Agung Widodo,S.Pd.SD.
MATERI I
MATERI II
Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI DR. Muhammad Taufiq
DEA Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia. Penguasaan Core
Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan BerAKHKLAK :
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
Kata kunci : Kempuan berinovasi
Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital (SMART ASN)
Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang unggul dan
mendukung daya saing bangsa
MATERI III
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK
P3K dituntut belajar mandiri pada materi MOOC.
Pembelajaran dibagi 3
1. Sikap perilaku Bela Negara
2. Nilai-nilai rol value dalam penyelenggaraan pemerintahan
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka- Tunggal-Ia
berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya
memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat
saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif
berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah
melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan
mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara.
Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan
kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa,
kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengaturan tentang bendera, bahasa, dan lambang
negara, serta lagu kebangsaan Indonesia diatur di dalam bentuk UU Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan.
C. Ancaman
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
keselamatan segenap bangsa, usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
dapat mengancam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik aspek ideologi,
politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan keamanan.
D. Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini sesungguhnya adalah kewaspadaan setiap warga Negara terhadap
setiap potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya tangkal dari segala potensi
ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik sosial. Peserta Latsar CPNS diharapkan
mampu mewujudkan kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi dalam menghadapi berbagai potensi
ancaman. Kewaspadaan dini diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat
(Tepat Lapat) yang mengandung unsur 5W+1H (When, What, Why, Who, Where dan How)
kepada aparat yang berwenang. Setiap potensi ancaman di tengah masyarakat dapat segera
diantisipasi segera apabila warga Negara memiliki kepedulian terhadap lingkungannya,
memiliki kepekaan terhadap fenomena atau gejala yang mencurigakan dan memiliki
kesiagaan terhadap berbagai potensi ancaman.
bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya. e. Berpartisipasi menjaga
kedaulatan bangsa dan negara.
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. Ditunjukkannya dengan adanya
sikap : a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila. b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara. d.
Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila. e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila
sebagai dasar negara.
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara. Ditunjukkannya dengan adanya
sikap : a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dan negara. b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman. c.
Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. d. Gemar
membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan. e. Yakin dan percaya bahwa
pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap: a.
Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia. b. Senantiasa memelihara
jiwa dan raga c. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan
Tuhan Yang Maha Esa. d. Gemar berolahraga. e. Senantiasa menjaga kesehatannya.
terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana
Tambahan.
NARKOBA : Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal
dari bahasa Yunani yaitu ”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-
apa. Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ”Narcissus” yang
berarti jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak
sadarkan diri.
PENGGOLONGAN NARKOTIKA Golongan I yang ditujukan untuk ilmu
pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan sangat berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin, heroin, petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis,
marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta kokain, daun koka; Golongan II
berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin; Golongan III berkhasiat
untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh kodein.
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIK Golongan I hanya digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi serta sangat berpotensi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD; Golongan II berkhasiat untuk
pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau italin; Golongan III
berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang mengakibatkan
ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam; Golongan IV berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam.
ZAT ADIKTIF Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat, Senyawa organik, yang terdapat pada
berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin, yang
sering disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku dll, rokok, tembakau, dll.
SEJARAH NARKOTIKA
PERANG CANDU I PADA TAHUN 1839 – 1842 DAN PERANG CANDU II
PADA TAHUN 1856 – 1860 PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856
Inggris dan
Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri candu
(opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China.
Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga
berdampak pada Kekuatan Militer China.
PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856 Inggris dan Perancis (Eropa)
melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri candu (opium). Perang
nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China. Membanjirnya Candu ke
China berdampak melemahnya rakyat China yang juga berdampak pada Kekuatan
Militer China. Narkoba jenis morphin sudah dipakai untuk keperluan perang saudara di
Amerika Serikat, Morphin digunakan militer untuk obat penghilang rasa sakit apabila
terdapat serdadu / tentara yang terluka akibat terkena peluru senjata api.
INDONESIA ATAU NUSANTARA Orang-orang di pulau Jawa ditengarai sudah
menggunakan opium. Pada abad ke-17 terjadi perang antara pedagang Inggris dan VOC
untuk memperebutkan pasar Opium di Pulau Jawa. Pada tahun 1677 VOC
memenangkan persaingan ini dan berhasil memaksa Raja Mataram, Amangkurat II
untuk menandatangani perjanjian yng sangat menentukan, yaitu: “Raja Mataram
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang
Nomor 25 Tahun 2003.
Tindak pidana pencucian uang di Indonesia dapat diklasifikasi ke dalam 3 (tiga) pasal,
yaitu:
1. Tindak Pidana Pencucian Uang yang diakomodir di dalam Pasal 3
(DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
b. Lembaga Penuntutan TPPU
1. Kejaksaan
2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
c. Lembaga Peradilan TPPU
1) Pengadilan Umum
2) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
5. Pihak terkait lainnya
Berbagai pihak, baik lembaga pemerintah, perusahaan BUMN dan swasta, maupun
masyarakat luas, menjadi bagian yang saling melengkapi dari sistem rezim anti pencucian
uang di Indonesia.
6. Lembaga Intelijen Keuangan
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang secara
umum dikenal sebagai unit intelijen keuangan (Financial Intelligence Unit/FIU),
dibentuk sejak tahun 2002 melalui Undang-undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang, dan secara khusus diberikan mandat untuk mencegah
dan memberantas tindak pidana pencucian uang di Indonesia.
Tugas PPATK
Sebagai lembaga intelijen keuangan, PPATK berperan mencegah dan memberantas
tindak pidana pencucian uang di Indonesia, yaitu: (i) Pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana Pencucian Uang; (ii) Pengelolaan data dan informasi;
(iii) Pengawasan kepatuhan Pihak Pelapor; dan (iv) Analisis/pemeriksaan laporan dan
informasi Transaksi Keuangan yang berindikasi TPPU dan TP lain.
4. Membangun Kesadaran Anti-Pencucian Uang
Upaya pengembangan rezim anti pencucian uang di Indonesia tidak akan dapat
dilaksanakan secara maksimal dan efektif serta berhasil guna tanpa adanya orientasi dan
tujuan yang jelas mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh serta pemahaman yang
baik atas masalah-masalah yang harus diselesaikan secara bersama-sama oleh segenap
komponen bangsa Indonesia, tanpa kecuali.
A. Proxy War
1. Sejarah Proxy War
Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa besar yang mempunyai lata belakang
sejarah yang panjang. Sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,
bangsa Indonesia adalah bangsa yang masih bersifat kedaerahan ditandai dengan adanya
kerajaan-kerajaan yang menguasai suatu wilayah tertentu di Nusantara. Hal ini antara lain
dibuktikan dari adanya kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara yang menjadi penguasa di
Asia Tenggara di masa lalu.
Kemudian seiring waktu berjalan lahirlah Pancasila sebagai fundamental bangsa
Indonesia yang disusun menurut watak peradaban Indonesia yang memiliki banyak suku
bangsa, bahasa, adat istiadat, dan agama, maka dengan merumuskan Peri Kebangsaan,
Peri Kemanusian, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Peri Kesejahteraan Rakyat.
Diharapkan Pancasila dapat menjadi suatu fondasi bangsa Indonesia sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa yang dapat menyelaraskan serta menyatukan segala macam
perbedaan.
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini
yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non
negara. Kepentingan nasional negara negara besar dalam rangka struggle for power dan
power of influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai
tujuannya.
yang disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik.
Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi.
Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari risiko
pelanggaran hukum:1) Memahami regulasi yang ada, 2)Memahami regulasi atau UU
yang terkait dengan IT, 3) Menegakan etika ber-media sosial, 4) Memasang identitas asli
diri dengan benar, 5) Cek terlebih dahulu kebenaran informasi yang akan dibagikan
(share) ke publik. 6) Lebih berhati-hati bila ingin memposting hal- hal atau data yang
bersifat pribadi.
Dalam hal ini ASN sebagai perekat bangsa harus mampu mengoptimalkan
komunikasi massa baik melalui media massa maupun media sosial guna mengadvokasi
nilai-nilai persatuan yang saat ini menjadi salah satu isu kritikal dalam kehidupan
generasi muda.
TEKNIK ANALISIS
ISU
A. Memahami Isu Kritikal
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial
B. Teknik-Teknik Analisis Isu
1. Teknik Tapisan Isu
Beberapa alat bantu menganalisis isu disajikan sebagaiberikut:
a. Mind Mapping
b. Fishbone Diagram
C. Analisis SWOT
1. Tahap pengumpulan data;
2. Tahap analisis
3. Tahap pengambilan keputusan
D. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis
Kasus William Kidd (1680-an)
Watergate (1970-an)
bidang pasar modal; (i) di bidang perasuransian; (j) kepabeanan; (k) cukai; (l)
perdagangan orang; (m) perdagangan senjata gelap; (n) terorisme; (o)
penculikan; (p) pencurian; (q) penggelapan; (r) penipuan;
(s) pemalsuan uang; (t) perjudian; (u) prostitusi; (v) di bidang perpajakan; (w)
di bidang kehutanan; (x) di bidang lingkungan hidup; (y) di bidang kelautan
dan perikanan; atau (z) tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana
penjara 4 (empat) tahun atau lebih.
Harta hasil tindak pidana
Harta hasil tindak pidana (proceed of crime) dalam pengertian formil
merupakan harta yang dihasilkan atau diperoleh dari suatu perbuatan tindak
pidana yang disebutkan sebagai tindak pidana asal pencucian uang
sebagaimana disebut dalam 26 macam jenis tindak pidana asal di atas.
negara besar dalam rangka struggle for power dan power of influence
mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan
menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai
tujuannya.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai- nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara,
demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character
building. Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi, dan
budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia, merupakan
kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan eskalasi ancaman
sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis yang juga mempengaruhi
kondisi dalam negeri yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan.
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945
untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:
1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adildan makmur.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman sekarang di
berbagai lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran
untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
Kesehatan Berpikir
Cara yang paling mudah memahami kesehatan dalam berpikir adalah
dengan memahami kesalahan dalam berpikir. Sejumlah kesalahan berpikir
(distorted thinking) berkontribusi dalam pelbagai masalah mental manusia.
Kesalahan-kesalahan berpikir ini juga bisa mempengaruhi kemampuan manusia
dalam mengendalikan diri (self control) dan pengelolaan stres (stress
management) karena menjadi sebab hilangnya rasionalitas manusia dan
munculnya interpretasi tidak realistik terhadap pelbagai kejadian di sekitar.
Makna hidup terdiri dari sejumlah komponen berikut ini (Pasiak, 2012):
7) Menolong dengan spontan
8) Memegang teguh janji
9) Memaafkan (diri dan orang lain).
10)Berperilaku jujur.
11) Menjadi teladan bagi orang lain. 12)Mengutamakan
keselarasan dankebersamaan
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi seorang ASN yang profesional yaitu:
a) Berpenampilan yang rapi dan menarik (very goodgrooming)
b) Postur tubuh yang tepat (correct body posture)
c) Kepercayaan diri yang positif (confidence)
d) Keterampilan komunikasi yang baik (communicationskills)
KONSEP KEPROTOKOLAN
Dari berbagai literatur dan sumber referensi, disebutkan bahwa istilah
“Protokol” pada awalnya dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda dan Inggris
pada saat mereka menduduki wilayah Hindia Belanda, yang mengambil dari
Bahasa perancis Protocole.
Melalui Undang-UndangNomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan
yang memberikan penjelasan bahwa “Keprotokolan “ adalah :
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
“serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau
acara resmi yang meliputiTata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai
bentuk penghormatan kepada seseorang sesuaidengan jabatan dan/atau kedudukannya
dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.”
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
AGENDA 2
NILAI - NILAI DASAR PNS
MODUL : BERORIENTASI
PELAYANAN
BERORIENTASI PELAYANAN
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan
bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait
dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib
mendengarkan aspirasi dan
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
MODUL : AKUNTABEL
sebaliknya mental dan pola pikir positifpun harus bisa memberikan dampak
serupa.
B. KONSEP AKUNTABILITAS
a. Pengertian Akuntabilitas
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajibanuntuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai
pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke,2017).
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilakuyang sesuai dengan Core Values
ASNBerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut
adalah:
i. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
ii. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
iii. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya
dengan berintegritas tinggi
b. Aspek-Aspek Akuntabilitas
i. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
ii. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is
results-oriented)
iii. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
iv. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
v. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
c. Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
i. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi);
ii. untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional);
iii. untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran
belajar).
d. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas Kelompok
AkuntabilitasOrganisasi
Akuntabilitas Stakeholder
MODUL : KOMPETEN
• Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru.
• Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
• Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:
Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien.
Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Harmonis:
a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;
b. Suka mendorong orang lain;
b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal:
a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adaptif:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
Kolaboratif:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran
Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan
perilaku (kode etik) kompeten yaitu: a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubahi; b. Membantu orang lain belajar; dan c.
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Perilaku kompeten ini sebagaiamana dalam
poin 5 Surat Edaran MenteriPANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di
instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan
organisasi/instansi.
1. Berkinerja yang BerAkhlak:
• Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja.
• Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
• Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
2. Meningkatkan kompetensi diri:
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan.
• Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber
pembelajaran utama dari Internet.
• Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
• Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja
atau tempat lain.
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
• Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang mengatur diri
sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.
3. Membantu Orang Lain Belajar:
• Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morning tea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan.
• Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open Forums).
• Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan, 54 presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories).
• Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned).
4. Melakukan kerja terbaik:
• Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang
melalui berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.
• Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan
dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup seseorang
MODUL : HARMONIS
MODUL : LOYAL
MODUL : ADAPTIF
Persamaan dari organisasi yang mungkin muncul dalam praktek penerapan adaptasi
dari organisasi berbeda adalah sama sama memiliki tujuan yang sama untuk mencapai
kemampuan organisasi yang maju dan terarah.
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
perilaku adaptif sebagai nilai dan budaya ASN menurut Learning Organization (peter
Senge)
a. pegawainya harus terus mengasah pengetahuannya hingga tingkat mahir
(personal mastery)
b. pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama
atau gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (shared vision)
c. pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang
organisasi,
Seorang pemimpin adalah seorang yang dapat membawa perubahan adaptif seseorang
bukan teknis. Perubahan itu untuk kebaikan mereka sendiri dan kebaikan organisasi ( Eddy
Teo, mantan Sekretaris Tetap Singapura)
Johansen menyarankan pemimpin organisasi melakukan hal – hal berikut:
1. Hadapi Volatility dengan vision
a. Adalah terima dan rangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja Anda
yang konstan dan tidak dapat diprediksi
b. Untuk menghadapi situasi volatility pastikan anda menetapkan tujuan fleksibel yang
dapat diubah bila diperlukan.
2. Hadapi Uncertainty dengan Understanding
a. Kemampuan untuk memahami sesuatu menjadi salah satu kunci dalam
menghadapi ketidakpastian. Memahami itu sendiri lebih mendalam dibandiing mengetahui.
Dengan mengrtahui seseorang belum tentu mejmahami, sedangkan memahami, seseorang
sudah pasti mengetahui.
b. Jadikan investasi, analisis dan interpretasi bisnis serta kompetitif intelegency
sebagai prioritas sehingga anda tidak ketinggalan atau tetap up to date dengan berita – berita
yang ada.
c. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja
organisasi melalui peningkatan Kinerja SDM organisasi.
Tujuan Evaluasi kinerja yang dikemukakan oleh sunyoto ( 1999 : 1) yang dikutip oleh
mangkunegara 2005 : 10 adalah
(a). Meningkatkaan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan kinerja.
(b) Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga termotivasi untuk
berbuat yang lebih baik untuk berprestasi’.
Memberikan peluang kepda Karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan aspirasinya
terhad pekerjaan yang diemban
(d). Merumuskan kembali sasaran masa depan sehinnga karyawan termotivasi untuk berprestasi
d. Melalui simulasi dan eksperimen yang valid maka diharapkan dapat membantu kita
dalam ketidakpastian.
3. Hadapi Complexity dengan Clarity
a. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita dituntut untuk tidak hanya memahami
prosesnya tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif. Komunikasi
dikataka efektif apabila komunikasi yang terjadi bersifat 2 arah yaitu dimana makna yang
distimulasikan sama atau serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
b. Membangun dan mengembangkan tim adalah tugas utama kepemimpinan. Tanpa
keterampilan membangun tim seorang pemimpin beresiko membatasi produktivitas pegawai.
5. Langkah membangun Tim secara efektif:
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
(a). Tetapkan kepemimpinan, (b) Bangun hubungan dengan pegawai,(c) Bangun hubungan
diantara pegawai, (d) Menumbuhkan kerja sama kolaborasi Tim, (e) Tetapkan aturan dasar
untuk tim.
4. Hadapi Ambiquity dengan Agility
a. dorong fleksibilitas kemampuan beradaptasi dan ketangkasan . Kombinasi dari sistem fisik-
cyber, Internet of Things (IoT) dan Internet of Sysstems membuat industry menjadi mungkin,
serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan.
b. Pekerjakan dan promosikan orang yang berhasil di lingkungan VUCA. Tidak akan salah
pilih karena mereka merupakan SDM yang bertalenta tinggi dan teruji.
c. Rotasi pekerjaan dan pelatihan silang bisa menjadi cara terbaik untuk meningkatkan
ketangkasan tim.
d. Hindari mempimpin dengan mendikte atau mengendalikan mereka. Bass pada tahun 1985
mendefinisikan Kepemimpinan transaksional berhgubungan dengan kebutuhan bawahan yang
difokuska pada perubahan.
e. Kembangkan budaya ide. Jenis budaya yang energik dan dapat mengubah tim menjadi
kreatif dan gesit serta inovatif.
B. Perilaku Adaptif Lembaga / Organisasional
Orgaisasi Adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel (Siswanto , and
Sucipto, Agus 2008, dalam Yuliani dkk 2020.
Berdasarkan proposal Chang dan Lee (2007) membagi tipe budaya organisasi :
1. Budaya Adaptif ( Adaptive Culture), budaya bersifat fleksibel dan eksternal dapat
memuaskan permintaan pelanggan pada lingkungan eksternal.
2.Budaya misi ( mission culture), Budaya yang bersifat stabil dan eksternal menekankan
organisasi dengan tujuan yang jelas dan versi – versinya.
3. Budaya klan ( clan culture). Budaya yang bersifat fleksibel dan internal menekankan para
anggotanya harus memainkan peran tingkah laku efisien yang tinggi dengan rasa penuh
tanggung jawab.
4. Budaya Birokratif ( bureaucratic culture). Budaya yang bersifat stabil dan internal
organisasi memiliki tingkat konsistensi yang tinggi akan aktifitas – aktifitasnya.
C. Perilaku Adaptif Individual
SDM yang adptif dan terampil kian dibutuhkan pada dunia kerja industry yang semakin
kompetitif serta memiliki soft kill dan kualifikasi mumpuni pada spesifikasi bidang tertentu.
Pergeseran kebutuhan kompetensi dijelaskan Nadiem sebagai salah satu dampak dari
perkembangan teknologi dalam bentuk digital otomasi dan robotisasi serta resesi global yang
merupakan kombinasi dasyat atau double disrubtion yang mengubah landscape pekerjaan di
masa depan.
D. Panduan Membangun Organisasi Adaptif
Organisasi adaptif edisektor publikn ataupun bisnis dapat dibangun dengan cara :
1. Membuat Tim yang di arahkan sendiri.
2. Menjembatani Silo Melalui Keterlibatan Karyawan.
3. Menciptakan tempat dimana karyawan dapat berlatih berpikir adaptif.
Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif yang dapat terus berkembang
diperlukan beberapa konsep dan strategi yaitu:
1. Landscape. Adaptif erat hubungannya dengan kemampuan utuk berubah dan terus
berupaya antisipatif.
2. Learning. Perusahaan yang sukses menciptakan sebuah kulture yang adaptif adalah yang
tidak hanya sekedar mendorong setiap individunyauntuk terus belajar, tapi juga mensharenya.
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
3. Leadership. Mengelola sebuah organisasi yang adaptif memerlukan visi dan skill
nontradisional
MODUL : KOLABORATIF
World Economic Forum (WEF) (2021) juga ambil bagian dalam menganalisis
tantangan global yang akan dihadapi yaitu adanya serangan cyber, perubahan iklim secara
global, ketimpangan digitalisasi, kegagalan iklim, adanya senjata pemusnah masal, krisis
mata pencaharian penyakit menular , serta kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia.
Dibalik berbagai tantangan yang dihadapi di atas, birokrasi Indonesia masih dihadapkan
pada fragmentasi dan silo mentality. Hal tersebut oleh Caiden (2009) dianggap sebagai
patologi birokrasi. Kolaborasi kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan silo
mentality. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,
implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi
stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan,
collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam
kebijakan membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob
C. de Loe, 2012). WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai
pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan
yaitu: ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Berdasarkan ketentuan
Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan
lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundang- undangan. Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki
oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
mewujudkan harapan tersebut. PendekatanWoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa
negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan
yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM
Terdapat dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi. Poros pertama, yaitu
domain kapasitas ‘single–kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital
sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga
kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal.
Sementara itu, poros berikutnya adalah domain ruang ‘informal–formal’ yang memperlihatkan
ruang pendekatan dalam penerapan kompetensi literasi digital. Ruang informal ditandai
dengan pendekatan yang cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih menekankan pada
kumpulan individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang
formal ditandai dengan pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi instrumen yang lebih
menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga negara digital.’ Blok-blok
kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap modul sesuai dengan
domainkapasitas dan ruangnya.
berperan sebagai warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak,
kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia
Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk bisa
menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital Safety
(Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan
dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh instrumen-instrumen
hukumpositif.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas
dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat
Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020. Angka ini
melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit
setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia
mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja
dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital
setiap warga negara.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status
sebagai PNS.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode
etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa.
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan
secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif
terdiri dari keberatan dan banding administrative
tua
4. Perlindungan Pengembangan kompetensi
5 Pengembangan kompetensi
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU
ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan
untuk mengembangkan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah
wajib memberikan perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, bantuan hukum.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah
- Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
- Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
- Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
- Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
- Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
- Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Fungsi kode etik ini antara lain : sebagai pedoman, sebagai standar penilaian
sifat, perilaku, dan tindakan birokrasi public dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya.
karena itu kinerja ASN menjadi indikator utama yang menentukan kualitas ASN
itu sendiri. Merit sistem adalah salah satu strategi untuk mendorong produktivitas
kerja lebih tinggi karena ASN dijamin obyektivitasnya dalam perjalanan
kariernya.
“Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”. Semua fungsi dan
komponen dalam manajemen ASN sebagaimana tercantum dalam Pasal 55
manajemen PNS) dan pasal 93 (mengatur manajemen PPPK) UU ASN harus
menerapkan sistem merit ini. Pasal 55 menyebutkan bahwa “Manajemen PNS
meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari
tua, dan perlindungan. Pasal 93: Manajemen PPPK meliputi: penetapan
kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan kerja, perlindungan.
Komponen pengelolaan ASN :
1) Perencanaan
2) Monitoring, Penilaian dan Pengembangan
3. Kegiatan Belajar 3 : Mekanisme Pengelolaan ASN
a. Manajemen PNS dan PPPK
Manajemen PNS Meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Sedangkan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.
b. Pengelolaan Jabatan Pimpinan Tinggi
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan
Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi,
kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun
dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi
hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
Resume/Jurnal Latsar MOOC PPPK 2022
Agung Widodo,S.Pd.SD.