Anda di halaman 1dari 70

Hasil Munas IPSI XIV – 2016

ANGGARAN
ARAN DASAR DAN

ANGGARAN
ARAN RUMAH TANGGA

IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA

HASIL MUSYAWARAH NASIONAL XIV


IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA
TAHUN 2016

0
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

PEMBUKAAN

Bahwa menjadi tanggung jawab generasi penerus untuk


menjunjung tinggi cita-cita
cita perjuangan bangsa Indonesia
guna mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu, adil, dan makmur berasaskan
Pancasila. Tujuan Nasional perjuangan yang akan
diwujudkan sesuai cita-citacita itu adalah melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa dan serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
s
sebagaimana tercantum didalam dalam Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia 1945.

Bahwa nilai-nilai
nilai itu menjadi landasan moral dalam
mengangkat harkat kemanusian dan martabat bangsa
yang terangkum dalam cita, rasa, cipta, dan karsa
sebagai kekuatan
kuatan kehidupan bersama untuk
mewujudkan cita-cita cita perjuangan bangsa Indonesia
dalam bingkai sesanti Bhinneka Tunggal Ika dan tidak
diskriminatif. Segenap kekuatan bangsa Indonesia
meliputi agama, ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan harus diberi tempat
berekspresi agar menjadi kekuatan perjuangan nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD Negera Republik
Indonesia 1945.

1
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Bahwa Pencak Silat Indonesia merupakan pusaka


leluhur dan bagian yang tidak terpisahkan dari kekuatan
kehidupann bangsa Indonesia yang di dalamnya memiliki
aspek mental-spritual,
spritual, beladiri, seni, dan olahraga yang
telah menjadi bagian budaya bangsa dan menjadi satu
kesatuan seluruh jajaran Pencak Silat Indonesia serta
sebagai bagian integral dari ketahanan Nasional
Indonesia.

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan melalui


upaya-upaya
upaya yang sadar, terencana, tertata, dan
berkelanjutan, maka dibentuklah wadah organisasi
Pencak Silat Indonesia, yang diberi nama Ikatan Pencak
Silat Indonesiadengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, sebagaimana tersebut di bawah ini.

2
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

Pasal 1
Nama dan Tempat Kedudukan
1. Organisasi ini bernama Ikatan Pencak Silat
Indonesia disingkat IPSI.

2. ”Pencak Silat” terdiri dari dua kata yang merupakan


satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain.

3. Pusat Organisasi IPSI berkedudukan di Ibukota


Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. PB IPSI beralamat di Padepokan Pencak Silat


Indonesia, Jl. Taman Mini I, Jakarta Timur.

Pasal 2
Waktu
IPSI didirikan di Surakarta pada tanggal 18 Mei 1948
untuk waktu yang tidak ditentukan.

3
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB II
ASAS, DASAR, SIFAT, DAN STATUS

Pasal 3
Asas dan Dasar
1. IPSI berasaskan Pancasila.

2. IPSI berdasarkan Undang-Undang


Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 3 Tahun


2005 Tentang
tang Sistem Keolahragaan Nasional.
Nasional

4. Ketentuan peraturan perundang-undangan


undangan lainnya
yang mengatur tentang aspek-aspek
aspek Pencak Silat.

Pasal 4
Sifat
an, persaudaraan, kebersamaan,
IPSI bersifat kekeluargaan,
dan kesetiakawanan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia, nirlaba serta tidak berafiliasi,
berorientasi, dan berfungsi politik.

Pasal 5
Status

IPSI berstatus sebagai satu-satunya


satunya wadah organisasi
bagi seluruh jajaran Pencak Silat Indonesia.

4
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 6
Maksud
IPSI didirikan dengan maksud mengkoordinasikan dan
melaksanakan pembinaan kegiatan Pencak Silat di
dalam pelestarian, pengembangan, dan peningkatan
kualitas seni dan budaya serta prestasi pencak silat
secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Pasal 7
Tujuan
IPSI bertujuan mempersatukan, membina persaudaraan
dan kesetiakawanan antar organisasi dan/atau
Perguruan Pencak Silat dalam rangka meningkatkan
peran serta pencak silat untuk membangun manusia
Indonesia seutuhnya, serta mengangkat harkat dan
martabat bangsa.

BAB IV
ORGANISASI

Pasal 8
Organisasi
1. Di tingkat Pusat disebut IPSI Pusat dengan sebutan
Pengurus Besar IPSI berkedudukan di Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

2. Di tingkat Provinsi/Daerah Khusus Ibukota/Daerah


Istimewa dibentuk organisasi Ikatan Pencak Silat
Indonesia disebut IPSI Provinsi.

3. Di tingkat Kabupaten/Kota dibentuk organisasi


Ikatan Pencak Silat Indonesia disebut IPSI
Kabupaten/Kota.

4. Di tingkat Kecamatan dibentuk organisasi Ikatan


Pencak Silat Indonesia disebut IPSI Kecamatan.

Pasal 9
Wilayah Kerja
1. Wilayah kerja IPSI Pusat adalah di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Wilayah kerja IPSI Provinsi adalah di seluruh


seluru
wilayah hukum Provinsi/Daerah Khusus
Ibukota/Daerah Istimewa bersangkutan.

3. Wilayah kerja IPSI Kabupaten/Kota adalah di


seluruh wilayah hukum Kabupaten/Kota
bersangkutan.

4. Wilayah kerja IPSI Kecamatan adalah di seluruh


wilayah hukum Kecamatan bersangkutan.

6
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Pasal 10
Kewenangan Organisasi
1. IPSI Pusat membawahi IPSI Provinsi di seluruh
Indonesia dan perguruan pencak silat anggota IPSI
Pusat.

2. IPSI Provinsi membawahi semua IPSI


Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya dan perguruan
pencak silat anggota IPSI Provinsi.

3. IPSI Kabupaten/Kota membawahi semua IPSI


Kecamatan di wilayah kerjanya dan perguruan
pencak silat anggota IPSI Kabupaten/Kota.

4. IPSI Kecamatan mengkoordinasikan organisasi


dan/atau Perguruan Pencak Silat di wilayah
kerjanya.

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 11
Keanggotaan
1. Keanggotaan IPSI adalah organisasi dan/atau
perguruan Pencak Silat.

2. Ketentuan mengenai keanggotaan IPSI diatur dalam


Anggaran Rumah Tangga IPSI.

7
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB VI
KEPENGURUSAN

Pasal 12
Kepengurusan IPSI
1. Kepengurusan IPSI Pusat disebut Pengurus Besar
Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat PB IPSI,
yang dipilih, disusun, dan ditetapkan oleh Ketua
Umum terpilih bersama-sama sama dengan Formatur
terpilih dalam Musyawarah Nasional IPSI dan
bertanggung jawab
wab kepada Musyawarah Nasional
IPSI.

2. Kepengurusan IPSI di tingkat Provinsi disebut


Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia
atau disingkat Pengprov IPSI, yang dipilih, disusun,
dan ditetapkan oleh Ketua terpilih bersama-sama
bersama
dengan Formatur terpilih ih dalam Musyawarah
Provinsi IPSI dan bertanggung jawab kepada
Musyawarah Provinsi IPSI.

3. Kepengurusan IPSI di tingkat Kabupaten/Kota


disebut Pengurus Kabupaten/Kota Ikatan Pencak
Silat Indonesia atau disingkat Pengkab IPSI/Pengkot
IPSI, yang dipilih, disusun,
sun, dan ditetapkan oleh
Ketua terpilih bersama-samasama dengan Formatur
terpilih dalam Musyawarah Kabupaten/Kota IPSI
dan bertanggung jawab kepada Musyawarah
Kabupaten/Kota IPSI.

8
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

4. Kepengurusan IPSI di tingkat Kecamatan disebut


Pengurus Kecamatan Ikatan Pencakk Silat Indonesia
atau disingkat Pengcam IPSI, yang dipilih, disusun,
dan ditetapkan oleh Ketua terpilih dalam
Musyawarah Kecamatan IPSI dan bertanggung
jawab kepada Musyawarah Kecamatan IPSI.

Pasal 13
Periode Kepengurusan
Periode kepengurusan IPSI adalah 4 (empat) tahun
terhitung mulai tanggal ditetapkannya Surat Keputusan
(SK) Kepengurusan, dan dapat dipilih kembali.

Pasal 14
Susunan dan Wewenang Pengurus
Susunan dan kewenangan Pengurus IPSI diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga IPSI.

Pasal 15
Dewan Pembina dan Dewan Pertimbangan
Dalam susunan organisasi, IPSI mempunyai Dewan
Pembina dan Dewan Pertimbangan yang tugas dan
kewenangannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
IPSI.

Pasal 16
Majelis, Lembaga, dan Komisi
Dalam susunan organisasi, IPSI mempunyai Majelis
Pakar, Lembaga Wasit Juri, Lembaga Pelatih, Komisi
Hukum, Komisi Disiplin, Komisi Bela Negara, dan Komisi

9
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Sertifikasi Profesi, yang tugas dan kewenangannya


diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI.

BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 17
Musyawarah IPSI
1. Musyawarah IPSI terdiri dari:
a. Musyawarah Nasional IPSI atau disingkat
Munas IPSI.
b. Musyawarah Provinsi IPSI atau disingkat
Musprov IPSI.
c. Musyawarah Kabupaten/Kota IPSI atau
disingkat Muskab/Muskot IPSI.
d. Musyawarah Kecamatan IPSI atau disingkat
Muscam IPSI.

2. Musyawarah IPSI diadakan sekali dalam setiap 4


(empat) tahun.

3. Dalam hal yang sangat mendesak dapat diadakan


Musyawarah Luar Biasa IPSI.

4. Musyawarah Nasional IPSI merupakan pemegang


kekuasaan tertinggi
tinggi organisasi dan berwenang:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Besar IPSI.

10
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

b. Memilih dan menetapkan Pengurus Besar IPSI


melalui Ketua Umum terpilih dan Formatur
terpilih.
c. Mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga IPSI.
d. Menetapkan kebijakan-kebijakan
kebijakan pokok
Program Kerja Pengurus Besar IPSI dan hal-hal
hal
lain yang bersifat mendasar.

5. Musyawarah Provinsi IPSI mempunyai kewenangan:


a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Provinsi IPSI.
b. Memilih dan menetapkan Pengurus Provinsi
IPSI melalui Ketua terpilih dan Formatur
terpilih.
c. Menyusun program kerja Pengurus Provinsi
IPSI.

6. Musyawarah Kabupaten/Kota IPSI mempunyai


kewenangan:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus
Kabupaten/Kota IPSI.
b. Memilih dan menetapkan Pengur
Pengurus
Kabupaten/Kota IPSI melalui Ketua terpilih dan
Formatur terpilih.
c. Menyusun program kerja Pengurus
Kabupaten/Kota IPSI.

7. Musyawarah Kecamatan IPSI mempunyai


kewenangan:

11
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus


Kecamatan IPSI.
b. Memilih dan menetapkan Pengurus Kecamatan
IPSI melalui Ketua terpilih dan Formatur
terpilih.
c. Menyusun program kerja Pengurus Kecamatan
IPSI.

8. Hal mengenai Musyawarah dan Musyawarah Luar


Biasa IPSI akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga IPSI.

Pasal 18
Rapat Kerja
1. Rapat Kerja IPSI terdiri dari:
a. Rapat Kerja Nasional IPSI atau disingkat
Rakernas IPSI.
b. Rapat Kerja Provinsi IPSI atau disingkat
Rakerprov IPSI.
c. Rapat Kerja Kabupaten/Kota IPSI atau disingkat
Rakerkab/Rakerkot IPSI.
d. Rapat Kerja Kecamatan IPSI atau disingkat
Rakercam IPSI.

2. Rapat Kerja IPSI diadakan menurut kebutuhan


untuk membahas, mengevaluasi, dan menetapkan
hal-hal
hal yang dianggap penting dalam peningkatan
kegiatan bidang bersangkutan.

12
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

3. Selain Rapat Kerja IPSI, dapat diadakan pula rapat


koordinasi dan konsultasi serta rapat-rapat
rapat lainnya
yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga IPSI.

BAB VIII
ATRIBUT

Pasal 19
Atribut
1. Atribut IPSI terdiri dari:
a. Lambang.
b. Bendera.
c. Prasetya Pesilat Indonesia.
d. Mars.
e. Salam.
f. Seragam dan Kelengkapannya.

2. Hal-hal yang menyangkut Lambang, Bendera, dan


Seragam (bentuk, makna, ukuran, dan tata cara
penggunaannya) diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga IPSI.

BAB IX
KEUANGAN DAN KEKAYAAN

Pasal 20
Keuangan dan Kekayaan
1. Keuangan IPSI diperoleh dari:
a. Uang pangkal dan iuran tetap anggota IPSI.
b. Bantuan Pemerintah Republik Indonesia.

13
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

c. Bantuan-bantuan
bantuan lain yang tidak mengikat.
d. Usaha-usaha yang sah.

2. Semua kekayaan yang diperoleh IPSI menjadi milik


Organisasi IPSI.

3. Keadaan keuangan dan kekayaan IPSI dilaporkan


dalam Musyawarah IPSI atau sewaktu-waktu
waktu jika
diperlukan.

BAB X
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 21
Anggaran Rumah Tangga
1. Anggaran Rumah Tangga IPSI adalah penjabaran
lebih lanjut dan merupakan aturan pelaksanaan
dari Anggaran Dasar IPSI.

2. Hal-hal
hal yang belum atau tidak diatur dalam
Anggaran Dasar IPSI dapat diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga IPSI.

3. Ketentuan-ketentuan
ketentuan yang diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga IPSI tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar IPSI.

14
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB XI
PEMBUBARAN

Pasal 22
Pembubaran
1. Pembubaran IPSI hanya dapat dilakukan dengan
keputusan Musyawarah Nasional IPSI yang
diadakan khusus untuk keperluan pembubaran.

2. Munas IPSI dengan agenda khusus untuk


pembubaran IPSI tersebut hanya dapat
dilaksanakan apabila diminta secaraa tertulis oleh
sekurang-kurangnya
kurangnya dua pertiga (2/3) Pengurus
Provinsi dan anggota IPSI Pusat yang ada.

3. Pembubaran IPSI tersebut dianggap sah apabila


disetujui oleh sekurang-kurangnya
kurangnya dua pertiga (2/3)
dari Pengurus Provinsi dan Perguruan anggota IPSI
Pusat yang hadir secara sah.

4. Apabila IPSI dibubarkan, hak miliknya harus diurus


oleh suatu Komisi yang dibentuk khusus oleh
Munas IPSI yang membubarkan.

15
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB XII
PENUTUP

Pasal 23
Penutup
1. Perubahan dan penyempurnaan terhadap Anggaran
Dasar ini dilaksanakan dalam Musyawarah Nasional
IPSI XIV pada 4 Desember 2016.
2. Anggaran
nggaran Dasar ini berlaku sejak ditetapkan dan
disahkan oleh Munas IPSI XIVTahun 2016.
3. Anggaran Dasar ini dibahas pada Rakernas IPSI
tanggal 8 November 2016.
4. Anggaran Dasar dibahas,
ibahas, disetujui, disahkan,
disahkan dan
diberlakukan oleh musyawarah Nasional IPSI XIV
yang diselenggarakan di Bali pada 4 Desember
2016.
Anggaran Dasar inini merupakan Perubahan Dari Angaran
Dasar IPSI 2007 dan 2012.

16
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat Anggota
IPSI terdiri dari:
1. Keanggotaan IPSI Pusat.
2. Keanggotaan IPSI Provinsi.
3. Keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota.
4. Keanggotaan IPSI Kecamatan.

Pasal 2
1. Keanggotaan IPSI Pusat terdiri dari:
a. IPSI Provinsi.
b. Anggota Khusus.
c. Anggota Biasa.

2. Keanggotaan IPSI Provinsi terdiri dari:


a. IPSI Kabupaten/Kota.
b. Anggota Perguruan yang terdaftar di tingkat
Provinsi.

3. Keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota terdiri dari:


a. IPSI Kecamatan yang sudah terbentuk.
b. Anggota Perguruan yang terdaftar di tingkat
Kabupaten/Kota.

17
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

4. Keanggotaan IPSI Kecamatan terdiri dari Anggota


Perguruan yang terdaftar di tingkat Kecamatan.

Pasal 3
Anggota Khusus IPSI Pusat adalah keanggotaan
keanggotaa yang
dimiliki secara otomatis oleh Organisasi dan/atau
Perguruan Historis Pencak Silat yang ditinjau dari
sejarah perkembangan IPSI mempunyai kedudukan
khusus dan hanya berlaku di Tingkat Pusat.

Organisasi dan/atau Perguruan Historis Pencak Silat


yang menjadi Anggota Khusus IPSI Pusat adalah:
1. Persaudaraan Setia Hati.
2. Persaudaraan Setia Hati Terate.
3. Keluarga Silat Indonesia Perisai Diri.
4. Perguruan Silat Nasional Perisai Putih.
5. Perguruan Seni Bela Diri Indonesia Tapak Suci
Putera Muhammadiyah.
6. Phashadja Mataram.
7. Perguruan Pencak Silat Indonesia (PERPI)
Harimurti.
8. Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI).
9. Persatuan Pencak Silat Putra Betawi.
10. Keluarga Pencak Silat Nusantara.

Pasal 4
Anggota biasa IPSI adalah keanggotaan yang dapat
dimiliki oleh Organisasi atau Perguruan Pencak Silat
yang telah memenuhi syarat dan telah diterima sebagai
anggota IPSI melalui tata cara yang telah ditentukan.

18
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat Anggota


An
Biasa yang sudah terdaftar dan disahkan di tingkat
Pusat adalah:
1. Perguruan Pencak Silat Betako Merpati Putih.
2. Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia.
3. Persinas ASAD.
4. PSTD Indonesia.
5. Tetada Kalimasada Indonesia.
6. Pagar Nusa.
Kedudukannya sebagai anggota
nggota biasa di tingkat pusat
dan anggota ditingkat provinsi dapat dilakukan evaluasi
tentang terpenuhinya syarat-syarat
syarat untuk menjadi
anggota.

Pasal 5
Persyaratan bagi Organisasi dan/atau Perguruan
Pencak Silat menjadi Anggota IPSI adalah:

1. Untuk menjadi anggota IPSI Kecamatan, Organisasi


dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan mempunyai anggota aktif sekurang-
sekurang
kurangnya 25 orang dan memiliki domisili dan/atau
sekretariat yang jelas.

2. Untuk menjadi anggota IPSI Kabupaten/Kota,


Organisasi dan/atauu Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan mempunyai jumlah pengurus tingkat
Kecamatan yang seluruhnya telah menjadi anggota
IPSI kecamatan, sekurang-kurangnya
kurangnya seperempat
(1/4) dari jumlah IPSI Kecamatan yang terdapat di

19
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

wilayah kerja IPSI Kabupaten/Kota bersangkutan.


ersangkutan.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi Kabupaten/Kota
yang belum mempunyai IPSI Kecamatan dan hanya
ada satu (1) Organisasi dan/atau Perguruan Pencak
Silat di wilayahnya, Organisasi dan/atau Perguruan
Pencak Silat bersangkutan dapat secara langsung
mendaftar menjadi anggora IPSI Kabupaten/Kota
yang terkait.

3. Untuk menjadi anggota IPSI Provinsi, Organisasi


dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan harus mempunyai jumlah pengurus
tingkat Cabang yang seluruhnya telah menjadi
anggota IPSI Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya
kurangnya
setengah (1/2) dari jumlah IPSI Kabupaten/Kota
yang terdapat di wilayah kerja IPSI Provinsi
bersangkutan.

4. Untuk menjadi anggota biasa IPSI Pusat, Organisasi


dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan harus mempunyai jumlah ah wilayah
dan/atau cabang yang seluruhnya telah menjadi
anggota IPSI Provinsi sekurang-kurangnya
kurangnya setengah
(1/2) ditambah satu (1) IPSI Provinsi.

Pasal 6
Dalam memenuhi persyaratan untuk mendapatkan
keanggotaan IPSI, Organisasi dan/atau Perguruan
Pencak Silat harus:

20
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

1. Mengajukan surat permohonan dengan mengisi


formulir yang dapat diperoleh dari pengurus IPSI
setempat dan menyerahkan kembali bersama
dengan lampiran-lampiran lain, yaitu:
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi dan/atau Perguruan,, yang sejiwa dan
selaras dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga IPSI.
b. Penjelasan tentang sumber aliran dan sejarah
berdirinya organisasi dan/atau Perguruan Pencak
Silat bersangkutan.
c. Susunan pengurus dan Jumlah anggotanya.
d. Surat pernyataan kesanggupan
gupan menjunjung tinggi
nama dan kehormatan IPSI dan mendukung serta
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kebijakan
dan program IPSI.

2. Formulir yang telah diisi dan lampiran-lampirannya


lampirannya
sebagaimana disebut pada ayat 1 di atas, diserahkan
kepada Pengurus
rus IPSI yang bersangkutan, yaitu:
a. Untuk keanggotaan IPSI Pusat kepada PB IPSI.
b. Untuk keanggotaan IPSI Provinsi kepada
Pengprov IPSI.
c. Untuk keanggotaan IPSI Kabupaten/Kota kepada
Pengkab/Pengkot IPSI.
d. Untuk keanggotaan IPSI Kecamatan kepada
Pengurus Kecamatan IPSI.

3. Pengurus IPSI yang bersangkutan melakukan


penilaian terhadap kebenaran syarat-syarat
syarat dan

21
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

pengisian formulir keanggotaan IPSI dan lampiran-


lampiran
lampiran yang telah ditentukan.

4. Apabila semua syarat dan formulir keanggotaan IPSI


beserta lampirannya
nya dinilai benar maka organisasi
dan/atau Perguruan Pencak Silat yang
bersangkutan diberi Sertifikat (Surat Keterangan)
keanggotaan IPSI. Duplikat sertifikat tersebut
dikirim kepada Pengurus IPSI setingkat di atasnya
dan kepada PB IPSI.

Pasal 7
anggotaan akan hilang apabila Organisasi
Status keanggotaan
dan/atau Perguruan Pencak Silat yang bersangkutan:

1. Menyatakan keluar dari keanggotaan IPSI.


2. Membubarkan diri atau dibubarkan oleh pihak yang
berwenang.
3. Tidak memenuhi persyaratan lagi menjadi anggota
IPSI setelah dilakukan evaluasi.
4. Dijatuhi sanksi oleh Pengurus IPSI yang berwenang
yang mengakibatkan kehilangan keanggotaannya
karena dinilai melanggar ketentuan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga IPSI.

22
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB II
KEPENGURUSAN

Pasal 8
1. Sesuai dengan tingkatannya, Pengurus IPSI dipilih
dan ditetapkan oleh Musyawarah IPSI pada tingkat
yang bersangkutan.

2. Pengukuhan Pengurus IPSI dilakukan oleh Pengurus


IPSI setingkat di atasnya dan diketahui oleh KONI
setempat, kecuali PB IPSI yang dipilih oleh
Musyawarah Nasional dan n dikukuhkan oleh KONI
Pusat.

3. Pelantikan PB IPSI dilakukan oleh Pimpinan KONI


Pusat.

4. Pelantikan Pengprov IPSI dilakukan oleh Pimpinan


PB IPSI atau Pimpinan KONI Provinsi atau Pejabat
lain setingkat provinsi.

5. Untuk pelantikan yang dilakukan oleh pimpinan


pimpina
KONI provinsi atau pejabat lain setingkat provinsi,
provinsi
atas persetujuan PB IPSI.

6. Pelantikan Pengkab/Pengkot IPSI dilakukan oleh


Pimpinan Pengprov IPSI atau Pimpinan KONI
Kabupaten/Kota atau Pejabat lain setingkat
Kabupaten/Kota.

23
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

7. Untuk pelantikan yang dilakukan oleh Pimpinan


KONI Kabupaten/Kota atau pejabat lain setingkat
Kabupaten/Kotaatas persetujuan pengprov IPSI.
IPSI

8. Pelantikan Pengurus Kecamatan IPSI dilakukan oleh


Pimpinan Pengkab/Pengkot IPSI.

Pasal 9
1. Masa bakti Pengurus IPSI adalah 4 (empat) tahun,
terhitung mulai tanggal dikukuhkannya Pengurus
yang bersangkutan.

2. Apabila setelah masa bakti 4 (empat) tahun belum


dibentuk Pengurus IPSI yang baru, maka pengurus
IPSI yang bersangkutan terus melaksanakan
tugasnya sampai dengan terbentuknya
kepengurusan yang baru.

3. Apabila setelah melewati sekurang-kurangnya


kurangnya 6
(enam) bulan dari batas akhir masa bakti belum
dapat dibentuk dan ditetapkan pengurus IPSI yang
baru, Pimpinan Pengurus IPSI setingkat di atasnya
mengambil prakarsa (berkonsultasi dengan
Pimpinan KONI
ONI di wilayah kepengurusan tersebut)
untuk membentuk kepengurusan IPSI yang baru
dengan menyelenggarakan Musyawarah IPSI yang
kemudian memilih dan menetapkan Pengurus IPSI
yang baru.

24
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

4. Prakarsa yg diambil oleh IPSI setingkat di atasnya


dapat berupa :
a. Menunjuk
juk Pelaksana Tugas (PLT) dengan masa
tugasnya maksimal 6 (enam) bulan.

b. PLT ditetapkan dalam bentuk Surat Tugas oleh


IPSI setingkat di atasnya.

c. PLT hanya bertugas melaksanakan Musyawarah


IPSI dan melaksanakan program-program
program yang
sudah ada.

5. Khusus Untuk
ntuk IPSI Pusat PLT ditunjuk oleh KONI
Pusat dari Unsur KONI Pusat atau dari unsur
Pengurus IPSI Pusat yang telah habis masa
berlakunya.

BAB III
FUNGSIONARIS PENGURUS IPSI

Pasal 10
1. Fungsionaris PB IPSI dipilih dan ditetapkan sesuai
dengan tata cara yang ditentukan oleh Musyawarah
Nasional IPSI dengan pedoman sebagai berikut.
berikut
a. Mempunyai kemampuan dan loyalitas terhadap
IPSI.
b. Membuat surat pernyataan kesediaan menjadi
fungsionaris IPSI yang diketahui oleh
perguruannya.

25
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

c. Bagi calon fungsionaris PB IPSI yang berasal


erasal dari
bukan anggota perguruan, membuat surat
pernyataan kesediaan menjadi fungsionaris PB
IPSI yang diketahui oleh salah satu perguruan
pencak silat anggota IPSI Pusat.
d. Bagi calon fungsionaris PB IPSI berusia minimum
40 tahun.

2. Fungsionaris IPSI Provinsi dipilih dan ditetapkan


sesuai dengan tata cara yang ditentukan oleh
Musyawarah provinsi IPSI dengan pedoman sebagai
berikut.
a. Mempunyai kemampuan dan loyalitas terhadap
IPSI.
b. Membuat surat pernyataan kesediaan menjadi
fungsionaris IPSI yang diketahui
diketahu oleh
perguruannya.
c. Bagi calon fungsionaris IPSI Provinsi
rovinsi yang
berasal dari bukan anggota perguruan,
membuat surat pernyataan kesediaan menjadi
fungsionaris IPSI Provinsi
rovinsi yang diketahui oleh
salah satu perguruan Pencak Silat
ilat anggota IPSI
Provinsi di wilayah yang bersangkutan.
d. Bagi calon fungsionaris IPSI Provinsi
rovinsi berusia
minimum 30 tahun.

3. Fungsionaris IPSI Kabupaten/Kotaota dan IPSI


Kecamatan dipilih dan ditetapkan sesuai dengan
tata cara yang ditentukan oleh Musyawarah

26
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

kabupaten/kota IPSI dan musyawarah IPSI


Kecamatan dengan pedoman sebagai berikut.
berikut
a. Mempunyai kemampuan dan loyalitas terhadap
IPSI.
b. Membuat surat pernyataan kesediaan menjadi
fungsionaris IPSI yang diketahui oleh
perguruannya.
c. Bagi calon fungsionaris IPSI Kabupaten/K Kota dan
IPSI Kecamatan
ecamatan yang berasal dari bukan anggota
perguruan, membuat surat pernyataan
kesediaan menjadi fungsionaris IPSI
Kabupaten/Kota dan IPSI Kecamatan
ecamatan yang
diketahui oleh salah satu perguruan pencak silat
anggota IPSI Kabupaten/Kota ota di wilayah yang
ya
bersangkutan.
d. Bagi calon fungsionaris IPSI Kabupaten/
abupaten/Kota
berusia minimum 25 tahun.

Pasal 11
1. Fungsionaris Pengurus IPSI berhenti karena:
a. Mengundurkan diri
b. Meninggal dunia
c. Diberhentikan karena sangsi organisasi

2. Dalam hal akan dilakukan pemberhentian


sehubungan dengan alasan melakukan pelanggaran
terhadap peraturan dan ketentuan AD & ART IPSI,
fungsionaris yang bersangkutan diberi hak untuk
membela diri terhadap pengurus IPSI yang akan
memberhentikan dan hak untuk naik banding ke

27
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Pengurus IPSI setingkatt di atasnya menurut tata


cara dan tata krama yang baik.

3. Keputusan Pengurus IPSI yang akan


memberhentikan dan keputusan banding dari
pengurus IPSI setingkat di atasnya dapat berupa:

a. Membatalkan pemberhentian dan


menempatkan kembali pada posisi semula
fungsionaris yang bersangkutan dalam
Kepengurusan IPSI, dengan atau tanpa syarat
tertentu.
b. Mempertahankan keputusan pemberhentian
yang telah diambil.

Pasal 12
Kekosongan Pengurus IPSI karena fungsionaris
sebelumnya berhenti dan disebabkan pengurangan
atau penambahan struktur jabatan kepengurusan IPSI
cukup dilaporkan kepada Pimpinan Pengurus IPSI
setingkatnya di atasnya/KONI setingkatnya.

1. Ketua Umum IPSI dapat melakukan penggantian


antar waktu terhadap pengurus yang tidak dapat
melaksanakan tugas sebagaimana
ebagaimana mestinya.

2. Pengurangan dan atau penambahan struktur


jabatan kepengurusan IPSI adalah hak prerogatif
Ketua Umum sebagai mandataris Musyawarah IPSI.

28
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

3. Khusus untuk Ketua Umum, apabila berhalangan


tetap maka masa kepegurusannya diganti melalui
Musyawarah Luar Biasa.

BAB IV
SUSUNAN PENGURUS IPSI

Pasal 13
1. Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB
IPSI), adalah Pimpinan Tertinggi Organisasi yang
melaksanakan kepemimpinan dan bertanggung
jawab kedalam maupun keluar.

2. Susunan Pengurus Besar IPSI, terdiri dari:


a. Dewan Pembina.
b. Dewan Pertimbangan.
c. Ketua Umum.
d. Wakil Ketua Umum sekurang-kurangnyakurangnya 4
(empat) orang (salah satu dapat merangkap
menjadi Ketua Harian).
e. Seorang Sekretaris Umum dan 2 (dua) orang
Sekretaris.
f. Seorang Bendahara Umum dan an seorang
Bendahara.
g. Beberapa Ketua Bidang, Lembaga, Komisi, dan
Majelis yang terdiri dari:
(1) Bidang Pembinaan Organisasi dan
Hubungan Luar Negeri.

29
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

(2) Bidang Pembinaan Prestasi.


(3) Bidang Pembinaan Seni Budaya Pencak
Silat.
(4) Bidang Penelitian dan Pengembangan.
engembangan.
(5) Bidang Pembinaan Mental dan Spiritual.
(6) Bidang Promosi dan Pemasaran.
(7) Bidang Pembibitan dan Pemasalan.
(8) Lembaga Wasit dan Juri.
(9) Lembaga Pelatih.
(10) Komisi Bela Negara.
(11) Komisi Akreditasi dan Sertifikasi Profesi.
(12) Komisi Disiplin.
(13) Komisi Hukum.
(14) Majelis Pakar.

3. Masing-masing Ketua Bidang, Lembaga, Komisi, dan


Majelis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibantu
beberapa anggota yang disesuaikan dengan
kebutuhannya.

4. Ketua Umum terpilih dan Formatur terpilih dalam


Munas IPSI diberi mandat oleh Munas untuk
melengkapi susunan
usunan fungsionaris Pengurus Besar
IPSI sesuai dengan tuntutan pembinaan.

Pasal 14
1. Pengurus Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia
(Pengprov IPSI) adalah Pimpinan Provinsi di
wilayahnya yang melaksanakan kepemimpinan dan
mengkoordinir kegiatan Organisasi diwilayahnya.
diwilayahnya

30
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

2. Susunan Pengurus IPSI Provinsi terdiri dari:


a. Dewan Pembina.
b. Dewan Pertimbangan.
c. Ketua Umum Provinsi.
d. Wakil Ketua Umum sekurang-kurangnya
kurangnya 4
(empat) orang (salah satu dapat merangkap
menjadi Ketua Harian bila diperlukan).
e. Seorang Sekretaris Umum dibantu oleh
sebanyak-banyaknya
banyaknya 2 (dua) orang Wakil
Sekretaris.
f. Seorang Bendahara Umum dibantu oleh seorang
Wakil Bendahara.

g. Beberapa Ketua Bidang, Lembaga, Komisi,


Komis dan
Majelis yang terdiri dari:
(1) Bidang Pembinaan Organisasi.
(2) Bidang Pembinaan Prestasi.
(3) Bidang Pembinaan Seni Budaya Pencak Silat.
Silat
(4) Bidang Penelitian dan Pengembangan.
(5) Bidang Pembinaan Mental dan Spiritual.
(6) Bidang Promosi dan Pemasaran.
(7) Bidang Pembibitan dan Pemasalan.
(8) Lembaga Wasit Juri.
(9) Lembaga Pelatih.
(10) Komisi Disiplin.
(11) Majelis Pakar.

3. Masing-masing
masing Ketua Bidang, Lembaga, Komisi, dan
Majelis sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibantu

31
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

beberapa anggota yang disesuaikan dengan


kebutuhannya.

4. Ketua terpilih dan Formatur terpilih dalam Musprov


IPSI diberi mandat oleh Musprov untuk melengkapi
mele
susunan fungsionaris Pengurus Provinsi IPSI
sesuai dengan tuntutan pembinaan.

Pasal 15
1. Pengurus Kabupaten/Kota Ikatan Pencak Silat
Indonesia (Pengkab/Pengkot IPSI) adalah Pimpinan
Kabupaten/Kota di wilayahnya yang melaksanakan
kepemimpinan dan mengkoordinir kegiatan
Organisasi diwilayahnya.

2. Susunan Pengurus IPSI Kabupaten/Kota terdiri dari:


a. Dewan Pembina
b. Dewan Pertimbangan
c. Ketua Umum Kabupaten Kota dan dibantu
sekurang-kurangnya
kurangnya oleh 2 (dua) orang Wakil
Ketua Umum
d. Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris.
e. Bendahara Umum dan Wakil Bendahara Umum.
f. Beberapa Ketua Bidang
idang dan Lembaga yang
terdiri dari:
(1) Bidang Organisasi.
(2) Bidang Pembinaan Prestasi.
(3) Bidang Pembinaan Seni Budaya Pencak Silat.
(4) Lembaga Wasit Juri.
(5) Lembaga Pelatih.

32
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

3. Ketua terpilih dan Formatur terpilih dalam


Muskab/Muskot IPSI diberi mandat oleh
Muskab/Muskot untuk melengkapi susunan
fungsionaris Pengurus Kabupaten/Kota IPSI sesuai
dengan tuntutan pembinaan.

Pasal 16
1. Pengurus Kecamatan Ikatan Pencak Silat Indonesia
adalah Pimpinan Kecamatan di wilayahnya yang
melaksanakan kepemimpinan dan mengkoordinir
kegiatan Organisasi di daerahnya.

2. Susunan Pengurus IPSI Kecamatan terdiri dari:


a. Ketua dan Wakil Ketua.
b. Seorang Sekretaris dan Wakil Sekretaris.
c. Seorang Bendahara dan Wakil Bendahara.

3. Susunan pengurus sebagaimana dimaksud pada


ayat 2 disesuaikan dengan susunan Pengurus IPSI
setingkat diatasnya dan/atau disesuaikan dengan
kebutuhan.

4. Ketua terpilih
lih Formatur terpilih dalam Muscam
Mus IPSI
diberi mandat oleh Musyawah Kecamatan untuk
melengkapi susunan fungsionaris Pengurus
Kecamatan sesuai dengan tuntutan pembinaan.

33
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB V
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
FUNGSIONARIS PENGURUS IPSI

Pasal 17
Ketua Umum dan/atau ketua terpilih dan fungsionaris
terpilih bersama-sama
sama dalam Musyawarah IPSI diberi
mandat penuh menyusun Fungsionaris Pengurus IPSI.
1. Ketua Umum.
a. Mengarahkan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan n pelaksanaan tugas Ketua-ketua
Ketua
Bidang, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan
Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar, Komisi
Disiplin, serta Komisi Bela Negara.
b. Menetapkan/mengesahkan program kerja PB
IPSI.
c. Mewakili IPSI dalam hubungannya dengan pihak-
pihak
pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.
d. Melaporkan pelaksanaan tugasnya dan
bertanggung jawab kepada Musyawarah
Nasional IPSI.

2. Wakil Ketua Umum.


a. Membantu pelaksanaan tugas Ketua Umum.
Umum
b. Mewakili Ketua Umum apabila Ketua Umum
berhalangan.
c. Melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh
Ketua Umum.

34
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

d. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan


masing-masing Departemen, Lembaga Pelatih
dan Lembaga Wasit Juri.
e. Mengkoordinasikan persiapan dan
penyelenggaraan Munas dan Raker.
f. Melaporkan pelaksanaan tugas dan bertanggung
jawab kepada Ketua Umum.

3. Sekretaris Umum.
a. Mewakili Ketua Umum apabila berhalangan,
sesuai petunjuk yang diterima.
b. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan
kerja Sekretariat Pengurus Besar IPSI.
c. Mengkoordinasikan dan bertanggung hawab
atas semua kegiatan n administrasi di lingkungan
PB IPSI.
d. Mendukung kebutuhan fasilitas dan
perlengkapan untuk operasional Ketua Umum,
Ketua, Departemen, Lembaga, Dewan dan
Majelis dilingkungan Pengurus Besar IPSI.
e. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan
dapertemen Promosi dan Pemasalan.
f. Mempersiapkan dan menyelenggarakan rapat- rapat
rapat Pengurus Besar IPSI.
g. Mengkoordinasikan persiapan dan
penyelenggaraan setiap munas
unas dan raker.
h. Menjadi pendamping dan narasumber pada
setiap munas dan raker.
i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan
diberika oleh
Ketua Umum.

35
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

j. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1


(satu) orang Wakil Sekretaris Umum.
k. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Ketua Umum.

4. Wakil Sekretaris Umum.


a. Membantu Sekretaris Umum dalam
menjalankan tugasnya.
b. Mewakili Sekretaris Umum sesuai petunjuk yang
diterima.
c. Membina dan melaksanakan tata-usaha
usaha dan
rumah tangga Pengurus Besar IPSI secara efektif
dan berkualitas.
d. Melaksanakan program kerja Pengurus Besar
IPSI yang menyangkut urusannya.
e. Membantu Sekretaris Umum dalam upaya
pembinaan personil, material, dan dukungan
fasilitas.
f. Menyusun laporan Sekretaris Umum secara
periodik.
g. Mengatur dan menyiapkan rapat/pertemuan
intern Pengurus Besar IPSI dan rapat/pertemuan
Pengurus IPSI dengan pihak lain, berikut bahan
rapat/pertemuan yang relevan.
h. Melaksanakan tugas lain sesuai petunjuk dan
pengarahan Sekretaris Umum.
i. Mengkoordinasikan tugas dan dukungan kepada
setiap Bidang dan Lembaga.
j. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada sekretaris Umum.

36
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

5. Bendahara Umum.
a. Mengelola
lola administrasi keuangan Pengurus
Besar IPSI.
b. Menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan
fungsi lainnya di lingkungan Pengurus Besar
IPSImelalui dukungan administrasi keuangan.
keuangan
c. Mengkoordinasi pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja yang telah disetujui.
disetuju
d. Membantu Ketua Umum dalam menjalankan
tugasnya.
e. Bertanggung jawab terhadap pembukuan,
verifikasi, dan pengeluaran sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
f. Bertanggung jawab terhadap penyusunan
laporan keuangan secara periodik.
g. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
dibantu oleh seorang Wakil Bendahara.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Ketua Umum.

6. Wakil Bendahara Umum.


a. Membantu Bendahara Umum dalam
menjalankan tugasnya.
b. Mewakili Bendahara Umum bila berhalangan.
berhalangan
c. Menjalankan kegiatan kerja administrasi
kebendaharaan Pengurus Besar IPSI.
d. Mengkoordinasikan penyusunan laporan
keuangan Pengurus Besar IPSI secara periodik
maupun untuk keperluan Munas dan Raker.

37
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh


Bendahara Umum.
f. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Bendahara Umum.

7. Bidang Pembinaan Organisasi dan Hubungan Luar


Negeri.
a. IPSI adalah Organisasi Pecak Silat yang sah dari
Indonesia bersama beberapa Negara lain
menjadi pendiri dari Persekutuan Pencak Silat
Antara Bangsa (PERSILAT).
b. IPSI adalah anggota PERSILAT yang terus aktif
mengikuti kegiatan
tan yang diadakan oleh PERSILAT
baik di dalam maupun di luar negeri.
c. IPSI dapat mengadakan dan memelihara
hubungan dengan organisasi Pencak Silat di luar
negeri baik dari sesama anggota PERSILAT
maupun yang belum menjadi anggota PERSILAT.
PERSILAT
d. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab kepada Ketua Umum.
e. Ketua dan anggota Bidang Pembinaan Organisasi
dan Hubungan Luar Negeri diutamakan
menguasai bahasa asing dengan baik

8. Bidang Pembinaan Prestasi.


a. Merencanakan dan melaksanakan program kerja
Pengurus Besar IPSI untuk bidang Pembinaan
Organisasi yang meliputi pembinaan organisasi
jajaran IPSI baik di dalam negeri maupun di luar
negeri, pembinaan organisasi Pencak Silat

38
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

mental spiritual, sertaa pembinaan dan


pengembangan hubungan dengan
instansi/organisasi di lingkup pendidikan.
b. Membantu Ketua Umum dalam Bidang
Organisasi.
c. Memberikan saran-saran
saran kepada Ketua Umum
dalam bidang pembinaan organisasi.
d. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan pembinaan di
Pengurus Provinsi IPSI dan Perguruan.
e. Bertindak sebagai narasumber dalam bidang
Pembinaan Organisasi pada setiap Munas dan
Raker.
f. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin dan Komisi Bela Negara.
g. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua
Departemen Organisasi dibantu oleh beberapa
orang anggota Departemen.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
i. Dalam
lam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

9. Bidang Pembinaan Seni Budaya Pencak Silat.


a. Merencanakan dan melaksanakan program kerja
Pengurus Besar IPSI untuk bidang pembinaan
Pencak Silat
at Seni dan Budaya yang bertujuan

39
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

untuk meningkatkan keberadaan dan kualitas


Pencak Silat Indonesia.
b. Menyelenggarakan
pertandingan/kejuaraan/eksibisidemonstrasi
Pencak Silat Seni dan Budaya sebagai program
kerja Pengurus Besar IPSI.
c. Mengarahkan, mengkoordinasikan,
nasikan, membantu
penyelenggaraan
enyelenggaraan berbagai kegiatan Pencak Silat
Seni dan Budaya tingkat nasional yang
diselenggarakan oleh pihak/instansi/organisasi
lain.
d. Mengkoordinasikan penyusunan laporan Bidang
Seni dan Budaya secara periodik.
e. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin dan Komisi Bela Negara.
f. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua
Departemen Seni dan Budaya dibantu oleh
beberapa orang anggota Departemen.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

10. Bidang Penelitian danPengembangan.


a. Merencanakan dan melaksanakan program kerja
Pengurus Besar IPSI untuk kegiatan penelitian
dan pengembangan Pencak Silat yang bertujuan

40
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

untuk meningkatkan keberadaan dan kualitas


Pencak Silat Indonesia.
b. Mendata, mengkaji, dan mengembangkan
keberadaan dan kekayaan aspek mental al spiritual
Pencak Silat sebagai bagian dari upaya
meningkatkan citra Pencak Silat Indonesia.
c. Memantau, meneliti, dan mengkaji
penyelenggaraan pembinaan aspek Pencak Silat
olahraga, termasuk berbagai peraturan dan
ketentuan Pencak Silat olahraga dalam upaya
meningkatkan kualitas dan citra Pencak Silat
Indonesia.
d. Bertindak sebagai narasumber
umber dalam bidang
penelitian dan pengembangan pada setiap
Munas dan Raker.
e. Mengkoordinasikan penyusunanunan laporan Bidang
Penelitian dan Pengembangan secara periodik.
f. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin dan Komisi Bela Negara.
g. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua
Departemen Penelitian dan Pengembangan
dibantu oleh beberapa orang anggota
Departemen.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
i. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkait
terka dan
secara umum kepada Ketua Umum.

41
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

11. Bidang Pembinaan Mental dan Spiritual.


a. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan
program kerja Pengurus Besar IPSI dalam bidang
Pembinaan Mental Spiritual Pencak Silat untuk
pemahaman dan pelaksanaan Prasetya Pesilat
Indonesia
donesia serta aspek terkait dengan pembinaan
mental spiritual dan olah nafas Pencak Silat
Indonesia.
b. Memberikan saran-saran
saran kepada Ketua terkait
atau Ketua Umum dalam bidang Pembinaan
Mental Spiritual Pencak Silat.
c. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan Pembinaan Mental
Spiritual Pencak Silat Pengurus Provinsi IPSI dan
Perguruan anggota IPSI.
d. Menyusun
enyusun laporan Departemen Pembinaan
Mental Spiritual Pengurus Besar IPSI secara
periodik maupun untuk keperluan Munas dan
Raker.
e. Mengadakan an koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin dan Komisi Bela Negara.
f. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua
Departemen Pembinaan Mental Spiritual
dibantu oleh beberapaa orang anggota
Departemen.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.

42
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung


jawab secara khusus kepada Ketua terkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

12. Bidang Promosi dan Pemasaran.


a. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan
program kerja Pengurus Besar IPSI dalam bidang
Promosi dan Pemasaran Pencak Silat, termasuk
masalah kehumasan, penerbitan berbagai
bentuk produk publikasi dan upaya menghimpun
dana bekerja sama dengan instansi terkait.
terkait
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan promosi dan
pemasaran Pencak Silat Pengurus Provinsi IPSI
dan Perguruan anggota IPSI.
c. Mengkoordinasikan dan mempersiapkan materi
berita yang akan disampaikan kepada
masyarakat melalui media massa.
d. Mengkoordinasikan,, mempersiapkan
mempersiapkan, dan
menerbitkan bahan-bahan publikasi.
e. Mendokumentasikan setiap kegiatan Pencak
Silat ditingkat nasional
asional maupun internasional.
f. Membina hubungan dengan setiap instansi pers
dan unsur-unsur
unsur media dari instansi terkait dan
masyarakat Pencak Silat.
g. Penyusunan laporan Departemen Promosi dan
Pemasaran Pengurus Besar IPSI secara periodik
maupun untuk keperluan Munas dan Raker.
h. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,

43
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Bendahara, Dewan
ewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin dan Komisi Bela Negara.
i. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua
Departemen Promosi dan Pemasaran dibantu
oleh beberapa orang anggota Departemen.
j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
k. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

13. Bidang Pembibitan dan Pemasalan.


a. Membantu Ketua Umum dalam Bidang
Pembibitan dan Pemasalan Pencak Silat.
b. Mengkordinasikan penyusunan rancangan
program kerja PB IPSI dalam bidang pembibitan
dan pemasalan Pencak Silat, antara lain melalui
kegiatan Pencak Silat di SD, SMP, SMA,
SM dan
perguruan tinggi,
inggi, bekerja sama dengan instansi
terkait termasuk peran serta, pembinaan dan
pengarahan
han dalam penyelenggaraan berbagai
kegiatan kejuaraan Pencak Silat ditingkat
perguruan tinggi.
c. Memberikan saran-saran
saran kepada ketua terkait
atau Ketua Umum dalam bidang Pembibitan dan
Pemasalan Pencak Silat
d. Mengkordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan
gan kegiatan Pembibitan dan
Pemasalan Pencak Silat Pengurus Provinsi IPSI
dan Perguruan anggota IPSI.

44
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

e. Mengkordinasikan penyusunan laporan


Departemen Pembibitan dan Pemasalan PB IPSI
secara periodik maupun untuk keperluan Rapat
Munas dan Raker.
f. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin, dan Komisi Bela Negara.
g. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua
Departemen Pembibitan dan Pemasalan dibantu
oleh beberapa orang
ang anggota Departemen.
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
i. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

14. Lembaga Wasit dan Juri.


a. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan
program kerja Pengurus Besar IPSI dalam bidang
Lembaga Wasit dan Juri, antara lain kegiatan
peningkatan kualitas dan kuantitas wasitw dan
juri, perencanaan penugasan wasit asit dan juri
untuk kegiatan kejuaraan, maupun untuk
keperluan penugasan keluar negeri.
b. Membina dan mengembangkan perwasit erwasit-jurian
Pencak Silat, mulai dari kaderisasi, pendidikan
dan penetapan jenjang, penyelenggaraan
disiplin, dan pendataan prestasi wasit juri.
uri.

45
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

c. Penyusunan laporan Lembaga Wasit dan Juri


Pengurus Besar IPSI secara periodik maupun
untuk keperluan Munas dan Raker.
d. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin, dan Komisi Bela Negara.
e. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Lembaga
Wasit dan Juriuri dibantu oleh beberapa orang
anggota Pelatih.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
g. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkaitrkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

15. Lembaga Pelatih.


a. Mengkoordinasikan penyusunan rancangan
program kerja Pengurus Besar IPSI dalam bidang
kepelatihan, antara lain kegiatan peningkatan
kualitas dan kuantitas pelatih, rencana
penugasan pelatih untuk pemusatan latihan,
latihan
maupun keperluan pengiriman untuk melatih di
luar negeri.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan kepelatihan Pencak
Silat Pengurus Provinsi IPSI dan Pengurus
anggota IPSI.
c. Membina dan mengembangkan kepelatihan
Pencak Silat, mulai dari kaderisasi pelatih,

46
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

pendidikan dan penetapan jenjang pelatih,


hingga penyelenggaraan
enyelenggaraan disiplin dan pendataan
prestasi pelatih.
d. Penyusunan laporan Lembaga Pelatih Pengurus
Besar IPSI secara periodik maupun untuk
keperluan Munas dan Raker.
e. Mengadakan koordinasi dan/atau konsultasi
dengan Ketua-ketua
ketua Departemen lain, Sekum,
Bendahara, Dewan Pertimbangan, Majelis Pakar,
Komisi Disiplin, dan Komisi Bela Negara.
f. Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Lembaga
Pelatih dibantu oleh beberapa orangg anggota
pelatih.
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
Ketua terkait atau Ketua Umum.
h. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara khusus kepada Ketua terkait dan
secara umum kepada Ketua Umum.

16. Komisi Bela Negara


Belanegara adalah sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang
Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya.
Tiap-tiap
p warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat
Syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
undang.

47
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Komisi Bela Negara membantu Ketua Umum untuk


menanamkan sikap dan perilaku kepada seluruh
insan Pencak Silat agar:
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran berbangsa & bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
egara.
d. Rela berkorban untuk bangsa &negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
f. Mencintai dan melestarikan budaya bangsa,
bangsa
yaitu Pencak Silat.

17. Komisi Akreditasi dan Sertifikasi Profesi


Memberikan saran kepada Ketua Umum untuk
seseorang, baik berasal dari dalam maupun dari
luar Pencak Silat atau dari dalam maupun dari luar
negeri, sebagai ungkapan penghargaan atas jasa
dan pengabdian secara berkesinambungan ngan yang
telah dan akan diberikan dalam rangka membina,
mengembangkan, dan melestarikan Pencak Silat
Indonesia.

18. Komisi Disiplin


Menyampaikan pertimbangan dan saran kepada
Ketua umum untuk menjatuhkan tindakan disiplin
terhadap Pengurus PB IPSI, Pengurus Provinsi,
Pengurus Perguruan, serta unsur-unsur
unsur terkait
dengan kasus pelanggaran disiplin untuk
dimintakan keterangan dalam rangka menegakkan
disiplin organisasi.

48
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

19. Komisi Hukum


Membantu Ketua Umum menjalankan tugas dan
kewajibannya dalam kaitannya dengan hukum.
a. Menyelesaikan dan memberi saran atas
permasalahan hukum atau perselisihan yang
terjadi, baik didalam tubuh induk organisasi IPSI
maupun para anggotanya, yang berkaitan
dengan kepengurusan Pencak Silat.
b. Melakukan hubungan dengan
pemerintah/KEMENKUMHAM M dalam kaitannya
kaitan
dengan legalisasi.
c. Melakukan advokasi hukum terhadap IPSI.
IPSI
d. Ketua dan anggota dalam Komisi Hukum tidak
boleh rangkap jabatan, baik dalam struktur di
kepengurusansan PB IPSI maupun sebagai pengurus
di perguruan Pencak Silat, dan bersifat
independen.
e. Dalam menjalankan tugasnya, ketua dan
anggota Komisi Hukum diwajibkan kan berlatar
belakang pendidikan hukum.

20. Majelis Pakar


Memberikan sumbangan dan nasihat hat dalam
masalah pembinaan aspek teknis
nis dan
pengembangan kualitas Pencak Silat sesuai dengan
keahlian masing-masing. Untuk memenuhi peran
tersebut, dalam tugasnya dapat dilaksanakan
secara langsung, baik diminta maupun tidak
diminta oleh Pengurus Besar IPSI.

49
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB VI
DEWAN PEMBINA, DEWAN PERTIMBANGAN, MAJELIS
PAKAR, DAN KOMISI-KOMISI

Pasal 18
1. Dewan Pembina Ikatan Pencak Silat Indonesia di
IPSI Pusat, beranggotakan mantan ketua
Umum/Ketua PB IPSI dan ketua
ketua-ketua
Organisasi/Perguruan Pencak Silat.
Anggota Dewan Pembina terdiri atas Ketua Umum,
Perguruan Historis secara exofficio
fficio yang bertugas
membina dan mengawasi langsung kepengurusan
IPSI Pusat.

2. Pembina Ikatan Pencak Silat Indonesia berada di


Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Kecamatan.
Anggota pembina adalah ketua perguruan Pencak
Silat yang diangkat karena fungsi/jabatan dan
menjadi pengayom/penyantun masyarakat di
setiap tingkat keberadaannya.

Pasal 19
1. Di setiap tingkat, Pengurus IPSI dapat diangkat
Dewan Pertimbangan.

2. Dewan Pertimbangan terdiri dari tokoh-tokoh


tokoh
Organisasi dan/atau Perguruan Pencak Silat anggota
IPSI.

50
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

3. Tugas Dewan Pertimbangan IPSI adalah memberikan


nasihat dan saran/pertimbangan kepada Pengurus
IPSI dalam menentukan kebijakan pengembangan
dan pembinaan Pencak Silat di tingkatnya, baik
diminta maupun tidak.

Pasal 20
Majelis Pakar hanya berada di tingkat pusat dan di
tingkat provinsi, yang terdiri dari beberapa orang pakar
yang dengan kepakaran/keahliannya dapat memberikan
sumbangan pada pembinaan dan pengembangan
kualitas Pencak Silat.
Pasal 21
Komisi Disiplin hanya berada di tingkat pusat dan di
tingkat provinsi, yang terdiri dari beberapa orang yang
diangkat oleh Pengurus IPSI sesuai dengan tingkatannya
dengan tugas dan kewenangan menegakkan disiplin
organisasi.

Pasal 22
1. Komisi Bela Negara hanya berada di tingkat pusat,
pusat
terdiri dari beberapa orang yang diangkat oleh Ketua
Umum PB IPSI dengan tugas dan wewenang
penyelenggaraan bela negara.

2. Komisi Bela Negara untuk mewadahi dan


menyalurkan aspirasi pengabdian dan kemampuan
komunitas silat kepada negara dan bangsa.

51
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

3. Ketua dan anggota Komisi Bela Negara diutamakan


diisi oleh pesilat yang berlatar belakang TNI/POLRI

Pasal 23
1. Komisi Akreditasi dan Sertifikasi
tifikasi Profesi (LASP),
terdiri dari beberapa orang yang diangkat oleh Ketua
Umum PB IPSI dengan tugas dan wewenang dalam
penyelenggaraan akreditasi dan sertifikasi profesi.

2. Komisi Akreditasi dan Sertifikasi Profesi


sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanyaa berada di
tingkat pusat dan bersifat independen.

BAB VII
PESERTA DAN TATA LAKSANA
MUSYAWARAH IPSI

Pasal 24
1. Musyawarah IPSI dihadiri oleh:
a. Peserta
b. Peninjau

2. Musyawarah Nasional IPSI dihadiri oleh:


a. Peserta, yang terdiri dari:
(1) Utusan Pengurus Besar IPSI.

(2) Utusan Pengurus Provinsi IPSI. Bila


masabaktinya telah berakhir lebih dari 6
bulan maka akan kehilangan haknya dan

52
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

karenanya tidak boleh mengikuti setiap


seluruh kegiatan IPSI pusat.

(3) Utusan Organisasi dan/atau Perguruan


Pencak Silat anggota IPSI Pusatselagi
agi masih
memenuhi persyaratan
ersyaratan Anggota IPSI Pusat

b. Peninjau. Mereka adalah orang yang diundang


oleh PB IPSI.

Jumlah Peserta dan Peninjau dari setiap utusan


ditetapkan oleh PB IPSI.

3. Musyawarah Provinsi IPSI dihadiri oleh:


a. Peserta terdiri dari:
(1) Utusan Pengurus Provinsi IPSI.
(2) Utusan Pengurus Kabupaten/Kota IPSI.
(3) Utusan Organisasi dan/atau Perguruan
Pencak Silat anggota IPSI Provinsi.

b. Peninjau adalah utusan Pengurus Kecamatan,


utusan perguruan silat, instansi/institusi yang
diundang dan diberi mandat.
Jumlah
mlah Peserta dan Peninjau dari setiap utusan
ditetapkan oleh Pengurus Provinsi IPSI yang
bersangkutan.

c. Utusan Pengurus Besar IPSI sebagai narasumber


dan dapat menjadi peserta yang mempunyai hak
suara apabila musprov mengalami kebuntuan

53
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

(deadlock), khususnya
ya dalam hal terjadi suara
sama dalam pemilihan ketua umum.

4. Musyawarah Kabupaten/Kota IPSI dihadiri oleh:


a. Peserta, yang terdiri dari :
(1) Utusan Pengurus Kabupaten/Kota IPSI.
(2) Utusan Pengurus Kecamatan IPSI.
(3) Utusan Organisasi dan Perguruan Pencak
Silat anggota IPSI Kabupaten/Kota.
b. Peninjau adalah utusan Pengurus Perguruan
Silat, instansi/ institusi yang diundang dan diberi
mandat.
Jumlah Peserta dan Peninjau dari setiap utusan
ditetapkan oleh Pengurus Kabupaten/Kota IPSI
yang bersangkutan.
c. Utusan Pengurus us Provinsi IPSI sebagai
narasumber dan dapat menjadi peserta yang
mempunyai hak suara apabila musyawarah kota
dan kabupaten mengalami deadlock, khususnya
dalam hal terjadi suara sama dalam pemilihan
ketua umum.

5. Musyawarah Kecamatan IPSI dihadiri oleh :


a. Peserta, yang terdiri dari :
a.1. Utusan Pengurus Kecamatan IPSI
a.2. Utusan Organisasi dan Perguruan Pencak
Silat anggota IPSI Kecamatan.
b. Peninjau, Instansi/institusi
institusi yang diundang dan
diberi mandat.

54
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

c. Jumlah Peserta dan Peninjau dari setiap utusan


ditetapkan oleh Pengurus Kecamatan IPSI yang
bersangkutan.
d. Utusan Pengurus Kabupaten/Kota sebagai
narasumber dan dapat menjadi peserta yang
mempunyai hak suara apabila musyawarah
kabupaten/kota mengalami deadlock, khususnya
dalam hal terjadi suara sama dalam pemilihan
pemili
ketua umum.

6. Utusan Pengurus IPSI mewakili aspirasi dan


kepentingan seluruh jajaran Pencak Silat di
wilayahnya.

7. Utusan PB IPSI mewakili aspirasi yang berkaitan


dengan tujuan dan cita-cita
cita pendirian IPSI.

Pasal 25
1. Dalam Musyawarah IPSI setiap peserta mempunyai
hak bicara. Namun yang memiliki hak satu (1) suara
adalah:
a. Setiap utusan.
b. Pengurus IPSI demisioner.

Peninjau tidak mempunyai hak suara, tetapi dapat


menyampaikan pandangannya seizin Pimpinan
Sidang atau bila diminta.
Setiap anggota yang terkena sanksiksi organisasi
pemberhentian sementara tidak mempunyai hak
suara maupun hak berbicara.

55
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

2. Tempat dan pemberitahuan.


a. Pemberitahuan tentang pelaksanaan
Musyawarah dilakukan secara tertulis dan
dikirimkan ke setiap anggota yang berhak
mengikuti musyawarah, sekurang-kurangnya
kurangnya 30
hari kalender sebelum musyawarah
diselengarakan.
b. Bahan-bahan
bahan tertulis yang akan dibahas dan
diputuskan dalam musyawarah wajib dikirimkan
kepada setiap peserta musyawarah yang berhak
mengikuti musyawarah IPSI sekurang-kurangnya
kurangnya
14 hari ri kalender sebelum pelaksanaan
musyawarah IPSI diselenggarakan.

3. Kuorum
a. Musyawarah IPSI memenuhi kuorum bilamana
telah dihadiri sekurang-kurangnya
kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota yang diundang.
b. Apabila kuorum sebagaimana yang dimaksud
diatas tidak di penuhi, musyawarah IPSI ditunda
paling lama 60 menit, untuk memberi
kesempatan kepada utusan yang belum hadir.
Setelah penundaan ternyata kuorum belum
terpenuhi, musyawarah IPSI dinyatakan sah
untuk dilanjutkan.

4. Pimpinan Musyawarah IPSI dipilih dan ditetapkan


dalam Sidang Paripurna dan/atau sidang Pleno yang
terdiri dari 3 orang, yaitu Ketua, Wakil,
Wakil dan

56
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

Sekretaris yang mewakili unsur Pengurus IPSI dan


Perguruan.

5. Sidang-sidang Musyawarah IPSI dipandang dang sah


apabila dihadiri dan diikuti oleh sekurang-
sekurang
kurangnya setengah (½) ditambah satu (1) jumlah
Peserta yang diundang dan mengikuti sidang.

6. Keputusan Musyawarah IPSI dipandang sah apabila


didukung oleh sekurang-kurangnya
kurangnya setengah (½)
ditambah satu (1) jumlah suara Peserta yang hadir
dan mengikuti sidang.

7. Keputusan Musyawarah IPSI wajib ditaati dan


dilaksanakan oleh jajaran IPSI di wilayah kerja yang
bersangkutan.

Pasal 26
1. Musyawarah Luar Biasa IPSI baru dapat diadakan
apabila sekurang-kurangnya
kurangnya dua pertiga (2/3) dari
jumlah anggota IPSI di wilayah kerja IPSI yang
bersangkutan menghendakinya.

2. Untuk IPSI Pusat, usulan tersebut diajukan kepada


KONI Pusat oleh leh pengurus Provinsi dan atau
Perguruan anggota IPSI Pusat untuk mendapatkan
persetujuan/rekomendasi. Usulan dapat dilakukan
secara kolektif atau perwakilan yang menghendaki
musyawarah luar biasa tersebut dengan membawa

57
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

dokumen asli (permohonan munaslub dan SK


kepengurusan IPSI yang sah).

3. Untukk IPSI Provinsi, usulan diajukan kepada PB IPSI


oleh
leh pengurus IPSI Kabupaten/Kota dan/atau
perguruan anggota IPSI Provinsi untuk mendapatkan
persetujuan/rekomendasi. Usulan dapat dilakukan
secara kolektif atau perwakilan yang menghendaki
musyawarah luar biasaiasa tersebut dengan membawa
dokumen asli (permohonan musprovlub dan SK
kepengurusan IPSI yang sah).

4. Untuk IPSI Kabupaten/kota, usulan diajukan kepada


IPSI Provinsi oleh
leh pengurus IPSI Kecamatan dan/atau
perguruan anggota IPSI Kabupaten/Kota untuk
mendapatkan persetujuan/rekomendasi.
rekomendasi. Usulan
dapat dilakukan secara kolektif atau perwakilan yang
menghendaki musyawarah IPSI luar biasa tersebut
dengan membawa dokumen asli (permohonan
musyawarah IPSI luar biasa kabupaten/kota dan SK
kepengurusan yang sah).

5. Untukk IPSI Kecamatan, usulan diajukan kepada IPSI


Kabupaten/Kota oleh
leh pengurus perguruan anggota
IPSI Kecamatan untuk mendapatkan persetujuan/
rekomendasi. Usulan dapat dilakukan secara kolektif
atau perwakilan yang menghendaki musyawarah IPSI
luar biasa tersebut
ebut dengan membawa dokumen asli
(permohonan musyawarah IPSI luar biasa kecamatan
dan SK kepengurusan yang sah).

58
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

6. Usulan tersebut diajukan dan ditandatangani oleh


ketua dan sekretaris kepada pengurus 2 tingkat di
atasnya, dan diajukan oleh IPSI dan perguruan
perguru
masing-masing.

BAB VIII
PESERTA DAN TATA LAKSANA
RAPAT-RAPAT IPSI

Pasal 27
Sesuai dengan tingkat kepengurusan IPSI dan lingkup
wilayah kerjanya, Raker IPSI dihadiri dan diikuti oleh:
1. Pengurus IPSI.
2. Utusan dari Pengurus IPSI setingkat di bawahnya
dari Pengurus IPSI dan Perguruan Pencak Silat
anggota IPSI setingkatnya yang mendapat mandat.

Pasal 28
1. Raker IPSI dipimpin oleh Ketua Umum dan/atau
Ketua Pengurus IPSI bersangkutan atau yang ditunjuk
oleh Ketua Umum.

2. Keputusan Raker IPSI diambil berdasarkan asas


musyawarah dan kesepakatan bersama. Apabila
tidak tercapai musyawarah dan kesepakatan maka
keputusan diambil melalui voting sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

59
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

3. Keputusan Raker wajib ditaati dan dilaksanakan oleh


Pengurus IPSI atau oleh Pengurus Organisasi
Org
dan/atau Perguruan Pencak Silat anggota IPSI.

Pasal 29
1. Rakernis dan/atau Rapat konsultasi IPSI dihadiri dan
diikuti oleh fungsionaris Pengurus IPSI bersangkutan
dan pengurus IPSI setingkat di bawahnya dan
anggota perguruan pencak silat yang menjadi menja
anggotanya dengan membawa surat mandat.

2. Rakernis dan/atau Rapat konsultasi IPSI dipimpin


oleh fungsionaris Pengurus IPSI yang bersangkutan
yang bertanggung jawab terhadap masalah teknis
yang dibicarakan.

3. Keputusan Rakernis dan/atau Rapat konsultasi IPSI


I
diambil berdasarkan asas musyawarah dan
kesepakatan bersama. Apabila tidak tercapai
musyawarah dan kesepakatan maka keputusan
diambil melaui voting sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

4. Keputusan Rakernis dan/atau Rapat konsultasi wajib


ditaati dan dilaksanakan oleh fungsionaris teknis
Pengurus IPSI bersangkutan serta Organisasi
dan/atau Perguruan Pencak Silat anggota IPSI.

60
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB IX
ATRIBUT

Pasal 30
1. Atribut IPSI adalah tanda-tanda
tanda khusus yang
dinyatakan dalam wujud serta bentuk, yaitu:
a. Lambang. (terlampir)
b. Bendera. (terlampir)
c. Prasetya Pesilat Indonesia. (terlampir)
d. Lagu. (terlampir)
e. Salam. (terlampir)
f. Pakaian Pesilat beserta perlengkapannya yang
dipergunakan oleh setiap Pesilat. (terlampir)

2. Lambang IPSI digunakan pada bendera, kertas kop


k
surat, stempel, plaket, vandel, badge, dan benda-
benda
benda lain yang membawa nama dan kehormatan
serta kebanggaan IPSI.

3. Bendera IPSI adalah bendera berdasar warna hijau


tua berlambang IPSI merupakan lambang
kehormatan dan kebanggaan IPSI.

4. Prasetya Pesilat Indonesia adalah janji setia setiap


insan pesilat Indonesia.

5. Lagu IPSI adalah Mars IPSI yang menyatakan jati diri


dan perjuangan IPSI dalam bentuk nada, irama dan
lirik lagu.

61
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

6. Salam IPSI adalah cara penghormatan di jajaran


Pencak Silat Indonesia.

Hal-hall yang menyangkut bentuk, warna, dan makna


atribut IPSI. (Terlampir)

BAB X
SUMBER KEUANGAN IPSI

Pasal 31
Sumber keuangan IPSI melalui berbagai usaha diatur
secara tersendiri dalam Ketentuan dan/atau Peraturan
Khusus IPSI.

BAB XI
ATURAN PERALIHAN

Pasal 32
Segala hal yang berlaku berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga IPSI, Keputusan
Musyawarah Nasional IPSI XIV 2016 khususnya
menyangkut Struktur Pengurus
Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Kecamatan masih tetap
berlaku sampai habis masa berlakunya
lakunya dan sesudah itu
harus disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga IPSI yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional XIV tahun 2016.

62
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BAB XII
KETENTUAN KHUSUS

Pasal 33
Hal-hal
hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga ini diatur tersendiri oleh PB IPSI sepanjang tidak
bertentangan atau menyimpang dari Anggaran Rumah
Tangga ini.
BAB XIII
PENUTUP

Pasal 34
1. Perubahan dan penyempurnaan terhadap Anggaran
Rumah Tangga ini dilaksanakan dan disahkan dalam
Musyawarah Nasional IPSI XIV pada 4 Desember
2016

2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal


ditetapkan dan disahkan oleh Munas IPSI XIV pada 4
Desember 2016 di Denpasar Bali

Ditetapkan di : Denpasar, Bali


Pada tanggal : 4 Desember 2016

PENGURUS BESAR
IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA
Periode Tahun 2016-2020

63
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

LOGO IPSI

LAMBANG IPSI

A. BENTUK, ARTI & MAKNA

1. PERISAI SEGI LIMA,


berarti bahwa IPSI berazaskan Pancasila, serta bertujuan
membentuk manusia Pancasilais sejati.

2. SAYAP GARUDA BERWARNA KUNING BEROTOT WARNA


MERAH,
berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendi
Kemurnian, Keluhuran dan Dinamika,
- Sayap 18 lembar, Bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar,
berarti tanggal berdirinya IPSI 18 Mei 1948.
- Sayap 16 lembar, terdiri dari 17 + 1, berarti tanggal
berdirinya IPSI dengan semangat Proklamasi
Kemerdekaan membangun Negara.

3. WARNA MERAH PERISAI SEGI LIMA,


berarti berani dalam kebenaran .

64
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

4. WARNA PUTIH DALAM PERISAI SEGI LIMA,


berarti suci dalam amal perbuatan.

5. WARNA HIJAU PADA TEKS IPSI,


berarti ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu
menuju kemantapan jiwa, karena selalu beriman dan
bertauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa secara hikmat dan
syahdu.

6. GAMBAR TANGAN PUTIH DIATAS DASAR HIJAU,


menggambarkan
enggambarkan bahwa IPSI membantu Negara dalam
bidang Ketahanan Nasional melalui pembinaan fisik dan
mental agar Kader-kader
kader IPSI berkepribadian nasional
serta berbadan sehat, kuat dan tegap. Gambar Tangan,
melambangkan :
a. Gerak/posisi pasang pada beladiri
eladiri Pencak Silat,
b. Gerak Tari seni Pencak Silat,
c. Gerak Do’a.

7. GAMBAR SENJATA TRISULA,


perlambang IPSI senantiasa siap siaga dalam
berpartisiapasi membangun Negara, melalui krida di
bidang pembinaan mental spiritual, seni, olahraga dan
beladiri, yang merupakan 4 (empat) aspek pencak silat.
Pembinaan mental spritual dilambangkan sebagai gagang
trisula yang selalu dipegang untuk mengendalikan krida
seni, beladiri dan olahraga. 3 (tiga) runcingan
uncingan trisula
melambangkan krida seni, beladiri dan olahraga.
Runcingan yang tengah dan tertinggi melambangkan
bahwa krida yang paling menonjol/diutamakan pada
kondisi subyek (pelaku krida).

8. ARENA LAGA,
berarti bahwa arena laga Pencak Silat berbentuk segi
empat, yang didalamnya dapat ditarik garis arah jurus
sebanyak 8, 12 dan 6.

65
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

9. WARNA HITAM PADA UNTAIAN LIMA LINGKARAN,


berarti hikmat dan khusuk dalam beriman dan berdoa
kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

10. UNTAIAN LIMA LINGKARAN,


melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan
ikatan
an perikemanusiaan antara pelbagai aliran dengan
memegang teguh azas kekeluargaan, persaudaraan dan
kegotong royongan.

11. WARNA KUNING PADA SAYAP GARUDA,


berarti bahwa IPSI mengutamakan keluhuran budi pekerti
dan kesejahteraan lahir bathin dalam menuju kejayaan
Nusa dan Bangsa.

12. IKATAN PITA BERWARNA MERAH PUTIH,


berarti bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari
berbagai aliran pencak silat, yang menjadi hasil budaya
yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa,
berbahasa dan bertanah air Indonesia.

66
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

PRASETYA PENCAK SILAT

1. Kami pesilat Indonesia adalah warga Negara yang


bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa.

2. Kami pesilat Indonesia adalah warga Negara yang


membela dan mengamalkan pancasila dan Undang-
Undang
Undang Dasar 1945.

3. Kami pesilat Indonesia adalah pejuang yang cinta


bangsa dan tanah air Indonesia.

4. Kami pesilat Indonesia adalah pejuang yang


menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan
bangsa.

5. Kami pesilat Indonesia adalah pejuang pejuang yang


senantiasa menggejar kemajuan dan berkepribadian
epribadian
Indonesia.

6. Kami pesilat Indonesia adalah kesatria yang


senantiasa menegakkan kebenaran.

7. Kami
ami pesilat Indonesia adalah kesatria yang tahan uji
dalam menghadapi cobaan dan godaan.

67
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

MARS IPSI

Di sini kita berdiri semua


Berdiri di Negeri tercinta
Indonesia Tanahku Tanah Airku
Baktiku kepadamu
Pencak Silat Budaya Bangsa
IPSI adalah Wadah kita

Bangsa yang Besar


Bangsa yang Besar
Mencintai Budayanya Sendiri
Pencak Silat.... Pencak Silat
Pencak Silat Budaya Bangsa
Pencak Silat Budaya Bangsa

Wajib kita melestarikan


IPSI Galang Persatuan
Tulang Punggung Negara
Demi Indonesia-ku

Mari pemuda dan pemudi


Membangun Negeri tercinta
Bangsa yang Besar
Bangsa yang Besar
Mencintai Budayanya Sendiri

Bangsa yang Besar


Bangsa yang Besar
Mencintai Budayanya Sendiri
Pencak Silat.... Pencak Silat
Pencak Silat Budaya Bangsa

68
Hasil Munas IPSI XIV – 2016

BENDERA IPSI

a. Ukuran Bendera untuk didalam ruangan dasar


warna hijau ukuran 135 cm X 90 cm, dengan
ukuran Lambang IPSI ukuran 57 X 36 cm.
b. Ukuran Bendera untuk diluar ruangan dasar
warna hijau ukuran 300 cm X 200 cm, dengan
ukuran Lambang IPSI ukuran 172 X 80 cm.
c. Insignee 135 cm X 90 cm
d. Ukuran Badge 9 cm X 9 cm
e. Ukuran Cap/Stempel 4 cm X 4 cm

69

Anda mungkin juga menyukai