Anda di halaman 1dari 18

JURNAL

MOOC (Massive Open Online Course)

PEGAWAI PEMERINTAH PERJANJIAN KERJA

(PPPK)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : FATIMATUL ZUHROH, S.Pd.I

NIP PPPK : 19851212 202221 2 040

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : PASURUAN, 12 DESEMBER1985

GOLONGAN : IX

JABATAN : AHLI PERTAMA - GURU AGAMA ISLAM

TEMPAT TUGAS : SDN GUGUL I

KECAMATAN : TLANAKAN

INSTANSI : PEMERINTAH KAB. PAMEKASAN

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA (LAN)

TAHUN 2024
MATERI I
Sambutan Kepala LAN
(Deskripsi: Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si)
(Sikap Perilaku Bela Negara)

Dalam rangka menyongsong era baru Indonesia emas 2045 dan revolusi industri 4.0 dan
tantangan global lainnya kita semua harus dapat cepat beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. tentu harus melakukan persiapan dan usaha untuk lebih matang lagi termasuk
mempersiapkan sumber daya aparatur atau ASN yang Kompeten dan profesional sebagai faktor
strategis dalam pelayanan publik, Sejalan dengan arah presiden, Indonesia sekarang fokus pada
prioritas pembangunan Sumber Daya Manusia, khususnya bagi ASN, Pemerintah telah melakukan
pembenahan dari rekruitmen sampai dengan pola pengembangan kompetensinya. Oleh karena itu,
kita harus bangga menjadi bagian dari yang aparatur yang bersih.
Kompetensi profesional menjadi dasar pentng dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.
Pelatihan dasar DASAR CPNS yang kita ikut saat ini menjadi pondasi penting dalam
mewujudkan Smart ASN agar mampu menghadapi ERA tantangan dunia yang semakin kompleks.
Melalui Masiv Onli neO pencourse (MOOC)
Kita dapat menyerap sebanyak-banyaknya sumber pembelajaran yang ada yang nantinya akan
dikembangkan dalam skema pembelajaran kolaboratif, aktualisasi, dan penguatan Secara klasikal.
Harapannya nanti akan dapat mencetak generasi emas 2045

MATERI II
Penjelasan Kebijakan Bangkom ASN (Deskripsi: Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN oleh Dr. Muhammad Taufiq, DEA., Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN RI)

Sebagai ASN pelayanan harus terus kita tingkatkan dengan terus mengembangkan
diri,ASNmerupakan sebuah kebanggan karena dapat melayani bangsa yang
besar,Presiden telah meluncurkan Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer yang
dikenal dengan singkatan BerAKHKLAK :
a.Berorientasi pada pelayanan
b.Akuntabel
c.Kompeten
d.Harmonis
e.Loyal
f.Adaptif
g.Kolaboratif
Semua bangsa dituntut berdaya saing dengan mengandalkan kemampuan berinovasi. Padapelatihan
dasar ini, ada beberapa hal yang harus dikuasai yaitu penguasaan
pro value dan penguasaanliterasi digital (SMART ASN). Kita harus terus mengembangkan diri
secara berkelanjutan agar menjadi ASN yang unggul
MATERI III

Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan KompetensiASN LAN
RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK P3K dituntut
belajar mandiri pada materi MOOC pembelajaran dibagi menjadi 3 bagian:

pembelajaran akan dibagi menjadi tiga bagian:


1.Sikap perilaku bela negara
2. nilai-nilai core value didalam pemerintahan
3.Kedudukan ASN di dalam penyelenggaraan pemberintahan

AGENDA I
(Sikap Perilaku Bela Negara)

1.1 WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI BELA NEGARA

 Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri bangsa


(founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok
atau golongan, sehingga bisa diartikan Wawasan kebangsaan adalah cara pandang
bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang
dilandasi oleh jadi diri bangsa (nation characten) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(nasional system) yang bersumber dari pancasila. UUD NKRI Tahun 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalaan yang dihadapi bangsa dan
negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur dan sejahtera, sehingga kita
memiliki cara pandang sebagai warga Negara yang berwawasan kebangsaan, Pengetahuan
tentang wawasan kebangsaan yang selama ini telah didapatkan para CPNS melalui
pendidikan formal perlu dimantapkan sebagai konsekwensi menjadi abdi negara,
 4 Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 juni 1945. Oleh Bungkarno dinyatakan bahwa pancasila merupakan
philosofishe grondslag, suatu fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupakan
landasan atau dasar bagi mereka yang akan didirikan.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, pancasila juga
berfungsi sebagai bintang pemandu atau lietsar, sebagai Ideologi nasional sebagai pandangan
hidup bangsa,sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional, Pentingnya kedudukan Pancasila bagi bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar
yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila harus berisi kebenaran
nilai yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, Dengan demikian rakyat rela menerima,
meyakini dan menerapkan dalam kehidupan yang nyata, untuk selanjutnya dijaga kokoh dan
kuatnya gagasan dasar tersebut agar mampu mengantisipasi perkembangan zaman
2. Undang-undang dasar 1945
Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila ,
Pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Proklamasi kemerdekaan dikumandangkan
Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI,
Sejarah kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari penjajahan asing membuktikan bahwa
sejak semula salah satu gagasan dasar dalam membangun sekoguru negara Indonesia adalah
konstitusiondisme dan paham negara hukum. Di dalam negara-negara yang mendasarkan
dirinya atas demokrasi konstitusional. Undang-undang dasar memiliki fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa. Sehingga penyelenggaran kekuasaan
pemerintsh sedemikian rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-
wenang. Dengan demikian diharapkan hak-hak warga negara terlindungi. Gagasan ini
dinamakan Konstitusionalisme.
3. Bhinneka Tunggal Ika
pengertian Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga
anekaragam agama dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit, Sesuai makna
semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinna- Ika-Tunggal-Ia berarti
berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki
perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia Lambang
NKRI Garuda Pancasila dengan semboyan bhinneka Tunggal Ika ditetapkan peraturan
pemerintah nomor 66 tahun 1951 pada tanggal 17 Oktober di undangkan pada tanggal 28
Oktober 1951 tentang lembaga negara. Bahwa usaha bina negara baik pada masa pemerintah
majapahit maupun pemerintah NKRI berdasarkan pada pandangan sama yaitu semangat rasa
persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam menegakkan negara.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara
sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara
baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI ( 10-16 Juli
1945 ) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun tujuan
NKRI seperti tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alimia IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
 Bendera, Bahasa, Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan.
Bendera, Bahasa dan Lambang negara serta lagu kebengsaan Indonesia merupakan sarana
pemersatu, Identitas dan wujud eksitensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan
Negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
 Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah
dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama
 Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
IndonesiaadalahbahasaresminasionalyangdigunakandiseluruhwilayahNegara Kesatuan
Republik Indonesia
 Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnyadisebut Lambang Negara
adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
 Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu
Kebangsaanadalah IndonesiaRaya.Lagu Kebangsaanadalah IndonesiaRaya yang digubah
oleh Wage Rudolf Supratman.
Bisa disimpulkan Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara
Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan
identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan
kedaulatan negara di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan
kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila,
dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara
di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan
eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

NILAI-NILAI BELA NEGARA


 Perjuangan bangsa indonesia tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan
kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing. Nilai dasarBela
Negara diwariskan kepada para generasi penerus guna menjaga eksistensi RI. Sebagai
aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan dalam
pengabdian sehari hari.BelaNegaradilaksanakan atasdasar kesadaran warga Negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuh kembangkan melalui pendidikan
kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi. Usaha BelaNegara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme Warga
Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap Bela Negara yang
diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan
kepentingan nasional, Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan pada Tanah
Air Indonesia, tanah tumpah darah yang menjadi ruang hidup bagi warga Negara
Indonesia Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku serta tindakan warga negara,
baik secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan rakyat, keutuhan
wilayah dan kerakmatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI
berdasarkan pancasila dan UUD Negara Republik Tahun 1945.
a) Nilai Dasar Bela Negara
Nilai Dasar Bela Negara Meliputi :
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangasa dan negara
c. Setia pada pancasila
d. Rela berkorban untuk berbangsa dan negara
e. Kemampuan awal bela negara.
b) Pembinaan Kesadaran Bela Negara Lingkup Pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan dan/atau pelatihan kepada
warga negara guna menumbuh kembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar
bela negara.
c) Indikator Nilai Dasar Bela Negara
1. Indikator cinta tanah air
2. Indikator sadar, berbangsa dan bernegara
3. Indikator setia pada pancasila sebagai Ideologi bangsa
4. Idikator rela berkorban
5. Indikator kemampuan awal bela negara.

1.2 ANALISIS ISU KONTEMPORER

Sejalan dengan tujuan Reformasi Birokrasi terutama untuk


mengembangkan PNS menjadi pegawai yang transformasional, artinya
PNS bersedia mengembangkan cita-cita dan berperilaku yang bisa
diteladani, menggugah semangat serta mengembangkan makna dan
tantangan bagi dirinya, merangsang dan mengeluarkan kreativitas dan
berupaya melakukan inovasi, menunjukkan kepedulian, sikap apresiatif,
dan mau membantu orang lain, untuk menjalankan profesinya sebagai
ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode
perilaku; c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas; dan e) profesionalitas jabatan, konsepsi perubahan dan perubahan
lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan
strategis PNS dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan
menunjukan kemampuan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan
lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS
profesional pelayan masyarakat, Untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut, ditandai dengan pencapaian indikator hasil belajar, peserta
mampu:
1. Menjelaskan konsepsi perubahan lingkungan strategis;
2. Mengidentifikasi isu-isu strategis kontempore
3. Menerapkan teknik analisis isu-isu dengan menggunakan kemampuan berpikir
kritis

A. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan
peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya sesuatu yang
berbeda saja,
namun lebih dari pada itu yaitu perubahan kearah yang lebih baik untuk memuliakan
manusia/humanity.
a. berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik
fungsi dan tugasnya, yaitu:
 Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang- undangan,
 Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
 memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
b. Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa
persyaratan berikut
 Mengambil Tanggung Jawab
 Menunjukkan Sikap Mental Positif
 Mengutamakan Keprimaan
 Menunjukkan Kompetensi
 Memegang Teguh Kode Etik

1. Perubahan Lingkungan Strategis


perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor
utama yang akan menambah wawasan PNS, Di tinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner
(Peron, N.C, 2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan
PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni : individu,
keluarga (family), masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional
(Sosiaty) dan Dunia (Global)
 Modal insani dalam menghadapi perubahan lingkunganstrategis
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting dalam organisasi
Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok,2022) yaitu :
1. Modal intelektual 4. Modal Ketabahan
2. Modal emosional 5. Modal Etika/Moral
3. Modal sosial 6. Modal Kesehatan (kekuatan)fisik/jasmani
2. Isu-isu Strategis Kontempore
PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal
yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila, UUD 1945,
NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara, Isu-isu yang
akan diuraikan adalah sebagai berikut :
a. Korupsi
Pada dasarnya sebab manusia terdorong untuk melakukan korupsi antara lain :
 Faktor individu yaitu sifat tamak, modal yang lemah dan gaya hidup
 Faktor lingkungan yaitu aspek sikap masyarakat, aspek ekonomi, aspek politis, dan aspek
organisasi
b. Narkoba
Narkoba mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurang sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang dibedakan kedalam golongan -golongan
c. Terorisme dan Radikalisme
 Terorisme
Terorisme secara kasar merupakan istilah yang digunakan untuk penggunaan kekerasan
terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik dalam skala lebih
kecil dari pada perang.
Potensi-potensi terorisme yaitu :
a. Terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan Indonesia.
b. Terorisme yang dilakukan oleh warga negara yang tidak puas atas kebijakan.
c. Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan ideologi tertentu
d. Terorisme yang dilakukan kaum kapasitas
 Radikal dan Radikalisme
Secara etimologis kata radikal berasal dari redices yang berarti a cncerted attempt to change
the status quo (david jarry, 1991). Adapun istilah radikalisme diartikan sebagai tantangan
politik yang bersifat mendasar atau ekstrem terhadap tatanan yang sudah mapan.
d. Money Laundring
Istilah “Money Laundring” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktifitas pencurian
uang. Dalam bahasa Indonesia terminologi Money Laundring ini sering juga dimaknai dengan
istilah “pemutihan uang atau pencucian uang.
e. Proxy War
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau
kaki tangan, Sejarahnya perang proxy telah terjadi sejak zaman dahhulu samapai dengan saat
ini yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupu aktor non
negara. Kepentingan nasional negara-negara besar dalam rangka struggle for power dan power
of influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy War memiliki motif dan
menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya, Proxy war
dapat dilakukan pihak asing terhadap Indonesia dalam berbagai bentuk seperti melakukan
investasi besar-besaran ke Indonesia
1.3 KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

 KONSEP KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimilikioleh seseorang baik secara
fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam, Kesiapsiagaan bela
negara merupakan aktualisasi nilai- nilai bela negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjagakedaulatannegara,keutuhanwilayah
dankeselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses
nation and character buildingKesiapsiaaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik. Mental maupun sosial dengan menghadapi situasi kerja yang beragam.
Bela Negara adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang dilakukan secara ikhlas.
Sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga disertai dengan kecintaan terhadap NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD, NKRI 1945.
 Ruang lingkup nlai-nilai dasar Bela Negara adala:
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur
 MANFAATKESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Apabilakegiatankesiapsiagaanbelanegaradilakukan dengan baik, maka dapat diambil
manfaatnya antara lain:
1. Membentuksikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentukjiwakebersamaandansolidaritasantarsesama rekan seperjuangan.
3. Membentukmentaldanfisikyang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa danpatriotisme sesuai dengan kemampuan
diri.
5. Melatihjiwaleadershipdalammemimpindirisendiri maupun kelompok dalam materi
Team Building.
6. Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbaktipadaorangtua,bangsa,agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkansikapnegatifsepertimalas,apatis,boros, egois, tidak disiplin.
10. Membentukperilakujujur,tegas,adil,tepat,dankepedulian antar sesama.

 KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


Kemampuan awal Bela Negara secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan
diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik yaitu
dengan cara menjaga etika, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-
nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat. Dengan demikian, untuk bisa melakukan
internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut. kita harus memilki kesehatan dan
kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta memilki etika, moral dan nilai
kearifan lokal sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia, Dengan mengacu dalam modal utama
pembinaan bela negara tentang implementasi bela negara yang diterbitkan oleh dewan ketahanan
nasional tahun 2018, disebutkan bahwa aksi nasional bela negara memiliki elemen-elemen
pemaknaan yang mencakup :
 Rangkaian upaya-upaya bela Negara
 Guna menghadapi segala macam ancaman,gangguan, hambatan dan tantangan
 Dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara
 Yang diselenggarakan secara selaras, mantap, sistematis

Dengan mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha


Aksi nasional bela negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasai segala macam ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat adil dan makmur.

 Kegiatan Kesiapsiagaaan Bela Negara


 Peraturan Baris berbaris
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik, diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam
tata cara hidup, dalam rangka membina dan kerjasama antar peserta latsar
 Keprotokolan adalah pengaturan yang berisi norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan
mengenai tata cara agar suatu tujuan yang telah disepakati dapat dicapai. Esensi didalam
tatanan mencakup antara lain:
a. Tata cara b. Tatakrama c. Rumus-rumus dan aturan
tradisi
 Kewaspadaan Dini
Kemampuan kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan untuk mendukung
sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter secara optimal
sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi
potensi ancaman, Membangun Tim. Dalam modal ini akan diajak melakukan berbagai
permainan yang didalamnya terkandung berbagai macam latihan kesiapsiagaan baik jasmani
maupun rohani
 Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran
untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
AGENDA II
(Nilai-Nilai Dasar ASN)

2.1 BERORIENTASI PELAYANAN


a) Pelayan Publik
 Pengertian
pelayanan adalah aktivitas yang diberikan untuk membantu, menyiapkan, dan
mengurus.Baikituberupabarangataujasadarisatupihakkepada pihak yang lain, sedangkan Pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa dan/pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
 Asas penyelenggaraan pelayanan publik yaitu :
a. Kepentingan umum d. Keprefisional
b. Kepastian hukum e. Partisipatif
c. Kesamaan hak
 Prinsip pelayanan publik yang baik adalah :
a. Partisipatif d. Tidak diskriminatif
b. Transparan e. Mudah dan murah
c. Responsif
 Terdapat enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas, yaitu :
a. Komitmen pimpinan
b. Penyediaan layanan
c. Penerapan dan penyesuaian standar pelayanan
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai
e. Pengembangan kompetensi SDM
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja
 Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik serta sebagai perekat dan
pemersatu bangsa
 Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintah berkelas dunia (Word Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Value (Nilai-
nilai Dasar) ASN BerAHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN
berAHLAK merupakan akranim dari berorientasi pelayanan akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif,
kolaboratif. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan ASN sangatlah paling
untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai berorientasi pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya.
b) Berorientasi Pelayanan
 Panduan perilaku Berorientasi Pelayanan
ASN berlandaskan pada prinsip sebagai berikut :
 Nilai Dasar
 Kode etik dan kode prilaku
 Komitmen, integritas moral dan tanggung jawab
 Kualifikasi akademik
 Profesionalitas jabatan
 Citra positif ASN sebagai pelayanan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum,
mengapa dan memberi salam serta berpenampilan rapi, melayani dengan cepat dan tepat waktu,
melayani dengan memberikan kemudahan.
 Dalam rangka mencapai visi reformasi birokrasi serta menenangkan persaingan di Era digital
yang dinamis diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitas dan busines as
Usual) agar tercipta brekhtrough atau terdosan yaitu perubahan tradisi, pola dan cara dalam
pemberian pelayanan publik. Terdosan itulah yang disebut dengan inovasi pelayanan publik.
Dalam lingkungan pemerintah banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya
renovasi pelayanan publik, diantaranya komitmen dari pimpinan adanya budaya inovasi dan
dukungan regulasi. Adanya kolaborasi antara pemerintah, pertisipasi masyarakat, dan stakeholders
terkait lainnya perlu di bangun strategi untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya inovasi.
2.2 AKUNTABEL
a) Pengertian akuntabel

akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang


memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
 Potret Pelayanan Publik Negeri Ini
 Peribahasa “ waktu adalah uang” digunakan oeleh banyak “Oknum” untuk memberikan pelayanan spesial
bagi mereka yang memerlukan waktu pelayanan yang lebih cepat dari biasanya. Sayangnya, konsep ini
sering becampur dengan konsep sedekah dari sisi menerima layanan yang sebenarnya tidak tepat. Waktu
berlalu, semua pihak sepakat,menjadi kebiasaan dan diphami oleh hampir semua pihak selama puluhan
tahun.
 Tugas berat sebagai ASNadalah ikut menjaga bahkan ikut berpartisipasi dalam proses menjaga dan
meningkatkan kualitas layanan tersebut. Karena bisa jadi secara aturan dan payung hukum sudah memadai,
namun secara pola pikir dan mental harus diakui, masih butuh usaha keras dan komitmen yang ekstra kuat.
 Employer Branding yang termaktub dalam surat edaran Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2021 “ Bangga melayani Bangsa “, menjadi udara segar perbaikan dan
peningkatan layanan publik. Namun, mental dan pola pikir berada di domain perilaku individual, bila
dilakukan oleh semua unsur ASN, akan memberikan dampak sistemik seperti skarang in. Sebaiknya, mental
dan pola pikir punharus bisa memberikan dampak serupa.
b) Konsep Akuntabilitas
 Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun
pada dasarnya kedua konsep tersebut memilki arti yang berbeda.
 Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab sedangkan Akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggung jawaban yang harus dicapai.
 Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut yaitu akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabiltas memerlukan
konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
 Akuntabilita Publik memilki tiga fungsi utama (Bovens, 2007) yaitu pertama, untuk menyediakan kontrol
demokrasi (peran demokrasi), kedua untuk mencegah korupsi dan penyalahgunan kekuasaan (peran
kostitusional), ketiga untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belaja). Akuntabilitas publik
terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal (vertical accountability) dan akuntabilitas horisontal
(horizontal accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilatas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi dan akuntabilitas stakeholder.
c) Panduan Perilaku Akuntabel
 Akuntabilitas dan integritas banyak dinyatakan oleh ahli administrasi negara sebagai dua aspek yang sangat
mendasar harus dimilki dari seorang pelayan publik. Namun integrasi memilki keuamaan sebaggai dasar
seorang pelayan publik untuk dapat berpikir secara akuntabel. Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam
membangun kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan kepada setiap pegawai atau pejabat
negara.
 Setiap organisasi memilki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Mekanisme ini dapat diartikan secara
berbeda-beda dari setiap anggota organisasi hingga membentuk prilaku yang berbeda-beda pula, contoh
mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem penilain kinerja, sistem akuntansi dan sistem
pengawasan.
 Hal-hal yang penting di perhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah :
1) Kepemimpinan 4) Tanggung jawab 7) Keseimbangan
2) Transparansi 5) Keadilan 8) Kejelasan
3) Integritas 6) Kepercayaan 9) Konsistensi
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung 3 dimensi yaitu akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
 Pengelolaan konflik kepentingan dan kebijakan gratifikasi dapat membantu pembangunan budaya
akuntabel dan integritas di lingkungan kerja. Akuntabilitas dan integritas dapat menjadi faktor yang kuat
dalam membangun pola pikir dan budaya anti korupsi.
2.3 KOMPETEN
 Adaptasi terhadap keadlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecendrungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan tehknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat
dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
 Perilaku ASN untuk masing-masing aspek Berahlak sebagai berukut :
1) Memahami dan memnuhi kebutuhan masyarakat
2) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
3) Melakukan perbaikan tiada henti
Akuntabel
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab efektif dan efisien
Kompeten
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan selalu berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Harmonis
1) Menghargai setiap orang apapun latar belakangynya
2) Suka mendorong orang lain
3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif

Loyal
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, serta kepada Negara kesatuan republik Indonesia
serta pemerintahan yang sah.
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara
a) Perilaku Kompeten
Sesuai hasil uraian bab V, maka berikut di bawah ini beberapa materi pokok dalam bab ini sebagai berikut :
a. Berkinerja yang BerAhklak
 Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak
b. Meningkatkan Kompetensi Diri
 Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
 Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutaggi atau disebut juga sebagai teori
“net centric”
 Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network.
c. Membantu Orang Lain Belajar
 Sosialisasi dan percakapan di ruang istirahat
 Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktf dalam pasar pengetahuan
 Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan (knowledge Acces and transfer) dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network)
d. Melakukan Kerja Terbaik
 Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi baik instansi atau
pemerintah
 Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang
menjadi terpenting dalam hidup seseorang.

2.4 HARMONIS
a) Keanekaragaman Bangsa dan Budaya di Indonesia
 Keanekaraman suku Bangsa dapat dipahami disebabkan karena kondisi letak geografis Indonesia
yang berada di persimpangan du benua dan samudra, mengakibatkan terjadinya percampuran ras,
suku bangsa, agama, etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya seluruh
di Indonesia. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan
yang meliputu aspek sebagai berikut :
1) Kesenian 5) Sistem Ekonomi
2) Religi 6) Sistem Teknologi
3) Sistem pengetahuan 7) Bahasa
4) Organisasi sosial
 Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestah kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa baik untuk merebut kemerdekaan atau menngoyahkan
penjajahan.
 Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantia merupakan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan diatas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.
 Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman bangsa dan budaya maka
sebagai ASN harus memilki sikap dan menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat.
b) Mewujudkan Suasana Harmonis Dalam Lingkungan
Bekerja dan memberikan layanan kepada masyarakat
 Dalam kamus Mariam Webster harmonis diartikan having a pleasing mixture of notes. Dalam laman
wikpedia. Harmonis berarti terikat secara serasi/sesuai. Dalam bidang filsafat harmoni adalah kerja
sama antar berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
 Menurut Brian Scudamore ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat
kerja yang nyaman dan berenergi positip, yaitu :
1) Membuat tempat kerja yang berenergi
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
3) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
 Kode etik adalah aturan-aturan yangmengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus. Adapun
kode etik dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan.
 Etika publik merupakan refleksi standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjaga tanggung jawab pelayanan
publik.
 Kode Etik ASN ada dua belas kode etik berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 tahun 2014 :
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan perintahnya sesuai dengan perintah atasan
6. Menjaga kerahasiaan yang menganngkat kebijakan negara
7. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab
8. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
 Penerapan sikap prilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya terlalu untuk
sesama ASN, namun juga berlaku bagi stakeholder eksternal .
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan :
a. Toleransi b. Empati c. Keterbukaan terhadap perbedaan
2.5 LOYAL
a. Konsep Loyal
 Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu Core Values yang harus dimiliki
dan diemplemintasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan
eksternal.
 Secara etimologis istilah “ Loyal “ di adaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia bagi seorang Aparatur Sipil Negara, kata loyal dapat diartikan sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada NKRI. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara
lain :
1) Taat pada peraturan
2) Bekerja dengan integritas
3) Tanggung jawab pada organisasi
4) Kemauan untuk bekerjasama
5) Rasa memilki yang tinggi
6) Hubungan antar pribadi
7) Kerukunan terhadap pekerjaan
8) Keberanian mengatakan ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi pegawai lain
 Loyal merupakan salah satu nilai terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap
ASN harus bedidikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
 Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal
tersebut diatas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian
yang dapat disingkat menjadi “ KoDeKoNasAb “
b. Panduan Perilaku Loyal
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
 Sebagaimana tertuang dalam undang-undang ASN. ASN sebagai profesi berdasarkan pada prinsip
nilai dasar (pasal 4) serta kode etik dan kode perilaku (pasal 5 ayat 2) dan serangkaian kewajibannya
(pasal 23). Untuk melaksanakan dan mengoperasikan ketentuan-ketentuan tersebut maka
dirumuskanlah Cre Value ASN BerAhlak yang didalamnya terdapat nilai loyal dengan tiga panduan
perilaku (kode Etik) .
 Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan
dengan nilai-nilai dasar bela negara dalam kehidupan sehar-harinya, yaitu :
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Kemampuan awal bela negara
d. Loyal dalam Konteks Organisasi Pemerintah
 Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang
diucapkannyan ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana perundang-undangan yang berlaku.
 Dispilin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dalam menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan
pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang disiplin PNS. Hanya PNS yang memiliki loyalitas yang
tinggilah yang dapat menegakkan ketentuan-ketentuan kedisiplin ini dengan baik.
 Berdasarkan pasal 10 Unadang-undanng Nomor No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memilki 3 fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik. Pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implemental nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai
bagian dari organisasi.
 Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang
merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota
masyarakat.

2.6 ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun
organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai
adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti
diantaranya perubahan lingkungan strategis,kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintah,
perubahan iklim, perkembangan teknologi.
 Perubahan lngkungan strategis
 KompetisidiSektorPublik
 Komitmen mutu
 Perkembangan teknoligi
 Tantangan praktek administrasi publik
 Diskusi
a) Memahami Adaptif
 Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari mahluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya
memilki kebutuhan beradaptasi selayaknya mahluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya.
 Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuh
kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana
individu dan organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
 Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerpan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal seperti diantaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab,
unsur kepemimpinannya dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanya untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
b) Panduan Perilaku Adaptif
a) Seorang pemimpin adalah seseorang yang membawa perubahan adaptif, bukan teknis, Perilaku
adaptif merupakan tututan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik invidu maupun
organisasi dalam situasi apapun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual
dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatilly, Uncertainly, Complexity, dan
Ambiguly). Hadapi Volatilly dengan visien, hadapi Uncertainly dengan Understanding, hadapi
Complexity Clonty, dan hadapi Ambiguaty dengan agility.
b) Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikat harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi
merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan
organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perubahan maka
organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan
budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
D) Adaptif Dalam Konteks Organisasi Pemerintah
 Sistem sosial-ekologis yang tangguh dapat memanfaatkan krisis sebagai peluang untuk berubah menjadi
negara yang diharapkan. Dalam teori capacity building dan konsep adaptive governance, Grindle (1997)
menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas pemerintah adaptif
dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Pengembangan sumber daya adaptif
2. Penguatan organisasi adaptif
3. Pembaharuan institusional adaptif
Terkait membangun organisasi pemerintah adaptif, Neo& chan telah berbagi pengalaman
bagaimana pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya.
Mereka menyebutnya dengan istilah dynamic govermance. Menurut Neo & Chen terdapat tiga
kemampuan kognitif proses pembelajaran Fundamel untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke
depan(think chead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across).
Selanjutnya Liisa valihengas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah yang
adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization). Pembangunan
organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat dan imajinatif,
kecerdasan organisasi, sumber daya, desain adaptasi dan budaya atau sisu, kata Filandia yang
menunjukkan keuletan.

2.7 KOLABORATIF
Konsep Kolaborasi
a) Beberapa definisi kolaboratif
1. Dyer and Sign (1998 dalam celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah : “Value
generated from an between two or more firns aiming to be come more compective by developing
shared reutines”
2. Collaborative Governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi.
3. Ansell Gash menyatakan Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik.
4. Ansel dan Gash membangun 6 kriteria penting untuk kolaborasi yaitu :
1. Forum yang di prakarsai oleh lembaga publik
2. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya dikonsultasikan oleh
agensi publik
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
5. Ratner (2012) mengungkapan terdapat 3 tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan asesmen
terhadap tata kelola kolaborasi yaitu :
1. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang
2. Merencanakan aksi kolaborasi
3. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
 Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
Mengenal Whole-of-Government (WoG)
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

b) Praktik Dan aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah


 Praktik kolaborasi memberikan gambaran tentang panduan perilaku kolaboratif, Hasil penelitian praktik
kolaborasi pemerintah serta studi kasus praktik kolaborasi pemerintah.
 Hasil penelitian yang dilakukan Astari dkk, 2019) menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa
hambatan yaitu : ketidak jelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dan kesepakatan
kolaborasi, selain itu dasr hukum kolaborasijuga tidak jelas.
 Berdasrkan ketentuan pasal 34 ayat 4 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaran pemerintahan yang melibatkan kewenangan lintas badan atau
pejabat pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar badan dan atau pejabat pemerintahan yang
terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Berdasarkan ketentuan pasal 8 ayat (3) Undang-undang Nnomor 39 tahun 2008 tentang Kementrian Negara
dalam melaksanakan tugasnya. Kementrian yang melaksanakan urusan dalam rangka penajaman,
koordinasi dan sinkronisasi program pemerintah, menyelenggaran fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijaksanaan di bidangnya
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya
 Selanjutnya, berdasarkan ketentuan bagian ketiga pasal 176 Undang-undang Nomor 10 tahun 2020 tentang
Cip Kerja, pemerintah pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren berwenang untuk :
1. Menetapkan NSPK dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan
2. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.

AGENDA III
(Kedudukan dan Peran ASN Untuk Mendukung Terwujudnya Smart Govermance)

3.1 SMART ASN


Era Teknologi Informasi saat ini memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal. Banyak manfaat yang
diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah satunya perkembangan pesat bidang komunikasi. Saat ini,
perilaku manusia dalam berkomunikasi menjadi semakin kompleks, Komunikasi yang bersifat serba digital
menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti sekarang
a) Literasi Digital
Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan wajib di
era serba teknologi seperti sekarang, Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat
digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung jawab
 Litersai digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunanakan internet dan media digital. Namun
begitu acap kali ada pandangan bahwa kwcakapan penguasaan teknologi adalah kecakapan yang paling
utama. Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan politik yang bukan sekedar menitiberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologo lebih dari itu. Literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif (Kurnia Wijayanto, 2020: Kurnia & Astuti,2017).
 Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu, etika, budaya, keamanan dan kecakapan dalam
bermedia digital, etika, bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan.
 Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari.
 Keamanan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehar-hari
 Kecakapan bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam mengetahu, memahami dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-
hari
 Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan yaitu :
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2. Persiapan betul roadmap transportasi digital disektor strategis, baik di pemerintah, layanan publik,
bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, dll
3. Percepat integrasi pusat data nasional sebagaimana sudah dibicarakan
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital
5. Persiapan terkait dengan regulasi, kema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digita
dilakuakan secepatnya.
b) Implementasi Litarasai Digital Dan Implikasinya
 Literasi digital sering kita anggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital, Digital Skills
(Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi digital sedangkan, Digital Ethics (Etis
Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa
menjadi bagian masyarakat digital
 Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia
pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari.
Durasi penggunaan inernet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi yaitu 7 jam 59
menit. Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya mengahsilkan 6 jam 43 menit
setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII)
tahun 2020, selama pandemi covid-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam
sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku
kita berinternet. Literasi digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimilki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.

3.2 MANAJEMEN ASN


Manajemen ASN adalah pengrelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memilki
niali dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
a) Kedudukan, peran, Hak dan Keawajiban dan kode etik ASN
 Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan
dan partai politik
 Peran ASN
1. Pelaksanakebijakanpublic;
2. Pelayanpublic;dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa

 Hak dan kewajiban


- PNS berhak memperoleh, gaji,tunjangan,dan fasilitas; cuti; jaminanpensiundanjaminan
haritua;perlindungan;dan pengembangan kompetensi
- Sedangkan PPPK berhak memperoleh, gaji dan tunjangan, cuti, perlindungan, dan pengembangan
kompetensi

 Kode etik ASN


Ada 12 kode etik ASN yang diatur dalam UU sebagai acuan dalam menyelegarakan biokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintah
- ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam
UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
b) Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN
 Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan
memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata
dapat dilakuakn untuk menerapakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa
transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan objektivitasnya dalam
pelaksanaan seleksi.
 Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang
tinggi, disisi lain bedperfoemens mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkat kinerja.
c) Mekanisme Pengelolaan ASN
 Manajemen ASN terdiri dari manajemen PNS dan Manajemen PPPK
 Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua.
 Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan perjanjian dan perlindungan.
 Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 tahun terhitung sejak pelantikan pejabat
pimpinan tinggi, kecuali pejabat pimpinan tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Pegawai ASN dapat menjadi pejabat negara, pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi pejabat negara
diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
 Pegawai ASNterhimpun dalam wadah Korps profesi pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi
pegawai ASN RI memiliki tujuan menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN dan
mewujudkan jiwa Korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
 Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam manajemen ASN
diperlukan sistem informasi ASN. Sistem informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan berintegrasi
antar instansi pemerintah.
 Sengketa pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administrati. Upaya administratif terdiri dari keberatan
dan banding administrative.

Anda mungkin juga menyukai