Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR

Disusun Oleh :

Okta Bagus Permadi (161021016)

Sidik Winata (161021043)

Hamzah Abdul Hakim (161027106)

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
karunia, sehingga penyusun dapat menyelesaikan lapaoran praktikum manufaktur
ini dengan baik.

Laporan ini disusun guna memberikan pemahaman untuk membuat suatu


produk, baik menggunakan alat konvensional dan non konvesional.

Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada pihak-pihak yang
membantu dalam kegiatan praktikum dan penyusunan laporan ini.

Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi


perbaikan laporan ini. Semoga apa saja yang tertuang dalam laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 12 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi...................................................................................................... iii

Daftar Gambar ............................................................................................ iv

Daftar Tabel ................................................................................................ v

BAB I Mesin Bubut ................................................................................... 1

BAB II Mesin Band Saw ........................................................................... 9

BAB III Mesin Bor Kayu (Drilling) ........................................................... 17

BAB IV Pembuatan Routing Sheet ............................................................ 26

BAB V Pembuatan Produk dengan Proses Manufaktur Subtraktif ........... 32

BAB VI Proses Slicing dan Analisis Perbandingan Proses Manufaktur ... 39

BAB VII Pembuatan Produk dengan Proses Aditif ................................... 52

Daftar Pustaka ............................................................................................ 61

iii
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Bagain-Bagian Mesin Bubut Kayu ......................................... 3

Gambar 1.2 Hasil Kerja Bubut ................................................................... 7

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Mesin Band Saw ........................................... 11

Gambar 2.2 Cara Membelah Kayu ............................................................. 12

Gambar 2.3 Memotong Kayu Bulat ........................................................... 12

Gambar 2.4 Memotong Miring .................................................................. 13

Gambar 2.5 Menggergaji lekungan ............................................................ 13

Gambar 2.6 Hasil akhir dari pemotongan .................................................. 14

Gambar 2.7 Sketsa dan hasil akhir pemotongan pola pertama .................. 15

Gambar 2.8 Sketsa dan hasil akhir pemotongan pola kedua ...................... 15

Gambar 2.9 Sketsa dan hasil akhir pemotongan pola ketiga ..................... 16

Gambar 3.1 Bagian-bagian mesin drill ...................................................... 21

Gambar 3.2 Sebelum proses drilling .......................................................... 24

Gambar 3.3 Proses drilling ........................................................................ 24

Gambar 5.1 Hasil akhir pembuatan produk dengan proses subraktif ........ 37

Gambar 5.2 Hasil akhir pembuatan produk dengan proses subraktif ........ 37

Gambar 5.3 Hasil akhir pembuatan produk dengan proses subraktif ........ 37

Gambar 6.1 Mesin 3D Printer Wanhao Duplicator 5S Mini ...................... 41

Gambar 6.2. Area kerja wanhaomaker ....................................................... 44

Gambar 6.3 Menu pada wanhaomaker ....................................................... 45

iv
Gambar 6.4 Pilih menu add ..................................................................... 45

Gambar 6.5. pilih menu Delete ................................................................ 46

Gambar 6.6. pilih menu slice ................................................................... 46

Gambar 6.7. Menu Category ...................................................................... 49

Gambar 6.8 Rangkuman Setting ................................................................ 49

Gambar 6.9 Hasil Slicing ........................................................................... 50

Gambar 7.1 Mesin 3D Printer Wanhao Duplicator 5S Mini. .................... 53

Gambar 7.2 Pencetakan Wanhao Maker .................................................... 55

Gambar 7.3 Pencetakan Wanhao Maker .................................................... 57

Gambar 7.4 Pencetakan Wanhao Maker .................................................... 58

Gambar 7.5 Pencetakan Wanhao Maker .................................................... 59

Gambar 7.6 Pencetakan Wanhao Maker .................................................... 59

v
vi
Daftar Tabel

Tabel 4.1 Alat dan Bahan ........................................................................... 29

Tabel 4.2 Routing Sheet ............................................................................. 29

vii
BAB I
MESIN BUBUT

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
menyayat benda kerja yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang penyayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian dikenakan pada mata pahat yang digerakan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerak gerakan translasi
dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur kecepatan mesin
ataupun mata pahat maka akan diperoleh berbagai ukuran dan bentuk yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi
yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
2. Tujuan
Adapun tujun dari praktikum penggunaan mesin bubut kayu adalah
sebagai berikut:
a. Mampu memahami bagian-bagian mesin bubut kayu dan fungsinya.
b. Mampu menguasai proses pengoperasian mesin bubut kayu.
c. Mengetahui berbagai jenis pahat yang digunakan dalam mesin bubut
kayu.
d. Memahami penggunaan berbagai jenis pahat.
e. Mengetahui prosedur pembubutan benda kerja yang benar dengan
menggunakan berbagai jenis pahat.
f. Mampu mengaplikasikan fungsi dari mesin bubut kayu dan
berbagai jenis pahat dalam membuat suatu produk.

1
B. Landasan Teori
1. Definisi Mesin Bubut
Mesin bubut (Turning Machine) adalah suatu jenis mesin perkakas
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan
mata potong pahat atau tools sebagai alat untuk menyayat benda kerja
tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang
dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada proses
benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang
pada spindle mesin. Kemudian spindle dan benda kerja berputar dengan
kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk
membentuk benda kerja, akan disayatkan pada benda kerja yang berputar
umunya pahat bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis
mesin bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerja diam.
Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah untuk
memotong benda kerja sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang
diinginkan.
2. Bagian-bagian Mesin Bubut Kayu dan Fungsinya
Mesin bubut kayu beserta nama bagian-bagiannya dapat dilihat pada
Gambar 1.1. Berikut adalah fungsi untuk masing-masing bagian tersebut:
a. Base
Fungsinya adalah sebagai tempat untuk meletakkan semua
komponen yang dimiliki oleh sebuah mesin bubut, tempat landasan
pergerakan komponen.
b. Mekanisme pergerakan
Fungsinya adalah memungkinkan pergerakan mesin bubut.Mekanisme
pergerakan ini terdiri dari motor utama, belt, dan pulley.
c. Headstock
Fungsinya adalah menghubungkan mekanisme pergerakan dengan
benda kerja. Headstock terdiri dari struktur penunjang berupa
semacam tuas roda, yang disebut Spindle, yang digerakkan oleh

2
motor. Spindle ini dapat berputar, namun stabil posisinya (tidak
dapat bergeser ke dalam atau keluar).
d. Tailstock
Tailstock berada di sebelah kanan dari Headstock dan dapat
bergerak sepanjang lintasan dari mulai Tailstock dapat menyentuh
Headstock sampai dengan sejauh panjangnya mesin bubut. Fungsinya
adalah bersama sama Headstock menjepit benda kerja dari dua sisi yang
berseberangan.
e. Tool post
Fungsinya adalah sebagai tempat memasang pahat selama digunakan
untuk membubut.
f. Tombol on-off
Fungsinya adalah untuk menyalakan mesin bubut.
g. Tailstock handwheel
Fungsinya adalah untuk menggerakkan putaran tailstock.
h. Bed
Fungsinya adalah untuk tempat landasan pergerakan tailstock dan
tool post.

Sumber: Google
Gambar 1.1 Bagain-Bagian Mesin Bubut Kayu

3
3. Jenis Pahat Bubut
Dalam pekerjaan membubut diperlukan alat pemotong yang
berfungsi untuk mengiris, menyayat atau menggaruk dan membentuk
benda kerja. Alat potong tersebut disebut pahat bubut. Jenis-jenis pahat
bubut adalah sebagai berikut:
a. Pahat kuku besar
Berfungsi untuk mengawali pembubutan dari bentuk balok menjadi
bentuk silinder dan membentuk cekungan lebar serta dalam.
b. Pahat kuku kecil
Berfungsi untuk membuat cekungan kecil, dan mengikis bagian dalam
dan luar bubutan piring, mangkok dan benda kerja lainnya.
c. Pahat lurus
Berfungsi untuk meratakan permukaan bentuk silinder, kerucut dan
banyak lainnya.
d. Pahat serong/miring
Berfungsi untuk membentuk cembung, alur dan celah miring.
e. Pahat pemotong
Berfungsi untuk memotong, membuat celah lurus/alur
f. Pahat penggaruk
Berfungsi untuk mengikis/menggaruk bagian dalam dan luar
bubutan mangkok, piring, dan benda kerja lainnya.
4. Jenis Proses Pembubutan
Terdapat beberapa jenis proses pembubutan, antara lain sebagai berikut:
a. Pembubutan tepi (facing)
Yakni proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus
dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka
digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta
mengurangi panjang benda kerja.

4
b. Pembubutan silindris (turning)
Yakni proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar
dengan sumbu benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan
untuk membuat bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).
c. Chamfering
Yakni pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung
pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.
d. Pembubutan tirus (taper turning)
Pembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang
menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode
pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus atau konis.
e. Pembubutan ulir (threading)
Bentuk ulir didapat dengan cara menggerinda pahat menjadi bentuk
yang sesuai dengan menggunakan referensi mal ulir (thread gauge),
atau bisa juga menggunakan pahat tertentu ukurannya yang sudah di
jual di pasaran, biasanya untuk ulir-ulir standar.
f. Drilling
Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan
dengan pengeboran menggunakan mesin bor, pengeboran dengan
mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang
berputar benda kerjanya). Pengeboran di sini dimaksudkan untuk
membuat lubang awal pada benda kerja.
g. Boring
Yakni memperbesar lubang pada benda kerja, gerakan pemakanan
sejajar dengan sumbu benda kerja.
h. Kartel (knurling)
Knurling sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling
merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk
membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda
kerja, seperti pada pegangan tang, obeng agar tidak licin.

5
i. Reaming
Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk
memperbesar diameter lubang hasil pengeboran, juga untuk
memperhalus permukaan lubang. Proses reaming merupakan proses
lanjutan dari drilling (meskipun tidak wajib dilakukan proses reaming).
C. Hasil Praktikum dan Pembahasan
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
a. Kayu silinder dengan ukurun yang ditentukan
b. Pahat bubut
c. Jangka sorong
d. Pensil HB
e. Penggaris
f. Mesin bubut kayu
2. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum penggunaan mesin bubut kayu adalah sebagai
berikut:
a. Siapkan benda kerja yaitu kayu silinder dengan ukuran yang telah
ditentukan.
b. Buatlah garis diagonal pada setiap ujung kayu dengan menggunakan
penggaris dan pensil untuk menetukan titik senter.
c. Tandailah titik senter dengan menggunakan trip atau palu besi.
d. Pasanglah benda kerja pada senter mesin bubut namun sebelum
melakukan senter dengan mesin bubut lakukan bor dulu pada bagian
tengah. Kemudian aturlah ketinggian penyangga pahat sesuai dengan
senter mesin bubut.
e. Lakukan:
1) Pembuatan tepi (facing), pada permukaan benda kerja sehingga
benda berkurang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
2) Pembubutan camfering, sehingga benda kerja memiliki chamfer
bersudut 45 sepanjang 2mm.

6
3) Pembubutan silindris (turning), sehingga diameter benda kerja
berkurang sesuai dengan ukuran yang ditentukan.
4) Bubut tirus (taper turning), sehingga benda kerja bagian tirus
bersudut yang ditentukan dengan diameter kecil dan besar sehingga
membentuk kemiringan tirus.
5) Pembubutan ulir (threading), sehingga benda kerja memiliki
bentuk ulir.
3. Hasil Praktikum

Sumber: Hasil Praktikum


Gambar 1.2 Hasil Kerja Bubut

4. Pembahasan
Pada praktikum ini kami membuat benda kerja dari hasil pembubutan dan
ada beberapa poin yang akan kami bahas, yaitu:
a. Ukuran
Sebelum melakukan praktikum, kami diberi lembar kerja yang berisi
gambar benda kerja dan disertai ukurannya. Setelah benda kerja kami

7
buat ternyata ada 2 titik dimana ukurannya tidak sesuai dengan lembar
kerja. Hasil ini dikarenakan pada saat membubut tail stock mesin bubut
mengalami kelonggaran, sehingga putaran benda kerja tidak beraturan
sehingga mempengaruhi hasil/ukuran.
b. Bahan baku
Kayu yang digunakan memiliki serat yang banyak, sehingga
menghasilkan benda kerja yang kurang halus.
c. Hasil
Benda kerja yang kami buat secara garis besar sudah baik, namun ada
beberapa yang masih butuh perbaikan, seperti kekuratan dalam
membubut, pemilihan pahat yang tepat, serta tahap finishing yang harus
dilakukan.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan, praktikan dapat mengambil
sebagai berikut:
a. Praktikan dapat mengetahui proses pengoprasian mesin bubut beserta
bagian komponennya.
b. Praktikan dapat membuat job shet yang telah ditentukan.
c. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis pahat dalam mesin bubut dan
mengetahui fungsi-fungsi dari pahat tersebut. Pahat dapat digunakan
secara baik apabila dalam posisi kerja yang benar.
2. Saran
a. Sebaiknya praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan cepat daripada
mestinya.
b. Sebaiknya alat kerja yang digunakan harus lebih safety lagi.
c. Mudah-mudahan alat praktikum yang digunakan dapat bertambah dan
lebih lengkap.

8
BAB II

MESIN GERGAJI KAYU BAND SAW

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Industri manufaktur memiliki beberapa mesin yang biasa digunakan
dalam pembuatan produk, setiap mesin tersebut mempunyai spesifikasi
yang sangat beragam serta memiliki kelebihan dan kekurangan. Mesin
bandsaw merupakan salah satu mesin yang paling sering digunakan karena
fungsi dari mesin tersebut adalah umtuk membuat bentuk siku pada papan,
membuat sudut, bahkan bentuk-bentuk yang kompleks pembuatan miniatur
mainan tersebut.
Pemotongan lurus dan pemotongan miring dilakukan bertujuan untuk
memproses bahan dasar pembuatan miniatur. Akan tetapi, pelaksanaan
kegiatan tersebut memiliki beberapa kendala. Factor-faktor yang menjadi
kendala pada mesin bandsaw antara lain adalah seringnya mata gergaji
patah akibat setup pemasangan mata gergaji tidak mencapai posisi center,
kesulitan dalam pemotongan miring, pemotongan yang tidak akurat dan
keamanan yang relatif kurang dikarenakan kemungkinan terjadinya kontak
fisik antara mesin dengan pengguna sangat besar.
2. Tujuan
Dari praktikum ini, praktikan diharapkan:
a. Mampu memahami bagian-bagian dan fungsi dari mesin Band Saw.
b. Mampu mengoperasikan mesin Band Saw.
c. Mengetahui prosedur pemotongan dan membelah dengan sudut dalam
posisi tertentu menggunakan mesin Band Saw.
d. Mampu mengaplikasikan fungsi dari mesin Band Saw dalam membuat
suatu produk.

9
B. Landasan Teori
1. Definisi Mesin Band Saw
Mesin Band Saw merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
memotong atau membelah material kayu, besi, keramik, mika dll dengan
menggunakan pita besi yang bergigi. Bnadsaw memutar mata gergaji secara
terus-menerus dengan menggunakan dua buah roda sebagai media putar.
a. Bagian-bagian mesin gergaji pita:
1) Meja Kerja (Work Table)
Yakni digunakan untuk meletakkan benda kerja dan pengaturan
posisinya.
2) Pengaturan Sudut
Digunakan sebagai referensi sudut kemiringan meja kerja.
3) Connection port
Digunakan untuk saluran penyedotan debu serbuk kayu (dust
extraction) yang ada di dalam mesin Band Saw.
4) Kabel listrik
Yakni digunakan untuk mengalirkan listrik ke mesin Band Saw.
5) Tombol on-off
Bagian ini digunakan untuk menyalakan mesin Band Saw.
6) Tuas pengatur sudut
Bagian ini digunakan untuk mengunci posisi/kemiringan meja
kerja.
7) Protractor scale for angle cuts.
Bagian ini digunakan sebagai ukuran kemiringan Mitter Bar.
8) Mitter bar
Yakni digunakan sebagai referensi kemiringan untuk pemotongan
miring benda kerja di atas benda kerja.
9) Clamping knob for angle cutting adjustment
Yakni digunakan untuk mengunci posisi kemiringan Mitter Bar.

10
10) Bilah gergaji
Bagian ini merupakan bagian pokok yang digunakan untuk
melakukan proses pemotongan/penggergajian.

Sumber: Google
Gambar 2.1 Bagian-Bagian Mesin Band Saw.

2. Jenis-jenis Bilah Band Saw


Berikut beberapa jenis bilah Band Saw:
a. Bilah Gergaji Dengan Bentuk gigi N
Bilah gergaji ini digunakan untuk membelah kayu keras.
b. Bilah Gergaji Dengan Bentuk Gigi O
Bilah gergaji ini mempunyai dasar ggi gerigi lebih halus, sehingga dapat
menampung serbuk. Daun gergaji ini memotong lebih cepat dan
digunakan untuk memotong kayu lunak.
c. Bilah gergaji dengan bentuk gigi S
Daun gergaji ini mempunyai dasar lengkung yang tahan terhadap retak.
Cepat untuk membelah atau memotong kayu dengan kekerasan sedang.

11
d. Fungsi mesin gergaji pita dapat digunakan untuk:
1) Membelah papan kayu.

Sumber: Google
Gambar 2.2 Cara Membelah Kayu.

2) Memotong papan kayu.


3) Memotong kayu bulat.

Sumber: Google
Gambar 2.3 Memotong Kayu Bulat

12
4) Memotong atau membelah miring.

Sumber: Google
Gambar 2.4 Memotong Miring.

5) Menggergaji bulatan atau lengkungan dengan diameter tertentu.

Sumber: Google
Gambar 2.5 Menggergaji lekungan.

C. Hasil
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Papan kayu sesuai ukuran yang ditentukan.
b. Pensil HB
c. Penggaris
d. Mesin Band Saw

13
2. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum penggunaan mesin Band Saw adalah sebagai
berikut :
a. Siapkan benda kerja yaitu papan kayu dengan ukuran 20 x 20 cm.
b. Buatlah pola garis lurus pada permukaan kayu, dimana garis tersebut
tegak lurus terhadap sisi panjang kayu, sehingga akan membagi papan
kayu menjadi 2 bagian masing-masing sepanjang 10 cm.
c. Buatlah pola bentuk pertama sesuai yang telah di tentukan
d. Buatlah pola bentuk kedua sesuai yang telah di tentukan
e. Buatlah pola bentuk ketiga sesuai yang telah di tentukan.
f. Lakukanlah pemotongan :
1) Bentuk pola pertama benda kerja tersebut mengikuti pola garis
yang telah dibuat dengan menggunakan mesin Band Saw.
2) Bentuk pola kedua benda kerja tersebut mengikuti pola garis yang
telah di buat dengan menggunakan mesin Band Saw.
3) Bentuk pola ketiga benda kerja tersebut mengikuti pola garis yang
telah di buat dengan menggunakan mesin Band Saw.
3. Hasil Praktikum
Setelah melakukan praktikum proses manufaktur menggunakan mesin
Band Saw dan menggunakan teknik pemotongan, adapun hasil berupa
gambar benda kerja yang telah dibentuk seperti yang telah diperintahkan
pada prosedur penggergajian sebagai berikut :

Sumber: Hasil Praktikum

Gambar 2.6 Hasil akhir dari pemotongan.

14
D. Pembahasan
1. Pemotongan benda kerja pada pola pertama.
Pembuatan benda kerja ini untuk memotong papan kayu dengan
menggunakan mesin Band Saw sesuai pola yang telah di tentukan. Cara
kerja dari gergaji tersebut yaitu bilah gergaji pita yang di putar oleh kedua
roda atas dan bawah, dan pemotongan benda kerja secara arah melintang.
Kesulitan dalam pengerjaan ini mengarahkan papan kayu untuk di potong
sesuai pola yang telah di gambar harus stabil, ketika mengarahkan papan
kayu tidak sesuai atau tidak stabil akan mengakibatkan salah dalam
pemotongan atau tidak rapi.

Sumber: Hasil Praktikum


Gambar 2.7 Sketsa dan hasil akhir pemotongan pola pertama.
2. Pemotongan benda kerja pada pola kedua dengan cara yang sama.

Sumber: Hasil Praktikum


Gambar 2.8 Sketsa dan hasil akhir pemotongan pola kedua.

15
3. Pemotongan benda kerja pada pola ketiga dengan cara yang sama.

Sumber: Hasil Praktikum

Gambar 2.9 Sketsa dan hasil akhir pemotongan pola ketiga.

E. Penutup
Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan dan disarankan:
1. Kesimpulan
Setelah mengikuti praktikum ini praktikan mampu mengetahui fungsi
bagian-bagian dari mesin Band Saw, mampu mengoperasikan mesin Band
Saw, mampu mengetahui prosedur pemotongan dan pembelahan yang benar
dengan sudut dan posisi tertentu. Selanjutnya praktikan diharapkan dapat
mengaplikasikan fungsi dari mesin Band Saw untuk membuat suatu produk.
2. Saran
Selalu kosentrasi dalam menggunakan mesin. Dan selalu menggunakan
alat pelindung diri dan peralatan dengan baik dan benar sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan, karena keselamatan praktikan adalah yang
utama.

16
BAB III
MESIN BOR KAYU (DRILLING)

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang industri
terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk
mempermudah dan menambah kenyamanan manusia dalam mencukupi
kebutuhannya.
Pada pekerjaan mekanik yang dilakukan di bengkel biasanya
dikerjakan dengan menggunakan beberapa peralatan tertentu. Kadang
pekerjaan tersebut dikerjakan cukup hanya menggunakan peralatan
tangan saja, namun ada juga yang menggunakan peralatan mesin. Ada
beberapa jenis peralatan mesin yang sering digunakan sebagai alat
utama proses penyelesaian suatu pekerjaan di samping peralatan bantu
lainnya. Salah satu jenis pekerjaan yang memerlukan peralatan mesin
tersebut antara lain adalah mesin bor, dimana dalam penggunaanya
diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan baik supaya
selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan seefisien
mungkin.
Perkakas bor merupakan salah satu perkakas terpenting dalam
perbengkelan yang berfungsi untuk membuat lubang. Peran utama dari
perkakas bor ini adalah menggenggam mata bor, memutarnya, mengikis
dengan puntiran dari mata bor untuk menghasilkan lubang pada benda
kerja.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum penggunaan mesin bor kayu adalah
sebagai berikut:
a. Mampu memahami bagian-bagian dan fungsi dari mesin bor kayu.

17
b. Mengetahui berbagai jenis mata bor yang digunakan pada mesin bor
kayu.
c. Mampu mengoperasikan mesin bor kayu menggunakan berbagai
jenis mata bor.
d. Mengetahui dan mengerti proses pembuatan ulir dalam atau tapping.
e. Mampu mengaplikasikan fungsi dari mesin bor kayu dalam
membuat sebuah produk.
B. Landasan Teori
1. Definisi Mesin Kor Kayu
Mesin bor adalah mesin yang digunakan untuk membentuk suatu
lubang berbentuk bulat pada benda kerja menggunakan mata bor yang
gerakannya berputar searah sumb mesin. Mata bor adalah alat pvngikis
kayu yang digunakan pada proses pengeboran.
Mesin bor biasa digunakan untuk membuat lubang (drilling),
reaming, dan counter boring. Benda kerja diletakkan pada table dan jika
diperlukan pada ragum (vise) yang biasanya ada sebagai perlengkapan
tambahan pada mesin bor. Selanjutnya, mata bor yang mendapat daya
dan putaran dari motor listrik ditekankan pada benda kerja tersebut.
2. Jenis-Jenis Mesin Bor
a. Mesin Bor Meja
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.
Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan
diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip
kerja mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke
poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar
yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik
turun dengan bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat
mengatur tekanan pemakanan saat pengeboran.
b. Mesin Bor Tangan (pistol)
Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan

18
biasanya digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat
logam. Khusus Mesin bor ini selain digunakan untuk membuat
lubang juga bisa digunakan untuk mengencangkan baut maupun
melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan dan kiri.
Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan
juga fungsinya masing-masing.
c. Mesin Bor Radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda
kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai,
sedangkan meja mesin telah terpasang secara permanen pada
landasan atau alas mesin. Pada mesin ini benda kerja tidak bergerak.
Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda kerja, poros
utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik
turun melalui perputaran batang berulir.
d. Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang
lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat
dikendalikan secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran,
poros utamanya digerakkan naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat
diputar 360 , mejanya diikat bersama sumbu berulir pada batang
mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan
menggerakkan engkol.
e. Mesin Bor Koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin
bor yang lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan
posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk
membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan
diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan
ketelitian yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang
tinggi tersebut digunakan meja kombinasi yang dapat diatur dalam
arah memanjang dan arah melintang dengan bantuan sistem optik.

19
Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sistem optik dapat diatur
sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
f. Mesin Bor Lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin
bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai
ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang
pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk
pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.
g. Mesin Bor Berporos
Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah
meja dengan empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan
beberapa operasi sekaligus, sehingga lebih cepat.untuk produksi
masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan sebuah kepala
penggerak.
3. Bagian-Bagian Utama Mesin Bor (Drilling)

Sumber : The Engineering: Mesin Drilling


Gambar 3.1 Bagian-bagian mesin drill.

20
a. Base (Dudukan)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor.
Base terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.
Pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan
pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
b. Column (Tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-
bagian yang digunakan untuk proses pengeboran. Column berbentuk
silinder yang mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari
meja kerja.
c. Table (Meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di
bor. Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk
mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa
berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang
melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran
bisa diputar 3600 dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya
itu dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi
meja sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja
agar diam menggunakan ragum yang diletakkan di atas meja.
d. Drill (Mata Bor)
Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien.
Mata bor yang paling sering digunakan adalah bor spiral, karena
daya hantarnya yang baik, penyaluran serpih (geram) yang baik
karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang
menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah
diameter bor. Bidangbidang potong bor spiral tidak radial tetapi
digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran
kecil yang merupakan hati bor.

21
e. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang
memegang/mencekam mata bor.
f. Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh
motor dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed
handle untuk proses pemakananya.
g. Drill Feed Handle
Handle untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor
ke benda kerja ( memakankan).
h. Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk
kelengkapanya mulai dari kabel power dan kabel penghubung ,
fuse/sekring, lampu indicator, saklar on/off dan saklar pengatur
kecepatan.
4. Jenis Pengerjaan Pengeboran
Jenis cutting tool (mata bor) yang digunakan dalam proses pengeboran
antara lain:
a. Drilling
Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda
kerja yang solid.
b. Step drill
Proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan diameter
bertingkat.
c. Reaming
Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang
sudah ada sebelumnya.
d. Boring
Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik
pahat. Boring lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran
lubang, atau keselarasan dan dapat menghasilkan lubang yang halus.

22
e. Counter Bore
Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan
pemotongan. Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang
yang telah dibuat dengan kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi
kepala baut
f. Countersink (bor benam)
Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang
untuk mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60 , 82 , 90
, 100 , 110 , 120
g. Tapping
Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini
dilakukan baik oleh tangan atau oleh mesin.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Praktikum
Sebelum proses drilling dilakukan benda kerja masih dalam bentuk
utuh, selanjutnya gambar pola untuk menentukan bagian mana yang
akan di bor / drilling.

Sumber : Dokumentasi Praktikum Manufaktur.


Gambar 3.2 Sebelum proses drilling
Sesudah proses drilling dilakukan bentuk benda kerja akan berubah
sesuai dengan pola yang telah diinginkan.

23
Sumber : Dokumentasi Praktikum Manufaktur.
Gambar 3.3 Proses drilling

2. Pembahasan
Adapun langkah kerja dalam penggunaan mesin bor kayu adalah sebagai
berikut:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menggunakan alat pelindung diri (APD).
c. Mengukur dan membuat pola pada papan kayu.
d. Memilih ukuran mata bor yang akan digunakan.
e. Memasang mata bor pada chuck mesin bor kayu.
f. Menempatkan benda pada meja (table)
g. Menghidupkan mesin bor kayu dengan menekan saklar on.
h. Memutar feed lever handle sehingga mata bor turun dan memakan
benda kerja.
i. Melubangi benda kerja sesuai dengan polah yang telah digambar.
j. Setelah selesai, menekan tombol off pada mesin bor kayu untuk
mematikan mesin.
k. Membersihkan mesin bor kayu dan tempat kerja dari serbuk kayu.
l. Mengembalikan alat, bahan dan alat pelindung diri yang telah
digunakan.

24
D. Penutup
1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah diselesaikan, dapat disimpulkan bahwa:
a. Mesin bor kayu memiliki berbagai fungsi diantaranya adalah
drilling, reaming, boring, dll.
b. Mata bor mesin bor kayu memiliki berbagai macam jenis dan
fungsinya masing-masing.
c. Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang
digunakan untuk melubangi suatu benda.
d. Fungsi mesin drilling (bor) : Pembuatan lubang, pembesaran lubang,
dan chamster.
e. Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam
lubang/benda kerja dalam satu kali putaran mata bor.
2. Saran
a. Berhati-hati dalam penggunaan mesin bor kayu.
b. Selalu memakai alat pelindung diri.
c. Ada baiknya mesin drill diberi pelumas agar terawat dengan baik.
d. Rutin untuk mengasah mata bor yang digunakan secara rutin agar
dapat lebih produktif saat pemakaian dan untuk mencegah
tumpulnya mata bor.

25
BAB IV

PEMBUATAN ROUTING SHEET

A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Untuk dapat merancang suatu produk yang akan dibuat, langkah
pertama yang harus diketahui adalah bahan produksi, alat bantu produksi
dan jumlah kebutuhan mesin. Oleh karena itu harus diketahui waktu proses
untuk membuat produk tersebut. Dengan Routing Sheet bisa diketahui urut-
urutan mesin/peralatan yang dibutuhkan untuk membuat produk yang akan
kita buat, sehingga bisa diprediksi kebutuhan dari bahan, mesin ataupun
peralatan yang digunakan.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Memahami bentuk dan ukuran gambar teknik dari suatu produk.
b. Mampu merencanakan proses-proses yang harus dilakukan untuk
membuat suatu produk yang telah ditentukan berdasarkan format yang
diberikan.
c. Memahami kegunaan dari suatu routing sheet.
B. Landasan Teori
Routing sheet Peta proses operasi membutuhkan suatu dokumen utama
yang dikenal dengan nama Master Route Sheet atau Routing Sheet.
Merupakan tahap awal yang harus dilakukan sebelum kegiatan produksi
dimulai adalah mengidentifikasi ataupun menentukan urut-urutan
mesin/peralatan, proses dan operasi yang sesuai dengan kebutuhan dan
efisiensi. Digunakan untuk mengetahui jalannya proses produksi dari
komponen-komponen kursi kita dapat menggunakan pola peta proses produksi.
Hasil identifikasi ataupun penentuan ini biasanya disajikan dalam bentuk apa
yang dinamakan dengan Routing Sheet.

26
Routing Sheet ini merupakan hal yang sangat penting bagi pengawasan
produksi, karena merupakan penentuan mutu produk yang akan dibuat, dan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan produk
tersebut. Merencanakan tata letak fasilitas dan pemindahan adalah pembuatan
Routing Sheet. Routing Sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang
dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam
usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan. Data yang
diperlukan dalam pembuatan routing sheet adalah:
1. Kapasitas mesin (waktu standar dalam operasi)
2. Persentase scrap
3. Efisiensi mesin Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum membuat Routing
sheet adalah sebagai berikut :
a. Bahan/material yang digunakan untuk memproduksi suatu produk.
b. Banyaknya satuan unit produk yang akan dibuat.
c. Urut-urutan kegiatan yang sifatnya tetap.
d. Peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
e. Komponen- komponen untuk assembling setelah diproduksi.
Lembaran urutan proses (routing sheet) adalah tabulasi langkah-langkah
yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dengan rincian yang
perlu dari hal-hal yang berkaitan. (Apple, 1990) Tujuan dari routing sheet ini
ialah untuk mengetahui jumlah mesin/peralatan produksi yang diperlukan
dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan, dengan memperhatikan
persentase scrap, kapasits mesin atau peralatan dan efisiensi departemen atau
pabrik. Informasi yang dapat diperoleh dari routing sheet:
1. Jumlah yang disiapkan oleh tiap operasi
2. Jumlah yang dihasilkan dengan efisiensi yang telah ditentukan
3. Jumlah mesin teoritis dan actual.

27
C. Hasil
1. Alat dan bahan:
Tabel 4.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mesin Bubut
Mesin Drilling
Mesin Bendsaw
Jangka Sorong
Penggaris Kayu
Pena
Amplas
Jangka
Pahat
Gergaji

3. Cara kerja (Routing Sheet):


Tabel 4.2 Roating Sheet
No Uraian Pekerjaan Mesin Alat Bantu Bahan Sketsa
Penggaris
Drilling Pena
1 Saiapkan alat dan Bendsaw Pahat kayu
bahan Bubut Jangka
sorong
Jangka
Amplas
Gergaji
2 Cek Mesin Drilling
Bendsaw
Bubut
3 Mengukur Diameter Jangka Kayu
kayu untuk Pena
pembuatan Roda
(30mm)dan tandai
bagian tengahnya
4 Bubut kayu hingga Bubut Pahat Kayu
berdiameter (30mm) Jangka
sorong

28
5 Haluskan Kayu yang Amplas Kayu
sudah dibubut
6 Ukur kayu yang Penggaris kayu
sudah dihalus kan Pena
dengan ketebalan
(5mm) sebanyak 4
buah
7 Potong kayu yang Bendsaw Kayu
sudah diberi ukuran
tadi sebanyak 4 buah
8 Haluskan kembali Amplas Kayu
kayu yang sudah di
potong
9 Lubangi bagian Drilling kayu
tengah kayu
berjumlah 4 tadi
yang sudah ditandai
dan di potong,
dengan diameter
lubang (3mm)
10 Buat bagian dinding Gergaji Penggaris kayu
samping miniatur Pena
kereta dengan kayu
berbentuk silinder
berdiameter (3mm)
dan tinggi (100mm)
berjumlah 10 buah
11 Mengukur kayu Penggaris Kayu
untuk Membuat pena
bagian atas dari
miniatur kereta
sebagai penyangga
bagian samping
kereta, berjumlah 2
buah. Panjang
(100mm), Lebar
(10mm), Tinggi
(10mm)
12 Potong kayu sesuai Bendsaw kayu
ukuran untuk
pembuatan bagian
atas dari miniatur
kereta sebagai
penyangga bagian
samping kereta,
berjumlah 2 buah.

29
Panjang (100mm),
Lebar (10mm),
Tinggi (10mm)
13 Haluskan kembali Amplas Kayu
kayu yang sudah di
potong
14 Kayu yang sudah Penggaris
dihaluskan tadi pena
kemudian diukur
untuk membuat jarak
untuk penyangga
bagian samping
kereta, yaitu berjarak
(20mm) sebanyak 5
buah tanda tepat
dibagian tengah
15 Lalu bor bagian yang Drilling kayu
sudah di tandai tadi
sesuai banyaknya
tanda (5) dengan
mata bor (3mm)
16 Ukur kayu untuk Penggaris Kayu
Buat bagian body pena
bawah/alas dengan
ukuran panjang
(200mm) lebar
(100mm) tinggi
(20mm)
17 Potong kayu tadi Bandsaw Kayu
yang sudah diukur
sesuai ukuran yang
ditentukan
18 Kemudian haluskan amplas
kayu yang sudah di
potong tadi
19 Ukur kembali dan Penggaris Kayu
tandai kayu yang pena
sudah dihaluskan
tadi, jarak dari
pinggir kanan (5mm)
dan kiri (5mm) lalu
ukur lagi untuk
membuat lubang
untuk tiang
penyangga sebanyak
5 buah dengan jarak

30
(20mm) untuk
daerah yang akan
dilubangi
20 Lubangi bagian alas drilling Kayu
kereta yang tadi
sudah ditandai
dengan mata bor
(3mm) berjumlah 5
lubang dengan jarak
antara lubang
(20mm)

D. Penutup
1. Kesimpulan
Routing Sheet sangat membantu untuk mengetahui aliran pross
yang dialami oleh bahan baku untuk tiap jenis komponen benda kerja
dengan mengetahui mesin apa yang akan digunakan dan sebagai dasar
dalam penentuan langkah-langkah yang dikerjakan untuk memperbaiki
cara kerja seseorang yang sedang dilakukan dengan diketahuinya lama
waktu pelaksanaan pekerjaan, supaya lebih efisien dalam waktu
pengerjaan benda kerja.
2. Saran
Dalam praktikun ini kami sebagai praktikan menyarankan pada
lembar kerja routing sheet supaya di buat bolak-balik/dikasih 2 lembar
untuk tabel karena untuk antisipasi bila kolom tabel tidak cukup saat
pembuatan routing sheet.

31
BAB V
PEMBUATAN PRODUK DENGAN PROSES MANUFAKTUR
SUBRAKTIF

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Untuk dapat merancang tata letak suatu pabrik, langkah selanjutnya
yang harus diketahui adalah waktu produksi dan jumlah kebutuhan mesin.
Dalam membuat suatu produk dan untuk dapat merancang suatu produk,
langkah yang harus diketahui adalah waktu produksi dan kebutuhan mesin
apa yang akan digunakan, harus diketahui waktu proses untuk membuat
produk tersebut. Sehingga bisa diprediksi kebutuhan dari bahan, mesin
ataupun peralatan yang digunakan. Tugas membuat produk dengan proses
manufaktur substraktif ini merupakan kelanjutan dari tugas merancang
peta proses operasi atau routing sheet yang telah di buat sebelumnya untuk
pembuatan suatu produk yang ditujukan untuk mengetahui jumlah
kebutuhan bahan, mesin ataupun peralatan pada kapasitas dan efisiensi
yang ada dengan efisien.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Bab VI ini adalah sebagai berikut :
a. Praktikum dapat mengoperasikan mesin-mesin yang digunakan untuk
membuat produk dengan proses manufaktur subraktif.
b. Praktikan mampu mempraktekan pengetahuan mengenai cara
pengoperasian mesin yang telah diperoleh.
c. Praktikan mampu membuat suatu produk menggunakan mesin-mesin
yang telah disediakan.
3. Manfaat
a. Mengetahui banyaknya siklus mesin dan bahan baku yang diperlukan.
b. Memperbaiki metode kerja, dengan menurunkan waktu standar.
c. Menentukan alat dan bahan atau mesin yang digunakan secara tepat.

32
B. Landasan Teori
Lembar urutan proses atau lembar operasi adalah tabulasi langkah-
langkah yang dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian
yang perlu dari hal-hal yang berkaitan (Apple, 1990). Lembar urutan proses
terutama ditujukan untuk mengetahui jumlah mesin atau peralatan produksi
yang diperlukan dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan dengan
memperhatikan persentase bahan baku yang terbuang, kapasitas mesin atau
peralatan dan efisiensi departemen atau pabrik.
C. Hasil
1. Alat dan Bahan Praktikum
Berikut ini adalah alat dan bahan yang dibutuhkan oleh praktikan :
a. Kayu
b. Perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri)
c. Pensil
d. Busur
e. Routing sheet
f. Mesin subraktif band saw, jig saw, drill, bubut
g. Wear pack
2. Prosedur Praktikum
Berikut ini adalah prosedur dari praktikum Bab V:
a. Praktikan melengkapi diri dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang
tersedia.
b. Praktikan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
c. Praktikan membagi tugas dengan kelompoknya sebagai operator,
sebagai pencetak waktu dan kondisi yang sedang berjalan senagai
asisten operator.
d. Praktikan melakukan proses manufaktur subraktif.

33
3. Cara kerja (Routing Sheet):

No Uraian Pekerjaan Mesin Alat Bantu Bahan Sketsa


Penggaris
Drilling Pena
1 Saiapkan alat dan Bendsaw Pahat kayu
bahan Bubut Jangka
sorong
Jangka
Amplas
Gergaji
2 Cek Mesin Drilling
Bendsaw
Bubut
3 Mengukur Diameter Jangka Kayu
kayu untuk Pena
pembuatan Roda
(30mm)dan tandai
bagian tengahnya
4 Bubut kayu hingga Bubut Pahat Kayu
berdiameter (30mm) Jangka
sorong
5 Haluskan Kayu yang Amplas Kayu
sudah dibubut
6 Ukur kayu yang Penggaris kayu
sudah dihalus kan Pena
dengan ketebalan
(5mm) sebanyak 4
buah
7 Potong kayu yang Bendsaw Kayu
sudah diberi ukuran
tadi sebanyak 4 buah
8 Haluskan kembali Amplas Kayu
kayu yang sudah di
potong
9 Lubangi bagian Drilling kayu
tengah kayu
berjumlah 4 tadi
yang sudah ditandai
dan di potong,
dengan diameter
lubang (3mm)
10 Buat bagian dinding Gergaji Penggaris kayu
samping miniatur Pena
kereta dengan kayu
berbentuk silinder

34
berdiameter (3mm)
dan tinggi (100mm)
berjumlah 10 buah
11 Mengukur kayu Penggaris Kayu
untuk Membuat pena
bagian atas dari
miniatur kereta
sebagai penyangga
bagian samping
kereta, berjumlah 2
buah. Panjang
(100mm), Lebar
(10mm), Tinggi
(10mm)
12 Potong kayu sesuai Bendsaw kayu
ukuran untuk
pembuatan bagian
atas dari miniatur
kereta sebagai
penyangga bagian
samping kereta,
berjumlah 2 buah.
Panjang (100mm),
Lebar (10mm),
Tinggi (10mm)
13 Haluskan kembali Amplas Kayu
kayu yang sudah di
potong
14 Kayu yang sudah Penggaris
dihaluskan tadi pena
kemudian diukur
untuk membuat jarak
untuk penyangga
bagian samping
kereta, yaitu berjarak
(20mm) sebanyak 5
buah tanda tepat
dibagian tengah
15 Lalu bor bagian yang Drilling kayu
sudah di tandai tadi
sesuai banyaknya
tanda (5) dengan
mata bor (3mm)
16 Ukur kayu untuk Penggaris Kayu
Buat bagian body pena
bawah/alas dengan

35
ukuran panjang
(200mm) lebar
(100mm) tinggi
(20mm)
17 Potong kayu tadi Bandsaw Kayu
yang sudah diukur
sesuai ukuran yang
ditentukan
18 Kemudian haluskan amplas
kayu yang sudah di
potong tadi
19 Ukur kembali dan Penggaris Kayu
tandai kayu yang pena
sudah dihaluskan
tadi, jarak dari
pinggir kanan (5mm)
dan kiri (5mm) lalu
ukur lagi untuk
membuat lubang
untuk tiang
penyangga sebanyak
5 buah dengan jarak
(20mm) untuk
daerah yang akan
dilubangi
20 Lubangi bagian alas drilling Kayu
kereta yang tadi
sudah ditandai
dengan mata bor
(3mm) berjumlah 5
lubang dengan jarak
antara lubang
(20mm)

36
4. Hasil Pembahasan

Sumber : Lab praktikum manufaktur


Gambar 5.1 Hasil akhir pembuatan produk dengan proses subraktif

Sumber : Lab praktikum manufaktur


Gambar 5.2 Hasil akhir pembuatan produk dengan proses subraktif

Sumber : Lab praktikum manufaktur

37
Gambar 5.1 Hasil akhir pembuatan produk dengan proses subraktif
D. Penutup
1. Kesimpulan
a. Praktikan dapat mengoperasikan mesin-mesin yang digunakan untuk
membuat produk dengan proses manufaktur subraktif.
b. Praktikan mampu mempraktekan pengetahuan mengenai cara
pengoperasian mesin yang telah diperoleh.
c. Praktikan mampu membuat suatu produk menggunakan mesin-mesin
yang telah disediakan.
2. Saran
Dalam praktikum ini sebagai praktikan menyarankan untuk peralatan
yang digunakan lengkap untuk menunjang kebutuhan praktikan saat
melakukan praktikum pembuatan produk.

38
BAB VI

PROSES SLICING DAN ANALISIS PERBANDINGAN PROSES


MANUFAKTUR

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Rapid prototyping dapat didefinisikan sebagai metode-metode yang
digunakan untuk membuat model berskala (prototype) dari mulai bagian
suatu produk (part) ataupun rakitan (assembly) secara cepat dengan
menggunakan data computer aided design (CAD) tiga dimensi. Pada
proses 3D printing pengaturan objek sangat menentukan terhadap
kwalitas produk dan waktu proses yang dilakukan. Penelitian ini
dilakukan dengan variasi orientasi objek secara vertical dan horizontal
terhadap dua jenis material polymer ABS dan PLA dengan tujuan untuk
mengetahui waktu proses dan kwalitas produk. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan printer 3D. Dari penelitian ini diperoleh hasil
bahwa pada proses pembuatan specimen untuk bahan PLA dan ABS
pemilihan posisi orientasi objek secara horizontal menghasilkan waktu
proses yang lebih singkat dan kondisi permukaan yang nilai kekasaran
permukaan yang lebih kecil dibanding posisi orientasi vertical.
Dalam rapid prototyping banyak alat yang digunakan untuk
membuat objek 3D, salah satunya adalah 3D printer. 3D printer adalah
salah satu dari proses rapid prototyping dimana objek tiga dimensi
dihasilkan dengan meletakkan lapisan berturut-turut dari material. 3D
Printer menawarkan pengguna kemampuan untuk mencetak bagian dan
rakitan yang terbuat dari beberapa bahan dengan sifat mekanik dan fisik
yang berbeda dalam proses pembuatan tunggal. Teknologi canggih
pencetakan model 3D menghasilkan model yang meniru tampilan, rasa
dan fungsi prototype produk. Perkembangan 3D printer saat ini semakin
luas, objek dari 3D printer bukan hanya sebagai prototype akan tetapi
juga sebagai benda akhir fungsional. Berbagai macam pengguna

39
menggunakan 3D printer untuk berbagai tujuan, seperti kesenian,
mainan, alat, barang rumah tangga, bahkan hingga instrumen ilmiah.
Pengguna yang menggunakan produk fungsional dari 3D printer dengan
tujuan membuat alat dan instrumen ilmiah tersebut, membutuhkan
komponen dengan karakeristik bahan yang sesuai dengan spesifikasi
sehingga dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang dinginkan. Salah satu
contoh penggunaan produk fungsional dari 3D printer yaitu seperti
contoh sepeda gunung yang rangkanya terbuat dari 3D printer dengan
menggunakan PLA. Sepeda gunung ini bernama Aenimal Bhulk yang
dibuat oleh Eurocompositi Design Studio.
PLA Oleh karena alasan produk dari 3D printer digunakan sebagai
benda akhir fungsional, dibutuhkan informasi mengenai karakteristik
mekanik dari produk yang dicetak menggunakan mesin 3D printer.
Selain karakteristik mekanik, pada produk dari 3D printer yang
berfungsi sebagai benda akhir fungsional juga membutuhkan
keakuratan dalam dimensi produk yang dihasilkan. Oleh karena itulah,
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik mekanik dan
akurasi dimensi dari produk yang dicetak dengan menggunakan mesin
3D printer, serta mengetahui bagaimana cara agar mendapatkan
karakteristik mekanik bahan terutama kuat tarik yang optimal dan
akurasi dimensi yang sesuai dengan model digital (CAD). Tujuan
tersebut dapat dicapai dengan melakukan optimasi parameter proses
pada mesin 3D printer yang digunakan. Optimasi parameter proses perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk yang dicetak, karena
menurut Patel dkk (2012), kualitas dari produk yang dicetak
menggunakan FDM secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai macam
parameter proses yang digunakan selama proses cetak.
Pada penelitian ini, digunakan bahan filamen PLA berwarna putih
merek ESUN yang mempunyai diameter 3 mm. Penggunaan bahan PLA
ini karena menurut Lapidos (2007) dibandingkan dengan PLA, bahan
ABS bersifat toxic, menimbulkan asap yang berbau tidak sedap, dan

40
juga berpotensi merusak lingkungan dan juga kesehatan pada manusia.
Mesin 3D printer yang dioptimasi parameter prosesnya adalah Wanhao
Duplicator 5S Mini yang menggunakan prinsip fused deposition
modelling (FDM). Mesin 3D printer Wanhao Duplicator 5S Mini ini
telah dimiliki Laboratorium Desain dan Pengembangan Produk sejak
bulan Mei 2015. Alasan pemilihan 3D printer berbasis FDM ini karena
menurut Durgun dkk (2014) bila dibandingkan dengan metode additive
manufacturing lainnya seperti stereolithography (SLA) dan laminated
object manufacturing (LOM), metode FDM ini lebih umum digunakan
saat ini, serta juga mempunyai harga yang lebih murah.

Sumber : Modul Praktikum 2017


Gambar 6.1 Mesin 3D Printer Wanhao Duplicator 5S Mini
Penelitian mengenai optimasi parameter proses untuk mendapatkan
karakteristik mekanik optimal pada mesin 3D printer sebelumnya
pernah dilakukan oleh Lanzotti dkk (2014) dan Tymrak dkk (2014).
Akan tetapi, pada penelitian tersebut mesin 3D printer yang digunakan
adalah mesin 3D printer open-source RepRap, berbeda dengan
penelitian ini yang menggunakan mesin 3D printer Wanhao Duplicator
5S Mini. Melalui optimasi parameter proses pada mesin 3D printer
Wanhao Duplicator 5S Mini, diharapkan dapat membantu pengguna 3D
printer untuk mendapatkan produk dengan kekuatan tarik yang optimal,
serta dimensi akurat yang sesuai dengan model digital tanpa harus
melakukan ekperimen terlebih dahulu.

41
Pengaturan parameter proses yang optimal dapat dilakukan terdapat
beberapa cara, salah satunya desain eksperimen. Desain eksperimen
adalah metode eksperimen yang menjadi salah satu teknik untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan metode Response Surface sebagai metode optimasi untuk
menemukan parameter proses optimal agar didapatkan kekuatan tarik
dan akurasi dimensi yang maksimal. Alasan pemakaian metode
Response Surface pada penelitian ini dikarenakan metode Response
Surface lebih menjanjikan dibanding dengan Taguchi yang dibuktikan
dengan memberikan error yang lebih kecil dalam model dan juga
eksperimen validasinya menyimpulkan bahwa, berbeda dengan metode
Respon Surface yang mampu memprediksi secara jelas signifikansi dari
persamaan interaksi dan square, metode Taguchi biasanya digunakan
hanya untuk interaksi linier saja. Hal ini disebabkan karena didalam
Taguchi interaksi diantara variabel bebas tersamarkan dengan main
effect dari variabel bebas itu sendiri.
2. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari pratikum Bab VI ini adalah sebagai berikut
a. Mampu mengoperasikan mesin untuk proses manufaktur aditif.
b. Mampu membuat desain desain proses untuk membuat suatu produk
menggunakan mesin 3D printing.
c. Mampu melakukan analisi perbandingan antara proses manufaktur
subraktif dan aditif.
B. Landasan Teori
Mesin 3D printer adalah proses pembuatan benda padat tiga dimensi
dari sebuah desain secara digital menjadi bentuk 3D yang tidak hanya dapat
dilihat tapi juga di pegang dan memiliki volume. Pada dasarnya, cara kerja
membuat cetakan 3 dimensi sama saja dengan printer inkjet konvesional
dimana printer membuat layer atau lapisan-lapisan cetakan warna untuk
membuat sebuah objek terlihat seperti seharusnya. Hanya saja pada 3D
printer yang digunakan bukanlah tinta tetapi plastic molten wax dan

42
material lainnya sehingga menjadi sebuah objek yang diinginkan. Prinsip
utama untuk pencetakan 3D yaitu membutuhkan data yang terbentuk 3
dimensi juga. Berbeda dengan teknologi seperti pada mesin CNC
(Computer Numerical Control) yaitu substractive manufacturing, mesin 3D
printer membuat teknologi additive manufacturing dimana objek terbangun
dengan membentuk layer per layer material, bukan membuang material
seperti pada laser cutting/milling machine.
1. Cara Kerja Mesin 3D Printer
Cara kerja mesin 3D printer secara umun terbagi menjadi 4 tahapan
proses yaitu :
a. Model objek 3D
Model objek 3D dapat dibuat dengan menggunakan softwer khusus
untuk desain 3D yang printernya mendukung, contohnya seperti
Solidwork, Catia, Delcam, Inventor, dan lain-lain. Format model obyek
3D ini adalah *.stl.
b. Proses slicing
Proses slicing adalah proses mengubah format *.stl. menjadi e-file.
Pada proses ini, dilakukan proses pemotongan suatu bentuk model
obyek 3D menjadi bagian per-bagian yang akan disusun mesin 3D
printer. Maka disini diatur diantaranya mengenai ketinggian
bagian,lebar bagian, suhu untuk melelahkan material, tingkat kepadatan
bagian, dan lain-lain.
c. Proses Printing
Hasil dari proses slicing dalam bentuk e-file tadi dapat
diinputkan pada mesin 3D printer, dilakukan proses set-up, dan
kemudian e-file tersebut bisa langsung di-print. Proses printing ini
menggunakan prinsip dasar additive layer dengan rangkain proses
mesin membaca rancangan 3D dan mulai menyusun lapisan secara
berturut-turut untuk membangun model virtual digabungkan secara
otomatis untuk membentuk susunan lengkap yang utuh.

43
d. Proses Finishing
Pada tahap ini anda dapat menyempurnakan bagian-bagian
kompleks yang bisa jadi disebabkan oleh over sized atau ukuran
yang berbeda dari yang diinginkan. Teknik tambahan untuk
menyempurnakan proses ini dapat pula menggunakan teknik
multiple material atau material berbeda multiple color atau
kombinasi warna.
1. Proses Slicing Dengan Software Wanhaomaker
Berikut ini adalah beberapa penjelasan dalam proses slicing
menggunakan software wanhoamaker.
a. Cara membuka software wanhaomaker adalah dengan mengklik
cepat 2x pada shortcut wanhaomaker.
b. Kemudian akan mucul area kerja seperti gambar 1.2, dan area kerja
ini merupakan tempat untuk pengeditan model obyek 3D format
*stl. Sebelum diinput ke mesin 3D printer.

Sumber : Modul Praktikum 2017


Gambar 6.2. area kerja wanhaomaker
c. Menu-menu pada wanhaomaker dapat dilihat pada gambar 1.3, dan
keterangan mengenai masing-masing menu tersebut adalah sebagai
berikut :

Sumber : Modul Praktikum 2017


Gambar 6.3 Menu pada wanhaomaker

44
1) Add: digunakan untuk menambahkan file atau meletakan desain
yang sudah dibuat dan dirubah keformat *.stl ke lembar kerja
wanhaomaker.
2) Delete: untuk mengapus desain yang sudah dibuat dan dirubah
keformat *.stl ke lembar kerja wanhaomaker.
3) View: untuk melihat desain dan memuatnya dari pandangan atas,
bawah, kiri, kanan atau dapat disimpulkan untuk melihat desain
secara keseluruhan.
4) Pan: untuk manggeser desain yang diletakan pada area kerja
wanhaomaker.
5) Move: untuk memindahkan desain, penggunaan move dapat
dilakukan dengan cara klik move pindahkan desain sesuai dengan
tempat yang diinginkan sesuai dengan sumbu x dan ya.
6) Rotate: untuk memutar desain sesuai dengan yang diinginkan.
7) Scale: untuk memuat skala antara gambar 3D yang ada di sketsa
dapat dibuat berdasrkan ketentuan.
8) Slice: untuk melakukan slicing pada aplikasi wanhaomaker.
9) Duplicate: untuk melakukan pegandaan pada file desain yang ada
jika kita menggunakan duplicate sama halnya dengan prinsip copy
paste pada aplikasi kerjanya.
d. Cara membuka model obyek 3D pada wanhaomaker adalah sebagai
berikut:
1) Klik menu add, sebagaimana ditunjukan gambar 1.4.

Sumber : Modul Praktikum 2017


Gambar 6.4 Pilih menu add

2) Pilih nama file yang diinginkan (format *.stl), lalu klik open.
3) File tersebut akan muncul pada area kerja wanhaomaker.

45
e. Cara menagtur posisi atau koordinat pada wanhaomaker
Pada aplikasi wanhaomaker terdapat pada keterangan mengenai posisi
atau koordinat letak dari suatu model obyek 3D yang sedang dibuka,
sebagamana dapat dilihat pada gambar 1.4. operator dapat mengubah-
ubah posisi obyek tersebut dengan cara mengeklik direktori model
obyek yang bersangkutan,lalu mengubah nilai dari sumbu x dan sumbu
y-nya. Tombol center dan reset position. Berfungsi untuk
mengembalikan posisi model obyek 3D ke posisi semula.
f. Cara mengapus model obyek 3D yang ada pada area kerja wanhaomaker
adalah sebagai berikut:
1) Klik direktori model obyek tersebut sehingga model obyek
berwarna biru.
2) Klik menu delete, sebagaimana ditunjukan gambar 1.5. di bawah.

Sumber : Modul Praktikum 2017

Gambar 6.5. pilih menu Delete


g. Berikut adalah cara untuk melakukan proses slicing pada wanhaomaker:
1) Klik menu slice, sebagaimana ditunjukan oleh gambar 1.6.

Sumber : Modul Praktikum 2017


Gambar 6.6. pilih menu slice
2) Maka akan mucul kotak dialog untuk memilih katagori untuk
memilih katagori spesifikasi slicing-nya sebagaimana operator bisa
memilih katagori spesifikasi slicing yang telah ada atau membuat
katagori baru dengan menge-klik create.
3) Ketika di-klik create, maka akan mucul kotak dialog.
keterangannya adalah sebagai berikut:

46
a) Berikan nama katagori spesifikasi proses slicing yang dibuat
oleh Category Name.
b) Layer height: untuk menentukan tinggi dari layer
c) Wall thicknes: untuk menentukan tebal dari layer.
d) Fill desnity: untuk menentukan kepadatan dari model obyek 3D
yang akan dicetak.
e) Temperature: untuk menentukan suhu melelehkan material
(Filament).
f) Speed: digunakan untuk menentukan kecepatan mesin ketika
beroperasi
g) Button top thicknes: untuk menentukan ketebalan bagian
penutup atas dan bawah cetakan model obyek 3D.
h) Untuk melakukan pengaturan lebih lanjut klik Advance,
sehingga akan muncul kotak dialog.
i) Lalu klikOK.
j) Setelah itu pada kotak dialog New Category klik OK.
2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
a) Model obyek 3D yang sudah jadi dalam format *.stl
b) Komputer yang telah terinstal software WanhoMaker
c) SD card
3. Prosuder Pratikum
Berikut ini adalah prosedur mengoperasikan WanhoMeker :
a) Buka software WanhoMeker
b) Buka model obyek 3D yang sudah dalam format *.stl pada area
kerja WanhoMeker
c) Lakukan proses slicing untuk model obyek 3D tersebut dengan
membuat kategori spesifikasi slicing yang baru (klik Create
pada kotak dialog New Category).
d) Lakukan perbandingan tipe proses manufaktur aditif dan
subtraktif menggunakan format.

47
e) Lakukan analisis perbandingan terhadap perbandingan tipe
proses manufaktur telah di lakukan.
C. Hasil dan Pembahasan
Proses Slicing dengan Software WanhaoMaker :
1. Membuka software WanhaoMaker dengan mengklik cepat 2x pada
shortcut WanhaoMaker.
2. Kemudian akan muncul area kerja dan area kerja ini merupakan tempat
untuk pengeditan model obyek 3D format *.stl sebelum diinputkan ke
mesin 3D printer.
3. Membuka model obyek 3D pada WanhaoMaker dengan cara sebagai
berikut:
a. Klik menu add.
b. Memilih nama file yang diinginkan (format*.stl),lalu klik Open.
c. File tersebut akan muncul pada area kerja WanhaoMaker.
4. Melakukan proses slicing pada WanhaoMaker:
a. Klik menu Slice.
b. Maka muncul kotak dialog untuk memilih kategori spesifikasi
slicingnya.
c. Memilih kategori spesifikasi slicingnya yang telah ada atau
membuat baru dengan meng-klik create.
d. Ketika di-klik Create, maka akan muncul kotak dialog.
Keterangannya adalah sebagai berikut:
1) Layer height : untuk menentukan tinggi layer
2) Wall thicknes : untuk menentukan tebal layer.
3) Fill desnity : untuk menentukan kepadatan dari model
obyek 3D.
4) Temperature :untuk menentukan suhu untuk melelehkan
material.
5) Speed : untuk menentukan kecepatan mesin ketika
operasi.

48
6) Bottom top thicknes : untuk menentukan ketebalan penutup
cetakan.

Sumber : Screenshoot Hasil Praktikum


Gambar 6.7. Menu Category
Dapat dilihat pada gambar di atas ketika akan memproses benda ke
dalam bentuk 3D maka akan muncul kotak dialog untuk menetukan tinggi,
tebal kepadatan dari model, menentukan suhu untuk melelehkan material,
kecepatan mesin dan menentukan ketebalan bagian atas dan bawah cetakan
model obyek 3D.

Sumber : Screenshoot Hasil Praktikum


Gambar 6.8 Rangkuman Setting

49
Pada gambar di atas menunjukan proses untuk menentukan kualitas
model, kepadatan model dan support sebagai alat bantu pembuatan model
3D yang akan kita buat.

Sumber : Screenshoot Hasil Praktikum


Gambar 6.9 Hasil Slicing
Dari gambar diatas akan diketahui berapa waktu yang dibutuhkan
untuk membuat model obyek 3D tersebut.
5. Beberapa perbandingan hasil slicing
a. Torture Test
1) Semakin besar layer height maka waktu yang ditbutuhkan untuk
proses slicing akan semakin lama dan berlaku sebaliknya.
2) Semakin besar wall thickness maka proses percetakan benda juga
semakin lama, biayanya juga semakin mahal.
b. Overhang Test
1) Fitur raft dan support (everywhere) lebil lama proses
percetakannya dibandingkan dengan fitur raft dan support
(exterior). Akan tetapi jika dlihat dari sisi biaya, fitur support
(everywhere) lebih murah dari pada fitur support (exterior).

50
D. Penutup
1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah di lakukan, dapat di simpulkan :
a. Praktikan dapat membuat suatu desain produk dengan
menggunakan mesin 3D printing.
b. Praktikan dapat menganalisis perbandingan proses manufaktur
subtraktif dan aditif.
c. Praktikan mampu mengoperasikan mesin 3D printing untuk proses
manufaktur aditif.
2. Saran
a. Sebaiknya saat asistensi laporan praktikum diadakan pada saat
praktikum dilakukan
b. Semoga alat praktikum yang di gunkan saat praktikm bisa lebih
baik dan lengkap.

51
BAB VII
PEMBUATAN PRODUK DENGAN PROSES ADITIF

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam rapid prototyping banyak alat yang digunakan untuk
membuat objek 3D, salah satunya adalah 3D printer. 3D printer adalah
salah satu dari proses rapid prototyping dimana objek tiga dimensi
dihasilkan dengan meletakkan lapisan berturut-turut dari material. 3D
Printer menawarkan pengguna kemampuan untuk mencetak bagian dan
rakitan yang terbuat dari beberapa bahan dengan sifat mekanik dan fisik
yang berbedadalam proses pembuatan tunggal. Pengguna yang
menggunakan produk fungsional dari 3D printer dengan tujuan
membuat alat dan instrumen ilmiah tersebut, membutuhkan komponen
dengan karakeristik bahan yang sesuai dengan spesifikasi sehingga
dapat berjalan sesuai dengan fungsi yang dinginkan. Oleh karena alasan
produk dari 3D printer digunakan sebagai benda akhir fungsional,
dibutuhkan informasi mengenai karakteristik mekanik dari produk yang
dicetak menggunakan mesin 3D printer. Selain karakteristik mekanik,
pada produk dari 3D printer yang berfungsi sebagai benda akhir
fungsional juga membutuhkan keakuratan dalam dimensi produk yang
dihasilkan. Oleh karena itulah, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui karakteristik mekanik dan akurasi dimensi dari produk yang
dicetak dengan menggunakan mesin 3D printer, serta mengetahui
bagaimana cara agar mendapatkan karakteristik mekanik bahan
terutama kuat tarik yang optimal dan akurasi dimensi yang sesuai
dengan model digital (CAD).
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan optimasi
parameter proses pada mesin 3D printer yang digunakan. Optimasi
parameter proses perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk
yang dicetak, tiga kualitas dari produk yang dicetak menggunakan FDM

52
secara signifikan dipengaruhi oleh berbagai macam parameter proses
yang digunakan selama proses cetak. Pada penelitian ini, digunakan
bahan filamen PLA berwarna putih merek ESUN yang mempunyai
diameter 3 mm. Penggunaan bahan PLA ini karena menurut Lapidos
(2007) dibandingkan dengan PLA, bahan ABS bersifat toxic,
menimbulkan asap yang berbau tidak sedap, dan juga berpotensi
merusak lingkungan dan juga kesehatan pada manusia. Mesin 3D
printer yang dioptimasi parameter prosesnya adalah Wanhao
Duplicator 5S Mini yang menggunakan prinsip Fused Deposition
Modelling (FDM).Mesin 3D printer Wanhao Duplicator 5S Mini ini
telah dimiliki Laboratorium Desain dan Pengembangan Produk sejak
bulan Mei 2015. Alasan pemilihan 3D printer berbasis FDM ini karena
menurut Durgun dkk (2014) bila dibandingkan dengan metode Additive
Manufacturing lainnya seperti stereolithography (SLA) dan laminated
object manufacturing (LOM), metode FDM ini lebih umum digunakan
saat ini, serta juga mempunyai harga yang lebih murah.

Sumber : Modul Praktikum


Gambar 7.1 Mesin 3D Printer Wanhao Duplicator 5S Mini.

53
Penelitian mengenai optimasi parameter proses untuk
mendapatkan karakteristik mekanik optimal pada mesin 3D printer
sebelumnya pernah dilakukan oleh Lanzotti dkk (2014) dan Tymrak dkk
(2014). Akan tetapi, pada penelitian tersebut mesin 3D printer yang
digunakan adalah mesin 3D printer open-source RepRap, berbeda
dengan penelitian ini yang menggunakan mesin 3D printer Wanhao
Duplicator 5S Mini Melalui optimasi parameter proses pada mesin 3D
printer Wanhao Duplicator 5S Mini, diharapkan dapat membantu
pengguna 3D printer untuk mendapatkan empat produk dengan
kekuatan tarik yang optimal, serta dimensi akurat yang sesuai dengan
model digital tanpa harus melakukan ekperimen terlebih dahulu.
Pengaturan parameter proses yang optimal dapat dilakukan terdapat
beberapa cara, salah satunya desain eksperimen. Desain eksperimen
adalah metode eksperimen yang menjadi salah satu teknik untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas (Basterfield, 2003). Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan metode Response Surface sebagai
metode optimasi untuk menemukan parameter proses optimal agar
didapatkan kekuatan tarik dan akurasi dimensi yang maksimal. Alasan
pemakaian metode Response Surface pada penelitian ini dikarenakan
menurut Savaraos dkk (2015) metode Response Surface lebih
menjanjikan dibanding dengan Taguchi yang dibuktikan dengan
memberikan error yang lebih kecil dalam model dan juga eksperimen
validasinya. Savaraos dkk (2015) juga menyimpulkan bahwa, berbeda
dengan metode Respon Surface yang mampu memprediksi secara jelas
signifikansi dari persamaan interaksi dan square, Metode Taguchi
biasanya digunakan hanya untuk interaksi linier saja. Hal ini disebabkan
karena didalam Taguchi interaksi diantara variabel bebas tersamarkan
dengan main effect dari variabel bebas itu sendiri.

54
2. Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari pratikum Bab V ini adalah sebagai berikut :
a. Praktikan dapat mengoperasikan mesin yang digunakan untuk
membuat produk dengan proses manufaktur aditif
b. Praktikan mampu mempraktekkan pengatahuan mengenai cara
pengoperasian mesin yang telah diperoleh.
c. Praktikan mampu membuat suatu produk menggunakan mesin 3D
printer.
B. Landasan Teori
Berikut ini pada gambar 1.1 akan ditunjukan bagian-bagian mesin 3D
printer :

Sumber : Modul Praktikum


Gambar 7.2 Pencetakan Wanhao Maker
a. LCD menu Display
b. Click and Rotary Dial
c. Build Plate
d. Build Plate Wingnuts

55
e. Extruder Assembly
f. Filament Guide Tube
g. Extruder Cables Bundle
h. Power Switch
i. USB Cable Socket
j. Power Cable Socket
3. Alat Dan Bahan
Berikut ini adalah alat dan bahan yang dibutuhkan oleh pratikum :
a. Material (Filament) PLA 3,00 mm.
b. SD Card berisi e-file dari model obyek 3D yang akan dibuat.
c. Mesin 3D printer.
4. Prosedur Pratikum
a. Pastikan mesin dalam kondisi baik dan nyalakan tombol power pada
bagian belakang mesin.
b. Praktikan memasukan SD card berisi e-file dari model obyek 3D
yang akan dibuat pada mesin 3D printer.
c. Praktikan membagi tugas dengan kelompoknya sebagai operator,
sebagai pencatat waktu dan kondisi yang sedang berjalan, sebagai
asisten operator.
d. Praktikan yang berugas sebagai operator membersihkan tangannya
terlebih dahulu.
e. Masukan filament pada bagian belakang mesin prinsip kerja dalam
hal ii gerigi pada bagian belakang mesin akan mendorong filament
untuk masuk kedalam pipet.
f. Nyalakan dengan cara mengeklik Utilities dan load tunggu
sampai filament turun hingga menyentuh Nozzle.
g. Mengeklik Preheat dan Preheat PLA, tunggu sampai suhu
mencapai suhu yang telah ditentukan (biasanya pemanasan yang
dilakukan hingga 220 derajat).
h. Mengeklik Print From SD dan pilih e-file yang akan dicetak lalu
mengeklik Ok

56
i. Lalu Nozzle akan menuju Zero Point dan mulai mencetak e-file yang
telah dipilih.
C. Pembahasan Dan Hasil
1. Pembahasan

Sumber : Hasil Screenshoot Praktikum


Gambar 7.3 Pencetakan Wanhao Maker
Dapat dilihat pada gambar 7.3 di atas ketika akan mencetak
benda ke dalam bentuk 3D maka sebelum dilakukan pencentakan harus
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pastikan mesin dalam kondisi baik dan nyalakan tombol power.
b. Praktikan memasukan SD card yang sudah terisi e-file dari obyek
3D yang akan dibuat.
c. Praktikan membagi tugas menjadi tiga tugas,pertama operator,kedua
sebagai pencatat waktu,ketiga sebagai asisten operator.
d. Operator membersihkan tangannya terlebih dahulu.
e. Lalu bersihkan filament dengan tisu dan lalu tarik tiga gulungan
filament, pembersihan filment ini digunakan untuk tidak tersumbat
kedalam pencetakan 3D printer atau akan mengakibatkan kotor
terhadap pencetakan.
f. Masukan filament kedalam sedotan sampai terlihat.

57
g. Nyalakan mesin dengan cara mengklik Untilities dan Load
tunggu sampai material filament turun hingga menyentuh Nozzle.
h. Lalu mengklik preheat dan preheat PLA tunggu samapai suhu
mesin mencapai 220 derajat.
i. Mengklik Print From SD lalu pilih e-file yang akn dicetak.
j. Lalu Nozzle akan menuju Zero Point dan mulai mencetak e-file yang
telah dipilih.

Sumber : Hasil Screenshoot Praktikum


Gambar 7.4 Pencetakan Wanhao Maker

Sumber : Hasil Screenshoot Praktikum


Gambar 7.5 Pencetakan Wanhao Maker

58
Sumber : Hasil Screenshoot Praktikum
Gambar 7.6 Pencetakan Wanhao Maker
2. Hasil
Hasil dalam pencatatan waktu sebelum melakukan pencetakan dan saat
melakukan pencetakan berjalan sebagai berikut:
a. Waktu Shut Up Mesin : 5:18 Menit
b. Waktu Loading Material : 7:01 Menit
c. Waktu Proses Pencetakan : 58:25 Menit
d. Waktu Anloading Material : 2:10 Menit
e. Finishing
D. Penutup
1. Kesimpulan
Aditif manufaktur atau 3D Printing adalah proses pembuatan tiga
dimensi benda padat dan hampir semua bentuk dari model digital.
Pencetakan 3D ini dicapai dengan menggunakan proses aditif, di mana
lapisan berturut-turut bahan yang ditetapkan dalam bentuk yang
berbeda. 3D Printing juga dianggap berbeda dari cara tradisional teknik
mesin, yang sebagian besar bergantung pada penghapusan materi
dengan metode seperti memotong atau pengeboran.
3D printing sekarang ini dapat dimanfaatkan dalam banyak bidang,
seperti membuat bagan-bagian mobil yang rusak, membuat organ tubuh
untuk aplikasi medis dan sebagainya. Untuk material 3D Printing

59
sendiri sebenarnya selalu dapat disesuaikan dengan apa yang akan kita
cetak. Contoh untuk mainan miniatur digunakan material plastic silicon
biasa, untuk industri mobil dan pesawat jet digunakan material yang
lebih kuat seperti nanocomposite, dan untuk organ manusia digunakan
material dari sel-sel hidup khusus. Ada beberapa teknik atau cara kerja
3D Printing, yaitu dengan Stereolithography, Digital Light Processing,
Selective Laser Sintering, Multi Jet Modelling, Fused Deposition
Modelling, menggunakan STL File, dan Bioprinting yaitu suatu
teknologi pembuatan organ atau jaringan tubuh makhluk hidup buatan
dengan menggunakan divais 3D printing. Diantara manfaat 3D Printing
dalam aplikasi medis yaitu untuk Rekontruksi tubuh, Exoskeleton,
membuat Rongga Trakea, dan Bioprinting.
2. Saran
Dapat mengerti bagaimana 3D printing dapat bekerja, jangan
membayangkan bagaimana printer biasa bekerja. Printer biasa hanya
akan menempelkan tinta diatas kertas, tapi 3D Printer akan menimpa
lapisan demi lapisan dari material Nanocomposite untuk menciptakan
objek nyata dan konkrit. Berbeda pula dengan teknologi seperti pada
mesin CNC (Computer Numerical Control) yaitu substractive
manufacturing, 3D printing menganut teknologi additive manufacturing
di mana objek terbangun dengan membentuk layer per-layer material,
bukan membuang material seperti pada laser cutting/milling machine.
Pada mesin yang sangat advanced, dimensi objek yang dibentuk dapat
sangat besar dan memiliki resolusi yang sangat tinggi pula.

60
DAFTAR PUSTAKA

DWIJANA, IGK. 2009. Analisa Pengaruh Modifikasi Pahat Bubut


Terhadap Gaya, Daya dan Temperatur Pemotongan Pada
Pembubutan Material ST 42. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
CakraM Vol. 3 No.2. Hal 105113.
NAWAWI, I.R. 2016. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN MESIN
BUBUT KAYU DALAM MEMPERCEPAT PROSES
PRODUKSI. Skripsi. Program Studi Teknik Mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
TIM ASISTEN LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR. 2017.
MODUL PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR.
Laboratorium Sistem Produksi Dan Proses Manufaktur, Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknlogi Industri, Institut Sains &
Teknologi Akprind Yogyakarta.

61

Anda mungkin juga menyukai