1
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Abstrak. Jurnal ini mengulas tentang orientasi PPPK dalam rangka mewujudkan perannya sebagai
pelayan masyarakat, aparatur sipil negara sehingga dapat melaksanakan tugasnya melalui pelayanan
birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-tantangan global. Model pembelajaran
yang dilakukan adalah hybrid dengan peserta mendapatkan materi secara luring dan daring dan
menggunakan Learning Management System atau MOOC. Orientasi PPPK ini adalah memberikan
pengenalan tugas dan fungsi ASN serta memberikan pengenalan nilai dan etika pada instansi
pemerintah. Kurikulum orientasi PPPK akan membahas mengenai pengenalan fungsi dan tugas
ASN meliputi sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran PPPK
mendukung terwujudnya smart governance.
2
Jurnal/Resume Latsar MOOC
MATERI I
Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi industry 4.0 menuntut kita
supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pondasi penting mewujudkan Smart ASN
melalui Latsar sebagai bekal menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC dapat
dimanfaatkan untuk belajar yang tidak terbatas pada interaksi fisik. Namun dapat dilakukan
secara mandiri dan dikembangkan dalam skama pembelajaran kolaboratif, aktualisasi dan
penguatan secara klasikal. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN secara
nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi berkelas dunia
dan menuju Indonesia Emas 2045.
MATERI II
Video Sambutan Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI
Dr. Muhammad Taufiq DEA
Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia. Penguasaan Core
Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan BerAKHKLAK :
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
Kata kunci : Kempuan berinovasi
Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital (SMART ASN).
Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang unggul dan
mendukung daya saing bangsa.
MATERI III
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN RI
Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
3
Jurnal/Resume Latsar MOOC
4
Jurnal/Resume Latsar MOOC
AGENDA 1
A. WAWASAN KEBANGSAAN
Pengertian Wawasan Kebangsaan : Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber
dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara :
1. Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5
Jurnal/Resume Latsar MOOC
6
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita
amalkan :
1) Prinsip Bhineka Tunggal Ika;
2) Prinsip Nasionalisme Indonesia;
3) Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab;
4) Prinsip Wawasan Nusantara;
5) Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.
g. Nasionalisme
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri, Nasionalisme terbagi
atas:
1) Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan
sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga
nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
2) Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan
menggap semua bangsa sama derajatnya.
7
Jurnal/Resume Latsar MOOC
oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi
Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat.
k. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih
baik untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan
berikut:
1. Mengambil tanggung jawab
2. Menunjukkan sikap mental positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik
8
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal
yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan
produktivitas kerja. Enam komponen modal manusia (Ancok, 2002) yaitu: modal intelektual,
modal emosional, modal social, modal ketabahan(adversity), modal etika/moral.
9
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadardisertai kerelaan berkorban
sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidupberbangsa dan bernegara. Manfaat dalam kegiatan kesiapsiagaan bela negara ini
diantaranya : Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain, Membentuk
jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, Membentuk mental dan fisik
yang tangguh, Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan
diri, Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team
Building, Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu, Berbakti pada orang
tua, bangsa, agama, Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin, membentuk
perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
10
Jurnal/Resume Latsar MOOC
c. Moral
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang mempunyai arti kebiasaan, adat sehingga moral
dapat didefinisikan sebagai nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan moralitas
adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
4. Kearifan Lokal
1. Konsep Kearifan Lokal
Guna memahami arti “kearifan lokal”, dapat ditelusuri dalam referensi pustaka, seperti hasil
penelitian dari para ahli dan pakar ilmu yang menyampaikan pendapatnya.
2. Prinsip Kearifsan Lokal
Kearifan lokal yang melekat pada setiap bangsa di dunia ini mengandung nilai-nilai jati diri
bangsa yang luhur dan terhormat; apakah dari satu suku atau gabungan banyak suku di
daerah tempat tinggal suatu bangsa.
3. Urgensi Kearifan Lokal
Keberadaan bentuk-bentuk kearifan lokal bagi masyarakat setempat yangmembuatnya
adalah identitas atau jati diri bagi mereka.
11
Jurnal/Resume Latsar MOOC
3. Keprotokolan
Keprotokolan adalah pengaturan yang berisi norma-norma atau kebiasan kebiasaan
mengenai tata cara agar suatu tujuan yang telah disepakati dapat dicapai. Esensi dalam tatanan
tersebut antara lain mencakup :
a. Tata cara, yang menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam suatu acara tertentu.
b. Tata krama, yang menentukan pilihan kata-kata, ucapan dan perbuatan yang sesuai
dengan tinggi rendahnya jabatan seseorang.
c. Rumus-rumus dan aturan tradisi yang telah ditentukan universal didalam bangsa itu
sendiri.
Etika Keprotokolan
Protokol berasal dari bahasa Yunani “protokollum’ yang mengandung kata “protos”
(pertama) dan “kollum” (diletakkan) atau bisa juga disebut perekat yang pertama. Protokol
menyangkut kaidah/norma/aturan yang berlaku, dalam menghadapi acara resmi atau
kenegaraan baik untuk kegiatan – kegiatan di dalam negeri maupun antar Negara secara
resmi. Prinsip dasar yang melandasi etika dalam pelayanan keprotokolan adalah untuk
membuat setiap orang nyaman, senang, dan merasa penting tanpa melihat latar belakang
status jabatan.
Bentuk Etiket Secara Umum:
a. Etiket Kerapihan Diri dan Cara Berpakaian;
b. Etiket Berdiri;
c. Etiket Duduk;
d. Etiket Berjalan;
e. Etiket Berkenalan dan Bersalaman;
12
Jurnal/Resume Latsar MOOC
f. Etiket Berbicara;
g. Etiket dalam Jamuan.
4. Kewaspadaan Diri
Kemampuan kewaspadaan dini adalah kemampuan ynag dikembangkan untuk
mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer secara optimal sehingga terwujud
kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman.
13
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Upaya melakukan penilaian terhadap ancaman dapat terwujud denga baik apabila
intellijen negara sebagai bagian dari system keamanan nasional yang merupakan lini
pertama mampu melakukan deteksi dini dan peringatan din terhadap berbagai bentuk dan
sifat ancaman, baik yang potensial maupun aktual. Ruang lingkup intellijen negara meliputi
: Intellijen dalam negeri dan luar negeri, Intellijen pertahanan dan/atau militer, Intellijen
kepolisian, Intellijen penegak hokum, Intellijen kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian.
14
Jurnal/Resume Latsar MOOC
AGENDA 2
B. BERORIENTASI PELAYANAN
15
Jurnal/Resume Latsar MOOC
MODUL 2. AKUNTABEL
16
Jurnal/Resume Latsar MOOC
B. KONSEP AKUNTABILITAS
1. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada
publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
2. Aspek-Aspek Akuntabilitas
Menunjukkan sebuah hubungan, berorientasi pada hasil, membutuhkan laporan,
memerlukan konsekuensi, dan memperbaiki kinerja.
3. Pentingnya Akuntabilitas
Fungsi akuntabilitas publik yaitu : menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi), mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional),
dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
4. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan stakeholder.
3. Mekanisme Akuntabilitas
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, proses, program, dan kebijakan.
o Mekanisme akuntabilitas birokrasi Indonesia : perencanaan strategis, kontrak kinerja, dan
laporan kinerja.
o Menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel : kepemimpinan, transparansi, integritas,
tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.
o Langkah yang harus dilakukan dalam menciptakan framework akuntabilitas : (1) Tentukan
tujuan dan tanggung jawab, (2) Rencanakan apa yang akan dilakukan, (3) Lakukan
implementasi dan monitoring, (4) Berikan laporan, (5) Berikan evaluasi dan masukan.
o Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang diberi
kewenangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari perusahaan atau organisasi
yang memberi penugasan, sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional dan
pribadi yang bersinggungan.
17
Jurnal/Resume Latsar MOOC
MODUL 3. KOMPETEN
1. Dunia Vuca
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia
yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Sementara itu dalam
konteks peran pelayanan publik, ia banyak bergeser orientasinya, dimana pentingnya pelibatan
masyarakat dalam penentuan kebutuhan kebijakan dan pelayanan publik (customer centric).
Berdasar dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru, perlunya pemutakhiran
keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan aparatur.
18
Jurnal/Resume Latsar MOOC
3. Karakter ASN
Sekurangnya terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan ke depan diantaranya : integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship. Ke delapan karakteristik ini disebut sebagai smart ASN. Karakter lain yang
diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika lingkungan strategis, yaitu : inovatif
dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan perseverance serta teamwork dan
cooperation.
C. PENGEMBANGAN KOMEPTENSI
1. Konsepsi Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau
mengelola unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi
setiap pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan
Jabatan.
19
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam
Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi PPPK.
D. PERILAKU KOMPETEN
20
Jurnal/Resume Latsar MOOC
MODUL 4. HARMONIS
21
Jurnal/Resume Latsar MOOC
22
Jurnal/Resume Latsar MOOC
23
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas kode etik
dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
5. Perilaku ASN
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan : toleransi, empati, dan keterbukaan terhadap
perbedaan.
Perubahan mindset merupakan reformasi birokrasi yang paling penting, setidaknya
mencakup tiga aspek penting yakni : (1) berubah dari penguasa menjadi pelayan, (2) merubah
dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’, dan (3) menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah,
yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
1. Peran ASN
24
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :
o Posisi PNS sebagai aparatur Negara harus bersikap netral dan adil.
o PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas.
o PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan
adil.
o PNS harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega
PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
o PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
2. Budaya Harmonis
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya.
Upaya menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai dari
mengenalkan kepada seluruh personil ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling tinggi,
memelihara suasana harmonis, menjaga diantara personil dan stake holder. Kemudian yang tidak
boleh lupa untuk selalu menyeseuaikan dan meningkatkan usaha tersebut, sehingga menjadi
habit/kebiasaan dan menjadi budaya hidup harmonis di kalangan ASN dan seluruh pemangku
kepentingannya.
MODUL 5. LOYAL
A. KONSEP LOYAL
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya
mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain : (1) Taat pada Peraturan, (2) Bekerja
dengan Integritas, (3) Tanggung Jawab pada Organisasi, (4) Kemauan untuk Bekerja Sama, (5)
Rasa Memiliki yang Tinggi, (6) Hubungan Antar Pribadi, (7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan, (8)
Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan, dan (9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan
panduan perilaku :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
25
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan
martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan
negara. Agar para ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan
lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan
Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun
dengan cara terus meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
MODUL 6. ADAPTIF
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah agar
tetap bertahan (Robbins: 2003).
Batasan pengertian adaptif:
a. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b. Penyesuaian terhadap norma untuk menyalurkan.
26
Jurnal/Resume Latsar MOOC
27
Jurnal/Resume Latsar MOOC
beradaptasi, penciptanaan budaya adaptif dan struktur adaptasi. Yang terakhir adalah unsur
kepemimpinan yang menjalankan peran dalam membentuk adaptive organization.
Ada 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service UK antara lain :
Purpose, Cultural values, Vision, Corporate values, Corporate strategy, Structure, Problem solving,
Partner working, dan rulers.
Ciri-ciri individu adaptif : (1) Eksperimen orang yang beradaptasi, (2) Melihat peluang di
mana orang lain melihat kegagalan, (3) Memiliki sumber daya, (4) Selalu berpikir kedepan, (5) Tidak
mudah mengeluh, (6) Tidak menyalahkan, (7) Tidak mencari polularitas, (8) Memiliki rasa ingin
tahu, (9) Memperhatikan system, (10) Membuka pikiran, dan (11) Memahami apa yang sedang
diperjuangkan.
MODUL 7. KOLABORATIF
A. KONSEP KOLABORASI
28
Jurnal/Resume Latsar MOOC
29
Jurnal/Resume Latsar MOOC
AGENDA 3
MODUL 1. SMART ASN
A. LITERASI DIGITAL
Percepatan transformasi digital didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam visi misi
Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa pemerintahan yang kedua berfokus pada
pembangunan SDM sebagai salah satu visi utama. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada
Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi
maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas,
berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih
banyak ke daring.
1. Akses kompetensi dalam mendapatkan informasi dengan mengoperasikan media digital.
2. Paham kompetensi dalam mendapatkan informasi dengan mengoperasikan media digital.
3. Mengelola Informasi mampu mengambil data, informasi dan konten dalam lingkungan digital.
4. Memproses Informasi mampu melakukan verifikasi sumber data, informasi, dan konten digital.
5. Berbagi pesan mampu berbagi data, informasi dan konten digital dengan orang lain melalui
teknologi digital yang tepat.
6. Membangun ketangguhan diri mampu mengembangkan diri lewat penggunaan media digital.
Meskipun demikian, Indonesia mencatat kenaikan skor yang cukup tinggi dalam waktu 1
tahun. Laporan ini belum diperbarui di tahun 2018-2019 karena data yang kurang memadai.
Sehingga lingkup literasi digital berfokus pada pengurangan kesenjangan digital dan penguatan
literasi digital. Kedua hal ini terkait erat dengan peta penguatan literasi digital dari Presiden dan
Gerakan Literasi Digital dari Kominfo.
Transformasi digital di sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana yang baru.
Berbagai perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret menerapkan transformasi digital di
lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia telah dilakukan. Jika
sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum
berhasil membuat industri pendidikan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi,
hingga sekolah dasar dan menengah mencapai progress signifikan pada transformasi digital
pendidikan Indonesia, terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak luar biasa dalam
aspek ini.
Tingkat pemahaman kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam
menggunakan media digital dan internet. Tingkat keterlibatan orang tua, komunitas, dan lembaga
dalam pengembangan literasi digital. Meningkatnya jumlah kegiatan literasi digital yang ada di
masyarakat.
Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus dikuasai oleh para pegawai PPPK yang
terdiri dari etika, budaya, aman, dan cakap dalam bermedia digital. Terdapat dua poros yang
30
Jurnal/Resume Latsar MOOC
membagi area setiap domain kompetensi yang termasuk dalam pilar-pilar literasi digital. Poros
pertama, yaitu domain kapasitas ‘single–kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital
sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga
kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal. Sementara
itu, poros berikutnya adalah domain ruang ‘informal–formal’ yang memperlihatkan ruang
pendekatan dalam penerapan kompetensi literasi digital. Ruang informal ditandai dengan
pendekatan yang cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan
individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang formal ditandai dengan
pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan
individu sebagai ‘warga negara digital’.
Etika tradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut
tata cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap kelompok
masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap dan
perilaku anggota masyarakat. Etika kontemporer adalah etika elektronik dan digital yang
menyangkut tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang
memungkinkan pertemuan sosial budaya secara lebih luas dan global. Maka, ruang lingkup etika
dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab,
integritas, dan nilai kebajikan.
Kesadaran maksudnya adalah melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan.
sepenuhnya. Kesadaran adalah kondisi individu yang menyediakan sumber daya secara penuh ketika
menggunakan media digital, sehingga individu tersebut memahami apa saja yang sedang
dilakukannya dengan perangkat digital. Tanggung jawab adalah kemauan menanggung
konsekuensi dari tindakan dan perilakunya dalam bermedia digital. Kebajikan menyangkut hal-hal
yang bernilai kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan serta prinsip penggunaan media digital
untuk meningkatkan derajat sesama manusia atau kualitas kehidupan bersama, dan integritas
adalah prinsip kejujuran sehingga individu selalu terhindar dari keinginan dan perbuatan untuk
memanipulasi, menipu, berbohong, plagiasi, dan sebagainya, saat bermedia digital.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana
setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah
menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga negara digital, tiap
individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas
bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika. Hal ini karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan
berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang
multikulturaldan plural dalam banyak aspek.
Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini.
Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital) yang
lebih banyak ‘belajar’ dari media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness
31
Jurnal/Resume Latsar MOOC
communication tanpa stereotip dan pandangan negatif adalah juga persoalan meningkatkan
kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka literasi
digital dapat diklasifikasikan menjadi dua pokok besar, yaitu: Kecakapan Digital Dalam Kehidupan
Berbudaya dan Ruang Digital. Kita bisa menjadi warga digital yang Pancasilais, yaitu: Berpikir kritis;
Meminimalisir Unfollow, Unfriend dan Block untuk menghindari Echo Chamber dan Filter Bubble: Gotong
Royong Kolaborasi Kampanye Literasi Digital.
Dalam isu budaya, ada 5 (lima) kompetensi yang dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan
bernegara, yaitu: memahami budaya di ruang digital, Produksi Budaya di Ruang Digital, Distribusi Budaya
di Ruang Digital, Partisipasi Budaya di Ruang Digital, Kolaborasi Budaya di Ruang Digital.
Dalam area Budaya Digital (Digital Culture), hak dan tanggungjawab digital menempati
posisi terakhir setelah indikator lainnya dikuasai. Indikator Hak Digital mencakup persoalan akses,
kebebasan berekspresi, perlindungan atas data privasi, dan hak atas kekayaan intelektual di dunia
digital. Hak Digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital terdiri dari hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman.
Kompetensi keamanan digital didefinisikan sebagai kecakapan individual yang bersifat
formal dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Jejak digital dikategorikan
dalam dua jenis, yakni jejak digital yang bersifat pasif dan jejak digital yang bersifat aktif. Jejak
digital pasif adalah jejak data yang kita tinggalkan secara daring dengan tidak sengaja dan tanpa
sepengetahuan kita. Jejak digital aktif mencakup data yang dengan sengaja kita kirimkan di internet
atau di platform digital.
Masing-masing sub indikator yang membentuk pilar kecakapan bermedia digital yaitu
kecakapan terkait penggunaan perangkat keras dan lunak, mesin pencarian informasi, aplikasi
percakapan dan media sosial, serta dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital. Pemahaman
terhadap lanskap digital tidak dapat dilepaskan dari kompetensi literasi digital. Dunia digital
merupakan lingkungan yang tidak asing bagi banyak dari kita.
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan informasi yang
kita butuhkan. Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi
yang kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet. Penelusuran tersebut tentu
mengacu pada kata kunci yang diketikkan pada mesin pencarian informasi. Kedua, pengindeksan
(indexing), yakni pemilahan data atau informasi yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan.
Ketiga, pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap
paling sesuai dengan yang kita cari.
Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi digital,
berada di domain ‘single informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud
kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain ‘kolektif, formal’
32
Jurnal/Resume Latsar MOOC
dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warganegara
dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam
ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di
ruang digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain
‘kolektif, informal’. Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar
dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh
instrumen-instrumen hukum positif. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah
secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga
negara.
1. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
3. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
4. Untuk menjalankan kedudukannya, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana
kebijakan public; Pelayan public; dan Perekat dan pemersatu bangsa.
5. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
6. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
7. Peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
a. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas;
c. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
33
Jurnal/Resume Latsar MOOC
8. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
a. PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan, dan fasilitas: cuti; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi;
b. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan; dan
pengembangan kompetensi;
c. Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan
bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi;
d. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN, Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
jaminan kesehatan; jaminan kecelakaan kerja; jaminan kematian; dan bantuan hukum.
9. Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan
kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang
disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
11. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga
keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi
34
Jurnal/Resume Latsar MOOC
35
Jurnal/Resume Latsar MOOC
21. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan
standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
22. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah.
23. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri
dari keberatan dan banding administrative.
36