• Hb
• Gol. Darah ABO dan Rh
• Rapid test HIV
Obstetri Fisiologi
37 Aterm 42
Preterm Posterm/Serotinus
Keynotes Kriteria Persalinan Normal
➢Usia gestasi dihitung dari hari pertama
menstruasi terakhir (HPHT) ➢Usia kehamilan 37—42 minggu (aterm)
➢Tafsiran persalinan (HPL) dihitung ➢Persalinan terjadi spontan
dengan menggunakan rumus Naegele. ➢Presentasi belakang kepala
Yang ada di tabel bawah ini khusus ➢Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
untuk siklus 28 hari. ➢Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
➢Kala I (amplitudo his 40 mmHg)
Hari Bulan Tahun Fase laten = 1—3 cm = 8 jam
Fase aktif = 4—10 cm = 6 jam
Bulan 1—3 +7 +9 0
➢Kala II (amplitudo his 60 mmHg)
Bulan > 3 +7 -3 +1 1 jam pada primigravida
2 jam pada multigravida
➢Kalau siklusnya 35 hari, di bagian “hari”
➢Kala III (amplitudo his 60—80 mmHg)
tinggal +7 lagi (karena 35 = 28 + 7)
sampai dengan plasenta lahir, 30 menit
➢Kala IV
setelah plasenta lahir sampai 2 jam PP
Asuhan Persalinan Normal
Penilaian dalam Kala I
Persalinan kala II
Presentasi Majemuk
• Persalinan spontan hanya dapat terjadi bila
janin sangat kecil/mati dan maserasi
➢Dapat terjadi rotasi spontan, kecuali terdapat
tanda obstruksi (POP persisten)
Aplikasi dalam soal UKMPPD
➢Bila persalinan macet, DJJ > 180 atau < 100 • Hati hati dengan istilah PARTUS NORMAL
lakukan SC. jangan dikacaukan dengan partus
➢Bila bukaan serviks belum lengkap, tidak ada pervaginam pada umumnya.
tanda obstruksi lakukan augmentasi • Partus normal harus memenuhi kriteria (di
slide sebelumnya)
Persalinan dgn Penyulit
Presentasi Bokong/Sungsang
• Gerakan janin teraba di bagian bawah abdomen
• Pada leopold teraba kepala di fundus, bokong di
pelvis.
• Pada VT teraba bokong atau kaki Bokong Sempurna Bokong Murni Bokong Kaki
• Cara persalinan SC/Normal dihitung dengan (Complete Breech) (Frank Breech) (Footling Breech)
scoring Zatuchni-Andros
VERSI LUAR boleh dilakukan dgn syarat :
• Bukaan < 3 cm
• UK ≥ 37 minggu
• Ketuban utuh, AFI cukup
• Tidak ada komplikasi dan kontraindikasi
• Persalinan pervaginam masih mungkin
dilakukan.
• Ada risiko solusio plasenta
Tatalaksana Tirah baring, Evakuasi isi Evakuasi isi Konseling, Evakuasi isi
tokolitik uterus uterus suportif uterus
Tatalaksana Abortus Inkomplit
• <16 minggu
– Perdarahan ringan : forseps jari
– Perdarahan berat : aspirasi vakum manual, kuret
tajam hanya bila vakum tidak tersedia
• >16 minggu
– Infus oksitosin 40 IU dalam NaCl 40 tpm
Kehamilan Ektopik Mola Hidatidosa
➢Kehamilan yang terjadi di luar uterus (hamil di ➢Merupakan penyakit trofoblas gestasional;
luar kandungan). kelainan pada vili khorialis karena proliferasai
➢Paling sering terjadi di Ampulla tuba fallopii → trofoblastik dan edema
ruptur → KET ➢Klinis nya mual muntah yang sangat hebat
➢3A ; Amenorea, Anemia, Akut Abdomen karena β-hCG meningkat secara ekstrem.
➢Fenomena Arias-Stella→ sel epitel menjadi (dilihat dari serum). TFU lebih besar dari usia
besar dengan inti hipertrofik, hiperkromatik, kehamilan.
lobuler, dan bentuknya tidak teratur, ➢Bila telah terjadi abortus mola tampak
sitoplasma berlubang atau berbusa, dan jaringan serupa mata ikan/telur ikan atau
kadang ditemukan mitosis. buah anggur.
➢Pada kuldosentesis didapatkan darah; nyeri ➢USG terdapat gambaran snowstorm
goyang porsio. appearance. dan honeycomb appearance
➢Tatalaksana laparotomi; dapat berupa ➢Tatalaksana evakuasi dengan kuret tumpul
salpingostomi, salpingektomi, atau salpingo- (metode hisap; ekstraksi vakum manual (AVM)
ooforektomi. Tergantung lokasi anatomis KE.
INFEKSI
Endometritis • Salpingitis
• Inflamasi pada endometrium
• Klasifikasi
~PID, tidak umum pada
– Terkait kehamilan komplikasi post partum
– Tidak terkait kehamilan → • (bedakan) Endometriosis
disebut PID (Pelvic Inflamatory Adanya mukosa
Disease) endometrial pada
• Faktor risiko area selain
– Kurangnya higenitas dan nutrisi rongga uterus
• Terapi : Ampisilin, metronidazol, (bukan inflamasi). Nyeri
gentamisin bertambah saat menstruasi.
Terapi : esterogen dan GnRH
Toksoplasmosis
Superimposed Preeklamsia
TD ≥ 140/90 mmHg, proteinuria ≥+2 atau
Trombosit < 100.000
Impending Eklamsia
Adalah PEB dengan tanda bahaya, seperti
gangguan visual, NTE, muntah, kenaikan TD
progresif
Gangguan Siklus Haid
Kista pada Kista pada Kista pada Kista retensi Warnanya pucat Wananya
kelenjar bartolin dinding anterior dinding posterior pada porsio. atau livid keluar kemerahan
di vulva, dapat vagina arah jam vagina. Tidak berbahaya. dari ostium uteri keluar dari OUE,
disertai dengan 11 atau jam 1 Disebabkan oleh Tidak perlu eksternum dapat bertangkai
bartolinitis. penjahitan bekas diobati. (OUE),
trauma jalan bertangkai.
Terapi lahir atau
Marsupialisasi episiotomi yang
(insisi, isi kista kurang rapi.
dikeluarkan,
kantungnya
ditinggalkan)
Analisis Semen WHO 2010
Parameter Cut Off
➢Oligozoospermia; jumlah sperma
Volume semen (ml) 1,5 kurang dari nilai rujukan
➢Teratozoospermia; morfologi sperma
6
Konsentrasi sperma (10 /ml) 15 kurang dari nilai rujukan
6
Jumlah sperma total (10 /ejakulat) 39 ➢Asthenozoospermia; motilitas sperma
kurang dari nilai rujukan
Motilitas progresif (%) 32 ➢Aspermia : tidak ada sperma yang
Motilitas total (%) 40 keluar (kelainan anatomi, retrograde)
➢Azoospermia : keluar cairan ejakulat
Vitalitas (live sperms, %) 58 tapi tidak ada spermatozoa
Morfologi normal (%) 4
pH ≥7,2
6
Leukosit (10 /ml) <1
MAR/Immunobead test (%) <50
➢INGAT!! Peningkatan ur/cr tidak hanya pada gagal ➢Terapi pengganti ginjal yang dimaksud tidak
ginjal kronis (CKD); menggambarkan secara umum hanya transplantasi tetapi “dialisis” juga
adanya gangguan fungsi ginjal. termasuk.
➢Tatalaksana sesuai dengan penyebabnya saja ya.
➢UO (Urin Output) normalnya 0.5—1.0 cc/kgbb/jam
Sindroma Nefrotik dan Nefritik
Sindroma Nefrotik Sindroma Nefritik
Etiologi Glomerulosklerosis, nefropati GNAPS, Nefritis Lupus, Sindroma
membranosa, Good-Pasteur
Manifestasi Klinis Proteinuria (>3 gr/24 jam atau Hematuria (cola colored urine),
dipstik urin +3), hipertensi, adanya riwayat infeksi
hipoalbuminemia, pitting streptococal (ISPA atau pyoderma).
edema, hiperkolesterolemia
Terapi • Diet tinggi albumin (putih telur) • Diuretik
• Prednison 2 mg/kg/hari dibagi • Antihipertensi
menjadi 3 dosis selama 4 • Antibiotik
minggu
• Albumin 20—25% 1 gr/kg
Aplikasi dalam soal UKMPPD
• Perhatikan baik-baik tanda patognomonik pada tiap
sindroma (sangat penting)
• Kenali mana yang harus ditatalaksana awal dan apa
tatalaksana definitif nya.
• Sindroma adalah “kumpulan gejala” jadi bukanlah
diagnosis, kecuali tidak ada pilihan lain ☺
Batasan Term Sindrom Nefrotik
– Remisi: proteinuria negatif atau trace (<4 mg/m2/LPB/jam) 3 hari
berturut-turut dalam 1 minggu
– Relaps: proteinuria ≥2+ (>40 mg/m2/LPB/jam) 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu
• Relaps jarang: relaps kurang dari 2x dalam 6 bulan pertama
setelah respons awal atau kurang dari 4x per tahun
pengamatan
• Relaps sering: relaps ≥2x dalam 6 bulan pertama setelah
respons awal atau ≥4x dalam periode 1tahun
– Dependen steroid: relaps 2x berurutan pada saat dosis steroid
diturunkan (alternating) atau dalam 14 hari setelah pengobatan
dihentikan
– Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada pengobatan prednison
dosis penuh (full dose) 2 mg/kgbb/hari selama 4 minggu
– Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian
prednison dosis penuh selama 4 minggu
– Dependen steroid: relaps 2x berurutan pada saat
dosis steroid diturunkan (alternating) atau dalam
14 hari setelah pengobatan dihentikan
– Resisten steroid: tidak terjadi remisi pada
pengobatan prednison dosis penuh (full dose) 2
mg/kgbb/hari selama 4 minggu
– Sensitif steroid: remisi terjadi pada pemberian
prednison dosis penuh selama 4 minggu
Infeksi Saluran Kemih
Berdasarkan Letak Anatomis Berdasarkan Prognosis
BPH Ca Prostate
Klinis Gejala Obstruktif (pancaran miksi lemah, miksi Gejala Obstruktif dan Iritatif, Gejala metastase
tdk lampaas), Gejala Iritatif (frekuensi, nokturia, (nyeri tulang, kompresi korda spinalis)
urgency)
Rectal Touche Ukuran membesar, sulcus menghilang, pool Konsistensi keras, PSA meningkat
dan Labor atas tidak teraba, konsistensi kenyal padat
Penunjang USG Prostat, atau pada foto polos terdapat PSA (normal : 4), USG Transrektal, biopsi, bone
indentasi di kaudal buli scan
Terapi Alfa bloker (Tamsulozin, Terazosin)
5 alfa reduktase inhibitor (5ARI) (Finasterid,
Dutasterid)
Surgery (Lihat skor IPSS)
Batu Saluran Kemih
Nefrolitiasis Ureterolitiasis Vesikolitiasis Uretrolitiasis
Klinis Preputium tidak Preputium OUE terletak OUE terletak Testis tidak turun
dapat ditarik ke menjerat di ventral di dorsum ke skrotum. Dapat
proksimal batang penis, (bawah) penis (atas) penis menyebabkan
(retraksi), setelah retraksi Seminoma
menggembung tidak dapat
saat miksi. dikembalikan
Bila ada
peradangan
disebut Balanitis.
Terapi Sirkumsisi CITO Rujuk untuk Rujuk untuk Obs selama 6
Dorsumsisi, rekostruksi rekonstruksi bulan, jika tidak
lanjut dengan turun lanjut
dorsumsisi orkidopeksi
Kriptorkismus
• Keadaan dimana testis tidak turun ke skrotum, disebabkan oleh testis yang
ektopik, tidak turun sempurna, atrofi atau memang tidak ada
• Etiologi : defisiensi hormon androgen terutama testosteron
• Testis normalnya berada di rongga retroperitoneal hingga kehamilan 28 minggu
lalu akan turun sempurna pada 40 minggu
• Komplikasi umum → keganasan testis dan infertilitas
• Tatalaksana → hormonal (sudah tidak dianjurkan lagi) dan bedah
• Pasien ditunggu hingga usia 6 bulan, bila masih belum turun, maka bedah
dilakukan dalam waktu 1 tahun setelahnya
Lokasi :
• Sepanjang jalur turunnya testis, mulai dari retroperitoneal, tepat di bawah ginjal,
hingga cincin inguinal
• Kanalis inguinalis (90%)
• Ektopik (subkutan paha, perineum, skrotum sebelahnya, kanalis femoralis)
• Tidak berkembang (hipoplastik) atau abnormal (disgenetik)
• Tidak ada (anorchia)
Trauma
Trauma Buli Trauma Uretra Anterior Trauma Uretra Posterior
NT suprapubis, hematuri, Hematuria, saddle injury, Hematuria, flying prostate
dapat disertai dengan fraktur butterfly hematome pada RT
os pubis.
Retrograde Urografi Retrograde urografi Retrograde urografi
Intraperitoneal; trauma Repair. Repair.
mengenai dome (kubah)
buli. Terapinya Repair Kontraindikasi pemasangan Kontraindikasi
laparotomi folley cath Pemasangan folley cath
Ekstraperitoneal;
ekstravasasi ke cavum retzii.
Terapinya catheter urine 14
hari.
Ruptur Buli
Ruptur Buli Ekstraperitoneal Ruptur Buli Intraperitoneal
Paling sering terjadi (80% kasus) Lebih jarang
Berasosiasi dengan fraktur pelvis Berasosiasi dengan cedera langsung
(sudden force) pada kandung kemih
yang penuh
Flame shaped ekstravasasi kontras ke Organ intraperitoneal dibatasi kontras
regio obturator/ ruang prevesicular
Retzius
Tatalaksana : Kateter foley 7-14 hari Tatalaksana : repair laparoskopi
Wajib Dibedakan
Torsio testis Epididimitis
- Nyeri testis mendadak - Nyeri testis akut
- “Bell Claper” → salah - Prehn sign (+)
satu testis lebih tinggi - Refleks kremaster (+)
- Phren sign (-) - Bisa disertai discharge
- Refleks kremaster (-) purulen.
KEGAWATAN
• Verikokele → teraba seperti bag of worm (kantung berisi
cacing)
• Spermatocele → asimtomatis. Teraba massa kistik pada
epidydimis