Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perancangan maupun proses pembuatan sebuah kompenen mesin membutuhkan berbagai


jenis data. Salah satunya data jenis material yang digunakan. Pemilihan jenis material ini
berdasarkan hasil penelitian dan analisis . Hal ini dilakukan untuk mengetahui cara
melakukan proses produksi dan perawatan yang baik agar umur komponen panjang.
Penelitian pada material dilakukan berbagai cara untuk mengetahui
karakteristik,kekuatan, kelelahan . Salah satunya dengan melakukan uji kelelah ( Fatigue)
pada material. Kelelahan (fatigue) adalah salah satu jenis kegagalan ( patah ) pada
komponen akibat beban dinamis (pembebebanan yang berulang-ulang atau berubah –ubah).
Diperkirakan 50%-90% kegagalan pada mekanisme disebabkan oleh kelelahan pada material
yang digunakan.
Hal ini menjadi alasan kami untuk melakukan pengujian kelelahan pada material agar
dapat mengetahui kemungkinan kegagalan pada mekanisme yang diakibatkan oleh
pemberian beban. Hasil pengujian ini kami mendapatkan data-data yang dapat diolah
menjadi sebuah diagram whooler. Diagram ini dibuat agar dapat mengetahui pengaruh beban
dan tegangan pada proses kegagalan material terjadi.

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa pengertian kelelahan (fatigue)?


1.2.2 Bagaimana mekanisme pengujian kelelahan (Fatigue) pada material ?
1.2.3 Apa dampak kegagalan (Fatigue) pada mekanisme ?
1.2.4 Kapan material dapat mengalami kegagalan ?
1.2.5 Dimana posisi patah terjadi pada mekanisme itu?
1.2.6 Bagaimana cara mencegah terjadinya kegagalan (fatigue) pada sebuah mekanisme?

1.3 Tujuan
1.3.1 Melakukan pengujian fatigue material dengan benar
1.3.2 Membuat grafik S-N dan memebrikan interpretasi dengan benar
1.3.3 Menggunakan perangkat lunak yang diperlukan dengan benar
1.3.4 Menyimpulkan hasil pengujian.
1.4 Petunjuk P3K

1.4.1 Sebelum praktikum


 Menggunakan pakaian dan sepatu praktikum
 Memeriksa fasilitas/alat –alat yang digunakan untuk mendukung praktikum
 Mengisi kartu praktikum dan meminta tanda tangan ke instruktur
1.4.2 Saat praktikum
 Mengisi kartu praktikum
 Mengisi lembar kerja
1.4.3 Setelah Praktikum
 Membersihkan peralatan praktikum dan memeriksa kelenkapannya
 Mengembalikan peralatan praktikum sesuai dengan tempat yang telah disediakan
 Membuat laporan praktikum atau jurnal praktikum
 Mengumpulkan laporan praktikum / jurnal praktikum dan meminta tanda tangan
ke instruktur.
1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Melakukan pengujian


1.5.2 Literatur
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Fatigue
Fatigue atau kelelahan adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada struktur
karena beban dinamik yang berfluktuasi dibawah yield strength yang terjadi dalam waktu
yang lama dan berulang-ulang. Fatik menduduki 90% penyebab utama kegagalan
pemakaian.fatigue adalah masalah yang dapat mempengaruhi setiap part atau komponen
yang bergerak.
Terdapat 3 fase dalam perpatahan fatik :
1. permulaan retak
Mekanisme dari permulaan retak umumnya dimulai dari crack initiation yang
terjadi di permukaan material yang lemah atau daerah dimana terjadi konsentrasi
tegangan di permukaan (seperti goresan, notch, lubang-pits dll) akibat adanya
pembebanan berulang.

2. penyebaran retak
penyebaran retak ini berkembang menjadi microcracks. Perambatan atau perpaduan
microcracks ini kemudian membentuk macrocracks yang akan berujung pada failure.
Maka setelah itu, material akan mengalami apa yang dinamakan perpatahan.

3. patah.
Perpatahan terjadi ketika material telah mengalami siklus tegangan dan regangan
yang menghasilkan kerusakan yang permanen.

Fatigue mulai diakui sebagai masalah, pada awal tahun1800 ketika penelitian di
Eropa mengamati keretakan pada komponen jembatan dan kereta api akibat beban
berulang. Oleh karena perkembangan zaman dan penggunaan logam terus meningkatkan
terutama pada mesin –mesin, maka proses kajian terus berkembang dengan mencatat
kegagalan komponen akibat beban berulang. Saat ini ,struktur yang mengalami fatigue
lebih besar akibat terus meningkatnya penggunaan bahan dengan kekuatan tinggi dan
keinginan untuk bahan-bahan berkinerja lebih tinggi.
Ilmu fatigue failure menekankan pada fenomena kelelahan logam oleh adanya
pengaruh beban berulang,yang untuk pertama kali ditemukan pada industry kereta api.
Industry ini menyampaikan beberapa situasi dimana beban mekanik berulang pada metal
parts menyebabkan failures. Sebagai sumbernya adalah adanya getaran dan pembebanan
dinamik pada bahan, yang meningkat sehingga fatigue failurs telah menjadi semakin
penting dalam ilmu rekayasa dan perawatan.
Kemungkinan tidak ada yang lebih penting daripada melakukan pencegahan
terhadap failure oleh karena fatigue menjadi masalah teruta,a pada industry penerbangan.
Dalam hal ini yang dilakukan adalah menekankan adanya sumber beban dinamis yang
sangat mungkin terjadi, tetapi yang pertama dilakukan adalah mencegah terjadinya
kelebihan berat pesawat. Track record dapat memperlihatkan banyak ilustrasi
failuresyang berasal fatigue.

Awal proses terjadinya kelelahan (fatigue) adalah jika suatu benda menerima
beban yang berulang maka akan terjadi slip. Ketika slip terjadi dan benda berada di
permukaan bebas maka sebagai salah satu langkah yang disebabkan oleh perpindahan
logam sepanjang bidang slip. Ketika tegangan berbalik, slip yang terjadi dapat menjadi
negatif (berlawanan) dari slip awal, secara sempurna dapat mengesampingkan setiap efek
deformasi. Deformasi ini ditekankan oleh pembebanan yang berulang, sampai suatu retak
yang dapat terlihat akhirnya muncul retak mula-mula terbentuk sepanjang bidang slip.

Fatigue menyerupai brittle farcture yaitu ditandai dengan deformasi plastis yang
sangat sedikit. Proses terjadinya fatigue ditandai dengan crack awal, crack propagatin dan
fracture akhir. Permukaan fracture biasanya tegak lurus terhadap beban yang diberikan.
Dua sifat makro dari kegagalan fatigue adalah tidak adanya deformasi plastis yang besar
dan farcture yang menunjukkan tanda-tanda berupa ‘beachmark’ atau ‘camshell’. Tanda-
tanda makro dari fatigue adalah tanda garis garis pada pemukaan yang hanya bisa dilihat
oleh mikroskop elektron.
Pada dasarnya kegagalan fatigue dimulai dengan terjadinya retakan pada
permukaan benda uji. Hal ini membuktikan bahwa sifat-sifat fatigue sangat peka terhadap
kondisi permukaan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekasaran
permukaan, perubahan sifat-sifat permukaan dan tegangan sisa permukaan (dieter,1992).
Penyajian data fatigue rekayasa adalah menggunakan kurva S-N yaitu pemetaan
tegangan (S) terhadap jumlah siklus sampai terjadi kegagalan (N). Kurva S-N ini
lebih diutamakan menggunakan skala semi log seperti ditunjukan pada gambar 1.
Untuk beberapa bahan teknis yang penting.
Tegangan fatigue pada material yang diuji dengan menghitung nilai tersebut dengan
rumus dibawah ini .
a wc Lo 32
σ 'f =
2 Lp π d3
3
σ y =σ 'f
2
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengarugi Fatigue
Faktor-faktor yang mempengaruh atau cenderung mengubah fatigue pada material
bisa disebabkan oleh besar tegangan ,geometri, kualitas permukaan , tipe material, besar
internal defect ,penyebaran internal defect,arah beban,ukuran butir, lingkungan dan
temperature.
Fatigue terjadi akibat beberapa faktor diantaranya:
1. Tegangan Siklik
Besarnya tegangan siklik tergantung pada kompleksitas geometri dan
pembebanan.
2. Geometri
Konsentrasi stress akibat variasi bentuk geometri merupakan titik dimulainya
fatigue cracks.
3. Kualitas permukaan
Kekasaran permukaan dapat menyebabkan konsentrasi stress mikroscopic yang
menurunkan ketahanan fatik

4. Tipe material
Fatigue setiap material berbeda beda, contohnya komposit dan polymer memiliki
fatigue yang berbeda dengan metal.
5. Tegangan sisa
Proses manufaktur seperti pengelasan, pemotongan, casting dan proses lainnya
yang melibatkan panas atau deformasi dapat membentuk tegangan sisa yang dapat
menurunkan ketahanan fatik material.

6. Besar dan penyebaran internal defects


Cacat yang timbul akibat proses casting seperti gas porosity, non-metallic
inclusions dan shrinkage voids dapat nenurunkan ketahanan fatik.
7. Arah beban
Untuk non-isotropic material, ketahanan fatik dipengaruhi oleh arah tegangan
utama.
8. Besar butir
Pada umumnya semakin kecil ukuran butir akan memperpanjang fatigue.
9. Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan erosi, korosi dapat mempengaruhi
fatigue life.
10. Temperatur
Temperatur tinggi menurunkan ketahanan fatik material.

Fatigue life dapat ditingkatkan dengan cara :

1. Mengontrol tegangan

– Peningkatan tegangan menurunkan umur fatik.

– Pemicunya dapat secara mekanis (fillet atau alur pasak) maupun metalurgi
(porositas atau inklusi).

– Kegagalan fatik selalu dimulai pada peningkatan tegangan

2. Mengontrol struktur mikro

– Meningkatnya ukuran benda uji, umur fatik kadang-kadang menurun

– Kegagalan fatik biasanya dimulai pada permukaan

– Penambahan luas permukaan dari benda uji besar meningkatkan kemungkinan


dimana terdapat suatu aliran, yang akan memulai kegagalan dan menurunkan
waktu untuk memulai retak
3. Mengontrol penyelesaian permukaan

– Dalam banyak pengujian dan aplikasi pemakaian, tegangan maksimum terjadi


pada permukaan

– Umur fatik sensitif terhadap kondisi permukaan

– Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah tegangan sisa permukaan.

2.3 Stress Cycles


Ada tiga faktpr dasar yang diperlukan untuk menyebabkan terjadinya fatigue , yaitu:
1.tegangan Tarik dengan beban yang cukup tinggi
2. variasi atau fluktuasi tegangan yang diterapkan cukup besar
3. jumlah siklus tegangan yang diterapkan cukup besar
Walaupun banyak jenis fluktuasi tegangan yang dapat diaplikasikan,namun beberapa jenis yang
umum dijumpai , diperlihatkan pada tegangan yang dapat diaplikasikan ,namun beberapa jenis
yang umum dijumpai,diperlihatkan pada gambar 2.1 hingga 2.3 Dapat diamati bahwa pada
gambar 2.3 profil beban yang bekerja pada specimen berupa beban sinusoidal, sedangkan pada
gambar 2.2
BAB III
LANGKAH KERJA

Anda mungkin juga menyukai