Anda di halaman 1dari 48

RESUME JURNAL

MOOC PPPK 2023

DISUSUN OLEH :

NAMA : INDARTO, S.Pd


NI PPPK : 19900918 202321 1 005
GOLONGAN : IX
JABATAN : AHLI PERTAMA – GURU KELAS
UNIT KERJA : SD NEGERI KUJON, CEPER

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN


DINAS PENDIDIKAN
2023

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 1
AGENDA 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

MODUL 1 : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


A. WAWASAN KEBANGSAAN
I. SEJARAH PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia
terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan
pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada
tanggal 17 Agustus 1945. Awal bangkitnya perjuangan Bangsa Indonesia yaitu dengan
terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 oleh para
mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) yang menggagas sebuah rapat kecil
yang diinisiasi oleh Soetomo. Rapat kecil tersebut sesungguhnya menjadi titik awal
dimulainya pergerakan nasional menuju Indonesia Merdeka. Kemudian pada tanggal 28
Oktober 1928 dari hasil Kongres Pemuda II dihasilkan kesepakatan berupa 3 (Tiga) klausul
yang menjadi dasar Sumpah Pemuda. Pergerakan-pergerakan sebagai upaya bangsa
Indonesia mendapatan pengakuan kemerdekaan Negara Indonesia terus berlanjut hingga
pada puncaknya tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan kemerdekaan Indonesia oleh Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta setelah mendapatkan desakan dari PPKI dan para pemuda.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia perjuangan masih tetap dilakukan untuk
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

II. PENGERTIAN WAWASAN KEBANGSAAN


Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah pandangan dalam mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara, berdasarkan jati diri bangsa dan kesadaran terhadap sistem
nasional yang berasal dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Tujuannya adalah memecahkan masalah demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera.

III. 4 (EMPAT) KONSESUS DASAR BERNEGARA DAN BERNEGARA


1. PANCASILA
Pancasila adalah landasan, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dipadukan dari nilai-nilai asli bangsa dan inspirasi global, pendiri negara memurnikan
nilai-nilai tersebut dalam UUD 1945. Pancasila berfungsi sebagai dasar negara,
perekat bangsa, dan wawasan dalam mencapai cita-cita nasional. Nilai-nilai positif
bangsa Indonesia tercakup di dalamnya, sementara yang bertentangan ditolak. Penting

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 2
bagi penyelenggara negara dan warga negara untuk memahami, meyakini, dan
menerapkan Pancasila dalam kehidupan bersosialisasi dan bernegara.
2. UNDANG – UNDANG DASAR 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Gagasan itu
berlanjut dengan dibentuknya Panitia Sembilan yang anggotanya diambil dari 38
anggota BPUPKI. Panitia Sembilan dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia
Sembilan mempunyai tugas untuk merancang sebuah rumusan pembukaan yang
disebut Piagam Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari setelah Proklamasi
kemerdekaan dikumandangkan Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 oleh PPKI. Dan kalimat Mukadimah adalah rumusan
kalimat yang diambil dari Piagam Jakarta, “dengan kewajiban 14 menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
3. BHINEKA TUNGGAL IKA
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan Bhinneka -
Tunggal - Ika yang berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa
dan negara Republik Indonesia.
4. NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur
konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang
berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden. Sehingga PPKI disebut
sebagai pembentuk negara, disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945,
dasar negara dan tujuannya.

IV. BENDERA, BAHASA, LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU


KEBANGSAAN
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan
dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 3
1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang.
2. Bahasa
Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber
dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai
bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang
kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung
dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas
pita yang dicengkeram oleh Garuda.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Indonesia Raya yang
diubah oleh Wage Rudolf Supratman.

B. NILAI – NILAI KEBANGSAAN


I. SEJARAH BELA NEGARA
Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara.
Dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari bersejarah bagi
bangsa Indonesia karena pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta dalam upaya lebih
mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.

II. ANCAMAN
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa, usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri dapat mengancam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan keamanan.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 4
III. KEWASPADAAN DINI
Kewaspadaan dini adalah kewaspadaan setiap warga Negara terhadap setiap
potensi ancaman. Kewaspadaan dini memberikan daya tangkal dari segala potensi
ancaman, termasuk penyakit menular dan konflik sosial. Kewaspadaan dini
diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat (Tepat Lapat) yang
mengandung unsur 5W+1H (When, What, Why, Who, Where dan How) kepada aparat
yang berwenang. Setiap potensi ancaman di tengah masyarakat dapat segera diantisipasi
segera apabila warga Negara memiliki kepedulian terhadap lingkungannya, memiliki
kepekaan terhadap fenomena atau gejala yang mencurigakan dan memiliki kesiagaan
terhadap berbagai potensi ancaman.

IV. PENGERTIAN BELA NEGARA


Secara ontologis bela Negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif, secara epistemologis fakta fakta
sejarah membuktikan bahwa bela Negara terbukti mampu menjaga kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sementara secara aksiologis bela
Negara diharapkan dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman. Untuk itu, warga negara harus patuh, taat, loyal, dan tunduk pada
setiap regulasi yang dibuat oleh negara dalam upaya meningkatkan kesadaran bela
Negara.

V. NILAI DASAR BELA NEGARA


Nilai Dasar Bela Negara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23tahun 2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3),
nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Kemampuan awal Bela Negara.

VI. PEMBINAAN KESADARAN BELA NEGARA LINGKUP PEKERJAAN


Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau
pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 5
pekerjaan yang ditujukan bagi Warga Negara yang bekerja pada: lembaga Negara,
kementerian/lembaga pemerintah non kementerian dan pemerintah daerah, Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, badan usaha milik Negara/
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan badan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

VII.INDIKATOR NILAI DASAR BELA NEGARA


a. Indikator cinta tanah air, ditunjukkan dengan adanya sikap:
1. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
2. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia.
3. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
4. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
5. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
6. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia.

b. Indikator sadar berbangsa dan bernegara, ditunjukkan dengan adanya sikap:


1. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
2. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Ikut serta dalam pemilihan umum.
4. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
5. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

c. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa, ditunjukkan dengan adanya
sikap:
1. Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
2. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
4. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
5. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.

d. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara, ditunjukkan dengan adanya sikap:
1. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dannegara.
2. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
3. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
4. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
5. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 6
e. Indikator kemampuan awal Bela Negara, ditunjukkan dengan adanya sikap:
1. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
2. Senantiasa memelihara jiwa dan raga.
3. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
YangMaha Esa.
4. Gemar berolahraga.
5. Senantiasa menjaga kesehatannya.

VIII. AKTUALISASI KESADARAN BELA NEGARA BAGI ASN


Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional
Indonesia secara suka rela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi.

MODUL 2 : ANALISIS ISU KONTEMPORER


A. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya sebagai
ASN dengan berlandaskan pada:
1. Nilai Dasar;
2. Kode Etik dan Kode Perilaku;
3. Komitmen, Integritas Moral, dan Tanggung Jawab pada Pelayanan Publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan
5. Profesionalitas jabatan.

Kontemporer yang dimaksud adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan
masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini.

I. KONSEP PERUBAHAN
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Dalam konteks PNS, berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS
perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
c. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia Sosok PNS yang
bertanggung jawab dan berorientasi pada kualitas merupakan gambaran implementasi
sikap mental positif PNS yang kompeten dengan kuat memegang teguh kode etik

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 7
dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan tuntutan unit kerja/organisasinya
merupakan wujud nyata PNS menunjukan sikap perilaku bela Negara.

II. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS


Terdapat empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS
dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing- masing, yakni : individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Perubahan global (globalisasi) memaksa semua bangsa (Negara) untuk berperan
serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan
semua yang tidak mau berubah. Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan
perkembangan lingkungan strategis pada tataran makro merupakan faktor utama yang
akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut melingkupi pemahaman terhadap
Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional.

III. MODAL INSANI DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN


STRATEGIS
Konsep disini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk
modalyang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja. Modal manusia adalah komponen yang sangat
penting di dalam organisasi.Manusia dengan segala kemampuannya bila dikerahkan
keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar biasa. Ada enam komponen dari
modal manusia antara lain adalah:
a. Modal Intelektual
b. Modal Emosional
c. Modal Sosial
d. Modal ketabahan (adversity)
e. Modal etika/moral
f. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

B. ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER


Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran teknologi yang memberi peluang kepada pelaku
kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa teridentifikasi identitasnya dan penyebarannya
bersifat masif. PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara.
Setiap PNS penting untuk mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis
kontemporer diantaranya: korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry,

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 8
proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan
lain sebagainya.

C. TEKNIK ANALISIS ISU


Untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis (internal dan eksternal) akan memberikan
pengaruh besar terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan, sehingga
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu persoalan, sehingga
dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar analisa yang
matang.
1. MEMAHAMI ISU KRITIKAL
Dalam pengertian ini, isu kritikal dipandang sebagai topik yang berhubungan dengan
masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan adanya
kesadaran publik akan isu tersebut.
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu :
a. Isu saat ini (current issue)
b. Isu berkembang (emerging issue)
c. Isu potensial.

Masing-masing jenis isu ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dari perspektif
urgensi atau waktu maupun analisis dan strategi dalam menanganinya.

Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau


menetapkan isu, yaitu:

a. Kemampuan Enviromental Scanning.


b. Problem Solving.
c. Berpikir Analysis.
2. TEKNIK-TEKNIK ANALISI ISU
a. Teknik Tapisan Isu
Untuk itu di dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau dengan kata lain isu
yang bersifat aktual, sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang
ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu
penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakan
teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian, menggunakan kriteria USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
b. Teknik Analisis Isu
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan
analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPK atau USG atau
teknik tapisan lainnya dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis,

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 9
misalnya menggunakan system berpikir mind mapping, fishbone, SWOT, tabel
frekuensi, analisis kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya menerapkan
kemampuan berpikir hubungan sebab-akibat untuk menggambarkan akar dari isu atau
permasalahan, aktor dan peran aktor, dan alternatif pemecahan isu yang akan
diusulkan.
c. Analisis Kesenjangan atau Gap Analysis
Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau
yangdiharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi bisnis yang menitikberatkan
pada kesenjangan kinerja perusahaan saat ini dengan kinerja yang sudah ditargetkan
sebelumnya.

MODUL 3 : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


A. KERANGKA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
I. KONSEP KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Menurut asal kata, kesamaptaan sama maknanya dengan kata kesiapsiagaan yang
berasal dari kata: Samapta yang artinya siap siaga atau siap siaga dalam segala kondisi.
Kesiapsiagaan merupakan suatu siap siaga yang dimiliki seseorang baik fisik,
mental,maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam. Konsep bela
Negara menurut KBBI berasal dari kata bela yang artinya menjaga baik-baik,
memelihara, merawat, menolong serta melepas dari bahaya. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa bela negara adalah kebulatan sikap, tekad, dan perilaku warga
negara yang dilakukan secara ikhlas, sadar,dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa
raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara.

II. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA DALAM LATSAR ASN


Bentuk kesiapsiagaan dimaksud adalah kemampuan setiap ASN untuk memahami
dan melaksanakan kegiatan olah rasa, olah pikir, dan olah tindak dalam pelaksanaan
kegiatan keprotokolan yang di dalamya meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara
(termasuk kemampuan baris berbaris dalam pelaksaan tata upacara sipil dan kegiatan
apel), tata tempat, dan tata penghormatan yang berlaku di Indonesia sesuai peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh
keinginan ASN untuk memiliki kemampuan dalam menyikapi setiap perubahan yang
baik. ASN yang siap siaga adalah ASN Yang mampu meminimalisisr terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan terkait dengan pelaksanaan kerja. Ruang lingkup nilai-nilai dasar
bela negara mencakup:

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 10
a. Cinta tanah air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
f. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat.

B. KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA


I. KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL
Kesiapsiagaan jasmani merupakan kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Dalam Undang-
undang No 23 Tahun 1999 menjelaskan bahwa “kesehatan” adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memugkinkan setiap orang produktif secara sosial dan
ekonomis. Manfaat Kesiapsiagaan Jasmani :
a. Memiliki postur yang baik.
b. Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat.
c. Memiliki ketangkasan yang tinggi.
Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau
memaksimalkan kekuatan fisik dengan melatih kekuatan fisik akan dapat menghasilkan:
tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed),
ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), keseimbangan
(balance), dan fleksibilitas (flexibility).
Ukuran yang digunakan untuk mengukur kesiapsiagaan jasmani dengan mengukur
daya tahan jantung dan paru-paru dengan protokol tes lari 12 menit yang disebut dengan
metodecooper. Tips menjaga kesiapsiagaan jasmani adalah dengan makan makanan
bergizi secara teratur dengan porsi cukup. Kualitas asupan makanan bergizi kedalam
tubuh dapat diketahui dengan mengukur berat badan ideal dengan rumus Brocca: BB
ideal= (TB-100)-10%(TB-100). Kesiapsiagaan mental merupakan kesiapsiagaan
seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwanya baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar diri sendiri, seperti
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sasaran pengembangan kesiapsiagaan mental
yaitu memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal insani.
Kesiapsiagaan mental akan berpengaruh terhadap perasaan (cara pandang orang
menghadapi kehidupan), pikiran (sering lupa dan sulit konsentrasi), sikap perilaku, dan
kesehatan badan.
Emosi berasal dari emotus atau emovere yang artinya mencerca “to strip up” yaitu
sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. Dalam KBBI diartikan sebagai: (1) luapan

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 11
perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat; (2) keadaan dan reaksi
psikologisdan fisiologis. Dari pengertian emosi menurut Crow&Crow; W James dan Carl
Lange;Harvey Carr; dan W.B. Cannon, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah
merupakanwarna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Warna
afektif yaitu perasaan tertentu yang dialami pada saat mengalami situasi tertentu seperti
gembira,senang, putus asa, benci dan sebagainya. Kompetensi Kecerdasan emosional,
antara lain:
a. Kesadaran diri sendiri.
b. Pengelolaan diri sendiri.
c. Kesadaran sosial
d. Manajemen Hubungan sosial

Cara meningkatkan kecerdasan emosional, antara lain:

a. Rasakan dan pahami perasaan anda.


b. Jangan menilai atau mengubah perasaan anda terlalu cepat.
c. Lihat bila anda menemukan hubungan antara perasaan anda saat ini dengan perasaan
yangsama di masa lalu.
d. Hubungkan perasaan anda dengan pikiran anda.
e. Dengarkan tubuh anda.
f. Jika anda tidak tahu bagaimana perasaan anda, minta bantuan orang lain.
g. Masuk ke alam bawah sadar anda.
h. Tanyakan pada diri anda.
i. Tulis pikiran dan perasaan anda ketika sedang menurun.
j. Tahu kapan waktu kembali melihat keluar.
k. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional

II. ETIKA, ETIKET, DAN MORAL


Etika dapat juga disimpulkan sebagai suatu sikap dan perilaku yang
menunjukkankesediaan dan kesanggupan seorang secara sadar untuk mentaati ketentuan
dan norma kehidupan melalui tutur, sikap, dan perilaku yang baik serta bermanfaat yang
berlaku dalam suatu golongan, kelompok, dan masyarakat serta pada institusi formal
maupun informal (Erawanto, 2013). Etiket ini sebagai bentuk aturan tertulis maupun tidak
tertulis mengenai aturan tata krama, sopan santun, dan tata cara pergaulan dalam
berhubungan sesama manusia dengan cara yang baik, patut, dan pantas sehingga dapat
diterima dan menimbulkan komunikasi, hubungan baik, dan saling memahami antara satu
dengan yang lain. Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 12
III. KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia ditempat ia
hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal
dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan perlengkapan yang dibuat
manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang kehidupan manusia.
Kemudian Kearifan Lokal pun dapat berupa karya terbarukan yang dihasilkan dari
pelajaran warga setempat terhadap bangsa lain di luar daerahnya.

C. RENCANA AKSI BELA NEGARA


Dengan mengacu dalam Modul Utama Pembinaan Bela Negara tentang Implementasi Bela
Negara yang diterbitkan oleh Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2018, disebutkan bahwa Aksi
Nasional Bela Negara memiliki elemen-elemen pemaknaan yang mencakup:
1. Rangkaian upaya-upaya bela negara;
2. Guna menghadapi segala macam Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan;
3. Dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, yang diselenggarakan secara
selaras,mantap, sistematis, terstruktur, terstandardisasi, dan massif;
4. Dengan mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha;
5. Di segenap aspek kehidupan nasional;
6. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan Pancasiladan
Undang-Undang Dasar 1945;
7. Serta didasari oleh Semangat Mewujudkan Negara yang Berdaulat, Adil, dan
Makmursebagai penggenap Nilai- Nilai Dasar Bela Negara;
8. Yang dilandasi oleh keinsyafan akan anugerah kemerdekaan;
9. Keharusan bersatu dalam wadah Bangsa dan Negara Indonesia, serta;
10. Tekad untuk menentukan nasib nusa, bangsa, dan negaranya sendiri.

Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
padanilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

D. KEGIATAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Hari-hari besar Nasional ditetapkan dengan Keputusan Presiden; Hari Pendidkan Nasional,
Hari Kebangkitan Nasional, HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari Kesaktian Pancasila,
Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan, dan Hari Ibu; Upacara Bendera Pada Acara Kenegaran;
ialah upacara bendera dalam acara ke Negara dalam rangka peringatan Hari Ulah Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan di Halaman Istana Merdeka Jakarta;
c. Upacara Bendera Pada Acara Resmi ; ialah upacara bendera yang dilaksanakan bukan oleh

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 13
Negara, melainkan oleh Instansi Pemerintah baik tingkat pusat maupun tingkat daerah serta
oleh Lembaga Negara lainnya;dan d. Upacara Bukan Upacara Bendera ; ialah suatu upacara
yang tidak berfokus pada pengibaran bendera kebangsaan, namun bendera kebangsaan telah
diikatkan pada tiang bendera dan diletakkan ditempat sebagaimana mestinya.
Uraian Materi Upacara adalah serangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah
pegawai/aparatur/karyawan sebagai peserta upacara, disusun dalam barisan di
suatulapangan/ruangan dengan bentuk segaris atau bentuk U, dipimpin oleh seorang Inspektur
Upacara dan setiap kegiatan, peserta upacara melakukan ketentuan ketentuan yang baku
melalui perintah pimpinan upacara, dimana seluruh kegiatan tersebut direncanakan oleh
Penanggung Jawab Upacara atau Perwira Upacara dalam rangka mencapai tujuan upacara.
Aturan untuk melaksanakan upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi, mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 62 tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai
Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan. Dalam pelaksanaan aturan tersebut
merupakan Pedoman Umum Tata Upacara Sipil yangmemuat sebagai perencana dan
pelaksanaan upacara untuk menjawab apa, siapa yang harus berbuatapa, dimana dan bilamana
tata caranya serta bentuk dan jenisnya. Sedangkan Pedoman umum pelaksanaan upacara
meliputi kelengkapan dan perlengkapan upacara, langkah-langkah persiapan, petunjuk
pelaksanaan dan susunan acaranya Pada dasarnya upacara umum dilaksanakan di lapangan
dan jumlah pesertanya lebih banyak, sedangkan upacara khusus di ruangan, jumlah pesertanya
lebih sedikit.
Adapun pengertian Tata upacara sesuai Undang undang 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan
dalam pasal 1 menjelaskan bahwa Tata Upacara adalah aturan melaksanakan upacara dalam
Acara Kenegaraan dan Acara Resmi. Kehidupan di dalam masyarakat menunjukkan
pentingnya kaidah dan norma yang patut dan pantas yang harus menjadi pedoman dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, menurut Erawanto(2013) Etika Keprotokolan dapat
disimpulkan sebagai suatu bentuk tutur, sikap, dan perbuatan yang baik dan benar berdasarkan
kaidah norma universal yang dilakukan secara sadar dalam tata pergaulan yang berlaku pada
tempat, waktu, dan ruang lingkup serta situasi tertentu, untuk menciptakan komunikasi dan
hubungan kerja sama yang positif dan harmonis baik antar individu, kelompok masyarakat,
dan lembaga/organisasi, maupun antar bangsa dan negara.
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, telah mengamankan
tujuan Negara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, oleh sebab itu maka semua warga bangsa mempunyai kewajiban yang sama
untuk mewujudkan tujuan Negara bangsa dimaksud, tidak terkecuali bagi para Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS).

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 14
1. Kegiatan intelijen merupakan aktivitas intelijen yang dilaksanakan secara rutin dan
terusmenerus, sementara operasi intelijen merupakan aktivitas intelijen di luar kegiatan
intelijen berdasarkan perencanaan yang rinci, dalam ruang dan waktu yang terbatas dan
dilakukan atas perintah atasan yang berwenang.
2. Postur pertahanan nirmiliter terdiri atas Unsur Utama dan Unsur Lain Kekuatan Bangsa
yangdisusun dan ditata oleh K/L di luar bidang pertahanan.
3. Pembangunan kelembagaan pertahanan militer maupun pertahanan nirmiliter
diselenggarakanguna mewujudkan kekuatan yang terintegrasi dalam pengelolaan
pertahanan negara melalui penguatan dan penataan ulang serta restrukturisasi
kelembagaan dimana salah satunya adalah penguatan kapasitas lembaga intelijen dan
kontra intelijen untuk pertahanan negara, termasuk pengembangan pertukaran informasi
antar K/L dalam rangka peningkatan kemampuan deteksidini dan peringatan dini.
4. Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2011 tentang
Intelijen Negara Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun dijelaskan
bahwa Pembukaan 1945 alinea keempat menyebutkan bahwa pembentukan Pemerintah
Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial yang senantiasa diupayakan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
5. Keamanan nasional merupakan kondisi dinamis bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang menjamin keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan warga
negara,masyarakat, dan bangsa, terlindunginya kedaulatan dan keutuhan.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 15
AGENDA 2

NILAI - NILAI DASAR PNS

MODUL 1 : BERORIENTASI PELAYANAN

Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu:

1. penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,


2. Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat, dan
3. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Pelayanan publik yang prima sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin
meningkatkan kepercayaan publik, karena dapat menimbulkan kepuasan bagi pihak-pihak yang
dilayani.

Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai
ASN bertugas untuk :

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara KesatuanRepublik Indonesia.

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN
menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), Pemerintah telah meluncurkan
Core Values (Nilai - Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani
Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values tersebut seharusnya
dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam
pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari- hari.

MODUL 2 : AKUNTABEL

A. POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI


Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, kita sebagai individu mungkin sudah bosan
dengan kenyataan adanya perbedaan jalur dalam setiap pelayanan. Layanan publik di negara
ini kerap dimanfaatkan oleh ‘oknum’ pemberi layanan untuk mendapatkan keuntungan pribadi
ataupun kelompok. Sehingga di masyarakat muncul sarkasme yang mengartikan buruknya
pelayanan publik. Payung hukum terkait Layanan Publik tertuang dalam Undang- undang

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 16
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Layanan Publik. Sejak diterbitkannya UU tersebut dampaknya
sudah mulai terasa di banyak layanan. Ruang-ruang layanan dasar sudah jauh lebih baik.
Walaupun belum sempurna, tetapi sudah berjalan ke arah yang benar. Tugas berat sebagai
ASN adalah ikut menjaga dan berpartisipasi dalam menjaga dan meningkatkan kualitas
layanan publik. Karena secara pola pikir dan mental masih dibutuhkan usaha yang keras dan
komitmen kuat. Tantangan yang dihadapi tidak hanya di lingkungan ASN namun juga dari
masyarakat sebagain penerima layanan. Mental dan pola pikir yang baik pada diri ASN secara
tidak langsung memberikan dampak pada masyarakat sebagai penerima layanan. Kegiatan
perilaku negatig bisa memberikan dampak sistemik, sebaliknya mental dan pola pikir
positifpun harus bisa memberikan dampak serupa.

B. KONSEP AKUNTABILITAS
1. PENGERTIAN AKUNTABILITAS
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public.

2. ASPEK-ASPEK AKUNTABILITAS
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensie. Akuntabilitas memperbaiki kinerja

3. PENTINGNYA AKUNTABILITAS
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu pertama, untuk
menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); kedua, untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); ketiga, untuk meningkatkan efisiensi
danefektivitas (peran belajar). Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
akuntabilitas vertical (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 17
4. PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL
a. Akuntabilitas dan Integritas
Akuntabilitas dan Integritas adalah faktor yang sangat penting dimiliki dalam
kepimpinan, Integritas menjadi hal yang pertama harus dimiliki oleh seorang
pemimpin ataupun pegawai negara yang kemudian diikuti oleh Akuntabilitas.
b. Integritas dan Anti Korupsi
Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi. Secara
harafiah, integritas bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan perbuatan.
Dengan demikian, integritas yang konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato,
dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan
bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para
penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya.
c. Mekanisme Akuntabilitas
Contoh mekanisme akuntabilitas organisasi, antara lain sistem penilaian kinerja,
sistem akuntansi, sistem akreditasi, dan sistem pengawasan (CCTV, finger prints,
ataupun software untuk memonitor pegawai menggunakan komputer atau website
yang dikunjungi). Mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi:
1. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probityandlegality)
2. Akuntabilitas proses (process accountability)
3. Akuntabilitas program (program accountability)
4. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)

Mekanisme Akuntabilitas Birokrasi Indonesia, alat akuntabilitas antara lain adalah:


1. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) berupa Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-
D), dan Tahunan (Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis
(Renstra) untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja
Pegawai(SKP) untuk setiap PNS.
2. Kontrak Kinerja. Kontrak atau perjanjian kerja ini merupakan implementasi dari
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
PNS hingga Peraturan Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian
Prestasi Kerja PNS. Laporan Kinerja yaitu Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada tahun
tertentu, pengukuran dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan.
3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel antara lain Kepemimpinan,
Transparansi, Integritas, Tanggung jawab (Responsibilitas), Keadilan,
Kepercayaan, keseimbangan, Kejelasan, Konsisten.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 18
Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan dalam Menciptakan Framework
Akuntabilitas di lingkungan kerja PNS:
1. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dan tanggungjawab yang harus dilakukan.
2. Melakukan perencanaan atas apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. Melakukan implementasi dan memantau kemajuan yang sudah dicapai.
4. Memberikan laporan hasil secara lengkap, mudah dipahami dan tepat waktu.
5. Melakukan evaluasi hasil dan menyediakan masukan atau feedback untuk
memperbaiki kinerja yang telah dilakukan melalui kegiatan- kegiatan yang bersifat
korektif.
d. Konflik kepentingan
secara umum adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang diberi
kewenangan dan kekuasaan untuk mencapai tugas dari perusahaan atau organisasi
yang memberi penugasan, sehingga orang tersebut memiliki kepentingan profesional
dan pribadi yang bersinggungan.

Ada 2 jenis umum Konflik Kepentingan:

1. Keuangan
Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau sumber
dayaaparatur) untuk keuntungan pribadi.
2. Non-Keuangan
Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang
lain.
e. Pengelolaan Gratifikasi yang Akuntabel
Gratifikasi merupakan salah satu bentuk tindak pidana korupsi.
f. Membangun Pola Pikir Anti Korupsi.
Terkait dengan pola pikir anti korupsi, informasi terkait Dampak Masif dan Dan Biaya
Sosial Korupsi bisa menjadi referensi bagi Kita untuk melakukan kontempelasi dalam
menentukan sikap untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan pemberantasan korupsi
negeri ini.
g. Apa yang Diharapkan dari Seorang ASN
1. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode
etik yang berlaku untuk perilaku mereka;
2. ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota
masyarakat;
3. Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional hubungan
berkontribusi harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;
4. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh
kesopanan, kejujuran dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk kepentingan

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 19
mereka, hak-hak, keamanan dan kesejahteraan; ASN membuat keputusan adil,
tidak memihak dan segera, memberikan pertimbangan untuk semua informasi
yang tersedia, undang-undang dan kebijakan dan prosedur institusi tersebut;
5. ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan
informasi dan kebijakan.

5. AKUNTABEL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAHAN


a. Transparansi dan Akses Informasi
Ketersediaan informasi publik telah memberikan pengaruh yang besar pada berbagai
sektor dan urusan publik di Indonesia. Salah satu yang berkaitan dengan isu ini adalah
perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik, dengan
diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(selanjutnya disingkat: KIP).
b. Praktek Kecurangan dan Perilaku Korup
Aparat pemerintah dituntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan yang baik
untuk publik. Hal ini berkaitan dengan tuntutan untuk memenuhi etika birokrasi yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada masyarakat. Etika pelayanan publik adalah
suatu panduan atau pegangan yang harus dipatuhi oleh para pelayan publik atau
birokrat untuk menyelenggarakan pelayanan yang baik untuk publik. Buruknya sikap
aparat sangat berkaitan dengan etika.
c. Penggunaan Sumber Daya Milik Negara
Fasilitas publik dilarang pengunaannya untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh
motoratau mobil dinas yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal
tersebut biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai aturan dan prosedur yang
dikeluarkan pemerintah/instansi.
Setiap PNS harus memastikan bahwa:
1. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
2. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan efisien
3. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab

d. Penyimpanan dan Penggunaan dan Informasi Pemerintah


Informasi dan data yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus
relevant (relevan), reliable (dapat dipercaya), under standable (dapat dimengerti), serta
comparable (dapat diperbandingkan), sehingga dapat digunakan sebagaimana
mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan akuntabilitas publik.
e. Membangun Budaya Anti Korupsi di Organisasi Pemerintahan
Untuk membangun budaya antikorupsi di organisasi pemerintahan, dapat mengadopsi
langkah-langkah yang diperlukan dalam penanganan Konflik Kepentingan:

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 20
1. Penyusunan Kerangka Kebijakan
2. Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan
3. Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan
4. Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan

MODUL 3 : KOMPETEN

A. TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS


1. Dunia VUCA
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu
dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty).
Demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta
ambiguitas (ambiguity). Pada sisi lain implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian
proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian baru.
Berdasarkan dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru di atas,
perlunya pemutakhiran keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan
nasional dan aparatur. Demikian halnya untuk mendukung pemutakhiran keahlian ASN
yang lebih dinamis, diperlukan pendekatan pengembangan yang lebih adaptif dan mudah
diakses secara lebih luas oleh seluruh elemen ASN.
2. Disrupsi Teknologi
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu. Kecenderungan
kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan
kinerjaorganisasi lebih lambat, dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu
sendiri.
3. Kebijakan Pembangunan Nasional
Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai berikut:

a. Berorientasi Pelayanan:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
b. Akuntabel:
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
2. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efesien.
c. Kompeten:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 21
2. Membantu orang lain belajar.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d. Harmonis:
1. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya.
2. Suka mendorong orang lain.
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
e. Loyal:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
f. Adaptif:
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
3. Bertindak proaktif.
g. Kolaboratif:
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan bersama nilai tambah.
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR


1. Merit Sistem
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada
perlakuan yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek
primodial lainnya yang bersifat subyektif.
2. Pembangunan Aparatur RPJMN 2020-2024
Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia
(worldclass bureaucracy), yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik
yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.
3. Karakter ASN
Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi
tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi:
integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing,
hospitality, networking, dan entrepreneurship.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 22
C. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
1. Konsepsi Kompetensi
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Pengembangan dapat dilakukan dengan pendekatan klasikal dan
non-klasikal, baik untuk kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural. Sesuai
Peraturan MenteriPANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis
jabatan.
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan 29 sikap/perilaku
yang dapatdiamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit
organisasi.
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh
setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi
dan Jabatan.
2. Hak Pengembangan Kompetensi
adalah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
3. Pendekatan Pengembangan Kompetensi
Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan
peta nine box pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan
hasil pemetaan pegawai dalam nine box tersebut.

D. PERILAKU KOMPETEN
1. Berkinerja dan BerAkhlak
ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya
dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam
pelaksanaan manajemen ASN. Kinerja ASN, dapat diperhatikan dalam latar belakang
dirumuskannya kode etik ASN yang disebut dengan BerAkhlak.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 23
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan
bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubahi;
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

2. Learn, Unlearn, dan Relearn


Untuk bisa bertahan dalam kehidupan dan tantangan kedepan melalui proses learn,
unlearn, dan relearn. Pertama, learn dimaksudkan bahwa sejak dini atau sejak keberadaan
didunia, kita dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat. Namun demikian, seringkali kita
terjebak dan asyik dengan apa yang telah kita tahu dan kita bisa, tanpa merasa perlu
mengubah dengan keadaan baru yang terjadi. Jadi unlearn diperlukan sebagai proses
menyesuaikan/meninggalkan pengetahuan dan keahlian lama kita dengan pengetahuan
yang baru dan atau keahlian yang baru. Selanjutnya relearn adalah proses membuka diri
dalam persepektif baru, dengan pengakuisi pengetahuan dan atau keahlian baru.

3. Meningkatkan Kompetensi Diri


Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
adalah keniscayaan. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi
atau disebut juga sebagai teori “net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network. Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau
tempat lain. Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal (networks), yang
mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar
organisasi.

4. Membantu Orang Lain Belajar


Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk
morningtea/coffee sering kali menjadi ajang transfer pengetahuan. Perilaku berbagi
pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum
terbuka (Knowledge Fairsand Open Forums).
Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam dokumen
kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam
repositori dimana ia dapat dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories). Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 24
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned).

5. Melakukan kerja terbaik


Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui
berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia. Pentingnya berkarya terbaik dalam
pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam hidup
seseorang.

MODUL 4 : HARMONIS

A. KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA


1. Keanekaragaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Republik Indonesia ( RI ) merupakan negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada di antara daratan benua Asia dan Australia, serta antara Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia juga dikenal karena memiliki kekayaan sumber
daya alam, hayati, suku bangsa, dan budaya. Makna nasioalisme secara politis merupakan
manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong suatu bangsa
untuk merebut kemerdekaan dan membangun dirinya maupun lingkungan masyakarat.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain. Nasionalisme seperti ini dapat mencerai
beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Nasionalisme Pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
a. Menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negaradi atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.
b. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
c. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah
diri
d. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia
dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
e. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 25
2. Pentingnya Membangun Rasa Nasionalisme dan Persatuan Kebangsaan
Sejarah juga memberikan pembelajaran, kelahiran Budi Oetomo Tahun 1908
dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi
perjuangan yang barudan berbeda dengan perjuangan sebelumnya. Kebangkitan nasional
mendorong perjuangan kemerdekaan dapat berhasil jika bangsa Indonesia Bersatu, yang
gelombangnya memuncak pada saat kongres Pemuda dengan merumuskan Sumpah
Pemuda. Dimana istilah satu Indonesia dan untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Nampak jelas
bahwa para pendiri bangsa sangat peduli dan penuh kesadaran bahwa bangsa Indonesia
merupakan perkumpulan bangsa yang berbeda dan hanya rasa persatuan, toleransi, dan
rasa saling menghargai yang dapat membuat tegaknya NKRI.
3. Konsep dan Teori Nasionalisme Kebangsaan
Aliran besar dalam konsep dan teori mengenai nasionalisme kebangsaan, yaitu
aliran modernis (bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan rasioalisasi), aliran
primordialis (bangsa merupakan pemberian historis), aliran perenialis (bangsa ditemukan
diberbagai zaman sebelum periode modern), dan aliran etno (bangsa merupakan spesies
baru dari kelompok entnis yang harus dimengerti).

4. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa


Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap
profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar
keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan
maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih
baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa
menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan
memuaskan publik. Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN dituntut
dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur perekat bangsa dalam
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA DAN


MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA MASYARAKAT
1. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
a. Pengertian Harmonis
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 26
b. Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat kerja.
Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan
yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan
kinerja secara keseluruhan. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan
kualitas layanan kepada pelanggan. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk
membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut
adalah:
1. Membuat tempat kerja yang berenergi
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

2. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis


a. Pengertian Etika dan kode Etik
Ricocur (1990) mendefinisikan etika sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan
untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Dengan demikian etika lebih difahami
sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan yang baik atau benar, sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk
melakukan yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk
ketentuan ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur
tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional
tertentu.
b. Etika public
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
c. Kode Etik ASN
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN kode etik dan kode
perilaku ASN itu, yaitu:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi;

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 27
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif,dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yangmemerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

d. Perilaku ASN
Penerapan sikap berperilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak
hanya saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stake
holders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
1. Toleransi
2. Empati
3. Keterbukaan terhadap perbedaan.
e. Tata Kelola dan Etika dalam Organisasi
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan hak-haknya sebagai
dampak globalisasi yang ditandai revolusi dibidang telekomunikasi, teknologi
informasi, transportasi telah mendorong munculnya tuntutan gencar yang dilakukan
masyarakat kepada pejabat publik untuk segera merealisasikan penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan yang baik.
Untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi pembangunan dan pelayanan publik,
para pejabat publik dan seluruh ASN harus dapat merealisasikan prinsip-prinsip
akuntabilitas, transparansi, kesetaraan, profesionalitas, supremasi hukum, kesetaraan,
dan lain-lain.
f. Etika ASN sebagai pelayan public
Para pegawai tidak cukup hanya diberikan definisi atau rumusan-rumusan norma
yang abstrak tanpa rujukan yang jelas mengenai kewajiban dan larangan yang berlaku.
Disinilah letak pentingnya kode etik diantara aparat sipil negara atau PNS pada
khususnya. PNS sebagai ASN diharapkan bekerja baik di tempat bekerja juga menjadi

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 28
role model di lingkungan masyarakat. Dengan menegakkan nilai etika maka suasana
harmonis dapat terwujud dilingkungan ditempat bekerja dan lingkungan masyarakat
dimanapun ASN berada.

MODUL 5 : LOYAL

A. KONSEP LOYAL
1. Urgensi Loyalitas ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan
bahwa dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa)
a. Faktor Internal
Strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(World Class Government) sebagaimana tersebut di atas merupakan upaya-upaya
yang harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana
tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun1945.
Banyak ketentuan yang mengatur perihal loyalitas ASN ini (akan dibahas lebih
rinci pada bab-bab selanjutnya), diantaranya yang terkait dengan bahasan tentang:
➢ Kedudukan dan Peran ASN
➢ Fungsi dan Tugas ASN
➢ Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
➢ Kewajiban ASN
➢ Sumpah/Janji PNS
➢ Disiplin PNS
b. Faktor eksternal
Modernisasi dan globalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi
oleh segenap sektor baik swasta maupun pemerintah. Modernisasi dan globalisasi ini
salah satunya ditandai dengan perkembangan yang sangat pesat dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi.

2. Makna Loyal dan Loyalitas


Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “ Loial ”yang
artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 29
Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa
lalu.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
1. Taat pada Peraturan.
2. Bekerja dengan Integritas.
3. Tanggung Jawab pada Organisasi
4. Kemauan untuk Bekerja Sama
5. Rasa Memiliki yang Tinggi
6. Hubungan Antar Pribadi
7. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
8. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
9. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain

3. Loyal dalam Core Values ASN


Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan
akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Core Values tersebut harus diimplementasikan oleh seluruh ASN di Instansi
Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tentang Implementasi
Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dannegara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan


perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Komitmen
b. Dedikasi
c. Kontribusi
d. Nasionalisme
e. Pengabdian

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 30
4. Membangun Perilaku Loyal.
a. Dalam Konteks Umum
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala
b. Memantapkan Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber
dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
c. Meningkatkan Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsadan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Sedangkan Nasionalisme
Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa
dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai- nilai Pancasila.

B. PANDUAN PERILAKU LOYAL


1. Panduan Perilaku Loyal
Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah.
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN, ASN sebagai profesi
berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta Kode Etik dan Kode Perilaku(Pasal
5, Ayat 2) dengan serangkaian Kewajibannya (Pasal 23). Untuk melaksanakan dan
mengoperasionalkan ketentuan- ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core Value ASN
BerAKHLAK yang didalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga) panduan perilaku
(kode etik)-nya.
a. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;
b. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan; dan
c. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,efektif,
dan efisien.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 31
2. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
Adapun beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan
Perilaku Loyal yang kedua ini diantaranya:
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
c. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
d. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
e. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun;
f. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
g. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
h. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
j. Meningkatkanefektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkatsistem karier.
3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
Sementara itu, Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal
yang ketiga ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
4. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam
kehidupan sehari-harinya. Pasal 27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dannegaranya dapat
diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam
kehidupan sehari-harinya, yaitu:
a. Cinta Tanah Air
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e. Kemampuan Awal Bela Negara

C. LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH.


1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi PNS sebagaimana ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 32
Di dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS pada saat diangkat
menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana dalam bunyi sumpah/janji
tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya dipahami dan
diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian atau komponen sebuah
organisasi pemerintah.

a. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS


Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan
(loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban.
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh
karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas
yang tinggilah yang dapat menegakkan kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan
baik.
b. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Kemampuan
ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut merupakan perwujudan dari
implementai nilai-nilai loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari
Organisasi Pemerintah.
1. ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
Fungsi ASN yang pertama adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Secara
teoritis, kebijakan publik dipahami sebagai apapun yang dipilih oleh
pemerintahuntuk dilakukan atau tidak dilakukan
2. ASN sebagai Pelayan Publik
Pelayanan publik dapat dipahami sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalamrangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
3. ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Fungsi ASN yang ketiga adalah sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Agar
ASN dapat melaksanakan fungsi ini dengan baik maka seorang ASN harus
mampu bersikap netral dan adil.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 33
2. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS
Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai loyal dalam
kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen dari organisasi
pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. Penjelasan aktualisasi
nilai-nilai pada setiap sila-sila dalam Pancasila dapatdiuraikan sebagai berikut.
a. Sila Ke-1 (Nilai-Nilai Ketuhanan)
Dalam mengimplementasikan nilai-nilai Ketuhanan, kita perlu mendudukkan
Pancasila secara proporsional. Dalam hal ini, Pancasila bukan agama yang
bermaksud mengatur sistem keyakinan, sistem peribadatan, sistem norma, dan
identitas keagamaan masyarakat
b. Sila Ke-2 (Nilai-Nilai Kemanusiaan)
Embrio bangsa Indonesia berasal dari pandangan kemanusiaan universal
yangdisumbangkan dari berbagai interaksi peradaban dunia. Penjajahan yang
berlangsung di berbagai belahan dunia merupakan upaya masif internasional dalam
merendahkanmartabat kemanusiaan.
c. Sila Ke-3 (Nilai-Nilai Persatuan)
Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural seperti
Indonesia bukanlah sesuatu hal yang mudah. Sejak awal berdirinya Indonesia,
agenda membangun bangsa (nation building) meruapkan sesuatu yang harus terus
menerus dibina, dilakukan dan ditumbuhkembangkan.
d. Sila Ke-4 (Nilai-Nilai Permusyawaratan)
Kesepahaman para pendiri bangsa untuk membangun demokrasi yang sesuai
dengan karakter bangsa, yakni demokrasi permusyawaratan, menunjukkan bahwa
demokrasi bukan sekedar alat.
e. Sila Ke-5 (Nilai-Nilai Keadilan Sosial)
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwanegara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan menyelenggarakan
keadilan.

MODUL 6 : ADAPTIF

A. MEMAHAMI ADAPTIF
1. Uraian Materi
Penyelesaian persoalan pelayanan publik membutuhkan kemampuan adaptif dari
para ASN. Akan tetapi terkadang persoalan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan tuntas
karena adanya kebijakan yang tidak memberikan ruang yang cukup untuk beradaptasi.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 34
2. Kreativitas dan Inovasi
Kreativitas yang terbangun akan mendorong pada kemampuan pegawai yang
adaptif terhadap perubahan. Tanpa kreativitas, maka kemampuan beradaptasi dari pegawai
akansangat terbatas. Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah kreativitas.
Tanpa daya kreativitas, inovasi akan sulit hadir dan diciptakan.
3. Organisasi Adaptif
Fondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unsur dasar yaitu lanskap (landscape),
pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadership). Unsur lanskap terkait dengan
bagaimana memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan
strategis yang berubah secara konstan. Pembelajaran yang terdiri atas elemen elemen
adaptive organization yaitu perencanaan beradaptasi, penciptaan budaya adaptif, dan
struktur adaptasi. Unsur kepemimpinan yang menjalankan peran penting dalam
membentuk adaptive organization
4. Adaptif sebagai Nilai dan Budaya ASN
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana ASN
memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan organisasi yang
berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang
berkesinambungan.

B. PANDUAN PERILAKU ADAPTIF


1. Uraian Materi
Seorang pemimpin adalah seseorang yang membawa perubahan adaptif, bukan
teknis. Dia membuat perubahan yang menantang dan mengacaukan status quo dan dia
harus meyakinkan orang-orang yang marah bahwa perubahan itu untuk kebaikan mereka
sendiri dan kebaikan organisasi.
Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual dan organisasi
adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding,
hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.
2. Perilaku Adaptif Lembaga/ Organisasi
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon
perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel.
Budaya adaptif adalah budaya organisasi di mana karyawan menerima perubahan,
termasuk organisasi penyelamatan yang memelihara lingkungan dan perbaikan proses
internal yang berkelanjutan.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 35
3. Perilaku Adaptif Individual
Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus selalu adaptif atau
mampumenyesuaikan diri terhadap berbagai keadaan, sehingga dalam kinerjanya
dapatmemaksimalkan pemanfaatan pesatnya teknologi informasi untuk menuju reformasi
birokrasi.
4. Panduan Membangun Organisasi Adaptif
Membangun organisasi adaptif menjadi sebuah keharusan bagi instansi pemerintah
agar dapat menghasilkan kinerja terbaik dalam memberikan pelayanan publik. Organisasi
adaptif dapat dibangun dengan beberapa preskripsi, yaitu:
a. Membuat tim yang diarahkan sendiri
Kelompok yang lebih kecil dan mandiri lebih bebas untuk menantang
paradigmadominan dan sampai pada cara baru untuk beradaptasi dengan tantangan
dan peluang yang muncul.
b. Menjembatani Silo Melalui Keterlibatan Karyawan
Metode umum komunikasi, pendekatan untuk pemecahan masalah, dan mode
perilaku diperlukan untuk menghilangkan batasan pada aliran pengetahuan yang
efektif yang sangat penting untuk benar-benar memahami lingkungan yang berubah
dengan cepat dan beradaptasi dengan tantangan dan peluangnya. Ketika sebuah
organisasi memiliki visi yang sama, pemangku kepentingan internal yang berbeda
kurang cenderung membiarkan ekuitas "silo" mereka menjadi penghalang jalan bagi
adaptasi perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi perubahan yang cepat.
c. Menciptakan Tempat dimana Karyawan dapat Berlatih Berpikir Adaptif
Kepemimpinan harus menciptakan ruang dan waktu untuk inovasi serta membiarkan
karyawan untuk mengeluarkan ide-idenya dengan memberikan tempat yang aman.
Untuk membangun sebuah organisasi yang adaptif, yang dapat terus berkembang dan
survive meski berada di lingkungan yang terus berubah perlu konsep dan strategi
sebagai berikut:
1. Landscape
Memahami landscape organisasi dari peran perubahan terhadap perusahaan
adalah poin utama untuk memikirkan kembali critical strategies perusahaan: (a)
melihat jauh kedepan; (b) memahami landscape bisnis; (c) memahami prinsip
ketidaktentuan dunia bisnis; dan (d) memahami rencana strategis pada organisasi
yang adaptif.
2. Learning
Upaya learning erat hubungannya dengan knowledge management yang sangat
dibutuhkan sebuah organisasi yang ingin terus berkembang dan survive. Karena
pembelajaran ini akan meningkatkan kreativitas dan produktivitas anggota
yangotomatis berpengaruh pada reliability organisasi.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 36
3. Leadership
Pemimpin organisasi harus berpikir tidak hanya dengan siapa mereka
menciptakan hubungan tetapi juga tentang tipe hubungan apa yang mereka
inginkan beserta risiko yang terkait dengan berbagai relationship.

C. ADAPTIF DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH


1. Uraian Materi
Tantangan adaptif sulit untuk didefinisikan, tidak memiliki solusi yang diketahui
atau jelas, dan membutuhkan ide-ide baru untuk membawa perubahan di banyak tempat.
Salicru (2017) menyatakan bahwa kita telah menyaksikan tiga 3D yaitu ketidakpercayaan
(distrust), keraguan (doubt), dan perbedaan pendapat (dissent). Hal ini adalah hasil ketika
para pemimpin gagal merespons secara efektif baik konteks perubahan dimana mereka
harus memimpin, dan harapan pemangku kepentingan mereka.
2. Pemerintah yang Adaptif
Sistem pemerintahan adaptif sering mengatur diri sendiri sebagai jejaring sosial
dengan tim dan kelompok aktor yang memanfaatkan berbagai sistem pengetahuan dan
pengalaman untuk pengembangan pemahaman kebijakan bersama.
Dalam teori capacity building dan konsep adaptive governance, Grindle (1997)
menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas
pemerintah adaptif dengan indikator-indikator sebagai berikut: 1. Pengembangan sumber
daya manusia adaptif; 2. Penguatan organisasi adaptif; 3. Pembaharuan institusional
adaptif.
3. Pemerintah dalam Pusaran Perubahan yang Dinamis (Dynamic Governance)
Organisasi pemerintah adalah organisasi pemerintah yang selalu belajar
(learningorganization), inovasi, dan perubahan itu sendiri. Organisasi pemerintah tidak
dijamin mampu menghadapi seluruh perubahan yang terjadi sangat cepat dan dinamis di
sekitarnya, kecuali dirinya pun harus ikut serta bergerak dinamis.
Dasar dari pemerintahan yang dinamis adalah budaya kelembagaan suatu Negara.
Adaptasi kebijakan tidak hanya pasif reaksi terhadap tekanan eksternal tetapi pendekatan
proaktif terhadap inovasi, kontekstualisasi, dan eksekusi.
Terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk
pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi (think again)
dan berpikir lintas (think across). Pertama, pemerintah harus berpikir ke depan untuk
memahami bagaimana masa depan akan mempengaruhi negara dan menerapkan kebijakan
untuk memungkinkan orang-orang mereka mengatasi potensi ancaman dan mengambil
memanfaatkan peluang baru yang tersedia. Kedua, lingkungan turbulensi dan perubahan
dapat membuat kebijakan masa lalu menjadi usang dan tidak efektif bahkan jika mereka
telah dipilih dengan cermat dan penuh pertimbangan. Kebijakan dan program kemudian

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 37
harus direvisi sehingga mereka dapat terus menjadi efektif dalam mencapai tujuan penting.
Ketiga, pemerintah perlu berpikir lintas mengenai batas-batas negara dan domain
tradisional dalam pencarian ide-ide dan praktik yang menarik menarik yang dapat
disesuaikan dan dikontekstualkan dengan lingkungan domestik mereka.
4. Pemerintah Sebagai Organisasi yang Tangguh
Ketahanan berarti kapasitas untuk bertahan dalam jangka panjang — tidak hanya
kesulitannya, tetapi lebih dari itu yang penting juga godaan untuk bertindak
demikeuntungan jangka pendek. Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima
dimensi yang membuat organisasi kuat dan imajinatif, yaitu:
a. Kecerdasan organisasi: Organisasi menjadi cerdas ketika mereka
berhasilmengakomodasi banyak suara dan pemikiran yang beragam.
b. Sumber Daya: Organisasi memiliki banyak akal ketika mereka berhasil mengurangi
perubahan atau bahkan lebih baik, menggunakan kelangkaan sumber daya untuk
terobosan inovatif.
c. Desain: Organisasi dirancang dengan kokoh ketika karakteristik
strukturalnyamendukung ketahanan dan menghindari jebakan sistemik.
d. Adaptasi: Organisasi adaptif dan fit ketika mereka melatih perubahan.
e. Budaya: Organisasi mengekspresikan ketahanan dalam budaya ketika mereka
memiliki sisi nilai-nilai yang tidak memungkinkan organisasi untuk menyerah atau
menyerah tetapi malah mengundang anggotanya untuk bangkit menghadapi tantangan.

MODUL 7 : KOLABORATIF

World Economic Forum (WEF) (2021) juga ambil bagian dalam menganalisis tantangan
global yang akan dihadapi yaitu adanya serangan cyber, perubahan iklim secara global,
ketimpangan digitalisasi, kegagalan iklim, adanya senjata pemusnah masal, krisis mata
pencaharian penyakit menular , serta kerusakan lingkungan yang diakibatkan manusia. Dibalik
berbagai tantangan yang dihadapi di atas, birokrasi Indonesia masih dihadapkan pada fragmentasi
dan mentality. Hal tersebut oleh Caiden(2009) dianggap sebagai patologi birokrasi. Kolaborasi
kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmentasi dan silo mentality.

Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,


implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau interaksi
stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai bagianstrategi kebijakan,
collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam kebijakan
membuat persetujuan bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012).
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 38
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan yaitu:


ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi.
Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun2014 tentang


Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan
Kewenangan lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundang- undangan.

Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi
yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda
diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut.
Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga
terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga Pemerintah Daerah kemudian akan
bekerja dengan satu tujuanya itu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 39
AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

MODUL 1 : SMART ASN

A. KEGIATAN BELAJAR : LITERASI DIGITAL


Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakanmedia digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam visi misi
Presiden Jokowi untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
1. Konsep Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan (affordances)
yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi
opini publik melalui cara tekstual (Barton dan Lee, 2013). Kompetensi Literasi Digital
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan
SDM talenta digital, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif
sumber daya manusia di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan
gawai. Secara umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan
menggunakan internet dan media digital.
2. Peta Jalan Literasi Digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital Nation, yaitu masyarakat digital yang
dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital. Masyarakat digital meliputi
aktivitas, penggunaan aplikasi, dan penggunaan infrastruktur digital. Telah disusun pula 4
modul yang dibuat untuk menunjang percepatan transformasi digital yaitu:
a. Cakap Bermedia Digital
b. Budaya Bermedia Digital
c. Etis Bermedia Digital
d. Aman Bermedia Digital
3. Lingkup Literasi Digital
Dalam mencapai target program literasi digital, perlu diperhitungkan estimasi jumlah
masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan akses internet berdasarkan data dari APJII
dan BPS4. Implementasi Literasi Digital Pada transformasi digital pendidikan Indonesia,
terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak luar biasa dalam aspek ini
(Suteki, 2020). Gerakan Literasi Nasional dalam Materi Pendukung Literasi Digital dari
Kemendikbud 2017 (Kemendikbud, 2017) juga telah menggariskan beberapa indikator
terkait penguatan literasi digital di basis sekolah, masyarakat dan keluarga.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 40
B. KEGIATAN BELAJAR 2: PILAR LITERASI DIGITAL
Peran dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlah besar, sehingga kemampuan
menggunakan gawai saja tidaklah cukup, diperlukan kemampuan lainnya yakni literasi digital.
1. Cintai Produk dalam Negeri
Warga negara Indonesia melakukan bela negara yang lebih nyata dengan selalu
menggunakan barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Juga selalu mengkonsumsi
hasil-hasil pertanian dan perikanan asli Indonesia.
2. Hak-Hak Digital
Hak Digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital Literasi digital juga banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan Smart ASN 110
proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif. Keempat pilar yang
menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan, dan kecakapan dalam bermedia
digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

C. IMPLEMENTASI LITERASI DIGITAL DAN IMPLIKASINYA.


1. Lanskap Digital
Dengan demikian, kita perlu mengetahui dan memahami fungsi perangkat keras dan
perangkat lunak yang digunakan dalam mengakses dunia digital.
Salah satu perangkat keras yang sering kali digunakan dalam dunia digital adalah :
a. Computer.
b. Mengetahui dan Memahami Internet.
c. Mengetahui dan Memahami Koneksi Internet
d. Tips Memilih Penyedia Jasa Internet.
e. Koneksi dengan Wi-Fi di Ruang Publik.
f. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Wi-Fi di Ruang Publik.
2. Mesin Pencarian Informasi, Cara Penggunaan dan Pemilahan Data
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan informasi
yang kita butuhkan.
a. Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang
kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet.
b. Kedua, pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau informasi yang relevan
dengan kata kunci yang kita ketikkan.
c. Ketiga, pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang
dianggap paling sesuai dengan yang kita cari
3. Aplikasi Percakapan, dan Media Sosial.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 41
a. Mengenal Media Sosial.
b. Mengulik Aplikasi Percakapan.
c. Setelan Mendasar Aplikasi Percakapan.
d. Cara Melaporkan Akun Media Sosial (Kominfo, 2021).
e. Instagram
f. Melaporkan Akun.
g. Melaporkan twiter
h. Youtube
4. Aplikasi Dompet Digital, Loka Pasar (marketplace), dan Transaksi Digital
Secara umum, langkah untuk mengaktifkan dompet digital adalah sebagai berikut:
a. Aktivasi.
b. Verifikasi
c. Penggunaan
5. Etika Berinternet (Nettiquette)
a. Perhatikan dalam penggunaan huruf capital.
b. Hati-hati terhadap informasi yang kita terima.
c. Penggunaan “CC” di e-mail
d. Batasi informasi yang kita sampaikan.
e. Hindari personal attack
f. Pemilihan konten internet dengan bijak
g. Hak cipta
h. Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten Negatif
Lainnya.

Beberapa konten negatif dibeberkan secara singkat di bawah ini:

a. Hoaks sebagai informasi bohong.


Hoaks yang beredar di masyarakat juga datang dari media massa yang semestinya bisa
menjadi acuan untuk menangkal penyebaran hoaks. Tips untuk melindungi diri dari
berita hoaks menurut LibGuides at University of West Florida ( 2021):
1. Evaluasi, Evaluasi, Evaluasi
2. Google It!
3. Dapatkan Berita dari Sumber Berita
4. Bedakan Opini dengan Fakta.
b. Perundungan di Dunia Maya (cyberbullying) adalah Tindakan agresif dari seseorang
atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun
mental), dengan menggunakan Smart ASN 171 media digital.
c. Ujaran Kebencian adalah Pengertian ujaran kebencian atau hate speech adalah
ungkapan atau ekspresi yang menganjurkan ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 42
seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan membangkitkan permusuhan,
kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau kelompok tersebut (Gagliardone, Gal,
Alves, & Martinez, 2015)

6. Pengetahuan Dasar Berinteraksi, Partisipasi, dan Kolaborasi di Ruang Digital yang Sesuai
dengan Kaidah Etika Digital dan Peraturan yang Berlaku.
Sekarang zamannya kolaborasi, bekerja menghasilkan karya bersama, tidak sendiri-
sendiri. Sehingga, dapat menghasilkan karya yang kreatif dan orisinil. Hal ini dipicu oleh
penggunaan dunia digital yang semakin masif serta karakteristik media digital sebagai
web 2.0,yaitu media yang digunakan dengan cara kolaborasi dan berbagi data antara
individu.
7. Berinteraksi dan Bertransaksi secara Elektronik di Ruang Digital Sesuai dengan Peraturan
yang Berlaku. Transaksi Elektronik Transaksi elektronik atau dikenal sebagai transaksi
daring adalah transaksi atau pertukaran barang/jasa atau jual beli yang berlangsung di
ranah digital.
Berdasarkan UU ITE No 11 tahun 2008, transaksi elektronik adalah dengan menggunakan
komputer, jaringan komputer, dan media elektronik lainnya Transaksi elektronik terjadi
pada saat penawaran transaksi yang dikirim oleh pengirim telah diterima dan disetujui
oleh penerima
a. Penggunaan Internet untuk Transaksi Media sosial dimanfaatkan oleh pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai wadah mengembangkan bisnis.
b. Kompetensi Akses: Mari Mengenal Alat Transaksi Daring Alat transaksi daring adalah
metode pembayaran saat kita melakukan pembelanjaan daring. Jenis pembayaran atau
transaksi daring diantaranya transfer bank, dompet digital/e- money, COD (Cash on
SmartASN 185 Delivery) atau pembayaran di tempat, pembayaran luring, kartu debit,
kartu kredit.
c. Kompetensi Akses: Mengenal Lapak Platform atau medium untuk melakukan
transaksi beragam. Bahkan hampir di seluruh platform media sosial atau aplikasi chat
telah disediakan fitur untuk transaksi atau fitur-fitur bisnis. Di antaranya fitur
Whatsapp Business, Facebook Marketplace, Instagram Shopping. Selain yang
berbasis aplikasi chat dan media sosial terdapat beragam aplikasi transaksi daring di
internet.
d. Kompetensi Verifikasi: Mari Bijak Bertransaksi Survey yang diselenggarakan Sea
Insights menunjukkan 54% responden pengusaha UMKM selama pandemi Covid-19
lebih adaptif Smart ASN 186 dalam menggunakan media sosial untuk meningkatkan
penjualan. Bahkan pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang telah mengadopsi
ecommerce meningkat lebih dari 160% (Alika,2020).

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 43
8. Fitur Proteksi Perangkat Keras
Sistem komputer berisi perangkat keras seperti prosesor, monitor, RAM dan banyak
lagi,dan satu hal yang sistem operasi memastikan bahwa perangkat tersebut tidak dapat
diakses langsung oleh pengguna.
9. Proteksi Identitas Digital dan Data Pribadi di Platform Digital.
a. Pertama, sebagai pengguna platform digital, kita bisa menggunakan identitas asli.
b. Kedua, pastikan keamanan surat elektronik kita sebagai identitas digital utama yang
kita gunakan untuk mengakses berbagai platform digital dengan secara rutin
memastikan sandi diperbaharui.
c. Ketiga, pastikan kita melindungi identitas digital kita di berbagai akun platform digital
yangkita gunakan.
10. Penipuan Digital
Modus penipuan digital lebih mengarah pada penipuan yang menimbulkan kerugian
secara finansial.
11. Rekam Jejak Digital di Media
Beberapa dari kita pasti bertanya, bagaimana cara menghapus jejak digital? Jawabannya
adalah tidak ada. Kita bisa saja meminta penyedia platform media digital untuk
menghapus data yang kita miliki. Smart ASN 226 Kita juga bisa menghapus atau menutup
akun. Namun, dalamkonteks kehidupan digital, kita tidak pernah hidup sendiri.

MODUL 2 : MANAJEMEN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

A. Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

1. Pelaksana kebijakan publik.


2. Pelayan publik.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 44
3. Perekat dan pemersatu bangsa

Agar ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, meningkatkan
produktivitas, maka setip ASN diberikan hak kesejahteraan ASN yang setelah mendapatkan
haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Yang bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN
menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

B. Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN


Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan
juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari
sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa
masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi
pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya.
Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada
prinsip- prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek
pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan
kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain
bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi
untuk meningkatkan kinerja.

C. Mekanisme Pengelolaan ASN


Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK:
1. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian
dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan.
2. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja;
penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin;
pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
3. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan
lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan
kompetitif dikalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi,
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan
lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 45
4. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2
(dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan
Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
5. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat
diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian
Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat
menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan
status sebagai PNS.
Manajemen PNS pada Instansi Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan.
b. Pengadaan.
c. Pangkat dan Jabatan.
d. Pengembangan Karier.
e. Promosi
f. Mutasi.
g. Penilaian Kinerja.
h. Penghargaan.
i. Disiplin

PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Ketentuan lebih
lanjut mengenai disiplin diatur dengan Peraturan Pemerintah.

6. Pemberhentian PNS diberhentikan dengan hormat karena:


a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. mencapai batas usia pensiun;
d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini;
atau
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 46
Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah
disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara Pejabat Pembina Kepegawaian dengan
pegawai.

a. Penggajian dan Tunjangan yang bersangkutan. Gaji dibebankan pada anggaran


pendapatan dan belanja negara untuk PPPK di Instansi Pusatdan anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk PPPK di Instansi Daerah.
b. Pengembangan Kompetensi Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud harus
dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar
untuk perjanjian kerja selanjutnya.
c. Pemberian Penghargaan
Penghargaan dapat berupa pemberian:
1. Tanda kehormatan;
2. Kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
3. Kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
d. Disiplin Intansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PPPK
sertamelaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin. PPPK yang melakukan
pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
e. Pemutusan Hubungan
Perjanjian Kerja Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan
hormat karena:
1. jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
2. meninggal dunia;
3. atas permintaan sendiri;
4. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan PPPK; atau
5. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.

Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri karena:

1. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh


kekuatanhukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2(dua) tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak
berencana;
2. melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
3. tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan perjanjian kerja.

Pemutusan hubungan perjanjian kerja PPPK dilakukan tidak dengan hormat karena:

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 47
1. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;
2. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan
atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau
pidana umum;
3. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
4. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
paling singkat2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan
berencana.

Perlindungan Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:

1. jaminan hari tua;


2. jaminan kesehatan;
3. jaminan kecelakaan kerja
4. jaminan kematian; dan
5. bantuan hukum.

Organisasi Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:

1. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan
jiwa korps ASN.
2. memberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota korps profesi ASN
Republik Indonesia terhadap dugaan pelanggaran Sistem Merit dan mengalami
masalah hukum dalam melaksanakan tugas;
3. memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik Instansi Pemerintah terhadap
pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi; dan
4. menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi
ASN Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai korps profesi Pegawai ASN diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

INDARTO. S.PD_19900918 202321 1 005 (MOOC PPPK 2023 PEMERINTAH KAB. KLATEN) 48

Anda mungkin juga menyukai