Aku bangun dengan tergesa-gesa, lalu mengambil handuk dan segera mandi
pagi itu. Ketika sedang menuju kamar mandi, aku sempat melihat ibuku yg
kebingungan melihatku. Setelah aku selesai mandi, ibuku bertanya kepadaku.
"Kak, kamu kenapa tergesa-gesa gitu tadi ?" tanya ibuku.
"Nanti siang mau tanding bola lagi, Bu" jawabku.
"Tanding dimana lagi memangnya ?" tanya ibuku lagi.
"Di senayan, kan kemaren tim kakak menang jadi sekarang main lagi" jawabku
"Hmm.. yaudah sarapan dulu sana." kata ibuku.
"Siap bu!" kataku
Namaku Ghifaris Vasha. Aku adalah anak pertama dari 2 saudara di keluarga
yang sederhana. Aku belajar di salah satu Sekolah Menengah Atas terbaik di
Jakarta.Hari itu, aku dan anggota tim sepakbola sekolahku, Dodol Item FC akan
bertanding melawan tim Kaizers FC selaku tuan rumah ajang Daha Cup di
Lapangan B Senayan.
Setelah perbincangan pendek itu, aku sarapan secukupnya lalu
mempersiapkan peralatan untuk pertandingan nanti siang. Peralatan yg aku akan
bawa antara lain sepasang sepatu, sepasang kaos kaki, sebuah deker (pelindung
kaki), serta sepasang kaos dan celana tim Dodol Item FC. Persiapan telah selesai,
waktunya untuk berangkat. Tak lupa sebelum berangkat, aku berpamitan dengan
ibuku serta meminta doa agar tim kami menang.
Pertama-tama, aku pergi ke rumah andro untuk menjemputnya lalu berangkat
ke tempat berkumpul tim. Kami berkumpul di warjok yang letaknya tidak jauh dari
sekolah. Tujuan kami berkumpul terlebih dahulu adalah untuk menghindari kejadian
pada hari sebelumnya.
****
Pada hari tersebut, aku, Andro, Reza, Rafi dan Rian terlambat datang ke
lapangan B Senayan, tempat berlangsungnya Daha Cup. Sedangkan Ical telat untuk
berkumpul sehingga kami meninggalkannya di sekolah agar kami tidak telat sampai
disana.
Tim kami sempat bertanding melawan Yadika FC dengan keadaan 9 melawan
11 pemain, efek dari keterlambatan kami. Untungnya, tim Dodol Item berhasil
mengalahkan tim Yadika dengan skor imbang 2-2 di waktu 50 menit lalu pinalti yg
berakhir dengan kedudukan 5-3 untuk tim 34. Pada babak pinalti, Rey menjadi
pahlawan tim kami dengan menepis 1 pinalti pemain lawan.
"Udah semua, ngky. Ayodah berangkat biar gatelat lagi." jawab Rian.
"Yaudah semua siapin motornya. Jangan sampe ada peralatan yang ketinggalan.
Kita berangkat sekarang." kata Angky.
Kami segera bergegas berangkat ke Lapangan B Senayan yang jaraknya
cukup jauh. Kami semua menggunakan sepeda motor. Perjalanan kesana tidak
lancar. Kami selalu menemui kemacetan baik di daerah Fatmawati maupun Blok M.
Cuaca Jakarta hari itu cukup panas menurutku.
****
30 menit berlalu, kami sampai di Lapangan B Senayan. Sebelum masuk
lapangan, panitia Daha Cup memeriksa isi tas kami apakah ada benda tajam yang
dapat membahayakan keselamatan peserta atau tidak. Mereka juga mengecek ID
Card tanda peserta milik kami.
Setelah pemeriksaan selesai, kami segera menuju bangku cadangan untuk
bersiap-siap. Pada saat yang bersamaan, pelatih tim kami Kiki, begitu juga dengan
tim tuan rumah, Kaizers FC B. Kami lalu memakai kostum, kaos kaki dan sepatu.
Kami segera melakukan pemanasan, antara lain straching senam Brazil untuk
meregangkan otot-otot agar tidak tegang ketika bertanding. Kami juga melakukan
latihan passing dan shooting.
Suasana sekitar lapangan mulai ramai saat itu. Para suporter dari kedua tim
telah tiba dan mulai mencari tempat duduk. Mereka siap untuk terus meneriakkan
yel-yel yang akan membuat para pemain semangat. Wasit beserta asistennya mulai
menyiapkan dan memeriksa perangkat pertandingan seperti tiang corner, gawang,
bola, dan lapangan.
Kiki lalu memanggil seluruh skuad Dodol Item FC untuk berkumpul. Kami pun
menghentikan latihan dan segera menuju bangku cadangan, Kami membuat sebuah
lingkaran lalu Kiki membicarakan strategi yang akan dimainkan.
"Hari ini kita bakal lawan tuan rumah, jadi hati-hati. Wasit mungkin bakal sedikit berat
sebelah. Lu semua musti fight. Inget lu membela logo yang ada di dadalu. Terus
yang main hari ini: Rey, Gevaldi, Gatha, Kemal, Doddy, Ojal, Angky, Rian, Eki, Jaldi,
Rafi. Angky yang jadi kapten. Ngky, pimpin doa trus tos." kata Kiki
"Sebelum bertanding, kita berdoa terlebih dahulu. Semoga hari ini kita menang.
Berdoa menurut kepercayaan masing-masing, mulai."kata Angky. Sejenak, kami
mengangkat kedua tangan kami dan berharap Tuhan Yang Maha Esa memberikan
yang terbaik untuk kami.
"Doa selesai."kata Angky. Kami lalu menumpukkan tangan kami semua, lalu menarik
yel-yel Dodol Item FC.
"1...2...!....34...!" "Dodol...!..Item...!"
****
Kedua tim mulai memasuki lapangan, beserta wasit dan asistennya.
Fotografer lalu mengambil foto kedua tim. Setelah itu, para pemain kedua tim
bersalaman sebagai bentuk Fair Play. Para pemain kembali posisinya dan bersiap.
"Priiiiitttttt........!!!" bunyi peluit yang ditiup wasit pertanda pertandingan
dimulai. Tim Kaizers FC B mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu. Namun
pertahanan Dodol Item FC yang digalang Gevaldi, Gatha, Kemal dan Doddy
bermain sangat baik.
Sementara para suporter dan pemain cadangan serta pelatih terus
menyaksikan pertandingan yang berjalan sangat seru. Aku duduk dibangku
cadangan bersama Andro, Ical, Sano, Reza, Oji dan pelatih Kiki. Suporter tim kami
yang didominasi kelas 10 terus meneriakaan yel-yel.
Namun, gol pertama berhasil dicetak oleh Kaizers FC B, penyerang tim lawan
berhasil lolos dari perangkap offside yang dibangun pemain belakang Dodol Item
FC. Tendangannya berhasil merobek gawang Pinky Boy alias Rey. Kedudukan1-0
untuk Kaizers FC B. Julukan Pinky Boy untuk Rey sendiri dibuat oleh komentator
pertandingan karena kaosnya yang berwarna pink.
Pada suatu menit, asisten wasit tidak mengangkat bendera pertanda offside,
padahal terlihat dengan jelas itu offside. Pelatih Kiki yang melihat kejadian itu,
meneriaki sang asisten wasit dari kejauhan. Sitttt.. begitu teriakan Kiki. Dan
sekeyika, asisten wasit mengangkat benderanya. Aku juga sempat melihat beberapa
keputusan kontroversial dari wasit. Contohnya hal yang tidak dianggap pelanggaran
dianggap pelanggaran oleh wasit.
Setelah gol tersebut, tim terus menciptakan peluang untuk mencetak gol,
namun kiper lawan bermain cukup baik. Dan, lagi-lagi tim Kaizers FC B berhasil
menjebol gawang Rey. Kaizers FC B 2-0 Dodol Item FC. Untuk menunjang
serangan, Pelatih Kiki memasukkan Reza untuk mengantikan Rafi yang bermain
kurang maksimal dan terlihat keletihan.
Dan akhirnya penantian kami akan gol datang, sebuah tendangan Reza
mengelabui kiper lawan karena mengenai salah defender Kaizers FC B. Aku
langsung berjingkrak-jingkrak kegirangan yang diikuti pemain cadangan yang lain.
Suporter tim kami langsung meneriakkan nama Reza. Mereka menyangka Reza lah
yang mencetak gol padahal sebenarnya itu gol bunuh diri lawan. Kaizers FC B 2-1
Dodol Item FC. Skor ini bertahan hingga babak pertama selesai.
Setelah melakukan tos, kami lalu pulang ke rumah. Kami juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada para supporter yang telah jauh-jauh datang. Aku masih
berpikir. Apakah wasit itu disuap ? atau Apakah ini potret sepakbola Indonesi ?.
Aku tak dapat membayangkan usaha mati-matian kami dihancurkan oleh keputusan
wasit yang kontroversial. Namun, aku tetap mengambil hikmah dari pengalaman ini.
Dan satu yang aku selalu kuingat Penonton Tahu Siapa Yang Sebenarnya Menang.