rumah Tangga
120
c. GPII sebagai salah satu wadah kepemudaan Islam
melaksanakan program yang bersifat strategis, akomodatif
dan integratif bagi kepentingan keumatan.
d. Dasar Kebijakan Umum GPII lebih diarahkan kepada
aspek peningkatan kualitas sumber daya manusia,
Kepemimpinan, Wawasan kebangsaan dan wawasan
Internasional seperti : forum-forum Internasional yang
dilaksanakan, mewakili pemuda Indonesia dalam
forum internasional yang berorientasi kepemimpinan
pemuda dan kegiatan strategis lainnya.
e. GPII bersama Organisasi Kepemudaan lainnya
melaksanakan program yang lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas partisipasi pemuda islam terhadap
Pembangunan Nasional.
121
kepemudaan secara optimal, sesuai dengan mekanisme
kerja organisasi yang disepakati bersama untuk
menetapkan program kerja.
VIII PENUTUP
Pokok-pokok Dasar Kebijakan Umum GPII ini merupakan awal
dari strategi jangka panjang organisasi, yang akan mengantar
GPII untuk meraih masa depan yang lebih cemerlang. Pokok-
pokok Program Kebijakan Umum GPII ini dalam realisasinya
sangat tergantung kepada peran aktif seluruh perangkat
organisasi GPII baik dari Pusat sampai ke Daerah bahkan
kecamatan, dengan dilandasi pada sikap mental, tekad dan
semangat serta ketaatan dan disiplin para pelaksana program
dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
122
123
PEDOMAN ORGANISASI
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA (GPII)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi dan Pengertian Umum
124
BAB II
DESKRIPSI KERJA PIMPINAN ( DKP )
Pasal 2
Hierarki Konstitusi
Pasal 3
Struktur Organisasi
Pasal 4
Pembagian Fungsi, Kewenangan dan Tanggung Jawab
125
2. Melakukan koordinasi dan pengendalian terhadap
implementasi berbagai kebijakan beserta program-program
amaliyah seluruh anggota pimpinan yang telah ditetapkan.
3. Melakukan segenap sikap dan tindakan konstitusional yang
diperlukan demi peneguhan misi dan eksistensi GPII.
4. Dalam melakukan tugas dan kewenangannya, Ketua Umum
dibantu oleh para Ketua Bidang ( di tingkat Pusat ), Wakil
Ketua ( di tingkat Daerah dan Cabang )
126
kebijakan administrasi keuangan organisasi serta
merumuskan berbagai kebijakan umum organisasi
2. Melakukan koordinasi dan pengendalian aktivitas
penyelamatan inventaris dan asset material organisasi
3. Melakukan koordinasi dan laanan managemen keuangan
organisasi dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan
pimpinan yang telah ditetapkan
4. Atas nama Ketua Umum / Ketua melaksanakan tugas-tugas
khusus kebendaharaan
5. Dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya
Bendahara Umum dibantu oleh para wakil bendahara
6. Bertanggung jawab pada Ketua Umum/ Ketua
127
7. Memimpin setiap pertemuan organisasi yang berkaitan
dengan setiap permasalahan internal struktural lembaga
GPII
8. Mengidentifikasi dan menghimpun setiap problematika
keummatan yang berkembang, berkaitan dengan
permasalahan internal struktural lembaga GPII
9. Melakukan standarisasi dan klasifikasi status keanggotaan
GPII secara nasional ( di tingkat Pusat )
10. Dalam melakukan tugas dan kewenangannya, Ketua
Bidang Internal/ Wakil Ketua I dibantu oleh Lembaga
Kesekretariatan dan jajaran departemental, serta struktur-
struktur terkait lainnya
11. Bertanggung jawab pada Ketua Umum/ Ketua
128
7. Merumuskan pola sikap dan peran Gerakan Pemuda Islam
Indonesia secara institusional menjawab setiap dinamika
yang terjadi
8. Merumuskan strategi dan pendekatan terhadap upaya-
upaya penegakan syari’at Islam dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
9. Merumuskan strategi dan pendekatan terhadap program
pengembangan civil society secara efektif dan
komprehensif dalam kerangka institusional building dan
Human Resources Development
10. Dalam melakukan tugas dan kewenangannya, Ketua
Bidang Eksternal/ Wakil Ketua 2 dibantu oleh Lembaga
Kesekretariatan dan jajaran departemental, serta struktur-
struktur terkait lainnya
11. Bertanggung jawab pada Ketua Umum/ Ketua
129
9. Dalam melakukan tugas dan kewenangannya, Ketua
Bidang Kaderisasi / Wakil Ketua 3 dibantu oleh Lembaga
Kesekretariatan dan jajaran departemental, serta struktur-
struktur terkait lainnya
10. Bertanggung jawab pada Ketua Umum/ Ketua
130
H. Ketua Bidang Politik/ Wakil Ketua 5
131
membahas permasalahan pembinaan aparatur
kelembagaan GPII
7. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris
Umum/ Sekretaris
132
Ketua Bidang Kaderisasi/ Wakil Ketua 3 yang telah
ditetapkan
4. Membantu Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Umum/
Sekretaris dalam pengadimistrasian proses monitoring dan
evaluasi perkembangan eselon pimpinan di bawahnya
5. Membantu Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Umum/
Sekretaris dalam mempersiapkan dan memelihara
konsistensi pelaksanaan pertemuan organisasi yang
membahas problematika kaderisasi
6. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris
Umum/ Sekretaris
133
2. Sebagai prioritas ke-lima pemegang tanggung jawab
administrasi kelembagaan, manakala Sekretaris Jenderal/
Sekretaris Umum/ Sekretaris berhalangan
3. Melakukan layanan dalam tatalaksana administratif bagi
pengimplementasian berbagai kebijakan program amaliyah
Ketua Bidang Politik/ Wakil Ketua 5 yang telah ditetapkan
4. Membantu Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Umum/
Sekretaris dalam pengelolaan informasi dan data base
perkembangan perpolitikan mutakhir
5. Membantu Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Umum/
Sekretaris dalam mempersiapkan dan memelihara
konsistensi pelaksanaan pertemuan organisasi yang
membahas problematika perpolitikan aktual
6. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal/ Sekretaris
Umum/ Sekretaris
N. Wakil Bendahara
134
O. Departemen-departemen
P. Badan Khusus
135
Pasal 5
Musyawarah Organisasi
A. Rapat Pleno
B. Rapat Harian
136
C. Rapat Gugus Fungsional
D. Rapat Kerja
BAB V
STANDARISASI KINERJA
Pasal 6
137
3. Dalam rangka optimalisasi dan efektivitas implementasi
berbagai kebijakan, setiap aparatur kelembagaan selalu
mengacu pada standarisasi ini, sehingga capaian yang
diharapkan dapat terukur, baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif
4. Parameter atau standar yang dipakai untuk mengukur kinerja
setiap aparatur organisasi dalam mengemban amanah
strukturalnya terdiri dari:
138
BAB VI
PEDOMAN PELANTIKAN DAN PENGESAHAN
PIMPINAN
Pasal 7
Ketentuan Umum
Pasal 8
Pelaksanaan Pelantikan
139
d. Pelantikan Pimpinan Daerah dilakukan atas komposisi
kepengurusan berdasarkan hasil kerja Dewan Formatur Daerah
hasil Musyda oleh fungsionaris Pimpinan Wilayah yang diberi
tugas untuk itu
Pasal 9
Pengesahan Pimpinan
140
Pasal 10
Peserta Pelantikan
1. Pelaksana Pelantikan
2. Pimpinan GPII yang dilantik
3. Audiens yang diundang dan turut menyaksikan
Pasal 11
Prosedur Pelantikan
141
kesungguhannya dalam menerima idealisme dan amanah
perjuangan GPII
5. Pembacaan Ikrar Pelantikan dipimpin oleh Pelaksana
Pelantikan diikuti oleh Pimpinan yang dilantik
6. Setelah dilakukan pembacaan ikrar pelantikan, selanjutnya
diikuti dengan ijab-qabul dan penandatanganan berita acara
serah terima kepemimpinan dengan format terlampir
7. Pembacaan do’a pelantikan oleh salah seorang audiens yang
ditunjuk oleh panitia pelantikan
8. Acara Musafaha (ucapan do’a / selamat)
Pasal 12
Ijab Qabul dan Ikrar Pelantikan
142
4. Jika jawaban-jawaban YA, maka dilanjutkan dengan
pembacaan Ikrar Pelantikan yang dipimpin oleh pelaksana
pelantikan
2. Ikrar Pelantikan
Menyadari akan hal-hal di atas, demi Allah swt dengan ini kami
berikrar :
143
2. Siap menyediakan diri menjadi abdi Allah, dalam suasana
dan tempat bagaimanapun juga demi kemaslahatan
ummat
3. Siap melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Khittah Perjuangan dan Peraturan-peraturan
lainnya yang berlaku dalam organisasi GPII.
4. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Gerakan Pemuda
Islam Indonesia (GPII )
BAB VII
KHOTIMAH
Pasal 13
144
145
PEDOMAN TATA LAKSANA ADMINISTRASI
GERAKAN PEMUDA ISLAM INDONESIA
( GPII )
BAB I
MUQADDIMAH
146
A. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
BAB II
TATA LAKSANA ADMINISTRASI
147
Differensiasi job pelaksana administrasi kesekretariatan ini dapat kita
lihat dalam job description yang telah dirumuskan oleh Pimpinan
Pusat.
148
dipakai di Indonesia, akan tetapi telah mengalami modifikasi
untuk memenuhi estetika administrative.
149
penerbitan surat tersebut. Alinea berikutnya, berisikan
uraian penutup surat dan ucapan terima kasih kepada
pihak ke mana surat tersebut dialamatkan.
Salam Penutup, ditulis sejajar dengan isi surat secara
keseluruhan, sama seperti salam pembuka. Dimulai
dengan kata Billahittaufiq wal Hidayah.
Instansi Penerbit Surat, dicetak dengan huruf capital
di sebelah kanan, persis di bawah salam penutup
beserta periodisasinya.
Tanda Tangan, berisikan nama jelas dan ruang
secukupnya untuk tempat pembubuhan tanda tangan
dari pananggung jawab penerbitan surat tersebut
berdasarkan diferensiasi perihal surat yang
bersangkutan.
Antara alinea satu dengan lainnya ditulis dengan jarak
1 kait
Sementara Surat Khusus adalah surat-surat yang
diterbitkan dalam even-even dan keperluan-keperluan
khusus, seperti dalam permusyawaratan-
permusyawaratan organisasi, dan berbagai kebijakan-
kebijakan khusus lembaga. Jenis-jenisnya adalah Surat
Keterangan, Surat Keputusan/ Ketetapan, Surat Mandat,
Surat Tugas, Surat Peringatan, dan lain sebagainya.
150
ketetapan diterbitkan lebih bersifat konsepsional untuk
memberikan legitimasi secara internal maupun
eksternal yang berkaitan dengan hasiul sebuah
musyawarah organisasi (baik yang mengikuti ataupun
yang tidak mengikuti musyawarah tersebut).
Konsideran dalam surat keputusan dan ketetapan ini
terdiri dari:
151
pemberi mandat setelah melaksanakan pemandatan
tersebut.
152
a) Surat Biasa
153
B.19/PW-sek/ mdt/IX/ 24, artinya surat
mandate ke-19 yang diterbitkan PW GPI bulan
Ramadhan 1424 H
A.63 / PP-sek/ tgs / I/ 25, artinya surat tugas
ke-63 yang diterbitkan PP GPII bulah
Muharram 1425 H
A.11/ PW-sek/ tgs / VII/29, artinya surat tugas
ke-11 yang diterbitkan PW GPII bulan rajab
1429 H
154
TAP/ 08/ MUSYWIL X/ IX/ 27, artinya surat
ketetapan ke-8 yang diterbitkan dalam Musywil
10 GPI bulan Ramadhan 1427 H
18/ kpts / MUKNAS XII/ IX/ 2, artinya surat
keputusan ke-15 yang diterbitkan dalam
Musywil ke-2 GPII bulan Ramadhan 1427 H
15/ kpts/ MUSYWIL II/ IX/ 27, artinya surat
keputusan ke-15 yang diterbitkan dalam
musywil dalam musywil ke-2 GPII bulan
Ramadhan 142 H
d) Surat Panitia
e) Sertifikat
155
12/ PP/ stf-gt/ III/ 22, artinya sertifikat ke-12
yang diterbitkan oleh PP GPII dalam event
Great training bulan Rabiul awal 1422 H
12/ PW/ stf-ft / II/ 25, artinya sertifikat ke-17
yang diterbitkan oleh PW GPI dalam even
fundament training bulan Safar 1425 H
Penulisan Lampiran
Contoh:
Lampiran SK PP GPII Nomor : 12/PP-sek/kpts/III/ 22
Contoh:
Perihal : Permohonan Bantual Finansial
Perihal : Kesediaan Fasilitator Training
Penggandaan Surat
156
bisa digandakan. Untuk memenuhi keperluan tersebut,
alternatif yang dapat mempermudah adalah dengan
men-fotocopy surat yang sudah ditandatangani, akan
tetapi dengan stempel basah (asli).
Tembusan Surat
Contoh:
Tembusan disampaikan kepada YKH:
- Ketua DPRD Propinsi Jawa Timur, di Surabaya
- Pimpinan Pusat GPII di Jakarta
- Pertinggal
Pengarsipan Surat
157
Surat
Ekstern
Kartu
SURAT PW
MASUK PD
Intern
PC
Surat Biasa
Mandat
Tugas
Keterangan
Ekstern SK
Persus
Cetakan Kartu
SURAT Pengurus
KELUAR PW
PD
PC
Intern
158
dengan sebanyak-banyaknya mengoptimalkan peran lembaga
bendahara dan kesekretariatan, termasuk dalam sistem
kepanitiaan pada setiap implementasi program. Artinya bahwa
setelah perumusan jumlah anggaran dalam suatu kebutuhan
program yang memenuhi aspek prioritas, rasional, jelas dan
bertanggungjawab, maka proses pengajuan anggaran tersebut
selanjutnya diteruskan kepada lembaga-lembaga tersebut,
melalui sebuah disposisi yang jelas. Realisasi pencairan
anggaran dilakukan berdasarkan disposisi tersebut.
Waktu pelaksanaan
Tempat pelaksanaan
Klasifikasi / title rapat
Agenda pembahasan
Audiens yang hadir
159
Rekaman seluruh proses, baik perkembangan wacana,
maupun solusi akhir dari pembahasan dalam setiap mata
agenda pembahasan, dan
Kesimpulan-kesimpulan ataupun keputusan-keputusan yang
dapat dihasilkan dalam rapat-rapat tersebut.
BAB III
KELENGKAPAN DAN ATRIBUT ORGANISASI
160
b) Makna Filosofis
c) Bendera
Bendera dapat terbuat dari kain berwarna HIJAU
berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan
gambar logo dan nama singkatan GPII yang tersusun
secara horizontal.
161
d) Papan Nama
Papan nama adalah tada pengenal organisasi yang
ditempatkan di depan kantor sekretariat
Bahannya (sedapat mungkin) terbuat dari flat seng
dengan kerangka besi atau kayu, akan tetapi dapat
pula disesuaikan dengan kemampuan.
Seperti bendera proporsi dan perbandingan lebar
terhadap panjang bendera adalah 2 : 3
Papan nama dipasang dengan diberi tiang besi / kayu
ataupun digantung pada dinding muka sekretariat
dengan ketinggian dari permukaan tanah 1,5 m
Lebih jelasnya lihat contoh
162
163
B. ATRIBUT ADMINISTRASI
C. PAKAIAN SERAGAM
164
165
BAB IV
KHOTIMAH
A. Asumsi Dasar
166
167
PERATURAN KHUSUS
Penyelenggaraan Musyawarah Wilayah Bersama
Gerakan Pemuda Islam Indonesia ( GPII )
MUQADDIMAH
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada Tali (Agama) Allah dan janganlah
kamubercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamukarena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar
kamu mendapat petunjuk. (Qs. 3 : 103)
168
dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka
hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
BAB I
NAMA, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
BAB II
LANDASAN
Pasal 2
BAB III
TEMPAT DAN WAKTU
Pasal 3
Tempat
169
Pasal 4
Waktu
BAB IV
KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN
Pasal 5
Kedudukan
Pasal 6
Fungsi dan Kewenangan
BAB V
PENYELENGGARAAN
Pasal 7
Pelaksana
170
2. Kepanitiaan Musywilber dibentuk bersama oleh PW GPI dan PW
GPII
3. Apa bila di satuan tingkat provinsi terdapat PW GPII atau PW GPII
saja, maka secara otomatis di tetapkan sebagai PW GPII definitif
4. Pada poin 3, apabila masa kepengurusan sudah habis mengacu
pada AD/ART, maka diwajibkan untuk mempersiapkan Muswil.
BAB VI
QUORUM MUSYWILBER
Pasal 8
BAB VII
KEPESERTAAN
Pasal 9
Peserta
171
- 1(satu) orang Utusan PW GPII
- 1(satu) orang Utusan PD GPI
- 1(satu) orang Utusan PC GPII
- 1(satu) orang Utusan PP GPII
3. Peserta Peninjau Musywilber GPII terdiri dari :
- Keluarga Besar GPII dan GPI di wilayah bersangkutan yang
diundang oleh panitia
- Masing-masing 1 (satu) orang dari unsur peserta utusan
- Unsur lain yang diundang oleh Panitia Musywilber GPII
4. Peserta Utusan Musywilber GPII dan Peninjau dari unsur aktif
organisasi disyaratkan bermandat
Pasal 10
Hak Peserta
Pasal 11
Kewajiban Peserta
172
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN DALAM MUSYWILBER GPII
Pasal 12
Pasal 13
Pimpinan Sidang
173
- Melakukan proses notulensi setiap bahasan dalam setiap
agenda persidangan
- Memberikan prioritas dan atau menolak Interupsi dari
musyawirin yang hanya terkait dengan tekhnis pelaksanaan
persidangan
- Mengarahkan dan menyimpulkan agenda-agenda persidangan
berdasarkan saran, usul dan pendapat yang disampaikan
dalam setiap agenda persidangan
- Menetapkan Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh komisi
imamah
- Menerbitkan Surat Keputusan dan Ketetapan Musywilber GPII
yang telah disepakati dalam setiap persidangan
Pasal 14
Pengambilan Keputusan
174
BAB IX
KETENTUAN UMUM
Pasal 15
BAB X
KHOTIMAH
Pasal 16
175