Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

MOOC PPPK

Nama : SRI MUSLIHANA, SP


NIP : 19791111 202221 2 013
Golongan : IX
Jabatan : AHLI PERTAMA - GURU AGRIBISNIS
TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Unit Kerja : SMKN 1 BUNUT

PEMERINTAH PROVINSI RIAU


TAHUN 2023
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

AGENDA 1

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara

WAWASAN KEBANGSAAN

Beberapa titik penting dalam sejarah Bangsa Indonesia:

1. 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia dan sepakat
mendirikan organisasi Boedi Oetomo
2. Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto
Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda merupakan organisasi
pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia".
3. Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan Kerapatan Besar Pemuda
atau yang lebih dikenal Kongres Pemuda I yang ini dihadiri oleh wakil organisasi
pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong
Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond dan Pemuda
Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
4. Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dilaksanakan.
5. Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada,
pimpinan pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan
pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha
6. Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). PPKI terbentuk pada 7 Agustus
1945.

Setiap bangsa harus memiliki suatu konsepsi dan konsensus bersama


menyangkut hal-hal fundamental bagi keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan
bangsa yang bersangkutan. Bangsa Indonesia mempunyai 4 (empat) Konsesus
Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara


Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa

COURSE - AGENDA 1 1
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

dan identitas NKRI. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara
di dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan
kemandirian dan eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur. Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia
sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau lambang negara yang
dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan
cenderung berkembang menjadi bahasa perhubungan luas. Penggunaannya oleh
bangsa lain yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu menjadi kebanggaan
bangsa Indonesia.

NILAI-NILAI BELA NEGARA


Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa
yang dilandasi oleh semangat untuk membela negara dari penjajahan. Perjuangan
tersebut tidak selalu dengan mengangkat senjata, tetapi dengan kemampuan yang
dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing. Nilai dasar bela negara
kemudian diwariskan kepada para generasi penerus guna menjaga eksistensi RI.
Sebagai aparatur negara, ASN memiliki kewajiban untuk
mengimplementasikan dalam pengabdian sehari hari. Bela negara dilaksanakan atas
dasar kesadaran warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang
ditumbuhkembangkan melalui usaha bela negara. Usaha bela negara
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara wajib,
dan pengabdian sesuai dengan profesi.
Usaha bela negara bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalisme warga
negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya terhadap bela negara yang
diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan
dan kepentingan nasional.

COURSE - AGENDA 1 2
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA


Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik
Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa.
Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber
hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD
1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari
penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta normanorma
dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum
yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara pada
umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek
kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
disebut UUD 1945 hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002
(UUD 1945) merupakan hukum dasar tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam
hierarkhi peraturan perundang-undangan Republik Indonesia. Atas dasar itu,
penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah dan
kebijakan penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi
negara, yaitu UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan
UUD 1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang
melatarbelakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau
dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945
maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia apapun yang akan
atau mungkin dibuat. Norma-norma dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi
Republik Indonesia dalam penyelenggaraan berbangsa dan bernegara tersebut dapat
ditelusur pada Pembukaan UUD 1945 tersebut yang terdiri dari empat (4) alinea.

COURSE - AGENDA 1 3
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

B. Analisis Isu Kontemporer

Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi


bagian yang selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi
terhadap perubahan adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan
menentukan seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan
lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional
(Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).

Perubahan lingkungan strategis yang begitu cepat, massif, dan rumit saat ini
menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam percaturan global untuk
meningkatkan daya saing sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada
perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi
negatif sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari
konsekuensi logis dari interaksi peradaban antar bangsa.

Terdapat beberapa isu-isu strategis kontemporer yang telah menyita ruang


publik harus dipahami dan diwaspadai serta menunjukan sikap perlawanan terhadap
isu-isu tersebut. Isu-isu strategis kontemporer yang dimaksud yaitu: korupsi,
narkoba, terorisme dan radikalisasi, tindak pencucian uang (money laundring), dan
proxy war dan isu Mass Communication dalam bentuk Cyber Crime, Hate Speech,
dan Hoax.

Strategi bersikap yang harus ditunjukan adalah dengan cara-cara objektif


dan dapat dipertanggungjawabkan serta terintegrasi/komprehensif. Oleh karena itu
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat merumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih
baik dengan dasar analisa yang matang.

C. Kesiapsiagaan Bela negara

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki
oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi
kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara
ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh
COURSE - AGENDA 1 4
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan


Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Rumusan 5 nilai Bela Negara adalah:
cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan mempunyai
kemampuan awal bela negara

Perilaku kesiapsiagaan akan muncul bila tumbuh keinginan ASN untuk


memiliki kemampuan dalam menyikapi setiap perbuatan dengan baik,
kesiapsediaan bela negara dilakukan dengan baik akan memberikan manfaat yang
besar bagi ASN diantaranya membentuk sikap disiplin diri, meningkatkan
kerjasama, membentuk mental dan fisik yang tangguh, dan lain-lain.

Beberapa hal yang dibutuhkan oleh seseorang dalam melakukan


kesiapsiagan bela negara yaitu kesiapsiagaan jasmani, kesiapsiagaan mental, etika
dan moral serta kearifan local. Setiap orang yang sudah memiliki hal tersebut diatas,
maka akan siap melaksanakan kesiapsiagaan bela negara dengan baik.

Pelaksanaan kesiapsiagaan bela negara dapat dijalankan dengan membuat


rencana aksi, dimana rencana aksi ini terdiri dari indikator-indikator yang harus
dicapai dalam melaksnakan kesiapsiagaan bela negara. Rencana aksi dapat disusun
dengan cara membuat susunan rencana, setelah disusun rencana yang dibuat maka
tinggal melakukan aktualisasi di kehidupan berbangsa dan bernegara.

Implementasi dari kesiapsiagaan bela negara dapat dilihat dari kedisiplinan


baris berbaris, adanya pelatihan keprotokolan, kewaspadaan diri dari segal hal yang
sifatnya dapat mengancam, membangun tim yang solid dan kompak serta dengan
diadakan caraka malam dan api semangat bela negara yang bertujuan memberikan
stimulus rasa cinta tanah air yang membara, rasa ingin membela bangsa dan negara
serta menumbuhkan sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga
kesiapsiagaan bela negara bukan hanya dilakukan dalam hal mengangkat senjata di
tengah peperangan, melainkan memberikan kemampuan terbaik sesuai dengan
profesi yang di miliki merupakan sikap aksi bela negara yang sesungguhnya.

COURSE - AGENDA 1 5
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

AGENDA 2

NILAI-NILAI DASAR PNS

A. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core
values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat, dengan panduan
perilaku: memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; ramah, cekatan, solutif
dan dapat diandalkan; dan melakukan perbaikan tiada henti.
B. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/ organisasi yang memberikan amanat dengan panduan perilaku:
kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi; kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik
negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; serta kemampuan
menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan
dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur.
C. Kompeten
Perilaku kompeten diharapkan menjadi bagian ekosistem pembangunan
budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizational learning).
Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan kompetitif, yang
diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan perubahan
lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.
D. Harmonis
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting
dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan
analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan
dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

COURSE - AGENDA 2 6
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

E. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan panduan perilaku:
memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah; menjaga
nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta menjaga rahasia
jabatan dan negara. Kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”.
F. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi
dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk
hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Kemampuan
beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi.
Organisasi maupun individu dituntut untuk menyesuaikan diri dengan apa
yang menjadi tuntutan perubahan. Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan
budaya organisasi di mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan,
termasuk penyelarasan organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga
perbaikan proses internal yang berkesinambungan
G. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh ASN. Sekat-
sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang
dapat mewujudkan harapan tersebut.
Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya
diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/ Lembaga
/ Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan
bangsa dan negara Indonesia.

COURSE - AGENDA 2 7
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

AGENDA 3

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

A. Smart ASN

Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk
perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus
dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara.

Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi yaitu


kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital
(digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).

Peran dan tanggung jawab para peserta CPNS sangatlah besar, sehingga
kemampuan menggunakan gawai saja tidaklah cukup, diperlukan kemampuan
lainnya yakni literasi digital. Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus
dikuasai oleh para peserta CPNS yang terdiri dari etika, keamanan, budaya, dan
kecakapan dalam bermedia digital.

Ada 5 etika yang perlu dimiliki dalam bermain social media: 1. berhati-hati
terhadap apa yang kita posting, terutama apa yang terkandung di dalamnya; 2.
pengguna social media harus memiliki sikap kritis dan berpikir dulu sebelum
membagikan kontennya; 3. menghargai ide dan karya orang lain dengan
menyebutkan sumber quotes yang kita pakai; 4. perhatikan gaya bahasa yang
digunakan, gunakan bahasa yang santun dan hindari ujaran kebencian; dan 5.
perjelas nama dan gambar akun sehingga

B. Manajemen ASN

KEDUDUKAN, PERAN, HAK DAN KEWAJIBAN, DAN KODE ETIK ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan


kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari

COURSE - AGENDA 3 8
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan
kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: pelaksana
kebijakan public; pelayan public; perekat dan pemersatu bangsa.

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi
para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

KONSEP SISTEM MERIT DALAM PENGELOLAAN ASN

Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian


tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat
dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang
berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun
jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah
mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya.

Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai


harus mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan
pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui
dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan
kinerja.

COURSE - AGENDA 3 9
Sri Muslihana, SP Jurnal MOOC PPPK 2023

MEKANISME PENGELOLAAN ASN

Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.


Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan;
pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,


kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak
kehilangan status sebagai PNS.

Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN


Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki
tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan
mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan


dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative.

COURSE - AGENDA 3 10

Anda mungkin juga menyukai