Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Latar belakang pembuatan tugas laporan parakerin ini adalah untuk lebih
memahami tentang masalah roda dan ban beserta komponennya.
Ban adalah bagian dari pemindah tenaga dan mengubah arah gerak
kendaraan mengikuti putaran roda kemudi, ban juga merupakan bagian dari sistem
kemudi. Ditambah lagi karena ban juga menopang berat kendaraan dam meredam
getaran dari jalan ban juga merupakan sistem suspense oleh karena itu pada saat
melakukan troubleshooting pada masalah ban ketiga sistem tersebut yaitu ban dan
pelek, kemudi dan suspense harus juga diperhatikan sama pentingnya kesalahn
perawatan ban juga akan menyebabkan gangguan pada ban dan sistem lainnya yang
terkait.
Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dapat dibedakan
menurut metode pembuatan bahannya yaitu baja press dan campuran besi tuang ( cast
light alloy ). Ban berfungsi untuk menahan seluruh berat kendaraan memindahkan
gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan kejalan, dan juga mengontrol star,
akselerasi, deselasi, pengereman dan berbelok. Juga mengurangi kejutan yang
disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.

1.2 Maksud Dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Prakerin merupakan suatu keharusan yang menjadi bahan atau sumber
data untuk laporan prakerin yang dilakukan. Sebagai petanda bahwa pelajaran
prakerin diharapkan mampu mengetahui tentang dunia otomotif.
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti UAS dan UAN SMKN 2
Barabai.
2. Sebagai bahan bukti bahwa saya benar-benar mengikuti kegiatan
praktek kerja industry.

1
3. Siswa mampu memahami, menetapkan dan mengembangkan pelajaran
yang didapatkan disekolah kerja industry.
4. Supaya lebih mendalami lagi dari apa yang telah dikerjakan selama
prakerin tersebut.

1.2.2 Tujuan
Tujuan saya mengambil judul ini untuk memperdalam ilmu saya tentang
memperbaiki dan memelihara sistem pengapian atau mengetahui
komponen-komponen sistem pengapian.
1. Dapat mengenal komponen-komponen.
2. Cara memelihara sistem pengapian.
3. Sebagai syarat untuk mengikuti UAN dan UAS.
4. Mengenal alat dan cara menggunakannya.

1.3 Sejarah Management di DU/DI


Bengkel berdiri pada taun 2000 an, bengkel pun sempat mengalami pasang
surut mulanya bengkel kecil-kecilan tapi semakin hari semakin berkembang dan
mempunyai fasilitas alat yang cukup lengkap semakin hari bengkel pun semakin
berkembang hingga sekarang, bengkel ini diberi nama sesuai nama belakang anak
pendiri bengkel yakni KURNIAWAN.

2
STRUKTUR BENGKEL

PEMILIK BENGKEL
SYAIFULLAH

KEPALA MEKANIK
GUSTI IBERAHIM

MEKANIK

FATHURRAJI MAULIDIN SYAHRANI

ABDUL RAHIM RULLY KURNIAWAN

Gambar 1.3.1 Struktur organisasi bengkel

3
Gambar 1.3.2 Bengkel kurniawan durian gantang

DENAH BENGKEL

GUDANG RUMAH GUDANG PENCUCIAN


RUMAH

BENGKEL/TEMPAT KERJA
RUMAH

JALAN RAYA

Gambar 1.3.3 Denah Bengkel

4
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 DasarTeori
Roda adalah obyek berbentuk lingkaran, yang bersama dengan sumbu, dapat
menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan kecil dengan cara bergulir. Contoh
umum ditemukan dalam penerapan dalam transportasi.
Ban adalah peranti yang menutupi pelek suatu . Ban adalah bagian penting
dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan
ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta
memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan
percepatan dan mempermudah pergerakan.
Sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk
kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga
digunakan dari bahan lain seperti bajaSebuah ban (dalam Bahasa Inggris Amerika dan
Kanada Inggris) atau ban (di British bahasa Inggris, Selandia Baru Inggris, Australia
Inggris dan Iain-lain) adalah meliputi berbentuk cincin yang cocok di sekitar
pinggiran roda untuk melindunginya dan memungkinkan performa kendaraan
lebih baik dengan menyediakan fleksibel bantalan yang menyerap shock sambil
menjaga gulir dalam kontak dengan tanah. Kata ITU Sendiri mungkin berasal Dari
kata "dasi," Yang merujuk ke Name of cincin baja Luar Roda gerobak kayu Yang
mengikat kayu segmen Bersama-sama (modem.jpg Etimologi Bawah). Kata itu
sendiri mungkin berasal dari kata "dasi," yang merujuk ke bagian cincin baja luar
roda gerobak kayu yang mengikat segmen kayu bersama-sama
Penemu ban karet pertama di dunia "Charles Goodyear" lahir di New Haven
pada tanggal 29 Desember 1800. Dia seorang berkebangsaan Amerika Serikat yang
menemukan cara vulkanisasi karet pada tahun 1839. la kemudian mempatenkan
penemqannya itu pada tahun 1844.
Pada mulanya Charles Goodyear adalah seorang mantan pedagang yang
bangkrut dan sempat dipenjara akibat terlilit utang. Pada tahun 1830 dunia sedang

5
mengalami demam karet dan Charles Goodyear pun tertarik menggeluti dunia karet.
Bahan karet memang bagus tetapi bahan tersebut berbau busuk yang sangit,
mengeras saat dingin dan terlalu lengket ketika hangat dan nampak tidak bisa
dipergunakan untuk tujuan-tujuan praktis. Charles Goodyear mendirikan
perusahaannya dan berusaha keras untuk menjadikannya bahan berguna.
Sebelumnya selama tujuh tahun, ia mencoba mengolah bahan karet dengan
magnesium oksida, tepung perunggu, asam nitrat dan kapur perekat, namun tetap
tanpa hasil.
Di suatu hari yang penuh keberuntungan di tahun 1839, ia membersihkan
kedua tangannya dari lumuran bubuk, yang terdiri atas campuran karet dan
belerang. Bubuk itu terjatuh dan masuk ke dalam sebuah tungku di atas api. Ketika
karet meleleh, ternyata bereaksi dengan bahan belerangnya dan menemukan
bahwa bahan itu berubah memiliki karakter bagai kulit yang elastis. Inilah pertama
kali karet vulkanisir atau ban karet tercipta.
Goodyear pun berhasil menemukan karet tahan cuaca. Kemudian ia pun
terobsesi untuk membuat beragam barang dari bahan material buatannya dan
mematenkan ciptaanya itu. Niat langkah Goodyear mempatenkan temuannya itu
didahului oleh pionir karet asal Inggris bernama Thomas Hancock yang ironisnya
metode vulkanisir yang digunakanya diinspirasi dari contoh karet tahan cuaca ciptaan
Goodyear. Ia pun mencoba melawan lewat jalur hukum, tapi akhirnya kalah dan
kemudian kehilangan paten Prancis miliknya, dan tak hanya itu, royaltinya pun
dibatalkan.
Goodyear Tire and Rubber Company didirikan pada tahun 1898 oleh Frank
Seiberling yang merupakan produsen ban dan karet ketiga terbesar di dunia setelah
Michelin dan Bridgestone. Perusahaan yang bermarkas di Ohio, Amerika Serikat ini
memproduksi ban untuk mobil, pesawat terbang, dan mesin berat. Walaupun tidak
memiliki hubungan, nama perusahaan ini diambil sebagai penghargaan terhadap
Charles Goodyear yang menciptakan vulkanisasi karet pada tahun 1839.

6
J.B.Dunlop adalah orang pertama yang memulai sejarah penemuan ban
bertekanan angin pada tahun 1988.berawal dari anaknya yang berumur 10 tahun
meminta agar sepeda roda tipunya anaknya di buat lebih nyaman dan cepat saat
berjalan.sebagai wujud rasa sayang j.b.dunlop berpikir dan menemukan ban
bertekanan angin pertama di dunia.
Tokoh lain pun menyusul. Charles Kingston Welch menemukan "ban
dalam" yang tidak langsung terkena permukaan tanah karena diberi lapisan
tambahan. Sedangkan William Erskine Bartlett, menemukan ban luar yang
dilengkapi penguat pada tepinya, agar tidak mudah lepas ketika dipasang pada pelek.

Bahan dasar pembuat ban mobil:

a. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan,
tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang
disebut Pattern.
b. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil,
sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara tread dan
casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada
Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing.
c. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang
menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban.
d. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi
seperti angkur yang melekat pada Pelek

a). Jenis-jenis Ban :


a. Ban Bias
Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai.
Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka .dari ban.
Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat
sudut terhadap keliling lingkaran ban.
Ban bentuknya. Lapisan merupakan lapisan poliester, fiberglass
atau tali baja tertanam dalam karet ban. Lapisan merupakan

7
lapisan poliester, fiberglass atau tali baja tertanam dalam, ban karet.
Sebuah ban bias-ply memiliki sabuk berlapis berjalan pada sudut satu
sama lain dan tubuh ban. Sebuah ban bias-ply memiliki berlapis Berjalan
pada Sudut Satu sama lain dan tubuh ban. Nomor Ply 14 dan 16 dalam
diagram tersebut bias lapisan. Nomor Ply 14 dan 16 dalam diagram
tersebut bias lapisan.

b. Ban Radial
Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90
derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping
konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari
ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan
diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau
"Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya
dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga
mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.
Ban radial-ply memiliki sabuk pada sudut 90 derajat ban dengan,
ikat pinggang dan saling tumpang tindih saling silang. The ply berlabel 12
dalam diagram adalah radial-ply. Ke-12 dalam ply berlabel adalah diagram
radial-ply. Ban radial memiliki sabuk lain, biasanya dari kabel baja, berjalan
sekitar ban di bawah tapak. ban radial memiliki sabuk lain, biasanya Dari
kabel baja, ban Berjalan sekitar tapak di Bawah. Konstruksi Radial
memungkinkan dinding samping dari ban untuk melenturkan bawah
beban tanpa mempengaruhi kontak tapak dengan jalan. Konstruksi
memungkinkan Radial Dinding Samping Bawah ban untuk melenturkan
Dari Beban Tanpa mempengaruhi Kontak tapak dengan jalan.

c. Ban Tubeless
Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban
dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun 1990. Desain tradisional
ban pneumatik dibutuhkan inner tube terpisah yang bisa gagal karena
beberapa alasan, seperti: fitment ban salah, atau gesekan antara dinding

8
ban dan ban dalam menghasilkan panas berlebih menyebabkan sebuah
ledakan.Teknologi ban tubeless tidak jauh dengan kebutuhan untuk ban
dalam sehingga meningkatkan keselamatan.
Pada ban tubeless, ban, yang memiliki lapisan dalam halobutyl
kedap air, dan pinggiran roda bentuk segel kedap udara, dengan katup yang
langsung dipasang pada pelekJika ban tubeless mendapat ditusuk, udara
keluar hanya melalui lubang, mengarah ke deflasi lembut dari ban.
Sebaliknya, tabung dalam dapat berpotensi meledak seperti balon,
mengarah ke deflasi cepat dari ban yang bisa mengakibatkan tiba-tiba
kehilangan kontrol kendaraan. Sebuah sealant ban cair dapat
ditambahkan ke ban tubeless untuk mencegah deflasi. Selain itu, lebih
mudah untuk memperbaiki sebuah tusukan ban tubeless menggunakan kit
tusukan mudah digunakan.Saat ini, semua mobil yang dijual dengan ban
tubeless sebagai fitment standar.

Arti kode-kode pada ban :


Kode ban
Dimensi atau ukuran sebuah ban dapat dinyatakan sebagai berikut:
"205/55/ZR16"
Keterangan dimensi atau ukuran ban tersebut dapat dinyatakan sebagai.
berikut:
205 : Lebar telapak ban (mm)
55 : aspek ratio untuk ketebalan ban (%) dari lebar telapak ban
ZR : kode limit kecepatan
16 : diameter velg (inch )
Kode kecepatan ban Indeks Beban Kod Kecepatan (Km/Jam
P 150
Q 160
R 170
S 180

9
T 190
H 210
V 240
W 270
Y 300
Kode Beban Maksimum (Kg)
62 265
63 272
64 280
66 300
68 315
70 335
73 365
75 387
80-89 450-580
90-100 600-800

1. Wheel Alignment:
a. Pengertian Wheel Alignment
Roda-roda kendaraan dipasang dengan besar sudut tertentu
sesuai dengan persyaratan tertentu untuk menjaga agar pengemudian
ringan, nyaman dan stabil serta keausan . ban normal. Sudut-sudut
pemasangan roda tersebut dinamakan wheel alignment. Kebanyakan
kendaraan yang ada di indonesia wheel alignment utamanya adalah
untuk roda depan (FWA), walaupun wheel aligment untuk roda
belakang (RWA) juga sudah ada.
b. Faktor-faktor Wheel Alignment
Yang termasuk dalam fakor-faktor wheel aligment ada lima
yaitu:
1) camber

10
2) caster
3) king-pin inclination/ steering axis inclination
4) toe angle
5) turninng radius/ turning angle

a) Camber
Camber adalah kemiringan roda terhadap garis vertikal
jika dilihat dari depan atau belakang kendaraan. Jika roda miring
ke arah luar kendaraan maka nilainya + (positif) dan jika roda
miring ke arah dalam kendaraan maka nilainya - (negatif). Manfaat
sudut camber positif yaitu memperkecil kemungkinan axle
bengkok, mencegah roda slip, kemudi jadi ringan.

b) Caster
Caster adalah kemiringan steering axis inklination/ king
pin jika dilihat dari arah samping. Caster berperan untuk kelurusan
dan kestabilan kemudi serta untuk mendapatkan pengembalian ke
posisi lurus setelah belok.

c) Steering Axis Inclination


Steering axis inklination/ king pin jika dilihat dari arah
depan/ belakang. Caster berperan untuk kelurusan dan kestabilan
kemudi, memperkecil steering effortm dan memperkecil daya
balik atau tarikan ke satu arah.

d) Toe Angle
Toe angle adalah perbedaan jarak antara roda depan
bagian depan dengan roda depan bagian belakang. Jika roda
depan bagian depan lebih pendek dibanding roda depan bagian
belakang maka dinamakan toe-in, namun jika roda depan bagian

11
depan lebih panjang dibanding roda depan bagian belakang maka
dinamakan toe-out. Fungsi utama toe adalah untuk mengimbangi
gaya akibat adanya sudut camber (camber thrust) Run-Out Hal
lain yang perlu diperhatikan pada pengecekan roda adalah
run-out. Run-out adalah frekuensi dimensi roda selama berputar.
Lingkaran roda tidak benar-benar bundar. Variasi radius putar
(run-out) yang belebihan akan mengakibatkan getaran pada
body, sehingga harus dibatasi nilainya.
Ada dua macam run-out yaitu radial run-out dan lateral
run-out. Radial run-out adalah kesempurnaan bentuk lingkaran
dari roda. Ketidaksempurnaan tersebut disebabkan oleh kondisi
ban, pelek dan posisi axle hub yang tidak tepat. Roda dengan
radial run-out jika berputar, radius putarnya akan berubah-ubah
sehingga akan menggetarkan body dan steering.
Lateral run-out adalah fluktuasi ban pada arah aksial yang
akan mengakibatkan keausan ban tidak normal pada ban dan
pengemudian menjadio tidak stabil. Penyebab lateral run-out
adalah dinding sampin ban yang bengkok, rim yang rusak dan
posisi axle hub yang tidak tepat.

e) Turning Angle
Sudut belok (turning angle) adalah sudut masing-masing
roda saat kemudi diputar maksimum. Sudut belok roda dalam
lebih besar dibandingkan sudut belok roda luar. Fungsi utama
turning angle adalah mencegah terjadinya side slip, memperkecil
keausan ban dan menjaga kestabilan pengemudian. Keausan ban
karena toe-in berlebihan.
Jika penyetelan toe-in berlebihan maka akan terjadi
keausan ban seperti gambar di atas, yaitu jika telapak ban diraba
dari sisi dalam keluar terasa kasar tetapi jika diraba dari sisi luar

12
ke dalam terasa halus.
Jika penyetelan toe-out berlebihan maka akan terjadi
keausan ban seperti gambar di atas, yaitu jika telapak ban diraba
dari sisi dalam keluar terasa halus tetapi jika diraba dari sisi luar ke
dalam terasa kasar.
Jika penyetelan camber positif berlebihan maka akan
terjadi keausan ban seperti gambar di atas, yakni pada sisi luar ban
akan aus berlebihan dibanding sisi dalam.

CARA BONGKAR BAN :


Untuk membongkar roda dalam keadaan terpasang di mobil
memang bukan menjadi permasalahan yang susah bagi orang
yang sudah terbiasa atau minimal bagi orang yang sudah
memahami konstruksi roda dalam mobil.
Tetapi bagi orang yang tidak terbiasa atau tidak pernah
membongkar roda dalam keadaan terpasang dalam mobil
mungkin akan menjadi keadaan yang sulit. Pada kesempatan kali
ini, kami akan member cara bagaimana membongkar roda dengan
benar.
Berikut cara yang benar:
1. Kendurkan dahulu baut - baut roda. Perlu di perhatikan dalam
hal ini adalah kendurkan baut -baut roda tetapi jangan sampai
lepas dari roda.
2. Setelah baut -baut roda yang akan dilepas sudah kendur,
dongkraklah mobil ditempat yang aman. Tempat teraman dalam
dongkrak mobil adalah dibagian chassisnya atau di titik - titik
yang memang khusus di buat produsen sebagai tempat
dongkrak.
3. Setelah terdongkrak, pasanglah jack stand di tempat yang
benar.

13
4. Mulailah lepas satu persatu baut roda dan lepaskan roda dari
mobil.
5. Setelah roda terlepas, posisikan roda ditempat yang aman
atau biasa di letakkan di kolong mobil.
6. Apabila memang masalah terletak pada roda mobil, maka
roda tidak perlu diletakkan di kolong mobil, tetapi selesaikan
permasalahan pada roda.
7. Setelah masalah pada roda selesai, maka pasanglah roda di
tempatnya. Setelah terpasang, jangan lupa untuk memasang
juga baut roda tetapi tidak perlu sampai terlalu kencang.
8. Setelah baut roda menjadi kencang, maka mulailah
mendongkrak kembali mobil untuk melepas jack stand.
9. Setelah jack stand terlepas, maka mulailah secara perlahan untuk
menurunkan dongkrak.
10. Setelah dongkrak turun, maka kencangkanlah baut - baut roda
menggunakan kunci sok.

CARA MEMBALANCE RODA BAN :


Dalam menjalankan mesin balance secara umum membutuhkan
empat macam input data yaitu : tipe pelek, diameter pelek, lebar
pelek dan jarak roda dari acuan mesin balance.

2.2 Pelek roda ( disk wheel)


Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapi dipasang pada roda-roda
biasanya pelek (disk wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang
menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban
vertical dan horizontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai mecam
tenaga yang bertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan mungkin.
Tambahan pua dan ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar
lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban

14
dengan baik.
Penggunaan pelek ( rem ) yang betul aka bermanfaat bagi kemampuan ban
yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standar industry
jepang ( JIS ), pelek dibagi menjadi 6 kategori yaitu, divide type rim, drop center rim,
wide drop center rim, semi drop center rim, flat base rim dan inter rim.
1. Divide type rim
Pelek tipe ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan
industry ( forklift ) dsb. Divide tipe rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang
secara mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi,
menurun kearah pusat dan membentuk taper. Bead yanjg miring mencegah pergeseran
dan akan menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.

Gambar 2.1.2 Divide Type Rim


2. Drop center rim
Pelek ini digunakan terutama utuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari
satu bagian saja, sedangkan Devide type terdiri dari dua bagian. Bentuk bagian
tengah yang cekung 15 dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini
ada juga taper untuk mencegah pergeseran diantara ban dan pelek.

Gmbar 2.1.3 Drop Center Rim

15
3. Wide drop centr rim
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk
menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban tersebut ebih lebar dari
padajenis yang biasa oleh karena itu memerlukan suatu Wide drop center rim (lebih
lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.

Gambar 2.1.4 Wide drop Center Rim


4. Semi drop center rim
Digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit
cekung memudahkan pengggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar
dengan adanya taper. Hasilnya lebih baik dari pada jenis flat base biasa. Semi drop
center rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang di
pasang diantara flens dan pelek induk disebt cincin pengunci (lock ring). Tetapi
dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci lebih sering digunakan,
bagian yang dapat dilepas disebut cincin samping (side ring)

Gambar 2.1.5 Semi drop center rim

16
5. Flat Base Rim
Digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelekrata dan kuat sehingga dapat
menahan beban yang lebih berat seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari
cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban pelek jenis ini
sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada taper sedikit. Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada
taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak
direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.

Gambar 2.1.6 Falat Base Rim


6. Interim rim
Mempunyai kontraksi yang sama engan flat base rim yang lebar (wide base
rim) dan merupakan model yang telah disempumakan dari flat base rim. Dari hasil
eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan yang terbaik antara
lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Pengguanaan pelek yang lebih lebar
memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur
ban yang pendek dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira
57% dari lebar ban.

Gambar 2.1.7 interm Rim

17
Ukuran pelek
Contoh:
5.00s x 20 F.B.
Keterangan:
5.0 = Lebar pelek (lebar dasar ban) dalam inchi
S = Bentuk flen dari pelek, ada 20 macam, dari A
sampai V
20 = Diameter pelek dalam inchi
F.B = Flata base rim.

2.3 Komponen Roda (pelek) dan Ban


2.3.1 Carcass (Cassing)
Merupakan rangka ban yang keras, cukup kuat untuk menhan udara yang
bertekanan tinggi, tetapi harus cukup pleksibel untuk merendam perubahan
beban dan benturan. Carcass terdiri dari ply (layer), tire cord (lembaran
anyaman paralel dari bahan yang kuat) yang direkatkan menjadi satu dengan
karet. Cord pada ban-ban bus atau true biasanya dibuat dari nylon atau baja,
sedangkan untuk mobil-mobil penumpang kecil biasanya terbuat dari
polyester atau nylon.

Gambar 2.3.1 Carcass (Cassing)

18
2.3.2 Tread
Merupaan lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadapkeausan dan
kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang
langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan
gesek yang memindahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke
permukaan jalan. Pola tread terdiri dari alur yang terdpat pada permukaan
tread, dan dirancang untuk memperbaiki kemampuan ban dalam
memindahkan gaya ke permukaan jalan.

2.3.3 Sidewall
Merupakan lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan
melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagian bagian ban yang
paling besar dan paling fleksibel, sidewall secara terus menerus melentur di
bawah beban yang dipikulnya selama beijalan. Di sidewall tercantum nama
pabrik pembuat, ukuran ban, dan informasi lainnya.

2.3.4 Breaker
Merupakan lapisan yang terletak diantara carcass dengan tread yang
memperkuat daya rekat keduanya. Breaker merendam kejutan yang timbul
dari permukaan jalan ke carcass dan biasanya digunakan pada ban dengan
bias-ply. Ban untu bus dan truck serta truck ringan menggunakan breaker yang
terbuat dari nylon, sedangkan untuk mobil penumpang menggunakan bahan
polyester.

2.3.5 Belt (Rigid Breaker)


Ini adalah type breaker yang digunakan pada ban radial-ply dan
diletakkan seperti sarung mengelilingi ban diantara carcass dan karet tread
untuk menhan carcass dengan kuat. Ban untuk mobil penumpang
menggunakan rigid breaker yang tersusun dari kawat 72 baja, rayon atau
polyesyter, sedangakn untuk bus dan truk menggunakan rigid breaker dari
kawat baja.

19
2.3.6 Bead
Untuk mencegah robeknya ban dari rim oleh karena berbagai gaya yang
bekerja, sisi bebas atau bagian samping ply dikelilingi oleh kawat baja yang
disebut kawat bead. Udara bertekanan di dalam ban mendorong bead keluar
pada rim pelek dan tertahan kuat disana. Bead dilindungi dari kerusakan
karena gesekan dengan pelek dengan jalan memberinya lapisan karet keras
yang disebut chafer strip.

2.4 Analisa Gangguan


Kerusakan Kemungkinan penyebab Perbaikan
Ban - Terlalu sering di Perlu diganti
- Keausan ban gunakan untuk
- Daya cengkram ban perjalanan jauh
berkurang
Pelek Pelek yang terlalu lebar 1) Ban luar radial harus
Posisi kedudukan bead memakai ban dalam
kurang sempurna radial.
2) Gunakan ban dengan

Spesifikasi teknik yang


seragam.
3) Gunakan pelek ukuran
standar, sesuai dengan
ukuran ban.
4) Gunakan pelek Hump
Rim untuk ban
tubeless.
5) Mengemudi dengan
cara yang wajar.

20
Tabel 2.4.1
Macam Dan Kondisi Kerusakan Penggolongan
Ply-cord putus (C.B.U) Berbahaya Berbahaya
Retak luar Mencapai benang/kanvas Berbahaya
Belum mencapai benang Hati-hati
Rusak luar telapak Mencapai benang/kanvas Berbahaya
Belum mencapai benang Hati-hati
Kerusakan bead (Bead Broken) Berbahaya
Lapisan ban terpisah (separation) Berbahaya
Kebocoran/perbaikan yang tidak sempurna pada ban Berbahaya
tubeless

Tabel 2.4.2

a. Jenis-jenis kerusakan pada ban tubeless


1. Rib tear
Ada bagian alur rib yang robek dan terlepas dari telapak banyang
disebabkan posisi telapak ban tidak menapak kepermukaanjalan dengan
sempuma, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada sebagian kecil
telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan bagian ban yang
memikul, maka terjadi kerusakan.
2. Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung)
terutama pada sholder, atau pada sidewall. Disebabkan terlepasnya ikatan ply-cord
dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin kurang dan kecepatan
tinggi.
3. C.B.U
Terputusnya ply-cord pada sidewall, kerusakan dapat dilihat dari sisi
dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang,
sehingga erjadi defleksi (pergerakan-pergerakan) yang besar pada sidewall.
Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord putus.

21
4. Keausan Ban
Digolongkan menjadi 2 yaitu, keausan karena umur pemakaian dan keausan
yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan yang wajar
yang terjadikarena umur pemakaian ban. Apabila tanda indicator keausan pada
tread sudah terlihat, ban perlu diganti baru.
Keausan yang tidak wajar yang terjadi pada ban:
1) Ban aus pada shoulder atau di tengah
Disebabkan oleh kesalahan tekanan ban. Tekanan ban terlalu rendah/beban
yang berlebihan menyebabkan shoulder aus lebih cepat daripada bagian
tengah. Tekanan ban yang terlalu tinggi 57 akan menyebabkan bagian tengah
tread aus lebih cepat dari pada bagian shoulder.

Gambar 2.2.2 Aus Pada Tengah Tead dan Pada Shoulder

2) Keausan ban sebelah dalam atau sebelah luar


Sebelah tread keausannya lebih cepat daripada yang lain,
penyebab utamanya adalah camber tidak tepat. Ban dengan camber
positif, mengakibatkan keausan yang berlebihan di sebelah luar tread.
Untuk ban dengan camber negatif, keausan tread di sebelah dalam akan
lebih cepat.

22
Gambar 2.2.3 Aus Sebelah Dalam Dan Luar

3) Keausan akibat Toe-In atau Toe-Out (Aus Berbulu)


Penyebab utama aus berbulu pada tread ban adalah penyetelah toe-in yang
tidak tepat. Toe-in yang terlalu besar akan memaksa roda slip keluar dan
menggesek bidang singgung tread bagian dalam pada permukaan jalan, ini
menyebabkan terjadinya keausan toe-in.

Gambar 2.2.4 Keausan Ban Akibat Toe-In

4) Keausan Toe-and-Heel
Toe-and-Heel adalah aus sebagian yang sering terjadi pada ban
dengan pola tread block dan lug. Keausan seperti ini juga akan terjadi
jika secara berulang-ulang diinjak dan di lepaskan, yang mengakibatkan
ban tergelincir pada jarak yang pendek berkali-kali.

Gambar 2.2.5 Keausan Toe-and-Heel

23
5) Keausan Spot/Spot Wear (Cupping)
Keausan spot membentuk lekukan keausan spot membentuk lekukan seperti
mangkok pada beberapa bagian tread roda dan terjadi jika kendaraan berjalan
pada kecepatan tinggi. Keausan semacam ini terjadi karena tread roda
mengalami slip pada interval yang teratur, seperti: bearing roda, ball joint, tie
rod end mengalami keausan yang berlebihan, teromol rem yang telah berubah
bentuk atau aus tidak merata menyebabkan teijadinya keausan spot dengan
ukuran yang cukup besar melingkar pada ban.

Gambar 2.2.6 Keausan Spot

24
BAB III
PELAKSANAAN di DU/DI PEMBAHASAN MATERI
MEMPERBAIKI RODA DAN BAN

3.1 Alat dan Bahan


a) Dongkrak
b) Jack Stand
c) Kunci roda
d) Roda dengan ring 13"
e) Lap/majuan
f) Alat pengukur teanan udara ban

3.2 Keselamatan Kerja


Sebelum melepaskan roda perlu diperhatikan keselamatan kerja natara lain:
a) Melepas kedua roda pada permukaan/lantai yang rata.
b) Gunakan alat (kunci roda) sesuai dengan fungsinya.
c) Pada saat mengangkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak, pastikan
posisinya kuat.
d) Sebelum di dongkrak sebaiknya mur-mur di kendorkan terlebih dahulu.
e) Pilihlah penyangga yang kuat menahan beban kendaraan.
f) Perhatikan benar-benar semua sfesifikasi momen pengencang baut. Gunakan
selalu kunci momen.
g) Mungkin SST (Alat Servis Khusus) diperlukan, tergantung pada sifat perbaikan.
Gunakanlah SST apabila diinstruksikan dan ikuti prosedur sebaik-baiknya.
h) Pada saat mendongkrak dan menopang kendaraan, hendaknya berhati-hati.
Tempatkan dongkrak dan penopang pada lokasi yang benar.
i) Apabila yang diikat hanya bagian depan atau belakang saja, ganjal roda demi
keselamatan.
j) Setelah kendaraan didongkrak, jangan lupa menopangnya. Adalah sangat berbahaya;
mengerjakan perbaikan dengan kendaran diangkat tanpa penopang, walau hanya
untuk pekerjaan yang kecil dan sebentar sekalipun.

25
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Pembongkaran
Prosedur melepas roda (roda depan)
a) Posisikan kendaraan pada tempat yang rata. Jangan lupa berilah pengganjal
pada roda belakang.
b) Bukalah tutup roda dan kendorkan sedikit mur-mur pengikat buat roda
(hanya dikendorkan sedikit saja, tidak sampai lepas) dengan kunci roda
berlawanan arah jarum jam.
c) Dongkrak mobil dan naikkan as depan kemudian dijamin dengan jack stand
pada bagian yang aman di dekat roda yang akan dilepas.
d) Bukalah kap hub dengan menggunakan obeng (-)
e) Lepaskan mur-mur pengikat baut roda dengan menggunakan kunci roda.
f) Lepaskan roda dari baut pengikatnya dengan menarik secara perlahan.
g) Lakukan pemeriksaan dan diskusikan mengenai kondisi roda, kemungkinan
perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan dibiarkan.
h) Lakukan pemasangan kembali komponen-komponen yangdibongkar
secara efektifdan efisien! (dengan kebalikan dari langkah pelepasan).

33.2 Pemeriksaan/An alisa Kerusakan


Pemeriksaan ban luar
1) Kesesuaian ban terhadap pelek yang digunakan
Ukuran ban harus sesuai degan pelekk yang digunakan. Pemeriksaan
dapat dilaukan dengan melihat ukuran ban yang tertera pada sidewall dan
dibandingkan dengan ukuran pelek yang digunakan. Ukuran pelek
biasanya tertera pada pelek tersebut. Pemakaian pelek yang tidak
sempurna akan engakibatkan akibat seperti telah diuraikan di atas.
2) Pemeriksaan keausan ban
Keausan ban dapat dilihat dengan melihat indicator keausan ban pada
tread. Apabila keausan tread mencapai indicator, hal ini menunjukan batas
keausan ban dan saatnya ban harus diganti.

26
3) Tekanan angin
Tekanan angin ban yang tidak sesuai akan menyebabkan kerusakan
pada ban dan memperpendek umur ban, diantaranya: keausan tread tidak
rata, lepasnya ikatan ply-cord dari karet ban, dan keretakan pada daerah
sidewall. Oleh karena itu penting juga dilakukan memeriksa keolengan
roda.
4) Kerusakan luar
Keruskan luar dari ban merupakan kerusakan yang dapat diamati
secara visual.
a) Rib Tear
Ada bagian alur Rib yang robek dan terlepas darai telapak ban. Tear
Rib disebabkan posisi telapak ban tidak menapak ke permukaan jalan
dengan sempurna, sehingga konsentrasi berat hanya bertumpu pada
sebagaian kecil telapak. Karena beban tidak sesuai dengan kekuatan
bagian ban yang memikul, maka terjadi kerusakan.
b) Separation
Pada bagian luar ban terjadi benjolan (bagian yang menggelembung)
terutama pada shoulder, atau pada sidewall. Ini disebabkan terlepasnya
ikatan ply-cord dari karet ban yang disebabkan beban berat, tekanan angin
kurang dan kecepatan tinggi.
c) C.B.U
Terputusnya ply-cord pada sidewall, keruskan dapat dilihat dari sisi
dalam ban. Penyebab kerusakan ini adalah tekanan ban sangat kurang,
sehingga terjadi defleksi (pergerakan-pergerakan) yang besar pada
sidewall. Gaya regang tarik yang berulang-ulang menyebabkan ply-cord.
5) Keausan Ban
Digolongkan menjadi 2 yaitu, keausan karena umur pemakaian dan
keausan yang tidak wajar. Tread yang aus secara merata merupakan keausan
yang wajar yang terjadi karena umur pemakaian ban. Apbila tanda indikator
keausan pada tread sudah teriihat, ban perlu diganti baru. Pemeriksaan ban
dalam meliputi:

27
1) Kesesuaian dengan ban luar yang dipakai.
Ban dalam dan luar harus menggunakan ukuran dan jenis yang sama.
Ban luar radial harus menggunakan ban dalam radial juga.
2) Keliling penampang luar
Ban dalam yang keliling penampang luarnya telah mengembang
sampai 92% atau lebih, dibandingkan dengan keliling penampang ban luar
pada bagian dalam harus diganti baru.
3) Kondisi Pentil
Pentil yang sudah tidak bekerja denganm baik (macet, karatan,
bocor) tidak layak pakai dan harus diganti baru. Batang pentil yang rusak
(karatan/bocor) menunjukan ban dalam harus diganti. Pastikan tutup pentil
ada dan terpasang.
4) KaretBan
Ban dalam yang sudah aus, melipat, sobek ataupun ada bagian yang
lunak karetnya harus diganti baru. Ban dalam dengan tambalan yang sudah
terlalu banyak juga harus diganti baru.
Memeriksa dan Mengatur Tekanan Udara Ban
a) Item yang perlu dipersiapkan
1) Alat ukur ban
2) Chock udara untuk ban
3) Udara bertekanan
b) Prosedur
1) Pastikan nbahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal (bila ban masih terpasang).
2) Periksa tekanan udara ban. Senantiasa pasang tutup katup.
3) Pompa ban.
4) Atur tekanan udara sesuai spesifikasi.

3.3.3 Perbaikan
Setelah keluyhannya sudah diketahui lalu kemudian di perbaiki, kalau
tidak bisa diperbaiaki komponen yang rusak tersebut barulah diganti dengan yang
baru.

28
3.3.4 Pemasangan
1) Prosedur pemasangan ban
a) Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda diganjal.
b) Pompa ban dengan compressor dengan tekanan yang sesuai dengan
peruntukan ban (menurut spesikasi). Peralatan yang perlu disiapkan antara
lain: Tire gauge (alat ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara
bertekanan, kunci roda dan jack stand.
c) Posisikan roda pada lobang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan
benar sesuai dengan tanda pemasangannya.
d) Dongkraklah kendaraan dan kemudian ambil stand dari bawah kendaraan.
e) Keraskan mur roda dengan urutan seperti pada gambar Torsi: 600kgf-cm
(59N.m;431bf.ft)
2) Metode pengencangan baut
Metode pengencangan baut ada dua, yaitu: metode elastic region
(konvensional) dan metode plastic region (angle torque).

3.4 Analisa Biaya Pekerjaan


Untuk menentukan biaya pekerjaan/menghitung anggaran yang harus
dibayar oleh konsumen, tentu saja tergantung dari besar kecil atau berat ringannya
masalah yang di dapati. Jika kerusakan yang terjadi hanya masalah kecil maka
biayanya akan lebih murah, sebaliknya jika kerusakan yang didapati berat, maka
biayanya juga akan lebih mahal.

3.5 Gambar Kerja

Gambar 3.5.1 Meiepas baut roda belakang

29
Gambar 3.5.2 Roda depan sudah terpasang

3.6 Analisis
Perbandingan antara teori dengan kenyataan yang saya dapatkan di lapangan
antara lain kadang masalah yang saya temukan dilapangan berbeda dengan teori yang
saya peroleh di sekolah, ternyata untuk menyelesaikan suatu masalah tidak semudah
teorinya.

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan mengenai roda dan ban di atas, maka
dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
a. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dapat dibedakan menurut
metode pembuatan dan bahannya yaitu baja press dan campuran besi tuang
(cast light alloy).
b. Menurut standar industry jepang (JIS), pelek dibagi menjadi 6 kategori sebagai
berikut: Divided Type Rim, Wide Drop Center Rim, Semi Drop, Center Rim,
Flat Base Rim.
c. Ban berfungsi untuk menahan seluruh berat kendaraan, memindahkan gaya
akselerasi, deselerasi, pengereman dan berbelok, juga mengurangi kejutan yang
disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak beraturan.
d. Dalam proses perbaikan sebaiknya dilakukan dengan cara hati-hati dan teliti,
untuk mencegah kesalahan atau kecelakaan yang mungkin terjadi.

4.2 Saran
1. Untuk sekolah
a. Kami menyarankan untuk yang akan datang agar sekolah tidak hanya
membiasakan memakai alat kerja ketika sudah dekat ujian, tetapi dibiasakan
mulai tingkat 1 agar tidak canggung lagi.
b. Hendaknya semua guru-guru membantu tidak hanya guru masing-masing
program saja, tetapi semua guru yang mengajar di SMKN 2 Barabai.
c. Tingkatkan plajaran dan bimbingan-bimbingan dalam praktek.
d. Evaluasi dalam praktek harus ditingkatkan

31
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1992. basic knowlwdgw of tire, bogor : PT. bndgestone Tire Indonesia
Anonim 1992. bridgestone tire Advisor, bogor : PT. bridgestone Tire Indonesia
Anonim 1992. bridgestone tire Maintance. bogor : PT. bridgestone Tire Indonesia
Anonim 1987-Dasar-dasar Automotive. Jakarta : PT. bridgestone Tire Indonesia
Anonim 1995 .New step I Training Manual.jakarta.: PT. Toyota Astra motor.
William K. Tobold & larry Johnson. 1997. Automotive Encyyclopedia.
South Holland : the Good Heart-wilcox company Inc. Publiser

32

Anda mungkin juga menyukai