Anda di halaman 1dari 16

ANGGARAN DASAR & RUMAH TANGGA

KOPERASI BAHAN POKOK REZEKI

1. Nama : Moh. Sofwatul Bari


Jabatan : Direktur Koperasi Bahan Pokok Rezeki
2. Nama : Moh. Ardi
Jabatan : Ketua Koperasi Bahan Pokok Rezeki
3. Nama : Hayatun Niamah
Jabatan : Sekretaris Koperasi Bahan Pokok Rezeki
4. Nama : Inneke Farandika
Jabatan : Bendahara Koperasi Bahan Pokok Rezeki
5. Nama : Sofiyullah
6. Nama : Ayu Andila
Jabatan : Devisi Pengadaan Barang
7. Nama : Shofiyani Rofiqoh
Jabatan : Devisi Pengawasan Barang
8. Nama : Fatimatus Zahroh
Jabatan : Devisi Pengelolaan Barang
9. Nama : Alifia Efendi
10. Nama : Dianatuz Zahroh
Jabatan : Devisi Marketing

Atas kuasa rapat pembentukan koperasi yang diselenggarakan pada hari kamis, 31
Maret 2022 telah diunjuk oleh pendiri selaku kuasa pendiri dan sekaligus untuk
yang pertama kalinya sebagai pengurus koperasi, dengan sususnan pengurus
sebagai berikut :

1. Ketua : Moh. Ardi


2. Sekretaris : Hayatun Niamah
3. Bendahara : Inneke Farandika
Kuasa pendiri menyatakan mendirikan koperasi serta mendatangani Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, USAHA, JANGKA WAKTU
BERDIRINYA
Pasal 1
1. Badan usaha ini bernama : Koperasi Bahan Pokok Rezeki
Dengan nama singkat : KBPR
Dan selanjutnya dalam anggaran dasar ini disebut koperasi
2. Koperasi berkedudukan di Jl. Raya Panglegur No.Km. 4, Barat, Ceguk,
Kec. Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur 69371
3. Sesuai dengan landasan, asas dan tujuannya, jangka waktu berdirinya
KBPR tidak terbatas.
4. Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha
a. Usaha dalam bidang konsumen yaitu dalam rangka penyediaan
barang atau jasa yang dibutuhkan anggota.
b. Kerjasama Usaha/kemitraan dengan koperasi lainnya

BAB II
LANDASAN, ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
1. KBPR berlandaskan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 serta
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
2. Tujuan Pendirian Koperasi
a. Memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari para anggotanya dengan
harga terjangkau.
b. Meningkatkan pendapatan para anggota koperasi.
c. Menciptakan peluang lapangan kerja baik bagi para anggota
maupun masyarakat luas.
d. Membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB III
FUNGSI, PERAN, DAN PRINSIP KPKM
Pasal 3
1. KBPR berfungsi Sebagai wadah pembinaan, pembimbing, dan penggerak
anggota di bidang perkoperasian
2. KBPR berperan untuk meningkatkan serta membangun kemampuan dan
potensi ekonomi sebagai upaya mensejahterakan kehidupan anggota dan
masyarakat.
3. Dalam menjalan kegiatannya KBPR melaksanakan prinsip sebagai
berikut:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa masing – masing anggota:
c. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal;
d. Kemandirian
e. Pendidikan perkoperasian
f. Kerjasama antar Koperasi dan Lembaga Perekonomian yang lain.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 4
1. Yang dapat diterima menjadi anggota KBPR adalah Warga Negara
Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat diantaranya :
a. Bertempat tinggal di Madura
b. Mempunyai Penghasilan
c. Mempunyai kemampuan untuk melakukan tindakan hukum
d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan
pokok sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
e. Telah menyetujui Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
(keputusan yang telah ditetapkan dalam rapat anggota) dan
peraturan-peraturan perkoperasian yang berlaku.
2. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara
apapun kecuali diteruskan kepada ahli warisnya apabila meninggal dunia
3. Anggota KBPR adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa.
4. Keanggotaan koperasi mulai berlaku sejak tanggal persetujuan pengurus
atas permohonan menjadi anggota dan hanya dapat dibuktikan dengan
catatan dalam buku daftar anggota.
5. Seseorang yang akan masuk menjadi anggota koperasi harus
a. Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pengurus
b. Jika pengurus menolak permohonan yang dimaksud, maka yang
berpentingan dapat meminta pertimbangan rapat anggota

Pasal 5
Setiap Anggota mempunyai kewajiban :
a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan khusus
dan Keputusan Rapat Anggota.
b. Melunasi simpanan Pokok, dan membayar simpanan wajib serta simpanan
lainnya yang telah di putuskan oleh Rapat Anggota.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
d. mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas
kekeluargaan
e. Menanggung kerugian koperasi sesuai ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar ini.

Pasal 6
Setiap Anggota mempunyai hak :
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat
Anggota.
b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan Rapat Anggota sesuai ketentuan yang diatur dalam
Anggaran Dasar ini.
d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada Pengurus baik di dalam
maupun di luar Rapat Anggota baik diminta maupun tidak diminta.
e. Memanfaatkan KBPR untuk mendapatkan pelayanan yang sama antara
anggota.
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan KBPR menurut
ktentuan dalam anggaran dasar.
g. Mendapatkan bagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan jas usaha masing-
masing Anggota terhadap Koperasi.
h. Mendapatkan bagian Sisa Hasil penyelesaian apabila koperasi dibubarkan.

Pasal 7
Keanggotaan akan berakhir apabila :
a. Meninggal Dunia
b. Berhenti atas permintaan sendiri
c. Diberhentikan oleh pengurus, karena:
1. Tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan
2. Tidak ikut berpartisipasi terhadap koperasi selarna 1 (satu) tahun
berturut-turut.
3. Terbukti melakukan tindak pidana kejahatan.
d. Permintaan berhenti sebagai Anggota harus dilakukan secara tertulis
kepada pengurus
e. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan
dengan catatan dalam Buku Daftar Anggota.
f. Seseorang yang diberhentikan oleh pengurus sebagai Anggota dapat
meminta pertimbangan kepada Rapat Anggota berikutnya.
Pasal 8
1. Pemberhentian keanggotaan sementara oleh pengurus.
2. Anggota diberhentikan sementara oleh pengurus berhak membela diri
dalam Rapat Anggota guna memperoleh keputusan.

Pasal 9
1. Orang seorang yang belum memenuhi persyaratan keanggotaan status
keanggotaanya diakui sebagai calon Anggota.
2. Calon Anggota adalah seseorang yang :
a. Belum melunasi simpanan pokok sebagaimana dalam anggaran
dasar ini.
b. Belum dicatat dan menandatangani dalam buku Daftar Anggota.
c. Belum mempunyai Kartu Tanda Penduduk.
3. Calon Anggota mempunyai kewajiban :
a. Melunasi simpanan pokok dan membayar simpanan wajib sesuai
keputusan rapat anggota.
b. Mentaati ketentuan Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Rapat Anggota dan Peraturan khusus.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi.
d. Memelihara nama balk dan kebersamaan dalam koperasi
e. Menanggung kerugian koperasi sesuai ketentuan yang diatur daiam
Anggaran Dasar ini.

Pasal 10
Caton Anggota mempunyai hak diantaranya:
a. Memperoleh pelayanan dari koperasi
b. Menghadiri Rapat anggota
c. Mengajukan pendapat dan saran tetapi tidak mempunyai hak dipilih dan
memilih untuk menjadi pengurus dan pengawas.
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 11
1. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi koperasi
2. Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.
3. Rapat Anggota terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan ialah rapat yang diadakan selambat-
lambatnya 3 bulan setelag tahun buku.
b. Rapat Anggota Biasa adalah rapat yang diadakan untuk membahas
dan mengesahkan Rancangan Rencana Kerja dan Rancangan
Rencana Anggaran dan Pendapatan dan belanja tahun berikutnya.
c. Rapat Anggota khusus adalah rapat yang diadakan khusus untuk
membahas dan menetapkan perubahan Anggaran Dasar dan
pembubaran KBPR.
4. Rapat anggota berwenang:
a. Menetapkan kebijakan umum koperasi
b. Mengubah anggaran dasar.
c. Memilih, dan mengangkat serta memberhentikan pengawas dan
pengurus
d. Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan
belanja koperasi
e. Menetapkan batas minimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh
pengurus atas nama koperasi.
f. Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban
pengawas dan pengurus dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
g. Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha.
5. Rapat anggota diselenggarakan oleh pegurus dan permintaan tertulis dari
anggota.

Pasal 12
1. Rapat Anggota sah jika dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah Anggota.
2. Apabila quarum sebagaimana mana dimaksud dalam ayat 1 tidak tercapai,
maka pelaksanaan Rapat Anggota ditunda untuk paling lambat 7 (tujuh)
hari.
3. Apabila pada pelaksanaan Rapat Anggota kedua sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) quarum tetap tidak terpenuhi, maka Rapat ditunda paling
lama 7 (tujuh) hail dan Rapat Anggtoa kedua dapat dilaksanakan dan
keputusannya sah serta mengikat bagi semua Anggota.

Pasal 13
Rapat Anggota dapat diiaksanakan melalui sistem kelompok, yang ketentuan dan
tata caranya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART).

Pasal 14
1. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat.
2. Dalam keputusan Rapat Anggota apabila tidak tercapai secara mufakat,
maks keputusan diambil melalui pemungutan suara, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Keputusan Sah apabila disetujui oleh suara terbanyak.
b. Setiap anggota hanya mempunyai hak satu suara.
c. Anggota yang tidak hadir, tidak dapat mewakili suaranya, kecuali
dalam hal Rapat Anggota dilaksanakan melalui sistem kelompok.
d. Setiap keputusan Rapat Anggota harus ditanda tangani oleh ketua
dan sekertaris koperasi serta dilaporkan kepada pemerintah.

BAB VI
PERMODALAN
Pasal 15
1. Modal KBPR terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri berasal dari:
a. Simpanan pokok
b. Simpanan wajib
3. Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. Anggota
b. Koperasi lain dan Keuangan lainnya
4. Besarnya simpanan wajib diatur dalam Anggara Rumah Tangga dan atau
peraturan lain.
5. Simpanan pokok dan/ atau simpanan wajib dapat berubah yang besarnya
ditetapkan oleh Rapat Anggota. Perubahan tersebut tidak dapat kurang dari
besarnya simpanan wajib dan simpanan pokok sebelumnya.
6. Simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diambil selama menjadi
anggota.
7. Modal awal yang disetorkan pada awal pendirian koperasi sebesar Rp
50.000 sebagai simpanan pokok.

BAB VII
SISA HASIL USAHA
Pasal 16
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan hasil usaha dan
pendapatan usaha lainnya yang diperoleh KBPR dalam 1 tahun buku
dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
tahun buku yang bersangkutan..
2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh, pembagiannya diatur sebagai berikut :
a. 20 % untuk Dana Cadangan
b. 60 % untuk Anggota sebanding dengan jasa usahanya terhadap
Koperasi.
c. 5 % untuk Pengurus dan Pengawas.
d. 5 % untuk Pegawai.
e. 5 % untuk dana Pendidikan.
f. 2,5 % untuk dana sosial.
g. 2,5 % untuk dana Pembangunan lingkungan kerja.
3. Pembagian dan prosentase sebagaimana diatur dalam ayat 2 dapat dirubah
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.

BAB VII
DANA CADANGAN
Pasal 17
Dana cadangan yang dimaksud adalah kekayaan KBPR, boleh dibagikan kepada
anggota dan teknis pelaksanaannya diatur dalam peraturan khusus

Pasal 18
Penggunaan dana cadangan adalah untuk pengembangan usaha dan bilamana
diperlukan untuk menutup kerugia KBPR sesuai dengan keputusan rapat anggota.

BAB VIII
PEMBUKUAN
Pasal 19
1. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang perkembangan
kegiatan usahanya.
2. Koperasi wajib pada setiap tutup tahun buku menaadakan perhitungan
hasil usaha dan membuat laporan keuangan pada tiap tutup tahun buku.
3. Laporan keuangan harus ditandatangani oleh semua anggota Pengurus.
4. Pengurus dapat menentukan kebijakan sistem administrasi pembukuan
koperasinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IX
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 20
1. Apabila Koperasi dibubarkan dan pada penyelesaiannya temyata kekayaan
Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan
kewajibannya, maka sekalian Anggota diwajibkan menanggung kerugian
masing-masing terbatas pada simpanan pokok dan simpanan wajib yang
seharusnya telah disetor oleh anggota yang bersangkutan kepada Koperasi
serta modal penyertaan yang dimilikinya.
2. Anggota yang telah berhenti dari Koperasi, tidak menanggung kerugian
dari usaha yang tidak turut diputuskannya, sepanjang belum melewati
jangka waktu 12 ( dua belas) bulan.
3. Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup
dengan cadangan.
4. Bilamana kerugian dimaksud pada ayat ( 3 ) tidak dapat dipenuhi maka
Rapat Anggota dapat diputuskan untuk membebankan bagian kerugian
dengan sisa Hasil Usaha Tahun tahun yang akan datang apabila kerugian
yang terjadi tidak diakibatkan oleh kelalaian Pengurus

BAB X
PEMBUBARAN KOPERASI
Pasal 21
Pembubaran KBPR dapat dilakukan berdasarkan:
a. Keputusan Rapat Anggota
b. Keputusan Pemerintah.

Pasal 22
1. Dengan memperhatikan pasal 11 ayat 3, maka Rapat Anggota Khusus
dapat mengambil keoutusan untuk membubarkan KBPR.
2. Keputusan pembubaram dilaksanakan dengan membentuk panitia
penyelesaian.

BAB XI
PENYELESAIAN
Pasal 23
1. Penyelesaian pembubaran dilkukan oleh Panitia Penyelesai.
2. Panitia Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota.
3. Selama dalam proses penyelesaian, KBPR tetap ada dengan sebutan
“Koperasi Dalam Penyelesaian”.

Pasal 23
Panitia Penyelesai mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama ” Koperasi
Dalam Penyelesaian ”
b. Mengumpulkan segala data dan keterangan yang diperlukan.
c. Mengumpulkan Pengurus, Anggota dan Mantan Anggota tertentu yang
diperlukan, baik sendiri – sendiri maupun bersama – sama.
d. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan segala catatan dan arsip ”
Koperasi Dalam Penyelesaian ”.
e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang harus
didahulukan dari pembayaran hutang lainnya.
f. Menggunakan sisa kekayaan ” Koperasi Dalam Penyelesaian ” untuk
menyelesaikan sisa kewajibannya.
g. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada Anggota.
h. Membuat berita acara penyelesaian.
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 24
1. Agar KBPR dapat memenuhi fungsinya sesuai dengan perkembangan
keadaan, Anggaran Dasar ini dapat diubah oleh Rapat Anggota Khusus
untuk perubahan Anggaran Dasar.
2. Perubahan anggaran dasar tidak dapat dilakukan apabila koperasi koperasi
dinyatakan pailit berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Anggaran dasar dapat diubah apabila dihadiri 2/3 bagian dari jumlah
anggota koperasi dan disetujui paling sedikit ½ bagian dari anggota yang
hadir.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
1. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-peraturan lainnya adalah
Peraturan Pelaksanaan Anggaran Dasar dan karenanya tidak boleh
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
2. Ketentuan-ketentuan yang sudah ada dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan atau belum diganti berdasarkan
Anggaran Dasar ini.

BAB XIV
SANKSI-SANKSI
Pasal 26
1. Apabila anggota, pengurus dan pengawas melanggar ketentuan Anggaran
Dasar atau Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan Peraturan lainnya
yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi oleh Rapat Anggota berupa:
a. Peringatan lisan
b. Peringatan tertulis
c. Scorsing selama 1 bulan
d. Dipecat dari keanggotaan atau jabatannya
e. Diberhentikan bukan atas kemauan sendiri
f. Diajukan ke Pengadilan
2. Tata cara pengenaan sanki bagi Anggota
a. Pengurus menyampaikan teguran secara lisan
b. Pengurus menyampaikan surat teguran secara tertulis
c. Pengurus menyampaikan terguran tertulis berbentuk scorsing
(berita acara)
d. Dalam hal pemanggilan tidak diindahkan dan anggota yang
bersangkutan terbukti tidak melaksanakan/melanggaran kewajiban
maka pengurus menerbitkan surat keputusan pencabutan status
keanggotaan sementara untuk di putuskan dalam Rapat Anggota
e. Anggota yang terkena sanksi sebagaimana dimaksud huruf (d)
diberi kesempatan untuk membela diri sebelum diputuskan dalam
Rapat Anggota
3. Tata cara pengenaan sanksi bagi Pengurus
a. Pengawas mengundang pengundang pengurus untuk melakukan
klarifikasi
b. Pengawas menyampaikan surat teguran secara tertulis
c. Pengawas menyampaikan surat teguran tertulis kedua berbentuk
scorsing (berita acara)
d. Dalam hal pemanggilan tidak diindahkan dan pengurus yang
bersangkutan terbukti tidak melaksanakan/melanggar AD/ART
maka pengawas menerbitkan surat keputusan untuk disampaikan
dalam Rapat Anggota
e. Pengurus yang terkena sanksi sebagaimana dimaksud huruf (d)
diberi kesempatan untuk membela diri sebelum diputuskan dalam
Rapat Anggota
4. Tata cara pengenaan sanksi bagi Pengawas
a. Perwakilan angggota menyampaikan teguran lisan kepada
pengawas yang melanggar ketentuan AD/ART dan/atau peraturan
lainnya
b. Perwakilan angggota menyampaikan surat tertulis pertama dan
kedua kepada pengawas
c. Surat teguran tidak diindahkan dan bukti pelanggaran ketentuan
AD/ART dan/atau Peraturan lainnya. Perwakilan anggota meminta
penguruss untuk menyelenggarakan Rapat Anggota luar biasa
untuk memutuskan sanksi kepada pengawas yang bersangkutan.
d. Pengawas yang terkena sanksi sebagaimana dimaksud dalam huruf
(c) diberi kesempatan untuk membela diri sebelum diputuskan
dalam Rapar Anggaran Luar Biasa
5. Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Dasar atau
Anggaran Rumah Tangga.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan lainnya. Kegiatan koperasi ini
akan di mulai pada Sabtu, 09 April 2022. Demikian Anggaran Dasar Koperasi
Bahan Pokok Rezeki (KBPR) ditanda tangani oleh kami TIM Perumus Anggaran
Dasar Koperasi berikut:

No Nama Jabatan Tanda Tangan

Moh. Sofwatul Bari Direktur

2. Moh. Ardi Ketua


3. Hayatun Niamah Sekretaris

4. Inneke Farandika Bendahara

Anda mungkin juga menyukai