JURNAL
Oleh
NIP. : 199103032023212022
Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 03 Maret 1991
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama – Kuliner
Instansi : SMK Negeri Kebasen
VIDEO II
SAMBUTAN DEPUTI BIDANG KEBIJAKAN BANGKOM ASN LAN RI
Oleh : DR. MUHAMMAD TAUFIQ (Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi (ASN LAN
RI)
Dalam sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI DR. Muhammad Taufiq
DEA menyampaikan Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia.
Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan Ber-AKHKLAK:
a) Berorientasi Pelayanan
b) Akuntabel
c) Kompeten
d) Harmonis
e) Loyal
f) Adaptif
g) Kolaboratif
VIDEO III
SAMBUTAN KEPALA PUSAT PEMBINAAN PROGRAM DAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN LAN RI
Oleh : ERNA IRAWATI, S.SOS, M.POL., ADM.
Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi (ASN LAN RI)
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
LAN RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm. Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK P3K
dituntut belajar mandiri pada materi MOOC. Pembelajaran dibagi 3, Sikap Perilaku Bela Negara,
Nilai-nilai Rol Value dalam penyelenggaraan pemerintahan dan Kedudukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
RESUME AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA MODUL : WAWASAN KEBANGSAAN
DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA SEJARAH PERGERAKAN
KEBANGSAAN INDONESIA
A. SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia
terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan
pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada
tanggal 17 Agustus 1945.
Awal bangkitnya perjuangan Bangsa Indonesia yaitu dengan terbentuknya organisasi
Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di
Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh Soetomo. Rapat kecil
tersebut sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju
Indonesia Merdeka. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 dari hasil Kongres Pemuda
II dihasilkan kesepakatan berupa 3 kausal yang menjadi dasar Sumpah Pemuda.
Pergerakan-pergerakan sebagai upaya bangsa Indonesia mendapatan pengakuan
kemerdekaan Negara Indonesia terus berlanjut hingga pada puncaknya tanggal 17 Agustus
1945 diproklamasikan kemerdekaan Indonesia Oleh Soekarno dan Moh. Hatta setelah
mendapatkan desakan dari PPKI dan para pemuda. Setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia perjuangan masih tetap dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
B. WAWASAN KEBANGSAAN
Pengertian: cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD
NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
Tujuan bagi ASN: supaya para peserta memiliki cara pandang sebagai warga Negara
yang berwawasan kebangsaan dan sebagai wujud dedikasi abdi Negara.
C. EMPAT KONSESUS DASAR
1) Pancasila, Merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar
ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No.
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan, Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara,
termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila
2) Undang-Undang Dasar 1945, Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran
pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila
beserta normanorma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945,
menjadnorma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran
negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup
aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
3) Bhinneka Tunggal Ika, Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat
diuraikan BhinnaIka- Tunggal-Ia berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu.
Sebab meskipun secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya
satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
4) Negara Kesatuan Republik Indonesia, Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945
belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik
Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara.
Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga ynag dimiliki oleh ssseorang
baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yanng beragam yang
dilakukan berdasarkan tekad secara ihklas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jawa
raga yang dilandasi kecintaan terhadap
RESUME AGENDA II
1. Berorientasi Pelayanan
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah
dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang
diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing something better
and better).” Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi
yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada
atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017)
3. Kompeten
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar
(organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan
kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.
4. Harmonis
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan
sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas.
Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut bersama
kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan bermasyarakat.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman
dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi Sebagian besar karyawan atau orang dalam
organisasi menghabiskan separuh hidupnya di tempat kerja.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi Selalu ingat dalam
sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang menjalankan alur produktivitas.
5. Loyal
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan
perundang undangangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94
Tahun 2021 tentang Disiplin ASN.
6. Adaptif
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah
agar tetap bertahan (Robbins:2003)
Ciri-ciri individu adaptif :
Eksperimen orang yang beradaptasi
Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
Memiliki sumber daya
Selalu berpikir kedepan
Tidak mudah mengeluh
Tidak menyalahkan
Tidak mencari polularitas
Memiliki rasa ingin tahu
Memperhatikan system
Membuka pikiran
Memahami apa yang sedang diperjuangkan
7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta
mobilitas dan fleksibilitas.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah :
1. Kepercayaan
2. Pembagian kekuasaan
3. Gaya kepemimpinan
4. Strategi manajemen
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas publik
RESUME AGENDA III
1. Smart ASN
Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut
membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang
harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara.
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
1. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektorsektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
2. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
3. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
4. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen
ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memilikinilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih daripraktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pengelolaaan ASN
Untuk mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif dan efisien tersebut
diperlukan sebuah sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan jaminan
keamanan dan kenyamanan bagi individu yang bekerja didalamnya. Sebuah sistem yang
efisien, efektif, adil, terbuka/transparan, dan bebas dari kepentingan
politik/individu/kelompok tertentu. Kondisi ini memberikan lingkungan yang kondusif
bagi pegawai untuk bekerja dan berkinerja karena merasa dihargai dan juga diperhatikan
oleh organisasi.