Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN DASAR

FEDERASI AIRSOFT INDONESIA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Bahwa Anggaran Dasar adalah peraturan tertinggi yang memuat prinsip-prinsip dasar
dalam menjalankan roda organisasi guna mencapai maksud dan tujuannya.
2. Bahwa Federasi Airsoft Indonesia telah diakui sebagai cabang induk olah raga airsoft
gun berdasarkan Surat Keputusan Federasi Olah Raga Masyarakat Indonesia Nomor:
SKTA-02/Pengnas FORMI/I/2014, hingga dibutuhkan berbagai penyempurnaan dalam
berbagai peraturan organisasi.
3. Bahwa karena itu Musyawarah Nasional Luar Biasa Federasi Airsoft Indonesia sepakat
mencabut Statuta yang dibuat di Sumedang tanggal 19 Januari 2013, dan menggantinya
seketika dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Airsoft
Indonesia yang ditetapkan di PP. PON pada tanggal 23 Januari 2015.

Pasal 2
1. Bahwa olah raga airsoft gun dimaksud dalam Anggaran Dasar ini mempunyai ciri khusus
yang khas dirumuskan sebagai berikut :
a. Menggunakan sarana senjata mainan yang disebut airsoft gun.
b. Obyek sasaran atau targetnya adalah sesama peserta/manusia yang bergerak dalam
area tertentu.
2. Bahwa pengembangan olah raga ini kedepannya baik mengenai jenis unit airsoft gun
yang dipergunakan dan obyek sarana target akan mengikuti kebutuhan para atlitnya
yang akan dirumuskan dalam Peraturan Organisasi khusus dibuat untuk itu.

Pasal 3
Singkatan dalam Anggaran Dasar :
1. Pengurus Daerah disingkat Pengda.
2. Pengurus Cabang disingkat Pengcab.
3. Musyawarah Nasional dalam Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga ini disingkat
Munas.
4. Musyawarah Nasional Luar Biasa dalam Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga ini
disingkat Munaslub.
5. Musyawarah Daerah dalam Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga ini disingkat
Musda.
6. Musyawarah Daerah Luar Biasa dalam Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga ini
disingkat Musdalub.
7. Rapat Kerja Nasional Federasi Airsoft Indonesia disingkat Rakernas.
8. Rapat Kerja Daerah Federasi Airsoft Indonesia disingkat Rakerda.

BAB II
NAMA, WAKTU, TEMPAT, KEDUDUKAN, DAN ASAS
Pasal 4
Organisasi ini bernama Federasi Airsoft Indonesia

Pasal 5
1. Federasi Airsoft Indonesia didirikan pada tanggal 21 Januari 2012 di Resimen Induk
Infantri Kodam IV Diponegoro Semarang Provinsi Jawa Tengah.
2. Federasi Airsoft Indonesia disahkan pada tanggal 19 Januari 2013 dalam Munas I di
Batalyon Infantri 301/Prabu Kian Santang Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Pasal 6
Tempat kedudukan Federasi Airsoft Indonesia di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Pasal 7
Federasi Airsoft Indonesia berasaskan Pancasila
BAB III
MAKSUD TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 8
Maksud didirikannya Federasi Airsoft Indonesia adalah untuk mengembangkan olah raga
rekreasi dan prestasi di Indonesia sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

Pasal 9
Tujuan didirikannya Federasi Airsoft Indonesia adalah untuk mengembangkan olah raga
airsoft gun di Indonesia.

Pasal 10
Fungsi didirikannya Federasi Airsoft Indonesia adalah sebagai :
1. Tempat pembinaan para atlit airsoft gun Indonesia.
2. Tempat penyediaan dan pengadaan berbagai unit airsoft gun untuk keperluan atlit airsoft gun
di Indonesia.

BAB IV
KEDAULATAN DAN PERMUSYAWARATAN
Pasal 11
Kedaulatan organisasi ada di tangan anggota dan dilakukan melalui permusyawaratan
anggota secara berjenjang sebagai berikut :
a. Ditingkat nasonal melalui Munas.
b. Ditingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten melalui Musda.

BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
1. Anggota Biasa adalah atlit airsoft gun yang terdaftar dalam Klub.
2. Anggota Kehormatan bersifat perorangan adalah seseorang warga Negara Indonesia
yang telah memberikan perhatian terhadap perkembangan olah raga airsoft gun.

Pasal 13
1. Anggota Federasi Airsoft Indonesia mempunyai hak :
a. Memperoleh perlakukan yang sama dari organisasi.
b. Mengeluarkan pendapat dan saran dalam menentukan arah organisasi.
c. Mendapat Kartu Anggota.
2. Anggota berkewajiban :
a. Menjaga nama baik organisasi.
b. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
Peraturan serta Keputusan Organisasi.

BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 14
Dalam menjalankan roda organisasi maka dibentuklah badan pengurus secara berjenjang
sebagai berikut :
1. Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia adalah badan pelaksana organisasi ditingkat
nasional bersifat kolektif.
2. Pengda Federasi Airsoft Indonesia adalah badan pelaksana organisasi ditingkat provinsi
bersifat kolektif.
3. Pengcab Federasi Airsoft Indonesia adalah badan pelaksana organisasi ditingkat
Kota/Kabupaten bersifat kolektif.

BAB VII
TATA URUTAN PERATURAN ORGANISASI
Pasal 15
Semua peraturan yang lebih rendah kedudukannya, tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi tingkatannya, adapun tata urutan peraturan dalam organisasi
sebagai berikut :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
2. Ketetapan Munas atau Munaslub.
3. Peraturan Organisasi.
4. Keputusan Pengurus Besar.
5. Ketetapan Musda atau Musdalub.
6. Keputusan Pengda.
7. Keputusan Pengcab.

BAB VIII
ATRIBUT
Pasal 16
Organisasi memiliki atribut yang terdiri dari lambang, bendera, pakaian seragam, dan
sesuatu yang dianggap penting, akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB IX
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 17
Keuangan dan Kekayaan organisasi diperoleh dari :
1. Iuran Anggota.
2. Usaha-usaha dalam menghimpun dana yang sah.
3. Bantuan dan sumbangan lainnya yang tidak mengikat.

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN FEDERASI AIRSOFT INDONESIA
Pasal 18
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dirubah berdasarkan keputusan
Munas atau Munaslub, yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah
Pengda, dan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah suara yang hadir menghendaki untuk
itu.
Pasal 19
Organisasi ini hanya dapat dibubarkan berdasarkan Keputusan Munaslub yang khusus
diadakan untuk itu, dan wajib dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah
Pengda, dan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah suara yang hadir menghendaki
untuk itu.

BAB XI
PENUTUP
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar akan diatur kemudian dalam anggaran
rumah tangga.

Pasal 21
Demikian Anggara Dasar ini di buat di Jakarta pada hari sabtu tanggal dua puluh tiga bulan
mei tahun dua ribu lima belas.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
FEDERASI AIRSOFT INDONESIA

BAB XI
KEANGGOTAAN
Pasal 20
1. Klub adalah perkumpulan atlit airsoft gun dan dapat menjadi Anggota Federasi Airsoft Indonesia
dengan syarat :
a. Menyatakan diri bergabung dalam Federasi Airsoft Indonesia.
b. Memiliki AD/ART klub.
c. Memiliki kepengurusan klub.
d. Memiliki sekurang-kurangnya sepuluh anggota klub.
2. Anggota klub adalah anggota Federasi Airsoft Indonesia dibuktikan dengan Kartu
Anggota yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia.
3. Anggota klub berhak menduduki jabatan apapun dalam kepengurusan organisasi disemua
tingkatan.

Pasal 21
1. Anggota Kehormatan didapat atas pengangkatan dari Pengurus Besar dan atau Pengda.
2. Anggota Kehormatan hanya mempunyai hak bicara dan diposisikan sebagai peninjau
sesuai tingkatannya baik dalam Munas, Munaslub, Musda, dan Musdalub.
3. Anggota Kehormatan dapat menduduki jabatan selaku Pembina dan Penasehat dalam
kepengurusan Federasi Airsoft Indonesia disemua tingkatan.
4. Anggota Kehormatan mempunyai hak sebagai pengurus kecuali untuk jabatan :
a. Ketua Umum dan Sekretaris Umum.
b. Ketua dan Sekretaris Pengda.

Pasal 23
1. Setiap Anggota Klub atau perorangan dapat kehilangan keanggotaannya dikarenakan :
a. Permintaan Klub atau permintaan sendiri.
b. Dicabut atau diberhentikan.
2. Pemberhentian hanya dapat dilakukan oleh Pengurus Besar dengan pertimbangan :
a. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Federasi Airsoft
Indonesia.
b. Merusak nama baik organisasi.
3. Pemberhentian dapat dilakukan setelah ada peringatan tertulis oleh Pengda tetapi
diabaikan oleh klub atau yang bersangkutan.

BAB II
PELAKSANAAN PERMUSYAWARATAN ANGGOTA
Pasal 24
1. Munas diadakan empat tahun sekali oleh Pengurus Besar dengan tugas dan
tanggungjawab Munas :
a. Melakukan perubahan, penyempurnaan, dan menetapkan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
b. Membuat dan menetapkan Program Kerja Nasional.
c. Memilih, mengangkat, dan menetapkan Ketua Umum.
d. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar.
2. Peserta Munas terdiri dari Pengurus Besar dan Pengda.
3. Peninjau Munas terdiri atas Pengcab dan Klub yang diundang untuk itu.
4. Jika dalam waktu empat tahun masa bakti Pengurus Besar berakhir, dan telah diingatkan
oleh tiga Pengda secara tertulis, namun Munas tidak dilaksanakan juga maka salah satu
Pengda dimaksud dapat mengambil alih penyelenggaraan Munas tanpa keterlibatan
Pengurus Besar sekalipun.

Pasal 25
1. Munaslub adalah Pemusyawaratan setingkat Munas dapat dilaksanakan apabila :
a. Pengurus Besar dianggap telah melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dan mengancam kelangsungan hidup organisasi.
b. Atas usul tertulis sekurang-kurangnya setengah jumlah Pengda dan ditujukan kepada
Pengurus Besar.
c. Jika dalam waktu satu bulan sejak permintaan tertulis disampaikan tetapi tidak
dilaksanakan oleh Pengurus Besar, maka salah satu Pengda mewakili dimaksud huruf
b dalam pasal ini dapat mengambil alih penyelenggaraan Munaslub tanpa
keterlibatan Pengurus Besar sekalipun.
2. Peserta Munaslub adalah Pengurus Besar dan Pengda.
3. Peninjau Munas adalah Pengcab dan Klub yang diundang untuk itu.

Pasal 26
1. Musda diadakan tiga tahun sekali oleh Pengda Federasi Airsoft Indonesia di tingkat
Provinsi dengan tugas dan tanggungjawab :
a. Menyusun program kerja daerah dalam rangka pelaksanaan program kerja
nasional.
b. Memilih, mengangkat, dan menetapkan Ketua Pengda.
c. Menilai laporan pertanggungjawaban Pengda.
2. Peserta Musda adalah Pengda dan Pengcab.
3. Peninjau Musda adalah Klub yang diundang untuk itu.
4. Jika dalam waktu tempat tahun masa bakti Pengda berakhir, dan telah diingatkan
secara tertulis Pengurus Besar tetapi tidak dilaksanakan, maka Pengurus Besar dapat
mengambil alih penyelenggaraan Musda tanpa keterlibatan Pengda sekalipun.
5. Musda sah jika dihadiri oleh Pengurus Besar.

Pasal 27
1. Musdalub adalah Pemusyawaratan setingkat Musda, dapat dilaksanakan apabila :
a. Pengda bersangkutan tidak dapat menjalankan hasil-hasil Musda.
b. Usulan dilakukan oleh sekurang-kurangnya setengah dari jumlah Pengcab atau klub
dan disetujui oleh Pengurus Besar.
c. Jika dalam waktu tiga bulan setelah permintaan tertulis disampaikan tetapi tidak
dilaksanakan juga oleh Pengda bersangkutan, maka Pengurus Besar dapat
mengambil alih penyelenggaraan Musdalub tanpa keterlibatan Pengda.
6. Peserta Musdalub adalah Pengda dan Pengcab.
7. Peninjau Munas terdiri atas Pengcab dan Klub yang diundang untuk itu.
8. Musdalub sah jika dihadiri oleh Pengurus Besar.

BAB
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MUSYAWARAH
Pasal 28
1. Hak bicara adalah hak yang dimiliki oleh peserta dan peninjau dalam mengemukakan
pendapat, usulan, atau saran dalam setiap permusyawaratan,
2. Hak suara peserta Munas dan Munaslub :
a. Pengurus Besar memiliki lima suara terbagi atas Ketua Umum tiga suara, sekretaris
Umum 1 suara, dan Bendahara Umum 1 suara, dan pengunaannya tidak dapat
diwakilkan.
b. Pengda memiliki dua suara yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris Pengda, jika
berhalangan dapat digantikan sesuai tingkatannya.
3. Musda dan Musdalub diatur sebagai berikut :
a. Pengurus Besar memiliki tiga suara.
c. Pengda memiliki dua suara yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris Pengda, dan
pengunaannya tidak dapat diwakilkan.
b. Pengcab memiliki dua suara yang diwakili oleh Ketua dan Sekretaris Pengcab, dan
pengunaannya tidak dapat diwakilkan.
c. Klub memiliki satu suara.

BAB IV
STRUKTUR KEPENGURUSAN
Pasal 29
4. Komposisi Pengurus Besar minimal terdiri atas :
- 1 orang Ketua Umum.
- 2 orang Wakil Ketua Umum.
- 1 orang Sekretaris Umum.
- 2 orang Wakil Sekretaris Umum.
- 1 orang Bendahara Umum.
- 2 orang Wakil Bendahara Umum.
- Biro keanggotaan
- Biro organisasi dan rekomedasi
- Biro prestasi dan wargame
- Biro informasi dan promosi
5. Biro dapat ditambah sesuai kebutuhan.
6. Ketua Umum dipilih dan disahkan oleh Munas atau Munaslub berdasarkan tata tertib yang
dibuat khusus untuk itu.
7. Pengurus Besar lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Umum dan wajib dilaporkan
dalam Munas atau Munaslub atau Rakernas.
8. Alasan pemberhentian yang dapat diajukan diantaranya :
a. Bersangkutan mengundurkan diri.
b. Diberhentikan sebagai anggota sebagaimana dalam pasal 17 dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga ini.
c. Bersangkutan tidak aktif dan atau tidak menghadiri rapat pleno Pengurus Besar
tiga kali berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
moral.
d. Bersangkutan dianggap tidak dapat bekerjasama dengan Ketua Umum Pengurus
Besar.
9. Surat menyurat yang dikeluarkan oleh Pengurus Besar wajib ditandatangani oleh Ketua
Umum dan Sekretaris Umum, jika berhalangan dapat diwakili menurut tingkatannya.
10. Kedudukan atau domisili Pengurus Besar bertempat di Ibu Kota Provinsi Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
11. Untuk pertama kalinya Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia berkedudukan di Kota
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan.

Pasal 10
1. Komposisi Pengda minimal terdiri atas :
- 1 orang Ketua.
- 1 orang Wakil Ketua.
- 1 orang Sekretaris.
- 1 orang Bendahara.
- Bidang keanggotaan
- Bidang organisasi dan rekomedasi
- Bidang prestasi dan wargame
- Bidang informasi dan promosi
2. Bidang dapat ditambah sesuai kebutuhan.
3. Ketua Pengda dipilih dan disyahkan oleh Musda atau Musdalub berdasarkan tata tertib
yang dibuat khusus untuk itu.
4. Pengurus Pengda lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Pengda dan wajib
disetujui oleh Pengurus Besar.
5. Alasan pemberhentian yang dapat diajukan diantaranya :
a. Bersangkutan mengundurkan diri.
b. Diberhentikan sebagai anggota sebagaimana dalam pasal 17 dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga ini.
c. Bersangkutan tidak aktif dan atau tidak menghadiri rapat pleno Pengda tiga kali
berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
d. Bersangkutan dianggap tidak dapat bekerjasama dengan Ketua.
6. Surat menyurat yang dikeluarkan oleh Pengda wajib ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris,
jika berhalangan dapat di wakili menurut tingkatannya.
7. Kedudukan atau domisili Pengda bertempat di Ibu Kota Provinsi atau pada kota/kabupaten.

Pasal 11
1. Komposisi Pengcab minimal terdiri atas :
- 1 orang Ketua.
- 1 orang Sekretaris.
- 1 orang bendahara.
- 3 orang anggota seksi.
2. Kepengurusan dapat ditambah sesuai kebutuhan.
4. Ketua Pengcab ditunjuk dan diberhentikan oleh Pengda dengan surat keputusan yang
dibuat untuk itu.
5. Pengurus Pengcab lainnya diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Pengcab sewaktu-
waktu dan wajib setujui oleh Pengda.
6. Alasan pemberhentian yang dapat diajukan diantaranya :
a. Bersangkutan mengundurkan diri.
b. Diberhentikan sebagai anggota sebagaimana dalam pasal 17 dalam anggaran dasar
dan anggaran rumah tangga ini.
c. Bersangkutan tidak aktif dan atau tidak menghadiri rapat pleno Pengcab tiga kali
berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral.
d. Bersangkutan dianggap tidak dapat bekerjasama dengan Ketua Pengcab.
7. Surat menyurat yang dikeluarkan oleh Pengcab wajib ditandatangani oleh Ketua dan
Sekretaris atau diwakili sesuai tingkatannya.
8. Kedudukan atau domisili Pengcab bertempat di kota/kabupaten.

BAB V
WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PEMBINA, PENASEHAT, PENGURUS
Pasal 12
Tugas tanggungjawab Pembina dan Penasehat :
1. Ditingkat Pengurus Besar terdiri atas :
a. Pembina Utama.
b. Pembina.
c. Penasehat.
2. Ditingkat Pengda terdiri atas :
i. Pembina.
ii. Penasehat.
3. Ditingkat Pengcab terdiri atas :
a. Pembina.
b. Penasehat.
4. Dipilih dan ditetapkan melalui musyawarah sesuai tingkatan kecuali bersifat ex officio.
5. Dewan Pembina memberikan petunjuk dan pembinaan secara umum kepada pengurus
di tingkatan masing-masing, baik diminta maupun tidak diminta oleh Pengurus.
6. Dewan Penasehat memberikan petunjuk dan saran secara teknis kepada pengurus di
tingkatan masing-masing, baik diminta maupun tidak diminta oleh Pengurus.
7. Khusus ditingkat Pengcab kedudukan Pembina dan Penasehat dapat disatukan dalam
satu bagan yaitu Pembina/Penasehat.

Pasal 13
Wewenang dan tanggungjawab Pengurus Besar sebagai berikut :
1. Melaksanakan, menjaga, dan mengawasi pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, dan keputusan lainnya.
2. Mengembangkan kegiatan olah raga kegemaran airsoft di Indonesia.
3. Atas segala pertimbangan Pengurus Besar dapat membentuk dan menunjuk Pelaksana
Tugas Pengda dengan alasan tertentu.
4. Atas segala pertimbangan Pengurus Besar dapat membentuk Lembaga atau Badan atau
Komisi tertentu dalam organisasi, yang akan diatur dalam Peraturan Organisasi khusus
untuk itu.

Pasal 14
Wewenang dan tanggungjawab Pengda sebagai berikut :
1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Keputusan
Organisasi.
2. Membawahi Pengcab ditingkat Kota/Kabupaten.
3. Mengembangkan olah raga kegemaran airsoft di wilayah Provinsinya.

Pasal 15
Wewenang dan tanggungjawab Pengcab sebagai berikut :
1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan dan Keputusan
Organisasi.
2. Membantu tugas-tugas Pengda.
3. Membawahi Klub dan Anggota perorangan di tingkatan Kota/Kabupaten.
4. Mengembangkan olah raga kegemaran airsoft di wilayah Kota/Kabupaten.
BAB VI
RAPAT - RAPAT
Pasal 16
1. Rakernas dilaksanakan oleh Pengurus Besar satu kali dalam satu tahun dengan peserta
terdiri dari :
a. Pengurus Besar.
b. Pengda.
c. Pengcab yang diundang.
2. Rapat-rapat lain dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan.

Pasal 17
1. Rakerda dilaksanakan oleh Pengda sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
tahun,dengan peserta terdiri dari :
a. Pengda.
b. Pengcab.
c. Klub yang diundang.
2. Rapat-rapat lain dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan.

BAB VII
ATRIBUT
Pasal 18
Organisasi memiliki atribut yang terdiri dari lambang, bendera, pakaian seragam, dan
sesuatu yang dianggap penting, akan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB VIII
PENYELESAIAN SENGKETA DAN PENGAWASAN INTERNAL ORGANISASI
Pasal 19
1. Penyelesaian sengketa dalam organisasi akan dilakukan oleh sebuah Badan bernama
Komisi Disiplin Nasional Federasi Airsoft Indonesia berjumlah 5 orang terdiri atas :
- 1 orang dari unsur Pembina Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia.
- 1 orang dari unsur Penasehat Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia.
- 1 orang dari unsur Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia.
- Perwakilan pihak yang bersengketa masing-masing 1 orang.
2. Komisi Disiplin akan bekerja saat ada permintaan Pengurus Besar untuk menyelesaikan
terjadi sengketa antar pihak dalam organisasi, dan permintaan Pengurus Besar
didasarkan adanya permohonan dua pihak yang bersengketa.
3. Sistem persidangan dan bentuk keputusan akan ditetapkan sendiri oleh Komisi Disiplin
Nasional dengan didasarkan prinsip cepat dan sederhana.
4. Keputusan Komisi Disiplin Nasional Federasi Airsoft Indonesia bersifat final dan
mengikat serta dapat dijalankan seketika.
5. Segala sesuatu untuk mendukung keberadaan Komisi Disiplin Federasi Airsoft Indonesia
akan diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi yang khusus dibuat untuk itu.

Pasal 20
8. Pengawasan Organisasi dilakukan oleh Komisi Pengawas Internal Federasi Airsoft Indonesia
diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Besar melalui Munas atau Munaslub atau Rakernas.
9. Anggota Komisi Pengawas Internal minimal terdiri atas :
- 1 orang dari unsur Penasehat Pengurus Besar Federasi Airsoft Indonesia,
- 1 orang dari unsur Pengda.
- 1 orang dari unsur Pengcab.
- 2 orang dari unsur Pengurus Klub.
10. Segala sesuatu untuk mendukung keberadaan Komisi Disiplin Federasi Airsoft Indonesia
akan diatur kemudian dalam Peraturan Organisasi yang khusus dibuat untuk itu.

BAB IX
KETENTUAN KHUSUS DAN KETENTUAN UMUM
Pasal 21
1. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mencapai
mufakat, apabila hal itu tidak dimungkinkan maka diambil berdasarkan suara
terbanyak.
2. Pengurus Besar yang masih menjabat dinyatakan Demisioner setelah menyampaikan
pertanggungjawaban di hadapan Munas atau Munaslub, dan kepemimpinan organisasi
selanjutnya dipegang oleh Presidium sampai terpilihnya kepengurusan untuk periode
selanjutnya.
3. Pengda yang masih menjabat dinyatakan Demisioner setelah menyampaikan
pertanggungjawaban di hadapan Musda dan Musdalub, dan kepemimpinan organisasi
selanjutnya dipegang oleh Presidium sampai terpilihnya kepengurusan untuk periode
selanjutnya.

BAB X
PENUTUP
Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga, akan diatur kemudian dalam
Peraturan Organisasi.

Pasal 23
Demikian Anggaran Rumah Tangga ini di buat di Jakarta pada hari sabtu tanggal dua puluh
tiga bulan mei tahun dua ribu lima belas

Anda mungkin juga menyukai