Disusun Oleh :
BAB II
RESUME AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
MODUL I: WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA
A. SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran
diri sebagai warga dari suatu Negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Prof.Muladi,Gubernur Lemhanas RI,menyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah cara
pandang Bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,mengutamakan kesatuan dan persatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan.
Fakta –fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia terbangun dari
serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman
dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai Hari
Kemerdekaan Repulik Indonesia.
Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan
Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.316 tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959
tentang hari-hari Nasional yang bukan Hari Libur.Melalui Keputusan tersebut Presiden Republik
Indonesia menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi Nusa dan Bangsa Indonesia sebagai hari-hari
Nasional yang bukan hari-hari libur antara lain: Hari Pendidikan Nasional tanggal 8 Mei,Hari Indikator
Keberhasilan.Wawasan Kebangsaan ,4 (empat) consensus dasar dan Bendera,Bahasa dan Lambang
Negara,Serta Lagu Kebangsaan Indonesia.Kebangkitan Nasional Pada Tanggal 20 Mei,Hari Angkatan
Perang pada tanggal 5 Oktober,Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober,Hari Pahlawan pada
tanggal 10 Nopember,dan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.Awal bangkitnya perjuangan Bangsa
Indonesia yaitu dengan terbentuknya Organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei.108 oleh para
mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) mengagas sebuah rapat kecil yang di insani oleh
Soetomo.Rapat kecil tersebut ssungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju
Indonesia Merdeka.Kemudian pada tanggal 28 Oktober 8 dari 10 hasil Kongres Pemuda II dihasilkan
kesepakatan berupa kausal yang menjadi dasar Sumpah Pemuda
B. WAWASAN KEBANGSAAN
Pengertian cara pandang Bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(National System) yang bersumber dari Pancasila, UUD Negara RI 1945,NKRI, dan Bhineka Tungal Ika,
guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan Negara demi mencapai masyarakat yang
aman,adil,makmur, dan sejahtera.Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang
yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga suatu Negara akan dirinya dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersumber pada Pancasila,UUD 1945,NKRI dan Bhineka
Tunggal Ika guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi Bangsa dan Negara demi mencapai
masyarakat yang aman,adil,makmur dan sejahtera
Tujuan Bagi ASN: Supaya para peserta memiliki cara pandang sebagai Warga Negara yang
berwawasan kebangsaan dan sebagai wujud dedikasi Abdi Negara
B. ANCAMAN
Yang dimaksud dengan ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah
kondisi,tindakan,potensi,baik alamiah atau hasil suatau rekayasa,berbentuk fisik atau non fisik
berasal dari dalam atau luar negeri,secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau diduga atau
yang sudah nyata dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam
rangka pencapaian tujuan nasionalnya.Ancaman adalah setiap usaha atau kegiatan, baik dalam
negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau
membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,dan
keselamatan setiap bangsa.
Ancaman juga dapat terjadi dikarenakan adanya konflik kepentingan (Conflict of internal),mulai
dari kepentingan personal (individu) hingga kepentingan nasional.Benturan kepentingan di for a
Internasional,regional dan nasional kerap kali bersimbiosis melahirkan berbagai bentuk
ancaman.Potensi ancaman kerap tidak disadari hingga kemudian menjelma menjadi ancaman.Dalam
konteks inilah,kesadaran bela Negara Perlu ditumbuhkembangkan agar potensi ancaman tidak
menjelma menjadi ancaman.
C. KEWASPADAAN DINI
Dalam konteks kesehatan masyarakat dikenal Sistem Kewaspadaan Dini KLB. Sistem
Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi KLB
beserta factor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan teknologi surveilans epidemiologi
dan dimanfaatkan untuk sikap tanggap kesiapsiagaan,upaya-upaya pencegahan dan tindakan
penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat.
D. NASIONALISME
Nasionalisme dalam arti sempit,yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan sehingga
mengenggap bangsa lain lebih rendah kedudukannya,kemudian Nasionalisme dalam arti luas yaitu
sikap mencintai bangsa dan Negara sendiri dan menganggap semua bangsa sama derajatnya.Sikap
patriotisme adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan Negara.
1. KORUPSI
Berikut ini adalah jenis tindak pidana korupsi dan setiap bentuk tindakan korupsi diancam
dengan sanksi sebgaimana diatur di dalam UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi dan UU No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,yaitu bentuk tindakan:
1) Melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan keuangan/perekonomian
Negara (pasal2)
2) Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan
keuangan/kedudukan yang dapat merugikan perekonomian Negara (pasal 3)
3) Penyuapan (Pasal 5,Pasal 6,dan Pasal 11)
4) Penggelapan dalam jabatan (pasal 8,pasal 9 dan Pasal 10)
5) Pemerasan dalam jabatan (Pasal 12)
6) Berkaitan dengan pemborongan (Pasal 7)
7) Gratifikasi (Pasal 12 B dan Pasal 12 C)
8)
2. NARKOBA
Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mengesahkn Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1976 Tentang NarkotikaIhal ini dapat terlaksana setelah stelah Indonesia
meratifikasi UN Single Convention on Narcotic Drugs 1961dan diamendemen dengan protokol1 972
yang diratifikasi oleh DPR.Dengan terbitnya undang-undang tersebut maka pelaku peredaran gelap
mendapatkan ancaman hukuman maksimal pidana mati.
4. MONEY LAUNDRY
Money laundry adalah upaya menyamarkan,menyembunyikan,menghilangkan atau jejak dan asal
usul uang dan/atau harta kekayaan yang diperoleh dari hasil tindak pidana tersebut. RUU tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dibawah koordinasi Departemen Kehakiman
dan HAM,yang kemudian diundangkan dan disahkan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada
tanggal 17 April 2002 melalui Jurnal Belajar Mandiri MOOC Orientasi PPPK 2023 UU No 15 Tahun
2002.Undang-undang ini secara formal dan tegas menyatakan praktik pencucian uang adalah suatu
tindak pidana (kriminalisasi pencucian uang).
5. PROXY WAR
Proxcy War diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan antara dua pihak yang
bermusuhan,dengan menggunakan pihak ketiga.Pihak ketiga ini sering disebut dengan boneka,pihak
ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapapun,kecuali pihak yang
mengendalikannya dari jarak tertentu.
Pengamalan Pancasila sebagai dasar falsafah Negara harus benar-benar direalisasikan,sehingga
tertanam nilai-nilai Pancasila dalan rangka mencegah terjadinya konflik antar suku,agama dan daerah
yang timbul akibat dari proxcy war serta mengantisipasi adanya keinginan pemisahan dari NKRI
BABIII
RESUME AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR PNS
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki beberapa kecakapan,tujuannya sebagai modal
dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.Kecapakan yang dimaksud adalah:
a. Berorentasi Pelayanan
Menurut Undang-Undang pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atas barang jasa,dan/atau pelayanan administrative yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan public.Dalam memberi pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
maka seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bisa memahami dan mematuhi kebutuhan
masyarakat,ramah,cekatan,arif dapat diandalkan dan dapat melakukannperbaikan tiada henti.
b. Akuntabel
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan public kepada atasan,lembaga Pembina,dan lebih
luasnya kepada publik.
Dalam hal ini seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bertanggung jawab atas kepercayaan
yang diberikan dengan melakukan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,cermat,disiplin,dan
berintegritas tinggi.Selain itu seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus bijak menggunakan
kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,efektif dan efisien, dan tidak menyalah
gunakan kewenangan jabatan.
c. Kompeten
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus terus belajar dan mengembangkan kapabilitas diri
dengan meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah,membantu
orang lain belajar,dan melakukan tugas kualitas baik.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN,kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan,ketrampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati,diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan,ketrampilan dan sikap/perilaku yang
dapat diamati,diukur,dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi;dan 3)
Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan,ketrampilan ,dan sikap/ perilaku yang dapat
diamati,diukur,dan dikembangkanterkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama,suku,dan budaya, perilaku,wawasan kebangsaan,etika,dan nilai-
nilai,moral,emosi,dan prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran,fungsi dan jabatan.
d. Harmonis
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang baik harus saling peduli dan menghargai perbedaan,menghargai
setiap orang apapun latar belakangnya,suka menolong orang lain,membangun lingkungan kerja yang
kondusif.Membangun budaya harmonis ditempat kerja sangat penting dalam suatu
organisasi.Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk
organisasi.
e. Loyal
Secara etimologis,istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia.secara harfiah loyal berarti setia,atau suatu kestiaan.Bagi seorang Pegawai Negeri
Sipil,kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,paling tidak terhadap cita-cita organisasi,dan lebih-
lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara dengan cara memegang teguh
ideologi Pancasila.UUD 1945,NKRI serta pemerintahan yang sah.Selain itu harus menjaga nama
baik ASN,pimpinan,instansi dan Negara serta menjaga rahasia jabatan dan Negara.
f. Adaftif
Adaftif (adaptasi) adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai
tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah
agar tetap bertahan .
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus terus berinovasi dan antusias dalam mengerakkan serta
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.Selain itu seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) cepat
menyesuaikan diri menghadapi perubahan,terus berinovasi mengembangkan kreativitas dan
bertindak positif.
g. Kolaboratif
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus membangun kerja sama yang sinergis,memberi kesempatan
kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai
tambah,serta dapat mengerakkan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
BAB IV
RESUME AGENDA III
KEDUDUKAN DAN ASN DALAM NKRI
MODUL I: SMART ASN
A. LITERASI DIGITAL
Digital Skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui,memahami,dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-
hari.Digital culture merupakan Kemapuan Individu dalam
membaca,menguraikan,membiasakan,memeriksa dan membangun wawasan kebangsan,nilai
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehiduan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui
pemanfaatan TIK.Digital ethics merupakan kemapuan individu dalam menyadari
mencontohkan,menyesuaikan diri,merasionalkan,mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelola digital dalam kehidupan sehari-hari.Digital safety merupakan Kemampuan User dalam
mengenali,mempolakan,menerapkan,menganalisis,menimbang dan meningkatkan kesadaran
perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari
Literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekedar menitiberatkan pada
kecakapan untuk menguasai teknologi.
Lebih dari itu,literasi digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia
&Wijayanto,2020; Kurnia & Astuti,2017).Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi
digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,melainkan juga mampu bermedia digital
dengan penuh tanggung jawab.
B. PILAR LTERASI DIGITAL
Terdapat dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi.Poros pertama yaitu domain
kapasitas literasi digital memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital sebagai kemampuan
individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga kemampuan inividu untuk
berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/social.Sementara itu,poros berikutnya adalah
domain ruang “ informal-formal” yang memperlihatkan ruang pendekatan dalam penerapan
kompetensi literasi digital.Ruang informal ditandai dengan pendekatan yang cair dan
fleksibel,dengan instrument yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai sebuah
kelompok komunitas/masyarakat.Sedangkan ruang formal ditandai dengan pendekatan yang lebih
terstruktur dilengkapi instrument yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai warna
‘negara digital’.Blok-blok kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap
modul sesuai dengan domain kapasitas dan ruangnya.
Digital skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi digital, berada
di domain ‘single,informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud kewarganegaraan
digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain ‘kolektif,formal’ dimana kompetensi digital
individu di fungsikan agar mampu berperan sebagai warga Negara dalam batas –batas formal yang
berkaitan dengan hak,kewenangan,dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara”.Digital Ethic ( Etis
bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa
menjadi bagian masyarakat digital,berada di domain (kolektif,Informal).Digital Safety (Aman Bermedia
Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada
domain’singe,formal’ karena sudah menyentuh instrument-instrumen hukum positif.
Terdapat 4 pilar dalam literasi digital diantaranya yaitu:
a. Etika bermedia digital adalah panduan etis dan control diri dalam menggunakan media
digital.Mengapa harus menerapkan etika dalam bermedia digital?karena adal hal yang harus
diperhatikan,diantaanya:
1. Penetrasi Internet yang sangat tinggi
2. Perubahan perilaku masyarakat media konvensional ke media digital dan,
3. Intensitas orang berinteraksi dengan gawai/gadget yang semakin tinggi
b. Cakap Bermedia digital yaitu kemampuan individu dalam memahami dan menggunakan perangkat
keras dan lunak serta system operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
c. Aman bermedia digital yaitu kecakapan untuk melakukan perlindungan identitas digital dan data diri
d. Budaya bermedia digital yaitu tiap individu memiliki tanggung jawab untuk melakukan seluruh
aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan.
Transaksi Elektronik
Menurut undang-undang ITE No.11 Tahun 2008: Transaksi dengan menggunakan
computer,jaringan computer,dan media elektronik lainnya.Jenis pembayaran transaksielektronik atau
daring ini diantaranya adalah transfer bank,dompet digital,COD atau pembayaran
ditempat,pembayaran luring,kartu debit,dan kartu kredit.Contoh dompet digital diantaranya: Shoope
Pay,OVO,Gopay dan lain-lain.Kemajuan digital seperti sekarang ini menimbulkan peluang
munculnya penipuandigital.Hak dan kewajiban dalam dunia digital.
1. Akses dan tidak dikriminatif
2. Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi
3. Kebebasan berkumpul,berkelompok,dan partisipasi
4. Perlindungan pripasi data
5. Pendidikan dan literasi
6. Perlindungan terhadap anak
7. Hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran anak
MODUL II :MANAJEMEN ASN
Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN,disebutkan bahwa berdasarkan jenisnya,pegawai
ASN terdiri dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja.
A. KEDUDUKAN ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur Aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik.
Contonya sebagai ASN Guru dalam bidang Undang-Undang No.14 Tahun 2005 dijelaskan
bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai pendidik professional dengan tugas utama
yaitu:mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik.
BAB V
KESIMPULAN
Pembelajaran mandiri Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dilakukan melalui
Massive Open Online Course (MOOC).Dalam Massive Open Online Course (MOOC) terdapat tiga
agenda yang harus di pahami.Agenda Pertama Mencakup sikap perilaku bela Negara yang harus dimiliki
oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN),meliputi:wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela
Negara,analisis isu kontemporer,kesiapsiagaan bela negara. Agenda kedua mencakup nilai nilai dasar
yang harus dimliki oleh seorang Aparatur Sipil Negara (ASN),meliputi beriorentasi
pelayanan,akuntabel,kompeten,harmonis,loyal,Adaftif, dan kolaboratif.Sedangkan pada agenda tiga
mencakup kecakapan digital yang harus dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui SMART
ASN dan manajemen ASN.
Denikian materi dari Agenda I,II,III, yang dapat saya sampaikan,melalui materi ini saya menjadi lebih
paham tentang peranan dan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap ASN dan akan saya
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Semoga jurnal ini bermanfaat.