Anda di halaman 1dari 17

ANGGARAN RUMAH TANGGA

GEMA MASYARAKAT LOKAL INDONESIA BERSATU


(GML INDONESIA BERSATU)

BAB I
LAMBANG, IKRAR, TEKAD, SEMBOYAN
SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN

Pasal 1
1. Lambang Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu ialah lambang perisai
yang di dalam lambang perisai dibagian atas bertuliskan Gema Masyarakat Lokal.
2. Arti Lambang Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu ialah:
 Alat Tradisional Keris melambangkan anggota untuk menjunjung tinggi kearifan
lokal.
 Berjabatan Tangan melambangkan kesetia kawanan anggota dalam mengemban
amanah.
 Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Padi melambangkan mewujudkan anggota yang hidup adil dan makmur.
3. Warna lambang Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah:
 Merah yaitu, mengandung arti gagah perkasa dan kesatria.
 Putih yaitu, mengandung makna kesucian dan kejujuran anggota.
 Kuning Emas yaitu, kerahan dan cara berfikir serta berprilaku yang menjunjung tinggi
kearifan lokal.
 Hitam, yaitu mengandung arti keteguhan dan ketegasan anggota dalam melaksanakan
tugas organisasi.
4. Stempel
 Bentuk bulat didalamnya terdapat lambang Gema Masyarakat Lokal Indonesia
Bersatu.
 Tinta stempel berwarna merah dan hitam.
5. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menertakan warna
merah serta di cantumkan lambang Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
6. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3
(tiga) dan 2 (dua) dengan:
 Warna merah dasar.
 Ditengah-tengah perisai Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
7. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua)
dengan:
 Warna dasar merah.
 Ditengah-tengah perisai Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
 Tulisan hitam.
8. Seragam Organisasi terdiri dari:
 Safari khusus Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu berwarna dasar merah dan
loreng berwarna dasar cream dengan kombinasi warna hitam coklat.
 Baju lengan pendek dan lengan panjang berwarna merah dan loreng berwarna dasar
cream dengan kombinasi waran hitam coklat.
 Celana merah dan loreng berwarna dasar cream dengan kombinasi hitam coklat.
 Tukus berwarna merah dan les warna emas.
 Jaket Unifom loreng Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu berwrarna dasar
merah dengan kombinasi warna hitam hijau.
9. Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi.
 Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 (tiga) dan 2 (dua).
 Kelengkapan seragam organisasi memakai 4 (empat) tanda, yaitu teridiri dari:
- Lengan kanan : Lambang bendera merah putih.
- Lengan kiri            : Lambang Bela Negara Gema Masyarakat Lokal Indonesia
Bersatu.
- Dada kanan  : Nama Anggota.
- Dada kiri              : Lambang Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.

Pasal 2
Ikrar Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah:
1. Kami keluarga besar Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu akan selalu menjaga
NKRI sebagai tanah tumpah darah satu tanah air Indonesia.
2. Kami keluarga besar Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu akan selalu menjunjung
tinggi kearifan local di Indonesia, keragaman budaya, perbedaan suku dan agama sebagai
Bhineka Tunggal Ika.
3. Kami keluarga besar Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu akan selalu melestarikan
tiap-tiap bahasa lokal di Indonesia kemudian berbahasa satu bahasa Indonesia.
4. Kami keluarga besar Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu akan selalu satu jiwa
untuk Indonesia.

Pasal 3
Tekad Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah:
“GML untuk Indonesia” 

Pasal 4
Semboyan Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah:
“Kearifan Lokal Indonesia sebagai Kesadaran Berbangsa dan Bernegara”

Pasal 5
Salam perjuangan Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah:
“GML” 1x dijawab “Bersatu” 1x
“Lokal” 1x dijawab “Maju” 1x
“Lokal Kita” 3x dijawab “Indonesia” 3x

Pasal 6
Lagu perjuangan Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah Mars Gema
Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
BAB II
KEANGGOTAAN

Pasal 7
Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah:
1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 18 tahun.
2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggran Rumah
Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi Gema
Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa.
4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggoata apabila telah mendapatkan
Kartu Tanda Anggota Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu yang secara
tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi.
5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia
Bersatu diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 8
Anggota Luar Biasa adalah anggota tang telah memperlihatkan/membuktuikan kesetisannya
terhadap organisasi minimal dalam waktu 5 (lima) tahun dan dianggap berjasa dan menaru
perhatian alam pemgembangan organisasi.

Pasal 9
Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat
yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak
menguntungkan organisasi.

BAB III
KADER

Pasal 10
1. Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, pengagas dan
pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan
organisasi, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Kader Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu ialah anggota Gema
Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
kaderisasi formal Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu dan dinyatakan lulus
dengan sertifikat/piagam sebagai kader dan merupakan pengerak inti organisasi.
3. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mandewasakan, memandirikan
dan mengakarkan Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa.
4. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 11
1. Setiap anggota mempunyai hak:
 Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi
 Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan
dan pembinaan dari organisasi.
 Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstuktifdan posiotif baik secara
lisan maupun tertulis.
 Dipilih.
 Membela diri.
 Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan organisasi.
2. Setiap anggota berkewajiban:
 Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi.
 Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar.
 Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi.
 Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi.
 Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi.
 Melaksanakan tugas-tugas organisasi.
 Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi.
 Khusu bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi.
 Membayar iuran wajib anggota.
 Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi.

Pasal 12
1. Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang
bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi
dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi.
2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan
atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis.

BAB V
SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA

Pasal 13
1. Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari:
 Teguran lisan.
 Teguran tertulis.
 Pemberhentian sementara.
 Pemecatan.
2. Sanksi yang berupa teguran lisan dan teguran tertulis serta pemberhentian sementara
dapat dilakukan oleh Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi.
3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi
oleh Dewan Pimpinan Pusat atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota
dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya.
4. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan
Pimpinan Wilayah atau oleh Dewan Pimpinan Wilayah atas usul Dewan Pimpinan
Daerah.
5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Dewan Pimpinan Pusat
setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum
Musyawarah Besar.
6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak
anggota atas kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh sesuatu komisi yang
dibentuk.

Pasal 14
1. Anggota dinyatakan berhenti apabila:
 Meninggal dunia.
 Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis.
 Dipecat oleh Dewan Pimpinan Pusat atas usul Dewan Pimpinan Wilayah dan atau
karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa kali membuat
kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja.
 Lepas dari kewarganegaraan Indonesia.
2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada apabila melanggar ketentuan AD/ART yang
dianggap cukup berat dan melakukan tindakan yang merugikan organisasi.
3. Tata cara perberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut:
 Terlebih dulu memberikan teguran lisan.
 Memberikan teguran tulisan.
 Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil
keputusan pemberhentian sementara.
 Keputusan yang diambil oleh Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Wilayah
dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar.
4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggungjawabkan
pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil
keputusan dalam bentuk: membatalkan pemberhentian sementara, menetapkan
pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu dan memecat anggota dari
keanggotaan.

BAB VI
KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 15
1. Musyawarah Besar Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah
pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam lima tahun dan
berwenang:
 Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
 Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum
organisasi.
 Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban laporan Dewan Pimpinan Pusat.
 Memilih dan menetapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat dan menyusun
komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.
 Menetapkan Dewan Pertimbangan.
 Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecahan danatau merehabilitasi
anggota yang terkena sanksi pemberhentian sementara.
 Menetapakan lembaga dan badan organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia
Bersatu atau keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
 Menetapkan badan verfikasi keuangan dan kekayaan organisasi.
 Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan
nasional maupun internaisonal.
2. Musyawarah Besar dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Organisasi
Tingkat Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah dan Undang-
Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
3. Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.
4. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Dewan Pimpinan
Pusat untuk dimajukan ke Musyawarah Besar.
5. Dewan Pimpinan Pusat memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah
Besar dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat.
6. Musyawarah Besar dipimpin oleh Dewan Pimpinan Pusat.
7. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Dewan Pimpiana Pusat.

Pasal 16
1. Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Besar.
2. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat
Pimpinan Paripurna (Rapimpur) Dewan Pimpinan Pusat dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi
dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar.
 Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Wilayah dan ½ (setengah)
ditambah satu Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 17
1. Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah yang
diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang:
 Menetapkan program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum Gema
Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
 Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Wilayah.
 Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun.
 Menetapkan Dewan Pertimbangan.
 Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat wilayah  dalam menghadapi
persoalan wilayah.
 Mengesahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah
diberhentikan sementara oleh Dewan Pimpinan Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan
Wilayah, Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah, Dewan Pimpinan Daerah,
Lembaga/Badan tingkat Wilayah dan Undang-Undangan lainnya yang ditentukan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 18
1. Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Wilayah.
2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi
Dewan Pimpinan Pusat apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan
terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Dewan Pimpinan
Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut:
 Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Pusat.
 Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Wilayah.
 Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Daerah dan atau ½ (setengah)
ditambah satu Pimpinan Kecamatan.

Pasal 19
1. Musyawarah Daerah Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah pemegang
kekuasaan tertinggi Daerah yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun dan berwenang:
 Menetapkan program Daerah dalam rangka pelaksanaan program umum Gema
Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
 Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah.
 Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah dan komposisi
kepengurusan kolektif untuk masa bakti 5 (lima) tahun.
 Menetapkan Dewan Pertimbangan.
 Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat Daerah dalam menghadapi
persoalan Daerah.
2. Musyawarah Daerah dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah,
Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Daerah, Dewan
Pimpinan Kecamatan, Lembaga/Badan tingkat Daerah dan Undang-Undangan lainnya
yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 20
1. Musyawarah Daerah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan
Musyawarah Daerah.
2. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/instruksi
Dewan Pimpinan Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam
keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Dewan
Pimpinan Daerah dengan ketentuan sebagai berikut:
 Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Wilayah.
 Sebagai permintaan Dewan Pimpinan Daerah.
 Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Dewan Pimpinan Kecamatan.
Pasal 21
1. Musyawarah Pimpinan Kecamatan adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat
Kecamatan yang diadakan sekali dalam 5 (Lima) tahun dan berwenang:
 Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Kecamatan.
 Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Kecamatan dan komposisi
kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti 5 (lima) tahun.
2. Musyawarah Pimpinan Kecamatan dihadiri oleh Pimpinan Kecamatan, Dewan
Pimpinan Daerah dan Undang-Undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan
Kecamatan.

Pasal 22
1. Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila yang hendak merekomendasikan
Mubeslub adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan
sewaktu-waktu oleh Dewan Pimpinan Pusat apabila:
 Ketua umum berhalangan tetap/meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/mengancam kelangsungan
hidup organisasi.
 Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa.
2. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional
hanya mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi
dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan
wewenang Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa.
3. Rapat Pimpinan Paripurna berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan
organisasi yang akan dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar
Biasa.
4. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pertimbangan
Organisasi Tingkat Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Lembaga/Badan Tingkat Pusat,
Dewan Pimpinan Daerah dan Undang-Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan
Pimpinan Pusat.

Pasal 23
1. Rapat Kerja Nasional Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah forum rapat
kerja organisasi di tingkat Pusat yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa
bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah
dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan.
2. Rapat Kerja Nasional Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu dilaksanakan oleh
Dewan Pimpinan Pusat.
3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pertimbangan
Organisasi Tingkat Pusat, Dewan Pimpinan Wilayah, Lembaga/Badan Tingkat Pusat,
Dewan Pimpinan Daerah dan Undang-Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan
Pimpinan Pusat.

Pasal 24
1. Rapat Kerja Wilayah Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah forum rapat
kerja organisasi di tingkat Wilayah/Propinsi yang diadakan minimal sekali dalam satu
periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek
dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Wilayah.
2. Rapat Kerja Wilayah Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu diselenggarakan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah.
3. Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh Dewan Pimpinan Wilayah, Dewan Pertimbangan
Organisasi Tingkat Wilayah, Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah,
Lembaga/Badan Tingkat Wilayah dan Undang-Undangan lainnya yang ditentukan oleh
Dewan Pimpinan Wilayah.

Pasal 25
1. Rapat Kerja Daerah Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu adalah forum rapat
kerja organisasi di tingkat Daerah yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa
bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka
menengah yang akan dilaksanakan Dewan Pimpinan Daerah.
2. Rapat Kerja Daerah Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu diselenggarakan oleh
Dewan Pimpinan Daerah.
3. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh Dewan Pimpinan Daerah, Dewan Pimpinan
Wilayah, Dewan Pertimbangan Organisasi Tingkat Daerah, Lembaga/Badan Tingkat
Daerah dan Undang-Undangan lainnya yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan Daerah.

Pasal 26
Rapat Pleno Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di masing-
masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh:
1. Kolektif Dewan Pimpinan.
2. Ketua-Ketua Lembaga dan Badan.
3. Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan.

Pasal 27
Rapat Harian Dewan Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di
masing-masing Dewan Pimpinan yang dihadiri oleh:
1. Unsur Harian Dewan Pimpinan.
2. Undangan yang ditentukan oleh Dewan Pimpinan apabila diperlukan. 

Pasal 28
Rapat Pleno Pimpinan Kecamatan ialah forum rapat Internal di masing-masing Pimpinan
Kecamatan yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Kecamatan.

BAB VII
HAK BICARA DAN HAK SUARA

Pasal 29
Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur
dalam Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan
tata tertib persidangan.

BAB VIII
SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN

Pasal 30
Dewan Pimpinan Pusat:
 Ketua Umum.
 Wakil Ketua Umum.
 Seketaris Jendral
 Wakil Sekertaris Jendral
 Bendahara Umum.
 Wakil Bendahara Umum
 Masing-masing bidang/divisi
 Ex-Officio Lembaga/Badan.
 
Pasal 31
Dewan Pimpinan Wilayah:
 Ketua.
 Wakil Ketua.
 Seketaris.
 Bendahara.
 Masing-masing bidang/divisi.
 Ex-Officio Lembaga/Badan.
 
Pasal 32
Dewan Pimpinan Daerah:
 Ketua.
 Wakil Ketua.
 Seketaris.
 Bendahara.
 Masing-masing bidang/divisi.
 Ex-Officio Lembaga/Badan. 

Pasal 33
Dewan Pimpinan Kecamatan:
 Ketua.
 Wakil Ketua.
 Seketaris.
 Bendahara.
 Masing-masing bidang/divisi.

Pasal 34
1. Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari:
a. Bidang/Divisi
 Organisasi dan Keanggotaan
 Ideologi dan Politik
 Komando Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas)
 Litbang dan Kaderisasi
 Ekonomi
 Agama, Sosial dan Budaya
 Hukum dan HAM
 Pengembangan Usaha
 Alam dan Lingkungan Hidup
b. Ex-Officio Lembaga/Badan
 Lembaga Perlindungan Konsumen & Swadaya Masyarakat Gema Masyarakat
Lokal Indonesia Bersatu (LPKSM GML Indonesia Bersatu).
 Lembaga Bantuan Hukum Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu (LBH GML
Indonesia Bersatu).
2. Untuk Bidang/Divisi dan Lembaga/Badan Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan
Pimpinan Daerah terdiri dari point (a) dan point (b) ayat 1 Pasal 34 di atas yang
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan dan untuk di tingkat kecamatan
disesuaikan kebutuhan.

BAB IX
SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN
DAN PENASEHAT

Pasal 35
Dewan Pertimbangan Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu terdiri dari:
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di Tingkat Pusat, Tingkat
Wilaya, Tingkat Daerah dan Tingkat Kecamatan.
2. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan
atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.
4. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.

Pasal 36
Penasehat Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu terdiri dari:
1. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di Tingkat Pusat, Tingkat
Wilayah, Tingkat Daerah dan Tingkat Kecamatan.
2. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan
atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda.
3. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya.
4. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah.
 
Pasal 37
Dewan Pertimbangan Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu di Tingkat Pusat,
Tingkat Wilayah dan Tingkat Daerah terdiri dari:
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Sejumlah anggota sesuai keperluan
BAB X
WEWENANG DAN TUGAS POKOK

Pasal 38
Wewenang Dewan Pimpinan Pusat ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok
perjuangan organisasi.
2. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi
untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Memimpin dan mengendalikan jajaran Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu
dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan
pengembangan Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khusunya dalam hal ini
memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi
kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.
5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang
mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup organisasi Gema Masyarakat
Lokal Indonesia Bersatu.
 
Pasal 39
Wewenang Dewan Pimpinan Wilayah ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat
wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di
tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu di
tingkat wilayah dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan
dan pengembangan Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah,
khusunya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi
sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal
organisasi lainnya.
 
Pasal 40
Wewenang Dewan Pimpinan Daerah ialah:
1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat daerah dalam mencapai tujuan dan
melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi.
2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat
cabang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi.
3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di
tingkat cabang untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah.
4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu di
tingkat cabang dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan
dan pengembangan Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang,
khusunya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi
sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal
organisasi lainnya.
 
Pasal 41
Wewenang Pimpinan Kecamatan ialah:
1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan.
2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kecamatan.

Pasal 42
Dewan Pimpinan Pusat memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas,
Rapat Pleno DPP dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi.
3. Menberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap
Dewan Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/Badan di Tingkat Pusat.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal oeganisasi
lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Organisasi Gema Masyarakat Lokal
Indonesia Bersatu.
6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Dewan
Pertimbangan Organisasi Tingkat Pusat.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Dewan Pimpinan Wilayah.
8. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi.
9. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi.
10. Memberikan pertanggungjawaban dalam Mubes.
 
Pasal 43
Dewan Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas,
Keputusan DPP, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno DPW dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Wilayah.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Dewan Pimpinan Daerah maupun Lembaga/Badan di Tingkat Wilayah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal oeganisasi
lainnya di tingkat Wilayah yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Organisasi Gema Masyarakat Lokal
Indonesia Bersatu.
6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muswil.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Dewan Pimpinan Daerah.
8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Dewan
Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah.
9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat
Wilayah.
10. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Wilayah. 

Pasal 44
Dewan Pimpinan Daerah memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas,
Keputusan DPP, Muswil, Rakerwil, Keptusan DPW, Musda, Rakerda, Rapat Pleno DPD
dan Peraturan Organisasi.
2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan
organisasi di tingkat Daerah.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap
Dewan Pimpinan Kecamatan maupun Lembaga/Badan di Tingkat Daerah.
4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan
tertinggi negara, TNI/Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya
di tingkat Daerah yang saling mendukung dan bermanfaat.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna
mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi
utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Organisasi Gema Masyarakat Lokal
Indonesia Bersatu.
6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Musda.
7. Melantik Pimpinan Kolektif Dewan Pimpinan Kecamatan.
8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Dewan
Pertimbangan Organisasi Tingkat Daerah.
9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat
Daerah.
10. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Daerah.
 
Pasal 45
Dewan Pimpinan Kecamatan memiliki tugas pokok:
1. Melaksanakan program kegiatan.
2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya.
3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap
Anggotanya di Tingkat Kecamatan.
4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat,
Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kecamatan.
 
Pasal 46
1. Dewan Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan
wahana konsultatif organisasi sesuai tingkatannya, yang memiliki hak tugas:
 Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik
diminta maupun tidak diminta.
 Apabila dianggap perlu, Dewan Pertimbangan Organisasi dapat meminta Dewan
Pimpinan untuk berdialog.
 Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap
permasalahan yang ditimbulkan oleh Dewan Pimpinan di dalam mengemban tugas-
tugas organisasi.
 Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat Dewan Pertimbangan diatur dalam
mekanisme Rapat Dewan Pimpinan Organisasi.
 Mendampingi Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya.
 Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun.
2. Dewan Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan
keharmonisan organisasi.

Pasal 47
Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah:
1. Sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusu/sektoral.
2. Sebagai media/sarana pendukung perjuangan Organisasi Gema Masyarakat Lokal
Indonesia Bersatu.

BAB XI
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI

Pasal 48
1. Tingkat Pusat sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari
jumlah tingkat Propinsi se-Indonesia.
2. Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari
jumlah tingkat Kabupaten/Kota di Propinsi.
3. Tingkat Daerah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari
jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten/Kota.
4. Tingkat Kecamatan sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu
dari jumlah Kelurahan/Desa yang ada di Kecamatan.
BAB XII
MASA BAKTI

Pasal 49
Masa Bakti Dewan Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut:
1. Dewan Pimpinan Pusat 5 (lima) tahun.
2. Dewan Pimpinan Wilayah 5 (lima) tahun.
3. Dewan Pimpinan Daerah 5 (lima) tahun.
4. Dewan Pimpinan Kecamatan 5 (lima) tahun.

BAB XIII
LEMBAGA DAN BADAN

Pasal 50
Susunan, ruang lingkup keberadaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga dan
Badan diatur dalam peraturan organisasi.

BAB XIV
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN
DEWAN PIMPINAN GEMA MASYARAKAT LOKAL INDONESIA BERSATU

Pasal 51
1. Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang
Dewan Pimpinan yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan sesuai tingkatannya.
2. Menyangkut program internal, Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan
kemitraan dengan Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya.
3. Dewan Pimpinan berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila
kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau merugikan
Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu.
4. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Dewan Pimpinan Organisasi Gema
Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat 1, 2,
dan 3, dirinci lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XV
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 52
1. Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya
akan diatur dalam peraturan organisasi.
2. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur
kemudian di dalam peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan, petunjuk
teknis dan peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Organisasi Gema Masyarakat Lokal Indonesia Bersatu, dan
dapat di evaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.
3. Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran
Rumah Tangga ini ditetapkan.
4. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum
diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.

BAB XVI
PENUTUP

Pasal 53
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : Lampung Selatan


PADA TANGGAL : …………………………

RIZAL ANWAR WARSISO BUONO, S.H.


KETUA UMUM SEKRETARIS JENDRAL

Anda mungkin juga menyukai