Anda di halaman 1dari 10

MOOC PPPK

MOOC PPPK
MASSIVE OPEN ONLINE COURSE
PPPK TENAGA KESEHATAN TAHUN 2023

RESUME
OLEH

NAMA : RAHMA YULINAR ERDANTO


NIP : 199907212023212001
JABATAN : TERAMPIL – SANITARIAN
UNIT KERJA : PUSKESMAS MEDANGASEM

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ( LAN)


TAHUN 2023
MATERI I
Video Sambutan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si
MOOC dapat dimanfaatkan untuk belajar yang tidak terbatas pada interaksi fisik.
MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN secara nasional untuk
mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi kelas dunia dan
menuju indonesia emas 2045.
MATERI II
Penguasaan core value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkat
berakhlak: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
dan Kolaboratif. Penguasaan core value dan penguasaan literasi digital (smart ASN).
MATERI III
Pembelajaran dibagi menjadi 3 yaitu: Sikap bela negara; nilai – nilai rol value dalam
penyelenggaraan pemerintahan; kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

AGENDA 1
SIKAP BELA NEGARA
MODUL : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI - NILAI BELA NEGARA
Sejarah pergerakan kebangsaan indonesia yaitu dengan terbentuknya organisasi
boedi oetomo di jakarta tanggal 20 mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter jawa di
batacia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil yang diinisiasi oleh soetomo. Rapat
kecil tersebut sesungguhnya menjadi titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju
indonesia merdeka. Kemudian pada tanggal 28 oktober 1928 dari hasil kongres pemuda
II dihasilkan kesepakatan berupa 3 kausal yang menjadi dasar sumpah pemuda.
Pergerakan - pergerakan sebagai upaya bangsa indonesia mendapatkan pengakuan
kemerdekaan negara indonesia terus berlanjut hingga pada puncaknya tanggal 17 agustus
1945 diproklamasikan kemerdekaan indonesia oleh soekarni dan moh. Hatta setelah
mendapatkan desakan dari ppki dan para pemuda.
Wawasan kebangsaan Cara pandang bangsa indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegera yang dilandari oleh jati diri bangsa (nation character)
dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dri pancasila,
UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan bhinneka tunggal ika, guna memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur dan sejahtera. 4 (empat) konsesus dasar berbangsa dan bernegara yaitu
Pancasila, Undang – Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu kebangsaan
merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol
kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam undang - undang
dasar negara republk indonesia tahun 1945. bendera, bahasa, dan lambang negara serta
lagu kebangsaan indonesia merupakan manifestasi kebudaan yang berakar pada sejarah
perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam
mewujudkan cita-cita bangsa dan negara kesatuan republik indonesia.
NILAI - NILAI BELA NEGARA
Sejarah bela negara. Pada tanggal 18 Desember 2006 Presiden Republik Indonesia
Dr.H. Susilo BambangYudhoyono menetapkan tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela
Negara. Denganpertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari
bersejarah bagibangsa Indonesia karena pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan
PemerintahanNegara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta dalam
upaya lebihmendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka
mempertahankankehidupan berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan
dan kesatuan. Bela negara, Tekad, sikap, dan perilaku serta tindkan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamaan bangsa dan negara yng dijiwai oleh kecintaannya kepada negara
kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang - undang dasar
negara republik indonesia tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
indonesia dan negara dari berbagai ancaman. Berdasarkan undang - undang nomor 23
tahun 2019 tentang penglolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara pasal 7
ayat (3), nilai dasar bela negara meliputi : a. cinta tanah air; b. sadar berbangsa dan
bernegara; 26 c. setia pada pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban untuk
bangsa dan benegara;dan e. kemampuan awal bela negara. Segala usaha, tindakan, dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan,
dan/atau pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku
serta menanamkan nilai dasar bela negara. Indikator nilai dasar bela negara adalah
indikator cinta tanah air, indikator sadar berbangsa dan bernegara, indikator setia pada
pancasila sebagai ideologi bangsa, indikator rela berkorban untuk bangsa dan negara.
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Untuk meneyelamatkan bangsa dan negara karena macetnya sidang konstituante,
maka pada tanggal 5 juli tahun 1959 dikeluarkanlah dekrit presiden yang berisi
pemberlakuan kembali UUD 1945, membubarkan konstituante dan tidak memberlakukan
UUDS 1950. Prinsip - prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yakni prinsip bhinneka
tunggal ika, prinsip nasionalisme indonesia, prinsip kebebasan yang bertanggungjawab,
prinsip wawasan nusantara, prinsip persatuan pembangunan untuk mewujudkan cita –
cita reformasi. Nasionalisme yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan
menganggap semua bangsa sama derajatnya. Sikap patriotisme adalah sikap sudi
berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk mempertahankan dan
kejayaan negara. Dengan ditetapkannya Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945 sebagaidasar negara sebagaimana diuraikan terdahulu, dengan demikian Pancasila
menjadiidiologi negara. Artinya, Pancasila merupakan etika sosial, yaitu seperangkat
nilaiyang secara terpadu harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
MODUL ANALISIS ISU KONTEMPORER
Undang – undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan
tugasnya: melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang – undangan; memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas; mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia. Menjadi PNS yang profesional yakni sebagai berikut: mengambil
tanggungjawab, menunjukkan sikap mental positif, mengutamakan kepribadian,
menunjukkan kompetensi, memegang teguh kode etik. Perubahan lingkungan strategis:
individual, family, community/culture, society, global. Modal insani dalam menghadapi
perubahan lingkungan strategis (Ancok,2002): Pengertian korupsi menurut
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
beserta revisinya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus peran tindak
pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas pengertian pegawai negeri
sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi juga
pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap
terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana
Tambahan.
Narkoba. Narkotika dan obat berbahaya, serta napza yang merupakan singkatan dari
narkotika, psikotropika dan zat adaktif (Kemenkes, 2010). istilah narkotika yang
mengandung arti obat-obatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adaiktif lainnya.
Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika,
psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Penggolongan narkotika yaitu : Golongan I:
yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan bukan untuk
pengobatan dan sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contohnya:
morfin, ganja, dan sebruk kokain; Golongan II: berkhasiat untuk pengobatan dan
pelayanan kesehatan dan berpotensi tinggi menyababkan ketergantungan. Contoh: morfin
dan petidin; Golongan III: pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi ringan
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: kodein. Penggolongan psikotropika yaitu
Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk terapi
serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: ekstaksi, LSD; Golongan
II: untuk pengebotan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: amfetamin dan shabu; Golongan III: untuk pengobatan dan
pelayanan kesehatan serta berpotensi sedang mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
flunitrazepam; Golongan IV: untuk pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan
kesehatan serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam,
klonazepam. Zat adiktif Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat
pelarut) senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalah gunakan seperti lem, thinner, dll.
Terorirsme Adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana tenor atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Empat
tipe kelompok teroris yang beroperasi di dunia adalah kelompok yang menja;in hubungan
dengangerakan komnis (left wing terrorist), terinsipirasi dari fasisme (right wing terrorist),
mengiring gelombang dekoloniasiasi setelah perang dunia kedua (etnonasionalis),
mengatasnamakan agama atau agama menjadi landasan atau agenda mereka (religious or
“scared” terrorist). Hubungan radikalisme dan terorisme adalah suatu gerakan atau aksi
brutal mengatasnamakan ajaran agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang
tertentu dan agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang
berbeda pandangan.
Money lauding, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money
laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan. Sejarah pencucian uang
Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah menjadi
pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8,
terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan
psikotropika). tindak pidana pencucian uang (TPPU) indikator yang menyebabkannya
adalah: 1). kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah dalam satu negara, 2)
penegakkan hukum yang tidak efektif, 3) pengawasan yang masih sangat minim, 4)
sistem pengawasan yang tidak efektif dalam mengidentifikasi aktivitas yang
mencurigakan, 5) kerjasama dengan pihak internasional yang masih terbatas. Dampak
pencucian uang sebagai berikut: (1) merongrong sektor swasta yang sah; (2) merongrong
integritas pasar-pasar keuangan; (3) hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan
ekonomi; (4) timbulya distorsi dan ketidakstabilan ekonomi; (5) hilangnya pendapatan
negar dari sumber pembayaran pajak; (6) risiko pemerintah dalam melaksanakan program
privatisasi; (7) merusak reputasi negara; dan (8) menimbulkan biaya sosial yang tinggi.
Proxy war. Sejarahnya perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai
dengan saat ini yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara
maupun aktor non negara. Proxy war modern merupakan bagian dari modus perang
asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat
irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran.
Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang
kepentingan atau kepemilikan teritorial lawannya. Sasaran proxy war yakni bangsa tanpa
kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan bangsa yang sudah rubuh sebelum
perang terjadi. Teknik tapisan, alat bantu taisan menggunakan kriteria USG. Arti dari
USG adalah urgency seberapa mendesak suatu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti, seriousness adalah isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan
ditimbulkan. Growth adalah isu tersebut harus segera ditangani. Mind mapping. Fish
bone. Analisis swot, tahap pengumpulan data, tahap analisis, tahap pengambilan
keputusan.
MODUL KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan bela negara adalah suartu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam
yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk
menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
Rumusan 5 nilai bela negara: rasa cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia
kepada pancasila sebagai ideologi negara, relaberkorban untuk bangsa dan negara,
mempunyai kemampuan awal bela negara. Kemampuan awal bela negara adalah
kesiapsiagaan jasmani, kesehatan jasmani, kesiapsiagaan mental, kesehatan mental,
kearifan lokal. Rencana aksi bela negara, aksi nasional bela negara adalah sinergi setiap
warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara
yang berdaulat, adil, dan makmur. Indikator nilai-nilai bela negara adalah cinta tanah air,
sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada pancasila sebagai ideologi negara, rela
berkorban untuk bangsa dan negara, mempunyai kemampuan awal bela negara.
AGENDA 2
NILAI-NILA DASAR PNS
MODUL : BERORIENTASI PELAYANAN
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari: 1. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat; 2. ramah,
cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan 3. melakukan perbaikan tiada henti.

MODUL : AKUNTABEL
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE
Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanang kepada masyarakat. Integritas adalah
konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic sekitar 25 abad
silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus
memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak swasta, dan
masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan
memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui
Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan,
Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja ASN
yang akuntabel.

MODUL : KOMPETEN
Implikasi VUCA menuntut diantara penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan
keahlian baru. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai
kecenderungan kemampuan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam
meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat, dibandingkan dengan tawaran perubahan
teknologi itu sendiri. Perilaku ASN untuk aspek kompeten adalah: meningkatkan
kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain
belajar, melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

MODUL : HARMONIS
Keanekaragaman bangsa dan budaya yaitu keanekaragaman bangsa dan budaya
indonesia, potensi dan tantangan dalam keanekaragaman bagi ASN, sikap ASN dan
keanekaragaman. Nasionalisme kebangsaan yaitu: kejayaan kerajaan nusantara,
runtuhnya kerajaan, penjajagan dan kolonialisme, kebangkitan nasional, nkri. Dampak
konflik adalah suasana bekerja dan lingkungan tidak nyaman, pekerjaan terbengkalai,
kinerja buruk, layanan kepada masyarakat tidak optimal. Pengertian harmonis adalah
kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut
dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Peran ASN harmonis adalah: posisi p3k
sebagai aparatur negara, harus berikap netral dan adil; ASN harus bisa mngeayomi
klompok minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
keberadaan keompok tersebut; ASN harus memiliki sikap toleran atas perbedaan; dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban ASN harus memiliki suka menolong baik kepada
pengguna layanan, membantu kolega ASN lainnya yang membutuhkan pertolongan;
ASN menjadi figur dan teladan di lingkungan di masyarakat. Kode etik harmonis sebagai
berikut: menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain,
membangun lingkungna kerja yang kondusif.
MODUL : LOYAL
Kode etik loyal yakni: memegang teguh ideologi pancasila, undang-undang dasar
negara republik indonesia 1945, setiap pada NKRI serta pemerintahan yang sah; menjaga
nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara; menjaga nama baik sesama ASN,
pimpinan, instansi, dan negara; menjaga rahasia jabatan dan negara. Makna loyal dan
loyalitas adalah Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial ” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia,
atau suatu kesetiaan. Dalam Kamus Oxford Dictionarykata Loyal didefinisikan
sebagai “ giving or showing firm and constant support or allegiance to a person or
institution” (tindakan memberi ataumenunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh
dan konstankepada seseorang atau institusi)”. kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak teradap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada negara kesatuan republik
indonesia (NKRI). terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
ortanisasi untuk mengukut loyalitas, antara lain: taat pada peraturan; bekerja dan
integritas; tanggungjawab pada organisasi; kemauan untuk bekerja sama; rasa memiliki
yang tinggi; hubungan antar pribadi; kesukaan terhadap pekerjaan; keberanian
mengutarakan keridaksetujuan; menjadi teladan bagi pegawai lain. Kata kunci
(aktualisasi) adalah: KoDeKoNasAb (komitmen dedikasi kontribusi nasionalisme
pengabdian).
MODUL : ADAPTIF
Pengertian adaptis adalah suatu proses yang menempatkan manusia berupaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial
yang berubah-ubah agar tetap bertahan (Robbins, 2003). batas pengertian adaptif sebagai
berikut: proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan, penyesuain terhadap
norma-norma untuk menyalurkan, proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi
yang berubah, mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan, memanfaatkan
sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan di sistem, penyesuaian
budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah. Ciri-ciri individu adaptif:
eksperimen orang yang beradaptasi; melihat peluang dimana orang lain melihat
kegagalan; memiliki sumberdaya; selalu berfikir kedepan; tidak mudah mengeluh; tidak
menyalahkan; tidak mencari popularitas; memiliki rasa ingin tahu; memperhatikan sistem;
membuka pikiran; memahami apa yang sedang diperjuangkan.
MODUL : KOLABORATIF
Kode etik kolaboratif yakni: memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi, terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah,
menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama. 3 tahapan dalam
melakukan assessment terhadap tata kelola kolaborasi: mengidentifikasi permasalahan
dan peluang; merencanakan aksi kolaborasi; dan mendiskusikan strategi untuk
mempengaruhi. Proses yang harus dilalui dalam menjalin kolaborasi adalah: Trust
building, face tof face dialogue, komitmen terhadap proses, pemahaman bersama,
menetapkan outcame. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah: kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen, dan formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efesien efektif antara
entitas publik. Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah:
ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas. Sekat-sekat birokrasi yang
mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Pendekatan WoG yang
telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di
Indonesia.

AGENDA 3
MODUL : SMART ASN
Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi
kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Digital ethics merupakan Kemampuan individu
dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Digital safety merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Padahal literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi
digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital
dalammelakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Terdapat dua poros yang membagi area setiap domain kompetensi. Poros pertama,
yaitu domain kapasitas ‘single–kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital
sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya
hingga kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat
kolektif/societal. Sementara itu, poros berikutnya adalah domain ruang ‘informal–formal’
yang memperlihatkan ruang pendekatan dalam penerapan kompetensi literasi digital.
Ruang informal ditandai dengan pendekatan yang cair dan fleksibel, dengan instrumen
yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai sebuah kelompok
komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang formal ditandai dengan pendekatan yang lebih
terstruktur dilengkapi instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai
‘warga negara digital.’ Blok-blok kompetensi semacam ini memungkinkan kita melihat
kekhasan setiap modul sesuai dengan domain kapasitas dan ruangnya.
Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi
digital, berada di domain ‘single, informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital)
sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada
domain ‘kolektif, formal’ di mana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu
berperan sebagai warganegara dalam batas-batas formal yang berkaitan dengan hak,
kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang ‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia
Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital membawa individu untuk
bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain ‘kolektif, informal’. Digital
Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga
keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh
instrumen-instrumen hukumpositif.
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan
solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat
Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020. Angka
ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43
menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat
Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar
dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi
Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.
MODUL : MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelola ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, dan bersih dari
praktik KKN. Kedudukan ASN p3k berdasarkan uu no 5 tahun 2014 adalah warga negara
indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertenu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan perundang-undangan. Fungsi dan
tugas ASN adalah: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu
bangsa. Hak p3k menurut pasal 22 uu no 5 thn 2014: gaji, tunjangan, perlindungan,
pengembangan kompetensi, dan cuti. Kewajiban ASN adalah suatu ebban atau
tanggungan yang bersifat kontraktual sesuatu yang sepatutnya dilaksanakan oleh ASN.
Kewajiban ASN adalah setia dan taat pada pancasila, uud’45, nkri; menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa; melaksanakan kebiakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang; menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab;
menunjukan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang; menyimpan rahasia jabatan; bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah negara kesatuan republik indonesia. Kode etik dan kode perilaku ASN:
melaksanakan tugas dengan jujur, bertangungjawab, dan berintegritas tinggi;
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; melayani dengan sikap hormat,
sopan, dan tanpa tekanan; melaksanakan tugasnya sesuai perintah atasan atau sejauh tidak
bertentangan dengn ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, keskuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencati keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau
untuk orang lain; memberikan nformasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; melayani dengan
sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugASNya; melaksanakan tugASNya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan; memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien; menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugASNya. Menurut pasal 1 uu ASN tentang ketentuan umum
pengertian Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecatatan. Manfaat sistem merit bagi pegawai adalah menjamin
keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai daan memiliki
kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri.
Mekanisme pengelolaan ASN, pangakt dan jabatan adalah kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan. Pengembangan karier adalah: kualifikasi, kompetensi,
penilaian kerja, kebutuhan instansi, kompetensi, integritas, dan moralitas. Promosi
menurut pasa 72 uu ASN adalah kompetensi, kualifikasi, persyaratan yang dibutuhkan
oleh jabatan, penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerjasama, dan pertimbangan
dari tim penilai kinerja PNS. Mutasi menurut pasal 73 uu ASN adalah 1 (satu) instansi,
antar instansi daerah, 1 (satu) instansi daerah, antar instansi daerah, antar instansi pusan
dan instansi daerah, perwakilan NKRI di luar negeri. Penilaian kinerja PNS menurut
padal 75-78 uu ASN adalah objektivitas pembinaan PNS; memperhatikan target, capaian,
hasil, dan manfaat yang dicapai serta perilaku PNS; disampaikan kepada tim penilai
kinerja PNS, serta dijadikan sebagai persyaratan. Penghargaan menurut pasal 82-85 uu
ASN adalah tanda kehormatan, kenaikan pangkat, kesempatan prioritas untuk
pengembangan kompetensi, kesempatan menghadiri acara resmi atau kenegaraan.
Pemberhentian dengan hormat menurut pasal 87-90 uu ASN adalah meninggal dunia,
atas permintaan sendiri, mencapai batas usia pensiun, perampingan organisasi, tidak
cakap jasmani dan atau rohani. Pemberhentian tidak hormat menurut pasal 87-90 uu ASN
adalah penyelewengan terhadap pancasila dan uud 1945; tindak pidana kejahatan yang
berhubungan dengan jabatan; menjadi anggota dan atau pengurus partai politik; tindak
pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana berencana.
Pemberhentian sementara adalah diangkat menjadi pejabat negara, diangkat menjadi
komisioner atau anggota lembaga non struktural, ditahan karena menjadi tersangka
pidana. Usia pensiuan PNS yakni 58 tahun bagi pejabat administrasi, 60 tahun bagi
pejabat pimpinan tinggi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan bagi pejabat
fungsional. Manajemen pppk menurut pasal 93 meliputi Penetapan Kebutuhan,
Pengadaan, Penilaian Kinerja, penggajian dan pengembangan kompetensi, pemberian
penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, perlindungan.

Anda mungkin juga menyukai