Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK PENGERJAAN JOB SHEET


(MESIN BUBUT)

Dosen pengampu : A s r u l, S.T., M.T.

Oleh :

NAMA : Kristian Nurpratama


NIM : 2121401003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


POLITEKNIK KOTABARU
DESEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat
dan karunia-Nya, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktek dari mata kuliah Praktek mesin perkakas lanjut
oleh Bapak A s r u l, S.T., M.T. guna memperoleh salah satu prasyarat pemberian
nilai oleh mata kuliah bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini adalah berkat
bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak baik moral maupun material.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan rasa
terima kasih kepada yang pihak-pihak yang telah membantu.
Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
pahala dan mendapat amal yang di ridhoi oleh Allah SWT.
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan
menjadi calon tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta
mampu mandiri menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi. Artinya
mampu menguasai dan mengimplementasikan semua apa yang didapat selama di
bangku kuliah dan mengikuti praktikum ini, berhasil mewujudkan dalam dunia
kerja nyata di lapangan.
Terlepas dari semua itu, kita menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kita menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kita dapat memperbaiki makalah ini.

Kotabaru, Desember 2022


Penyusun

Kristian Nurpratama

i
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II DASAR TEORI.........................................................................................3
A. Mesin Perkakas...........................................................................................3
B. Mesin Bubut.................................................................................................3
C. Pahat...........................................................................................................10
D. Parameter pemotongan pada proses pembubutan................................12
BAB III PENGERJAAN JOB SHEET..............................................................16
A. Tata Tertip Penggunaan Mesin Perkakas..............................................16
B. Proses Pengerjaan Job Sheet...................................................................17
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................23

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Mesin Bubut........................................................................................8


Gambar 2. 2 Head Stock..........................................................................................9
Gambar 2. 3 Tail Stock............................................................................................9
Gambar 2. 4 Meja Mesin........................................................................................10
Gambar 2. 5 Eretan................................................................................................10
Gambar 2. 6 Carriage.............................................................................................11
Gambar 2. 7 Speed Selecter...................................................................................12
Gambar 2. 8 Bubut Rata.........................................................................................13
Gambar 2. 9 Bubut Melintang................................................................................13
Gambar 2. 10 Bubut Alur.......................................................................................13
Gambar 2. 11 Bubut Kartel....................................................................................14
Gambar 2. 12 Pahat Bubut Luar.............................................................................14
Gambar 2. 13 Pahat Bubut Dalam.........................................................................14
Gambar 2. 14 Pahat Bubut Ulir..............................................................................15
Gambar 2. 15 Pahat Bubut Alur.............................................................................15
Gambar 2. 16 Kemiringan Pahat............................................................................16
Gambar 3. 1 Job Sheet Ulir Metrik (Baut Pengikat)..............................................22
Gambar 3. 2 Ulir Metrik (Baut Pengikat)..............................................................25

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kecepatan Potong Bahan.................................................................................17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimasa yang serba modern ini, sangat dibutuhkan tenaga yang
terampil baik di kota ataupun di desa. Karena dengan adanya teknologi yang
serba 2anggih ini juga sangat membantu dan mempermudah dalam
melakukan suatu pekerjaan. Teknik membubut merupakan salah satu dasar
dan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa
teknik mesin.
Mesin perkakas atau mesin bubut merupakan suatu proses pemakanan
benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja
kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan
(feeding).
Definisi Mesin Bubut (bahasa Inggris: lathe) adalah suatu mesin
perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri
merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan
dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja.
Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan. Dengan mengatur perbandingan
kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka akan
diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi
keperluan pembuatan ulir. Jumlah gigi pada masing-masing roda gigi penukar
bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi

v
maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanan Prosedur Dalam Penggunanan Mesin Perkakas ?


2. Bagaimana Prosedur Dalam Pengerjaan sebuah Produk Pada Mesin
Perkakas?
3. Bagaimanan Prosedur Keselamatan Dalam Peroses Perkakas ?
C. Tujuan

1. Mengetahui Prosedur Dalam Penggunanan Mesin perkakas


2. Mengetahui Prosedur Dalam Pengerjaan sebuah Prodak Pada Mesin
Perkakas
3. Mengetahui Prosedur Keselamatan Dalam Peroses Perkakas
D. Manfaat

1. Melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan


mesin bubut.
2. Dapat mengetahui bagian-bagian kompon dan fungsi dari mesin perkakas.
3. Dapat mengetahui proses dan langkah- langkah pengerjaan sebuah prodak
sesuai gambar teknik dengan menggunakan mesin perkakas.
4. dapat mengetahui jenis-jenis alat dan bahan yang digunakan dalam
parktikum mesin prkakas.

vi
BAB II
DASAR TEORI
A. Mesin Perkakas
Pengetahuan Dasar Mesin perkakas dapat didefinisikan sebagai suatu
mesin atau peralatan yang dapat berfungsi untuk memotong atau
mendeformasikan suatu material menjadi suatu produk jadi maupun setengah
jadi dalam bentuk dan ukuran tertentu seperti yang dikendaki. Proses
pemotongan dan pembentukan ini mesin memerlukan alat bantu potong yang
sering dinamakan alat potong atau pahat potong.
Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya
digunakan untuk mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata
mesin perkakas biasanya digunakan untuk mesin yang digunakan tidak
dengan tenaga manusia, tetapi bisa juga di gerakan oleh manusia bila
dirancang dengan tepat. Para ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin
perkakas sesungguhnya lahir ketika keterliabatan manusia dihilangkan dalam
proses pembentukan atau proses pengecapan dari berbagai macam peralatan.
[1]
Proses pemotongan material akan menimbulkan bagian yang terbuang
atau disebut tatal (chip) sebagai akibat gerak potong (cutting movement) dan
gerak makan (feed movement), dimana masing-masing gerakan tersebut dapat
dilakukan oleh benda kerja dan/atau alat potong serta kombinasi-
kombinasinya.
Proses kerja mesin perkakas mempunyai sistem mekanis yang
bermacam-macam tergantung pada fungsi dari jenis mesin perkakas tersebut.
Gerakan mekanis yang dimaksud adalah mengubah gerak putar menjadi gerak
putar yang sama atau gerak lurus, gerak dipercepat atau diperlambat, sesuai
dengan bentuk dan kehalusan permukaan yang akan dibuat.

B. Mesin Bubut
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja
pada proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses
penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di

vii
sini benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara
translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari
benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak umpan (feeding).[2]
Mesin ini biasanya digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang
berbentuk selindris dengan sistem kerja tool bergerak kearah kanan dan kiri
atau bergerak mendekati dan menjauhi operator. Sedangkan benda kerja
berputar pada sumbu dengan arah putaran searah jarum jam atau berlawanan
arah jarum jam.

Gambar 2. 1 Mesin Bubut

1. Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut

Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus


memiliki bagian-bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut
diantaranya :

a. Kepala tetap (headstock)

viii
Gambar 2. 2 Head Stock

Kepala tetap (headstock), terdapat spindle utama mesin yang


berfungsi sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut.
Didalamkontruksi kepala tetap, terdapat roda pully yang dihubungkan
dengan motor penggerak. Dengan tumpuan poros dan mekanik lainnya.

b. Kepala Lepas (TailStock)

Gambar 2. 3 Tail Stock

Digunakan sebagai dudukan senter putar ,senter tetap,cekam bor dan


mata bor bertangkai tirus yang pemasangannya dimasukan pada lubang
tirus kepala lepas. Kepala lepas dilengkapi roda putaar yang sesuai disertai
sekala garis ukur dengan ketelitian tertentu, yaitu antara 0,01 s.d 0.05.

c. Alas/Meja Mesin

ix
Gambar 2. 4 Meja Mesin

Digunakan sebagaitempatkedudukankepala lepas,eretan,penyangga


diam dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu
pembubutanbentuk alas meja bermacam macam ada yang salah satu atau
kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu selain itu alat meja mesin
bubut memiliki permukaan yang sangat halus,rata dan kedatarannya serta
kesejajarannya dengan ketelitian sangat tinggi.

d. Eretan

Gambar 2. 5 Eretan

Eretan pertama memanjang berfungsi untuk melakukan gerakan


pemakanan arah memanjang mendekati atau menanjauispindel mesin

x
secara manual atau otomatis sepanjang meja alas mesin dan sekaligus
dudukan eretan melintang.
Eretan kedua melintang berfungsi untuk melakukan gerakan
pemakanan arah melintang mendekati atau menjauhi sumbu dudukan
eretan atas.
Eretan ketiga atas eretan kombinasi berfungsi untuk melakukan
pemakanan secara manual ke arah sudut yang dikehendaki sesuai
penyetelan. Bila dilihat dari kontruksinya eretan bertumpu pada eretan
melintang bertumpu pada eretan melintang.

e. Carriage
Carriage terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang
bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (crosscarriage) yang
bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang
bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan
melintang.kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu
yang terdapat pada roda pemutarnya.

Gambar 2. 6 Carriage

(longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan


melintang (crosscarriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan
atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas
eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan

xi
pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang
dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda
pemutarnya.

f. SpeedSelector

Gambar 2. 7 Speed Selecter

2. Prinsip Kerja Mesin Bubut

Proses pembubutan adalah salah satu proses pemesinan yang


mengunakan pahat dengan satu mata potong untuk membuang material
dari permukaan benda kerja yang berputar. Pahat bergerak pada arah linier
sejajar dengan sumbu putar benda kerja seperti yang terlihat pada gambar.
Dengan mekanisme kerja seperti ini, kerja yang berbentuk silinder.
Benda kerja di cekan dengan poros spindel dengan bantuan chuck
yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya. Poros spindel akan
memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda
gigi pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

3. Macam-Macam Pengerjaan Bubut


1) Bubut Rata

xii
Gambar 2. 8 Bubut Rata

2) Bubut Melintang

Gambar 2. 9 Bubut Melintang

3) Bubut Alur

Gambar 2. 10 Bubut Alur

xiii
4) Bubut Kartel

Gambar 2. 11 Bubut Kartel

C. Pahat
1. Jenis-Jenis Pahat Mesin Bubut
a. Pahat Bubut Luar

Gambar 2. 12 Pahat Bubut Luar

b. Pahat Bubut Dalam

Gambar 2. 13 Pahat Bubut Dalam

Pahat bubut dalam digunakan untuk proses pembubutan benda


kerja pada bidang bagian dalam

xiv
c. Pahat Ulir

Gambar 2. 14 Pahat Bubut Ulir

Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada permukaan benda
kerja, baik pembuatan ulir dalam maupun ulir luar.

d. Pahat Alur

Gambar 2. 15 Pahat Bubut Alur

Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur pada


permukaan benda kerja. Bentuk tergantung dari pahat alur yang
digunakan

2. Mengasah PahatBubut
a. Check ukuran benda kerja dan dipersiapkan alat – alat perlengkapan
mesin gerinda yang akan digunakan
b. Jalan mesin gerinda, periksa apakah ada kesalahan
c. Mulailah menggerinda pada permukaan bidang sebelah kiri dengan
susut bebas 12⁰ dan sudut mata potong 10⁰ sebagai acuan
d. Gerinda permukaan bagian depan dengan sudut bebas muka 10⁰ dan
sudut bebas 80⁰

xv
e. Gerinda bagian sisi pahat dengan sudut 12⁰ - 15⁰
f. Gerinda sudut bebas sisi dengan sudut 8⁰ - 10⁰
g. Gerinda sisi sebelah kanan sehingga terbentuk puncak pahat 80⁰

Gambar 2. 16 Kemiringan Pahat

h. Melanjutkan penggerindaan pada permukaan atas dengan rakeangle


12⁰
i. Ulangi penggerindaan untuk menghaluskan ketiga sudut di atas
j. Periksa masing – masing sudut bebas pada tiap permukaan pahat.
k. Pasang pahat pada pemegang pahat kiri .
l. Cek ukuran dengan alat ukur sudut ( busurbaja )
m. Serah hasil pekerjaan anda kepada instruktur.
D. Parameter pemotongan pada proses pembubutan
1. Deskripsi
Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses
pembubutan adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan
tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada
mesin bubut diantaranya. Parameter pemotongan pada proses pembubutan
meliputi; kecepatan potong (Cutting speed - Cs), kecepatan putaran mesin
(Revolotion Permenit - Rpm), kecepatan pemakanan (Feed - F) dan waktu
proses pemesinannya.
2. Kecepatan Potong( Cutting Spead-Cs)

xvi
Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan
alat potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan
panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit).Pada gerak putar seperti
mesin bubut, kecepatan potongnya (Cs) adalah: Keliling lingkaran benda
kerja (π.d) dikalikan dengan putaran atau :
Cs = π.d.n Meter/menit.
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum
dikerjakan pada proses pemesinan, sudah diteliti/diselidiki para ahli dan
sudah dipatenkan lihat tabel kecepatan potong. Sehingga dalam
penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan
dibubut dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-
bahan khusus/spesial, tabel Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan
tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide).
Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong yang
bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan
dengan alat potong HSS.

Tabel 2. 1 Kecepatan Potong Bahan

Pahat BubutHSS Pahat Bubut Karbida


Bahan
m/men Ft/min M/men Ft/min
Baja lunak(Mild
18 – 21 60 – 70 30 - 250 100 - 800
Steel)
Besi Tuang(Cast
14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 - 500
Iron)
Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 - 200 300 – 700

xvii
Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 - 450 500 – 1500
Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 - 300 400 – 1000
Aluminium 90 – 150 300 – 500 90 - 180 a.- 600

3. Kecepatan Putaran Mesin Bubut


Yang dimaksud kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan
kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau
penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari
besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan
potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong
untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka komponen
yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda
kerjanya. Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin
bubut adalah:
Cs = π.d.n Meter/menit
Cs
n= Rpm
π .d
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan
satuan diameter benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus
disamakan terlebih dahulu yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan
potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran mesin
menjadi;
1000 Cs
n= Rpm
π .d
Keterangan :
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
4. Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan,
kedalaman penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong,
ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan. Kesiapan

xviii
mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam
mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal. Disamping
beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan pemakanan pada umumnya
untuk proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi
karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan
lebih cepat), dan pada proses penyelesaiannya/finising digunakan
kecepatan pemakanan rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil
penyayatan yang lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan
lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan
oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka
rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah ;
F = f x n (mm/menit).
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
5. Waktu Pemesinan Bubut
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut,
lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini
penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan,
perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter
benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran
pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung.

xix
BAB III
PENGERJAAN JOB SHEET

A. Tata Tertip Penggunaan Mesin Perkakas


1. Baca dahulu instruksi manual sebelumnya menjalankan mesin
2. Usahakan tempat kerja tetaplah bersih dengan penerangan yang
memadai
3. Semua perlengkapan harus di grounded
4. Pakai selalu kaca mata pelindung setiap waktu bekerja dengan mesin
5. Jauhi pengoperasian mesin pada lingkungan yang beresiko, seperti
lingkunganyang banyak terkandung bahan mudah terbakar
6. Optimis kalau switch dalam kondisi OFF sebelumnya menghubungkan
mesin dengan sumber listrik
7. Pertahankan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacauan (clutter),
minyak dan sebagainya
8. Tentukan batas aman untuk pengunjung
9. Ketika bersihkan mesin, usahakan mesin dalam kondisi mati, semakin
lebih baik bila jalinan dengan sumber listrik diputus.
10. Pakai selalu alat dan peralatan yang ditentukan
11. Pakai selalu alat yang benar.
 Larangan Pada Workshop Mesin Bubut
1. Janganlah menyentuh/memegang chuck ketika mesin bubut beroperasi
2. Janganlah bersenda gurau ketika menjalankan mesin bubut
3. Janganlah melakukan kontrol mesin sebelumnya mengambil keputusan
arus listrik
4. Jagalah lintasan meja dari jalinan segera dengan listrik
5. Selalu pakai kaca mata pelindung
6. Janganlah hentikan spindel dengan tangan
7. Janganlah dibiarkan kunci Chuck tetap melekat pada Chuck
8. Janganlah memakai cincin atau jam karena sangat berbahayakan anda

xx
B. Proses Pengerjaan Job Sheet

a. Pengerjaan Job Sheet Ulir Metrik (Baut Pengikat)

Gambar 3. 1 Job Sheet Ulir Metrik (Baut Pengikat)

1. Bacalah terlebihdahulu tattertip dan larangan pada workshop


politeknik kitabaru khususnya di mesin bubut
2. Persiapkan peralatan APD yang digunakan padasaat plaksanaan
praktek mesin bubut antaralain:
a) Sepatu safety
Pilihlah sepatu safety yang bahan alasnya tidak mudah licin,
dapat diambil berbahan kulit atau karet. Juga, diambil jenis yg
tidak berlubang-lubang besar pada penutup bagian atas untuk
hindari masuknya tatal/beram panas tentang kaki.
b) Kacamata
Kacamata kegunaanya untuk melindungi diri bagian mata kita agar
terhindarnya percikan brap dari hasil pembubutan yang kita
kerjakan
c) Baju praktek

xxi
Pilihlah pakaian kerja yang tak ada bagian-bagiannya yang
terjurai/ melambai-lambai agar tidak terlilit putaran sumbu
utama
3. Persiapkan alat dan bahan untuk pelaksanaan praktek pembubutan
4. Periksa terlebih dahulu mesin bubut layak atau tidaknya mesin bubut
dioprasikan
5. Potong benda kerja sepanjang 70 mm
6. Pasang benda kerja pada chuck , senter benda kerja agar tidak goyang
pada saat proses pembubutan di lakukan
7. Pasang mata pahat bubut rata pada tool post
8. Bubut rata muka dan belakang terlebih dahulu sepanjang 1 mm agar
permukaan benda kerja rata dan menyisakan 68 cm
9. Diameter awal bendakerja 25 mm dan kupas diameter benda kerja
sebanyak 0,5mm dengan kecepatan 560 rpm
10. Dan diameter akhir sebelum di finishing berdiameter 24,5 mm lalu
langkah selanjutnya naikan putaran rpm dengan kecepatan 1120 rpm
dengan tebal pemakanan 0,5 mm dan diameter akhir yaitu 24 mm
11. Langkah ke-2 bubut rata terlebih dahulu bagian pertama sepanjang 41
mm dan berdiameter 24 mm
12. Langkah ke-3 bubut paling muka benda kerja sepanjang 16 mm
dengan berdiameter 12 mm
13. Langkahah ke-4 pasang mata pahat dalam
14. Bubut diameter dalam sampai diameter 10 mm dengan panjang 4 mm
15. Langkah ke-5 bubut rata kembali yang diameter awal nya 24 mm
menjadi 18 mm sepanjang 17 mm
16. Langkah ke-6 rubah kembali tool post menjadi mata pahat diameter
dalam
17. Gores benda kerja sepanjang 8 mm dan dibagi menjadi 3 bagian yaitu
ujung kanan 2 mm dan bagian tengah 4 mm, bagian kiri 2 mm
18. Langkah mengerjakan gores terlebih dahulu bagian kanan benda kerja
dengan jarak 2 mm
19. Langkah selanjutnya tarik eretan ke kiri sepanjang 4 mm

xxii
20. Lalu jika sudah tergore bagian benda kerja lakukan pembubutan
diameter dalam dengan diameter 20 mm sepanjang 4 mm
21. Langkah selanjutnta kita tiggal gores kembali dengan jar 2 mm pada
bagian yang berdiameter 24 mm
22. Langkah ke-7 putar kembali tool pos menjdi mata pahat bubut rata
23. Menurut gambar job sheet kita di arahkan membubut tirus pada bagian
langkah ke-7 dengan kemiringan 7 derajat
24. Atur tool post dengan kemiringan 7 derajat dengan menggunakan
kunci ring pas diameter 19
25. Setelah tool post sudah dengan kemiringan 7 derajat lakukan
pembubutan tirus sepanjang 12 mm bubut hingga berbentuk tirus pada
benda kerja
26. Jika semua pekerjaan telah di kerjakan dengan benar sesuai job sheet
langkah selanjutnya proses penguliran bada bagian ujung benda kerja
yang berdiameter 12 mm
27. Untuk proses penguliran tidak dilakukan karena proses penguliran
dilakukan pada saat UAS berlangsung guna untuk pengambilan nilai
untuk masing-masing mahasiswa oleh dosen pengajar
28. Dan untuk pengeboran tidak dilakukan karena mata bor dengan
diameter 8 tidak tersedia. Sesuai arahan dosen pengajar job sheet
selesai, dan dilanjutkan penguliran di waktu ujian nanti.
29. jika semua proses telah terlaksanakan atau telah selesai, dan benda
kerja telah sesuai dengan job sheet
30. langkah selanjutnya tata tertip yang wajib dilakukan pada saat
melakukan semua proses plaksanaan praktek di workshop politeknik
kotabaru ini yaitu wajib membersihkan tempat dan mesin yang telah
kita gunakan.
31. Persiapkan kembali alat dan bahan yang telah kita gunakan dan
kembalikan kembali alat tersebut di ruangan tool,
32. Kembalikan APD yang telah kita gunakan pada ruangan APD
workshop
33. Laporkan hasil yang telah kita kerjakan pada dosen pengajar

xxiii
Hasil Job Sheet :

Gambar 3. 2 Ulir Metrik (Baut Pengikat)

xxiv
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari beberapa poin
pembahasan di atas antara lain:
1. Membaca dan Memahami Tata Tertip antara lain :
a. Baca dahulu instruksi manual sebelumnya menjalankan mesin
b. Usahakan tempat kerja tetaplah bersih dengan penerangan yang
memadai
c. Pakai selalu kaca mata pelindung setiap waktu bekerja dengan mesin
d. Jauhi pengoperasian mesin pada lingkungan yang beresiko, seperti
lingkungan yang banyak terkandung bahan mudah terbakar, Dll
2. Mengetahui dan mampu membaca gambar teknik sebelum melakukan
proses pengerjaan prodak
3. Gunakan selalu K3 apa saja yang digunakan pada proses pengerjaan
prodak dalam mesin perkaks, antara lain :
a. Kacamata
b. Sepatu Safety
c. Baju Praktek
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami petik dalam melakukan proses praktek
perkakas 2`dasar antara lain :
1. Berdo’a sebelum melakukan atau melaksanakan praktikum
2. Memeriksa K3 apa saja yang kita perlu gunakan dalam melaksanakan
praktikum praktek perkakas 2
3. Menghargai dan menjaga tempat praktikum agar ilmu yang kita petik
dalam melakukan praktikum dapat menjadi kelangsungan hidup
4. Melakukan pengukuran dengan teliti dan tidak tergesah gesah pada saat
melakukan proses pembubutan
5. Dan pastikan kondisi kesehatan kita dalam keadaan sehat
6. Mengambil setiap dokumentasi pada setiap langkah-langkah praktikum

xxv
7. Menaatai aturan yang telah di terapkan pada saat melakukan praktek
perkakas lanjut

xxvi
DAFTAR PUSTAKA

[1] Rendy Revo Runtu, Jan Soukotta, and Rudy Poeng, “Analisis
Kemampuan Dan Keandalan Mesin Bubut Weiler Primus
Melalui Pengujian Karakteristik Statik Menurut Standar Iso
1708,” J. Online Poros Tek. Mesin Vol. 4 Nomor 1 , vol. 4, no.
1, pp. 63–75, 2000.

[2] S. A. and T. Priambodo, “Laporan Teknik Perawatan Tentang


Mesin Bubut,” Semarang, 2011, pp. 1–23.

http://wragil.blogspot.com/2018/09/macam-macam-pisau-frais-
serta-fungsinya.html

Diklat Interaksi Online Pemesinan Bubut: Parameter


Pemotongan pada Proses Pembubutan (diobubut.blogspot.com)

xxvii

Anda mungkin juga menyukai