Disusun oleh
MUHLIS
201212018252993
2021
KATA PENGANTAR
Makalah merupakan salah satu ciri pokok dan bagian yang tak dapat dilepaskan
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun bukan
suatu hal yang mustahil bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Lebih lanjut, tanpa
mengurangi rasa apresiasi saya, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Tim Penyusun yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
upaya dan karya yang dihasilkan dapat bermanfaat bagi seluruh univitas akademika
dan semua pihak di dalam dan di luar Fakultas teknik mesin Universitas Widyagama
Malang.
Malang, 13 April
Muhlis
2012120182529
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I
Pengertian Dasar
BAB II
PENUTUP 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENGERTIAN DASAR BUBUT
Mesin Bubut bahasa Inggris: lathe adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur
perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan diperoleh
berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan
menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah
gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai
dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan
karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.
Prinsip kerja mesin bubut
Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang mengunakan pahat dengan satu mata
potong untuk membuang material dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada
arah linier sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada gambar. Dengan
mekanisme kerja seperti ini, maka Proses bubut memiliki kekhususan untuk membuat benda kerja
yang berbentuk silinder.
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah
satu ujungnya. Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke
roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi
pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk
ulir.
BAB II
PROSES PEMBUBUTAN TIRUS
Ada tiga cara membubut tirus yang dapat dilakukan, yaitu:
1) pergerseran kepala lepas (tail stock) dalam arah melintang dengan jarak tertentu,
3) menggunakan perlengkapan khusus untuk pembuatan bentuk tirus atau disebut tapper
attacment
Masing-masing cara membubut tirus tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun demikian
penggunaannya dapat menyesuaikan kebutuhan kondisi benda kerja yang akan dikerjakan
Proses pembubutan dilakukasn sebagaimana pembubutan lurus/rata, akan tetapi benda kerja dijepit
menggunakan 2 center. Benda kerja dijepit antara senter kepala lepas (tail stock) dan senter kepala
tetap (head stock}. Apabila kepala lepas digeser tegak lurus terhadap sumbu utama mesin bubut
(spindle), maka akan terjadi sebuah kerucut/konis pada pembubutan sepanjang benda kerja.
Keuntungan membubut tirus dengan cara menggeser kepala lepas, antara lain: dapat melakukan
pembubutan tirus dengan ukuran yang relatif panjang dan pembubutan dapat dilakukan secara
otomatis, sehingga permukaan hasil pembubutan dapat diperoleh lebih halus.
Sedangkan kekurangan dari pembubutan tirus dengan menggeser kepala lepas adalah : karena posisi
kedua senter (kepala tetap dan kepala lepas) tidak pada garis lurus sehingga penumpuan benda kerja
menjadi kurang baik, apalagi untuk sudut-sudut tirus besar mengakibatkan keamanan benda kerja
berkurang atau bahaya.
Kekurangan lainnya adalah sudut tirus yang terbentuk relatif kecil. Besarnya pergeseran hanya
boleh sampai 1/50 (2 – 3%) dari panjang benda kerja keseluruhan. Selengkapnya silahkan baca:
Membubut Tirus dengan Menggeser Kepala Lepas
Perhatikan pada gambar di atas, pada gambar tersebut ditunjukkan konsep pengaturan kepala lepas
dan hasil pencekaman benda kerja setelah kepala lepas digeser. Untuk menghitung besarnya
pergeseran kepala lepas dapat menggunakan rumus yang disajikan pada gambar tersebut. Sehingga
akan diperoleh hitungan seperti di bawah ini.
Dengan demikian besarnya pergeseran kepala lepas adalah 2 mm, sesuai dengan hasil perhitungan
di atas.
Langkah Kerja Pada Mesin Bubut
1. Mundurkan kepala lepas sampai pada posisi paling kanan di meja mesin.
2. Kendorkan baut pengikat antara bagian upper casting dan lower casting pada kepala lepas.
3. Kemudian atur sedemikian rupa sehingga diperoleh pergeseran antara bagian upper casting dan
lower casting kepala lepas sebesar 2 mm sesuai hasil perhitungan di atas.
4. Kencangkan kembali baut pengikatnya.
5. Periksa dan pastikan ukuran bahan sesuai dengan kebutuhan pada gambar kerja.
6. Periksa dan pastikan peralatan bantu yang akan digunakan dalam kondisi siap pakai.
7. Pada saat pemasangan pahat bubut harus dipastikan setinggi center benda kerja.
8. Pasang benda kerja pada cekam mesin bubut dengan pencekaman yang kuat dan benar sehingga
putarannya centris.
1. Atur putaran mesin (rpm) sesuai dengan diameter benda kerja yang sedang dikerjakan.
2. Atur dan posisikan pencekaman benda kerja sehingga dapat mengerjakan sisi bagian sebelah kanan
terlebih dahulu. Lakukan bubut facing sampai memperoleh permukaan yang halus dan buat lubang
center bor pada sisi tersebut.
3. Kemudian lakukan pembubutan rata sampai dengan memperoleh Ø 30 mm dengan panjang lebih
dari setengah ukuran panjang keseluruhan.
4. Balik posisi benda kerja untuk dapat mengerjakan ujung sisi sebelahnya.
5. Atur dan posisikan pencekaman benda kerja sehingga dapat mengerjakan sisi bagian sebelah kiri.
Lakukan bubut facing sampai memperoleh panjang keseluruhan benda kerja sebesar 100 mm
dengan permukaan yang halus kemudian dibuat luang center bor.
6. Kemudian lakukan pembubutan rata untuk bagian ujung sehingga memperoleh Ø 30 mm sepanjang
benda kerja yang ada.
7. Kemudian lakukan pencekaman benda kerja dengan menggunakan dua center seperti yang
ditunjukkan pada gambar di atas. Pastikan pencekaman benda kerja kuat dan benar demi alasan
keamanan dan keselamatan kerja.
8. Lakukan proses pembubutan rata seperti biasa menggunakan eretan bawah, sampai tercapai ukuran
diameter bagian ujung kanan sebesar 25 mm.
9. Lepaskan benda kerja dan proses pembubutan selesai dilakukan
Cara membubut tirus yang kedua adalah dengan memutar posisi eretan atas. Proses pembubutan
dipersiapkan dengan memutar dudukan eretan atas mengelilingi sumbu tegak lurus sebesar sudut
tertentu yang diinginkan terhadap sumbu benda kerja.
Benda kerja dicekam pada kepala tetap seperti pada pembubutan lurus/rata, kemudian penyayatan
terhadap benda kerja dilakukan dengan menggerakan eretan atas.
Keuntungan membubut tirus dengan memutar posisi eretan atas adalah bahwa pengaturan persiapan
pekerjaan yang relatif mudah, selain itu sudut tirus yang dapat dikerjakan juga relatif besar. Cara
pembubutan tirus ini dapat digunakan untuk tirus luar maupun tirus dalam, baik untuk sudut kecil
maupun yang relatif besar.
Kekurangannya adalah pembubutan hanya dapat dilakukan secara manual pergerakan eretan atas,
sehingga sulit untuk mendapatkan hasil permukaan yang halus. Sehubungan dengan panjang eretan
atas yang relatif pendek, maka metode ini hanya dapat digunakan pada pembubutan tirus dengan
panjang yang relatif kecil maksimal sesuai panjang eretan atas.
Kekurangan lainnya adalah pengaturan sudut yang kurang teliti sehingga agak sulit mendapatkan
hasil tirus yang lebih presisi. Selengkapnya silahkan baca: Teknik membubut tirus dengan memutar
posisi eretan atas
Menghitung sudut perputaran eretan atas
Hal utama yang harus dipersiapkan awal pada teknik membubut tirus dengan memutar eretan atas
adalah menghitung besar sudut perputaran eretan atas. Besarnnya sudut perputaran dipengaruhi oleh
perbedaan besar diameter tirus benda kerja dan panjangnya bagian benda kerja yang akan dibuat
tirus. Rumus untuk menentukan besarnya sudut perputaran eretan atas adalah sebagai berikut:
tgα = (D-d)/2l
Dimana:
α = besar sudut putaran eretan atas (O)
D = diameter besar benda kerja (mm)
d = diameter kecil benda kerja (mm)
l = panjang benda yang ditirus (mm)
Secara umum proses pekerjaan pada teknik membubut tirus dipersiapkan dengan memutar dudukan
eretan atas mengelilingi sumbu tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Besarnya perputaran sudut
adalah sesuai dengan sudut tirus benda kerja yang diinginkan. Benda kerja dicekam pada kepala
tetap seperti pada pembubutan lurus/rata, kemudian penyayatan terhadap benda kerja dilakukan
dengan menggerakan eretan atas.
Berikut ini secara lebih detail panduan langkah kerja untuk melakukan teknik membubut tirus
dengan memutar eretan atas:
Mencermati gambar kerja, terutama pada bagian yang akan dikerjakan tirus.
Melakukan perhitungan besar sudut dengan menggunakan rumus di atas sesuai ukuran
benda kerja yang terdapat pada gambar kerja.
Menyetel posisi eretan atas sesuai dengan besar sudut hasil perhitungan tersebut.
Memasang pahat bubut setinggi senter benda kerja dengan prosedur yang sudah diajarka
sebelumnya.
Memasang benda benda kerja pada cekam sebagaimana pencekaman pada proses
pembubutan lainnya. Pastikan pencekaman kuat, aman dan putaran sentris.
Memutar benda kerja serta mengatur titik nol penyayatan pahat terhadap benda kerja,
khususnya posisi eretan atas dan eretan lintang.
Melakukan penyayatan benda kerja dengan menggerakkan eretan atas.
Mengatur kedalaman penyayatan dengan menggunakan eretan lintang, yang sebelumnya sudah
diatur posisi titik nol-nya.
Mengulangi penyayatan sebagaimana langkah (7) dan (8) di atas sampai dengan tercapai ukuran
diameter dan panjang bagian tirus yang diinginkan sesuai gambar kerja
Cara membubut tirus yang ketiga adalah menggunakan alat bantu tapper attachment. Pembubutan
tirus cara ini dilakukan dengan memasang tapper attachment atau kadang disebut juga mistar konus.
Tapper attachment dipasang pada sisi belakang bangku mesin bubut berupa sebuah rel penuntun
yang dihubungkan dengan eretan lintang yang dapat diatur sudut kemiringannya sesuai dengan tirus
yang diinginkan.
Benda kerja dicekam secara normal pada senter kepala tetap seperti pada pembubutan lurus. Pada
awal pengerjaan, setting pahat dilakukan dengan cara mendekatkan pahat bubut ke benda kerja
dengan memutar eretan atas.
Selanjutnya mur pada poros ulir eretan lintang tersebut dikencangkan pada badan luncur mistar
penuntun tapper attachment dengan sekrup. Hal ini akan menghasilkan suatu hubungan engsel
antara eretan lintang dengan badan luncur.
Apabila pembubutan dilakukan secara otomatis, maka badan luncur akan bergerak sepanjang mistar
penuntun tersebut dan memaksa eretan lintang bergerak sesuai dengan sudut tirus yang diinginkan.
Besarnya sudut yang digunakan pada tapper attachment dapat dihitung berdasarkan rumus yang
sama dengan perhitungan sudut pada pembubutan dengan pergeseran eretan lintang. Agar
memperoleh hasil yang optimal pada saat pembubutan tirus dengan menggunakan tapper
attachment ini.
Bidang luncur pada tapper attachment harus diupayakan selicin mungkin dengan memberikan
minyak pelumas agar pergerakan berjalan lancar.
Keuntungan pembubutan tirus dengan menggunakan tapper attachment adalah : benda kerja dapat
dicekam dengan baik dan sempurna pada cekam kepala tetap, pengaturan besarnya sudut tirus
relatif mudah dilakukan dan dapat diatur dengan lebih teliti, langkah pembubutan dapat dikerjakan
secara otomatis sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih halus, setting benda kerja dan pahat
sebelum pembubutan dapat dilakukan lebih cepat sehingga hemat waktu, selain itu dapat membuat
tirus dengan ukuran yang relatif panjang.
Proses membubut tirus dengan taper attachment mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan
dengan proses membubut tirus dengan menggunakan eretan atas maupun dengan menggeser kepala
lepas / tailstock.Langkah-langkah dalam proses membubut tirus dengan taper attachment antara
lain :
1. Memeriksa gambar dengan cermat.Hal ini bisa berfungsi untuk menentukan dengan cara
manakah kita akan membubut sebuah ketirusan.
2. Memeriksa kesesuaian antara bahan mentah dengan gambar.
3. Mengikat benda kerja pada ragum.Langkah ini sama dengan pada proses membubut tirus
dengan menggeser eretan atas.
4. Bubutlah benda kerja menjadi setengah jadi,sehingga proses terakhir adalah proses membuat
ketirusan.
5. Memasang dan mempersiapkan taper attachment.
6. Dekatkan pahat bubut pada benda kerja dan tentukan pada lubang yang manakah kita akan
menghubungkan taper attachment dengan eretan lintang.Lihat lubang-lubang yang ada pada
gambar no 5 serta baut no 3.Doronglah rumah pisau dengan tangan hingga pahat mendekati
benda kerja,pilih lubang baut yang sesuai kemudian kencangkan.
7. Dekatkan pahat terhadap benda kerja dengan menggunakan eretan atas tentukan ketebalan
pembubutan dan mulailah proses membubut hingga selesai.
Diantara hal-hal yang mempengaruhi hasil kerja pada proses membubut tirus dengan taper
attachment antara lain :
1. Ketajaman pahat bubut.
2. Peregerakan eretan lintang ketika membubut.Hal ini di pengaruhi oleh lancar tidaknya
pergerakan bushing terhadap penghantar taper attachment.Pastikan bagian ini bekerja
dengan baik dan berilah pelumas ketika proses membubut.
3. Kesabaran dan ketekunan seorang operator mesin bubut
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai
berikut:
a. Dapat mengetahui pengaplikasian dari berbagai alat permesinan
b. Jenis-jenis proses pembubutan yang dapat diterapkan sesuai dengan kemampuan SMK
dan alat bubut yang dimiliki pihak SMK
c. Kompetensi guru-guru praktik dalam pembubutan setelah mengikuti program pelatihan
mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil tes praktik bahwa 100%
peserta telah menguasai kompetensi kalibrasi alat ukur.
d. Berdasarkan hasil penugasan yang diberikan, didapat data bahwa kondisi pembubutan
yang ada di SMK 40% sudah tidak presisi.
DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Thomas (1994). Teacher Effectiveness Trainin. New York : Published by David Company,
Inc.
Kira, M. (2007). Learning in the process of industrial work – a comparative study of Finland,
Sweden and Germany. International Journal of Training and Development 11 (2), 86-
Lasco, Orville D., Nelson, Clyde A., Porter, Harold W. (1977). Machine Shop operations and setup.
American Technical Publishers: USA
Marcus, B., Lee, K. And Asthon, M., C. (2007). Personality Dimensions Explaining Relationships
Between Integrity Tests and Counterproductive Behavior: Big Five, or One in Addition?. Personnel
Psychology Journal Vol. 60 Issue 1 pages 1-34.
Noe, R., A. et all. (2004). Human Resource Management. Boston: McGraw-hill Irwin
Nolker, Hemut., & Schoenfeldt, Eberhard. (1983). Pendidikan kejuruan, Pengajaran, Kurikulum,
Perencanaan. (terjemahan Agus Setiadi). Jakarta: PT. Gramedia.
Olsen, J., H., Jr. (1998). The Evaluation and Enhancement of Training Transfer.
Pio, E. (2007). International briefing 17: training and development in New Zealand. International
Journal of Training and Development 11 (1), 71- 83
Prosser, C.A. & Allen, C.R. (1925). Vocational education in a democracy. New York: Century
Publishing
Sirod Hantoro dan Thomas Sukardi. (1990). Teknologi Pemeliharaan Mesin Perkakas.
Liberty: Yogyakarta