Anda di halaman 1dari 14

MUSYAWARAH NASIONAL XVIII

FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA


BANYUWANGI, 30 APRIL-05 MEI 2017

ANGGARAN DASAR
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK SE-INDONESIA

PEMBUKAAN

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,


Bahwa sesungguhnya kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
1945 adalah rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dengan didorong atas keinginan luhur
untuk hidup damai adalah hak bangsa Indonesia. Oleh karena itu kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan
dijamin oleh undang-undang, sehingga bangsa Indonesia mendapatkan kesempatan
seluas-luasnya untuk menggali, menghayati, mengembangkan dan mengamalkan ilmu
pengetahuan demi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

Mahasiswa politeknik sebagai bagian dari generasi muda mempunyai hak dan
kewajiban untuk menghantarkan bangsa Indonesia menuju masyarakat adil dan
makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945 melalui penguasaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
Dengan keyakinan yang penuh untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
kesungguhan yang dijiwai semangat kerukunan, persaudaraan, kerjasama, persatuan
dan kesatuan antara mahasiswa tanpa dipengaruhi oleh pihak manapun dan dalam
bentuk apapun juga, maka kami mahasiswa Politeknik se-Indonesia mengikat diri
dalam suatu wadah organisasi yang berlandaskan Anggaran Dasar.

BAB I

NAMA, WAKTU DAN SEKRETARIAT PUSAT

Pasal 1
Organisasi ini bernama Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia
disingkat FKMPI

Pasal 2
FKMPI didirikan pada tanggal 12 September 1998 di Semarang sampai dengan
jangka waktu yang tidak ditentukan

Pasal 3
Sekretariat pusat FKMPI bertempat di Politeknik Sekretaris Jenderal terpilih

BAB II
SIFAT, ASAS DAN LANDASAN

Pasal 4

FKMPI bersifat independen dan profesional

Pasal 5
FKMPI berasaskan Pancasila

Pasal 6
FKMPI berlandaskan pada:

a. UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945


b. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c. PP No. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
d. UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
e. PP No. 4 tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi
f. Kepmendikbud RI No. 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
g. Tridharma Perguruan Tinggi

BAB III
VISI MISI
Pasal 7
1. Visi
FKMPI Berkarya, Politeknik Berjaya
2. Misi
a. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang efektif dan menyeluruh
b. Mengembangkan potensi akademik dan penalaran ilmiah
c. Mengaktualisasi ilmu dan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa politeknik
untuk memberdayakan masyarakat
d. Turut serta membangun kecerdasan politik dikalangan mahasiswa politeknik

BAB IV
FUNGSI DAN TUJUAN

Pasal 8
FKMPI berfungsi sebagai:
a. Wadah komunikasi, koordinasi dan pusat informasi mahasiswa Politeknik se-
Indonesia

b. Wadah pengembangan dan/atau kerjasama dalam bidang minat, bakat, ilmu


pengetahuan dan teknologi serta pengabdian kepada masyarakat.

c. Wadah yang memperjuangkan aspirasi mahasiswa Politeknik dan masyarakat


se-Indonesia

Pasal 9
FKMPI bertujuan untuk:
a. Mewujudkan dan menjaga persatuan dan kesatuan antar mahasiswa Politeknik
se-Indonesia
b. Menggali, Meneliti, menganalisis, mengembangkan dan menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mencapai kemajuan bersama bagi
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia

BAB V
KEGIATAN
Pasal 10
Menyelenggarakan kegiatan berdasarkan atas fungsi dan tujuan FKMPI

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 11

1. FKMPI beranggotakan mahasiswa Politeknik se-Indonesia


2. Keanggotaan FKMPI terdiri dari anggota aktif dan pasif

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 12
Struktur FKMPI meliputi:
a. Sekretaris Jenderal
b. Staf Ahli Kesekretariatan
c. Staf Ahli Keuangan
d. Koordinator bidang
e. Koordinator Wilayah
f. Koordinator Daerah
g. Koordinator Distrik
(Lampiran 1)
BAB VIII
KEUANGAN
Pasal 13
1. Keuangan FKMPI dikelola dengan prinsip transparansi, tanggung jawab,
efisien dan berkesinambungan
2. Sumber keuangan fkmpi terdiri dari
a. Iuran anggota
b. Berbagai sumber dana lain yang legal (tidak diperbolehkan dari sponsor
rokok, minuman keras, partai politik, alat konotasi seksual, dan obat-
obatan terlarang)
3. Dana digunakan untuk kegiaran-kegiatan yg sesuai dengan tujuan dan fungsi
FKMPI

BAB IX
LAMBANG
Pasal 14
Arti dari lambang:
a. Warna putih menggambarkan kesucian
b. Warna biru menggambarkan organisasi muda sebagai generasi pembaru
c. Warna merah menggambarkan keberanian
d. Warna kuning menggambarkan pencerahan terhadap Indonesia
e. Gerigi menggambarkan sinergisitas dalam pergerakan
f. Lima buah gerigi melambangkan jumlah wilayah
g. Peta Indonesia yang menandakan cakupan FKMPI
h. Lingkaran luar berarti persatuan dari FKMPI

BAB X
ATRIBUT ORGANISASI

Pasal 15
1. Bendera
2. Stempel
3. Emblem logo FKMPI
4. Perlengkapan sidang
5. Atribut tambahan di atur oleh sekjend terpilih

BAB XI
LAGU
Pasal 16
Mars FKMPI
(Lampiran 2)
BAB XII
MUSYAWARAH
Pasal 17
1. MUNAS (Musyawarah Nasional)
2. MUSLUB (Musyawarah Nasional Luar Biasa)
3. SARNAS (Sarasehan nasional)
4. RAKORWIL (Rapat Koordinasi Wilayah)
5. MUSDA (Musyawarah daerah)
6. RAKORDA (Rapat Koordinasi Daerah)
7. KONSOLDA (Konsolidasi Daerah)
BAB XIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 18
Perubahan anggaran dasar FKMPI dilakukan pada saat MUNAS yang dihadiri dan
disetujui minimal n+1 peserta MUNAS.

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 19
1. Aturan anggaran rumah tangga dan/atau peraturan khusus yang mengatur
pelaksanaan ketentuan ini tidak menyimpang dari anggaran dasar
2. Ketentuan yang sudah ada masih tetap berlaku sepanjang tidak menyimpang
dan/atau berdasarkan keputusan MUNAS

BAB XV
PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
anggaran rumah tangga.

Disahkan di Banyuwangi, 3 Mei 2017


Sekretaris Jendral
Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia

M. Ihsan Kamil
NIM.
LAMPIRAN

1. Struktur Organisasi FKMPI

STAF AHLI
KEUANGAN

2. Lagu Mars FKMPI


MARS FKMPI

KAMI PEMUDA PEMUDI POLITEKNIK


BERSATU BERKARYA UNTUK BANGSA
KOBARKAN SMANGAT DAN SATUKAN TEKAD
BANGUN BANGSA JAYA INDONESIA

MENJUNJUNG TINGGI TOTALITAS PERJUANGAN


MERENTAS ASA WUJUDKAN PERUBAHAN
CERDASKAN BANGSA MEMBANGUN PERADABAN
FKMPI JADI NAUNGAN

SINGSINGKAN LENGANMU
RAIHLAH KEJAYAAN
LANTANGKAN SUARAMU
BERKARYA UNTUK INDONESIA

ERATKAN GENGGAMAN
IKAT PERSAUDARAAN
BERSAMA FKMPI
BERKARYA TUK INDONESIA
MUSYAWARAH NASIONAL XVII
FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK se-INDONESIA
TANAH LAUT, 01-06 MEI 2016

ANGGARAN RUMAH TANGGA


FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK se-INDONESIA

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
SIFAT KEANGGOTAAN
1. Anggota aktif adalah mahasiswa aktif yang telah mendapatkan surat rekomendasi
dari institusi atau lembaga kemahasiswaan yang institusinya telah tergabung di
dalam FKMPI, yang surat rekomendasinya dikirimkan kepada koordinator daerah.
2. Anggota pasif adalah semua mahasiswa Politeknik se-Indonesia

Pasal 2
HAK ANGGOTA
1. Anggota aktif
a. Memiliki hak bicara dan hak suara
b. Berhak memilih dan/atau dipilih sebagai pengurus
c. Berhak mengikuti segala kegiatan FKMPI

2. Anggota pasif
a. Memiliki hak bicara
b. Berhak mengikuti segala kegiatan FKMPI

Pasal 3
KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Anggota aktif
a. Menaati anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturan lain
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan FKMPI
c. Menjaga nama baik FKMPI
d. Mensosialisasikan seluruh kegiatan FKMPI
2. Anggota Pasif
a. Menaati anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturan lain
b. Berpartisipasi dalam kegiatan FKMPI
c. Menjaga nama baik FKMPI
Pasal 4
IURAN ANGGOTA
Iuran anggota yaitu dana yang diambil dari kontribusi agenda tahunan dengan
nominal yang ditentukan oleh kepengurusan terpilih yang berasal dari anggota aktif
FKMPI dan selanjutnya diatur dalam SOP keuangan

Pasal 5
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan berakhir jika anggota tersebut tidak lagi menjadi mahasiswa di
Politeknik
2. Mengajukan pengunduran diri secara tertulis kepada pengurus pusat atas
persetujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dan disahkan oleh SK Sekertaris
Jendral

Pasal 6
SANKSI ANGGOTA
Sanksi diberikan kepada anggota yang melanggar AD/ART FKMPI dengan sanksi
sebagai berikut :
1. Peringatan secara lisan oleh pengurus FKMPI

2. Jika peringatan (1) tidak diindahkan maka diberikan peringatan secara tertulis

3. Jika peringatan (2) tidak diindahkan maka anggota tidak diperbolehkan mengikuti
seluruh Kegiatan FKMPI selama 1 periode.

BAB II
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 7
MUSYAWARAH NASIONAL
Musyawarah Nasional Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia
selanjutnya disingkat MUNAS FKMPI adalah forum pengambilan keputusan tertinggi
di tingkatan Mahasiswa politeknik se-Indonesia.

Pasal 8
PENYELENGGARAAN MUNAS
3. Tempat penyelenggaraan MUNAS selanjutnya berdasarkan hasil MUNAS
sebelumnya, pengurus FKMPI bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
MUNAS yang dilaksanakan dengan cara mendelegasikan wewenang kepada
lembaga kemahasiswaan yang terpilih sebagai tuan rumah MUNAS sesuai dengan
tata tertib sidang

4. Penyelenggaraan MUNAS dilaksanakan di akhir periode kepengurusan

Pasal 9
PERANGKAT MUNAS
1. Penyampaian LPJ struktural FKMPI
2. Pembahasan konstitusi FKMPI dan kebijakan baru
3. Pembahasan program kerja dan rekomendasi lainnya
4. Pemilihan dan Pelantikan struktural FKMPI
Pasal 10
PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA
1. MUSLUB merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi diluar MUNAS
dan memiliki kedudukan yang setara dengan MUNAS
2. MUSLUB diadakan apabila ada keadaaan yang membutuhkan pengambilan
keputusan penting yang sangat mendesak.
3. MUSLUB dapat diselenggarakan apabila dihadiri minimal n+1 dari jumlah
institusi yang hadir dalam MUNAS sebelumnya.

Pasal 11
SARASEHAN NASIONAL
1. Sarasehan Nasional merupakan pertemuan antar anggota aktif FKMPI mahasiswa
Politeknik se-Indonesia yang diadakan sekali dalam setahun yang merupakan
evaluasi kinerja kepengurusan selama 6 bulan dan rekomendasi 6 bulan kedepan
untuk FKMPI.
2. Tempat penyelenggaraan Sarasehan Nasional selanjutnya berdasarkan hasil
MUNAS FKMPI sebelumnya.

Pasal 12
RAPAT KOORDINASI WILAYAH
1. RAKORWIL merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat
wilayah
2. RAKORWIL dilakukan apabila diperlukan dan bersifat tentatif berdasarkan
dengan keadaan dan/atau kondisi di tingkat wilayah

Pasal 13
MUSYAWARAH DAERAH
1. MUSDA merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat daerah
2. MUSDA dilakukan apabila diperlukan dan bersifat tentatif berdasarkan dengan
keadaan dan/atau kondisi di tingkat daerah

Pasal 14
RAPAT KOORDINASI DAERAH
RAKORDA merupakan pertemuan yang dilaksanakan minimal satu kali dalam
setahun dan merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di tingkat daerah

Pasal 15
KONSOLIDASI DAERAH
KONSOLDA merupakan pertemuan anggota aktif FKMPI dalam suatu daerah
yang bersifat non formal dan dilasanakan tergantung dari kebijakan daerah masing-
masing.
BAB III
KEPENGURUSAN

Pasal 16
SEKRETARIS JENDERAL
1. Sekretaris Jenderal adalah delegasi yang diutus oleh lembaga kemahasiswaan masing-
masing Politeknik yang terpilih dalam MUNAS dan pemangku jabatan tertinggi.
2. Sekretaris jenderal mempunyai wewenang untuk:
a. Menyusun kepengurusan secara prerogatif dengan menyampaikan alasan
secara transparan
b. Menyikapi masalah-masalah organisasi
c. Menampung dan/atau menindaklanjuti aspirasi anggota
d. Menerbitkan dan mencabut surat keputusan pengangkatan staff ahli bidang
keuangan, Koordinator Bidang dan koordinator wilayah dengan
mempertimbangkan masukan dari anggota
e. Memberikan sanksi pada anggota atas pelanggaran yang dilakukannya dengan
pertimbangan melalui Koordinator Daerah
f. Memberikan evaluasi Program kerja pada saat SARNAS dan laporan
pertanggungjawaban pada saat MUNAS

Pasal 17
STAF AHLI KESEKRETARIATAN
1. Staf ahli kesekretariatan adalah delegasi yang diutus oleh lembaga
kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUNAS
dan diangkat oleh Sekretaris Jenderal dan ditetapkan dengan surat
keputusan
2. Staf ahli kesekretariatan membantu dan mendampingi Sekjend secara
penuh dalam menjalankan tugas
3. Membantu sekjend dalam menyusun kepengurusan dan menyikapi
masalah2 organisasi
4. Menghadiri dan/atau mendampingi Sekjend dalam pertemuan-pertemuan
Nasional dan atau daerah
5. Membantu Sekjend dalam mengkoordinasikan dan memantau progrm-
program nasional dan atau program-program daerah
6. Membantu Sekjen dalam menerbitkan SK dan atau ketentuan persuratan
lainnya
7. Memgarsipkan dan bertanggung jawab terhadap semua administrasi
FKMPI
8. Mengumpulkan dan mengarsipkan semua laporan pertanggungjawaban
semua fungsionaris pusat FKMPI

Pasal 18
STAF AHLI KEUANGAN
9. Staf ahli keuangan adalah delegasi yang diutus oleh lembaga
kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUNAS
dan diangkat oleh Sekretaris Jenderal dan ditetapkan dengan surat
keputusan
10. Staf ahli keuangan mempunyai wewenang dalam mengelola keuangan
FKMPI
11. Staf ahli keuangan berkordinasi dan bertanggung jawab kepada sekretaris
jendral dengan memberikan laporan keuangan secara tertulis dan
transparan kepada sekretaris jendral dan kemudian dilaporkan pada saat
SARNAS dan MUNAS
Pasal 19
KOORDINATOR BIDANG
1. Koordinator Bidang adalah delegasi yang diutus oleh lembaga
kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUNAS dan
diangkat oleh Sekretaris Jenderal dan ditetapkan dengan surat keputusan.

2. Koordinator bidang berkoordinasi dengan KORWIL dan bertanggung jawab


kepada sekretaris jenderal dengan memberikan laporan secara tertulis kepada
sekretaris jenderal

3. Koordinator bidang bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi

4. Koordinator bidang dapat membentuk suatu anggota koordinator bidangnya


masing-masing untuk membantu suatu program kerja koordinator bidang jika
itu diperlukan dan berdasarkan atas persetujuan sekretaris jendral
(SEKJEND).

5. Koordinator bidang berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada sekretaris


jendral (SEKJEND) dengan memberikan laporan secara tertulis dan
transparan kepada SEKJEND kemudian dilaporkan pada saat SARNAS dan
MUNAS

Pasal 20
KOORDINATOR WILAYAH
1. Koordinator wilayah adalah delegasi yang diutus oleh lembaga
kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUNAS dan
diangkat oleh Sekretaris Jenderal dan ditetapkan dengan surat keputusan.

2. Koordinator wilayah berkoordinasi dengan KORBID bidang terkait


bertanggungjawab kepada sekjen dengan memberikan laporan secara tertulis
kepada sekjen.

3. Koordinator wilayah bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi

4. Koordinator wilayah dapat membentuk suatu anggota koordinator wilayahnya


masing-masing untuk membantu suatu program kerja koordinator wilayah jika
itu diperlukan dan berdasarkan atas persetujuan sekretaris jendral (SEKJEND).

5. Koordinator wilayah berkoordinasi dan bertanggungjawab kepada sekretaris


jendral (SEKJEND) dengan memberikan laporan secara tertulis dan transparan
kepada SEKJEND kemudian dilaporkan pada saat SARNAS dan MUNAS

Pasal 21
KOORDINATOR DAERAH
1. Koordiantor Daerah adalah delegasi yang diutus oleh lembaga kemahasiswaan
masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUSDA dan/atau diangkat
langsung oleh Koordiantor Wilayah dan ditetapkan dengan surat keputusan
2. Koordinator daerah bertanggungjawab kepada koordinator wilayah dengan
memberikan laporan secara tertulis kepada koordinator wilayah

3. Penambahan koordinator daerah bisa disesuaikan dengan kebutuhan organisasi


melalui surat usulan koordinator wilayah yang disetujui oleh sekretaris
jenderal

Pasal 22
KOORDINATOR DISTRIK
1. Koordiantor distrik adalah delegasi yang diutus oleh lembaga
kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUSDA
dan/atau diangkat langsung oleh Koordiantor Daerah dan ditetapkan
dengan surat keputusan

2. Koordinator distrik bertanggungjawab kepada koordinator Daerah dengan


memberikan laporan secara tertulis kepada koordinator Daerah

3. Penambahan koordinator distrik bisa disesuaikan jika diperlukan dengan


kebutuhan organisasi melalui surat usulan Koordinator Daerah yang
disetujui oleh Koordinator Wilayah

Pasal 23
KOORDINATOR DIVISI
1. Koordinator Divisi adalah delegasi yang diutus oleh lembaga
kemahasiswaan masing-masing Politeknik yang terpilih dalam MUSDA
dan/atau diangkat langsung oleh Koordiantor Daerah dan ditetapkan
dengan surat keputusan
2. Koordinator Divisi berkoordinasi dengan Koordinator Distrik dan
bertanggung jawab kepada Koordinator Daerah
3. Penambahan Koordinator Divisi bisa disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi melalui surat usulan koordinator daerah yang disetujui oleh
koordinator wilayah

Pasal 24
MASA JABATAN
Masa jabatan kepengurusan organisasi selama satu tahun periode kepengurusan.

BAB IV
ATURAN TAMBAHAN

Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga akan diatur lebih lanjut
dalam aturan lainnya

Disahkan di Banyuwangi, 3 Mei 2017


Sekretaris Jendral
Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia
M. Ihsan Kamil
NIM.

Anda mungkin juga menyukai