Anda di halaman 1dari 14

Menjalin silaturahmi dan persaudaraan

Sekretaris Jln
Anggaran dasar

MENJALIN SILATURAHMI DAN PERSAUDARAAN (MSP)


INDONESIA

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam anggaran dasar ini yang dimaksud dengan
1. Menjalin silaturahim dan persaudaraan (MSP) Indonesia adalah organisasi
masyarakat “Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan” . Indonesia adalah
organisasi masyarakat yang disingkat MSP
2. Anggaran jasa adalah anggaran dasar MSP yang termuat dalam akta Notaris
No………………..sebagaimana dikemudian hari diubah dari waktu ke waktu.
3. Musyawarah Nasional adalah Forum tertinggi untuk mengambil keputusan
tertinggi demi kepentingan organisasi secara nasional
4. Musyawarah daerah adalah forum tertinggi ditingkat daerah untuk mengambil
keputusan demi kepentingan organisasi ditingkat provinsi.
5. Musyawarah cabang adalah forum tertinggi ditingkat cabang untuk
mengambil keputusan demi kepentingan organisasi ditingkat kabupaten/kota
6. Dewan pimpinan pusat di tingkat DPP adalah Struktur MSP ditingkat
Nasional
7. Dewan pimpinan wilayah disingkat DPW adalah struktur MSP di tingkat
Provinsi
8. Dewan pimpinan cabang disingkat DPC adalah struktur MSP ditingkat
Kabupaten/kota
9. Dewan pimpinan kecamatan disingkat DPK adalah struktur MSP dengan tugas
memimpin MSP ditingkat kecamatan
10. Dewan penasehat adalah alat kelengkapan struktur organisasi dalam pengurus
organisasi MSP bersifat kolektif dan kologial diisi oleh para forum.
11. Dewan kehormatan adalah alat kelengkapan struktur organisasi dalam
pengurus MSP yang hanya dibentuk di dua tingkatan organisasi yaitu tingkat
DPP dan pada tingkat DPW yang memeriksa dan mengaduh, memutuskan
pelanggaran kode elik pada tingkat wilayah dan banding pada tingkat DPP,
diidi oleh Advokat.
12. Dewan Pembina adalah alat kelengkapan non structural organisasi dalan
pengurus MSP yang dapat dibentuk, diangkat oleh DPP, DPW, DPC untuk
menghordinir Aspirasi Pusat, Wilayah, Cabang dan kecamatan yang
menghendaki agar pengurus DPP, DPW, DPC dan DPK dapat menampung
took masyarakat dan atau pejabat diwilayah setempat yang peduli dan sangat
mendukung perjuangan MSP diwilayah yang bersangkutan.
13. Buku daftar anggota adalah buku yang berisi daftar anggota MSP
sebagaimana dikemudian hari diubah dari waktu kewaktu untuk disesuaikan
dengan perubahan jumlah anggota MSP.
14. Kode Elik adalah Elik organisasi MSP sebagaiman kemudian hari diubah dari
waktu ke waktu
15. Anggaran Rumah tangga adalah Anggaran Rumah Tangga MSP
16. Tahun buku adalah periode yang dimulai pada tanggal ……………dan
berakhir…….

BAB II
NAMA, TEMPAT, DAN KEDUDUKAN, BERDIRI DAN WAKTU
Pasal 2
Nama
Organisasi masyarakat ini bernama “Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan
(MSP) Indonesia".
Pasal 3
Tempat dan Kedudukan
1. Tempat dan kedudukan organisasi “Menjalin Silaturahim dan Pasaudaraan
(MSP) Indonesia bertempat atau berpusat di Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia berkedudukah
di Jln Makassar/Sungguminasa No….RT/RW….Kel……Kec….Kab/Kota
Sulawesi Selatan.
Pasal 4
Berdiri dan Jangka Waktu
1. Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia didirikan
sejak tgl................... 2022.
2. Jangka waktu Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP)
Indonesia didirikan dengan waktu yang tidak ditentukan atau sesuai dengan
ketentuan ART.
Pasal 5
Tempat dan kedudukan Pengurus
1. Tempat kedudukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organisasi menjalin
Silaturahmi dan Persaudaraan (MSP) Indonesia di Jalan ………..
2. Tempat Kedudukan Dewan Pimpinan Wilayah berkedudukan di setiap Provinsi
atau yang disepakati dalam musyawarah wilayah
3. Tempat Kedudukan Dewan Pimpinan Daerah kedudukan di setiap Kab/Kota
atau yang disepakati dalam musyawarah daerah
4. Tempat Kedudukan Dewan Pimpinan Kecamatan oenxeauaukan ai setiap
kecamatan atau yang disepakati dalam musyawarah kecamatan.

BAB III
AZAS DAN LANDASAN

Pasal 6
Azas
Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia berazaskan
“Pancasila”.
Pasal 7
Landasan
Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia berlandasan
“Undang-Undang Dasar 1945” beserta amandemennya.
Pasal 8
Lambang Organisasi
Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP)”
Indonesia memiliki lambing yang berupa gambar .

LAMBANG

Pasal 9
Arti gambar organisasi
Tanda gambar atau lambang Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan
Persaudaraan (MSP) Indonesia” memiliki arti sebagai berikut:
a. Lingkaran bermakna sebagai tali pemersatu yang kokoh dan kuat untuk
semakin mempererat ikatan tali silaturrahim dan persaudaraan antar anggota
organisasi dan masyarakat
b. Jabat tangan atau bersalaman bermakna sebuah penyambutan yang
menggambarkan keakraban antara satu dengan yang lainnya dan
menghilangkan rasa dengki (dendam).
c. Warna biru sebagai dasar lambang bermakna atau melambangkan ketenangan
dan keteduhan suasana, kedamaian kesegaran kekuatan untuk bekerja.
d. Satu wadah gerakan kebersamaan untuk memperbanyak silaturrahim sebagai
salah satu amalan yang mulia yang dianjurkan bahkan diwajibkan dalam
agama.
BAB IV
VISI DAN MISI ORGANISASI
Pasal 10
Visi dan Misi
Visi
Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia bersama
dengan masyarakat luas berperan aktif untuk mewujudkan keinginan luhur bangsa
Indonesia agar mencapai kehidupan kebangsaan

Misi
Organisasi Menjalin Silaturahmi dan Persaudaraan (MSP) Indonesia mempunyai misi
sebagai berikut :
1. Mendorong peningkatan sumber daya manusia MSP, baik secara kualitas maupun kuantitas
yang berdayta saing sehingga dapat melahirkan pemimpin yang mengayomi semua
golongan masyarakat.
2. Meningkatkan komunikasi sosial yang baik dan bermartabat, sehingga tumbuh
jiwa dan sikap gotong royong dan saling tolong menolong antar sesama anggota
organisasi dan masyarakat pada umumnya.
3. Membangun sistem pengelolaan organisasi yang baik dan transparan serta
kompatibel.
4. Merawat dan melestarikan adat istiadat dan seni budaya nusantara
Pasal 11
Ikrar
1. Setia dan siap selalu, menjaga nama baik ormas MSP.
2. Taat ,dan siap menjalankan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan
peraturan ormas MSP.
3. Bersatu, bahu membahu, bekerja dan berkarya, untuk kebesaran dan kemajuan
ormas MSP.
4. Mengutamakan dan mendahulukan jkepentingan bersama, diatas kepentingan
pribadi atau golongan.
5. Senantisa saling menghormati, serta menjunjung tinggi, nilai nilai toleransi dan
persaudaraan, dalam setiap menjalin silaturahim, sesama anggota ormas MSP.
6. Menjunjung tinggi nilai luhur, adat istiadat, “siri napacce, sipakalebbi,
sipakatau, sipaka’inge, sikamasei, dan sipatuo sipakatokkong,” serta “Budaya
Nusantara”.

BAB V
MAKSUD, TUJUAN DAN KEGIATAN (USAHA)
Pasal 12
Maksud organisasi masyarakat “Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP)
Indonesia” didirikan adalah :
1. Sebagai wadah bersatunya para warga negara Indonesia yang berdomisili di
Sulawesi Selatan dan atau yang merantau di seluruh Indonesia dan Luar Negeri.
2. Sebagai wadah untuk menjalin silaturahim antar anggota organisasi masyarakat
suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
3. Sebagai wadah untuk saling tukar informasi dan pengalaman dalam b/dang
ekonomi, sosial politik serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Mengupayakan pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan seni budaya
Sulawesi Selatan dan Nusantara pada umumnya.
5. Sebagai tempat pengkaderan keorganisasian kemasyarakatan, adat istiadat, sepi
budaya, dan sosial politik dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Membantu kehidupan kesejahteraan serta ekonomi dan sosial kepada anggota
organisasi dan masyarakat pada umumnya.
7. Menggali dan mengupayakan pengembangan potensi anggota organisasi dan
masyarakat dalam berbagai bidang keterampilan.
8. Meningkatkan jiwa gotong royong dan tolong menolong sesama anggota
organisasi dan masyarakat pada umumnya.
Organisasi "Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP)" Indonesia
memiliki lambang yang berupa gambar.

Pasal 13
Tujuan
Tujuan Organisasi Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia
adalah :
1. Menciptakan dan mempererat hubungan persaudaraan/kekeluargaan, kebersamaan
dan kerukunan antar sesama anggota organisasi dan masyarakat pada umunya
melalui silaturahim.
2. Terwujudnya kesadaran anggota dalam menjaga dan memelihara serta menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur adat istiadat dan budaya Sulsel “SIRI NA PACCE,
SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPATOKKONG" dan Budaya Nusantara”.
3. Tercapainya kesejahteraan hidup dan anggota masyarakat melalui kemandirian
usaha dalam organisasi maupun kemitraan dengan badan usaha atau pemerintah.
4. Membentuk anggota yang berwawasan, berkreatifitas, berkapasitas di berbagai
bidang keilmuan sesuai minat dan bakat.
5. Terwujudnya kesejahteraan secara ekonomi dan sosial bagi anggota organisasi dan
masyarakat pada umumnya dalam arti tersedianya kebutuhan sandan, pangan dan
papan.
6. Menyiapkan anggota sebagai pemimpin yang berwawasan kebangsaan, cinta
tanah air untuk mewujudkan masyarakat yang berbudaya, beradap dan demokratis
serta taat hukum,
7. Turut berpartisipasi dan membantu sebagai kontrol sosial kepada pemerintah
dalam menjalankan kebijakan publik.
8. Turut berperan membina kesadaran berbangsa dan bernegara berazaskan
Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 berserta Amandemennya.

Pasal 14
Kegiatan Usaha Organisasi
1. Mendukung dan mendorong penyelenggaraan kegiatan di berbagai bidang dan
sektor dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan anggota organisasi
dan masyarakat pada umumnya.
2. Melakukan kerja sama dengan dunia usaha, instansi dan lembaga lain, baik swasta
maupun pemerintah atas dasar saling menguntungkan demi mencapai maksud
dan tujuan organisasi.
3. Menyelenggarakan berbagai aktifitas/kegiatan usaha secara mandiri atau kerja
sama di bidang seni budaya yang dapat mendorong upaya memelihara,
mengembangkan, melestarikan nilai-nilai luhur adat istiadat dan Budaya asal
Sulsel dan Budaya Bangsa.
4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang bermanfaaat baik untuk
anggota maupun masyarakat pada umunya.
5. Menginvestarisir dan menggalang potensi dan anggota warga masyarakat
dalam program usaha peningkatan ekonomi dan pembangunan di segala
bidang.
6. Membina kerja sama dengan organisasi masyarakat lain dan pemerintah dalam
membangun daerah kabupaten/kota dan provinsi.

BAB VI
SIFAT DAN FUNGSI
Pasal 15
Sifat
Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia"
bersifat terbuka, mandiri, independen, sosial, kekeluargaan dan gotong royong.
Pasal 16
Fungsi
Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia"
memiliki fungsi :
1. Sebagai wadah perekat kesatuan dan persatuan bagi seluruh anggota Menjalin Silaturahim
dan Persaudaraan (MSP) Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
2. Sebagai wadah untuk melakukan aktifitas kegiatan usaha yang positif di bidang pendidikan
dan latihan keterampilan.
3. Menjaga dan melestankan serta menjunjung tinggi adat, budaya, dan nilai luhur
“SIRI NA PACCE, SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPATOKKONG” dan
adat istiadat “Budaya Bangsa”.
4. Ikut mengamankan dan mendorong program dan kebijakan pemerintah yang
konstitusional.
5. Sebagai tempat menggali potensi kreatifitas dan keilmuan untuk membawa
manfaat dan berdaya guna bagi kehidupan anggota dan masyarakat pada
umumnya.
6. Sebagai tempat untuk melakukan kreatifitas dan aktifitas seni budaya, ekonomi,
sosial politik, hukum dan hak asasi manusia.
BAB VII
KEDAULATAN ORGANISASI

Pasal 17
Gambar Organisasi
Kedaulatan Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan (MSP)
Indonesia” berada di tangan anggota melalui Musyawarah Basar (MUBAS),
Musyawarah Luar Biasa (MLB),
BAB X
KEANGGOTAAN

Pasal 21
(1) Anggota MSP terdiri dari :
a. Anggota Biasa
b. Anggota kehormatan
c. Anggota luar biasa
(2) Anggota Biasa adalah warga Negara khususnya masyarakat Sul sel dan
masyarakat Indonesia pada umumnya baik yang berdiam di wilayah Negara
Republik Indonesia maupun yang berdiam di luar Negeri yang terdaftar
dalam buku daftar anggota MSP.
(3) Anggota kehormatan adalah ……..yang dianggap telah berjasa kepada MSP
……..ilmu pengetahuannya
(4) Anggota luar biasa adalah warga Negara Indonesia yang terdaftar di buku
daftar anggota MSP yang berdiam di luar Negeri
(5) Setiap anggota MSP tidak dibenarkan menjadi anggota ormas lainnya kecuali
bagi anggota kehormatan dan anggota luar biasa.
(6) Pelanggaran terhadap kebutuhan majelis diatas dan berhentikan dari
keanggotaan MSP
(7) tatacara dan sejawat menjadi anggota MSP data-data Peraturan Rumah
Tangga MSP
Pasal 22
Hak Anggota Organisasi
Setiap anggota Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan
(MSP) Indonesia” mempunyai hak :
(1) Setiap anggota berhak mendapatkan identitas diri (Kartu Keanggotaan) dan
terdaftar dalam daftar keanggotaan organisasi.
(2) Setiap anggota mempunyai hak dipilih dan memilih sebagai dewan
pengurus yang diatur dalam anggaran rumah tangga.
(3) Setiap anggota berhak mendapatkan bimbingan dan perhatian yang
diadakan organisasi atau bekerja sama dengan pihak lain.
(4) Setiap anggota berhak untuk ikut dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan atau ada keteiiibatan organisasi.
(5) Setiap anggota berhak membela diri dan dibela bila berhadapan dengan
hukum.
Pasal 23
Kewajiban Anggota Organisasi
Setiap anggota Organisasi "Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan
(MSP) Indonesia" mempunyai kewajiban :
1. Setiap anggota berkewajiban mentaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
atau peraturan yang dikeluarkan organisasi.
2. Memelihara dan menjaga solidaritas dan rasa kesetiakawanan sosial antar
pimpinan, pengurus, anggota dan masyarakat pada umumnya.
3. Loyal pada Organisasi “Masyarakat Menjalin Silaturahim dan Persaudaraan
(MSP) Indonesia”.
4. Menjujung tinggi nama dan kehormatan Organisasi “Masyarakat Menjalin
Silaturahim dan Persaudaraan (MSP) Indonesia” dimanapun berada.
5. Menjunjung tinggi dan melestarikan serta menjaga adat istiadat dan budaya
“SIR! NA PACCE, SIPAKALEBBI, SIPAKATAU, SIPATOKKONG".
6. Bersama Organisasi Masyarakat (ORMAS) lain, masyarakat atau pemerintah siap
menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pasal 24
(1) Keanggotaan MSP berakhir karena :
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri
c. Diberikan saksi pemberhentian tetap dari MSP karena melanggar kode
Etik berdasarkan keputusan Dewan kehormatan dijatuhi hukuman Pidana
Penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan ancaman
pidana 4 tahun atau lebih berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
mendapat kekuatan hukum shokumara.
d. Diberhentikan sementara
e. Menjadi Anggota ormas lainnya
f. Diberhentikan berdasarkan keputusan …….
(2) Tata cara pengunduran diri, pemberhentian sementara dan pemberhentian
tetap sebagai Anggota diatur dalam peraturan Rumah Tanggga
BAB XI
STRUKTUR ORGANISASI
PASAL 25
(1) Struktur organisasi MSP adalah :
a. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) berkedudukan di Makassar Provinsi
Sulawesi Selatan Republik Indonesia
b. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) berkedudukan di Ibu Kota Provinsi
c. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di Kabupaten/Kota
d. Dewan Pimpinan Kecamatan (DPK) berkedudukan di Kecamatan.
(2) Pembentukan Pimpinan Dewan Pimpinan Pusat dilakukan melalui
Musyawarah Nasional
(3) Pembentukan Dewan Pimpinan Wilayah dilakukan melalui Musyawarah
Wilayah
(4) Pembentukan Dewan Pimpinan Daerah dilakukan melalui Musyawarah
Daerah
(5) Pembentukan Dewan Pimpinan Kecamatan dilakukan melalui Musyawarah
Kecamatan
PASAL 26
DEWAN PIMPINAN PUSAT
(1) Dewan pimpinan pusat terdiri dari seorang Ketua Umum dibantu setidaknya 2
(dua) orang wakil ketua umum, seorang sekretaris jendral dibantu setidaknya
2 (dua) wakil orang sekretarisnya jendral, seorang bendahara umum dibantu
setidaknya 2 (dua) orang wakil bendahara umum dan ketua ketua bidang
sesuai kebutuhan.
(2) Oleh Dewan Pimpinan Pusat ditetapkan Dewan Penasehat Pusat, Dewan
Kehormatan Pusat
(3) Ketua umum dan Sekretaris jenderal mewakili MSP di dalam dan diluar negri
dan dapat pula disertakan bendahara umum kecuali untuk tindakan hokum
dibidang keuangan MSP diwakili oleh Ketua Umum dan bendahara umum dan
dapat pula disertakan sekertaris jenderal.
(4) Syarat syarat untuk menjadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat diatas didalam
Peraturan Anggaran Rumah Tangga
(5) Tugas dan wewenang Dewan Pimpinan Pusat diatas dalam Peraturan Rumah
Tangga

PASAL 27
DEWAN PIMIPINAN WILAYAH
(1) Dewan pimpinan Wilayah terdiri dari seorang Ketua, seorang sekertaris dan
seorang bendahara yang masing-masing dapat dibentuk satu orang wakil atau
lebih dan ketua-ketua bidang sesuai kebutuhan.
(2) Oleh Dewan Pimpinan Wilayah ditetapkan Dewan Penasehat Wilayah dan
Dewan Kehormatan Wilayah
(3) Ketua dan sekertaris mewakili Dewan Pimpinan Wilayah baik didalam
Wilayahnya maupun diluar Wilayahnya dan dapat pula disertakan bendahara,
kecuali untuk tindakan hokum dibidang keuangan DPW diwakili oleh ketua
dan bendahara dan dapat pula disertakan sekertaris.
(4) Syarat-syarat untuk menjadi pengurus Dewan Pimpinan Wilayah diataur
dalam Peraturan Anggaran Rumah Tangga.
(5) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Daerah diatur dalam Peraturan
Rumah Tangga
PASAL 28
DEWAN PIMPINAN CABANG
(1) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekertaris
dan seorang Bendahara,yang masing-masing dapat dibentuk oleh satu orang
wakil atau lebih dari ketua bidang sesuai kebutuhan
(2) Oleh Dewan Pimpinan Cabang ditetapkan Dewan Penasehat Cabang
(3) Ketua dan Sekertaris mewakili Dewan Pimpinan Cabang didalam Wilayahnya
maupun diluar wilayahnya dan dapat pula disertakan bendahara kecuali untuk
tindakan-tindakan hokum dibidang keuangan DPC diwakili oleh ketua dan
bendahara DPC dan dapat pula disertakan sekertaris.
(4) Syarat-syarat untuk menjadi pengurus dewan pimpinan cabang diataur dalam
Peraturan Rumah Tangga
(5) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Cabang diatur dalam Peraturan
Rumah Tangga

PASAL 29
DEWAN PIMPINAN KECAMATAN
(1) Dewan pimpinan kecamatan terdiri dari seorang ketua, seorang sekertaris dan
seorang bendahara yang masing-masing dapat dibantu oleh satu wakil atau
lebih dari ketua-ketua bidang
(2) Ketua dan Sekertaris mewakili Dewan Pimpinan Cabang didalam Wilayahnya
maupun diluar wilayahnya dan dapat pula disertakan bendahara kecuali untuk
tindakan-tindakan hokum dibidang keuangan DPC diwakili oleh ketua dan
bendahara DPC dan dapat pula disertakan sekertaris
(3) Syarat-syarat untuk menjadi pengurus dewan pimpinan cabang diataur dalam
Peraturan Rumah Tangga
(4) Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Cabang diatur dalam Peraturan
Rumah Tangga
BAB XII
MASA JABATAN PENGURUS
PASAL 30
(1) Masa Jabatan pengurus MSP adalah :
a. Dewan pimpinam pusat selama 5 (lima) tahun, setelah dipilih oleh
musyawarah nasional (Munas)
b. Dewan pimpinan wilayah selama 4 (empat) tahun setelah dipilih melalui
musyawarah daerah (Musda) dan diresmikan oleh dewan pimpinan pusat
c. Dewan Pimpinan Cabang selama 3 (tiga) tahun, setelah dipilih oleh
Musyawarah Cabang (Muscab) dan diresmikan oleh Pimpinan Dewan
Pimpinan Pusat
d. Dewan Pimpinan Kecamatan selama 2,5 (dua stegah tahun) setelah dipilih
oleh musyawarah kecamatan (Muskec) diresmikan oleh DPW dan diwakili
oleh DPP, DPC
(2) Pengurus DPP, DPW, DPC, DPK, MSP yang masa jabatannya telah berakhir,
dapat dipilih kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan ketentuan
Pengurus tidak dapat diangkat untuk lebih dari 2 (dua) kali masa jabatan
berturut-turut untuk jabatan yang sama
(3) Jabatan Pengurus DPP, DPW,DPC dan DPK berakhir dengan sendirinya jika
bersangkutan
a. Meninggal dunia
b. Mengundurkan sendiri atas permintaan sendiri
c. Dikenakan sanksi pemberhentian sementara maupun tetap dijatuhi
hukuman Pidana Penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan
dengan ancaman pidana 5 (lima) tahun atau lebih berdasarkan putusan
Pengadilan yang telah mendapatkan kekuatan Hukum yang tetap
d. Menjadi pengurus pada ormas lainnya
e. Diberhentikan atas dasar keputusan Munas
f. Telah berakhir masa jabatannya

Anda mungkin juga menyukai