Anda di halaman 1dari 23

TUTORIAL

VERTIGO

Pembimbing :
dr. Irfan Taufik, Sp.S

Disusun Oleh :
Utami Khairunnisa (2015730130)
Zaki Ahmad Hakiqi (2015730137)

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGI


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena atas


rahmat dan hidayah-Nya Laporan Tutorial ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tutorial ini disusun sebagai salah satu tugas kepanitraan klinik stase neurologi
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta di RS.
Islam Jakarta Pondok Kopi.

Dalam penulisan laporan tutorial ini, tidak lepas dari bantuan dan kemudahan
yang diberikan secara tulus dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Irfan Taufik, Sp.S
sebagai dokter pembimbing.

Dalam penulisan laporan tutorial ini tentu saja masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
referat ini.
Akhirnya, dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil ‘alamin laporan tutorial
ini telah selesai dan semoga bermanfaat bagi semua pihak serta semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan dengan balasan yang terbaik, Aamiin Ya Robbal
Alamin.

Jakarta, 17 Agustus 2019

Penulis

i
PENDAHULUAN

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar


mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar.
Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non
spesifik yang dapat dikategorikan ke dalam 4 subtipe tergantung gejala yang
digambarkan oleh pasien.1

Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness, presyncope,


dan disequilibrium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari
keluhan dizziness yang dilaporkan pada primary care. 2

Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer vestibular (berasal dari


system saraf perifer), dan sentral vestibular (berasal dari system saraf pusat) dan
kondisi lain. 93% pasien pada primary care mengalami BPPV, acute vestibular
neuronitis, atau menire disease. 2

Karena pasien dengan dizziness seringkali sulit menggambarkan gejala


mereka, menetukan penyebab akan menjadi sulit. Penting untuk membuat
sebuah pendekatan menggunakan pengetahuan dari kunci anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis akan membantu dokter unutk
menegakkan diagnosis dan member terapi yang tepat untuk pasien. 3

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Skenario
Pasien perempuan 28 tahun datang dengan keluhan pusing berputar 1 minggu
yang lalu disertai telinga berdenging.

2.2. Pendekatan Diagnostik

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran


vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo
sentral. Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga
yang senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk
menjaga keseimbangan. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di
saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang
bertugas mengontrol keseimbangan.
 Vertigo Vestibuler

Vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang


senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk
menjaga keseimbangan

Vertigo Vestibular Perifer

Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut


kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.

Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala-gejala seperti:

 pandangan gelap

 rasa lelah dan stamina menurun

 jantung berdebar

2
 hilang keseimbangan

 tidak mampu berkonsentrasi

 perasaan seperti mabuk

 otot terasa sakit

 mual dan muntah-muntah

 memori dan daya pikir menurun

 sensitif pada cahaya terang dan suara

 berkeringat
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal
antara lain penyakit-penyakit seperti Benign Parozysmal Positional
Vertigo atau BPPV (gangguan keseimbangan karena ada perubahan
posisi kepala), meniere’s disease (gangguankeseimbangan yang sering
kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis
(peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan) dan labyrinthitis (radang
di bagian dalam pendengaran)

Vertigo Vestibular Sentral

Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam
otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah
percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

Gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, penderita akan


mengalami hal-hal seperti:

 penglihatan ganda

 sukar menelan

 kelumpuhan otot-otot wajah

3
 sakit kepala yang parah

 kesadaran terganggu

 tidak mampu berkata-kata

 hilangnya koordinasi

 mual dan muntah-muntah

 tubuh terasa lemah


Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral
termasuk antara lain stroke, multiple sclerosis (gangguan tulang
belakang dan otak), tumor, trauma di bagian kepala, migren, infeksi,
kondisi peradangan, neurodegenerative illnesses (penyakit akibat
kemunduran fungsi saraf) yang menimbulkan dampak pada otak kecil.
Penyebab dan Gejala Keluhan vertigo biasanya datang mendadak,
diikuti gejala klinis tidak nyaman seperti banyak berkeringat, mual,dan
muntah. Faktor penyebab vertigo adalah Sistemik, Neurologik,
Ophtalmologik, Otolaringologi, Psikogenik, dapat disingkat SNOOP.

 Vertigo Non Vestibular


Vertigo sistemik adalah keluhan vertigo yang disebabkan oleh
penyakit tertentu, misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan jantung.
Sementara itu, vertigo neurologik adalah gangguan vertigo yang
disebabkan oleh gangguan saraf. Keluhan vertigo yang disebabkan
oleh gangguan mata atau berkurangnya daya penglihatan disebut
vertigo ophtalmologis; sedangkan vertigo yang disebabkan oleh
berkurangnya fungsi alat pendengaran disebut vertigo otolaringologis.
Selain penyebab dari segi fisik,penyebab lain munculnya vertigo
adalah pola hidup yang tak teratur, seperti kurang tidur atau terlalu
memikirkan suatu masalah hingga stres. Vertigo yang disebabkan oleh
stres atau tekanan emosional disebut vertigo psikogenik.

4
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular

Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular

Sifat vertigo rasa berputar melayang, hilang


keseimbangan
Serangan episodik
kontinu
Mual/muntah +
-
Gangguan pendengaran +/-
-
Gerakan pencetus gerakan kepala
gerakan obyek visual
Situasi pencetus -
keramaian, lalu lintas

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral

Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Vestibular


Perifer Sentral

5
Bangkitan vertigo lebih mendadak lebih lambat

Derajat vertigo berat ringan

Pengaruh gerakan kepala ++ +/-

Gejala otonom (mual, ++ +


muntah, keringat)
   
Gangguan pendengaran
+ -
(tinitus, tuli)
   
Tanda fokal otak
- +

Jenis Vertigo Disertai Keluhan Tidak Disertai Timbul Karena


Berdasarkan Telinga Keluhan Telinga Perubahan
Awitan Serangan Posisi

Vertigo Penyakit
paroksismal Meniere, tumor
fossa cranii TIA arteri
Benign
posterior, vertebro-basilaris,
paroxysmal
transient ischemic epilepsi, vertigo positional vertigo
attack (TIA) akibat lesi
(BPPV)
arteri vertebralis lambung

Vertigo kronis Otitis media Kontusio serebri, Hipotensi


kronis, meningitis sindroma paska ortostatik, vertigo
tuberkulosa, komosio, multiple servikalis
tumor serebelo- sklerosis,
pontine, lesi intoksikasi obat-
labirin akibat zat obatan
ototoksik

6
 

Vertigo akut Trauma labirin,


herpes zoster Neuronitis

otikus, labirinitis vestibularis,

akuta, perdarahan ensefalitis -

labirin vestibularis,
multipel sklerosis
 

Tabel. Gejala yang sering menyertai vertigo Vertigo Periferal


(Vestibulogenik) Vertigo Sentral (Non-Vestibuler)

NO Vertigo Periferal Vertigo Sentral (Non-Vestibuler)


(Vestibulogenik)

1 Pandangan gelap Penglihatan ganda

2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan

3 Jantung berdebar Kelumpuhan otot-otot wajah

4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah

5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu

6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata

7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi

8 Mual dan muntah Mual dan muntah

9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah

10 Sensitif pada cahaya terang dan


Suara

11 Berkeringat

7
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara
lain penyakit penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo
(gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere
(gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang
pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf
keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).

Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di
dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah
percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

2.1.1. Anamnesis

1. Tanyakan bentuk vertigonya

2. Keadaan yang memprovokasi

3. Profil waktu: perlahan-lahan/ akut

8
4. Keluhan yang menyertai : gangguan pendengaran, tinnitus, mual/
muntah

5. Penggunaan obat-obatan : anti konvulsan, streptomisin, alkohol,


dll.

6. Adanya penyakit sistemik : DM, Hypothiroid, Hipertensi, Blok


jantung

7. Ada/ tidak stress

2.1.2. Pemeriksaan Fisik

Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan


sistemik, otologik atau neurologik – vestibuler atau serebeler; dapat berupa
pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi serebelum.

Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan


penyebab; apakah akibat kelainan sentral – yang berkaitan dengan
kelainan susunan saraf pusat – korteks serebri, serebelum,batang otak, atau
berkaitan dengan sistim vestibuler/otologik; selain itu harus
dipertimbangkan pula faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari
keluhan vertigo tersebut. Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari
antara lain aritmi jantung, hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif,
anemi, hipoglikemi.

Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan


bentuk vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat
diberikan terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.

Pemeriksaan Fisik Umum

Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik;


tekanan darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising

9
karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu
diperiksa.

Pemeriksaan Neurlogis

Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada


fungsi vestibular/ cerebral

1. Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula
dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi
demikian selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita
tidak dapat menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik
cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada
mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita
tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata
tertutup.

2. Tandem Gait
Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki
kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti
berganti.Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang,
dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

3. Tes Unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan
jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama
satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan
menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang
melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua
lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan

10
yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.

4. Post – Pointing Tes (Uji Tunjuk Barany)


Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian
diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini
dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada
kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke
arah lesi.

5. Tes Babinsky – Weil

11
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima
langkah ke depan dan lima langkah ke belakang seama setengah
menit; jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan
dengan arah berbentuk bintang.

Pemeriksaan Neurootologi

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di


sentral atau perifer.

1. Uji Dix Hallpike


Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke
belakang dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º di
bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke
kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo
dan nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya
perifer atau sentral.

Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul


setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1
menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang
beberapa kali (fatigue).

Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-


langsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti
semula (non-fatigue).

12
2. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga
kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga
diirigasi bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC)
masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit.

13
Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi
sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik).

Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau


directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah
jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang
air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance
ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama
di masing-masing telinga.

Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n.


VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi
sentral.

14
1. Diagnosis banding vertigo
Penyebab Gejala

Sentral
Vestibular migraine Episode spontan; Vertigo disertai
migrain

Penyakit Cerebrovaskular Episode spontan kontinu; vertigo


disebabkan oleh penyumbaan arteri
atau insufisiensi aliran darah,
terutama pada sistem
vertebrobasilar

Meningioma sudut cerebellopontine Episode spontan kontinu; dizziness


dan fossa posterior disebabkan oleh vestibular
schwannoma, infratentorial
ependymoma, brainstem glioma,
medulloblastoma, atau
neurofibromatosis

Perifer
BPPV Episode terprovokasi; disebabkan
oleh terlepasnya canalith di kanalis
semisirkularis

Vestibular neuritis Episode spontan; disebabkan oleh


inflamasi nervus vestibular atau
organ labirin, biasanya akibat dari
infeksi virus

Meniere disease Episode spontan; vertigo disertai


gangguan pendengaran unilateral,
disebabkan oleh tekanan cairan
endolimfa pada telinga dalam

Otosklerosis Epidose spontan; disebabkan oleh


pertumbuhan abnormal tulang pada
telinga tengah, dapat disertai
gangguan pendengaran konduktif

15
Lainnya
Psikiatrik Awalnya episodik, kemudian episode
kontinyu dari dizziness tanpa
penyebab lain dan berhubungan
dengan kondisi psikiatrik (seperti
cemas, depresi, gangguan bipolar)

Akibat pengobatan Episode kontinyu dari dizziness


tanpa penyebab lain dan
berhubungan dengan efek samping
pengobatan

Kardiovaskular/metabolik Gejala episodik akut yang tidak


berhubungan dengan pemicu
apapun

Ortostatik Gejala episode akut yang


berhubungan dengan perubahan
posisi dari berbaring atau duduk
menjadi berdiri

1. Sentral
Nukleus vestibular, serebelu, batang otak, tulang belakang, dan korteks
vestibular membentuk sistem vestibular sentral. Kelainan sentral
menyebabkan sekitar 25% gejala dizziness yang dialami pasien. Etiologi
sentral yang umum termasuk vestibular migrain dan iskemia vertebrobasiler.
Pasien dengan kelainan sentral lebih sering mengalami disekuilibrium dan
ataksia, dari pada vertigo. Namun, vertigo bisa menjadi gejala pendahulu
kelainan serebrovaskular yang akan datang.

a. Vestibular Migraine
Vertigo episodik pada pasien dengan riwayat migrain menunjukkan vestibular
migraine. Vestibular migraine adalah salah satu penyebab vertigo episodik
yang paling umum pada anak-anak. Pada orang dewasa, vestibular migraine

16
tiga kali lebih banyak terjadi pada wanita dan pada usia 20-50 tahun. Riwayat
keluarga dengan vestibular migraine merupakan faktor risiko.

Kriteria diagnostik untuk vestibular migraine meliputi setidaknya 5 episode


gejala vestibular dengan intensitas sedang atau berat yang berlangsung selama
5 menit hingga 72 jam; riwayat migrain saat ini atau sebelumnya; dan tidak
ada penyebab lain dari gejala vestibular.

b. Iskemia vertebrobasiler
Suplai darah ke batang otak, serebelum, dan telinga bagian dalam berasal dari
sistem vertebrobasilar. Oklusi cabang pembuluh darah yang besar dapat
menyebabkan vertigo. Diagnosis biasanya bergantung pada riwayat gejala
batang otak, seperti diplopia, disartria, dan kelemahan anggota gerak. Vertigo
adalah gejala awal pada 48% pasien, meskipun kurang dari setengahnya
memiliki temuan neurologis terkait.

2. Perifer
Dizziness perifer yang disebabkan perifer dapat timbul dari sistem vestibular
perifer, yang terdiri dari kanal semisirkular, saccule, utricle, dan nervus
vestibular. Pnyebab yang paling sering adalah BPPV, neuritis vestibular, dan
Meniere disease.

a. Benign Paroxysmal Positional Vertigo


BPPV terjadi ketika otoconia longgar, diketahui sebagai canalith, menjadi
keluar dan masuk ke kanalis semisirkular, biasanya pada kanal posterior.
BPPV dapat terjadi pada usia berapapun namun sering terjadi pada usia
50-70 tahun. 50-70% penyebabnya tidak pasti pada usia lanjut namun
trauma adalah penyebab yang sering pada orang yang lebih muda.

b. Neuritis Vestibular
Neuritis vestibular adalah penyebab kedua terbanyak pada pasien vertigo.
Paling banyak terjadi pada usia 30-50 tahun. Insiden pada laki-laki dan
perempuan sama. Dapat timbul vertigo rotatoar yang berat dengan mual
dan objek yang bergerak (oscillopsia), nistagmus horizontal pada sisi yang
sehat, atau gaya berjalan abnormal dengan kecenderungan untuk jatuh
pada sisi yang sakit. Pendengaran tidak terganggu pada kondisi ini.
Manuver Dix-Hallpike tidak berpengaruh karena pasien neuritis vestibular
tidak memiliki gejala yang timbul dengan perubahan posisi.

c. Meniere Disease

17
Meniere disease menyebabkan vertigo dan unilateral hearing loss. Dapat
terjadi pada semua usia namun sering antara 20-60 tahun. Pasien dengan
meniere disease diharuskan untuk bed rest dan dapat menyebabkan mual,
muntah, dan kehilangan keseimbangan. Gejala lain termasuk tergelincir
tiba-tiba atau jatuh, dan sakit kepala dengan hearing loss yang semakin
buruk selama serangan. Patologi yang mendasari adalah tekanan cairan
endolimfatik yang meningkat menyebabkan disfungsi telinga dalam,
namun penyebab pastinya tidak diketahui. Nistagmus horizontal selama
episode vertigo.

Alogaritma diagnosis vertigo

18
2. Pemeriksaan Penunjang
Sebagian besar pasien dengan dizziness tidak memerlukan pengujian
laboratorium. Pasien dengan penyakit kronis (seperti diabetes mellitus,
hipertensi) mungkin memerlukan pengukuran glukosa darah dan elektrolit.
Pasien dengan gejala penyakit jantung harus menjalani elektrokardiografi,
pemantauan holter, dan mungkin tes doppler karotis. Namun, dalam
analisis ringkasan dari beberapa studi yang melibatkan 4.538 pasien,
hanya 26 (0,6%) memiliki hasil laboratorium yang menjelaskan dizziness
mereka.

Pencitraan rutin tidak diindikasikan. Namun, setiap temuan neurologis


yang abnormal, termasuk gangguan pendengaran asimetris atau unilateral,
memerlukan CT-Scan atau MRI untuk mengetahui apakah terdapat
penyakit serebrovaskular. Kehilangan pendengaran dengan vertigo dan
pencitraan normal dapat menunjukkan Meniere disease.

19
BAB III

KESIMPULAN

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar,


atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa
berlangsung hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam
bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi
vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran


vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo
sentral. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang
disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan
vertigo periferal antara lain penyakitpenyakit seperti benign parozysmal
positional vertigo (gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit
meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilang
pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan),
dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).

Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di
dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah
percabangan otak dan serebelum (otak kecil).

20
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad. 2013. Diagnosis Vertigo. Makassar: Fakultar Kedokteran


Universitas Hasanuddin.

Baehr, Mathias. [et al]. 2016. Duus’ Topical Diagnosis in Neurology 4 th Edition.
Diterjemahkan oleh Alifia Dimanti. Jakarta: EGC

Dewanti, Eva. 2017. Buku ajar Neurologi FK UI. Jakarta: Departemen Neurologi
FK UI dan RSCM.

iii

Anda mungkin juga menyukai