(PPPK)
DI SUSUN OLEH :
GOLONGAN : IX
KECAMATAN : TLANAKAN
TAHUN 2024
MATERI I
Sambutan Kepala LAN
(Deskripsi: Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si)
(Sikap Perilaku Bela Negara)
Dalam rangka menyongsong era baru Indonesia emas 2045 dan revolusi industri 4.0 dan
tantangan global lainnya kita semua harus dapat cepat beradaptasi dengan perkembangan
teknologi. tentu harus melakukan persiapan dan usaha untuk lebih matang lagi termasuk
mempersiapkan sumber daya aparatur atau ASN yang Kompeten dan profesional sebagai faktor
strategis dalam pelayanan publik, Sejalan dengan arah presiden, Indonesia sekarang fokus pada
prioritas pembangunan Sumber Daya Manusia, khususnya bagi ASN, Pemerintah telah melakukan
pembenahan dari rekruitmen sampai dengan pola pengembangan kompetensinya. Oleh karena itu,
kita harus bangga menjadi bagian dari yang aparatur yang bersih.
Kompetensi profesional menjadi dasar pentng dalam mewujudkan Indonesia emas 2045.
Pelatihan dasar DASAR CPNS yang kita ikut saat ini menjadi pondasi penting dalam
mewujudkan Smart ASN agar mampu menghadapi ERA tantangan dunia yang semakin kompleks.
Melalui Masiv Onli neO pencourse (MOOC)
Kita dapat menyerap sebanyak-banyaknya sumber pembelajaran yang ada yang nantinya akan
dikembangkan dalam skema pembelajaran kolaboratif, aktualisasi, dan penguatan Secara klasikal.
Harapannya nanti akan dapat mencetak generasi emas 2045
MATERI II
Penjelasan Kebijakan Bangkom ASN (Deskripsi: Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN oleh Dr. Muhammad Taufiq, DEA., Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN RI)
Sebagai ASN pelayanan harus terus kita tingkatkan dengan terus mengembangkan
diri,ASNmerupakan sebuah kebanggan karena dapat melayani bangsa yang
besar,Presiden telah meluncurkan Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer yang
dikenal dengan singkatan BerAKHKLAK :
a.Berorientasi pada pelayanan
b.Akuntabel
c.Kompeten
d.Harmonis
e.Loyal
f.Adaptif
g.Kolaboratif
Semua bangsa dituntut berdaya saing dengan mengandalkan kemampuan berinovasi. Padapelatihan
dasar ini, ada beberapa hal yang harus dikuasai yaitu penguasaan
pro value dan penguasaanliterasi digital (SMART ASN). Kita harus terus mengembangkan diri
secara berkelanjutan agar menjadi ASN yang unggul
MATERI III
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan KompetensiASN LAN
RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK P3K dituntut
belajar mandiri pada materi MOOC pembelajaran dibagi menjadi 3 bagian:
AGENDA I
(Sikap Perilaku Bela Negara)
A. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan
peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya sesuatu yang
berbeda saja,
namun lebih dari pada itu yaitu perubahan kearah yang lebih baik untuk memuliakan
manusia/humanity.
a. berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik
fungsi dan tugasnya, yaitu:
Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang- undangan,
Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia
b. Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa
persyaratan berikut
Mengambil Tanggung Jawab
Menunjukkan Sikap Mental Positif
Mengutamakan Keprimaan
Menunjukkan Kompetensi
Memegang Teguh Kode Etik
Loyal
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, serta kepada Negara kesatuan republik Indonesia
serta pemerintahan yang sah.
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara
a) Perilaku Kompeten
Sesuai hasil uraian bab V, maka berikut di bawah ini beberapa materi pokok dalam bab ini sebagai berikut :
a. Berkinerja yang BerAhklak
Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi dan kinerja
Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak
b. Meningkatkan Kompetensi Diri
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutaggi atau disebut juga sebagai teori
“net centric”
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network.
c. Membantu Orang Lain Belajar
Sosialisasi dan percakapan di ruang istirahat
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktf dalam pasar pengetahuan
Aktif untuk akses dan transfer pengetahuan (knowledge Acces and transfer) dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network)
d. Melakukan Kerja Terbaik
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi baik instansi atau
pemerintah
Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang
menjadi terpenting dalam hidup seseorang.
2.4 HARMONIS
a) Keanekaragaman Bangsa dan Budaya di Indonesia
Keanekaraman suku Bangsa dapat dipahami disebabkan karena kondisi letak geografis Indonesia
yang berada di persimpangan du benua dan samudra, mengakibatkan terjadinya percampuran ras,
suku bangsa, agama, etnis dan budaya yang membuat beragamnya suku bangsa dan budaya seluruh
di Indonesia. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya membawa dampak terhadap kehidupan
yang meliputu aspek sebagai berikut :
1) Kesenian 5) Sistem Ekonomi
2) Religi 6) Sistem Teknologi
3) Sistem pengetahuan 7) Bahasa
4) Organisasi sosial
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestah kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa baik untuk merebut kemerdekaan atau menngoyahkan
penjajahan.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantia merupakan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan diatas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman bangsa dan budaya maka
sebagai ASN harus memilki sikap dan menjalankan peran dan fungsi pelayanan masyarakat.
b) Mewujudkan Suasana Harmonis Dalam Lingkungan
Bekerja dan memberikan layanan kepada masyarakat
Dalam kamus Mariam Webster harmonis diartikan having a pleasing mixture of notes. Dalam laman
wikpedia. Harmonis berarti terikat secara serasi/sesuai. Dalam bidang filsafat harmoni adalah kerja
sama antar berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Menurut Brian Scudamore ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat
kerja yang nyaman dan berenergi positip, yaitu :
1) Membuat tempat kerja yang berenergi
2) Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
3) Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Kode etik adalah aturan-aturan yangmengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus. Adapun
kode etik dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan.
Etika publik merupakan refleksi standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjaga tanggung jawab pelayanan
publik.
Kode Etik ASN ada dua belas kode etik berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 tahun 2014 :
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan perintahnya sesuai dengan perintah atasan
6. Menjaga kerahasiaan yang menganngkat kebijakan negara
7. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab
8. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
Penerapan sikap prilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis tidak hanya terlalu untuk
sesama ASN, namun juga berlaku bagi stakeholder eksternal .
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan :
a. Toleransi b. Empati c. Keterbukaan terhadap perbedaan
2.5 LOYAL
a. Konsep Loyal
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu Core Values yang harus dimiliki
dan diemplemintasikan dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab internal dan
eksternal.
Secara etimologis istilah “ Loyal “ di adaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia bagi seorang Aparatur Sipil Negara, kata loyal dapat diartikan sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada NKRI. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara
lain :
1) Taat pada peraturan
2) Bekerja dengan integritas
3) Tanggung jawab pada organisasi
4) Kemauan untuk bekerjasama
5) Rasa memilki yang tinggi
6) Hubungan antar pribadi
7) Kerukunan terhadap pekerjaan
8) Keberanian mengatakan ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi pegawai lain
Loyal merupakan salah satu nilai terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap
ASN harus bedidikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal
tersebut diatas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian
yang dapat disingkat menjadi “ KoDeKoNasAb “
b. Panduan Perilaku Loyal
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
Sebagaimana tertuang dalam undang-undang ASN. ASN sebagai profesi berdasarkan pada prinsip
nilai dasar (pasal 4) serta kode etik dan kode perilaku (pasal 5 ayat 2) dan serangkaian kewajibannya
(pasal 23). Untuk melaksanakan dan mengoperasikan ketentuan-ketentuan tersebut maka
dirumuskanlah Cre Value ASN BerAhlak yang didalamnya terdapat nilai loyal dengan tiga panduan
perilaku (kode Etik) .
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan
dengan nilai-nilai dasar bela negara dalam kehidupan sehar-harinya, yaitu :
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Kemampuan awal bela negara
d. Loyal dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang
diucapkannyan ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana perundang-undangan yang berlaku.
Dispilin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dalam menghindari larangan yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan
pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang disiplin PNS. Hanya PNS yang memiliki loyalitas yang
tinggilah yang dapat menegakkan ketentuan-ketentuan kedisiplin ini dengan baik.
Berdasarkan pasal 10 Unadang-undanng Nomor No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
seorang ASN memilki 3 fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik. Pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implemental nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai
bagian dari organisasi.
Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila menunjukkan
kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang
merupakan bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota
masyarakat.
2.6 ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun
organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai
adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti
diantaranya perubahan lingkungan strategis,kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintah,
perubahan iklim, perkembangan teknologi.
Perubahan lngkungan strategis
KompetisidiSektorPublik
Komitmen mutu
Perkembangan teknoligi
Tantangan praktek administrasi publik
Diskusi
a) Memahami Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari mahluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya
memilki kebutuhan beradaptasi selayaknya mahluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang ditumbuh
kembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana
individu dan organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerpan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal seperti diantaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab,
unsur kepemimpinannya dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan kampanya untuk
membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk
mencapai tujuannya.
b) Panduan Perilaku Adaptif
a) Seorang pemimpin adalah seseorang yang membawa perubahan adaptif, bukan teknis, Perilaku
adaptif merupakan tututan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan baik invidu maupun
organisasi dalam situasi apapun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual
dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatilly, Uncertainly, Complexity, dan
Ambiguly). Hadapi Volatilly dengan visien, hadapi Uncertainly dengan Understanding, hadapi
Complexity Clonty, dan hadapi Ambiguaty dengan agility.
b) Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikat harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi
merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan
organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perubahan maka
organisasi dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya pemberdayaan
budaya organisasi selain akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
D) Adaptif Dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Sistem sosial-ekologis yang tangguh dapat memanfaatkan krisis sebagai peluang untuk berubah menjadi
negara yang diharapkan. Dalam teori capacity building dan konsep adaptive governance, Grindle (1997)
menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas pemerintah adaptif
dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Pengembangan sumber daya adaptif
2. Penguatan organisasi adaptif
3. Pembaharuan institusional adaptif
Terkait membangun organisasi pemerintah adaptif, Neo& chan telah berbagi pengalaman
bagaimana pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya.
Mereka menyebutnya dengan istilah dynamic govermance. Menurut Neo & Chen terdapat tiga
kemampuan kognitif proses pembelajaran Fundamel untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke
depan(think chead), berpikir lagi (think again) dan berpikir lintas (think across).
Selanjutnya Liisa valihengas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah yang
adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization). Pembangunan
organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat dan imajinatif,
kecerdasan organisasi, sumber daya, desain adaptasi dan budaya atau sisu, kata Filandia yang
menunjukkan keuletan.
2.7 KOLABORATIF
Konsep Kolaborasi
a) Beberapa definisi kolaboratif
1. Dyer and Sign (1998 dalam celik et al, 2019) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah : “Value
generated from an between two or more firns aiming to be come more compective by developing
shared reutines”
2. Collaborative Governance dalam artian sempit merupakan kelompok aktor dan fungsi.
3. Ansell Gash menyatakan Collaborative Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik.
4. Ansel dan Gash membangun 6 kriteria penting untuk kolaborasi yaitu :
1. Forum yang di prakarsai oleh lembaga publik
2. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate
3. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya dikonsultasikan oleh
agensi publik
4. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
6. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
5. Ratner (2012) mengungkapan terdapat 3 tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan asesmen
terhadap tata kelola kolaborasi yaitu :
1. Mengidentifikasi permasalahan dan peluang
2. Merencanakan aksi kolaborasi
3. Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi Pemerintahan
Mengenal Whole-of-Government (WoG)
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
AGENDA III
(Kedudukan dan Peran ASN Untuk Mendukung Terwujudnya Smart Govermance)