MUKADIMAH
Bahwa dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dimana kami berlindung, insan
Orienteering di Indonesia sepakat dan berketetapan hati untuk membentuk
Federasi Orienteering Nasional Indonesiadi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang bertujuan mengkoordinasikan dan membina seluruh kegiatan
Orienteering dalam rangka mengembangkan kemampuan Sumber Daya Manusia
yang memperhatikan fungsi tatanan sumberdaya serta kualitas lingkungan dalam
kegiatan Orienteering dalam suasana Persaudaraan dan Persatuan.
BAB I
NAMA, BENTUK DAN SIFAT
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Federasi Orienteering Nasional Indonesia dan dalam
pemakaiannya disingkat FONI.
Pasal 2
Bentuk
Organisasi ini berbentuk Federasi yang mewadahi olahraga Orienteering di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
BAB II
LAMBANG DAN ATRIBUT
Pasal 4
Lambang
Lambang FONI adalah Tulisan FONI Warna Biru dengan tulisan Federasi
Orienteering Nasional Indonesia dibawahnya. Huruf “O” dari simbol kompas yang
merupakan peralatan dan ciri khas olahraga orienteering yang identik dengan Ilmu
Medan Peta dan Kompas, Sedangkan warna biru adalah simbul perdamaian.
Pasal 5
Atribut
1. Atribut Organisasi dapat berupa bendera,
seragam dan kelengkapan
administrasi.
2. Tata cara penempatan dan pemakaiannya diatur oleh Pengurus.
BAB III
KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 6
Kedudukan
FONI berkedudukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 7
Waktu
FONI didirikan dan dideklarasikan di Solo pada tanggal 4 Agustus 2001 untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
BAB IV
AZAS DAN DASAR
Pasal 8
Azas
FONI berazaskan Pancasila.
BAB V
RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN UPAYA
Pasal 10
Ruang Lingkup
FONI mempunyai ruang lingkup kegiatan sebagai berikut :
1. Pengembangan keorganisasian.
2. Pembinaan prestasi olahraga Orienteering.
3. Konservasi hutan, terbatas pada hutan tempat melakukan kegiatan
Orienteering.
4. Pusat informasi yang berhubungan dengan kegiatan Orienteering.
5. Sosialisasi kegiatan olahraga dan rekreasi wisata.
6. Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Orienteering.
Pasal 11
Tujuan
Terwujudnya kegiatan Orienteering di Indonesia sebagai wahana pengembangan
olahraga prestasi, petualangan, pariwisata, konservasi dan cinta tanah air dengan
semangat persaudaraan, persatuan dan kesatuan.
Pasal 12
Upaya
FONI dalam mencapai tujuannya melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 13
Anggota
Anggota FONI adalah organisasi yang salah satu atau seluruh kegiatannya adalah
Orienteering.
Pasal 14
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Anggota FONI memiliki hak:
a. Partisipasi.
b. Bicara.
c. Suara.
d. Dipilih.
e. Menggunakan fasilitas organisasi.
f. Menerima bantuan.
g. Mengundurkan diri.
Pasal 15
Sanksi-Sanksi
Anggota dapat dikenakan sanksi, teguran, peringatan, skorsing, dan
pemberhentian apabila melakukan tindakan yang merugikan atau mencemarkan
nama baik FONI dan/atau bertentangan dengan AD/ART FONI.
BAB VII
ORGANISASI
Pasal17
Kekuasaan Organisasi
Kekuasaan Organisasi FONI terdiri dari:
1. Musyawarah Nasional
2. Musyawarah Daerah
3. Musyawarah Cabang
Pasal18
Susunan Organisasi
Susunan Organisasi FONI terdiri dari:
1. Pengurus Pusat
2. Pengurus Daerah
3. Pengurus Cabang
Pasal19
Kelengkapan Organisasi
Kelengkapan Organisasi FONI terdiri dari:
1. Rapat-rapat :
a. Rapat Pleno
b. Rapat Kerja
2. Dewan-Dewan :
a. Dewan Penasehat/ Dewan Pembina
b. Dewan Kehormatan
Pasal 20
Pendanaan
Pedanaan FONI diperoleh dari :
1. Iuran anggota.
2. Bantuan dari pemerintah.
3. Donatur atau Sumbangan yang tidak mengikat.
4. Sumber–sumber lain yang sah dan tidak bertentangan dengan setiap ketentuan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta setiap keputusan/peraturan
FONI yang berlaku.
Pasal 21
Kekayaan
1. Kekayaan FONI adalah harta organisasi yang bersifat tetap atau tidak tetap
yang diperoleh dari pembelian, hibah atau usaha lain yang sah.
2. Kekayaan FONI digunakan untuk pengembangan organisasi dan kesejahteraan
anggota.
BAB IX
PEMBUBARAN FEDERASI ORIENTEERING NASIONAL INDONESIA
Pasal 22
Pembubaran
BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 23
Perubahan Anggaran Dasar
Sejalan perkembangan, bila dianggap perlu perubahan Anggaran Dasar hanya
dapat dilakukan dalam Musyawarah Nasional.
Pasal 24
Pasal–pasal di dalam Anggaran Dasar ini dijabarkan lebih lanjut dalam sebuah
Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan yang disahkan Pengurus dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.