Anda di halaman 1dari 22

KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL

IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA


2018
Nomor : 009/MUNAS_ISMKI/II/2018

TENTANG :
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SENAT
MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

Musyawarah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, dengan


senantiasa menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, setelah:

MENIMBANG : Untuk kelancaran dan tertibnya mekanisme Musyawarah


Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia, maka
perlu ditetapkan Anggaran Dasar Musyawarah Nasional Ikatan
Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia.

MENGINGAT : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ISMKI Garis


Besar Haluan Organisasi ISMKI

MEMPERHATIKAN : Hasil pembahasan dan kesepakatan bersama Sidang Pleno


IX Musyawarah Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran
Indonesia pada tanggal 23 Februari 2018

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Senat


Mahasiswa Kedokteran Indonesia.

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan


ditinjau kembali jika terdapat kekeliruan di dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Hotel Grand Cempaka, Jakarta


Hari, Tanggal : Jumat, 23 Februari 2018
Waktu : 22.40 WIB

PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

Presidium 1 Presidium 2 Presidium 3


(M. Fahriza Winaldha Nst) (Irfan Kresnadi) (Dinda Annisa Fitria)
Lampiran: 009/MUSYAWARAH_NASIONAL/II/2018

ANGGARAN DASAR
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

MUKADIMAH

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, bangsa Indonesia telah berhasil
merebut kemerdekaan dari kaum penjajah, maka setiap warga Negara berkewajiban
mengisi kemerdekaan itu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
menuju tercapainya kehidupan rakyat yang sehat, adil dan makmur.

Mahasiswa kedokteran sebagai warga Negara yang berperan aktif dalam


perjuangan dan pergerakan kemerdekaan, sadar akan hak dan kewajiban serta
peran&tanggung jawabnya kepada umat manusia dan bangsa, sebagai insan
akademis yang profesional. Oleh karena itu, dibutuhkan persatuan mahasiswa untuk
bergerak mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani.

Perjuangan pergerakan kemahasiswaan akan selalu ada sebagai agen


perubah, kekuatan moral, dan bekal masa depan untuk mengusung cita-cita
perjuangan bangsa. Oleh karena itu diperlukan sebuah wadah bersama yang
menampung segala kegiatan mahasiswa profesi kedokteran, yang bertujuan
mempersatukan mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk membina mahasiswa
kedokteran menuju terwujudnya dokter yang beriman dan bertakwa, mencetak
kader-kader pemimpin yang berintegritas tinggi, memadukan segenap kompetensi
mahasiswa kedokteran serta memperjuangkan aspirasi bersama dalam kebijakan
kesehatan. Wadah ini adalah Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia.

Meyakini bahwa tujuan dan cita-cita mahasiswa kedokteran hanya didapat


atas petunjuk Allah Yang Maha Pemberi Petunjuk disertai usaha usaha teratur,
terencana dan penuh kebijaksanaan, kami mahasiswa kedokteran bersatu,
menghimpun diri dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia yang
digerakan dengan pedoman berbentuk Anggaran Dasar sebagai berikut.
BAB I
NAMA, WAKTU, TEMPAT, DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI).
Dalam bahasa Inggris disebut Indonesian Medical Students Executive Board
Association (IMSEBA)

Pasal 2
Waktu
ISMKI didirikan pada deklarasi Cimacan tahun 1969 dalam bentuk Ikatan Mahasiswa
Kedokteran Indonesia (IMKI) dan berubah menjadi ISMKI pada 20 September 1981
dalam jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3
Tempat dan Kedudukan
Tempat dan kedudukan ISMKI diatur lebih lanjut dalam ART ISMKI

BAB II
BENTUK, SIFAT, dan STATUS

Pasal 4
Bentuk
ISMKI berbentuk ikatan organisasi mahasiswa sejenis

Pasal 5
Sifat
ISMKI bersifat independen dan non politik

Pasal 6
Status
ISMKI berstatus sebagai satu-satunya organisasi antar Lembaga Eksekutif
Mahasiswa Kedokteran di Indonesia
BAB III
DASAR DAN ASAS

Pasal 7
Dasar
ISMKI berdasarkan pancasila

Pasal 8
Asas
1) Asas Ketaqwaan
Asas ketaqwaan ialah: bahwa setiap pengembangan ISMKI harus berlandaskan
pada Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Asas Bhineka Tunggal Ika
Asas Bhineka Tunggal Ika ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan
Bhineka Tunggal Ika yaitu keberadaan ISMKI yang dilaksanakan sesuai dengan
kondisi setempat tetapi merupakan satu persatuan yang bulat di tingkat nasional
3) Asas Kesetaraan
Asas kesetaraan ialah: adanya kesetaraan sesuai dengan hak dan kewajibannya
4) Asas Adil dan Merata
Asas adil dan merata ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus dapat dinikmati
secara merata oleh semua anggota sesuai dengan peran sertanya
5) Asas Pendidikan
Asas pendidikan ialah: bahwa keberadaan ISMKI harus mencerminkan fungsi
ISMKI sebagai wadah Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk ikut
menciptakan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah
6) Asas manfaat
Asas manfaat ialah: segala usaha dan kegiatan ISMKI harus sesuai dengan
tujuan yang telah disepakati
7) Asas Usaha Bersama
Asas usaha bersama ialah: usaha untuk mencapai tujuan ISMKI yang
merupakan usaha bersama antarcivitas akademika perguruan tinggi dan
masyarakat yang dilakukan dengan itikad baik secara gotong royong dan dijiwai
semangat kekeluargaan
8) Asas Kesadaran Hukum
Asas kesadaran hukum ialah: bahwa setiap kegiatan ISMKI berdasarkan pada
AD/ ART
9) Asas Investasi
Asas investasi ialah: bahwa segala usaha pengembangan ISMKI mengandung
peranan investasi kemampuan intelektual professional, sikap dan tingkah laku
yang merupakan bagian kegiatan pengembangan ilmiah dan alih teknologi serta
pengabdian pada masyarakat
BAB IV
TUJUAN, USAHA, PERAN

Pasal 9
Tujuan
1) Terbinanya Mahasiswa Kedokteran Indonesia sebagai insan akademis dan
pengabdi menuju terwujudnya dokter professional dan berdaya saing serta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mempererat persatuan dan kesatuan mahasiswa kedokteran Indonesia.
3) Terwujudnya kader-kader pemimpin yang memiliki integritas dan idealisme untuk
memperjuangkan aspirasi di bidang kebijakan kesehatan dan pendidikan
kedokteran demi terwujudnya masyarakat sehat dan sejahtera.

Pasal 10
Usaha
Semua upaya untuk mencapai tujuan organisasi yang tidak bertentangan dengan
dasar dan asas organisasi

Pasal 11
Peran
ISMKI sebagai pemersatu mahasiswa kedokteran Indonesia, pelaku advokasi
kebijakan kesehatan dan pendidikan kedokteran, serta berkontribusi dalam
pembangunan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

BAB V
KEANGGOTAAN

Pasal 12
Yang dapat menjadi anggota ISMKI adalah mahasiswa kedokteran Indonesia yang
terdaftar pada perguruan tinggi yang direpresentasikan oleh pengajuan keanggotaan
lembaga-lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran Indonesia yang ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional ISMKI

Pasal 13
Keanggotaan ISMKI terdiri dari:
a. Anggota Muda
b. Anggota Utama

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 14
Kekuasaan
Kekuasaan tertinggi berada pada Musyawarah Nasional di tingkatan nasional dan
Musyawarah Wilayah di tingkatan wilayah

Pasal 15
Kepemimpinan
1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal
2) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Wilayah
3)
Pasal 16
Majelis Pertimbangan Agung
Majelis Pertimbangan Agung adalah badan yang mengawasi dan wadah konsultasi
pengurus harian nasional dan pengurus harian wilayah serta badan kelengkapan
ISMKI lainnya

Pasal 17
Badan Kelengkapan
Badan kelengkapan adalah badan yang menjalankan, mengkoordinasi, dan
mendukung aktivitas ISMKI

Pasal 18
Badan Khusus
Badan Khusus adalah badan yang dibentuk oleh Pengurus Harian Nasional atau
Pengurus Harian Wilayah untuk menjalankan amanah musyawarah nasional atau
musyawarah wilayah

BAB VII
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 19
Lambang dan atribut ISMKI ditetapkan oleh Musyawarah Nasional

BAB VIII
PERBENDAHARAAN

Pasal 20
Kekayaan ISMKI diperoleh dari iuran anggota, donasi, serta usaha-usaha lain yang
sah yang tidak mengikat

BAB IX
PERUBAHAN AD/ ART

Pasal 21
Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional
BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 22
Pembubaran ISMKI hanya dapat dilakukan oleh Musyawarah Nasional dengan
persetujuan 2/3 anggota utama

Pasal 23
Jika ISMKI dibubarkan maka seluruh harta benda ISMKI akan disumbangkan
kepada yayasan sosial

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 24
Aturan Tambahan
Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini dimuat dalam anggaran rumah
tangga atau peraturan-peraturan/ ketentuan-ketentuan lain sepanjang tidak
bertentangan dengan anggaran dasar

Pasal 25
Pengesahan
Pengesahan anggaran dasar ditetapkan pada Musyawarah Nasional
ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA

BAB I
NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama
Yang dimaksud “Senat” mahasiswa kedokteran Indonesia adalah lembaga eksekutif
mahasiswa kedokteran pada institusi pendidikan kedokteran di Indonesia

Pasal 2
Tempat dan Kedudukan
ISMKI berkedudukan di sekretariat PB IDI Pusat tepatnya di Jl G. S. S. Y. Sam
Ratulangie No. 28, Menteng, Jakarta Pusat dan sewaktu-waktu dapat berubah
sesuai dengan keadaan ISMKI saat itu

BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 3
Anggota Muda
1) Anggota Muda adalah lembaga eksekutif mahasiswa kedokteran yang telah
disahkan oleh Sekretaris Jenderal atas pertimbangan Majelis Pertimbangan
Agung
2) Syarat Anggota Muda
a. Menaati hasil keputusan Musyawarah Nasional
b. Telah mengajukan permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal
c. Menyatakan kesediaan melaksanakan aktivitas sesuai dengan Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan peraturan ISMKI lainnya
3) Kewajiban Anggota Muda
a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan/peraturan ISMKI
b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Wilayah ISMKI
c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah
Kerja Wilayah di institusinya.
d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI
e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI
4) Hak Anggota Muda
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau
tertulis kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah
b. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI
c. Membela diri
d. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi

Pasal 4
Anggota Utama
1) Anggota Utama adalah anggota muda yang telah disahkan oleh Musyawarah
Nasional
2) Syarat Anggota Utama telah mengikuti kegiatan ISMKI yang mencakup dua
kegiatan wilayah dan dua kegiatan nasional
3) Kewajiban Anggota Utama
a. Menaati dan melaksanakan AD/ART dan segala ketentuan / peraturan ISMKI
b. Menaati dan melaksanakan hasil-hasil Musyawarah Nasional dan
Musyawarah Wilayah
c. Mengkoordinasikan hasil-hasil Musyawarah Kerja Nasional dan Musyawarah
Kerja Wilayah di institusinya
d. Berperan aktif dalam kegiatan ISMKI
e. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik ISMKI
f. Membayar iuran anggota yang besarnya ditentukan oleh Musyawarah
Nasional dan Musyawarah Wilayah
4) Hak Anggota Utama
a. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau pertanyaan lisan atau
tertulis kepada pengurus harian di tingkat nasional dan wilayah
b. Memilih dan dipilih sebagai sekjenter, sekwil, pengurus harian, pemegang
tender
c. Mengikuti seluruh kegiatan ISMKI
d. Mendapatkan fasilitas keorganisasian
e. Mendapatkan manfaat dari upaya organisasi profesi untuk mensejahterakan
anggotanya
f. Membela diri
g. Memperoleh perlakuan yang sama dalam organisasi

Pasal 5
Sanksi Anggota
1) Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai proses pembinaan yang diberikan
organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan,
merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi
2) Anggota dapat dikenai sanksi bila melanggar AD/ART
3) Anggota dapat dikenakan sanksi berupa:
a. Peringatan tertulis yang dikeluarkan oleh Sekertaris Jenderal setelah
berkonsultasi dengan sekertaris wilayah dan majelis pertimbangan agung.
b. Pembekuan hak anggota sampai dengan musyawarah nasional berikutnya.
Pembekuan dijatuhkan satu bulan setelah dikeluarkan dua kali peringatan
atas kesalahan yang sama. Jangka waktu antara peringatan pertama dan
kedua adalah dua bulan.
c. Dikeluarkan dari keanggotaan oleh Musyawarah Nasional atas rekomendasi
Musyawarah Wilayah.
4) Tata cara sanksi akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri
5) Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang
ditunjuk untuk itu

Pasal 6
Kehilangan Keanggotaan
Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila:
1) Kehilangan keanggotaan utama dan muda ditetapkan oleh musyawarah nasional

2) Anggota Utama dan muda kehilangan keanggotaan apabila:


a. Institusi dibubarkan
b. Dikeluarkan oleh Musyawarah Nasional
c. Mengajukan pengunduran diri secara tertulis kepada Sekertaris Jendral

Pasal 7
Pembelaan Diri
1) Anggota yang dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis berhak mengajukan
pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung
2) Anggota yang dikenakan sanksi berupa pembekuan hak anggota berhak
mengajukan pembelaan diri melalui Majelis Pertimbangan Agung
3) Anggota yang dikenakan sanksi dikeluarkan, dapat mengadakan pembelaan diri
pada Musyawarah Nasional
4) Tata cara pembelaan akan diatur dalam ketentuan dan peraturan tersendiri

BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
(Lampiran 3)

Pasal 8
Musyawarah Nasional
1) Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi ISMKI
2) Tata tertib Musyawarah Nasional ditetapkan dalam sidang Musyawarah Nasional
3) Musyawarah Nasional diadakan satu kali dalam satu periode kepengurusan di
bulan Februari
4) Tugas dan wewenang Musyawarah Nasional
a. Melantik Sekretaris Jenderal
b. Melantik Sekretaris Wilayah
c. Memilih dan menetapkan Sekretaris Jenderal terpilih
d. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART)
e. Menetapkan dan mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi
(GBHO) setiap 5 tahun sekali dan setiap tahun dilaporkan perkembangannya
f. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi musyawarah nasional
g. Menetapkan anggota Majelis Pertimbangan Agung (MPA)
h. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
Pertanggungjawaban Sekretaris Jenderal (Sekjen) periode sebelumnya
i. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
Pertanggungjawaban Majelis Pertimbangan Agung
j. Mendengarkan laporan kegiatan Badan Kelengkapan (BK)
k. Mengesahkan anggota muda yang sudah memenuhi syarat menjadi anggota
utama
l. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah
Nasional
m. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota ISMKI
n. Menetapkan tempat penyelenggaraan Musyawarah Nasional berikutnya
o. Menetapkan dan mengesahkan KPU
p. Memberikan sanksi pembekuan atau penghilangan status keanggotaan
5) Quorum
Musyawarah Nasional dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh
setengah ditambah satu dari jumlah anggota utama ISMKI
6) Musyawarah Nasional Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu anggota dengan pertimbangan dari Majelis
Pertimbangan Agung

Pasal 9
Musyawarah Wilayah
1) Musyawarah wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi tingkat
wilayah
2) Tata tertib musyawarah wilayah ditetapkan dalam sidang Musyawarah Wilayah
3) Tugas dan wewenang :
a. Memilih dan menetapkan Sekretaris Wilayah
b. Memilih Majelis Pertimbangan Agung
c. Mengevaluasi untuk kemudian menetapkan menerima atau menolak
pertanggungjawaban Sekretaris Wilayah
d. Menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Musyawarah Wilayah
berikutnya
e. Menetapkan dan mengesahkan rekomendasi
f. Menyelesaikan masalah-masalah yang diamanahkan kepada Musyawarah
Wilayah
g. Menetapkan besar dan waktu pembayaran iuran anggota wilayah
h. Mengusulkan kepada Musyawarah nasional untuk menghilangkan status
keanggotaan utama ataupun muda
4) Quorum
a. Musyawarah Wilayah dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya
setengah ditambah satu jumlah anggota wilayah
b. Musyawarah Wilayah Luar Biasa dapat diadakan atas persetujuan sekurang-
kurangnya setengah ditambah satu anggota wilayah dengan pertimbangan
Majelis Pertimbangan Agung
5) Pertemuan Musyawarah Wilayah
a. Musyawarah Wilayah diadakan satu kali dalam setahun
b. Dalam keadaan tertentu dapat diadakan Musyawarah Wilayah Luar Biasa

Pasal 10
Majelis Pertimbangan Agung
1) Majelis Pertimbangan Agung (MPA) adalah majelis pengawas dan konsultasi
ISMKI di tingkat pengurus harian wilayah dan nasional ISMKI
2) Terdiri dari satu orang perwakilan tiap wilayah dan satu orang usulan
Musyawarah Nasional
3) Majelis Pertimbangan Agung dilantik pada Musyawarah Nasional
4) Majelis Pertimbangan Agung bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional
5) Hak dan wewenang Majelis Pertimbangan Agung
a. Melakukan pengawasan terhadap kinerja pengurus harian dalam
melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi
Musyawarah Nasional, rekomendasi Musyawarah Wilayah, dan aturan di
bawahnya dan memberi penilaian konstitusi di tingkat pengurus harian
nasional dan wilayah.
b. Memberikan masukan dan saran Pengurus Harian ISMKI dalam
melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, rekomendasi
Musyawarah Nasional dan Wilayah, musyawarah kerja nasional dan Wilayah
dan ketetapan-ketetapan organisasi baik diminta maupun tidak.
c. Mengevaluasi dan memberikan teguran tertulis kepada Sekretaris Jenderal
apabila tidak melaksanakan atau terjadi penyimpangan ketetapan
Musyawarah Nasional dan atau Musyawarah Kerja Nasional.
d. Menyampaikan hasil pengawasan kepada rapat pengurus harian dengan
suara kolektif.
e. MPA membuat petunjuk pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa dan
Musyawarah Wilayah Luar Biasa
f. Menerima dan menindak lanjuti dugaan pelanggaran administrasi dan
pelaksanaan ketentuan pemilihan umum ISMKI
6) Struktur, tata cara, dan persidangan MPA
a. Struktur MPA terdiri dari satu orang koordinator dan komisi-komisi
b. Koordinator dipilih dari dan oleh anggota MPA
c. Komisi-komisi ditetapkan berdasarkan pembagian bidang pengurus harian
d. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, MPA difasilitasi oleh pengurus
harian ISMKI
7) Majelis Pertimbangan Agung pernah terlibat aktif dalam kepengurusan ISMKI
minimal 1 periode

Pasal 11
Pengurus Harian Nasional
1) Pengurus Harian Nasional adalah pengurus harian di tingkat nasional yang
dipimpin oleh Sekretaris Jenderal
2) Pengurus Harian Nasional terdiri dari Sekretaris Jenderal (President) , Sekretaris
Jenderal terpilih (Elected President), Wakil Sekretaris Jenderal (Vice President)
beserta Staffnya (Vice President Assistant), Bendahara Umum (National
Treasurer), Sekretaris Umum (National Secretary), Sekretaris Bidang(National
Coordinator) beserta Stafnya (National Staff), dan tambahan jika diperlukan
3) Pengurus Harian Nasional terbagi kedalam : (1) Pengurus Harian Inti ( Executive
Board ) yaitu Sekretaris Jenderal (President) , Sekretaris Jenderal terpilih
(Elected President), Wakil Sekretaris Jenderal (Vice President), Sekretaris
Bidang ( National Coordinator ) (2) Pengurus Harian ( National Officer ) yaitu staff
ahli ( Vice President Assistant ) dan Staff Nasional (National Staff)
4) Sekretaris Jenderal
a. Sekretaris Jenderal adalah pengurus harian tertinggi tingkat nasional yang
dilantik oleh Musyawarah Nasional
b. Sekretaris Jenderal bertanggungjawab kepada Musyawarah Nasional
c. Sekretaris Jenderal wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Nasional paling
lambat 2 bulan setelah dilantik dalam Musyawarah Nasional
d. Sekretaris Jenderal berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan
kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi
e. Sekretaris Jenderal berkewajiban melaksanakan rekomendasi Musyawarah
Nasional dan melaporkan di Musyawarah Nasional
f. Sekretaris Jenderal bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil
ketetapan Musyawarah Kerja Nasional
g. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil kerjanya setiap 6 bulan sekali
kepada Majelis Pertimbangan Agung
h. Sekretaris Jenderal wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah
Kerja Nasional pada Musyawarah Nasional di akhir masa jabatannya
didampingi oleh Executive Board
4) Sekretaris Jenderal Terpilih
a. Sekretaris Jenderal Terpilih dipilih dan ditetapkan pada Musyawarah Nasional.
b. Sekretaris Jenderal Terpilih membantu kerja Sekretaris Jenderal secara
fungsional.
c. Sekretaris Jenderal Terpilih adalah kader Sekretaris Jenderal periode
selanjutnya.
d. Sekretaris Jenderal Terpilih bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal.
e. Bekerjasama dengan Sekretaris Jenderal dalam mengelola perkembangan
ISMKI.
f. Sekretaris Jenderal Terpilih mempersiapkan peralihan kepengurusan selama
setahun sebelum dilantik dengan standar-standar yang telah ditetapkan
Musyawarah Nasional di tiap tahunnya.
5) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Internal ( Vice President of Internal )
a. Bertanggungjawab atas pengembangan institusi-institusi anggota ISMKI
melalui koordinasi dengan Sekretaris Wilayah.
b. Membuat prosedur dan standar kebutuhan, evaluasi, kepuasan dan
pengembangan institusi-institusi anggota ISMKI.
c. Membuat sistem kerja dan komunikasi yang optimal bagi Pengurus Harian
Nasional dan Harian Wilayah.
d. Mengadakan kontak dengan Ketua BEM FK anggota ISMKI minimum dua kali
setahun (Rakornas dan IMSS).
e. Mengadakan kontak dengan institusi-institusi Fakultas Kedokteran yang belum
menjadi anggota ISMKI dan mendorong institusi tersebut untuk mengikuti
kegiatan bersama ISMKI.
f. Koordinasi aktivitas wilayah dengan sekretaris wilayah.
6) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Eksternal ( Vice President of External )
a. Membuat dan implementasi strategi jangka pendek dan panjang penggalangan
dana untuk ISMKI.
b. Bertanggungjawab dalam menjaga relasi ISMKI dengan media dan organisasi
lainnya.
c. Membangun relasi dalam rangka kolaborasi strategis ISMKI dengan organisasi
yang relevan.
d. Membantu bidang Hubungan Internasional dalam mengembangkan jejaring
Internasional.
7) Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Advokasi dan Jejaring ( Vice President of Policy
and Advocacy )
a. Membuat stratifikasi isu strategis untuk advokasi.
b. Mengelola strategi jangka pendek dan panjang advokasi isu serta identifikasi
dan kolaborasi dengan organisasi strategis lain untuk advokasi isu.
c. Berkoordinasi dengan bidang Kajian Kebijakan Kesehatan dan Pendidikan
Profesi untuk mengelola isu advokasi.
8) Bendahara Umum
a. Bertugas membantu Sekretaris Jenderal dalam mengelola keuangan ISMKI.
b. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal.
c. Bertanggungjawab pada Sekretaris Jenderal.
d. Mengatur dan bertanggung jawab terhadap keuangan ISMKI.
e. Mengatur regulasi keuangan ISMKI.
f. Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan ISMKI.
g. Membuat laporan keuangan secara berkala minimal 4 kali setahun dan
melaporkannya pada Sekjen dan MPA.
9) Wakil Sekretaris Jenderal Penilaian dan Pengembangan ( Vice President of
Assesment and Development )
a. Mengontrol dan mensupervisi progress bidang di ISMKI
b. Mengkoordinasikan dan mensupervisi pelaksanaan kegiatan ISMKI
c. Melaksanakan penelitian, pengembangan, dan evaluasi kegiatan ISMKI
d. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja bidang serta staf ISMKI
10) Wakil Sekretaris Jenderal Pengembangan Program ( Vice President for Program
Development )
a. Mempersiapkan konsep dan melaksanakan program tenderisasi ISMKI
b. Mengkoordinasikan tugas SC dan OC dari program tenderisasi ISMKI
c. Memimpin koordinasi antarbidang terkait program tenderisasi ISMKI
11) Sekretaris Umum
a. Bertugas membantu sekretaris jenderal dalam mengelola administrasi ISMKI
b. Dipilih oleh Sekretaris Jenderal
c. Bertanggungjawab pada Sekretaris Jenderal
d. Bertanggungjawab dalam administrasi ISMKI
e. Mengatur regulasi administrasi ISMKI
12) Sekretaris Bidang Pendidikan dan Profesi ( Medical Education and Profession )
a. Memberikan informasi kepada mahasiswa kedokteran Indonesia mengenai
pendidikan dan keprofesian dokter.
b. Memfasilitasi mahasiswa kedokteran dalam penentuan rencana dan kebijakan
terkait pendidikan dan profesi kedokteran di institusi.
c. Mendampingi institusi dalam inisiasi pembentukan dan pengembangan
program bidang pendidikan dan profesi.
d. Mengarahkan institusi melalui program dan aktivitas dalam mendukung
implementasi kurikulum pendidikan kedokteran yang responsif terhadap
kebutuhan pelayanan kesehatan di Indonesia.
13) Sekretaris Bidang Pengembangan Kepemimpinan ( Leadership Development )
a. Mengadakan Pengembangan kepemimpinan dengan dimulai pada LKMM
Lokal hingga di nasional.
b. Menyusun prosedur dan manual latihan kepemimpinan.
c. Membentuk divisi khusus pengembangan trainer ISMKI.
d. Membantu Wakil Sekretaris Jenderal bidang Internal mengembangkan
kapasitas institusi.
e. Trainer adalah pelatih dalam LKMM Lokal/Wilayah/Nasional yang berorientasi
pada pengembangan kapasitas institusi.
14) Sekretaris Bidang Pengembangan Masyarakat ( Community Empowerment )
a. Mendorong secara proaktif institusi lokal untuk menciptakan program-program
yang berorientasi kepada kesehatan masyarakat yang berkesinambungan.
b. Mendorong institusi dalam inovasi program berbasis pengembangan
masyarakat.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Internal dan Sekretaris
d. Bidang Pengembangan Masyarakat mengembangkan kapasitas institusi dalam
mengembangkan program yang berorientasi kepada kesehatan masyarakat
yang berkesinambungan.
15) Sekretaris Bidang Kajian dan Strategis ( Health Policy Studies )
a. Memfasilitasi mahasiswa kedokteran untuk berkontribusi dalam kebijakan
kesehatan didasarkan dengan kajian atau studi yang terstandarisasi.
b. Memperkuat kastrat institusi dalam hal literasi dan gerakan mahasiswa
kedokteran institusi.
c. Mewadahi output kerja mahasiswa kedokteran atau kastrat institusi dalam hal
kebijakan kesehatan Indonesia.
d. Mewadahi minat dan antusiasme mahasiswa kedokteran terhadap isu
kebijakan kesehatan Indonesia.
e. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Advokasi Kebijakan
dan Jejaring dalam mengadvokasikan isu kebijakan kesehatan yang dikaji.
f. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dalam
berhubungan dan berkontribusi pada forum dan pembahasan IFMSA.
16) Sekretaris Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ( Information,
Communication, and Technology )
a. Berkoordinasi dengan Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat dalam
menyebarkan informasi kegiatan institusi dan ISMKI kepada publik.
b. Menyebarkan informasi dan pengetahuan kedokteran kepada publik.
c. Membentuk dan mengatur penyebaran Informasi.
d. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dan
Sekretaris
e. Bidang Hubungan Masyarakat dalam membuat materi promosi ISMKI.
17) Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat ( Public Relation )
a. Meningkatkan profil ISMKI di level Nasional.
b. Menjalin kontak dengan media massa untuk publikasi kegiatan ISMKI.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal Eksternal dan Sekretaris
bidang Informasi dan Komunikasi dalam pembuatan materi promosi (company
profile, video profile, dsb.)
d. Mengenalkan ISMKI kepada mahasiswa kedokteran.
e. Berkoordinasi dengan Liaison Officer ISMKI untuk organisasi pemerintah dan
nonpemerintah.
18) Sekretaris Bidang Pendanaan dan Pengembangan Kerjasama ( Funding and
Partnership )
a. Mengupayakan penghasilan dana bagi ISMKI dalam menunjang operasional
dan pengembangan ISMKI.
b. Menjalin Kerjasama dengan pihak terkait untuk menghasilkan keuntungan bagi
ISMKI.
c. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dalam
membuat strategi pengembangan keuangan jangka pendek dan jangka
panjang.
19) Sekretaris Bidang Hubungan International ( International Affair )
a. Memfasilitasi pertukaran mahasiswa kedokteran.
b. Menjalin dan memelihara jaringan Internasional.
b. Berkoordinasi dengan institusi untuk penyebaran informasi, mengembangkan
program pertukaran dan kegiatan berskala Internasional.
c. Membuat panduan dan pelatihan terkait program pertukaran.
d. Membuat regulasi terhadap delegasi ISMKI ke acara Internasional.
e. Berkoordinasi dengan Wakil Sekretaris Jenderal bidang Eksternal dalam
mengembangkan jejaring strategis Internasional.
20) Pertemuan pengurus harian nasional ditentukan oleh Sekretaris Jenderal sesuai
dengan kebutuhan.
21) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Jenderal
a. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan sementara, maka tugas dan
wewenang dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Jenderal yang berkoordinasi
dengan Sekretaris Jenderal Terpilih sampai dengan Sekretaris Jenderal yang
bersangkutan dapat kembali bertugas.
b. Apabila Sekretaris Jenderal berhalangan tetap, maka akan diadakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa untuk pelimpahan struktur secara fungsional.

Pasal 12
Pengurus Harian Wilayah
1) Pengurus Harian Wilayah adalah pengurus harian di tingkat wilayah yang
dipimpin oleh
Sekretaris Wilayah.
2) Pengurus Harian Wilayah terdiri dari Sekretaris Wilayah ( Regional Coordinator ),
Wakil Sekretaris Wilayah ( Vice Regional Coordinator ), Bendahara Wilayah (
Regional Treasurer ) , Sekretaris Bidang Wilayah ( Regional Departement
Coordinator ) , dan Staff Sekretaris Bidang ( Regional Staff ).
3) Struktur dan fungsi Pengurus Harian Wilayah merupakan perwujudan dari struktur
dan fungsi Pengurus Harian Nasional.
4) Pengurus Harian Wilayah tidak boleh merangkap menjadi pengurus harian
nasional.
5) Sekretaris Wilayah ( Regional Coordinator )
a. Sekretaris Wilayah adalah pengurus harian tertinggi tingkat wilayah yang
ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah.
b. Sekretaris Wilayah bertanggungjawab kepada Musyawarah Wilayah.
c. Sekretaris Wilayah wajib melaksanakan Musyawarah Kerja Wilayah maksimal
tiga bulan setelah ia terpilih dalam Musyawarah Wilayah.
d. Sekretaris Wilayah berhak mengangkat perangkat pembantu sesuai dengan
kebutuhan yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga, dan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi.
e. Sekretaris Wilayah bertanggungjawab untuk melaksanakan rekomendasi
Musyawarah Wilayah.
f. Sekretaris Wilayah bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan hasil ketetapan
Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional.
g. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan perkembangan wilayah setiap enam
bulan sekali kepada Sekretaris Jenderal secara tertulis.
h. Sekretaris Wilayah wajib melaporkan hasil-hasil pelaksanaan Musyawarah
Kerja Wilayah di akhir masa jabatannya
i. Asistensi Sekjen dan Wasekjen Internal dalam memperkuat institusi anggota
ISMKI
j. Asistensi ISMKI untuk meningkatkan kooperasi antar institusi di ISMKI
k. Menjalin relasi dengan organisasi relevan untuk memperkuat wilayah
l. Mengelola rekrutmen pengurus harian wilayah
m.Asistensi perkembangan dan kinerja sekretaris bidang di level wilayah
6) Wakil Sekretaris Wilayah ( Vice Regional Coordinator )
a. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengkoordinasikan ketetapan
Musyawarah Kerja Wilayah dan Musyawarah Kerja Nasional
b. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah
c. Bertanggung jawab pada Sekretaris Wilayah
7) Bendahara Wilayah ( Regional Treasurer )
a. Bertugas membantu Sekretaris Wilayah dalam mengelola keuangan ISMKI
Wilayah.
b. Dipilih oleh Sekretaris Wilayah.
c. Bertanggungjawab pada Sekretaris Wilayah.
8) Sekretaris Bidang Wilayah ( Regional Departement Coordinator )
a. Membantu Sekretaris Wilayah dalam hal rencana dan kegiatan operasional di
bidangnya.
b. Melaksanakan koordinasi kerja dengan Sekretaris Wilayah, Sekretaris Bidang,
dan anggota.
c. Bertanggung jawab kepada Sekretaris Wilayah.
9) Pertemuan pengurus harian wilayah dengan Pengurus Harian Nasional
ditentukan oleh Sekretaris Jenderal sesuai dengan kebutuhan.
10) Pelimpahan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah
a. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan sementara, maka tugas dan
wewenang dilimpahkan kepada wakil Sekretaris Wilayah sampai dengan
Sekretaris Wilayah yang bersangkutan dapat kembali bertugas.
b. Apabila Sekretaris Wilayah berhalangan tetap, maka diadakan Musyawarah
Wilayah Luar Biasa untuk memilih Sekretaris Wilayah pengganti yang akan
menjalankan tugas dan wewenang Sekretaris Wilayah tersebut sampai masa
jabatannya berakhir.

Pasal 13
Badan Kelengkapan
1) Badan kelengkapan adalah badan yang dibentuk berlandaskan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga ISMKI yang berhak mengelola rumah tangganya
sendiri
2) Syarat-syarat pembentukan
a. Memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
b. Mempunyai spesifik program kerja yang berkesinambungan dan mendukung
Usaha ISMKI
c. Mampu mendanai program kerjanya secara mandiri
d. Mempunyai jaringan kerja di seperlima anggota ISMKI
3) Disetujui dan disahkan oleh Surat Keputusan Sekretaris Jenderal ISMKI
4) Badan kelengkapan bertanggungjawab pada anggotanya masing-masing dan
melaporkan hasil kerjanya pada saat Musyawarah Nasional
5) Setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran anggota ISMKI berhak menjadi anggota
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masing-masing Badan kelengkapan
tersebut
6) Kegiatan Badan kelengkapan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi anggota
ISMKI
7) Berkoordinasi langsung dengan Sekretaris Jenderal ISMKI

BAB IV
Bab Tambahan

Pasal 14
Pemilihan Umum
1)Pemilihan umum adalah proses pemilihan sekretaris jendral terpilih yang
dilaksanakan pada musyawarah nasional.
2)Pemilihan umum dilaksanakan oleh KPU yang bertanggungjawab langsung
kepada musyawarah nasional
3)Pemilihan umum dilaksanakan dengan asas musyawarah mufakat melalui
mekanisme musyawarah nasional
4)aturan-aturan lain terkait Pemilihan umum akan diatur lebih lanjut dalam peraturan
KPU berdasarkan AD&ART

Pasal 15
Komisi Pemilihan Umum
1) Komisi pemilihan umum adalah komisi yang menyelenggarakan seluruh
rangkaian pemilihan umum berdasarkan mekanisme musyawarah nasional yang
bersifat independen.
2) Anggota komisi pemilihan umum dipilih di Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa.
3) Komisi pemilihan umum terdiri dari masing-masing 1 orang perwakilan wilayah
dan 1 orang perwakilan tuan rumah penyelenggara musyawarah nasional.
4) Ketua komisi pemilihan umum dipilih oleh anggota komisi pemilihan umum.
5) Keputusan komisi pemilihan umum bersifat kolektif kolegial.
6) Pemecatan anggota komisi pemilihan umum hanya dapat ditetapkan oleh
musyawarah nasional atas usulan Sekertaris Jenderal dan ketua Majelis
Pertimbangan Agung.
7) Tugas dan wewenang KPU adalah
a. Merencanakan dan mempersiapkan pemilihan umum.
b. Menerima, memverifikasi, dan menetapkan bakal Calon Sekretaris Jendral
terpilih sebagai peserta pemilihan umum
c. Memimpin tahapan kegiatan pemilihan umum
d. Mengumumkan hasil pemilu untuk ditetapkan di musyawarah nasional atau
musyawarah nasional luar biasa
e. Mengarsipkan bahan-bahan serta data hasil pemilihan umum.

Pasal 16
Penawaran Pelaksanaan Program Kerja
1) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja adalah sebuah proses yang
terstandardisasi untuk menawarkan program kerja ISMKI Nasional maupun
Wilayah untuk dilaksanakan oleh institusi anggota ISMKI
2) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja bertujuan untuk memberikan
kesempatan pada institusi anggota ISMKI untuk turut aktif berpartisipasi dalam
penyelenggaraan kegiatan ISMKI
3) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja dilaksanakan pada Musyawarah
Nasional, Musyawarah Kerja Nasional, Rapat Koordinasi Nasional, Musyawarah
Wilayah, dan Musyawarah Kerja Wilayah
4) Penawaran Pelaksanaan Program Kerja dilaksanakan berdasarkan standar-
standar yang telah disepakati pada Musyawarah Nasional dan Musyawarah
Wilayah tiap tahunnya
BAB V
PERBENDAHARAAN

Pasal 17
1) Perbendaharaan ISMKI meliputi uang tunai, surat-surat berharga, dan barang-
barang yang dimiliki secara sah.
2) Segala sesuatu yang menyangkut keuangan, baik pemasukan maupun
pengeluaran,harus dibukukan sebagai tanda bukti yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3) Setiap permohonan pengeluaran untuk kegiatan harus sepengetahuan Sekretaris
Jenderal untuk tugas nasional dan Sekretaris Wilayah untuk tugas Wilayah
4) Sistem pembagian keuangan dilaksanakan antara Pengurus Harian Nasional,
Majelis Pertimbangan Agung, dan Pengurus Harian Wilayah yang ditentukan
dalam sidang pleno Musyawarah Nasional dan Musyawarah Wilayah

BAB VI
LAMBANG DAN ATRIBUT

Pasal 18
1) Lambang dan atribut ISMKI sebagaimana ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional VIII tanggal 14 sampai dengan 20
September 1997 di Medan
2) Lambang ISMKI memiliki makna:
a. Tulisan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran
Indonesia adalah nama organisasi
b. Lambang tongkat dililit ular adalah simbol profesi
dokter
c. Bendera merah putih menunjukkan lokasi organisasi berada di
Indonesia
d. Lambang garuda bermakna bahwa pancasila adalah asas dasar
organsasi
e. Dua lingkaran yang melingkari burung garuda
i. Lingkaran bermakna regenerasi kekuatan, persatuan dan
persaudaraan bangsa
ii. Generative force. Dua lingkaran berarti regenerasi dari generasi
tua ke generasi muda dan menunjukkan kekuatan regenerasi
f. Garis arsir horizontal pada latar belakang simbol ular tongkat
bermakna memberikan ketenangan atau stabilitas, kehadirannya
memberikan manfaat bagi manusia dan bagi sesama
g. Dua garis bentuk oval mengelilingi simbol ular bermakna keanggunan,
kelembutan, dan ketulusan
h. Satu garis berbentuk gerbang yang mengitari tulisan ISMKI
melambangkan pintu gerbang yang akan menghantarkan kepada
kesuksesan dan kemuliaan
i. Kotak segi empat panjang sebagai garis terluar bermakna menjunjung
tinggi batasan, norma, atau hukum, serta berpegang pada peraturan
dan kode etik
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 19
1) Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI hanya dapat
dilakukan oleh Musyawarah Nasional
2) Rencana perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI
disampaikan kepada anggota Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional
Luar Biasa
3) Keputusan perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ISMKI
sekurang – kurangnya harus disetujui oleh duapertiga anggota yang hadir di
Musyawarah Nasional.

Pasal 20
Setiap anggota ISMKI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga setelah ditetapkan

Pasal 21
Setiap anggota ISMKI harus mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
ini dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi organisasi sebagaimana yang
diatur dalam ketentuan sebagai anggota

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 22
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam
peraturan lain

Anda mungkin juga menyukai