Nama Penulis :
NIPPPK :
Unit kerja :
Jabatan : Ahli Pertama - Guru Kelas
Email :
1
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Abstrak. Jurnal ini mengulas tentang orientasi PPPK dalam rangka mewujudkan perannya sebagai
pelayan masyarakat, aparatur sipil negara sehingga dapat melaksanakan tugasnya melalui pelayanan
birokrasi yang profesional dalam menghadapi tantangan-tantangan global. Model pembelajaran yang
dilakukan adalah hybrid dengan peserta mendapatkan materi secara luring dan daring dan
menggunakan Learning Management System atau MOOC. Orientasi PPPK ini adalah memberikan
pengenalan tugas dan fungsi ASN serta memberikan pengenalan nilai dan etika pada instansi
pemerintah. Kurikulum orientasi PPPK akan membahas mengenai pengenalan fungsi dan tugas ASN
meliputi sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran PPPK
mendukung terwujudnya smart governance.
2
Jurnal/Resume Latsar MOOC
MATERI I
Video Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Dr. Adi Suryanto, M.Si
Indonesia menyongsong Indonesia Emas 2045. Era revolusi industry 4.0 menuntut kita
supaya cepat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Pondasi penting mewujudkan Smart ASN
melalui Latsar sebagai bekal menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. MOOC dapat
dimanfaatkan untuk belajar yang tidak terbatas pada interaksi fisik. Namun dapat dilakukan secara
mandiri dan dikembangkan dalam skama pembelajaran kolaboratif, aktualisasi dan penguatan
secara klasikal. MOOC diharapkan dapat menjadi learning platform bagi ASN secara nasional
untuk mencetak ASN yang unggul dan kompeten untuk menuju birokrasi berkelas dunia dan
menuju Indonesia Emas 2045.
MATERI II
Video Sambutan Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI
Dr. Muhammad Taufiq DEA
Kebanggaan sebagai ASN karena dapat melayani Bangsa Indonesia. Penguasaan Core
Value bagi ASN dan employer yang dikenal dengan singkatan BerAKHKLAK :
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
Kata kunci : Kempuan berinovasi
Penguasaan Core Value dan penguasaan literasi digital (SMART ASN).
Selamat belajar dan semangat mengembangkan diri supaya menjadi ASN yang unggul dan
mendukung daya saing bangsa.
MATERI III
Sambutan Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN RI
Erna Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm.
3
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK dituntut belajar mandiri pada materi MOOC.
Pembelajaran dibagi 3 :
1. Sikap perilaku Bela Negara.
2. Nilai-nilai rol value dalam penyelenggaraan pemerintahan.
3. Kedudukan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
4
Jurnal/Resume Latsar MOOC
AGENDA 1
A. WAWASAN KEBANGSAAN
Pengertian Wawasan Kebangsaan : Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber
dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara :
1. Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Bentuk Negara kesatuan yang disepakati oleh para pendiri bangsa dan kemudian
ditetapkan berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memiliki makna
pentingnya kesatuan dalam sistem penyelenggaraan Negara.
6
Jurnal/Resume Latsar MOOC
g. Nasionalisme
Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri, Nasionalisme terbagi
atas:
1) Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan
sehingga menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga
nasionalisme yang chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
2) Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap
semua bangsa sama derajatnya.
7
Jurnal/Resume Latsar MOOC
k. Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan ke arah yang lebih baik
untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan manfaat bagi umat manusia).
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundangundangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan
berikut:
1. Mengambil tanggung jawab
2. Menunjukkan sikap mental positif
3. Mengutamakan keprimaan
4. Menunjukkan kompetensi
5. Memegang teguh kode etik
8
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Ada empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam
melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family),
Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia
(Global).
9
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadardisertai kerelaan berkorban sepenuh
jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan
hidupberbangsa dan bernegara. Manfaat dalam kegiatan kesiapsiagaan bela negara ini diantaranya :
Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain, Membentuk jiwa
kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan, Membentuk mental dan fisik yang
tangguh, Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan kemampuan diri,
Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok dalam materi Team
Building, Membentuk Iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu, Berbakti pada orang
tua, bangsa, agama, Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan
kegiatan, menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin, membentuk
perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
10
Jurnal/Resume Latsar MOOC
b. Etiket
Etiket adalah bentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai aturan tata krama, sopan
santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama manusia dengan cara yan baik,
patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimblkan komunikasi, hubungan baik, dan
saling memahami antara satu dengan yang lain.
c. Moral
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang mempunyai arti kebiasaan, adat sehingga moral
dapat didefinisikan sebagai nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan moralitas adalah
sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
4. Kearifan Lokal
1. Konsep Kearifan Lokal
Guna memahami arti “kearifan lokal”, dapat ditelusuri dalam referensi pustaka, seperti hasil
penelitian dari para ahli dan pakar ilmu yang menyampaikan pendapatnya.
2. Prinsip Kearifsan Lokal
Kearifan lokal yang melekat pada setiap bangsa di dunia ini mengandung nilai-nilai jati diri
bangsa yang luhur dan terhormat; apakah dari satu suku atau gabungan banyak suku di daerah
tempat tinggal suatu bangsa.
3. Urgensi Kearifan Lokal
Keberadaan bentuk-bentuk kearifan lokal bagi masyarakat setempat yangmembuatnya adalah
identitas atau jati diri bagi mereka.
11
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Tahapan ini dilakukan pada saat Off Campus, dimana masing-masing peserta Latsar CPNS
saat kembali ke instansinya masing-masing dalam kurun waktu dan tempat sesuai dengan
situasi dan kondisi di lingkungan kerja masingmasing selama 30 Hari, terhitung sejak Off
Campus sampai On Campus kembali kedua kalinya. Dalam penyusunan Rencana Aksi ini
tidak terlepas dari Nilai-nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta
Latsar CPNS.
3. Keprotokolan
Keprotokolan adalah pengaturan yang berisi norma-norma atau kebiasan kebiasaan
mengenai tata cara agar suatu tujuan yang telah disepakati dapat dicapai. Esensi dalam tatanan
tersebut antara lain mencakup :
a. Tata cara, yang menentukan tindakan yang harus dilakukan dalam suatu acara tertentu.
b. Tata krama, yang menentukan pilihan kata-kata, ucapan dan perbuatan yang sesuai
dengan tinggi rendahnya jabatan seseorang.
c. Rumus-rumus dan aturan tradisi yang telah ditentukan universal didalam bangsa itu sendiri.
Etika Keprotokolan
Protokol berasal dari bahasa Yunani “protokollum’ yang mengandung kata “protos”
(pertama) dan “kollum” (diletakkan) atau bisa juga disebut perekat yang pertama. Protokol
menyangkut kaidah/norma/aturan yang berlaku, dalam menghadapi acara resmi atau
kenegaraan baik untuk kegiatan – kegiatan di dalam negeri maupun antar Negara secara resmi.
Prinsip dasar yang melandasi etika dalam pelayanan keprotokolan adalah untuk membuat setiap
orang nyaman, senang, dan merasa penting tanpa melihat latar belakang status jabatan.
12
Jurnal/Resume Latsar MOOC
4. Kewaspadaan Diri
Kemampuan kewaspadaan dini adalah kemampuan ynag dikembangkan untuk
mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer secara optimal sehingga terwujud
kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara dalam menghadapi potensi ancaman.
13
Jurnal/Resume Latsar MOOC
berbentuk fisik atau nonfisik, konvensional atau nonkonvensional, global atau local, segera
atau mendatang, potensial atau aktual, militer atau nonmiliter, langsung atau tidak langsung,
daari luar negeri atau dalam negeri, serta degan kekerasan senjata atau tanpa kekerasan
senjata.
14
Jurnal/Resume Latsar MOOC
AGENDA 2
15
Jurnal/Resume Latsar MOOC
yang tepat, (10) tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan public,
(11) tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat, (12) tidak menyalahgunakan
informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki, (13) sesuai dengan kepantasan, dan (14)
tidak menyimpang dari prosedur.
B. BERORIENTASI PELAYANAN
MODUL 2. AKUNTABEL
16
Jurnal/Resume Latsar MOOC
B. KONSEP AKUNTABILITAS
1. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada
publik (Matsiliza dan Zonke, 2017).
2. Aspek-Aspek Akuntabilitas
Menunjukkan sebuah hubungan, berorientasi pada hasil, membutuhkan laporan,
memerlukan konsekuensi, dan memperbaiki kinerja.
3. Pentingnya Akuntabilitas
Fungsi akuntabilitas publik yaitu : menyediakan kontrol demokratis (peran
demokrasi), mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional),
dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
4. Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan stakeholder.
3. Mekanisme Akuntabilitas
Akuntabilitas kejujuran dan hukum, proses, program, dan kebijakan.
o Mekanisme akuntabilitas birokrasi Indonesia : perencanaan strategis, kontrak kinerja, dan
laporan kinerja.
17
Jurnal/Resume Latsar MOOC
MODUL 3. KOMPETEN
1. Dunia Vuca
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia
yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Sementara itu dalam
konteks peran pelayanan publik, ia banyak bergeser orientasinya, dimana pentingnya pelibatan
masyarakat dalam penentuan kebutuhan kebijakan dan pelayanan publik (customer centric).
Berdasar dinamika global (VUCA) dan adanya tren keahlian baru, perlunya pemutakhiran
keahlian ASN yang relevan dengan orientasi pembangunan nasional dan aparatur.
18
Jurnal/Resume Latsar MOOC
perlunya penguatan kompetensi secara luas, yang memungkinkan setiap pegawai dapat
memutakhirkan kompetensi, baik secara individu maupun secara kolektif organisasi.
3. Karakter ASN
Sekurangnya terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan ke depan diantaranya : integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship. Ke delapan karakteristik ini disebut sebagai smart ASN. Karakter lain yang
diperlukan dari ASN untuk beradapatasi dengan dinamika lingkungan strategis, yaitu : inovatif
dan kreatif, agility dan flexibility, persistence dan perseverance serta teamwork dan cooperation.
C. PENGEMBANGAN KOMEPTENSI
1. Konsepsi Kompetensi
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi
ASN, kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan
bidang teknis jabatan; 2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
19
Jurnal/Resume Latsar MOOC
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola
unit organisasi; dan 3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman
berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan
kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang
Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
D. PERILAKU KOMPETEN
20
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Cara lain untuk membantu orang lain melalui kegiatan aktif untuk akses dan transfer
Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli
(expert network), pendokumentasian pengalamannya/ pengetahuannya, dan mencatat
pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman. ASN pembelajar dapat juga berpartisipasi
untuk aktif dalam jaringan para ahli sesuai dengan bidang kepakarannya dalam proses transfer
pengetahuan keahlian. Jadi ASN dapat aktif dalam jejaring pengetahuan tersebut untuk
memutakhirkan pengetahuannya dan dapat juga menyediakan dirinya sebagai ahli/sumber
pengetahuan itu sendiri, yang dapat mentrasfer pengetahuannya kepada pihak lain yang
membutuhkannya.
MODUL 4. HARMONIS
21
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Kelahiran Budi Oetomo Tahun 1908 dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan Nasional
karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.
Puncak perjungan pemuda yaitu pada saat kongres Pemuda dengan merumuskan Sumpah
Pemuda. Dimana istilah satu Indonesia dan untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam kitabnya, kakawin Sutasoma pada tahun 1851.
22
Jurnal/Resume Latsar MOOC
kelompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik,
pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
8. Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok
yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat
suatu suku yang kasar, dan sebagainya.
23
Jurnal/Resume Latsar MOOC
5. Perilaku ASN
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan : toleransi, empati, dan keterbukaan terhadap
perbedaan.
Perubahan mindset merupakan reformasi birokrasi yang paling penting, setidaknya
mencakup tiga aspek penting yakni : (1) berubah dari penguasa menjadi pelayan, (2) merubah
dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’, dan (3) menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah,
yang harus dipertanggung jawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat.
24
Jurnal/Resume Latsar MOOC
transportasi telah mendorong munculnya tuntutan gencar yang dilakukan masyarakat kepada
pejabat publik untuk segera merealisasikan penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance).
1. Peran ASN
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut :
o Posisi PNS sebagai aparatur Negara harus bersikap netral dan adil.
o PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok-kelompok minoritas.
o PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap netral dan adil.
o PNS harus memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega
PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan.
o PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.
2. Budaya Harmonis
Dalam dunia nyata upaya mewujudkan suasana harmonis tidak mudah. Realita
lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga mengikutinya. Upaya
menciptakan dan menjaga suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai dari
mengenalkan kepada seluruh personil ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling tinggi,
memelihara suasana harmonis, menjaga diantara personil dan stake holder. Kemudian yang tidak
boleh lupa untuk selalu menyeseuaikan dan meningkatkan usaha tersebut, sehingga menjadi
habit/kebiasaan dan menjadi budaya hidup harmonis di kalangan ASN dan seluruh pemangku
kepentingannya.
MODUL 5. LOYAL
B. KONSEP LOYAL
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya
mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai
kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
25
Jurnal/Resume Latsar MOOC
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain : (1) Taat pada Peraturan, (2) Bekerja
dengan Integritas, (3) Tanggung Jawab pada Organisasi, (4) Kemauan untuk Bekerja Sama, (5) Rasa
Memiliki yang Tinggi, (6) Hubungan Antar Pribadi, (7) Kesukaan Terhadap Pekerjaan, (8)
Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan, dan (9) Menjadi teladan bagi Pegawai lain.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan
panduan perilaku :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat
pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang atau golongan sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para
ASN mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan lainnya dibutuhkan
langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan Wawasan Kebangsaan. Selain
memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap loyal seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus
meningkatkan nasionalismenya kepada bangsa dan negara.
26
Jurnal/Resume Latsar MOOC
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan
pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
MODUL 6. ADAPTIF
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-
tujuan atau kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah agar tetap
bertahan (Robbins: 2003).
Batasan pengertian adaptif:
a. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.
b. Penyesuaian terhadap norma untuk menyalurkan.
c. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.
d. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan.
e. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan dan sistem.
f. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.
27
Jurnal/Resume Latsar MOOC
a) Fluency (kelancaran) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau gagasan baru
karena kapasitas/wawasan yang dimilikinya.
b) Flexibility (Fleksibilitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak kombinasi dari ide-ide
yang berbeda.
c) Elaboration (Elaborasi) yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail dengan kedalaman dan
komprehensif.
d) Originality (Orisinalitas) yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau gagasan
yang dimunculkan oleh individu.
Pondasi organisasi adaptif dibentuk dari tiga unst dasar yaitu lanskap (landscape),
pembelajaran (learning), dan kepemimpinan (leadhersip). Unsur landscape terkait dengan bagaimana
memahami adanya kebutuhan organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan. Unsur kedua adalah
pembelajaran yang terdiri dari elemen-elemen adaptif organization yaitu perencanaan beradaptasi,
penciptanaan budaya adaptif dan struktur adaptasi. Yang terakhir adalah unsur kepemimpinan yang
menjalankan peran dalam membentuk adaptive organization.
Ada 9 elemen budaya adaptif menurut Management Advisory Service UK antara lain :
Purpose, Cultural values, Vision, Corporate values, Corporate strategy, Structure, Problem solving,
Partner working, dan rulers.
Ciri-ciri individu adaptif : (1) Eksperimen orang yang beradaptasi, (2) Melihat peluang di
mana orang lain melihat kegagalan, (3) Memiliki sumber daya, (4) Selalu berpikir kedepan, (5) Tidak
mudah mengeluh, (6) Tidak menyalahkan, (7) Tidak mencari polularitas, (8) Memiliki rasa ingin
tahu, (9) Memperhatikan system, (10) Membuka pikiran, dan (11) Memahami apa yang sedang
diperjuangkan.
MODUL 7. KOLABORATIF
A. KONSEP KOLABORASI
28
Jurnal/Resume Latsar MOOC
29
Jurnal/Resume Latsar MOOC
e. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya, peralatan, dan
fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan tersebut.
AGENDA 3
MODUL 1. SMART ASN
A. LITERASI DIGITAL
Percepatan transformasi digital didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Dalam visi misi
Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa pemerintahan yang kedua berfokus pada
pembangunan SDM sebagai salah satu visi utama. Berdasarkan petunjuk khusus dari Presiden pada
Rapat Terbatas Perencanaan Transformasi Digital, bahwa transformasi digital di masa pandemi
maupun pandemi yang akan datang akan mengubah secara struktural cara kerja, beraktivitas,
berkonsumsi, belajar, bertransaksi yang sebelumnya luring dengan kontak fisik menjadi lebih banyak
ke daring.
1. Akses kompetensi dalam mendapatkan informasi dengan mengoperasikan media digital.
2. Paham kompetensi dalam mendapatkan informasi dengan mengoperasikan media digital.
3. Mengelola Informasi mampu mengambil data, informasi dan konten dalam lingkungan digital.
4. Memproses Informasi mampu melakukan verifikasi sumber data, informasi, dan konten digital.
5. Berbagi pesan mampu berbagi data, informasi dan konten digital dengan orang lain melalui
teknologi digital yang tepat.
6. Membangun ketangguhan diri mampu mengembangkan diri lewat penggunaan media digital.
Meskipun demikian, Indonesia mencatat kenaikan skor yang cukup tinggi dalam waktu 1
tahun. Laporan ini belum diperbarui di tahun 2018-2019 karena data yang kurang memadai. Sehingga
lingkup literasi digital berfokus pada pengurangan kesenjangan digital dan penguatan literasi digital.
Kedua hal ini terkait erat dengan peta penguatan literasi digital dari Presiden dan Gerakan Literasi
Digital dari Kominfo.
Transformasi digital di sektor pendidikan di Indonesia bukanlah suatu wacana yang baru.
Berbagai perbincangan, regulasi pendukung, dan upaya konkret menerapkan transformasi digital di
30
Jurnal/Resume Latsar MOOC
lingkungan perguruan tinggi dan semua tingkat sekolah di Indonesia telah dilakukan. Jika
sebelumnya berbagai wacana, kebijakan pendukung, serta sosialisasi tentang era industri 4.0 belum
berhasil membuat industri pendidikan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, hingga
sekolah dasar dan menengah mencapai progress signifikan pada transformasi digital pendidikan
Indonesia, terjadinya pandemi COVID-19 justru memberikan dampak luar biasa dalam aspek ini.
Tingkat pemahaman kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam
menggunakan media digital dan internet. Tingkat keterlibatan orang tua, komunitas, dan lembaga
dalam pengembangan literasi digital. Meningkatnya jumlah kegiatan literasi digital yang ada di
masyarakat.
Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus dikuasai oleh para pegawai PPPK yang
terdiri dari etika, budaya, aman, dan cakap dalam bermedia digital. Terdapat dua poros yang
membagi area setiap domain kompetensi yang termasuk dalam pilar-pilar literasi digital. Poros
pertama, yaitu domain kapasitas ‘single–kolektif’ memperlihatkan rentang kapasitas literasi digital
sebagai kemampuan individu untuk mengakomodasi kebutuhan individu sepenuhnya hingga
kemampuan individu untuk berfungsi sebagai bagian dari masyarakat kolektif/societal. Sementara itu,
poros berikutnya adalah domain ruang ‘informal–formal’ yang memperlihatkan ruang pendekatan
dalam penerapan kompetensi literasi digital. Ruang informal ditandai dengan pendekatan yang cair
dan fleksibel, dengan instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai sebuah
kelompok komunitas/masyarakat. Sedangkan ruang formal ditandai dengan pendekatan yang lebih
terstruktur dilengkapi instrumen yang lebih menekankan pada kumpulan individu sebagai ‘warga
negara digital’.
Etika tradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut tata
cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap kelompok
masyarakat, sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap dan
perilaku anggota masyarakat. Etika kontemporer adalah etika elektronik dan digital yang menyangkut
tata cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan pertemuan
sosial budaya secara lebih luas dan global. Maka, ruang lingkup etika dalam dunia digital
menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan nilai
kebajikan.
Kesadaran maksudnya adalah melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan.
sepenuhnya. Kesadaran adalah kondisi individu yang menyediakan sumber daya secara penuh ketika
menggunakan media digital, sehingga individu tersebut memahami apa saja yang sedang
dilakukannya dengan perangkat digital. Tanggung jawab adalah kemauan menanggung konsekuensi
dari tindakan dan perilakunya dalam bermedia digital. Kebajikan menyangkut hal-hal yang bernilai
kemanfaatan, kemanusiaan, dan kebaikan serta prinsip penggunaan media digital untuk meningkatkan
derajat sesama manusia atau kualitas kehidupan bersama, dan integritas adalah prinsip kejujuran
31
Jurnal/Resume Latsar MOOC
sehingga individu selalu terhindar dari keinginan dan perbuatan untuk memanipulasi, menipu,
berbohong, plagiasi, dan sebagainya, saat bermedia digital.
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana
setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi
warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga negara digital, tiap individu
memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia
digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal
ini karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa,
bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang multikultural
dan plural dalam banyak aspek.
Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini.
Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital) yang
lebih banyak ‘belajar’ dari media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness
communication tanpa stereotip dan pandangan negatif adalah juga persoalan meningkatkan
kemampuan literasi media dalam konteks budaya digital.
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang dimasukkan dalam kerangka literasi
digital dapat diklasifikasikan menjadi dua pokok besar, yaitu: Kecakapan Digital Dalam Kehidupan
Berbudaya dan Ruang Digital. Kita bisa menjadi warga digital yang Pancasilais, yaitu: Berpikir kritis;
Meminimalisir Unfollow, Unfriend dan Block untuk menghindari Echo Chamber dan Filter Bubble:
Gotong Royong Kolaborasi Kampanye Literasi Digital.
Dalam isu budaya, ada 5 (lima) kompetensi yang dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan
bernegara, yaitu: memahami budaya di ruang digital, Produksi Budaya di Ruang Digital, Distribusi Budaya di
Ruang Digital, Partisipasi Budaya di Ruang Digital, Kolaborasi Budaya di Ruang Digital.
Dalam area Budaya Digital (Digital Culture), hak dan tanggungjawab digital menempati
posisi terakhir setelah indikator lainnya dikuasai. Indikator Hak Digital mencakup persoalan akses,
kebebasan berekspresi, perlindungan atas data privasi, dan hak atas kekayaan intelektual di dunia
digital. Hak Digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital terdiri dari hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman.
Kompetensi keamanan digital didefinisikan sebagai kecakapan individual yang bersifat formal
dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum positif. Jejak digital dikategorikan dalam dua
jenis, yakni jejak digital yang bersifat pasif dan jejak digital yang bersifat aktif. Jejak digital pasif
adalah jejak data yang kita tinggalkan secara daring dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan
kita. Jejak digital aktif mencakup data yang dengan sengaja kita kirimkan di internet atau di platform
digital.
Masing-masing sub indikator yang membentuk pilar kecakapan bermedia digital yaitu
kecakapan terkait penggunaan perangkat keras dan lunak, mesin pencarian informasi, aplikasi
percakapan dan media sosial, serta dompet digital, loka pasar, dan transaksi digital. Pemahaman
32
Jurnal/Resume Latsar MOOC
terhadap lanskap digital tidak dapat dilepaskan dari kompetensi literasi digital. Dunia digital
merupakan lingkungan yang tidak asing bagi banyak dari kita.
Mesin pencarian informasi memiliki tiga tahapan kerja sebelum menyajikan informasi yang
kita butuhkan. Pertama, penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang
kita akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet. Penelusuran tersebut tentu mengacu
pada kata kunci yang diketikkan pada mesin pencarian informasi. Kedua, pengindeksan (indexing),
yakni pemilahan data atau informasi yang relevan dengan kata kunci yang kita ketikkan. Ketiga,
pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang dianggap paling
sesuai dengan yang kita cari.
Digital Skills (Cakap Bermedia Digital) merupakan dasar dari kompetensi literasi digital,
berada di domain ‘single informal’. Digital Culture (Budaya Bermedia Digital) sebagai wujud
kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan berada pada domain ‘kolektif, formal’
dimana kompetensi digital individu difungsikan agar mampu berperan sebagai warganegara dalam
batas-batas formal yang berkaitan dengan hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya dalam ruang
‘negara’. Digital Ethics (Etis Bermedia Digital) sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang
digital membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital, berada di domain
‘kolektif, informal’. Digital Safety (Aman Bermedia Digital) sebagai panduan bagi individu agar
dapat menjaga keselamatan dirinya berada pada domain ‘single, formal’ karena sudah menyentuh
instrumen-instrumen hukum positif. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah
secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan
wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga
negara.
1. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
2. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
3. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
4. Untuk menjalankan kedudukannya, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut: Pelaksana
kebijakan public; Pelayan public; dan Perekat dan pemersatu bangsa.
33
Jurnal/Resume Latsar MOOC
5. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik.
6. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.
7. Peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang professional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
a. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas;
c. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
a. PNS berhak memperoleh gaji, tunjangan, dan fasilitas: cuti; jaminan pensiun dan jaminan
hari tua; perlindungan; dan pengembangan kompetensi;
b. Sedangkan PPPK berhak memperoleh: gaji dan tunjangan; cuti; perlindungan; dan
pengembangan kompetensi;
c. Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa
Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi;
d. Berdasarkan Pasal 92 UU ASN, Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:
jaminan kesehatan; jaminan kecelakaan kerja; jaminan kematian; dan bantuan hukum.
3. Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual. Dengan
kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan. Kewajiban pegawai ASN yang
disebutkan dalam UU ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
34
Jurnal/Resume Latsar MOOC
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode
perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
5. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan.
Beberapa langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa masyarakat maupun
jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan
pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
6. Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus mencerminkan
prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang
obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai
akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui
dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
7. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
8. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan.
9. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan
perjanjian kerja; dan perlindungan.
10. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan
dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
35
Jurnal/Resume Latsar MOOC
11. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi
tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan.
12. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling
lama 5 (lima) tahun.
13. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
14. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi
Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai
PNS.
15. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
16. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar Instansi Pemerintah.
17. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administrative.
36