Anda di halaman 1dari 30

Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022

Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

MATERI 1
Vidio Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si

Indonesia tengah berbenah menyongsong era baru Indonesia emas 2045. Kita harus
cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi di era revolusi industry 4.0. salah satu usaha
untuk menghadapinya yaitu dengan mempersiapkan sumberdaya manusia khususnya ASN
melalui latsar sebagai pondasi penting untuk mewujudkan smart ASN agar mampu menghadapi
era disrupsi dan juga tantangan dunia. Melalui platform MOOC para ASN dapat melakukan
pembelajaran mandiri dengan berbagai variasi materi pembelajaran yang telah tersedia tanpa
harus interaksi secara fisik. Berharap melalui MOOC ini dapat mencetak ASN unggul dan
kompeten untuk menuju birokrasi berkelas dunia dan menuju Indonesia emas 2045.

MATERI II
Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
Vidio Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI
Dr. Muhammad Taufiq DEA

Penguasaan core value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan
BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang
unggul dan mendukung daya saing bangsa.

MATERI II
Manajemen Penyelenggaraan PPPK
Vidio Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN LAN RI Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.

Peserta PPPK sebagai peserta pelatihan yang tergabung dalam pembelajaran dalam bentuk
MOOC dituntut untuk belajar secara mandiri mempelajari semua materi yang ada di dalammnya
yang nantinya di akhiri dengan mengerjakan Evaluasi untuk meyakinkan bahwa peserta sudah
memahami semua materinya. Pembelajaran di bagi menjadi 3 bagian :
1. Sikap perilaku Bela Negara
2. Nilai – nilai rol value dalam penyelenggaraan Pemerintah
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan Pemerintah
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

MODUL 1 : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI- NILAI BELA NEGARA


A. WAWASAN KEBANGSAAN
Sejaran Pergerakan Kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian proses
panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan bukan
keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa. Pancasila
juga berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan
pokok bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Negara Indonesia adalah konstitusionalisme dan paham Negara hukum. Di dalam Negara-
negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-undang dasar
memiliki fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa,
sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian
diharapkan hak hak warga Negara terlindungi. Gagasan ini dinamakan konstitusionalisme.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka-Tunggal-
Ika berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara
keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara
Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara
Indonesia.)
Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan merupakan sarana
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

B. NILAI- NILAI BELA NEGARA


Sejarah Bela Negara. Semua Negara dan bangsa memiliki ancamannya masing
masing, termasuk Indonesia sehingga dibtuhkan kewaspadaan dini untuk mencegah
potensi ancaman menjadi ancaman. Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan
dilaksanakan baik dengan hard power (perang gerilya) maupun soft power (0emerintahan
darurat).
Ancaman. Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi diartikan sebagai
sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik alamiah atau hasil suatu rekayasa, berbentuk fisik
atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri, secara langsung atau tidak langsung
diperkirakan atau diduga atau yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya.
Kewaspadaan Dini. Kewaspadaan dini sesungguhnya adalah kewaspadaan setiap
warga Negara terhadap setiap potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya
tangkal dari segala potensi ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik sosial.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Nilai Dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau
pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
Indikator nilai dasar Bela Negara :
1. Indikator cinta tanah air
2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara
Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN sikap dan perilaku meliputi :
1. Cinta tanah air bagi ASN
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN
5. Kemampuan awal Bela negara bagi ASN

MODUL 2 : ANALISIS ISU KONTEMPORER


1. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
A. Konsep Perubahan
mulai saat ini kita harus bergegas menentukan bentuk masa depan, jika tidak maka orang
(bangsa) lain yang akan menentukan masa depan (bangsa) kita. Perubahan yang diharapkan
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
terjadi bukannya sesuatu yang “berbeda” saja, namun lebih dari pada itu, perubahan yang
diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik untuk memuliakan
manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
B. Perubahan Lingkungan Strategis
Ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society),
dan Dunia (Global).
C. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
manusia merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan,
gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja.
Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal ketabahan (adversity)
5. Modal Etika / Moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

2. ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER


setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer
diantaranya:
1. Korupsi
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
beserta revisinya melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi
Undang undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak
pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian pegawai negeri
sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi juga
pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana
Tambahan.
2. Narkoba
Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh
Kemenkes) yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(Kemenkes, 2010). Dunia internasional (UNODC) menyebutnya dengan istilah
narkotika yang mengandung arti obatobatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya. Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
Penggolongan Narkoba
Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke
dalam tiga golongan yaitu (RI, 2009):
 Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan
dan sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat:
morfin, heroin, petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain:
serbuk kokain, pasta kokain, daun koka;
 Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi
tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; serta
 Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta
berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein.
Psikotropika
Dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu (RI, 2009):
 Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk
terapi serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi,
LSD;
 Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta
berpotensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu,
metilfenidat atau
43 ritalin;
 Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan Kesehatan serta berpotensi
sedang mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

 Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan


kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh
diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan
nitrazepam.
Zat adiktif
zat yang berpengaruh psikoaktifdiluar narkotika dan psikotropika meliputi:
 Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat;
 Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalahginakan seperti lem,
thinner, cat kuku dll;
 Tembakau, dan lain-lain
3. Terorisme dan Radikalisme
Terorisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Terorisme Internasional
Terorisme internasional adalah bentuk kekerasan politik yang melibatkan warga atau
wilayah lebih dari satu negara. Terorisme internasional juga dapat diartikan sebagai
Tindakan kekerasan yang dilakukan di luar ketentuan diplomasi internasional dan
perang.
Terorisme Indonesia
Terorisme merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Keberadaan ISIS di Irak
dan Suriah menjadi pengaruh dominan 82 bagi aksi teror di Indonesia. Namun perlu
diakui juga bahwa kepiawaian BNPT dan Densus 88 dalam melakukan pencegahan dan
penindakan secara signifikan mampu menekan kelompok radikal untuk melakukan aksi
teror.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

Radikal dan Radikalisme


Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan
bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis
lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham radikal
adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain); fanatik
(selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif (membedakan diri
dari umat umumnya); dan revolusioner (cenderung menggunakan cara kekerasan untuk
mencapai tujuan).
Hubungan Radikalisme dan Terorisme
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/ golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan
senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan. “Kelompok
radikal-teroris sering kali mengklaim mewakili Tuhan untuk menghakimi orang yang
tidak sefaham dengan pemikiranya,”
4. Money Laundring
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian
uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata) karena
akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti
uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian kotor.
Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money laundering
dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.
5. Proxy War
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang
dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun actor non
negara. Kepentingan nasional negara negara besar dalam rangka struggle for power dan
power of influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif
dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
6. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, Dan Hoax)
Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana mereka berkomunikasi
sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas
sosial yang dapat ikut mendorong komunikator dalam menyampaikan pesan-pesannya.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
Sedangkan media sosial, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti bisa
memiliki media sendiri. Media social merupakan situs di mana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan kolega atau publik untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi.
Cyber crime
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan
internet. Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma,
pemrograman dan sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan
mencari celah agar bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatan
lainnya.
Hate speech
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik
merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa.
Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu
domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak
benar.

3. TEKNIK ANALISIS ISU


A. Memahami Isu Kritikal
isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan masalah-masalah sumber
daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya kesadaran publik akan isu
tersebut
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu:
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

B. Teknik-Teknik Analisis Isu


Teknik Tapisan Isu
Alat bantu penetapan kriteria isuyang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan
Teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual,
Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar
terjadi dan sedang hangatdibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu
tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki
dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.
Teknik Analisis Isu
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagai
berikut:
a. Mind Mapping
Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak
secara natural.
b. Fishbone Diagram
Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami
persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian
fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab
akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect Diagram atau
Ishikawa
c. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan
mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

MODUL 3 : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM PELATIHAN
DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

A. KONSEP KESIAPSIAGAN BELA NEGARA


kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam.
bela negara menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata bela yang artinya
menjaga baik-baik, memelihara, merawat, menolong serta melepaskan dari bahaya.
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
B. KESIAPSIAGAN BELA NEGARA DALAM LATSAR CPNS
kesiapsiagaan yang dimaksud adalah kesiapsiagan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
dalam berbagai bentuk pemahaman konsep yang disertai latihan dan aktvitas baik fisik
maupun mental untuk mendukung pencapaian tujuan dari Bela Negara dalam mengisi dan
menjutkan cita cita kemerdekaan.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
Adapun berbagai bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap CPNS untuk
memahami dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam
pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata
upacara (termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan
apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
C. MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Apabila kegiatan kesiapsiagaan bela negara dilakukan dengan baik, maka dapat diambil
manfaatnya antara lain:
1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuaniri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam
materi Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
D. KETERKAITAN MODUL 1, MODUL 2 DAN MODUL 3
Modul 1 yang membahas tentang Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Dasar Bela
Negara, modul ini akan membuka pandangan para peserta Pelatihan Dasar CPNS terkait
dengan Bela Negara untuk memahami bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai pulau
besar dan kecil yang berjajar dari Sabang sampai Merauke, dan nilai-nilai untuk memahami
arti Bela Negara. Modul 2 dikenalkan dengan berbagai isu kontemporer dan cara untuk
melakukan analisis isu strategis kontemporer yang terjadi di zaman sekarang dan paling hit
dan hot yang terjadi secara riil di lingkungan masyarakat Indonesia saat ini (Zaman Now).
Selanjutnya untuk mempelajari dan mempraktekkan kedua modul 1 dan 2, maka disusunlah
Modul 3 tentang Kesiapsiagaan Bela Negara. Didalam modul 3 ini dikenalkan bagaimana
cara mendisiplinkan diri sendiri dengan baris berbaris, tata upacara dan protokol, kegiatan-
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
kegiatan ini sebagai sarana untuk mendisiplinkan diri termasuk dalam menghadapi
perubahan lingkungan

KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA

Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik
secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan
(kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non
fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang
mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
A. KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL
1. Kesehatan Jasmani
Anda dikatakan sehat salah satunya adalah dengan melihat bahwa jasmani atau
fisik Anda sehat. Kesehatan jasmani mempunyai fungsi yang penting dalam
menjalani aktifitas sehari-hari. Semakin tinggi kesehatan jasmani seseorang, semakin
meningkat daya tahan tubuh sehingga mampu untuk mengatasi beban kerja yang
diberikan
Sebagai Aparatur Sipi Negara, anda tidak hanya membutuhkan jasmani yang
sehat, tetapi juga memerlukan jasmani yang bugar. Kebugaran jasmani ini diperlukan
agar dapat menjalankan setiap tugas jabatan Anda dengan baik tanpa keluhan.
Kebugaran jasmani seseorang dipengaruhi juga oleh pola hidup sehat. Pola hidup
sehat meliputi : makan sehat, aktifitas sehat, berfikir sehat, lingkungan sehat,
istirahan sehat.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

2. Kesehatan Mental
Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja sistem limbik
(cenderung ke emosi) dan system cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat
Kesehatan Berfikir
kesehatan mental berkaitan dengan salah satunya kemampuan berpikir. Berpikir
yang sehat berkaitan dengan kemampuan seseorang menggunakan logika dan
timbangan-timbangan rasional dalam memahami dan mengatasi berbagai hal dalam
kehidupan. Dalam memahami pelbagai hal dalam kehidupan seseorang tidak saja
dituntut berpikir logis, tetapi juga kritis dan kreatif.

B. KESIAPSIAGAAN JASMANI DAN MENTAL


1. Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melakuksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien.
Manfaat kesiapsiagaan jasmani yang selalu dijaga dan dipelihara adalah:
1) Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang berwibawa
lahiriah karena mampu melakukan gerak yang efisien.
2) Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak
mengalami kelelahan yang berarti ataupun cedera, sehingga banyak
hasil yang dicapai dalam pekerjaannya.
3) Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak rintangan
pekerjaan yang dapat diatasi, sehingga semua pekerjaan dapat berjalan
dengan cepat dan tepat untuk mencapai tujuan.
Pengembangan kesiapsiagaan jasmani pada prinsipnya adalah dengan rutin
melatih berbagai aktivitas latihan kebugaran dengan cara mengoptimalkan gerak
tubuh dan organ tubuh secara optimal.
2. Kesiapsiagaan Mental
Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan
sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari
dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

Karakter kesiapsiagaan mental yang baik adalah :

 Berperilaku menurut norma-norma sosial yang diakui, sikap perilaku tersebut


digunakan untuk menuntun tingkah lakunya;

 Mengelola emosi dengan baik;

 Mengembangkan berbagai potensi yang dimilik secara optimal;

 Mengenali resiko dari setiap perbuatan.

3. Kecerdasan Emosional
Adalah kemampuan emosional yang meliputi : sadar akan kemampuan emosi
diri sendiri, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri,
kemampuan empati terhadap perasaan orang lain, dan pandai menjalin
hubungan dengan orang lain.
Dimensi Kecerdasan Emosional :
 Kesadaran Diri Sendiri (pengendalian emosi)
 Pengelolaan Diri Sendiri (Mempin & Menguasai Diri)
 Kesadaran Sosial
 Pengelolaan Hubungan Sosial

Cara Melatih/Meningkatkan Kecerdasan Emosional :


 Kenali emosi yang dirasakan;
 Minta pendapat/nasihat orang lain;
 Mengamati setiap perubahan emosi dan mood;
 Menulis jurnal atau buku harian;
 Berpikir sebelum bertindak;
 Menggali akar permasalahannya;
 Berintrospeksi saat menerima kritik;
 Memahami tubuh sendiri; dan
 Terus melatih kebiasaan tersebut
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

RENCANA AKSI BELA NEGARA

Bela Negara merupakan tekad, sikap dan perilaku serta Tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang di jiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
negara dalam berbagai amcaman.

Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

PENYUSUNAN RENCANA AKSI BELA NEGARA

1. Tahap Pertama.
Tahapan ini dilakukan pada saat On Campus, dimana masing-masing peserta
Latsar CPNS dapat menyusun Rencana Aksi-nya yang terkait dengan seluruh rangkaian
kegiatan dan tidak terlepas dari Nilai-nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan siklus yang dialami selama pembelajaran di dalam lingkungan
penyelenggaraan diklat (On Campus) selama 21 Hari sejak hari pertama memasuki
lembaga diklat (tempat penyelenggaraan Latsar CPNS).
2. Tahap Kedua.
Tahapan ini dilakukan pada saat Off Campus, dimana masing-masing peserta
Latsar CPNS saat kembali ke instansinya masing-masing dalam kurun waktu dan tempat
sesuai dengan situasi dan kondisi di lingkungan kerja masing- masing selama 30 Hari,
terhitung sejak Off Campus sampai On Campus kembali kedua kalinya. Dalam
penyusunan Rencana Aksi ini tidak terlepas dari Nilai-nilai Dasar Bela Negara dalam
kehidupan sehari-hari bagi peserta Latsar CPNS.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

a. Peraturan Baris Berbaris


Pengertian Baris Berbaris (PBB) adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan
guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara hidup dalam rangka membina dan
kerjasama antar peserta Latsar, salah satu dasar pembinaan disiplin adalah latihan PBB,
jadi PBB bertujuan untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang
pelayanan yang prima pula, juga dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin,
membina kebersamaan dan kesetiakawanan dan lain sebagainya.
b. Manfaat
Manfaat mempelajari baris berbaris yaitu guna menumbuhkan sikap jasmani
yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin, sehingga dengan demikian peserta
Latsar CPNS senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan
individu dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab.

INDIKATOR NILAI NILAI BELA NEGARA


Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

AGENDA II
NILAI NILAI DASAR PNS

1. BERORIENTASI PELAYANAN
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan public.
Prinsip pelayanan publik yang baik adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, Aksesible, Akuntabel, Berkeadilan.
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan
pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat,
pelayanan yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima
didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh penyelenggara.
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.

2. AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi
yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public.
Terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam
konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
 Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
 Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

 Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.

Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi
landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua
prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan
layanang kepada masyarakat.
Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan,
Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan
kerja ASN yang akuntabel.

3. KOMPETEN
Setiap ASN perlu berlandaskan pada aspek merit, sesuai dengan latar belakang
kualifikasi (antara lain pendidikan, pengalaman, dan pelatihan), kompeten (sesuai dengan
kompetensi teknis, manajerial, dan social kultural) dan memiliki bukti kinerja yang sesuai
serta memiliki kepatuhan pada etika kerja (nilai-nilai Dasar ASN, dan kode etik ASN).
Perilaku kompeten yang perlu ASN Lakukan antara lain : Mengembangkan kompetensi
diri, Membantu orang lain belajar, Melaksanakan tugas terbaik. Perilaku ini diharapkan
menjadi bagian ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi
pembelajar (organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul
dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.
Tentu saja untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, antara lain, perlu didukung
profesionalisme ASN, dengan tatanan nilai yang mendukungnya. Sesuai dengan Surat
Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021
tanggal 26 Agustus 2021 telah ditetapkan ASN branding, yakni: Bangga Melayani Bangsa,
dengan nilai-nilai dasar operasional BerAkhlak meliputi:
1. Berorietnasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelaynan
prima demi kepuasaan masyarakat;
2. Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan yang
diberikan;
3. Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas;
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
4. Harmonis, yaitu saling peduli dan mengharagai perbedaan;
5. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara;
6. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antuasias dalam menggerakkan serta menghadapi
perubahan; dan
7. Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.

4. HARMONIS
Keanekaragaman Bangsa
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau.
Nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai
270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia menjadi negara berpenduduk terbesar keempat
di dunia.
Indonesia juga dikenal karena kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa dan
budaya nya. Kekayaan sumber daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan
tropis dan kekayaan dari lautan diseluruh Indonesia.
Nasionalisme Kebangsaan mempunyai konsep nasionalisme seperti :
 Perspektif modernis melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan
rasionalisasi seperti di contohkan dalam Negara Birokratis, ekonomi industry, dan
konsep sekuler tentang otonomi manusia.
 Aliran Primordialis dengan tokohnya Clifford Geertz (1963) melihat bahwa bangs
merupakan sebuah pemberian historis, yang terus hadir dalam sejarah manusia dan
memperlihatkan kekuatan inheren pada masa lalu dan generasi masa kini.
 Perspektif perenialis dengan tokohnya Adrian Hastings (1997) melihat bahwa bangsa
bisa ditemukan di pelbagai zaman sebelum periode modern. Dengan demikian, dalam
perspektif primordialis dan perspektif modernis, bangsa modern bukanlah sesuatu
yang baru, karena dia muncul sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya.
 Aliran etnosimbolis, seperti ditunjukkan dalam karya John Amstrong (1982) dan
Anthony Smith (1986)‘ aliran ini mencoba menggabung ketiga pendekatan tersebut
diatas. Aliran etnosimbolis melihat bahwa kelahiran bangsa pasca abad ke-18,
merupakan sebuah spesies baru dari kelompok etnis yang pembentukannya harus
dimengerti dalam jangka panjang.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikianrupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur
Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu
tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama,
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
ASN Harmonis. Secara umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11
tentang ASN, tugas pegawai ASN adalah sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

5. LOYAL
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal adalah sifat loyal atau setia
kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat
diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh
pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku,
karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling
tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara. Loyalitas dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas,
yang terdiri dari:
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
a. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
b. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi,
nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.

6. ADAPTIF
Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkanmanusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang
berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003).

Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN :


 Pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir
(personal mastery);
 Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita- cita yang akan dicapai
bersama (shared vision);
 Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi
ingin wujudkan (mental model);
 Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan untuk
mewujudkan visinya (team learning);
 Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau bermental
silo (systems thinking).
Ciri-ciri Individu Adaptif:
 Eksperimen orang yang beradaptasi
 Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

 Memiliki sumberdaya
 Selalu berpikir ke depan
 Tidak mudah mengeluh
 Tidak menyalahkan
 Tidak mencari popularitas
 Memiliki rasa ingin tahu
 Memperhatikan system
 Membuka pikiran
 Memamhami apa yang sedang diperjuangkan

7. KOLABORATIF
Konsep Kolaboratif
Dyer and Singh (1998, dalam Celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi
adalah
“ value generated from an alliance between two or more firms aiming to become more
competitive by developing shared routines”.
Collaboration is a process though which parties with different expertise, who see
different aspects of a problem, can constructively explore differences and find novel
solutions to problems that would have been more difficult to solve without the other’s
perspective (Gray, 1989).
Kolaborasi pemerintah
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah
proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor
governance . Kolaborasi pemerintah mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk
pelayanan public. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan
berbagi tanggung jawab dan sumber daya.
Proses yang harus di lalui dalam menjalin kolaborasi:
1. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
3. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalam
proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
4. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
5. Menetapkan outcome antara.
Mengenal Whole-of-Government (WoG)
sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan Bersama dalam bidang pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Keuntungan WoG:
 Outcomes-focused Berfokus pada outcome yang tidak dapat dicapai oleh K/L
sektoral secara masing-masing.
 Boundary-spanning Implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan satu instansi,
tetapi lintas instansi
 Enabling WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan kebijakan
yang kompleks
 Strengthening prevention WoG mendorong pencegahan terhadap masalah yang
mungkin berkembang lebih jauh
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015

AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAN NKRI

1. SMART ASN
Literasi Digital
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki kecakapan
literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu
bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.
Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital (digital skills) saja, namun juga budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital
safety).
Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya
manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka
kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics,
dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran
tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Implementasi Literasi Digital
Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture,
digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai
metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai
teknologi digital.
Pilar Literasi Digital
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :
1. Penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Bukan hanya jumlah dan aksesnya yang bertambah, durasi penggunaannya pun
meningkat drastic
2. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media
digital. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
kesempatan tak terbatas dan big data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala
hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi, hingga berkolaborasi.
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19
yang menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga
memunculkan berbagai isu dan gesekan. Semua ini tak lepas dari situasi ketika semua
orang berkumpul di media guna melaksanakan segala aktivitasnya, tanpa batas.
Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya
Lanskap Digital – Internet dan Dunia Maya
 Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring,
perangkat seluler, dan lain sebagainya.
 Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa
lepas satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari
keduanya.
 Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi.
Komputer merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut komputer yang
didesain untuk penggunaan individu (Wempen, 2015)
Pengetahuan Dasar Berinteraksi, Partisipasi, dan Kolaborasi di Ruang Digital yang
Sesuai dengan Kaidah Etika Digital dan Peraturan yang Berlaku
Partisipasi
Partisipasi merupakan proses terlibat aktif dalam berbagi data dan informasi yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Proses ini berakhir pada menciptakan konten
kreatif dan positif untuk menggerakkan lingkungan sekitar.
Kolaborasi
Kolaborasi merupakan proses kerjasama antar pengguna untuk memecahkan masalah
Bersama (Monggilo, 2020). Kompetensi ini mengajak peserta untuk berinisiatif dan
mendistribusikan informasi yang jujur, akurat, dan etis dengan bekerja sama dengan
kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya (Kurnia, 2020).
Pengguna media digital harus bijak dan waspada dalam bertransaksi, karena dapat
berdampak negatif bagi kita Ketika melakukan transaksi daring di sosial media. Media sosial
memiliki lima karakteristik yakni (Banyumurti, 2019):
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
a. terbuka. Siapapun dapat memiliki akun media sosial dengan batasan tertentu, seperti
usia.
b. Memiliki halaman profil pengguna. Tersedia menu profil yang memungkinkan
setiap pengguna menyajikan informasi tentang dirinya sebagai pemilik akun.
c. User Generated Content. Terdapat fitur bagi setiap pengguna untuk bisa membuat
konten dan menyebarkannya melalui platform media sosial.
d. Tanda waktu di setiap unggahan. Sehingga bisa diketahui kapan unggahan tersebut
dibuat.
e. Interaksi dengan pengguna lain. Media sosial menyediakan fitur agar kita dapat
berinteraksi dengan pengguna lainnya.

2. MANAJEMEN ASN
A. KEDUDUKAN & PERAN; HAK & KEWAJIBAN; 1 DAN KODE ETIK ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik KKN.
Kedudukan ASN Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 :
1. PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.
2. PPPK merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan
ketentuan perundang-undangan
Fungsi dan tugas ASN :
1. Pelaksana kebijakan public
Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan”
2. Pelayan Publik
Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas”.
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Kewajiban ASN :
1. setia dan taat pada Pancasila, UUD’45, NKRI
2. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
3. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang
4. menaati ketentuan peraturan perundang- undangan
5. Melaksanakan Tugas Kedinasan dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran, Kesadaran,
dan Tanggung Jawab
6. Menunjukkan Integritas dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan Dan
Tindakan Kepada Setiap Orang, Baik di Dalam Maupun di Luar Kedinasan
7. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia Jabatan
Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
8. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
B. SISTEM MERIT
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan
latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan.
Manfaat system merit bagi pegawai adalah Menjamin Keadilan dan ruang
keterbukaan dlm perjalanan karir seorang pegawai, dan Memiliki Kesempatan yang
sama untuk meningkatkan kualitas diri
C. MEKANISME PENGELOLAAN ASN
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.Dilakukan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun dengan rincian per 1 (satu) tahun.
Pengelolaan atau manajemen ASN pada dasarnya adalah kebijakan dan praktek
dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalam organisasi
termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi,
pengembangan, penilaian dan penghargaan. UU No 5 tentang ASN secara detail
Jurnal/Resum Latsar MOOC PPPK 2022
Septiyani Munfiqoh , S. Pd. / 198909062022212015
menyebutkan pengelolaan pegawai ini baik untuk PNS maupun PPPK seperti
disebutkan pada bagian Merit sistem
Pengadaan PNS
 Merencanakan pelaksanaan pengadaan PNS
 Mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat
 Setiap WNI mempunyai kesempatan yg sama untuk melamar menjadi PNS
setelah memenuhi persyaratan
 Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap
Manajemen PPPK meliputi:
Penetapan Kebutuhan, Pengadaan, Penilaian Kinerja, penggajian dan
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
perjanjian kerja, perlindungan.
Organisasi
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.
Tujuan Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia :
 menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN
 mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa
Fungsi Korps
 memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi
ASN
 pembinaan dan pengembangan profesi ASN
 memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi Pemerintah terhadap
pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profess
 menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi
ASN

Anda mungkin juga menyukai