PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Melakukan pengujian fatigue material dengan benar
1.3.2 Membuat grafik S-N dan memebrikan interpretasi dengan benar
1.3.3 Menggunakan perangkat lunak yang diperlukan dengan benar
1.3.4 Menyimpulkan hasil pengujian.
1.4 Petunjuk P3K
2.1 Fatigue
Fatigue atau kelelahan adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada struktur
karena beban dinamik yang berfluktuasi dibawah yield strength yang terjadi dalam waktu
yang lama dan berulang-ulang. Fatik menduduki 90% penyebab utama kegagalan
pemakaian.fatigue adalah masalah yang dapat mempengaruhi setiap part atau komponen
yang bergerak.
Terdapat 3 fase dalam perpatahan fatik :
1. permulaan retak
Mekanisme dari permulaan retak umumnya dimulai dari crack initiation yang
terjadi di permukaan material yang lemah atau daerah dimana terjadi konsentrasi
tegangan di permukaan (seperti goresan, notch, lubang-pits dll) akibat adanya
pembebanan berulang.
2. penyebaran retak
penyebaran retak ini berkembang menjadi microcracks. Perambatan atau perpaduan
microcracks ini kemudian membentuk macrocracks yang akan berujung pada failure.
Maka setelah itu, material akan mengalami apa yang dinamakan perpatahan.
3. patah.
Perpatahan terjadi ketika material telah mengalami siklus tegangan dan regangan
yang menghasilkan kerusakan yang permanen.
Fatigue mulai diakui sebagai masalah, pada awal tahun1800 ketika penelitian di
Eropa mengamati keretakan pada komponen jembatan dan kereta api akibat beban
berulang. Oleh karena perkembangan zaman dan penggunaan logam terus meningkatkan
terutama pada mesin –mesin, maka proses kajian terus berkembang dengan mencatat
kegagalan komponen akibat beban berulang. Saat ini ,struktur yang mengalami fatigue
lebih besar akibat terus meningkatnya penggunaan bahan dengan kekuatan tinggi dan
keinginan untuk bahan-bahan berkinerja lebih tinggi.
Ilmu fatigue failure menekankan pada fenomena kelelahan logam oleh adanya
pengaruh beban berulang,yang untuk pertama kali ditemukan pada industry kereta api.
Industry ini menyampaikan beberapa situasi dimana beban mekanik berulang pada metal
parts menyebabkan failures. Sebagai sumbernya adalah adanya getaran dan pembebanan
dinamik pada bahan, yang meningkat sehingga fatigue failurs telah menjadi semakin
penting dalam ilmu rekayasa dan perawatan.
Kemungkinan tidak ada yang lebih penting daripada melakukan pencegahan
terhadap failure oleh karena fatigue menjadi masalah teruta,a pada industry penerbangan.
Dalam hal ini yang dilakukan adalah menekankan adanya sumber beban dinamis yang
sangat mungkin terjadi, tetapi yang pertama dilakukan adalah mencegah terjadinya
kelebihan berat pesawat. Track record dapat memperlihatkan banyak ilustrasi
failuresyang berasal fatigue.
Awal proses terjadinya kelelahan (fatigue) adalah jika suatu benda menerima
beban yang berulang maka akan terjadi slip. Ketika slip terjadi dan benda berada di
permukaan bebas maka sebagai salah satu langkah yang disebabkan oleh perpindahan
logam sepanjang bidang slip. Ketika tegangan berbalik, slip yang terjadi dapat menjadi
negatif (berlawanan) dari slip awal, secara sempurna dapat mengesampingkan setiap efek
deformasi. Deformasi ini ditekankan oleh pembebanan yang berulang, sampai suatu retak
yang dapat terlihat akhirnya muncul retak mula-mula terbentuk sepanjang bidang slip.
Fatigue menyerupai brittle farcture yaitu ditandai dengan deformasi plastis yang
sangat sedikit. Proses terjadinya fatigue ditandai dengan crack awal, crack propagatin dan
fracture akhir. Permukaan fracture biasanya tegak lurus terhadap beban yang diberikan.
Dua sifat makro dari kegagalan fatigue adalah tidak adanya deformasi plastis yang besar
dan farcture yang menunjukkan tanda-tanda berupa ‘beachmark’ atau ‘camshell’. Tanda-
tanda makro dari fatigue adalah tanda garis garis pada pemukaan yang hanya bisa dilihat
oleh mikroskop elektron.
Pada dasarnya kegagalan fatigue dimulai dengan terjadinya retakan pada
permukaan benda uji. Hal ini membuktikan bahwa sifat-sifat fatigue sangat peka terhadap
kondisi permukaan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekasaran
permukaan, perubahan sifat-sifat permukaan dan tegangan sisa permukaan (dieter,1992).
Penyajian data fatigue rekayasa adalah menggunakan kurva S-N yaitu pemetaan
tegangan (S) terhadap jumlah siklus sampai terjadi kegagalan (N). Kurva S-N ini
lebih diutamakan menggunakan skala semi log seperti ditunjukan pada gambar 1.
Untuk beberapa bahan teknis yang penting.
Tegangan fatigue pada material yang diuji dengan menghitung nilai tersebut dengan
rumus dibawah ini .
a wc Lo 32
σ 'f =
2 Lp π d3
3
σ y =σ 'f
2
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengarugi Fatigue
Faktor-faktor yang mempengaruh atau cenderung mengubah fatigue pada material
bisa disebabkan oleh besar tegangan ,geometri, kualitas permukaan , tipe material, besar
internal defect ,penyebaran internal defect,arah beban,ukuran butir, lingkungan dan
temperature.
Fatigue terjadi akibat beberapa faktor diantaranya:
1. Tegangan Siklik
Besarnya tegangan siklik tergantung pada kompleksitas geometri dan
pembebanan.
2. Geometri
Konsentrasi stress akibat variasi bentuk geometri merupakan titik dimulainya
fatigue cracks.
3. Kualitas permukaan
Kekasaran permukaan dapat menyebabkan konsentrasi stress mikroscopic yang
menurunkan ketahanan fatik
4. Tipe material
Fatigue setiap material berbeda beda, contohnya komposit dan polymer memiliki
fatigue yang berbeda dengan metal.
5. Tegangan sisa
Proses manufaktur seperti pengelasan, pemotongan, casting dan proses lainnya
yang melibatkan panas atau deformasi dapat membentuk tegangan sisa yang dapat
menurunkan ketahanan fatik material.
1. Mengontrol tegangan
– Pemicunya dapat secara mekanis (fillet atau alur pasak) maupun metalurgi
(porositas atau inklusi).