Anda di halaman 1dari 18

RESUME JURNAL MOOC PPPK

TAHUN 2023

Oleh

NAMA : ADRIANI NURNASRAH ADNAN, S.Si.

NIP : 19850928 202221 2 009

INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIT KERJA : SMKN 6 KENDARI

PROVINSI : SULAWESI TENGGARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kapada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan jurnal MOOC PPPK. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mewariskan keteladanan yang baik
dalam kehidupan umat manusia.
Jurnal ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan sertifikat
telah melaksanakan course MOOC PPPK. Proses penyusunan jurnal tidak lepas dari
berbagai bantuan, dukungan, saran dan kritik yang telah penulis dapatkan, oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasihkepada semua pihak yang
terlibat. Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada ayahanda Alm. Ir. Adnan Syam, M.Sc
dan Ibunda tercinta Dra. Nurniaty Arfah atas bekal iman, islam, ilmu, pendidikan sebagai
modal bagi penulis mengarungi kehidupan yang semoga menjadi amal sholeh bagi mereka
berdua dan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang magister. Terimakasih atas semua doa, keiklasan dan keridhoan yang
telah diberikan beliau kepada penulis. Untuk seluruh keluargaku Yusuf, Maryam, Ayyi,
Kalila, Kiki, Novi, Lisa dan Acil yang selalu mencurahkan dukungan tak terbatas dan doa
yang mengalir.
Kepada para respondenku, siswa-siswiku, teman sejawat dan teman seruanganku,
yang selalu memberikan dukungan kepada gurunya supaya secepatnya menyelesaikan
sekolahnya. Kepada jajaran guru dan staf SMKN 6 Kendari atas segala doanya, penulis
ucapkan terima kasih.
Kepada rekan-rekan guru Orientasi PPPK Angkatan I dan rekan-rekan lainnya
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kebersamaan dan saling dukung
selama menempuh pembelajaran pada diklat ini. Bukan suatu kesengajaan apabila penulis
tidak mampu menyebutkan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
jurnal ini. Penulis memohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya semoga amal
kebaikan dibalas dengan rahmat dari Allah subhanahu wataala. Aaamiiin yaa rabbal
aaalamiiin.
Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis mengharapkan
semoga Jurnal ini bermanfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.

Kendari, 2023

Penulis

Adriani Nurnasrah Adnan


DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

ISI ...................................................................................................... 1

Penutup ...................................................................................................... 20
MATERI I
Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr. Adi Suryanto, M.Si.
Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi industry 4.0 menuntut kita
supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pondasi penting mewujudkan Smart
ASN melalui Latsar sebagai bekal menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar yang tidak terbatas pada interaksi fisik. Namun
dapat dilakukan secara mandiri dan dikembangkan dalam skama pembelajaran kolaboratif,
aktualisasi dan penguatan secara klasikal. MOOC diharapkan dapat menjadi learning
platform bagi ASN secara nasional untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk
menuju birokrasi berkelas dunia dan menuju Indonesia Emas 2045.

MATERI II
Sambutan Deputi Bidang Kebijakan BANGKOM ASN LAN RI DR. Muhammad
Taufiq DEA Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia.
Penguasaan Core Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan
BerAKHKLAK :
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
Kata kunci : Kempuan berinovasi
Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital (SMART ASN). Selamat belajar
dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang unggul dan mendukung
daya saing bangsa
MATERI III
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan
Kompetensi ASN LAN RI, Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm. Penjelasan Manajemen
Penyelenggaraan PPPK P3K dituntut belajar mandiri pada materi MOOC. Pembelajaran
dibagi 3, yaitu:
1. Sikap perilaku Bela Negara
2. Nilai-nilai rol value dalam penyelenggaraan pemerintahan
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. MODUL : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan


Indonesia terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada
kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta
mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945. Awal bangkitnya perjuangan
Bangsa Indonesia yaitu dengan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta
tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA)
menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh Soetomo. Rapat kecil tersebut
sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju Indonesia
Merdeka. Kemudian pada tanggal 28 Oktober 1928 dari hasil Kongres Pemuda II
dihasilkan kesepakatan berupa 3 kausal yang menjadi dasar Sumpah Pemuda.
1. Wawasan Kebangsaan
Pengertian: cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang
bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal
Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara
demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Tujuan bagi ASN: supaya para peserta memiliki cara pandang sebagai
warga Negara yang berwawasan kebangsaan dan sebagai wujud dedikasi abdi
Negara Empat Konsensus Dasar.
2. NILAI-NILAI BELA NEGARA
A. Umum
Agresi Militer II Belanda yang berhasil meguasai Ibukota Yogyakarta
dan menwawan Soekarno Hatta tidak meluruhkan semangat perjuangan
Bangsa Indonesia. Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan
dilaksanakan baik dengan hard power (perang gerilya) maupun soft power
(Pemerintahan darurat) di Kota Buktinggi. Yang menjadi sejarah Bela Negara,
Semua Negara dan bangsa memiliki ancamannya masing-masing, termasuk
Indonesia sehingga dibtuhkan kewaspadaan dini untuk mencegah potensi
ancaman menjadi ancaman. Dengan sikap dan perilaku yang didasarkan pada
kesadaran bela Negara dan diaktualisasikan oleh ASN tujuan nasional dapat
tercapai.
B. Sejarah Bela Negara
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr.H.
Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari
Bela Negara. Dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948
merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena pada tanggal tersebut
terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi
kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dalam rangka bela Negara serta dalam upaya lebih mendorong
semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan.
C. Ancaman
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan
mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa, usaha dan
kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat mengancam seluruh
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan keamanan.
D. Kewaspadaan Dini
Kewaspadaan dini sesungguhnya adalah kewaspadaan setiap warga
Negara terhadap setiap potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya
tangkal dari segala potensi ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik
sosial. Peserta Latsar CPNS diharapkan mampu mewujudkan kepekaan,
kesiagaan, dan antisipasi dalam menghadapi berbagai potensi ancaman.
Kewaspadaan dini diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat
(Tepat Lapat) yang mengandung unsur 5W+1H (When, What, Why, Who,
Where dan How) kepada aparat yang berwenang. Setiap potensi ancaman di
tengah masyarakat dapat segera diantisipasi segera apabila warga Negara
memiliki kepedulian terhadap lingkungannya, memiliki kepekaan terhadap
fenomena atau gejala yang mencurigakan dan memiliki kesiagaan terhadap
berbagai potensi ancaman.
E. Pengertian Bela Negara
Bela Negara Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta
tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

B. MODUL : ANALISIS ISU KONTEMPORER


Menjadi PNS yang professional : Mengambil Tanggung Jawab,
Menunjukkan Sikap Mental Positif, Mengutamakan Keprimaan, Menunjukkan
Kompetensi, Memegang Teguh Kode Etik.
Perubahan Lingkungan Strategis : Individual, family,
community/culture, society, global. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan
Lingkungan Strategis (Ancok, 2002) : Modal Intelektual, Modal Emosional,
Modal Sosial, Modal ketabahan (adversity), Modal etika/moral, Modal
Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 : Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta revisinya
melalui UndangUndang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi Undangundang
Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak pidana
korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian pegawai negeri
sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi
juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim
terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara,
dan Pidana Tambahan.
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang
dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan
kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan
hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik,
atau gangguan keamanan. (Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi
Undang-Undang).
Dampak negatif pencucian uang
Adapun dampak negatif pencucian uang secara garis besar dapat
dikategoikan dalam delapan poin sebagai berikut, yakni: (1) merongrong
sektor swasta yang sah; (2) merongrong integritas pasar-pasar keuangan; (3)
hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonomi; (4) timbulnya
distorsi dan ketidakstabilan ekonomi; (5) hilangnya pendapatan negara dari
sumber pembayaran pajak; (6) risiko pemerintah dalam melaksanakan program
privatisasi;(7) merusak reputasi negara; dan (8) menimbulkan biaya sosial
yang tinggi.
Proses dan metode pencucian uang
Metode-metode yang biasayan dipakai adalah sebagai berikut:
1. Buy and sell conversion
Dilakukan melalui jual-beli barang dan jasa.
2. Offshore conversion
Dana ilegal dialihkan ke wilayah suatu negara yang merupakan tax heaven
bagi money laundering centers dan kemudian disimpan di bank atau
lembaga keuangan yang ada di wilayah negara tersebut.
3. Legitimate business conversion
Dipraktikkan melalui bisnis atau kegiatan usaha yang sah sebagai sarana
untuk memindahkan dan memanfaatkan hasil kejahatan yang dikonversikan
melalui transfer, cek atau instrumen pembayaran lainnya, yang kemudian
disimpan di rekening bank atau ditarik atau ditransfer kembali ke
rekeningbank lainnya.
Tahapan pencucian uang
Secara umum, ketiga tahapan tipologi tersebut adalah:
1. Penempatan (placement)
2. Pemisahan/pelapisan (layering)
3. Penggabungan (integration)
Harta hasil tindak pidana
Harta hasil tindak pidana (proceed of crime) dalam pengertian formil
merupakan harta yang dihasilkan atau diperoleh dari suatu perbuatan tindak
pidana yang disebutkan sebagai tindak pidana asal pencucian uang
sebagaimana disebut dalam 26 macam jenis tindak pidana asal di atas.
Paradigma follow the money
Pendekatan yang dibangun dalam memberantas kejahatan dalam rezim
anti pencucian uang tidak hanya mengedapankan follow the suspect yang
selama ini dilakukan oleh sebagian besar aparat penegak hukum untuk
menangkap pelaku kriminal dan memproses perkaranya saja, melainkan
dengan paradigma pendekatan baru yakni follow the money.
Membangun Kesadaran Anti-Proxy dengan mengedepankan Kesadaran
Bela Negara melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila:
1) Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Bela Negara, mengutamakan
semangat gotong royong cinta tanah air,
2) Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan Bela Negara yang dijiwai nilai
spiritual Ketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
3) terus mengasah kewaspadaan dini akan bahaya proxi war yang mengancam
semua aspek kehidupan (Ipoleksosbudhangama) menuju masyarakat adil
dan makmur,
4) Meyakini bahwa Ideologi Pancasila dapat mempersatukan bangsa Indonesia
Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech,Dan Hoax)
Bentuk Tindak Kejahatan dalam Komunikasi Massa
Adanya empattipe kejahatan yang terjadi di masyarakat, yaitu:
1. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih)
2. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban)
3. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir)
4. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi)
Beberapa peraturan perundangan yang bisa menjadi rujukan dalam konteks
kejahatan yang terjadi dalam komunikasi massa adalah:
1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
2. Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
4. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
5. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Beberapa contoh kasus yang menyeret para pengguna media sosial dalam
pelanggaran peraturan perundangan terkait komunikasi massa yaitu:1)
Pencemaran nama baik, 2) Penistaan agama atau keyakinan tertentu,
3)Penghinaan kepada etnis dan budaya tertentu
Beberapa tips bagaimana cara untuk memahami peraturan perundangan terkait
komunikasi massa: 1) Cermati dan pilih salah satu dari peraturan perundangan
yang disebutkan diatas, 2) Lakukan diskusi dan pendalaman dengan membahas
pasal-pasal kritikal terkait kejahatan dalam komunikasi massa yang mungkin
terjadi, 3) Buatlah poin-poin penting dan kritis terkait kondisi yang terjadi saat
ini.
Cyber crime
Terdapat beberapa jenis cyber crime yang dapat kita golongkan berdasarkan
aktivitas yang dilakukannya :1) Unauthorized Access, 2)Illegal Contents,
3)Penyebaran virus, 4)Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion, 5) Carding,
6) Hacking dan Cracker, 7) Cybersquatting and Typosquatting, 8) Cyber
Terorism Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan
atau hasutan yang disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka
umum atau di ruang publik.
Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan
atau bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi.
Berikut ini beberapa tips dalam menggunakan media sosial agar terhindar dari
risiko pelanggaran hukum:1) Memahami regulasi yang ada, 2)Memahami
regulasi atau UU yang terkait dengan IT, 3) Menegakan etika ber-media sosial,
4) Memasang identitas asli diri dengan benar, 5) Cek terlebih dahulu
kebenaran informasi yang akan dibagikan (share) ke publik. 6) Lebih berhati-
hati bila ingin memposting hal- hal atau data yang bersifat pribadi.
Dalam hal ini ASN sebagai perekat bangsa harus mampu mengoptimalkan
komunikasi massa baik melalui media massa maupun media sosial guna
mengadvokasi nilai-nilai persatuan yang saat ini menjadi salah satu isu kritikal
dalam kehidupan generasi muda.
C. MODUL : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai- nilai bela negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan
profesi warga negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya
mendasari proses nation and character building. Kesiapsiagaan bela negara
diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi, dan budaya yang
bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia, merupakan
kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan
eskalasi ancaman sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan
strategis yang juga mempengaruhi kondisi dalam negeri yang dipicu oleh
faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman


sekarangdi berbagai lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkunga
kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyaraka
(lingkungan masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan bagi seorang ASN yang profesional yaitu:
a) Berpenampilan yang rapi dan menarik (very goodgrooming)
b) Postur tubuh yang tepat (correct body posture)
c) Kepercayaan diri yang positif (confidence)
d) Keterampilan komunikasi yang baik (communicationskills)
AGENDA 2
NILAI - NILAI DASAR PNS

A. MODUL : BERORIENTASI PELAYANAN


Pelayanan Publik menurut UU adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi


transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar)
ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa). Core
Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values
tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN
serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-

hari. Oleh karena tugas pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan
pegawai ASN, sangatlah penting untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan
nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan tugasnya, yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat.

B. MODUL : AKUNTABEL
1. POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI
Tugas berat sebagai ASN adalah ikut menjaga dan berpartisipasi dalam
menjaga dan meningkatkan kualitas layanan publik. Karena secara pola pikir
dan mental masih dibutuhkan usaha yang keras dan komitmen kuat. Tantangan
yang dihadapi tidak hanya di lingkungan ASN namun juga dari masyarakat
sebagain penerima layanan. Mental dan pola pikir yang baik pada diri ASN
secara tidak langsung memberikan dampak pada masyarakat sebagai penerima
layanan. Kegiatan perilaku negatig bisa memberikan dampak sistemik,
sebaliknya mental dan pola pikir positifpun harus bisa memberikan dampak
serupa.
2. KONSEP AKUNTABILITAS
a. Pengertian Akuntabilitas
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajibanuntuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke,2017).
b. Aspek-Aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance)
6) Pentingnya Akuntabilitas

C. MODUL : KOMPETEN

Kompeten:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu
berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

D. MODUL : HARMONIS
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting
dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentukorganisasi.
Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan
susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan
bekerja dan bermasyarakat.

E. MODUL : LOYAL

Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih- lebih kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain

F. MODUL : ADAPTIF
Penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Organisasi yang
merespons perubahan lingkungannya yaitu antara lain dengan kemampuan sikap
maupun proses dapat dipandang sebagai:
1. Fluency (kelancaran) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau
gagasan baru karena kapasitas/wawasan yang dimilikinya.
2. Flexibility (Fleksibilitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak
kombinasi dari ide-ide yang berbeda
3. Elaboration (Elaborasi) yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail denga
kedalaman dan komprehensif.
4. Originality (Orisinalitas) yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide
atau gagasan yang dimunculkan oleh individu. Pondasi organisasi adaptif
dibentuk dari tiga unst dasar yaitu anskap (landscape), pembelajaran (learning),
dan kepemimpinan (leadhersip).

G. MODUL : KOLABORATIF
kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh ASN. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon
ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan
harapan tersebut. PendekatanWoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara
lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
Kementerian/Lembaga Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan
yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. MODUL : SMART ASN


Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber
daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai.
Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture,
digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum literasi digital digunakan
sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam
menguasai teknologi digital Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam
mengetahui,memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK
serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan
kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Digital safety merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan
data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. literasi digital adalah
sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk
menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga banyak menekankan pada
kecakapan penggunamedia digital dalam melakukan proses mediasi media digital
yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi digital yang bagus tidak
hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Terdapat dua poros yang membagi area setiap domain
kompetensi. Poros pertama, yaitu domain kapasitas ‘single–kolektif’ memperlihatkan
rentang kapasitas literasi digital sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi
kebutuhan individu sepenuhnya hingga kemampuan individu untuk berfungsi sebagai
bagian dari masyarakat kolektif/societal . Sementara itu, poros berikutnya adalah
domain ruang ‘informal–formal’ yang memperlihatkan ruang pendekatan dalam
penerapan kompetensi literasi digital. Ruang informal ditandai dengan pendekatan
yang cair dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan
individu sebagai sebuah kelompok komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang formal
ditandai dengan pendekatan yang lebih terstruktur dilengkapi instrumen yang lebih
menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga negara digital.’ Blok-blok
kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat kekhasan setiap modul sesuai
dengan domainkapasitas dan ruangnya.
Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar arikompetensi
literasi digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia
Digital) sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada
pada domain ‘kolektif, formal’ dimana kompetensi digital individu difungsikan agar
mampu berperan sebagai warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan
dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics
(Etis Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital
membawa individu untuk bias menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain
‘kolektif, informal’.
Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar
dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain ‘single , formal’ karena sudah
menyentuh instrumen-instrumenhukumpositif. Dunia digital saat ini telah menjadi
bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai
sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita
sehari-hari.
Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020
tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020. Angka ini melampaui waktu rata-
rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya.
Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses
internet lebih dari 8 jam sehari.
Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut
membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang
harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga
negara.
B. MODUL : MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjiankerja;
dan perlindungan.
PENUTUP

MOOC (Massive Open Online Course) PPPK adalah salah satu metode dalam
Pelatihan Dasar (Latsar) untuk para calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
(PPPK). Latsar dilakukan untuk membangun dan mewujudkan ASN yang profesional
dan berkarakter.
MOOC merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh seorang PPPK
sebelum resmi diangkat menjadi ASN. Tujuannya adalah untuk membentuk kompetensi
berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku calon PPPK dalam pekerjaannya
sehari-harinya nanti.
MOOC merupakan program pelatihan mandiri untuk para calon PPPK secara
online. Platform MOOC ini dikelola oleh LAN dan dapat diakses oleh CPNS
dengan login menggunakan NIP dan NIK. Nantinya MOOC ini akan memberikan
sertifikat sebagai bukti keikutsertaan untuk menambah nilai dan trophy.

Anda mungkin juga menyukai