SUMMARY MOOC :
✓ KEBIJAKAN
✓ AGENDA 1
✓ AGENDA 2
✓ AGENDA 3
Disusun Oleh :
Materi Kebijakan
Materi kebijakan terdiri dari 3 video, sambutan kepala LAN RI, kebijakan pengembangan
kompetensi ASN, dan manjemen penyelenggaraan PPPK.
➢ Sambutan Kepala LAN, Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN, Kebijakan Pelatihan
Dasar CPNS.
Sambutan Kepala LAN (Deskripsi: Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr. Adi
Suryanto, M.Si)
Bapak Adi menyampaikan bahwa untuk menuju Indonesia emas 2025, perlu pembenahan dan
peningkatan SDM dalam digitalisasi. Hal itu mendasari dilaksankannya Orientasi PPPK dengan
MOOC. MOOC singkatan dari Massive Open Online Course. Kegiatanini diharapkan dapat menjadi
fondasi untuk mewujudkan smart-ASN yang kompeten dan professional.
➢ Penjelasan Kebijakan Bangkom ASN (Deskripsi: Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN
oleh Dr. Muhammad Taufiq, DEA., Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN
RI)
ASN diharapkan memiliki core value Berakhlak yang meliputi:
B. Deskripsi Singkat.
Bahan Pembelajaran disusun untuk meningkatkan wawasan peserta terhadap wawasan
kebangsaan, kesadaran bela negara dan sistem Adminstrasi NKRI
C. Manfaat.
Manfaat pembelajaran untuk membantu memahami wawasan kebangsaan, kesadaran bela
negara dan sistem Adminstrasi NKRI.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Kompetensi yang diharapkan mempelajari wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara dan
sistem Adminstrasi NKRI
2. Indikator Pembelajaran
Setelah mempelajari pembelajaran ini peserta Pelatihan diharapkan mampu :
- Memantapkan wawasan Kebangsaan.
- Menumbuhkembangkan Kesadaran bela Negara.
- Mengimplementasikan Sistem Adminstrasi NKRI
E. Pokok Bahasan
wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara dan sistem Adminstrasi NKRI
F. Petunjuk Belajar.
II. WAWASAN KEBANGSAAN
A.Umum
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri bangsa (founding
fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok atau golongan. Sejak
awal pergerakan nasional, kesepakatan – kesepakatan tentang kebangsaan terus berkembang hingga
menghasilkan 4 konsensus dasarserta bendera dan lambang Negara , serta lagu kebangsaan. Fakta-
fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia terbangun dari
serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap
keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945.
B. Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Kebangkitan Nasional dimulai dari organisasi pemuda pertama yaitu Budi Oetomo pada 20
Mei 1908 di Jakarta. Kemudian Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 sebagai mula adanya
Sumpah Pemuda dengan 3 ikrar pemuda. Hingga serangakaian peristiwa menuju pembacaan
Proklamasi pada 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta di Jl. Pegangsaan Timur
no. 56 Jakarta.
C. Pengertian Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
D. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1) Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh IR.Soekarno didepan sidang
BPUPKI.Pancasila merupakan philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafat, pikiran yang
sedalam dalamnya , merupakan landasan atau dasr bagi negara merdeka yang akan
didirikan.Pancasila juga berfungsi sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa,
sebagai pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa indonesia dalam mencapai cita –
cita nasional.
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara
adalah Sang Merah Putih
2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia
adalah bahasa resmi nasional yang digunakan diseluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan,
pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, pengembangan kebudayaan nasional,
transaksi dan dokumentasi niaga serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan bahasa media massa.
3. Lambang Negara
Lambang NKRI disebut lambang negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhineka Tunggal Ika.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan NKRI yang selanjutnya disebut lagu Kebangsaan adalah Indonesia
Raya.
III. NILAI-NILAI BELA NEGARA
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr.H. Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Dengan pertimbangan
bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena
padatanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi
kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela
Negara serta dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka
mempertahankan kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan.
Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
RepublikIndonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
berbagai Ancaman.
Nilai Dasar Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negarameliputi:
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/ atau pelatihan kepada
warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela
Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat,
dan pekerjaan.
Indikator nilai dasar Bela Negara
1) Indikator cinta tanah air. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia;
b. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia;
c. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya;
d. Menjaga nama baik bangsa dan negara;
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
f. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
2) Indikator sadar berbangsa dan bernegara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik;
b. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
c. Ikut serta dalam pemilihan umum;
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya;
e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
3) Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. Ditunjukkannya dengan adanyasikap :
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila;
e. Selalu menjadikan para pahlawan sebagai sosok panutan, dan mengambil pembelajaran
jiwa patriotisme dari para pahlawan serta berusaha untuk selalu menunjukkan sikap
kepahlawanan dengan mengabdi tanpa pamrih kepada negara dan bangsa;
f. Selalu menjaga nama baik bangsa dan negara dalam setiap tindakan dan tidak merendahkan
atau selalu membandingkan Bangsa Indonesia dari sisi negatif dengan bangsa-bangsa lainnya
di dunia;
g. Selalu berupaya untuk memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara melalui
ide-ide kreatif dan inovatif guna mewujudkan kemandirian bangsa sesuai dengan kapasitasdan
kapabilitas masing-masing;
h. Selalu mengutamakan produk-produk Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam mendukung tugas sebagai ASN, penggunaan produk-produk asing hanya akan
dilakukan apabila produk tersebut tidak dapat diproduksi oleh bangsa Indonesia;
i. Selalu mendukung baik secara moril maupun materiil putra-putri terbaik bangsa(olahragawan,
pelajar, mahasiswa, duta seni dan lain-lain) baik perorangan maupun kelompok yang bertugas
membawa nama Indonesia dikancah internasional;
j. Selalu menempatkan produk industri kreatif/ industri hiburan tanah air sebagai pilihan pertama
dan mendukung perkembangannnya.
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku,
antara lain :
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
1. Perasaan Senasib
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan
Hal hal yang berhubungan dengan arti makna persatuan Indonesia apabila dikaji lebih jauh
terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta pahami lalu kita amalkan.
Nasionalisme.
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas :
1. Nasionalisme dalam arti sempit, Yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan
sehingga menganggap bangsa lain rendah kedudukannya.
2. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan
menganggap semua bangsa sama derajatnya.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme indonesia :
Empat hal yang harus kita hindari dalam memupuk semangat nasionalisme adalah :
1. Sukuisme
2. Chauvinisme
3. Ekstrimisme
4. Provinsialisme
Sikap petriotisme adalah sikap sudi berkorban segala galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah :
4. Berjiwa pembaharu
1. Dalam kehidupan keluarga ; Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku bertema erjuangan,
dan Mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari tertentu.
Kebijakan Publik dalam format keputusan dan / atau tindakan Administrasi Pemerintahan
Dalam UU AP tersebut, beberapa pengertian penting yang dimuat di dalamnya adalah sebagai
berikut:
2. Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara
atau Keputusan Administrasi Negara adalah ketetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan;
Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi
maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
UUD 1945 : Landasan Konstitusionil SANKRI
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima
norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat
dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
penyelenggaraan negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang
mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut UUD1945 hasil
Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945) merupakan hukum dasar tertulis
dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan Republik Indonesia.
Atas dasar itu, penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan
kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara, yaitu UUD
1945.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945,
merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatarbelakangi, kandungan cita-
cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak
akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dansumber hukum bagi
Batang tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun
yang akan atau mungkin dibuat. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik
Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada
Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea.
Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utamadari
penjabaran 5 (lima) norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar
lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka
dasar hukum sistem administrasi Negara Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan,
dan aspek sumber daya manusianya.
Peran ASN berdasarkan UU no.5 Tahun 2014 tentang ASN
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN , tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
China; Han Su Karya Pan Ku meceritakan bahwa pada awal berdirinya dinasti Han (206 SM)
masyarakat menghadapi kesulitan pangan, sehingga menyebabkan setengah dari jumlah
penduduk meninggal dunia.
2. Sejarah Korupsi Indonesia
History of Java karya Rafles (1816) menyebutkan karakter orang jawa sangat “nrimo” atau pasrah
pada keadaan, namun memiliki keinginan untuk dihargai orang lain, tidak terus terang,
meyembunyikan persoalan dan oportunis, perilaku tersebut menjadikan embrio lahirnya generasi
oportunis yang akhirnya juga memiliki potensi juwa yang korup.
3. Memahami Korupsi
Menurut kamus besar Poerwadarminta Korupsi diartikan perbuatan yang buruk seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya. Pada dasarnya sebab manusia
terdorong untuk melakukan korupsi antara lain karena adanya factor individu berupa sifat tamak,
moral yang lemah dan gaya hidup konsumtif, serta karena adanya factor lingkungan yang
mendorong terjadinya korupsi.Faktor linkungan pemicu prilaku korup yang disebabkan oleh
faktor diluar dari pelaku yaitu (1) Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi.(2) Aspek ekonomi.
(3) Aspek Politis. (4) Aspek organisasi
4. Dampak Korupsi
Korupsi berdampak menghancurkan tatanan bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara, mulai dari bidang social budaya, ekonomi serta psikologi masyarakat.
5. Membangun Sikap Antikorupsi
Tindakan membangun sikap antikorupsi sederhana, misalnya dengan cara; bersikap jujur dalam
kehidupan sehari-hari, menghindari perilaku merugikan kepentingan orang banyak, menghindari
konflik kepentingan dalam hubungan kerja serta melaporkan pada penegak hukum apabila
menjadi korban perbuatan korupsi.
NARKOBA
1. Pengertian, Penggolongan dan Sejarah Narkoba
a. Pengertian
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasaYunani
yaitu ”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang
berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata ”Narcissus” yang berarti jenis tumbuh-
tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri. Narkotika dan
Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh Kemenkes) yang merupakan
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes, 2010). Kedua istilah
tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia internasional (UNODC) menyebutnya
dengan istilah narkotika yang mengandung arti obat obatan jenis narkotika, psikotropika dan
zat adiktif lainnya. Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi
narkotika, psikotropika, danbahan adiktif lainnya.
b. Penggolongan
Penggolongan Narkotika
Golongan I; ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan sangat
berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin, heroin, petidin,
candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pasta kokain, daun
koka;
Golongan II; berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin.
Golongan III; Berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein.
Penggolongan Psikotropika
Golongan I; hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi
serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, dan LSD.
Golongan II; berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau italin.
Golongan III; berkhasiat pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital dan flunitrazepam.
Golongan IV; berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan serta
berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam, bromazepam,
fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam.
Zat Adiktif; merupakan zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika
meliputi minuman beralkohol, Inhalansia (gas yang dihirup) dan Solven (zat pelarut), serta
tembakau dll.
c. Sejarah Narkotika
Perang Candu I pada tahun 1839-1842 dan Perang Candu II pada tahun 1856- 1860;
Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke china, dengan membanjiri candu
(opium) yang berdampak melemahnya rakyat china yang juga berdampak pada kekuatan
militer china.
Perang Saudara di Amerika Serikat tahun 1856; narkoba jenis morpin sudah dipakai
untuk obat penghilang rasa sakit apabila terdapat serdadu / tantara yang terluka akibat terkena
peluru senjata api.
Indonesia atau nusantara; abad ke 17 terjadi perang antara pedagang inggris dengan VOC
untuk memperebutkan pasar opium di pulau jawa. Pada tahun 1677 VOC memenangkan
persaingan dan memaksa raja mataram memberikan hak monopoli kepada kompeni untuk
memperdagangkan opium di wilayah kerajaannya.
2. Tindak Pidana Nakoba
Upaya pemerintah Indonesia dalam menangani Tindak pidana narkoba yaitu dengan
diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika,
Sebagai Dasar Hukum organisasi BNN Vertikal.
3. Membangun Kesadaran Anti Narkoba
Banyaknya perkembangan kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di
Indonesia, Badan Narkotika Nasional terus meningkatkan intensitas dan ekstensitas upaya
penyelamatan bangsa dari ancaman penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui
pelaksanaan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan peredaran Gelap
Narkotika (P4GN) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara. Upaya
tersebut dilakukan dengan mengedepankan prinsip keseimbangan antara demand reduction dan
supply reduction, juga “common and shareresponsibility”.
TERORISME DAN RADIKALISMETERORISME
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang
bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang
strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi,
politik, atau gangguan keamanan. Menurut Loudewijk F. Paulus karakteristik terorisme dapat
ditinjau dari empat karakteristik antara lain; karakteristik organisasi, karakteristik operasi,
karakteristik perilaku dan karakteristik sumber daya. Terorisme juga diperkuat dengan adanya motif
terorisme antara lain motif rasional, psikologidan budaya.
Terorisme Internasional mulai dibentuk dan bergerak pada tahun 1974 kini sudah berkembang
menjadi 27 (dupuluh tujuh) organisasi yang tersebar di beberapa negara seperti di negara-negara
Timur Tengah, Asia dan Eropa. Terorisme internasional yang berkembang di negara-negara
timur tengah pada prinsipnya bertujuan untuk menyingkirkan Amerika Serikat dan pengikutnya
dari negara-negara Arab. Menurut Audrey Kurth Cronin, saat ini terdapat empat tipe kelompok
teroris yang beroperasi di dunia, yakni;
1) teroris sayap kiri atau left wing terrorist, 2) teroris sayap kanan atau right wing terrorist, 3)
etnonasionalis atau teroris separatis; dan 4) teroris keagamaan atau “ketakutan” religious
or”scared”.
Terorisme Indonesia; Indonesia dewasa ini dihadapkan dengan persoalan dan ancaman
radikalisme, terorisme dan separatisme yang semuanya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,
UUD RI 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Peran negara dalam menjamin rasa aman warga
negara menjadi demikian vital dari ancaman radikalisme, terorisme dan separatisme.
Indonesia mempunyai beberapa titik rawan terjadinya ancaman terorisme. Titik rawan
pertama, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga memicu
kelompok radikal untuk menjadikan Indonesia sebagai pintu masuk menuju penguasaan secara
global. Titik rawan kedua adalah celah keamanan yang bisa dimanfaatkan untuk menjalankan aksi
teror. Titik rawan ketiga adalah skala dampak yang tinggi jika terjadi terorisme.
RADIKAL DAN RADIKALISME
Secara etimologis, kata radikal berasal dari radices yang berarti a concerted attempt tochange
the status quo (David Jarry, 1991). Pengertian ini mengidentikan term radikal dengan nuansa yang
politis, yaitu kehendak untuk mengubah kekuasaan. Adapun radikalisme merupakan paham (isme)
tindakan yang melekat pada seseorang atau kelompok yang menginginkan perubahan baik sosial,
politik dengan menggunakan kekerasan, berpikir asasi,dan bertindak ekstrem (KBBI, 1998).
a. Perkembangan Radikalisme
1) Analisis Regional dan Internasional
Transformasi gerakan terorisme dulu diyakini bergeser dari sifatnya yang internasional,
ke kawasan (regional) dan akhirnya menyempit ke tingkat nasional, bahkan lebih lokal di
suatu negara. Organisasi Al-Qaeda yang bersifat internasional, misalnya, mendapat sambutan
hangat dari kalangan garis keras di Asia Tenggara yang kemudian memunculkan Jamaah
Islamiyah Asia Tenggara. Tidak lama berselang, Jamaah Islamiyah juga mendapat sambutan
dari berbagai kelompok di negara-negaraAsia Tenggara.
Namun, fenomena Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) membalikan penjelasan teoritis
itu. Kini, ISIS yang bergerak di Irak dan Syria justru menjadi magnet yang sangat kuat bagi
kalangan garis keras di seluruh dunia. Sejak diproklamirkan di bulan Juli (Ramadhan) 2014
lalu, ISIS menjadi perhatian kantor-kantor berita di seluruh dunia. Seiring berjalannya waktu
dan perubahan radikalisme di dunia, munculnya Gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/
ISIS) tersebut berpengaruh pada aksi gerakan- gerakan radikal yang ada di Indonesia.
2) Analisis Nasional
Golongan radikal yang mengatasnamakan agama seringkali berbeda pendapat dengan
kelompok lain, bahkan kelompok nasionalis sekalipun, dalam rangka memperjuangkan
kemerdekaan bangsa dan negara. Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang dipimpin
oleh Kartosuwiryo merupakan sebuah kelompok dan nama yang tidak asing bagi masyarakat
Indonesia sekaligus dipandang sebagai titik awal gerakan radikal berbasis agama yang pertama
kali muncul dalam sejarah republik ini. Secara garis besar, terdapat 2 (dua) kelompok teroris di
Indonesia, yaitu Darul Islam(DI) dan Jamaah Islamiyah (JI).
b. Pola penyebaran radikalisme
Pola penyebaran radikalisme dilakukan melalui berbagai saluran, seperti: a) media massa:
meliputi internet, radio, buku, majalah, dan pamflet; b) komunikasi langsung dengan bentuk
dakwah, diskusi, dan pertemanan; c) hubungan kekeluargaan dengan bentuk pernikahan,
kekerabatan, dan keluarga inti; d) lembaga pendidikan di sekolah, pesantren, dan perguruan
tinggi.
c. Ragam Radilakisme
Radikalisme memiliki berbagai keragaman, antara lain;
1) Radikal Gagasan; Kelompok ini memiliki gagasan radikal, namun tidak ingin
menggunakan kekerasan.
2) Radikal Milisi; Kelompok yang terbentuk dalam bentuk milisi yang terlibat dalam
konflik komunal. Mereka masih mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Radikal separatis; Kelompok yang mengusung misi-misi separatisme/ pemberontakan.
4) Radikal Premanisme Kelompok ini berupaya melakukan kekerasan untuk melawan
kemaksiatan yang terjadi di lingkungan mereka.
5) Radikal Terorisme; Kelompok ini mengusung cara-cara kekerasan dan menimbulkan rasa
takut yang luas. Mereka tidak mengakui Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ingin
mengganti ideologi negara yang sah dengan ideologi yang mereka usung.
6) Radikal lainnya; Kelompok yang menyuarakan kepentingan kelompok politik, sosial, budaya,
ekonomi, dan lain sebagainya.
b. Penindakan
Salah satu upaya pemerintah dalam pemberantasan terorisme adalah mendirikan lembaga-
lembaga khusus anti terorisme seperti: Intelejen, TNI dan POLRI.
c. Pemulihan
Deradikalisasi adalah suatu proses dalam rangka reintegrasi sosial pada individu atau
kelompok yang terpapar paham radikal terorisme. Tujuannya untuk menghilangkan atau
mengurangi dan membalikkan proses radikalisasi yang telah terjadi, untuk ituderadikalisasi harus
dilakukan di dalam dan di luar lapas.
d. Peran Serta Masyarakat
Upaya menimbulkan peranan aktif individu dan/atau kelompok masyarakat dalam
membangun kesadaran antiterorisme yang dapat dilakukan dengan menanamkan dan
memasyarakatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila serta implementasinya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
MONEY LAUNDRING
1. Pengertian
Pencucian Uang Money laundering disebut juga pencucian uang. Pencucian uang ini
merupakan suatu perbuatan kejahatan yang melibatkan upaya untuk menyembunyikan atau
menyamarkan asal usul uang atau harta kekayaan dari hasil tindakpidana/kejahatan sehingga harta
kekayaan tersebut seolah-olah berasal dari aktivitas yang sah.
2. Sejarah Pencucian
Uang Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah
menjadi pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G8,
terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan psikotropika).
a. Pencucian Uang Sebelum dan Sesudah Abad ke-20
Berikut kasus-kasus yang dilakukan oleh bajak laut dalam pencucian uang :
1) Kasus Henry Every (1690-an)
Henry Every mengumpulkan hartanya melalui kejahatan perompakan. Pada akhir
karir perjalanan sebagai perompak, Henry Every meninggali hunian pelaut dan ingin
menikmati masa pensiunnya dengan nyaman. Namun, Henry ditipu oleh seorang pedagang
Bideford saat menjual berlian harta karunnya dengan cara diminta untuk memecah berlian
yang besar menjadi kecil-kecil yang pada akhirnya berlian tersebut tidak dibayarkan sama
sekali. Semenjak saat itu Henry Every jatuh miskin dan selang beberapa tahun meninggal
dunia.
7) Dll.
Paradigma follow the money
Konsep follow the money ini tidak hanya mengejar pelaku kejahatannya saja, tetapi juga
menelusuri aliran dana dan lokasi keberadaan harta atau aset yang kemudian ditujukan guna
dirampas untuk negara.
Rezim Anti Pencucian Uang Indonesia
Peran Lembaga Pengawas dan Pengatur, Pihak Pelapor dan Pihak Terkait Lainnya
a. Masyarakat;
b. Pihak Pelapor dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
c. Lembaga Pengawas dan Pengatur;
d. Lembaga Penegak Hukum;
1) Lembaga Penyidikan TPPU (Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika Nasional (BNN), serta Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian
Keuangan Republik Indonesia.
2) Lembaga Penuntutan TPPU (Kejaksaan dan KPK)
3) Lembaga Peradilan TPPU (Pengadilan Umum dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi)
e. Pihak terkait lainnya; dan
f. Lembaga Intelijen Keuangan
Membangun Kesadaran Anti-Pencucian Uang
Tujuan akhir dari pendekatan Anti Pencucian Uang digabung dengan pendekatan
penegakan hukum di Indonesia adalah untuk memperoleh dua hal utama, yaitu:
pertama,meningkatkan integritas dan stabilitas sistem keuangan & perekonomian nasional; dan
Media Massa
Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana mereka berkomunikasi
sehingga pada tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas sosial yang
dapat ikut mendorong komunikator dalam menyampaikan pesan-pesannya.
Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya terbagi atas tiga jenis media, yaitu: 1)
Media cetak, berupa surat kabar, tabloid, majalah, buletin, dan sebagainya; 2) Media elektronik,
yang terdiri atas radio dan televisi; 3) Media online, yaitu media internet seperti website, blog,
portal berita, dan media social
Media Sosial
Dalam media sosial, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti bisa memiliki
media sendiri. Media sosial merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi,
kemudian terhubung dengan kolega atau publik untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
e. Bentuk Tindak Kejahatan dalam Komunikasi Massa
Calhoun, Light, dan Keller (1995) menjelaskan adanya empat tipe kejahatan yang terjadi di
masyarakat, yaitu :
a. White Collar Crime (Kejahatan Kerah Putih); merupakan tindakan melawan hukum yang
dilakukan oleh kelompok orang dengan status sosial yang tinggi,
b. Crime Without Victim (Kejahatan Tanpa Korban); tidak menimbulkan penderitaan secara
langsung kepada korban seperti perjudian, mabuk-mabukan, dan hubungan seks,
c. Organized Crime (Kejahatan Terorganisir); dilakukan secara terorganisir dan
berkesinambungan seperti penadah barang curian, perdagangan anak dan perempuan untuk
komoditas seksual atau pekerjaan ilegal, dan lain sebagainya.
d. Corporate Crime (Kejahatan Korporasi); dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan
menaikkan keuntungan dan menekan kerugian.
Beberapa peraturan perundangan yang bisa menjadi rujukan dalam konteks kejahatan yang
terjadi dalam komunikasi massa adalah :
1) Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
2) Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
3) Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
4) Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
5) Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor11 Tahun
2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektroni.
Berangkat dari perkembangan dinamika komunikasi massa dan peraturan perundangan,
maka beberapa jenis kejahatan yang paling sering terjadi pada konteks komunikasi antara lain :
a. Cyber Crime
Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan
beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet.
Pelakunya pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma, pemrograman dan
sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan mencari celah agar bisa
masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatanlainnya.
Terdapat beberapa jenis cyber crime yang dapat kita golongkan berdasarkan
aktivitas yang dilakukannya seperti dijelaskan berikut ini:
1) Unauthorized Access; merupakan kejahatan memasuki atau menyusup ke dalamsuatu
sistem jaringan komputer secara tidak sah
2) Illegal Contents; dilakukan dengan cara memasukkan data atau informasi ke internettentang
suatu hal yang tidak benar
3) Penyebaran virus dilakukan dengan menggunakan sebuah email atau media lainnya
4) Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion; dengan cara memanfaatkan jaringan internet
untuk melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem
jaringan komputer pihak sasaran.
5) Carding; merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik
orang lain
6) Cybersquatting; merupakan sebuah kejahatan yang dilakukan dengan cara mendaftarkan
domain nama perusahaan orang lain dan kemudian berusaha menjualnya
7) Cyber terorism; mengancam pemerintah atau kepentingan orang banyak
b. Hate speech
Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang
disampaikan oleh individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan
salah satu bentuk kejahatan dalam komunikasi massa. Dengan berkembangnya teknologi
informasi, serta kemampuan dan akses pengguna media yang begitu luas, maka ujaran-ujaran
kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin terjadi. Apalagi dengan karakter anonimitas
yang menyebabkan para pengguna merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi tanpa
memikirkan efek samping atau dampak langsung terhadap objek atau sasaran ujaran
kebencian.
c. Hoax
Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba
kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar.
Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif
melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan sengaja
menyebarkan informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku
pasif adalah individu atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu
tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.
1) Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter, 2009: 153).
Menurut DePorter (2009:172), selain dapat meningkatkan daya ingat terhadap suatu
informasi, mind mapping juga mempunyai manfaat lain,yaitu sebagai berikut:
a) Fleksibel, dengan mudah menambahkan catatan-catatan baru di tempat yangsesuai
b) Dapat Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran
c) Meningkatkan Pemahaman Dengan peta pikiran
d) Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas.
Dalam melakukan teknik mind mapping, terdapat 7 langkah pemetaan sebagaiberikut :
a) Mulai dari Bagian Tengah
b) Menggunakan Gambar atau Foto untuk Ide Sentral Gambar bermakna seribu katadan
membantu Anda menggunakan imajinasi
c) Menggunakan Warna Bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar
d) Menghubungkan Cabang-cabang Utama ke Gambar Pusat
e) Membuat Garis Hubung yang Melengkung
f) Menggunakan Satu Kata Kunci untuk Setiap Garis
g) Menggunakan Gambar Seperti gambar sentral
2) Fishbone Diagram
Fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan
sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect. Adapun prosedur
pembuatan fishbone diagram dapat dilihat sebagai berikut :
a) Menyepakati pernyataan masalah
b) Mengidentifikasi kategori-kategori
c) Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
3. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan
mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami isu kritikal
dengan cara menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang direncanakan
maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam
pengembangan wilayah tersebut.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats). Adapun tahapan Analisis SWOT tidak dapat dipisahkan dari proses
perencanaan strategik secara keseluruhan.
Secara umum penyusunan rencana strategik melalui tiga tahapan, yaitu :
a) Tahap pengumpulan data
Pada tahap pengumpulan data, data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi dua yaitu
data eksternal dan data internal. Data eksternal diperoleh dari lingkungan di luar organisasi,
yaitu berupa peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) terhadap eksistensi organisasi.
Sedangkan data internal diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri, yang terangkum dalam
profil kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) organisasi.
b) Tahap analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi strategis, tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi.
Pada studi ini, model yang dipergunakan adalah :
1) Matriks SWOT
Pada intinya adalah mengkombinasikan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan
dalam sebuah matriks. Dengan demikian, matriks tersebut terdiri atas empat kuadran,
dimana tiap-tiap kuadran memuat masing-masing strategi.
2) Matriks SWOT model TOWS
Pada prinsipnya komponen-komponen yang akan dikaji di dalam analisis ini mirip
dengan komponen-komponen pada analisis SWOT, tetapi pada model TOWS, David lebih
mengetengahkan komponen-komponen eskternal ancaman dan peluang (Threats dan
Opportunities) sebagai basis untuk melihat sejauh mana kapabilitas potensi internal yang
sesuai dan cocok dengan faktor-faktor eksternal tersebut.
3) Matriks Internal Eksternal (Matriks I-E)
Pada Matriks Internal Eksternal, parameter yang digunakan meliputi parameter
kekuatan internal dan pengaruh eksternal yang dihadapi.
(termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan apel), tata
tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan perundanganundangan
yang berlaku.
Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan CPNS untuk memiliki
kemampuan dalam menyikapi setiap perubahan yang baik. CPNS yang siap siaga adalah CPNS
Yang mampu meminimalisisr terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan
kerja.
RUANG LINGKUP NILAI-NILAI DASAR BELA NEGARA
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
e. Memiliki kemampuan awal bela negara
f. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat
CONTOH BELA NEGARA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DI ZAMAN SEKARANG
DIBERBAGAI LINGKUNGAN
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk menaatitata
tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
a. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
b. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesame rekan seperjuaangan.
c. Membentuk mental dan fisik yang Tangguh d. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepatdan
kepedulian antar sesame.
militer atau nonmiliter, langsung atau tidak langsung, daari luar negeri atau dalam negeri,serta
degan kekerasan senjata atau tanpa kekerasan senjata.
10. DETEKSI DINI DAN PERINGATAN DINI
Upaya melakukan penilaian terhadap ancaman dapat terwujud denga baik apabilaintellijen
negara sebagai bagian dari system keamanan nasional yang merupakan lini pertama mampu
melakukan deteksi dini dan peringatan din terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman, baik
yang potensial maupun aktual.
Ruang lingkup intellijen negara meliputi :
a. Intellijen dalam negeri dan luar negeri
b. Intellijen pertahanan dan/atau militer
c. Intellijen kepolisian
d. Intellijen penegak hokum
e. Intellijen kementerian/lembaga pemerintah non-kementerian
SUMMARY AGENDA 2
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
4. Prinsip pelayanan publik yang baik
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif.
e. Mudah dan Murah
f. Efektif dan Efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan
5. Unsur penting dalam pelayanan public khususnya dalam konteks ASN
a. penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
b. penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat,
c. kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.
6. Enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas
a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yangberkualitas;
b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;
c. Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan pelayananpublik;
d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduanmasyarakat;
e. Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja, fleksibilitaskerja,
penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana prasarana; dan
f. Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara
pelayanan publik.
7. Produk kebijakan pelayanan publik
MODUL 2 AKUNTABEL
BAB I KONSEP AKUNTABILITAS
1. Pengertian
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat.
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala
tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
2. Konteks Akuntabilitas ASN Disesuaikan dengan perilaku Core Values ASN BerAKHLAK,
yaitu:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,efektif,
dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
3. Aspek-Aspek Akuntabilitas
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship). Hubungan yang
dimaksud adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan
masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented). Hasil yang
diharapkan dari akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
7. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu :
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability) Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-
nilai yang ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika.
b. Akuntabilitas Individu. Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok. Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Dalam hal ini tidak ada istilah “Saya”, tetapi yang ada adalah “Kami”.
d. Akuntabilitas Organisasi. Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang
telah dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi/ institusi maupun
kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder. Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
3. Mekanisme Akuntabilitas
a. Setiap organisasi memiliki mekanisme akuntabilitas tersendiri. Contoh mekanisme akuntabilitas
organisasi, antara lain sistem penilaian kinerja, sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem
pengawasan (CCTV, finger prints, ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan
komputer atau website yang dikunjungi).
b. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi :
1) Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality) : terkait
dengan hukum yang diterapkan.
2) Akuntabilitas proses (process accountability) : terkait dengan: apakah prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik
3) Akuntabilitas program (program accountability) Akuntabilitas ini dapat memberikan
pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, dan Apakah ada alternatif program
lain yang memberikan hasil maksimal dengan biaya minimal.
4) Akuntabilitas kebijakan (policy accountability) Akuntabilitas ini terkait dengan
pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil terhadap DPR/DPRD dan
masyarakat luas
4. Mekanisme Akuntabilitas Birokrasi Indonesia
Akuntabilitas tidak akan mungkin terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas. Di Indonesia,
alat akuntabilitas antara lain adalah :
a) Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan Tahunan
(Rencana Kerja Pemerintah/RKPD), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.
b) Kontrak Kinerja. Semua Pegawai Negeri Sipil (PNS) tanpa terkecuali mulai 1 Januari 2014
menerapkan adanya kontrak kerja pegawai. Kontrak kerja yang dibuat untuk tiap tahun ini
merupakan kesepakatan antara pegawai dengan atasan langsungnya. Kontrak atau perjanjian
kerja ini merupakan implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS.
c) Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang
berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun tertentu, pengukuran dan analisis capaian
kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
- Mungkinkah ada manfaat bagi saya sekarang, atau di masa depan, yang bisa meragukan
objektivitas saya?
- Bagaimana keterlibatan saya dalam mengambil keputusan / tindakan dilihat oleh orang
lain?
3) Proporsionalitas Apakah keterlibatan saya dalam keputusan tampak adil dan wajar dalam
semua keadaan?
4) Presence of Mind
- Apa konsekuensi jika saya mengabaikan konflik kepentingan?
- Bagaimana jika keterlibatan saya dipertanyakan publik?
5) Janji
- Apakah saya membuat suatu janji atau komitmen dalam kaitannya dengan
permasalahan?
- Apakah saya berdiri untuk menang atau kalah dari tindakan/keputusan yangdiusulkan?
d. Konsekuensi Kepentingan Konflik
g. Jika konflik muncul, ASN dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis, untuk mendapatkan
bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola situasi secara tepat;
a. Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik.
Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang berfungsi memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
b. Etika pelayanan publik adalah suatu panduan atau pegangan yang harus sipatuhi oleh para
pelayan publik atau birokrat untuk menyelenggarakanpelayanan yang baik untuk publik.
4. Cakupan (tipologi) dari fraud.
Association of Certified Fraud Examiners (“ACFE”) di Amerika Serikat menyusun peta
mengenai fraud. Peta ini berbentuk pohon, dengan cabang dan ranting. Tiga cabang utama dari fraud
tree adalah :
a. kecurangan tindak pidana korupsi,
MODUL 3 KOMPETEN
BAB I TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
A. Dunia VUCA
1. Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia yang
penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty).
2. Faktor VUCA menuntut ecosystem organisasi terintegrasi dengan berbasis pada kombinasi
kemampuan teknikal dan generik, dimana setiap ASN dapat beradaptasi dengan dinamika
perubahan lingkungan dan tuntutan masa depan pekerjaan.
3. Dalam konteks peran pelayanan publik, ia banyak bergeser orientasinya, dimana pentingnya
pelibatan masyarakat dalam penentuan kebutuhan kebijakan dan pelayanan publik (customer
centric)
4. Pada sisi lain implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan
tuntutan keahlian baru.
5. Berdasarkan dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru di atas, perlunya
pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan aparatur.
B. Disrupsi Teknologi
1. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu.
2. ASN perlu beradaptasi dan bisa mengakuisisi sejumlah kompetensi dalam standar kompetensi
ASN diperlukan, yang memungkinkan tumbuhnya perilaku dan kompetensi ASN yang adaptif
terhadap dinamika lingkungannya.
publik yang semakin berkualitas, dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien
b. Reformasi masih menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Ini terjadi karena perubahan
besar terutama yang disebabkan oleh desentralisasi, demokratisasi, globalisasi dan revolusi
teknologi informasi serta profil pendidikan ASN relatif masih rendah.
c. Salah satu kunci penting membangun kapabilitas birokrasi yang adaptif dengan tuntutan dinamika
masa depan, antara lain, pentingnya disusun strategi dan paket keahlian kedepan.
C. Karakter ASN
1. 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan yang disebut sebagai smart ASN (Kemenpan RB. Menciptakan
Smart ASN Menuju Birokrasi 4.0. dipublikasikan 09 Agustus 2019 dalam menpan.go.id).., yaitu:
a. integritas, b. nasionalisme, c. profesionalisme, d. wawasan global, e. IT dan Bahasa asing,
f. hospitality, g. networking, h. entrepreneurship.
2. Karakter lain yang diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika lingkungan
strategis, yaitu: inovatif dan kreatif, agility dan flexibility, persistence danperseverance serta
teamwork dan cooperation (Bima Haria Wibisana, Kepala BKN, 2020). ASN yang gesit (agile)
diperlukan sesuai dinamika lingkungan strategis dan VUCA.
d. Jenis dan jenjang pengembangan kompetensi fungsional ditetapkan oleh instansi pembina
JF.Pelatihan fungsional diselenggarakan oleh lembaga pelatihan terakreditasi.
e. Akreditasi pelatihan fungsional dilaksanakan oleh masing- masing instansi pembina JFdengan
mengacu pada pedoman akreditasi yang ditetapkan oleh LAN.
7. Pengembangan kompetensi bagi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK),
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 dalam pasal 39 diatur sebagai berikut :
a. Dalam rangka pengembangan kompetensi untuk mendukung pelaksanaan tugas, PPPKdiberikan
kesempatan untuk pengayaan pengetahuan.
b. Setiap PPPK memiliki kesempatan yang sama untuk di ikutsertakan dalam
pengembangan kompetensi
c. Pengembangan kompetensi dilaksanakan sesuai dengan perencanaan pengembangan
kompetensi pada Instansi Pemerintah.
d. Dalam hal terdapat keterbatasan kesempatan pengembangan kompetensi, prioritasdiberikan
dengan memper-hatikan hasil penilaian kinerja pppK yang bersangkutan.
Dalam pasal 40 diatur lebih lanjut yaitu:
a. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dilakukan paling lama 24 (dua puluh empat)jam
pelajaran dalam 1 (satu) tahun masa perjanjian kerja.
b. Pelaksanaan pengembangan kompetensi dikecualikan bagi PPPK yang melaksanakantugas
sebagai JPT Utama tertentu dan JPT Madya tertentu.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan kompetensi diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara.
2. Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pendekatan pelatihan
non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement termasuk coaching dan
mentoring. Coaching dan Mentoring selain efesien karena dapat dilakukan secara masif, dengan
melibatkan antara lain atasan peserta pelatihan sebagai mentor sekaligus sebagai coach.
Ketiga relearn adalah proses membuka diri dalam persepektif baru, dengan pengakuisi
pengetahuan dan atau keahlian baru.
6. Contoh dari Glints yang diuraikan Hidayati (2020) bagaimana membiasakan prosesbelajar learn,
unlearn, dan relearn :
a. Learn, dalam tahap ini, sebagai ASN biasakan belajarlah hal- hal yang benar-benar baru, dan
lakukan secara terus- menerus. Proses belajar ini dilakukan dimana pun, dalam peran apa
apun, sudah barang tentu termasuk di tempat pekerjaannya masing-masing.
b. Unlearn, nah, tahap kedua lupakan/tinggalkan apa yang telah diketahui berupa pengetahuan
dan atau kehalian. Proses ini harus terjadi karena apa yang ASN ketahui ternyata tidak lagi
sesuai atau tak lagi relevan.
c. Relearn, selanjutnya, dalam tahap terakhir, proses relearn, kita benar-benar menerima fakta
baru. Ingat, proses membuka perspektif terjadi dalam unlearn.
7. Proses pembalajaran tersebut dilakukan dengan berpikir terbuka, dengan belajar hal yang berbeda
dan cari perspektif orang lain.
8. Melalui proses belajar dari eksperimentasi, peserta pelatihan dengan fasilitator/peneliti dan
praktisi/pegawai bekerja sama dalam proyek penelitian terkait permasalah pekerjaan.
9. Sementara itu proses belajar dengan penyelidikan, fasilitator dan peserta pelatihan serta praktisi
berkolaborasi dalam proyek pekerjaan. Dalam proses kegiatannya, ketiganya saling.
10. Belajar melalui praktik diperlukan untuk menjembatani pembelajaran dengan tuntutan
pekerjaan.
3. ASN pembelajar dalam beragam profesi seperti guru, dokter, sekretaris, arspiaris dan lain- lain
adalah pengelola dan sumber pengetahuan yang penting.
4. Cara lain untuk membantu orang lain melalui kegiatan aktif untuk akses dan transfer
Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli
(expert network), pendokumentasian pengalamannya/ pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned) (Thomas H.& Laurence,
1998).
MODUL 4 HARMONIS
A. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Republik Indonesia ( RI ) merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Indonesia juga dikenal karena memiliki kekayaan sumber daya alam, hayati, suku bangsa,
dan budaya.
Makna nasioalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mengandung cita-cita dan pendorong suatu bangsa untuk merebut kemerdekaan dan membangun
dirinya maupun lingkungan masyakarat. Nasionalisme dalam arti sempit merupakan suatu sikap
yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain. Nasionalisme seperti
ini dapat mencerai beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa :
1. menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negaradi atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan
2. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
3. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendahdiri
4. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dansesama
bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
5. mengembangkan sikap tenggang rasa.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
5. Perilaku ASN
Sikap dan perilaku ASN dapat ditunjukan dengan :
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan
Perubahan mindset ini merupakan reformasibirokrasi yang paling penting,
setidaknya mencakup tiga aspek penting yakni
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika
publik membentuk integritas pelayanan publik. Moral dalam etika publik menuntut lebih dari
kompetensi teknis karena harus mampu mengidentifikasi masalah-masalah dan konsep etika yang
khas dalam pelayanan publik.
MODUL 5 LOYAL
MATERI POKOK 1
1. Urgensi Loyalitas ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values
dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya
kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
a. Faktor Internal
Strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government) sebagaimana tersebut di atas merupakan upaya-paya yang harus dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Banyak ketentuan yang mengatur perihal loyalitas ASN
ini (akan dibahas lebih rinci pada bab-bab selanjutnya), diantaranya yang terkait dengan bahasan
tentang :
1) Kedudukan dan Peran ASN
2) Fungsi dan Tugas ASN
3) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
4) Kewajiban ASN
5) Sumpah/Janji PNS
6) Disiplin PNS
b. Faktor eksternal
Modernisasi dan globalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh
segenap sektor baik swasta maupun pemerintah. Modernisasi dan globalisasi ini salah satunya
ditandai dengan perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi.
2. Makna Loyal dan Loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya mutu
dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa
adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiripada masa lalu. Terdapat beberapa
ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas
pegawainya, antara lain :
a. Taat pada Peraturan
MODUL 6 ADAPTIF
BAB I
A. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan strategis di tingkat global, regional maupun nasional yang kompleks dan terus
berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek-praktek administrasi publik, proses-proses
kebijakan publik dan penyelenggaraan pemerintahan ke depan. Dalam kondisi di mana perubahan
adalah sesuatu yang konstan, dengan nilai sosial ekonomi masyarakat yang terus bergerak, disertai
dengan literasi publik yang juga meningkat, maka cara sektor publik dalam menyelenggarakan
fungsinya juga memerlukan kemampuan adaptasi yang memadai. Selain isu pembangunan ekonomi
yang mendorong kompetisi antar negara di atas, kerusakan lingkungan juga merupakan variabel
penting dalam memahami perubahan lingkungan strategis. Perubahan iklim yang salah satunya
menciptakan pemanasan global adalah isu lingkungan yang menjadi pekerjaan rumah seluruh negara
tanpa kecuali.
B. Kompetisi di Sektor Publik
Perubahan dalam konteks pembangunan ekonomi antar negara mendorong adanya pergeseran
peta kekuatan ekonomi, di mana daya saing menjadi salah satu ukuran kinerja sebuah negara dalam
kompetisi global. Di sektor bisnis, atmosfir persaingan antar pelaku usaha adalah sesuatu yang
lumrah terjadi. Dengan situasi kompetisi, maka pelaku usaha dipaksa untuk menghasilkan kinerja
dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan hidupdari konsekuensi perubahan zaman.
C. Perkembangan Teknologi
Variabel yang tidak kalah pentingnya yaitu perkembangan teknologi seperti artificial intelligence
(AI), Internet of Things (IoT), Big Data, otomasi dan yang lainnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa
teknologi menjadi salah satu pendorong perubahan terpenting, yang mengubah cara kerja birokrasi
serta sektor bisnis.
D. Tantangan Praktek Administrasi Publik
Dari seluruh contoh perubahan lingkungan strategis, maka kita dapat melihat bahwa untuk
memastikan bahwa negara tetap dapat menjalankan fungsinya, dan pelayanan publik dapat tetap
berjalan di tengah-tengah perubahan ini, maka kemampuan adaptasi menjadi penting dan
menentukan. Sehingga birokrasi pun dipaksa untuk turut mengubah cara kerjanya untuk
mengimbangi yang menjadi tuntutan perubahan Praktek administrasi publik sebagai
pengejawantahan fungsi pelayanan publik oleh negara dan pemerintah selalu berhadapan dengan
tantangan yang terus berubah dari waktu ke waktu.
Di negara Amerika Serikat tantangan bagi administrasi publik menurut Gerton dan Mitchell
(2019) dirumuskan sebagai berikut :
1. Melindungi dan Memajukan Demokrasi
a. Melindungi Integritas Pemilihan dan Meningkatkan Partisipasi Pemilih
b. Memodernisasi dan Menghidupkan Kembali Pelayanan Publik
c. Mengembangkan Pendekatan Baru untuk Tata Kelola dan Keterlibatan Publik
d. Memajukan Kepentingan Nasional dalam Konteks Global yang Berubah
2. Memperkuat Pembangunan Sosial dan Ekonomi
a. Menumbuhkan Keadilan Sosial
b. Hubungkan Individu ke Pekerjaan yang Bermakna
c. Membangun Komunitas Tangguh
d. Memajukan Kesehatan Fiskal Jangka Panjang Bangsa
3. Memastikan Kelestarian Lingkungan
a. Penatalayanan Sumber Daya Alam dan Mengatasi Perubahan Iklim
b. Ciptakan Sistem Air Modern untuk Penggunaan yang Aman dan Berkelanjutan
4. Mengelola Perubahan Teknologi
a. Memastikan Keamanan Data dan Hak Privasi Individu
b. Menjadikan Pemerintah yang siap AI
Rumusan tantangan perubahan lingkungan juga diperkenalkan dengan rumusan
karakteristik VUCA, yaitu Volatility, Uncertaninty, Complexity dan Ambiguity. Indonesia dan
seluruh negara di dunia tanpa kecuali menghadapi tantangan yang relatif sama pada aras
global, dengan perubahan lingkungan yang berkarakteristik VUCA, yaitu :
1) Volatility Dunia berubah dengan sangat cepat, bergejolak, relative tidak stabil, dantak
terduga.
2) Uncertainty Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan pengalamanmasa
lalu tidak lagi relevan memprediksi probabilitas dan sesuatu yang akan terjadi.
3) Complexity Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat lebih
berlapis, berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi.
4) Ambiguity Lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulitdipahami.
Setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan persepsi.
1. pemerintah harus berpikir ke depan untuk memahami bagaimana masa depan akan
mempengaruhi negara dan menerapkan kebijakan untuk memungkinkan mereka mengatasi
potensi ancaman dan mengambil memanfaatkan peluang baru yang tersedia.
2. lingkungan turbulensi dan perubahan dapat membuat kebijakan masa lalu menjadi usang dan tidak
efektif. Kebijakan dan program kemudian harus direvisi sehingga mereka dapat terus menjadi
efektif dalam mencapai tujuan penting.
3. dalam ekonomi pengetahuan baru, kelangsungan hidup membutuhkan pembelajaran dan inovasi
yang konstan untuk menghadapi tantangan baru dan memanfaatkan peluang baru. Intinya,
pemerintahan yang dinamis terjadi ketika pembuat kebijakan terus berpikir ke depan untuk
melihat perubahan dalam lingkungan, berpikir kembali untuk merenungkan apa yang sedang
mereka lakukan, dan berpikir untuk belajar dari orang lain, dan terus menggabungkan persepsi,
refleksi, dan pengetahuan baru ke dalam keyakinan, aturan, kebijakan dan struktur untuk
memungkinkan mereka beradaptasi dengan mengubah lingkungan.
D. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi
kuat dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu,
kata Finlandia yang menunjukkan keuletan):
1. Kecerdasan organisasi: Organisasi menjadi cerdas ketika mereka berhasil mengakomodasi banyak
suara dan pemikiran yang beragam.
2. lebih baik, menggunakan kelangkaan sumber daya untuk terobosan inovatif.
3. Desain: Organisasi dirancang dengan kokoh ketika karakteristik strukturalnya mendukung
ketahanan dan menghindari jebakan sistemik.
4. Adaptasi: Organisasi adaptif dan fit ketika mereka melatih perubahan.
5. Budaya: Organisasi mengekspresikan ketahanan dalam budaya ketika mereka memiliki snilai-
nilai yang tidak memungkinkan organisasi untuk menyerah atau menyerah tetapi malah
mengundang anggotanya untuk bangkit menghadapi tantangan. (Välikangas, L. 2010: 92-93).
Sudut pandang ketahanan, kuncinya adalah bukan integrasi dan keselarasan tim eksekutif atau
organisasi anggota secara umum. Karakteristik seperti itu mungkin baik untuk kelancaran dan
eksekusi cepat. Dari sudut pandang ketahanan, itu adalah keragaman dan imajinatif, mencerminkan
ancaman dan peluang lingkungan, yang sangat penting untuk kecerdasan organisasi.Pemikiran yang
diperlukan seperti itu dapat ditingkatkan dengan hal- hal berikut:
2. Jangan pernah menerima jawaban Anda sendiri (siap) begitu saja (Selalu simpan memeriksa
mereka: apakah mereka melayani diri sendiri?)
3. Menanyakan setting yang diterima dimana masalah dan solusi dirumuskan: di bawah otoritas
siapa, berikut yang rutinitas pengambilan keputusan, apakah masalah dibingkai? Undang kontes
pembingkaian dan debat strategi.
4. Tambahkan redundansi berpikir/equifinality/ambiguity (makna ganda) melalui salah satu cara
berikut :
a. Memainkan advokat iblis (Seseorang bertindak sebagai penantang untuk menyetujui
keputusan);
b. Tim eksekutif bayangan (sekelompok anggota organisasi junior yang mengungkapkan
pandangan mereka tentang keputusan strategis untuk didiskusikan dengan tim eksekutif
"nyata");
c. Mengembangkan jaringan orang-orang independen untuk menghibur pandangan yang
bertentangan dan berbeda tentang skenario masa depan;
d. Mempertahankan hipokrisi atau “kemunafikan”: yaitu memisahkan pembicaraan dan tindakan
untuk memungkinkan organisasi untuk mengatasi tuntutan masyarakat yangtidak konsisten
e. Gunakan humor, atau bahkan "pelawak perusahaan," untuk membuat poin yang akan ditolak
orang lain.
5. Jelajahi masalah dalam hal ekstrem (aneh, misalnya): Apa kemungkinan kasus terbaik atau
terburuk? Apa yang masih mungkin?
6. Pertimbangkan hasil yang diharapkan dari keputusan penting, dan tulis hasilnya turun pada saat
pengambilan keputusan.
1. Demografi Global Penduduk dunia diperkirakan akan mengalami pertambahan populasi yang
diperkirakan terbesar berasal dari wilayah Asia dan Afrika. Merujuk pada data dari BPS,
Indonesia pada sekitar tahun 2040-an akan mendapatkan bonus demografi berupa angkatan kerja
pada rentang usia 25 s.d. 50 tahun yang cukup banyak.
2. Urbanisasi Global Arus urbanisasi ini diperkirakan akan terus meningkat yang akan
mempengaruhi kualitas daya saing, pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat. Berbagai
kebijakan buruh migran dan perdagangan bebas menjadi instrument penting untuk memastikan
momentum urbanisasi ini menjadi pendorong kesejahteraan.
3. Perdagangan Internasional Negara-negara di Asia diperkirakan menyumbang pertumbuhan
ekonomi sebanyak 54% dari pertumbuhan ekonomi dunia. Perdagangan Internasional
diperkirakan terjadi peningkatan pertumbuhan sebanyak 3,4% dan terjadi pergeseran di
perdagangan di wilayah asia pasifik( fokus pada antar negara berkembang.
4. Perubahan Geo Ekonomi Global dan geopolitik Kekuatan ekonomi Cina di tingkat regional
bahkan global sudah menyaingi pemain lama seperti Amerika Serikat dan Jepang. Peta ekonomi
global telah bergeser dari kawasan yang secara tradisional dipandang maju ke kawasan Asia
(ekonomi Cina).
5. Perubahan Iklim Perubahan iklim merupakan isu global, tidak mengenal batas- batas territorial,
sehingga setiap negara akan meraskan dampak yang timbul, baik langsung maupun tidak
langsung turut mempengaruhi aspek kehidupan ekomoni,kesehatan dll.
6. Perkembangan Teknologi Pertumbuhan dan inovasi teknologi di bidang informasi memberikan
dampak yang luar biasa terhadap kegiatan ekonomi, dan terutama perubahan cara kerja. Teknologi
ini turut melahirkan ide dan kreativitas baru dalam bidang perdagangan, kesehatan, dan tatanan
kehidupan normal baru berbasis media sosial.
B. Aplikasi Peduli Lindungi Peduli
Lindungi adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu instansi pemerintah terkait
dalam melakukan pelacakan untuk menghentikan penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19).
Aplikasi ini mengandalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat
bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19 dapat dilakukan. Pengguna
aplikasi ini juga akan mendapatkan notifikasi jika berada di keramaian atau berada di zona merah.
Pada saat masyarakat mengunduh Peduli Lindungi, sistem akan meminta persetujuan
pengguna untuk mengaktifkan data lokasi. Dengan kondisi lokasi aktif, maka secara berkala aplikasi
akan melakukan identifikasi lokasi pengguna serta memberikan informasi terkait keramaian dan
zonasi penyebaran COVID-19.Hasil tracing ini akan memudahkan pemerintah
untuk mengidentifikasi siapa saja yang perlu mendapat penanganan lebih lanjut agar penghentian
penyebaran COVID-19 dapat dilakukan.
C. Kasus Ponsel Blacberry dan Nokia
Merk ponsel Blackberry pernah merajai pasar ponsel di era 2000 an, sebagai produk high-end.
Penggunanya memiliki kesan dan kepuasan yang sangat tinggi, karena spesifikasi dan teknologi yang
ditawarkan sangat bagus pada masanya. Figur penting yang juga mendorong popularitas Blackberry
ini salah satunya adalah Presiden Barrack Obama yang selalu terlihat membawa gadget Blackberry.
Saat ini Blackberry sudah tidak lagi diproduksi dan tidak bermain di segmen pasar tradisionalnya.
Selain muncul banyak pesaing dari merk lain, termasuk naiknya pularitas layanan pesan instan
baru seperti whatsapp yang lebih menarik pengguna untuk beralih dari BBM. Sekarang Blackberry
fokus di segmen pasar korporat, di mana pesaingnya belum banyak, dan kini berhasil menjaga
kesinambungan bisnisnya.
Di sisi lain, Nokia adalah contoh organisasi yang tidak adaptif.. Perusahaan terlena oleh
kesuksesan masa lalu, sehingga gagal membaca perkembangan yang terjadi pada lingkungan atau
konsumennya. Secara sederhana Nokia mengalami sindrom success causes failure: kesuksesan
menjadi penyebab kegagalan.
Kedua kasus Blackberry dan Nokia menjadi pelajaran penting mengenai bagaimana organisasi
membutuhkan perubahan dan adaptasi terhadap lingkungannya. Kesuksesan masa lalu hanya
menjadi milestone yang pada akhirnya harus dijadikan lecutan untuk mencari dan menciptakan
kesuksesan berikutnya.
MODUL 7 KOLABORATIF
a. Kerjasama Informal;
b. Perjanjian Bantuan Bersama;
c. Memberikan Pelatihan;
d. Menerima Pelatihan;
e. Perencanaan Bersama;
f. Menyediakan Peralatan;
g. Menerima Peralatan;
h. Memberikan Bantuan Teknis;
i. Menerima Bantuan Teknis;
j. Memberikan Pengelolaan Hibah; dan
k. Menerima Pengelolaan Hibah.
12. Proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
a. Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
b. Face tof face Dialogue: melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh;
c. Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership dalamproses;
serta keterbukaan terkait keuntungan bersama;
d. Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama; dan
e. Menetapkan outcome antara.
13. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan bantuan Kedinasan kepadaBadan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta dengan syarat :
a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang meminta bantuan
b. penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan fasilitas yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan
c. dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakannya sendiri;
d. apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan publik, Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat keterangan dan berbagai dokumen yang
diperlukan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan lainnya; dan/atau
e. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan
fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tersebut.
14. Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat menolak memberikan Bantuan Kedinasan apabila :
a. mempengaruhi kinerja Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan pemberi bantuan;
b. surat keterangan dan dokumen yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan bersifat rahasia; atau
c. ketentuan peraturan perundang-undangan tidak memperbolehkan pemberian bantuan.
15. Jika suatu Bantuan Kedinasan yang diperlukan dalam keadaan darurat, maka Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan wajib memberikan Bantuan Kedinasan.
16. Tanggung jawab terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dalam Bantuan Kedinasan dibebankan
kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang membutuhkan Bantuan Kedinasan, kecuali
ditentukan lain berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau kesepakatan tertulis
kedua belah pihak.
17. Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren berwenang untuk :
a. menetapkan NSPK dalam rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
b. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
SUMMARY AGENDA 3
- Dasar 1: Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika
berinternet (netiquette)
- Dasar 2: Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoaxdan tidak
sejalan, seperti: pornografi, perundungan, dll.
- Dasar 3: Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digitalyang
sesuai dalam kaidah etika digital Smart ASN 38 dan peraturan yang berlaku
- Dasar 4: Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruangdigital
yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
Ruang lingkup etika dalam dunia digital menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi
kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan nilai kebajikan, baik itu dalam hal tata
kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi elektronik. Terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital :
1) Pertama, penetrasi internet yang sangat tinggi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia;
2) Kedua, perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional kemedia
digita;
3) Ketiga, situasi pandemi COVID-19 yang menyebabkan intensitas orang berinteraksidengan
gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai isu dan gesekan.
Rencana pengembangan modul Etis Bermedia Digital adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan modul dengan secara khusus membidik kelompok minoritas atauyang
termarjinalkan seperti difabel, anak, perempuan, lansia, dan masyarakat 3T.
2) Revisi dan upgrading modul berdasarkan riset proses dan efek dari penerapan modul.
3) Perluasan Kurikulum Etika Media di luar empat etika dasar.
Waspada Konten Negatif
Perkembangan media sosial yang awalnya untuk mempererat hubungan antar pengguna,
lalu mulai bergeser ketika ada pihak-pihak yang memiliki kepentingan ekonomi, politik, dan
SARA. Sehingga ada baiknya kita memahami konten negatif dan mewaspadainya. Beberapa jenis
konten negatif yaitu Hoaks, Cyberbullying dan Hate speech. Cara melawan konten negatif
diantaranya adalah memverifikasi informasi. Kita wajib melakukan cross check untuk menguji
kebenaran suatu informasi.
Interaksi Bermakna di Ruang Digital
Tujuan Bahasan Interaksi Bermakna di Ruang Digital:
1) Mengetahui cara berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di ruang digital
2) Memahami ragam peraturan yang berlaku ketika berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di
ruang digital.
Dalam mencegah hate speech demi menciptakan interaksi bermakna di ruang digital,
partisipasi dan kolaborasi dibutuhkan. Partisipasi merupakan proses terlibat aktif dalam berbagi
data dan informasi yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Kolaborasi merupakan
proses kerjasama antar pengguna untuk memecahkan masalah bersama.
Interaksi dan Transaksi Bijak
Maka kita sebagai pengguna media digital harus bijak dan waspada dalam bertransaksi,
karena apabila tidak, akan dapat berdampak negatif bagi kita ketika melakukan transaksi daring
di sosial media.
Menurut GlobalWebIndex, Indonesia adalah negara dengan tingkat adopsi e- commerce
atau transaksi daring paling tinggi di dunia pada tahun 2019. Hal ini menggambarkan bahwa
sebanyak 90% pengguna internet yang berada pada usia 19 hingga 60 tahun pernah melakukan
pembelian produk atau jasa secara daring.
b. Budaya Bermedia Digital
Masyarakat yang modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet. Kehidupan
masyarakat sangat tergantung dengan adanya internet. Masyarakat memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi agar tetap melaksanakan kegiatan, karena fasilitas dan fitur yang
memiliki keunggulan dan kemudahan untuk dipergunakan oleh berbagai kalangan masyarakat.
Diperlukan peran berbagai pihak dalam masyarakat untuk mengedukasi budaya digital yang
bermartabat.
Budaya Digital dan Penguatan Karakter
Manusia harus memiliki mental yang tangguh dan memiliki prinsip dalam menjalankan
tugas tugas berkomunikasi dengan orang lain. Kesukaan dan minat masyarakat melalui dalam
berkomunikasi melalui ruang digital, khususnya mempergunakan gadget harus sesuai dengan
konten yang bermanfaat bagi pengembangan diri, kecerdasan yang positif dan pengembangan
relasi mereka dengan lingkungannya.
Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di Dunia Digital
Sebagai warga negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan
kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai
kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka literasi digital dapat diklasifikasikan menjadi dua
pokok besar, yaitu:
1) Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan
Digital Dalam Kehidupan Berbudaya, Berbangsa dan Bernegara.
2) Internalisasi (Penerapan) Nilai-Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika di Ruang Digital.
Setelah mampu mengamalkan beberapa poin di atas, maka kita bisa menjadi warga digital
yang Pancasilais, yaitu berpikir kritis; meminimalisir unfollow, unfriend dan block untuk
menghindari Echo Chamber dan Filter Bubble; Gotong Royong Kolaborasi Kampanye Literasi
Digital.
Digitalisasi Kebudayaan dan TIK
Digitalisasi Kebudayaan dan Teknologi Informasi Komunikasi telah memperlihatkan cara
menyiasati tantangan dan peluang tersebut melalui kompetensi literasi digital berupa pemahaman
terhadap aspek budaya di ruang digital, produksi, distribusi, partisipasi, dankolaborasi.
Cintai Produk dalam Negeri
Kecintaan pada produksi dalam negeri sebenarnya bukti dari bela negara secara ekonomi.
Bela negara dimaksudkan sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat patriotisme dan cinta
tanah air kepada seluruh warga negara Indonesia. Sudah selayaknya, warga negara Indonesia
melakukan bela negara yang lebih nyata dengan selalu menggunakan barang-barang yang
diproduksi di dalam negeri. Juga selalu mengkonsumsi hasil-hasil pertanian dan perikanan asli
Indonesia.
Hak-Hak Digital
Dalam ranah kewargaan digital, hak-hak digital tak pernah bisa dilepaskan dari
tanggungjawab. Baik hak maupun tanggung jawab berbicara mengenai kebebasan, sekaligus
batasan-batasan dari kebebasan tersebut. Hak Digital terdiri dari hak untuk mengakses, hak untuk
berekspresi, dan hak untuk merasa aman.
c. Aman Bermedia Digital
Ada lima indikator atau kompetensi yang perlu ditingkatkan dalam membangun area
kompetensi keamanan digital, yaitu:
1) Pengamanan perangkat digital
2) Pengamanan identitas digital
3) Mewaspadai penipuan digital
4) Memahami rekam jejak digital
5) Memahami keamanan digital bagi anak
Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib dimiliki oleh
pengguna media digital, yaitu:
1) Pertama, kecakapan keamanan digital yang bersifat kognitif untuk memahami berbagai konsep
dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital maupun terhadap identitas digital dan
data diri.
2) Kedua, kecakapan keamanan digital yang bersifat afektif, yang pada dasarnya bertumpu pada
empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar
tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga menjaga
keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem keamanan yang kuat.
3) Ketiga, kecakapan keamanan digital yang bersifat konatif atau behavioral. Aspek ini meliputi
langkah-langkah praktis untuk melakukan perlindungan identitas digital dan data diri.
Proteksi Perangkat Digital
Beberapa tips mengamankan sandi yang bisa diterapkan langsung seperti:
- Pastikan di sekeliling kita tidak ada orang lain ketika akan membuka kata sandi
- Menutup layar saat memasukkan kata sandi
- Rutin mengganti kata sandi secara berkala
Perlindungan Identitas dan Data Pribadi Digital
Terdapat dua jenis identitas digital baik yang terlihat maupun tidak terlihatsebagaimana
dijelaskan. Tips untuk melindungi identitas digital, yaitu:
- Pastikan memilih atau menggunakan identitas asli atau samaran saat mengelola akunplatform
digital serta bertanggung jawab atas pilihan tersebut
- Amankan identitas utama yakni alamat surat elektronik (email) yang kita gunakan untuk
mendaftar suatu platform digital
- Lindungi dan konsolidasikan identitas digital dalam berbagai platform digital yangdimiliki
Beberapa tips berikut bisa dilakukan untuk melindungi data pribadi di dunia digital
yaitu:
- Gunakan password (kata sandi) yang kuat dan gunakan secara berbeda di setiap akunplatform
digital yang dimiliki serta perbaharui secara berkala
- Hindari untuk membagikan data pribadi seperti tempat tanggal lahir, nama ibukandung, dan
password
- Pahami dan pilih aplikasi yang dipasang di gawai hanya untuk mengakses data yang
dibutuhkan dan bukan data pribadi
- Pahami dan pastikan pengaturan privasi di setiap akun yang dimiliki sesuai dengantingkat
keamanan yang dibutuhkan
- Hindari berbagi data pribadi orang lain, keluarga, teman dan kenalan sebab ini adalahprivasi
mereka
- Selalu lakukan pembaruan perangkat lunak yang digunakan dalam gawai gunameminimalisir
resiko celah kebocoran data
- Hati-hati mengunggah data pribadi di platform digital karena tidak selalu terjalin aman
- Hindari memasukkan data pribadi penting dalam platform digital saat menggunakanWiFi
publik/gratis
- Waspada jika ada komunikasi/aktivasi mencurigakan dari akun dengan identitas yangtidak
dikenal
Awas Penipuan di Dunia Digital Beberapa modus yang ditemui dalam penipuandaring
adalah
- Penipuan harga diskon atau produk yang ditawarkan
- Identitas pelaku usaha atau konsumen fiktif
- Ketidaksesuaian barang atau produk yang diterima atau dipesan
Beberapa jenis penipuan di dunia digital adalah:
1) Scam = memanfaatkan empati dan kelengahan pengguna
2) Spam = gangguan kepada pengguna berupa iklan, tautan atau URL tertentu
3) Phising = menjebak korban, membuat target percaya informasi yang diberikan tepat
4) Hacking = mencari kelemahan dari sistem komputer
Adapun pelaporan dan pengecekan secara digital diantaranya:
1) Langkah yang dapat dilakukan adalah Laporkan kejahatan siber di sekitar kita melalui
www.patrolisiber.id
2) Laporkan SMS spam ke Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI)
- Dasar 2: Pengetahuan dasar tentang mesin telusur (search engine) dalam mencari
informasi dan data, memasukkan kata kunci dan memilah berita benar
- Dasar 3: Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media sosial untuk
berkomunikasi dan berinteraksi, mengunduh dan mengganti Settings
- Dasar 4: Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerceuntuk
memantau keuangan dan bertransaksi secara digital
Lanskap Digital
Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai perangkat keras danperangkat
lunak. Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu
sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi jadi keduanya. Beberapa jenis
perangkat digital adalah komputer desktop, notebook, netbook,tablet, dan telepon pintar.
Komputer yang kita gunakan tidak terhubung secara langsung dengan internet. Komputer
kita dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet (internet service provider)
yang menyediakannya. Hal lain yang perlu diwaspadai dalam dunia digital lainnya adalah
malware. Malware adalah istilah umum bagi segala perangkat lunak yang dibuat secara spesifik
untuk menyebabkan masalah bagi komputer (Wempen,2015 dalam Monggilo dan Kurnia 2021).
Pada bagian ini, akan dipelajari lebih mendalam mengenai penerapan dari masing-masing keempat
pilar literasi digital, yakni etika, keamanan, budaya, dan kecakapan dalam bermedia digital.
a. Lanskap Digital
Pengetahuan dasar mengenai lanskap digital meliputi berbagai perangkat keras dan perangkat
lunak karena lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring,
perangkat seluler, dan lain sebagainya. Bentuk komputer pribadi bermacam-macam.
Berikut ini beberapa kategori untuk mesin komputer yang sering kita jumpai (Wempen,2015):
- Komputer Komputer desktop ini dihubungkan juga dengan perangkat keras lain seperti monitor,
keyboard, dan mouse. Perangkat keras tersebut disambungkan dengan unit sistem menggunakan
kabel atau teknologi wireless.
- Notebook Notebook merupakan istilah lain dari laptop. Notebook merupakan komputer yang
didesain agar bisa dilipat dan mudah dibawa kemana-mana. Dalam perangkat keras ini sudah
terdapat monitor, keyboard, dan keypad yang merangkai jadi satu dengan unit sistemnya.
- Netbook Netbook merupakan singkatan dari internet notebook. Perangkat keras ini biasanya lebih
kecil ukurannya dan kemampuannya juga tidak sehandal notebook. Namundari segi harga, netbook
lebih terjangkau.
- Tablet Tablet merupakan komputer portabel yang terdiri dari layar sentuh dengan komponen
komputer di dalamnya. Perangkat keras ini tidak memiliki keyboard.
Telepon Pintar Telepon pintar merupakan perangkat telepon yang memiliki kemampuan.untuk
mengoperasikan berbagai aplikasi perangkat lunak dan mengakses internet.
Per tahun 2019, 63,3% penduduk memiliki telepon pintar dan diprediksi dapat mencapai
89,2% dari populasi pada tahun 2025 (Pusparisa, 2020). Sebuah lembaga riset internetlivestats
(2016) menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 12 pengguna internet terbanyak.
Lembaga ini mengestimasi bahwa lebih dari 53 juta penduduk Indonesia sudah mengakses internet,
angka ini menunjukkan peningkatan pengguna internet sebanyak 6,5% dari tahun 2014. Penetrasi
internet Indonesia juga meningkat, di tahun 2014 hanya 17% meningkat menjadi 20% di tahun 2016.
Mengetahui dan Memahami Internet
Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu komputer saling
berhubungan dengan komputer lain (Levine & Young, 2010). Menurut Levine dan Young (2010),
ada beberapa hal yang perlu disiapkan untuk mengakses internet, yaitu komputer, modem, akses ke
penyedia jasa internet, dan berbagai perangkat lunak. Kita perlu memasang berbagai perangkat lunak
di komputer agar bisa mengakses internet dengan baik.
Mengetahui dan Memahami Koneksi Internet
Komputer yang kita gunakan tidak terhubung secara langsung dengan internet. Komputer kita
dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet (internet service provider) yang
menyediakannya (Miller, 2016). Kita perlu mendaftar agar memperoleh jasa koneksi internet dari
penyedia jasa internet di sekitar.
Tips Memilih Penyedia Jasa Internet
Ada beberapa pertimbangan dalam memilih jasa internet yang bisa kita gunakan yaitu:
1) Kecepatan akses. Kita perlu mengetahui kecepatan akses internet yang bisa kita dapatkan.
2) Stabilitas. Kita perlu memastikan bahwa penyedia jasa internet tersebut menyediakanakses
internet yang stabil, terutama di lokasi tempat kita berada.
3) Pelayanan terhadap pelanggan. Kita perlu mengetahui bagaimana pelayanan yangdiberikan
terhadap kendala yang mungkin kita temui saat mengakses internet
4) Selain tips tersebut, tentu kita perlu menyesuaikan biaya jasa internet dengan kemampuandan
kebutuhan kita.
Koneksi dengan Wi-Fi di Ruang Publik
Dengan mendaftar ke penyedia jasa internet, kita bisa mengakses internet secara personal
dengan teknologi kabel atau Wi-Fi. Wi-Fi, singkatan dari wireless fidelity, merupakan istilah bagi
koneksi standar tanpa kabel. Agar dapat terhubung dengan jaringan Wi-Fi, kita perlu mengetahui
proses kerjanya. Setelah terkoneksi dengan jaringan Wi-Fi, kitabisa terhubung dengan akses internet
lewat gawai yang kita gunakan. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Wi-Fi di Ruang Publik
Jaringan publik bisa saja tidak seaman jaringan pribadi yang memerlukan kata kunci untuk
mengaksesnya. Karena semua orang dapat mengakses jaringan publik, bisa saja ada kemungkinan
pengguna yang berniat buruk. Jadi sebaiknya jangan mengirimkan informasi pribadi dan sensitif
dengan menggunakan koneksi publik (Miller, 2016).
b. Mesin Pencarian Informasi, Cara Penggunaan dan Pemilahan Data
Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi,
yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang
hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Dalam menggunakan internet, salah satu
aktivitas yang sering kita lakukan adalah menggunakan mesin pencarian informasi untuk menunjang
kegiatan.
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan informasi yang
kita butuhkan, yaitu penelusuran (crawling), pengindeksan (indexing), dan pemeringkatan (ranking).
Untuk menggunakan mesin pencarian informasi yang lebih sesuai, kita dapat menggunakan tips
berikut ini (Gibbs, 2016 & Goodwill Community Foundation, n.d.):
1) Menggunakan tanda hubung (-) untuk menghilangkan kata khusus yang tidak diinginkan,
2) Menggunakan tanda petik (“ ”) untuk mencari kata atau frasa yang lebih spesifik.
3) Menggunakan istilah OR untuk menemukan salah satu informasi yang dibutuhkan.
4) Menggunakan sinonim dari kata kunci
5) Mencari dalam sebuah situs.
6) Menggunakan tanda bintang (*) untuk informasi yang tidak lengkap.
7) Mencari informasi diantara dua nilai menggunakan simbol dua titik (..) dan diakhiri denganspasi.
c. Aplikasi Percakapan, dan Media Sosial
Ada tujuh kompetensi yang berkaitan langsung dengan penggunaan aplikasi percakapan,
yakni: mengakses, menyeleksi, memahami, memverifikasi, memproduksi, mendistribusikan,
berpartisipasi, serta berkolaborasi. Kebebasan untuk mengakses aplikasi percakapan dan media
sosial perlu diimbangi dengan kemampuan pengguna untuk mengakses sebuah aplikasi percakapan.
Pengguna perlu setidaknya memahami empat dimensi persiapan yaitu:
1) akses terhadap internet
2) syarat dan ketentuan penggunaan aplikasi
3) membuat dan/atau membuka akun
4) metode akses
Mengenal Media Sosial
Media sosial mengalami perkembangan sangat cepat, tercatat hingga kini media sosialmemiliki
pengguna aktif sebanyak 106 juta pengguna di Indonesia, di mana angka tersebut sebanyak 40% dari
total populasi yang ada (Indonesia Baik, 2017 dalam Monggilo dan Kurnia2021).
Mengulik Aplikasi Percakapan
Aplikasi percakapan adalah penunjang komunikasi kita dalam jaringan. Menurut data
Hootsuite & We Are Social pada bulan Oktober 2020, aplikasi pesan terbesar masih dikuasai oleh
WhatsApp, disusul Facebook Messenger, WeChat, QQ, Snapchat, dan Telegram. Aplikasi percakapan
menjadi salah satu garda terdepan terjadinya komunikasi daring, terlebih di masa pandemi COVID-
19. Komunikasi kini lebih banyak terjadi dalam jaringan sehingga akses pada aplikasi percakapan
sangat tinggi.
Setelan Mendasar Aplikasi Percakapan
Kita kadang mengeluhkan pesan yang lambat atau bahkan tidak terkirim yang berakibat pada
terhambatnya proses komunikasi. Tidak jarang juga kita terganggu dengan informasi yang diterima
tetapi nyatanya tidak kita butuhkan. Lantas, bagaimana cara untuk menyiasatinya?
1) Kenali kelebihan dan kekurangan dari aplikasi percakapan yang kita gunakan.
2) Perbaharui aplikasi percakapan yang digunakan. Hal ini karena fitur-fitur terbaru biasanya akan
dibenamkan ketika aplikasi kita perbarui secara berkala.
3) Nonaktifkan fitur untuk mengendalikan informasi yang tidak diinginkan pada setting aplikasi.
Selain itu, penting juga mengetahui fitur-fitur untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi.
Caranya ialah pertama, kenali fitur dasar aplikasi percakapan yang berhubungan dengan profil akun
agar sebagai pengguna kita dapat dikenali. Kedua, kenali dan gunakan dengan baik fitur
pemberitahuan pesan baru (notifikasi). Ketiga, gunakan setelan yang sesuai (baik ukuran huruf,
background, wallpaper, maupun pengaturan serta backup pesan) untuk aplikasi chat yang dipasang
pada perangkat seluler.
d. Aplikasi Dompet Digital, Loka Pasar (marketplace), dan Transaksi Digital
Dengan koneksi internet, kita tak harus datang ke toko luring. Sebagai pembeli, kita
dimanjakan dengan kemudahan dan kenyamanan. Sementara itu, sebagai penjual, tidak perlu
menghabiskan biaya operasional untuk meningkatkan pendapatan penjualan mereka. Transaksi
digital cenderung lebih aman dilakukan bilamana penjual bergabung dengan lokapasar yang sudah
menyediakan metode pembayaran resmi. Salah satunya dengan memanfaatkan fitur dompet digital.
Sedang berikut adalah tips-tips untuk memilih dompet digital guna menghindari kebingungan:
1) Kenali masing-masing karakteristik dari setiap dompet digital yang ada. Masing-masingdompet
digital memiliki layanan yang berbeda-beda.
2) Tentukan peruntukkan dan kebutuhannya
3) Tentukan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang memang diprioritaskan.
Lokapasar (marketplace), adalah satu platform yang menawarkan produk dan layanan dari
banyak penjual yang dapat dibeli oleh klien/pembeli. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh iPrice,
Shopee menempati posisi sebagai lokapasar terbanyak yang digunakan oleh masyarakat Indonesia
dengan rata-rata kunjungan sebanyak 93,4 juta per bulannya (Jayani, 2020). Indonesia sendiri
memiliki kontribusi mencapai 30% dari total pasar yang diraih oleh Shopee (Shopee, 2021).
e. Etika Berinternet (Nettiquette)
Internet hadir bagai pisau bermata dua yaitu dapat memberikan manfaat positif sekaligus
memberikan dampak negatif sehingga diperlukan pengetahuan serta kedewasaan. Demikian pula
ragam informasi yang didapatkan juga semakin terbuka baik konten positif maupun konten negatif.
Sehingga kita butuh tahu dan terapkan netiket. Di dunia digital kita juga mengenal etika berinternet
atau yang lebih dikenal dengan Netiquette (NetworkEtiquette) yaitu tata krama dalam menggunakan
Internet.
Urgensi Netiket
Menyeleksi perilaku sesuai dengan netiket :
1) Seleksi dan analisis informasi sesuai Netiket :
- Ingatlah akan keberadaan orang lain di dunia maya;
- Taat kepada standar perilaku online yang sama dengan kehidupan nyata;
- Tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan para pengguna internet lainnya;
- Membentuk citra diri yang positif;
- Menghormati privasi orang lain;
- Memberi saran atau komentar yang baik;
- Hormati waktu dan bandwith orang lain;
- Mengakses hal-hal yang baik dan bersifat tidak dilarang ; dan
- Tidak melakukan seruan atau ajakan-ajakan yang sifatnya tidak baik.
2) Seleksi dan analisis informasi tidak sesuai Netiket:
- Menyebarkan berita hoaks atau berita bohong dan palsu;
- Ujaran Kebencian (provokasi, hasutan atau hinaan);
- Pornografi (konten kecabulan dan eksploitasi seksual);
- Pencemaran nama baik;
- Penyebaran konten negatif;
- Modus penipuan online (voucher diskon, penipuan transaksi shopping online);
- Cyber Bullying (pelecehan, mempermalukan, mengejek);
- Perjudian online (judi bola online, blackjack, dan casino online); dan
- Cyber Crime, yaitu ancaman keamanan siber (pencurian identitas, pembobolan kartukredit,
pemerasan, hacking).
f. Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten Negatif
Lainnya
Konten negatif muncul karena motivasi-motivasi pembuatnya yang memiliki kepentingan
ekonomi (mencari uang), politik (menjatuhkan kelompok politik tertentu), mencari kambing hitam,
dan memecah belah masyarakat (berkaitan suku agama ras dan antargolongan/SARA) (Posetti &
Bontcheva, 2020).
Apa itu Hoaks?
Salah satu konten negatif yang mendapat perhatian adalah hoaks. KBBI mengartikan hoaks
sebagai informasi bohong. Berbagai peristiwa besar sering diiringi oleh kemunculan hoaks, misalnya
seperti peristiwa politik, bencana alam, ekonomi, sosial dan kesehatan. Pergerakan hoaks
dipermudah oleh penggunaan media sosial yang masif oleh masyarakat.
Berikut ini merupakan tips untuk melindungi diri dari berita hoaks menurut LibGuides at
University of West Florida ( 2021):
1) Evaluasi sumber dengan berbagai kriteria seperti keterbaruan informasi, relevansi,siapakah
penulisnya, ketepatan dan tujuan berita.
2) Google it, cobalah untuk mencari di mesin pencari informasi, seperti google, terlebihdahulu
3) Dapatkan Berita dari Sumber Berita
4) Bedakan Opini dengan Fakta
Apa itu Perundungan di Dunia Maya (cyberbullying)?
Cyberbullying adalah tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang terhadap orang
lain yang lebih lemah media digital. UNICEF (n.d) menjelaskan jika suatu ujaran membuat kita
merasa sakit hati dan membuat orang lain menertawai kita maka candaan tersebut telah melewati
batas. Ketika kita meminta lawan bicara untuk berhenti namun mereka tetap mengutarakan candaan
tersebut dan kita merasa tidak nyaman, artinya ini tergolong bullying. Sementara jika hal tersebut
terjadi di dunia maya, maka disebut sebagaicyberbullying.
Bentuk perundungan ini dapat berupa doxing (membagikan data personal seseorang ke dunia
maya); cyberstalking (mengintip dan memata-matai seseorang di dunia maya); dan revenge porn
(membalas dendam melalui penyebaran foto/video intim/vulgar seseorang. Selain balas dendam,
perundungan ini juga dapat bertujuan untuk memeras korban.
Apa itu Ujaran Kebencian?
Hate speech atau ujaran kebencian adalah ungkapan atau ekspresi yang menganjurkan ajakan
untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan membangkitkan
permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau kelompok.
Mengapa banyak ujaran kebencian dan mengapa banyak orang melakukan hal itu? pengguna
internet merasa bebas melakukan itu karena mereka berpikir bahwa di internet mereka tidak akan
diketahui. Hal ini membuat mereka merasa jauh lebih nyaman untuk mengutarakan kebencian
dibanding jika mereka di dunia nyata.
g. Pengetahuan Dasar Berinteraksi, Partisipasi, dan Kolaborasi di Ruang Digital yang Sesuai
dengan Kaidah Etika Digital dan Peraturan yang Berlaku
Karya kreatif di media sosial itu baik namun jika tidak diimbangi dengan pengetahuan, etika,
dan tanggung jawab sosial yang tinggi, maka hasilnya dapat menjadi negatif. Sehingga, dibutuhkan
peningkatan kompetensi terkait interaksi, partisipasi dan kolaborasi aktif di ruang digital. Interaksi
merupakan proses komunikasi dua arah antar pengguna terkait mendiskusikan ide, topik, dan isu
dalam ruang digital. Pada media digital, interaksi bersifat sosial. Hasil yang diharapkan adalah
interaksi yang sehat dan menghangatkan seperti menjalin relasi atau pertemanan pada umumnya
(Straubhaar et al., 2012).
Apa itu Partisipasi?
Partisipasi merupakan proses terlibat aktif dalam berbagi data dan informasi yang bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain. Proses ini berakhir pada menciptakan konten kreatif dan positif untuk
menggerakkan lingkungan sekitar. Kompetensi ini mengajak peserta untuk berperan aktif dalam
berbagi informasi yang baik dan etis melalui media sosial maupun kegiatan komunikasi daring
lainnya (Kurnia, 2020).
Apa itu Kolaborasi?
Kolaborasi merupakan proses kerjasama antar pengguna untuk memecahkan masalah bersama
(Monggilo, 2020). Dibutuhkan kemampuan untuk berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan
elemen masyarakat untuk membantu mengurangi kasus peredaran berita hoaks. Misalnya, Japelidi
berkolaborasi dengan organisasi pemerintah, komunitas, media, dan warga untuk melakukan
kampanye melawan hoaks COVID-19 termasuk dengan membuat konten dalam 42 bahasa daerah.
h. Berinteraksi dan Bertransaksi secara Elektronik di Ruang Digital Sesuai dengan Peraturan
yang Berlaku
Kita sebagai pengguna media digital harus bijak dan waspada dalam bertransaksi, karena
apabila tidak, akan dapat berdampak negatif bagi kita ketika melakukan transaksi daring di sosial
media. Untuk itu kita sepatutnya mengenal bagaimana karakteristik media sosial.
Media sosial memiliki lima karakteristik yakni (Banyumurti, 2019):
1) Terbuka. Siapapun dimungkinkan untuk dapat memiliki akun media sosial dengan batasantertentu,
seperti usia.
2) Memiliki halaman profil pengguna. Tersedia menu profil yang memungkinkan setiap
pengguna menyajikan informasi tentang dirinya sebagai pemilik akun.
3) User Generated Content. Terdapat fitur bagi setiap pengguna untuk bisa membuat kontendan
menyebarkannya melalui platform media sosial.
4) Tanda waktu di setiap unggahan. Setiap unggahan yang dibuat diberi tanda waktu,sehingga
bisa diketahui kapan unggahan tersebut dibuat.
5) Interaksi dengan pengguna lain. Media sosial menyediakan fitur agar kita dapatberinteraksi
dengan pengguna lainnya.
Transaksi Elektronik
Transaksi elektronik atau dikenal sebagai transaksi daring adalah transaksi atau pertukaran
barang/jasa atau jual beli yang berlangsung di ranah digital. Transaksi elektronik terjadi pada saat
penawaran transaksi yang dikirim oleh pengirim telah diterima dan disetujui oleh penerima. Alat
transaksi daring adalah metode pembayaran saat kita melakukan pembelanjaan daring. Jenis
pembayaran atau transaksi daring diantaranya ialah transfer bank, dompet digital/e-money, COD
(Cash on Delivery) atau pembayaran di tempat, pembayaran luring, kartu debit, kartu kredit.
Data di Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencatat dalam kurun waktu 2016 hingga
September 2020, rata-rata laporan terhadap penipuan transaksi daring mencapai lebih dari 1500
kasus per tahunnya.
Penggunaan Internet untuk Transaksi
Berikut beberapa keunggulan penggunaan media sosial untuk UMKM, antara lain (ICT Watch,
2020; Karyati, 2019):
6) Jangan gunakan tanggal lahir, nomor ponsel, nama teman/hewan/saudara sebagai katasandi.
7) Berhati-hati dengan pesan scam melalui surel (yang terkadang disertai tautan tertentu)
dan situs web yang mencurigakan.
8) Berhati-hati menggunakan komputer umum yang digunakan untuk transaksi online.Pastikan tidak
meninggalkan komputer tanpa pengawasan saat traksasi dan segera log out akun setelah
bertransaksi.
i. Fitur Proteksi Perangkat Keras
Pada dasarnya, perlindungan perangkat keras dibagi menjadi 3 kategori: perlindungan CPU,
Perlindungan Memori, dan perlindungan I/O. Untuk memastikan operasi yang benar, kita harus
melindungi vektor interupsi dari modifikasi oleh program pengguna. Selain itu, kita juga harus
melindungi rutin layanan interupsi di sistem operasi dari modifikasi. Kita kemudian melihat bahwa
kita harus memberikan perlindungan memori setidaknya untuk vektor interupsi dan rutinitas layanan
interupsi dari sistem operasi.
Jadi ketika kita memastikan perlindungan I/O maka beberapa kasus tidak akan pernah terjadi di
sistem seperti:
1) Terminasi I/O dari proses lain
secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik perangkat.
Berikut ini merupakan tips untuk melindungi gawai kita dari virus, peretas, maupun
pengintai (State of California Department of Justice, n.d):
1) Perbarui sistem operasi dan aplikasi penting secara berkala,
4) Keempat, setelah kemudian kita tahu dan memahami lebih dalam tentang jejak digital,maka
kita harus mulai menyeleksi apa saja yang kita unggah.
5) Kelima, verifikasi harus kita lakukan untuk memastikan apakah Langkah yang akan kita
lakukan dapat berpotensi meninggalkan jejak digital yang berdampak buruk atau tidak.
6) Keenam, evaluasi atas berbagai kegiatan daring kita menjadi bagian tak terpisahkan
7) Ketujuh, saat ini, ketika kita mendistribusikan informasi dengan menggunakan perangkat digital,
kita juga telah meninggalkan jejak digital.
8) Kedelapan, kemampuan kita dalam memproduksi rekam jejak digital yang baik perlu untuk
ditingkatkan
9) Kesembilan, pengetahuan yang telah kita dapatkan tentang rekam jejak digital ini akan semakin
bermanfaat bila dapat kita bagikan pada orang lain.
10) Kolaborasi, adalah kompetensi yang paling akhir dicapai dalam 10 kompetensi literasi digital
Japelidi. Sangat sederhana, kolaborasi yang dimaksud adalah bagaimana kita sebagai orang
orang yang memiliki rekam jejak digital, berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam rangka
partisipasi kita menjaga rekam jejak digital kita
m. Minor Safety (Catfishing)
Pada awalnya, catfish secara apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia secara langsung
berarti ‘ikan lele’. Namun, istilah ini kemudian bergeser di masyarakat modern menjadi seorang
yang berpura–pura menjadi orang lain dengan menciptakan identitas baru di internet, terutama di
SNS. Adapun tujuan untuk melakukan catfishing adalah untuk menjalin hubungan romantik via
media daring (Prastyphylia, 2014).
Catfish sebagai bentuk Konstruksi Identitas Daring. Apabila berbicara mengenai catfish,
maka sangat erat kaitannya dengan pembentukan identitas yang dibangun secara virtual. Agar
dapat menampilkan sesuai dengan apa yang diharapkan, seseorang memiliki kecenderungan untuk
mengonstruksi identitasnya. Adapun empat komponen penting dalam konstruksi sebuah identitas
yaitu: Input, Standard Identity, Comparator, dan Output
n. Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan Digital dalam
Kehidupan Berbudaya, Berbangsa, dan Bernegara
Mayoritas pengguna teknologi digital adalah anak-anak muda atau yang lebih sering disebut
generasi milenial. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah penggunaan internet dalam benar sesuai
dengan kecakapan yang berlandaskan dengan Pancasila dan BhinnekaTunggal Ika.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana
setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah
menjadi warga negara digital. Dalam konteks ke-Indonesiaan, sebagai warga negara digital, tiap
individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas
bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan,
yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Kedua, Internalisasi nilai-nilai Smart ASN 240
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
Konteks Ke-Indonesiaan Warga Negara Digital
Menjadi Indonesia, sebagai warga negara digital adalah menyadari bahwa setiap kita
merupakan bagian dari negara MAJEMUK, MULTIKULTURAL, sekaligus DEMOKRATIS.
Peran partisipatif warga negara digital yang baik sangat diperlukan. Artinya, menjadi kewajiban
kita untuk memastikan tidak memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang tidak benar,
sekaligus memproduksi konten positif.
o. Digitalisasi Kebudayaan melalui Pemanfaatan TIK
Beragam sajian dalam bentuk foto, video, maupun tulisan, saat ini tersebar di semua lini
media digital kita. Pada tahapan ini, kita sebenarnya sudah punya modal untuk memproduksi
konten budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Menjalin jaringan tidak begitu mudah dilakukan. Namun, apabila kita bisa mengembangkan
jaringan tersebut, berpartisipasilah dengan mendorong agar lembaga budaya atau komunitas ini
memiliki media digital, sehingga mampu menghadirkan seni, budaya dan bahasa daerah mereka
dalam ruang digital yang lebih luas.
Kolaborasi Budaya Visual: Lembaga, Pameran, Intervensi Budaya
Kompetensi kolaborasi adalah lanjutan dari kompetensi partisipasi yaitu kolaborasi budaya
visual: lembaga, pameran, intervensi budaya. Sebagai kompetensi dengan tingkat keterampilan
yang lebih kompleks, tidak mudah untuk melakukannya. Kegiatan kolaborasi budaya visual ini
tentunya harus tetap merujuk pada praktik, produk dan perspektif budayanya. Bentuk kolaborasi
paling sederhana adalah melakukan pameran pameran di bidang budaya.
p. Mendorong Perilaku Mencintai Produk dalam Negeri dan Kegiatan Produktif
LainnyaFenomena jual-beli di dunia maya semakin marak ketika menyebarnya penyakit baru
bernama Covid-19 di dunia sehingga menyebabkan WHO mencetuskan pandemi di duniaakibat
penyakit ini. Di saat pandemi ini, ketika ada pembatasan manusia untuk keluar rumahada kewajiban
melakukan jaga jarak sehingga para para produsen kecil sampai besarmencari solusi dengan
memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produk produknya.Fakta yang ada, terlihat minat
besar dari pihak asing ingin menguasai pasar dalam negeri Indonesia dengan jumlah penduduk
lebih dari 250 juta jiwa. Peluang-peluang iniyang terus dilirik pihak asing, dengan berbagai
produk yang mereka miliki, yang ingin dijualnya di Indonesia.
Kecintaan pada produksi dalam negeri sebenarnya bukti dari bela negara secara ekonomi.
Bela negara dimaksudkan sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat patriotisme dan cinta
tanah air kepada seluruh warga negara Indonesia. (Akmadi, 2017).
q. Digital Rights (Hak Digital Warganegara)
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman.
Sebagai subjek dalam dunia digital memiliki hak dan kewajiban berupa (Council of Europe,
n.d):
1) Akses dan tidak diskriminatif, artinya kita memiliki hal untuk terhubung dengan internet
2) Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi
3) Kebebasan berkumpul, berkelompok, dan partisipasi
4) Perlindungan privasi dan data
5) Pendidikan dan literasi
6) Perlindungan terhadap anak
7) Hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atauuntuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
2) Proses pengadaan dilakukan untuk mendapatkan pegawai dengan kualitas yang tepat dan
berintegritas untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
3) Pegawai ditempatkan sesuai dengan perencanaannya (untuk memenuhi kebutuhan organisasi)
dan tidak berdasarkan preferensi individu/kelompok atau pertimbanyan subyektif lainnya.
Dalam penerapannya dibutuhkan beberapa kondisi dalam formasi pegawai:
- Penilaian Kinerja : Penilaian kinerja PPPK berada di bawah kewenangan Pejabat yang
Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing
- Penggajian dan Tunjangan : Gaji diberikan berdasarkan beban kerja, tanggung jawabjabatan,
dan resiko pekerjaan. Gaji dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara untuk
PPPK di Instansi Pusat dan anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk PPPK di Instansi
Daerah. Selain gaji PPPK dapat menerima tunjangan.
- Pengembangan Kompetensi : pengembangan kompetensi direncanakan setiap tahun oleh
Instansi Pemerintah
- Pemberian Penghargaan : Penghargaan dapat berupa pemberian: 1. tanda kehormatan; 2.
kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau 3. kesempatan menghadiri
acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
- Disiplin
- Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja :
◼ Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat karena: 1. jangka
waktu perjanjian kerja berakhir; 2. meninggal dunia; 3. atas permintaan sendiri; 4.
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pengurangan
PPPK; atau 5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.
◼ Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena: 1. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum 2. melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat
berat; atau 3. tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan
perjanjian kerja.
◼ Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat karena: 1.
melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; 2. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan 3. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau 4. dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
a) Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya dilakukan pada tingkat nasional.
b) Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS
c) Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif pada
tingkat nasional atau antarkabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.
d) Jabatan pimpinan tinggi utama dan madya tertentu dapat berasal dari kalangan non-PNS
dengan persetujuan Presiden
e) Jabatan Pimpinan Tinggi dapat diisi oleh prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila
dibutuhkan dan sesuai
f) dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif.
g) Jabatan Pimpinan Tinggi di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit
Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai
dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
h) Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dengan
terlebih dahulu membentuk panitia seleksi Instansi Pemerintah.
i) Panitia seleksi menjalankan tugasnya untuk semua proses seleksi pengisian jabatan terbuka
untuk masa tugas yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
5) Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi Pusat
Untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan/atau madya, panitia seleksi Instansi
Pemerintah memilih 3 (tiga) nama calon untuk setiap 1 (satu) lowongan jabatan.Tiga nama calon
pejabat pimpinan tinggi utama dan/atau madya yang terpilih disampaikan kepada Pejabat
Pembina Kepegawaian. Pejabat Pembina Kepegawaian mengusulkan 3 (tiga) nama calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Presiden.
6) Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi Daerah
Pengisian jabatan pimpinan tinggi madya di tingkat provinsi dilakukan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi. Panitia seleksi
memili 3 (tiga) nama calon pejabat pimpinan tinggi madya untuk setiap 1 (satu) lowongan
jabatan. Tiga calon nama pejabat pimpinan tinggi madya yang terpilih disampaikan kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian.