PENDAHULUAN
Mahasiswa kesejahteraan sosial Indonesia merupakan bagian dari kaum intelektual muda
sebagai penerus bangsa yang seharusnya berperan seperti apa yang dituangkan dalam Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, seperti pada pasal 26
tentang pengembangan kepemimpinan dan pasal 29 tentang pengembangan kepeloporan.
Diharapkan mahasiswa kesejahteraan sosial Indonesia dapat mengembangkan kepemimpinan dan
kepeloporan dengan adanya wadah untuk bersatu. Pengembangan kepemimpinan dan kepeloporan
yang dihasilkan dari setiap daerah akan memiliki bentuk yang beragam namun tetap berlandaskan
pada nilai persatuan sebagai bangsa Indonesia.
Dengan keyakinan dan tekad yang dapat terlaksana dalam berbagai upaya yang bersifat
sistematis dan terencana, maka dengan ini mahasiswa kesejahteraan sosial Indonesia berhimpun
dalam suatu organisasi menurut Anggaran Dasar sebagai berikut.
BAB I
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia, yang
selanjutnya disingkat FORKOMKASI.
Pasal 2
Waktu
Pasal 3
Kedudukan
FORKOMKASI berkedudukan di Indonesia dengan cakupan seluruh wilayah Indonesia dan akan
ditetapkan sesuai dengan keputusan kongres.
BAB II
Pasal 4
Asas
Pasal 5
Dasar
Sifat
1. Kekeluargaan
2. Independen
3. Aspirtif
4. Partisipatif
5. Solutif
6. Informatif
7. Progresif
8. Inovatif
Pasal 7
Bentuk
BAB III
Pasal 8
Tujuan
1. Menjadi wadah bagi mahasiswa/i kesejahteraan sosial seluruh Indonesia sebagai penyalur
aspirasi, media komunikasi, dan forum akademik hingga pengembangan kepemimpinan dan
kepeloporan.
2. Berperan strategis diantara organisasi kemahasiswaan, dan stakeholder lainnya dalam
memberikan variasi alternatif solusi terhadap upaya penyelesaian berbagai masalah sosial di
Indonesia.
Pasal 9
Fungsi
BAB IV
KEORGANISASIAN
Pasal 10
Keanggotaan
Anggota FORKOMKASI adalah HIMA/BEM Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia terdiri dari
mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial, Kesejahteraan Sosial, Ilmu Sosiatri, Pembangunan Sosial
dan Kesejahteraan, Konsentrasi Kesejahteraan Sosial, Pembangunan Sosial, dan D-IV Pekerjaan
Sosial.
Pasal 11
Kepengurusan
1. Pengurus Nasional
2. Pengurus Regional
Pasal 12
Pembagian Regional
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 13
Pasal 14
1. Kongres
2. Kongres Luar Biasa (KLB)
3. Konferensi Regional
4. Konferensi Regional Luar Biasa
5. Rapat-rapat
BAB VI
PENDANAAN ORGANISASI
Pasal 15
1. Iuran anggota yang jumlah ditentukan oleh rapat pimpinan atau rapat pleno.
2. Donasi yang tidak mengikat.
3. Hasil kegiatan dan usaha.
4. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Pasal 16
ADMINISTRASI ORGANISASI
Pasal 17
BAB VIII
Pasal 18
Perubahan Anggaran Dasar FORKOMKASI hanya dapat dilakukan pada saat Kongres atau
kongres luar biasa.
BAB IX
LAIN – LAIN
Pasal 19
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga serta peraturan – peraturan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
BAB I
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 1
LAMBANG ORGANISASI
Keterangan ;
BAB II
Pasal 2
Ketentuan Anggota
Anggota FORKOMKASI adalah HIMA/BEM Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia terdiri dari
mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial, Kesejahteraan Sosial, Ilmu Sosiatri, Pembangunan Sosial
dan Kesejahteraan, Kosentrasi Kesejahteraan Sosial, dan D-IV Pekerjaan Sosial yang
mendaftarkan diri dan disetujui oleh pengurus regional serta disahkan pengurus nasional melalui
surat keputusan.
Pasal 3
Kepengurusan Nasional
1. Pengurus Nasional terdiri atas ketua nasional, sekretaris nasional, bendahara, dan bidang-
bidang ditetapkan saat kongres
2. Pengurus Nasional merupakan representasi dan rekomendasi dari Ketua Regional .
3. Masa Jabatan Pengurus Nasional 2 tahun setelah disahkan di Kongres.
Pasal 4
Kepengurusan Regional
1. Ketua Regional dipilih dalam Konferensi Regional dan diberi waktu 3x24 jam untuk
melaporkan kepada pengurus nasional
2. Pengurus regional dipilih dalam kegiatan rekrutmen terbuka dengan diketahui pengurus
Hima/BEM
3. Masa jabatan pengurus regional adalah satu tahun
4. Struktur kepengurusan regional disesuaikan dengan kebutuhan regional
Pasal 5
Pasal 6
Status Anggota
1. Keanggotaan baru apabila Hima/BEM terkait mengirimkan surat resmi untuk bergabung
dengan FORKOMKASI, lalu disahkan melalui pengurus regional yang kemudian disahkan
dengan surat keputusan pengurus nasional.
2. Suatu keanggotaan akan hilang apabila Hima/BEM terkait memberikan surat resmi yang
menyatakan mengundurkan diri dari FORKOMKASI lalu disahkan di kongres dan diberikan
ketetapan surat.
Pasal 7
Status Pengurus
BAB III
Pasal 8
Kewajiban Anggota
Pasal 9
Hak Anggota
Pasal 10
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian anggota dapat dilakukan dengan syarat yang logis dengan cara pengurus regional
mengusulkan, dimusyawarahkan dan ditetapkan dalam kongres.
Pasal 11
Kewajiban Pengurus
Pasal 12
Hak Pengurus
Pasal 13
Pemberhentian Pengurus
BAB IV
Pasal 14
Kongres
Pasal 15
Ketentuan Peserta
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Konfrensi Regional
Pasal 19
c. Anggota yang hadir dalam konferensi regional telah mendaftarkan diri pada panitia
penyelenggara konferensi regional.
Pasal 20
1. Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) adalah Rapat yang membahas dan mengkoordinasikan
program kerja yang elah disusun oleh masing-masing pengurus regional, diselenggarakan
selambat-lambatnya 3 x 30 hari pasca diseenggarakannya kongres.
2. Rapat Pimpinan (Rapim) adalah rapat yang diikuti oleh pengurus nasional dan ketua regional.
3. Rapat pengurus adalah rapat yang diikuti oleh seluruh pengurus nasional
Pasal 22
1. Rapat Kerja Regional adalah rapat yang diselenggarakan untuk membahas program kerja
regional.
2. Rapat Pimpinan adalah Rapat Koordinasi yag diikuti oleh pengurus regional dan ketua
HIMA/BEM.
3. Rapat pengurus adalah rapat yang diikuti oleh seluruh pengurus regional.
BAB V
DEWAN PEMBINA
Pasal 23
1. Dewan Pembina terdiri dari orang-orang yang memiliki kepedulian besar terhadap
FORKOMKASI.
2. Kriteria calon dewan Pembina Nasional direkomendasikan di kongres.
3. Dewan Pembina nasional diusulkan, dipilih, dan ditetapkan, oleh pengurus nasional.
4. Dewan Pembina nasional tidak berhak mengintervensi mengenai kebijakan organisasi.
5. Dewan Pembina nasional bertugas memberikan saran, arahan, dan pembinaan untuk
perkembangan FORKOMKASI.
Pasal 24
1. Dewan Pembina terdiri dari orang-orang yang memiliki kepedulian besar terhadap
FORKOMKASI.
2. Kriteria dan calon dewan Pembina regional direkomendasikan di konferensi regional.
3. Dewan Pembina regional diusulkan, dipilih oleh pengurus regional dan ditetapkan oleh
pengurus nasional.
4. Dewan pembina regional tidak berhak mengintervensi mengenai kebijakan regional.
5. Dewan Pembina regional bertugas memberikan saran, arahan, dan pembinaan untuk
perkembangan FORKOMKASI.
BAB VI
Ketua Regional
Dewan Pembina Regional
BAB VII
Pasal 25
Perubahan Anggaran Rumah Tangga FORKOMKASI hanya dapat dilakukan pada saat Kongres
atau Kongres Luar Biasa.