Tidak ada pembesaran KGB pada daerah axilla, leher, JVP tidak meningkat
Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-),
INSPEKSI PALPASI
Simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada Simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra,
yang tertinggal saat bernapas, retraksi dinding tidak ada bagian dada yang tertinggal saat
dada (-) bernapas, nyeri tekan (-)
AUSKULTASI
PERKUSI
Suara napas vesikuler, ronkhi (-/-),
Sonor pada semua lapang paru wheezing(-/-)
Jantung
PALPASI
INSPEKSI
Ictus cordis tidak teraba di ICS 5 linea
Ictus cordis tidak terlihat midclavicularis sinistra
AUSKULTASI
PERKUSI
Bunyi jantung I dan II regular,
Batas jantung dalam batas normal, redup
gallop (-), murmur (-)
• EKTREMITAS ATAS
Akral hangat, edema (-/-), pucat (-), CRT < 2 detik
• EKSTREMITAS BAWAH
Akral hangat, edema (-/-), pucat (-) , CRT < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang (26/09/2020)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 6,2* 13,8-17
Leukosit 11,2* 4,23-9,070
Hitung Jenis
Basofil 0 0-1
8*
Eosinofil 1-6
68
Neutrofil 34-71
19 19-52
Limfosit
6
Monosit 4-12
73*
Laju endap darah 0-15
993*
Trombosit 185-402
20,1* 40-54
Hematorkit
Pemeriksaan Penunjang (26/09/2020)
Peningkatan tekanan
portal
Ulkus Peptikum
Suatu defek mukosa/submukosa yang
berbatas tegas dapat menembus muskularis
mukosa sampai lapisan serosa sehingga
dapat terjadi perforasi
ETIOLOGI
Esofagitis
Terjadi peradangan pada mukosa esofagus
baik secara akut maupun kronik.
Penyebab tersering nya adalah GERD
namun dapat disebabkan oleh penggunaan
OAINS/antibiotik.
Tanda dan gejala non spesifik: Nausea, Vomitus, Nyeri epigastrik, Fenomena vasovagal, Sinkop,
Disertai komorbid (DM, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit ginjal kronik, penyakit
arthritis)
Anamnesis
Ada beberapa hal yang penting yang perlu ditekankan:
1. Sejak kapan terjadinya perdarahan
2. Berapa perkiraan darah yang keluar
3. Riwayat perdarahan sebelumnya
4. Riwayat perdarahan dalam keluarga
5. Ada tidaknya perdarahan di bagian tubuh lain
6. Penggunaan obat terutama OAINS dan antikoagulan
7. Kebiasaan minum alkohol
8. Ada tidaknya penyakit hati kronik, demam berdarah, demam tifoid, gagal ginjal kronik,
diabetes melitus, hipertensi
9. Riwayat transfusi sebelumnya
Pemeriksaan fisik
a) Penilaian hemodinamik (denyut nadi, tekanan darah), laju pernapasan, status
kesadaran, konjungtiva yang pujat, CRT yang melambat, serta adanya
stigmata sirosis hepar.
b) Adanya takikardia pada saat istirahat dan hipotensi ortosatik menunjukan
adanya kehilangan darah yang cukup banyak
c) Urin output yang rendah, mukosa bibir kering, vena jugular collaps juga
dapat menjadi tanda yang berguna
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan BUN, kreatinin serum (pada perdarahan SCBA pemecahan darah oleh
kuman usus akan mengakibatkan kenaikan BUN, sedangkan kreatinim serum tetap
normal atau sedikit meningkat)
2) Elektrolit (Na, K, Cl)
3) Endoskopi gastrointestinal untuk mengetahui letak anatomi perdarahan
4) Radiografi dengan barium digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
benda asing, esofagitis, inflammatory bowel disease
5) Angiografi apabila endoskopi gagal
Penatalaksanaan
1. Non Endoskopis
- Penggunaan NGT untuk mengurangi distensi lambung dan memperbaiki proses
hemostatik.
- Pemberian vitamin K
- Pemberian vasopressin untuk menurunkan aliran darah dan tekanan vena porta.
- Pemberian PPI dosis tinggi (diawali bolus omeprazole 80 mg/IV kemudian per infus 8
mg/kgBB/jam selama 72 jam)
- Pemberian antasida, sukralfat, antagonis reseptor H2 untuk penyembuhan lesi mukosa
penyebab perdarahan.
- Penggunaan balon tamponade untuk menghentikan perdarahan
Penatalaksanaan
2. Endoskopi
Untuk perdarahan yang masih aktif atau tukak dengan pembuluh darah yang tampak.
Metode terapinya: a). Contact thermal b). Noncontact thermal (laser) c). Nonthermal
(misalnya suntikan adrenalin, polidokanol, alkohol, cyanoacrylate, atau pemakaian
klip)
Kadar hemoglobin minimal untuk dilakukan endoskopi adalah 8 mg/dL dan jika akan
dilaksanakan endoskopik terapeutik maka kadar hemoglobin minimal adalah 10
mg/dL dengan catatan pasien juga dalam keadaan hemodinamik stabil.
Contoh endoskopi
Penatalaksanaan
3. Terapi Radiologi
Terapi angiografi perlu dipertimbangkan bila perdarahan tetap berlangsung dan
belum bisa ditentukan asal perdarahannya, atau bila terapi endoskopi dinilai
gagal dan pembedahan dianggap berisiko.
4. Pembedahan
Pembedahan dilakukan bila terapi medik, endoskopi dan radiologi dianggap
gagal.
ANEMIA
Anemia
Penurunan jumlah massa eritrosit. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit
tersendiri, tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar.