Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KERJA BENGKEL

Di Susun Oleh:
Nama : Astri Gaja
Nim : 061940211906
Kelas : 3PPB
Dosen Pembimbing : H. Azharuddin,S.T.,M.T

DIV TEKNIK MESIN PRODUKSI


dan
PERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan
rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kerja Praktek bengkel.
Ucapan terimakasih tidak lupa penulis ucapkan kepada dosen pembimbing mata
kuliah ini, yakni bapak H Azharuddin,S.T.,M.T yang telah membimbing dan memberi pelajaran
kepada kami selama praktikum ini dilaksanakan serta, juga kepada orang tua yang telah
memberikan semangat kepada penulis, dan tidak lupa ucapan terimakasih kami ucapkan kepada
teman teman yang telah bekerja sama dengan baik selama proses praktikum berlangsung dan
menyelesaikan laporan praktikum ini.
Dalam hal penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa penyusunannya masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang terasa jauh bila dikatakan baik apalagi
sempurna. Namun penulis yakin bagaimanapun wujudnya, laporan ini adalah salah satu
kebanggaan tersendiri bagi kami.
Selanjutnya dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, perkenankanlah kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dorongannya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
Akhir kata penulis ucapkan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semukhususnya
bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.

Palembang, 8 Februari 2021

Astri Gaja

2
Daftar isi
Cover....................................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar isi...............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 4
Tujuan 4
Manfaat 4

BAB II MESIN BUBUT


Pengertian Mesin Bubut...............................................................................................................5
Komponen-Komponen pada mesin bubut...................................................................................5
Alat dan Bahan yang di Butuhkan Pada Praktek Mesin Bubut...................................................12
Proses Pengerjaan Mesin Bubut...................................................................................................13
Keselamatan Kerja14
2.6 Jadwal Praktikum Bengkel .......................................................................
BAB III LAS LISTRIK
3.1 Pengertian Las Listrik...................................................................................15
3.2. Komponen-Komponen pada Las Listrik.......................................................16
Alat dan Bahan yang di Butuhkan Pada Praktek Las Listrik.......................................................18
Proses Pengerjaan Praktek Las Listrik.........................................................................................20
Keselamatan Kerja23
Jadwal Praktikum Bengkel..........................................................................................................27
BAB IV SURFACE GRINDING
4.1. Pengertian Surface Grinding.........................................................................29
Komponen-Komponen pada Mesin Surface Grinding................................................................30
Keselamatan Kerja Dalam Praktek Mesin Surface Grinding.......................................................31
Jadwal Praktikum Bengkel..........................................................................................................33

BAB V KERJA BANGKU


Pengertian Kerja bangku..............................................................................................................34
Alat dan Bahan yang di Butuhkan Pada Praktek Kerja Bangku..................................................35
Keselamatan Kerja Dalam Praktek Kerja Bangku.......................................................................37
Jadwal Praktikum Bengkel..........................................................................................................43
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................44
Saran.......................................................................................................................44
6.2 Daftar Pustaka.................................................................................................45

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini, arus informasi teknologi berjalan dengan begitu cepat. Dan ini
tentu sangat berperaruh terhadap perkembangan dunia teknologi Khususnya pada teknologi
industry. Hal ini ditandai dengan semakin canggihnya peralatan-peralatan maupun mesin-mesin
yang digunakan baik di industry maupun dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita rasakan.
Salah satu bidang yang erat kaitannya dengannya perkembangan teknologi ini adalah bidang
pemesinan. Dimana pada bidang pemesinan ini telah terjadi perubahan revolusi yang cukup
besar. Dari alat yang sederhana yang kemudian berubah menjadi alat yang cukup canggih.
Jikalau dahulu para petani menggunakan cangkulnya untuk menggarap lahan/tanah namun
sekarang para petani sudah menggunakan traktor. Hal itu merupakan salah satu bukti
perkembangan teknologi masa kini.

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi ini tentunya akan semakin


merangsang kemampuan berfikir setiap individu/manusia. Setiap individu/manusia tentunya
akan semakin memahami bagaimana menghasilkan suatu produk yang kreatif, inovatif dan
efisien. Hal ini tentu salah satunya berkaitan dengan bagaimana proses produksi itu dilakukan.
Oleh karena itu lah setiap mahasiswa di tuntut untuk siap mengikuti setiap perkembangan
yang ada sehingga melalui praktek bengkel ini setiap mahasiswa/mahasiswi dapat menerapkan
dan mengaplikasikan ilmu yang sudah di pelajari.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari di lakukan nya praktikum bengkel yaitu agar dapat menambah dan
mengembangkan potensi ilmu pengetahuan padamasing-masing mahasiswa/mahasiswi. Selain
itu juga dapat melatih keterampilan,keberanian,ketelitian,kesabaran,dan kejujuran.Serta dapat
memupuk rasa tanggung jawab pada setiap mahasiswa/mahasiswi untuk menanggung jawabi
tugas tugas yang harus di kerjakan sesuai deadline.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang di dapatkan dari praktek bengkel adalah setiap mahasiswa dapat
lebih berani dan mengerti bagaimana cara menggunakan mesin bubut, dapat lebih teliti dalam
mengukur sesuatu,dapat lebih memahami cara dan Teknik dalam menggunakan las listrik dan
juga dapat lebih mengenal mesin serta alat alat yang ada di dalam bengkel Teknik mesin
produksi.

4
BAB II
MESIN BUBUT

Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk
proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja
dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang
berputar. Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan
dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan
gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).
Komponen-Komponen Pada Mesin Bubut

5
1. Kepala Tetap (Head Stock)

Pada bagian kepala tetap ini terdapat poros spindle mesin yang memiliki fungsi sebagai
dudukan cekam (chuck). Jadi saat poros spindle ini berputar, maka cekam otomatis juga akan
ikut berputar. Selain itu di bagian kepala cekam juga terdapat sabuk (belt) dan puli (pulle) yang
mana keduanya dihubungkan dengan motor penggerak. Adapun perubahan arah putar dan
kecepatan mesin bisa terjadi karena adanya puli yang telah dihubungkan dengan poros spindle
melalui roda gigi transmisi dalam kotak roda gigi (gearbox).

2. Motor Penggerak

t
Bagian motor penggerak ini bisa Anda jumpai dibawah gearbox atau kepala tetap.
Adapun fungsinya mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk menggerakkan semua
komponen yang ada.

3. Tuas (Handle)

Hampir setiap mesin bubut memiliki jenis tuas atau handle yang berbeda-beda. Cara
penggunaannya-pun juga bisa disesuaikan dengan table yang menempel pada mesin bubut.
Adapun fungsi dari tuas (handle) ini ada beberapa macam, diantaranya adalah :

6
Untuk mengatur kecepatan spindle
 Untuk mengatur arah pemakanan
 Untuk menyalakan dan mematikan mesin
 Untuk mengatur kecepatan pemakanan secara otomatis
 Untuk mengatur penguliran
 Untuk mengatur arah putaran spindle
4. Tombol Emergency Stop

Secara umum sebuah mesin bubut selalu dilengkapi dengan tombol emergency stop. Jadi
tombol Emergency Stop ini digunakan untuk mematikan mesin bubut dalam kondisi atau situasi
darurat. Adapun tombol emergency ini memang di rancang khusus untuk mendukung
keselamatan kerja dalam kondisi-kondisi tertentu.

5. Kepala Lepas (Tail Lock)

Kepala lepas ini berada dipasang di atas alas mesin atau terdapat di sebelah kanan mesin
yang dikencangkan dengna baut dan mur. Adapun gunanya sebagai tempat penahan ujung benda
kerja yang sedang di bubut, maupun sebagai tempat penahan kedudukan bor saat digunakan,
dll.Seorang operator bisa mengunci dan menggeser bagian kepala lepas ini disepanjang alas
mesin karena dibagian porosnya terdapat lubang tirus yang bisa dipasang mata bor dengan
tangkai serupa.Kepala lepas ini terdiri atas 2 bagian utama yakni bagian alas dan badan. Jadi
kedua bagian ini dikencangkan dengan 2-3 baut dan bisa digeser apabila dibutuhkan.

7
6. Eretan (Carriage)

Pada mesin bubut terdapat 3 jenis eretan yang meliputi :

a. Eretan Alas (longitudilan carriage)

Eretan Alas merupakan bagian yang berada di alas mesin dan bisa bergerak ke kiri/kanan.
Adapun didalamnya terdapat perlengkapan mekanik yang bekerja secara otomatis untuk
menggerakkan eretan tersebut atau bisa juga digerakkan menggunakan tangan/manual.

b. Eretan Lintang (cross carriage/cross slide)

Bagian ini berada di atas eretan alas dengan posisi dudukan melintang terhadap alas.
Maksud dari gerakan melintang disini adalah komponennya bisa mendekat dan menjauhi
operator ketika diputar secara manual maupun otomatis.

Fungsi dari eretan lintang ini untuk mengatur tebal tipisnya pahatan yang dilakukan
dengan memperhatikan skala ukuran yang sudah disediakan.

c. Eretan atas (top carriage/compound slide)

Eretan atas posisinya ada dibagian atas eretan lintang yang dikencangkan dengan 2 baut.
Adapun kedudukannyabisa diputar atau dirubah 360o menyesuaikan kebutuhan.

Pada eretan atas terdapat rumah pahat yang menyertainya yang mana memiliki fungsi
untuk membuat tirus dengan sudut yang besar dan digerakkan secara manual.

8
7. Dudukan Pahat (Tool Post)

Bagian dudukan pahat ini berada di atas eretan atas yang berfungsi untuk menjepit
pahatan saat proses pembubutan dilakukan. Adapun secara umum dudukan pahat (tool post)
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Standar Tools Post

Dudukan post standart ini menggunakan ganjalan sebagai pengatur ketinggian mata
pahat. Sementara untuk mengencangkan pahatan dilakukan dengan cara memutar baut-
baut yang ada di bagian atas tool post.

Tool post standart dibedakan menjadi 2 berdasarkan jumlah rumah pahatnya, yang
pertama adalah rumah pahat satu. Maksudnya adalah jumlah pahatan yang bisa dipasang
hanya berjumlah satu saja. Jadi operator harus berulang-ulang untuk mengatur ketinggian
setiap kali mengganti pahatan.

Yang kedua adalah rumah pahat 4 yang artinya jumlah pahatan maksimal yang bisa
dipasang sampai dengan 4. Jadi operator cukup mengatur ketinggian sekali saja untuk
melakukan pahatan tanpa perlu menyetel lagi.

b. Adjustable Tool Post

Tool post jenis ini berfungsi untuk mengatur ketinggan mata pahat tanpa perlu
menggunakan ganjalan. Hal ini yang membedakan dengan jenis standar tool post.

Adjustable ini juga terdapat 2 macam, yang pertama rumah pahat satu dan rumah pahat
lebih dari satu yang mana penggunaannya sama dengan jenis standart tool post

9
8. Pendingin (Selang Coolant)

Selang coolant ini memiliki fungsi untuk menyemprotkan cairan saat proses pembubutan
terjadi. Selain itu bagian ini juga berfungsi untuk menstabilkan suhu alat potong ketika dirasa
sudah terlampau panas.Karena suhu yang stabil bisa membuat ketajaman mata potong lebih awet
dan hasil kerjanya lebih maksimal. Misalnya saja seperti saat melakukan pengeboran benda
keras, otomatis suhu alat potongnya akan meningkat dan mengeluarkan asap, disinilah bagian
pendingin ini bekerja.

9. Alas Mesin (Bed Machine)

Bagian alas mesin ini berfungsi sebagai tumpuan gaya pemakanan ketika proses
pembubutan terjadi dan juga sebagai tempat dudukan untuk kepala lepas, penyangga diam
(steady rest) dan eretan.Adapun bentuk dari alas meja ini bermacam-macam, ada yang salah satu
sisinya memiliki ketinggian tertentu dan ada pula yang datar.

Namun permukaan dari meja mesin bubut ini selalu halus, rata dan memiliki tingkat
kesejajaran yang tinggi sehingga gerakan eretan memanjang dan kepala lepas di atasnya bisa
berjalan dengan lancar dan stabil untuk mendapatkan hasil yang persisi.Apabila bagian ini terjadi
kerusakan atau aus, maka akibatnya bisa fatal. Hasil dari proses pembubutan tidak lagi bisa
persisi dan hasilnya kurang maksimal.

10
10. Poros Pembawa (Transportir)

Poros transportir merupakan bagian poros berulir yang terletak di bawah eretan alas
berbentuk seperti trapezium atau segi empat dengan jenis ulir withworth (inchi) dan metric
(mm).Jadi poros transportir ini berfungsi untuk membawa eretan secara otomatis pada saat
proses pembubutan, contohnya saat melakukan pembubutan arah melintang atau memanjang dan
ulirnya antara 6-8 mm.

Sedangkan poros pembawa akan selalu berputar untuk membawa dan mendukung kinerja
eretan saat proses pemakanan secara otomatis. Nah, untuk melihat kecepatan dari hasil
pembubutan bisa dilihat dari table pemakanan pada mesin sehingga Anda bisa mengatur
kecepatan dengan menyesuaikan rpm dan mengatur handle.

11. Alat Pencekam

Maksud dari alat pencekam adalah bagian yang digunakan untuk mengikat benda keras saat akan
dilakukan proses pembubutan. Dibagian ini terdapat 2 jenis yaitu :

a. Cekam Utama (Chuck)

Cekam merupakan alat perlengkapan mesin bubut yang berguna untuk menjepit benda
saat proses pembubutan terjadi. Jenis dini bisa dilihat dari rahang yang terbagi atas dua
buah yaitu cekap sepusat dan cekam tidak sepusar.

Cekap sepusat adalah cekam yang apabila salah satu rahang digerakkan maka bagian
lainnya akan ikut bergerak menjaui pusat sumbu. Oleh karena itu jenis cekam ini
biasanya digunakan untuk menjepit benda yang bentuknya sudah silindris.

Pada jenis ini biasanya memiliki jumlah rahang tiga (3 jaw chuck), empat (3 jaw chuck)
dan enam (6 jaw chuck) seperti gambar dibawah ini.

11
b. Cekam Kolet (Collet Chuck)

Cekam Kolet merupakan salah satu penjepit yang mempunyai permukaan relaif halus dan
ukurannya lebih kecil. Pada jenis cekam ini terdapat 3 bagian yakni Kolet, dudukan kolet
dan batang penarik.

Alat dan Bahan yang di Butuhkan Pada Praktek Mesin Bubut

Alat - alat atau tool kerja yang di gunakan di dalam pengerjaan mesin bubut adalah sebagai berikut
:
1. Alat ukur jangka sorong yang berfungsi untuk mengukur diameter dalam,
mengukur diameter luar dan mengukur kedalaman benda kerja.
2. Alat ukur micro meter yang berfungsi untuk mengukur diameter dalam , mengukur
diameter luar dari suatu benda kerja dengan ketelitian ukuran yang lebih presisi.
3. Meteran yang berfungsi untuk mengukur panjang , lebar dan ukuran diagonal dari
suatu benda kerja.
4. Centre drill yang berfungsi untuk membuat lubang centre di benda kerja sebelum
pengerjaan pembubutan di mulai.
5. Mata pahat yang berfungsi untuk memangkas atau memotong benda kerja pada
saat proses membubut.
6. Mata bor yang berfungsi untuk pembuat lubang pada benda kerja.
Sedangkan bahan bahan yang di butuhkan dalam praktek mesin bubut yaitu

a) Cairan coolant
b) Lembar kerja

c) Besi st 37 berbentuk silinder

12
Proses Pengerjaan Mesin Bubut

 Pastikan kondisi area mesin bubut bersih dan sehat.


 Pastikan kondisi mesin bubut ok atau tidak bermasalah, check putaran mesin bubut,
check fungsi emergency stop, check safety plate, check speed mesin bubut saat auto,
check fungsi air cooler, Check lubrikasi eretan.
 Pastikan tidak ada barang - barang yang tidak terpakai di sekitar mesin bubut agar tidak
mengganggu pekerjaan atau tidak menimbulkan potensi bahaya.
 Pastikan lengkapi diri dengan alat pelindung diri, seperti kaos tangan kulit, face shield
atau kaca mata, helm atau topi, masker, sepatu safety, seragam baju di masukan agar
tidak terlilit oleh putaran mesin.
 Check drawing atau gambar benda kerja job pekerjaan.
 Siapkan alat ukur yang di butuhkan sesuai job pekerjaan yang akan dikerjakan.
 Setting benda kerja atau material yang akan dikerjakan di mesin bubut sesuai job pekerjaan.
 Setting atau pasang pahat atau tool kerja yang lain yang di butuhkan sesuai job pekerjaan
yang akan di kerjakan.
 Tentukan kecepatan putar spindle dan kecepatan pemakanan (feedrate)
a) Kecepatan penyayatan (Vc) Pada saat proses pembubutan berlangsung, pahat bubut
memotong benda kerja yang berputar dan menghasilkan potongan atau sayatan yang
menyerupai kawat, serpihanserpihan
Jika benda kerja mempunyai ukuran diameter (mm) dibubut dengan putaran (RPM)
maka kecepatan pemotonganya dapat dihitung dengan rumus :

𝝅.𝑫.𝒏 𝑴
Cs 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝑴𝒆𝒏𝒊𝒕

Dimana :
Cs : Kecepatan potong (M/menit)
n : Potaran poros utama (RPM)
D : Diameter benda kerja (mm) 1/1000 : didapat dari 1 mm = 1/1000
m
 Tentukan Kecepatan putar spindle (Sumbu Utama) Kecepatan putar sumbu utama
dapat dihitung dengan rumus :
𝑽𝒄 ×𝟏𝟎𝟎𝟎
N = 𝝅 ×𝑫 RPM
Keterangan :
N : kecepatan putar spindle (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/menit)
 : konstanta (3,14)

13
D : diameter benda kerja (mm) 1000 : diperoleh dari 1m = 1000 mm.
Jadi untuk mencari N dari benda kerja yang akan di kerjakan yaitu
Jika kita akan membubut benda kerja dari bahan ST 37 dengan diameter 48 mm.
hitunglah keceopatan putar sumbu utama mesin ?
Maka :
Dik :
Vc st 37 = 20 m/menit
 : (3,14)
D= 48mm
𝒗𝒄 ×𝟏𝟎𝟎𝟎 𝟐𝟎 ×𝟏𝟎𝟎𝟎
Jadi : N = 𝝅×𝒅 = 𝟑,𝟏𝟒 ×𝟒𝟖
= 132,69 RPM
 Kalau semua sudah ready...On kan mesin bubut kemudian siap melakukan
pekerjaan sesuai job order pekerjaan.
 Kerjakan job pekerjaan sesuai order job atau drawing job
Keselamatan Kerja
Alat pelindung diri yang di gunakan pada pengerjaan bubut adalah sebagai berikut :
 Sepatu safety yang berfungsi untuk melindungi tubuh bagian kaki bawah dari
benturan benda kerja atau kejatuhan benda kerja serta serbuk besi panas dari
proses pemububutan.
 Sarung tangan yang berbahan dari kulit yang berfungsi unntuk melindungi tubuh
bagian tangan dari percikan serbuk besi panas dari proses pemububutan.
 Face shield atau kaca mata yang berfungsi untuk melindungi tubuh bagian mata
dan wajah dari percikan serbuk besi yang panas saat proses pembubutan.
 Helm yang berfungsi untuk melindungi tubuh bagian kepala dari terbentur benda
keras dan percikan serbuk besi panas dari proses pembubutan.
 Masker yang berfungsi untuk melindunngi pernafasan dari debu atau asap dari
proses pemububutan.
 Kaos lengan panjang yang berfungsi untuk melindungi tubuh bagian lengan dari
percikan serbuk besi panas saat proses pemububutan.
 Berikut adalah hal - hal yang tidak boleh atau sangat bahaya apabila di lakukan
pada saat melakukan pekerjaan pemububutan :
 OPerator tidak konsentrasi atau melamun pada saat proses pembubutan, karena
bisa bereffect mata pahat pada saat memotong terjadi abnormal.
 Operator melakukan diskusi dengan orang lain di area mesin bubut sedangkan
dalam posisi mesin bubut berputar, hal ini bisa bereefffect terjadinya kecelakaan
kerja baik operator maupun orang lain.

14
 Operator menggunakan sarung tangan katun, hal ini bisa berakibat sarung tangan
menempel pada serbuk bubutan sehingga tangan operator bisa tergulung putaran
mesin bubut.
 Pada saat mesin bubut beroperasi,operator menaruh anggota badan kaki di bracket
area eretan sehingga bisa berpotensi kaki tergulung putaran mesin bubut.
 Operator menaruh tool kerja atau alat kerja dan alat ukur tidak pada tempatnya
sehingga bisa berakibat menjatuhi badan operator sehingga terluka.

Jadwal Praktikum Pratik bengkel mekanik Tahun Akademik 2020/2021

No Nama pengerjaan Waktu Pengerjaan Kegiatan yang dilakukan Keterangan

1 Bubut Senin,10 november - Membubut ulir ganda Selesai


21 Desember 2020

2 Las busur listrik Senin,4 Januari- 1 (normal,vertikal,horizontal) Selesai


Februari 2021

3 Surface grinding Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

4 Kerja bangku Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

15
BAB III
MESIN LAS
Pengertian Las Listrik

Las Listrik merupakan salah satu alat yang mempunyai fungsi yang sangat penting di
dalam pekerjaan instalasi, bengkel, pabrik industri dan sebagainya.Las Listrik sendiri berfungsi
sebagai alat untuk meleburkan kawat jenis elektroda atau bahan baku las supaya elektroda
tersebut melebur menjadi satu dengan bahan pokok benda kerja, dengan melalui penghantar
listrik positip dan negatif.Bahasa yang mudah untuk membahas fungsi las listrik adalah ;

 Alat untuk menyambung dua bahan pokok benda kerja logam yang terpisah untuk
bisa menjadi satu.
 Alat untuk menambal bahan pokok benda kerja yang sudah aus untuk menjadi
seperti kondisi seperti semula.
 Dengan settingan ampere yang tinggi maka las listrik bisa untuk memotong suatu
logam tertentu.
 Las busur listrik
adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga
listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah
merupakan sambungan tetap/permanen.
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan
nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada
bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan
mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan
yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi
panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya
arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type
elektrodanya.

Ada dua jenis las listrik yang umum digunakan yaitu las listrik dengan arus DC (Searah) dan
yang menggunakan arus AC (Bolak-balik).

16
1. Mesin las arus searah (Mesin DC)
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah arus searah. Arus
searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh
motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain.

Mesin arus yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan
peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi
arus searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil,


2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC,
3. Tingkat kebisingan lebih rendah,
4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau arus searah.

2. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC)


Mesin memerlukan arus listrik bolak-balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit
listrik, listrik PLN atau generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses
pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit listrik belum
sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan.

Bisa terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya tegangan perlu
disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat yang
digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut transformator atau trafo.

17
Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah jenis trafo step-down, yaitu
trafo yang berfungsi menurunkan tegangan. Hal ini disebabkan kebanyakan sumber listrik, baik
listrik PLN maupun listrik dari sumber yang lain, mempunyai tegangan yang cukup tinggi,
padahal kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt
sampai 85 volt.

Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang cukup besar.
Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan energi yang besar, karena
tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya
yang besar perlu arus besar.Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai
500 ampere.Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan daya
besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya.

Komponen-Komponen pada Las Listrik

1. Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC)


Arus bolak-balik terdiri dari beberapa macam pesawat mesin las, yaitu transformator las,
pembangkit listrik motor diesel. Pesawat mesin las yang sering digunakan adala transformator las
yang mempunyai kapasitas 200 sampai 500 Ampere. Sehingga banyak digunakan karena
harganya relatif murah, biaya operasinya yang rendah dan Voltase yang keluar antara 36 sampai
70 Volt.

2. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang
disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

 kabel elektroda
 kabel massa
 kabel tenaga

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel
massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya
18
terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.

19
3. Pemegang Kawat Las (Holder Electrode)
pemegang kawat las atau holder elektroda adalah peralatan las busur yang dipegang oleh
welder ketika mengelas. Holder ini digunakan untuk menahan elektroda logam
atau karbon. Handle pemegang terbuat dari bahan pelapis yang mempunyai tahanan panas tinggi
dan tahanan listrik yang rendahdan dibuat untuk menyeimbangkan pegangan tangan. Ada
sejumlah metode yang digunakan untuk menjepit elektroda dalam holder yang salah
satunya adalah konstruksi pincer dan pegas untuk menghasilkan tekanan sehinnga diperoleh
sambungan yang baik. Membersihkan daerah kontak dengan menggunakan sikat kawat agar
daerah kontak antara elektroda dengan holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda juga
harus dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai. Holder elektroda
bagusnya dilengkapi dengan shield (plat kecil tahan panas) untuk mencegah panas radiasi dari las
ke tangan welder.

20
Alat dan Bahan yang di Butuhkan Pada Praktek Las Listrik

Alat dan Bahan yang diperlukan selama proses pengelasan berlangsung adalah sebagai
berikut :

1. MESIN LAS DAN PERLENGKEPANNYA


Pesawat arus bolak-balik (Mesin Las AC) pada dasarnya merupakan suatu transformator
“step- down” yang dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau
220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk pekerjaan
mengelas.

2. HELM
Helm las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet
dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Helm las ini dilengkapi dengan kaca
khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang
dipakai, tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

3. GLOVESS
Sarung tangan dibuat dari kain, kulit, karet dan asbes lunak untuk memudahkan memegang
pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan supaya
tangan kita tetap aman.

21
4. APRON / OVERALL/WEARPACK
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari kulit atau dari
asbes. Ketentuan memakai sebuah apron pelindung, harus dibiasakan diluar baju kerja. Apron
terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.

5. SAFETY BOOTS
Sepatu pengaman dipakai untuk menghindarkan kerusakan kaki dari tusukan benda tajam
atau terbakar oleh zat kimia. Sepatu ini harus terbuat dari bahan yang sesuai dengan kebutuhan
kita bekerja. Sepatu pengaman ini, pada ujungnya selalu dilapisi baja.

6. SMEET TANG
Tang atau penjepit panas digunakan untuk menjepit benda kerja yang dalam keadaan masih
panas setelah selesai pengelasan.

22
7. PALU TERAK
Palu ini digunakan untuk membuang / mengeluarkan hasil
sisa (terak) pengelasan pada benda kerja.

8. SIKAT LAS
Sikat las biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran sisa las-lassan yang masih ada.
Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.

9. MEJA LAS
Digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di las.

10. BENDA KERJA


Benda kerja yang akan digunakan sebagai media pengelasan.

11. ELEKTRODE
Elektrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan digunakan untuk
pengelasan. Dalam mengelas posisi elektroda harus tegak lurus dan miring 60 0-700 untuk
menghasilkan alur las-lasan yang baik. Kawat Las perlu disiapkan sesuai metode las, bahan
sambungan. Kawat las memiliki berbagai macam bahan dan ukuran. Jika terjadi kesalahan
pemilihan kawat las, dapat menyebabkan cacat las.

23
Proses Pengerjaan Praktek Las Listrik

1. Persiapan Material:

 Pembersihan Material.
Material yang akan dilas pastikan terhindar dari pengotor seperti karat, oli, minyak, air
dan yang lainnya. Selain itu jika diperlukan lakukan penggerindaan pada bagian
permukaan material yang akan dilas, karena ada beberapa permukaan material terdapat
lapisan yang membuat material tersebut sulit dilakukan pengelasan.
 Pembuatan Groove.
Jika material yang akan dilas mempunyai ketebalan lebih dari 5 mm lebih baik dilakukan
pembuatan kampuh agar sambungan yang dihasilkan penetrasi atau penembusannya lebih
baik.

2. Kawat Las atau Elektroda:

 Pemilihan jenis Elektroda.


Dalam memilih elektroda pastikan sudah sesuai dengan komposisi material dan minimum
kekuatan Tarik yang diinginkan, jangan sampai kekuatan Tarik elektroda yang digunakan
dibawah minimum kekuatan Tarik dari material.
 Perlakuan Elektroda.
Sebelum elektroda digunakan pastikan jika elektroda dalam keadaan kering atau tidak
lembab, selain itu baca juga petunjuk pemakaian dari bungkusnya. Karena untuk tipe
elektroda yang jenis low hydrogen disarankan untuk dilakukan pengeringan dengan suhu
tertentu di dalam oven dalam beberapa jam.
Pastikan fluks atau selaput elektroda tidak terkelupas jika menggunakan pengelasan
SMAW, karena hal tersebut juga dapat menyebabkan cacat las jika digunakan untuk
mengelas.
 Posisi Elektroda

Pada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin las
konvensional maka posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan eksperimen dan
pengalaman yang paling baik hasilnya adalah yang sebagai berikut :

 Posisi elektroda bersudut 70° -80° dengan arah memanjang las dan bersudut 90° arah
melintang las.
 Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri
dengan diameter yang relatif kecil.
 Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan
searah dengan sumbunya secara kontinyu pula.

24
 Gerakan Elektroda.
Gerakan-gerakan elektroda pada pengelasan ada dua cara yaitu :
 Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.
Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.Gerakan ini dilakukan untuk mengatur
jarak (panjang busur) agar tetap, hal tersebut disebabkan karena busur pada ujungnya
mencair terus menerus sehingga mengalami pemendekan.
 Gerakan ayunan elektroda.
Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.

 Pengaruh kecepatan elektroda.

Kecepatan menggerakkan elektroda harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang
rata dan halus.
 Jika elektroda digerakkan terlalu lambat akan didapatkan jalur yang lebar, kasar
dan kuat tetapi dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya).
 Jika elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal karena kurangnya
waktu pemanasan bahan dasar dan kurangnya waktu untuk cairan elektroda
menembus bahan dasar.
 Jika kecepatan geraknya elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan
tembusan lasnya baik

3. Mesin Las

 Kalibrasi.
Mesin las yang digunakan pastikan dikalibrasi secara berkala, karena jika sudah
bertahun tahun tidak terkalibrasi maka sulit untuk memastikan bahwa arus yang keluar
saat kita gunakan sesuai atau tidak dengan yang ada di mesin.
 Polaritas.
Saat memasang kabel elektroda dan kabel massa pastikan sesuai dengan jenis polaritas
yang diinginkan. Karena polaritas ini akan mempengaruhi hasil penetrasi atau
penembusan, biasanya pemilihan polaritas ini dapat dilihat sesuai rekomendasi yang
ada di bungkus elektroda.
 SettingAmpere
Setting atau atur arus sesuai dengan yang Anda inginkan, karena setiap welder atau
tukang las mempunyai pengaturan yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan setiap
tukang las mempunyai karakteristik seperti kecepatan las, tinggi busur, jenis ayunan
dan Teknik berbeda dalam melakukan pengelasan. Namun setiap produsen elektroda
mempunyai range untuk besar ampere yang digunakan, rekomendasi ini dapat Anda
lihat dalam bungkus elektroda.

25
4. Alat pelindung diri

 Gunakan alat pelindung diri dengan lengkap dan benar, karena proses pengelasan
mempunyai resiko atau bahaya yang cukup tinggi. Bahaya tersebut meliputi tersengat
aliran listrik, kejatuhan benda kerja, panas, percikan las, cahaya tampak, sinar
ultraviolet dan juga asap las yang mengandung serbuk besi dan bahan kimia. Jika
anda tidak menggunakan dengan benar pasti akan mengganggu Anda saat proses
pengelasan berlangsung dan juga mengganggu kesehatan Anda.

5. Pembersihan hasil lasan:

 PembersihanSlag.
Jika proses pengelasan dilakukan dengan cara dan parameter yang benar maka slag
atau kerak las dapat terkelupas dengan sendirinya, sedangkan jika salah maka kita
perlu tenaga ekstra untuk membersihkannya. Untuk pembersihan Slag Anda dapat
menggunakan palu chipping yang ujungnya lancip, setelah itu sikat menggunakan
sikat baja.

 Posisi Pengelasan

1. Posisi Pengelasan di Bawah Tangan

Posisi pengelasan yang paling mudah baik untuk las gas asetilen maupun las busur
listrik yaitu posisi pengelasan dengan posisi di bawah tangan. dilakukan untuk
pengelasan pada permukaan datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak
elektroda berada di alas benda kerja supaya hasil yang kita peroleh bisa maksimal.Hal
yang harus diperhatikan dalam teknik mengelas bawah tangan yaitu,Kemiringan
elektroda usahakan 10-20 derajat terhadap garis vertikal mengarah jalannya cairan
elektroda.Sebelum proses pengelasan benda kerja kita bersihkan terlebih dulu dengan
sikat baja,hilangkan kotoran seperti kerak yang menempel.

26
2. Posisi Pengelasan Mendatar (horizontal)

pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis mendatar/honizontal. kemiringan dan


arah ayunan elektoda juga harus diperhatikan, karena akan sangat mempengaruhi hasil
pengelasan. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit dan arah
gerak elektroda las. Pengelasan posisi mendatar sering digunakan untuk pengelasan
benda benda yang tegak.
Cara mengelas model ini kita perlu berhati-hati dan waspada kalau tidak cermat lelehan
logam panas cair akan mudah terjatuh menimpa kaki atau tubuh anda,untuk menghindari
hal tersebut kita posisikan sudut elektroda kira-kira 50 derajat sebagai fungsi menahan
lelehan logam,dan kita pakai sudut kira-kira 70 derajat kearah lintasan las.
Kita buat panjang busur nyala lebih pendek dibandingkan dengan panjang busur nyala
posisi pengelasan bawah tangan.Biasanya ada beberapa masalah yang terjadi yaitu benda
kerja bergerak,hal ini disebabkankarena;
-Kecepatan menggerakan elektroda yang sangat lambat
-Setingan amper pengelasan yang terlalu tinggi
- Busur nyala api yang terlalu Panjang

3. Posisi Pengelasan Tegak (Vertikal)

pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis ventikal. Seperti pada posisi
pengelasan rnendatar pada posisi pengelasan vertikal, posisi benda kerja biasanya
berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak elektroda las, yaitu naik atau
turun. Pengelasan sering digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak.
Pada posisi pengelasan vertikal benda kerja posisi tegak,kita dapat melakukan
pengelasan secara naik atau menurun ke bawah,sebelum kita melakukan pengelasan
benda kerja kita perhatikan dahulu elektroda yang kita pakai,apabila elektroda yang
berbusur lemah kita lakukan pengelasan ke atas,sedangkan elektroda yang berbusur

27
keras kita lakukan pengelasan ke arah bawah.Kita pahami proses mengelas vertikal
elektroda cenderung mengalir ke bawah,hal ini kita bisa antisipasi dengan
memeringkan elektroda 10 sampai 15 derajat ke bawah.Teknik yang kita pakai bisa
dengan ayunanelektroda supaya diperoleh rigi-rigi yang baik,Ayunan yang kita pkai
adalah kampuh T ,Kampuh berimpit dan Kampuh V.
Sebelum pengelasan vertikal hal-hal yang perlu dipersiapkan ;

1. Posisi badan saat pengelasankita masukkan elektroda kedalam pengait pada


tangkai pemegang dan letakkan kabel di pundak posisi anda harus kaki melebar
membuat kuda-kuda yang kuat supaya tubuh anda stabil.
2. Cara menyalakan busur,atur arus las sekitar 110-130A,sudut elektroda terhadap
logam dasar harus 90 derajat dan kita nyalakan busur sekitar 10-20 mm di depan
titik awal.
3. Pengelasan teknik rigi-rigi
Jagalah posisi sudut elektroda terhadap arah pengeasan sebesar 70-80
derajat,gerakkan elektroda dari tepi ke tepi dengan cara
menggerakkan lengan,usahakan busur yang kita pakai pendek.Pergerakan
elektroda dengan cepat ditengah rigi secara perlahan di kedua sisi,pergerakan dari
tepi ke tepi tidak boleh melebihi 3x diameter elektroda dan kita majukan jarak las
supaya rigi-rigi menutupi separuh rigi-rigi yang lainnya,pastikan busur agar selalu
di depan terak.

Keselamatan Kerja

Proses pengelasan yaitu salah satu pekerjaan yang memiliki banyak resiko berbahaya.
Karena ketika proses pengelasan berlangsung, bahaya seperti asap, sinar pengelasan, panas dan
bahaya listrik akan muncul. Oleh sebab itu jika kita tidak menggunakan alat keselamatan dalam
prose pengelasan, maka akan sangat membahayakan keselamatan kita saat bekerja.

Dalam tiap-tiap pekerjaan apapun biasanya pasti selalu ada bahaya yang bisa saja
mengancam, oleh sebab itu jika Anda sedang melakukan proses pengelasan maka dari itu
sebaiknya Anda menggunakan alat pelindung diri. Baik itu untuk pengelasan listrik SMAW,
GMAW, GTAW, SAW atau las gas seperti OAW, menggunakan APD las adalah hal wajib.
Apabila kita menggunakan alat keselamatan sesuai standart maka dari itu jika terjadi kecelakaan
kerja bisa diminimalisir.

28
o Alat Pelindung Diri K3 Las OAW dan Listrik Beserta Fungsinya:

 Pakaian Kerja Las atau Apron


Pakain kerja las adalah baju yang bisa melindungi segala bagian tubuh dari panas dan percikan
las. Oleh karena itu terdapat Apron sebagai tambahan, apron dada dan apron lengan ini terbuat
dari bahan kulit. Karena jika dari kain umumnya pakaian akan berlubang, hal ini disebabkan
karena tingginya suhu percikan las.
 Sarung Tangan Las atau welding gloves
Welding gloves atau sarung tangan las adalah sarung tangan yang memang khusus dihasilkan
untuk proses pengelasan, bahan sarung tangan las terbuat dari kulit atau bahan sejenis asbes
dengan kelenturan yang baik. Welding gloves berfungsi untuk melindungi kedua tangan dari
percikan las atau spater dan panas material yang dibuat dari proses pengelasan.
 Sepatu las atau safety shoes
Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu terdapat sebuah plat baja
yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda yang berat dan benda yang tajam.
Maka dari itu karena bersifat isolator, sepatu ini juga melindungi dari bahaya sengatan listrik.
 Helm Las atau Topeng las
Helm las adalah alat yang memiliki fungsi melindungi bagian wajah dari percikan las, panas
pengelasan dan cahaya las ke bagian mata. Topeng las ini terbuat dari bahan plastik yang bendung
panas, selain itu terdapat tiga kaca (jernih, hitam, jernih) yang berfungsi untuk melindungi mata
dari bahaya sinar langsung dan ultraviolet ketika melaksanakan proses pengelasan.
 Kaca las memiliki pengkodean nomor, yakni nomor 6, 7, 8 , 10, 11, 12 dan 14. Selain besar
ukurannya karenanya densitas atau kegelapan kaca tersebut juga semakin tinggi. Jadi Anda bisa
menyesuaikan yang sesuai dengan keadaan mata Anda. Selain itu ukuran ampere yang digunakan,
karena ampere yang besar akan memunculkan sinar yang lebih terang.
 Masker Las
Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernapasan dari bahaya asap las, karena asap las
berbeda dengan asap pada umumnya. Asap las ini merupakan hasil pembakaran dari bahan kimia
untuk perlindungan lasan dan juga pembakaran atau pelelehan dari material lasan. Oleh karena itu
asap las ini hampir seperti serbuk bersih dan sungguh-sungguh membahayakan alat pernapasan
kita.
 Alat Pelindung Diri K3 atau keselamatan kerja dalam pengelasan di atas tidak akan berfungsi
dengan baik jika kita tidak mematuhi prosedur pengelasan yang umumnya telah tersedia di setiap
bengkel atau tempat kita bekerja. Oleh karena itu mari kita budayakan etos kerja yang baik dan
cocok dengan prosedur kerja.

29
Jadwal Praktikum Pratik bengkel mekanik Tahun Akademik 2020/2021

No Nama pengerjaan Waktu Pengerjaan Kegiatan yang dilakukan Keterangan

1 Bubut Senin,10 november - Membubut ulir ganda Selesai


21 Desember 2020

2 Las busur listrik Senin,4 Januari- 1 (normal,vertikal,horizontal) Selesai


Februari 2021

3 Surface grinding Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

4 Kerja bangku Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

30
BAB IV

SURFACE GRINDING

Pengertian Surface Grinding

Mesin gerinda atau adalah salah satu mesin perkakas pada bidang
industri dan perbengkelan yang digunakan untuk mengasah atau memotong benda kerja dengan
tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan
benda.kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan sehingga dari
benda kerja tersebut menghasilkan suatu produk yang diinginkan sesuai kebutuhan atau
permintaan. Surface grinding juga merupakan suatu teknik penggerindaan mengacu pada
pembuatan bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang berada di
bawah batu gerinda yang berputar. Mesin yang digunakan adalah mesin surface grinding. Pada
umumnya mesin gerinda ini digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya
bergerak horizontal bolak-balik. Untuk mempermudah dalam penggerindaan, benda kerja
dicekam pada meja magnetik, lalu digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada
mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada
bagian tuasnya.
Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja,
dan gerak rotasi dari tool. Dilihat dari prinsip kerja utama mesin tersebut, mesin surface
grinding secara garis besar mempunyai tiga gerakan utama, yaitu:
a. Gerak putar batu gerinda.
b. Gerak meja memanjang dan melintang.
Penggerindaan juga dimaksudkan untuk membuat penampilan yang lebih baik dari benda
kerja dengan cara menghilangkan lapisan oksida dan kotoran-kotoran lainnya pada permukaan
benda kerja. Penggerindaan datar dapat juga dilakukan untuk mendapatkan permukaan yang rata
dan halus serta ukuran yang presisi yang digunakan untuk tujuan fungsional.
Mesin gerinda datar merupakan salah satu mesin yang sangat penting di industri, dalam hal ini
mesin gerinda banyak dipakai untuk membuat komponen dan peralatan-peralatan industri. Di
mana komponen dan peralatan ini memerlukan kerataan, kehalusan dan ukuran yang presisi agar
komponen atau peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik.

31
Komponen-Komponen pada Mesin Surface Grinding

Keterangan:

1. Body mesin
2. Kolom mesin
3. Spindel mesin
4. Roda gerinda
5. Dudukan meja magnetik
6. Meja magnetik
7. Pelindung air pendingin
8. Handel penggerak meja memanjang
9. Handel penggerak meja melintang
10. Tuas penggerak otomatis
11. Handel/tuas pengatur pemakanan roda gerinda
12. System hidroulik
13. System pendingin dan penyedot debu
14. Panel kelistrikan
15. Panel ON-OFF meja magnetic
16. Panel indikator posisi penggerindaan

32
Fungsi dari masing-masing bagian mesin gerinda datar spindel horizontal adalah sebagi berikut:

1. Body mesin, berfungsi sebagai dudukan bagian-bagian mesin lainnya


2. Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan spindel dan motor penggerak
3. Spindel mesin, berfungsi sebagai dudukan roda gerinda
4. Roda gerinda, berfungsi sebagai alat potong pada saat melakukan penggerindaan
5. Dudukan meja magnetik, berfungsi sebagai dudukan meja magnetik dan bak pelindung air
6. Meja magnetik, berfungsi untuk mengikat benda kerja yang akan dilakukan penggerindaan
7. Pelindung air pendidngin, berfungsi agar air pendingin tidak menyebar kemana-mana
8. Handel penggerak meja memanjang, berfungsi untuk menggerakan meja arah memanjang
secara manual
9. Handel penggerak meja melintang, berfungsi untuk menggerakan meja arah melintang
secara manual
10. Tuas penggerak otomatis, berfungsi untuk penggerak meja secara otomatis
11. Handel pengatur pemakanan roda gerinda, berfungsi untuk mengatur pemakanan roda
gerinda jika diperlukan besar pemakanan yang teliti
12. System hodruolik terdiri dari bak oli, oli dan pompa oli, berfungsi sebagai sumber
penggerak meja secara otomatis
13. System pendingin dan penyedot debu terdiri dari,
 Pertama: bak air pendingin, air pendingin, pompa air pendingin, berfingsi sebagai
sumber tekanan dan sirkulasi air pendingin.
 Kedua: magnet penyaring air pendingin (coolant magnetic separator),
berfungsi sebagai penyaring air pedingin.
 Ketiga: penyedot debu (exhause fane), berfungsi sebagai penyedot debu.
14.Panel kelistrikan, berfungsi sebagai tempat tombol-tombol pengendali
15.motor spindel, pompa oli, pompa air dan tombol darurat (emergensi)
16.Panel ON-OFF meja magnetic, berfungsi sebagai pengatur aktif tidaknya
17.meja magnetik dan beasarnya kekuatan pengikatan benda kerja.
18.Panel indikator posisi pemakanan, berfungsi sebagai alat penunjuk posisi penggerindaan
berupa angka-angka

33
Keselamatan Kerja Dalam Praktek Mesin Surface Grinding

Untuk hindari kecelakaan kerja yang dikarenakan kekeliruan pemakaian mesin gerinda
maka butuh di perhatikan banyak hal sebelumnya lakukan pekerjaan menggerinda, yakni :

1. Gunakan alat pelindung diri/Personal Protective Equipment (PPE) spesial terkecuali


PPE standard dengan pas dan benar seperti, Masker, Safety Glasses, Face Shield, Ear Plug,
Gloves.
2. Pastikan keadaan mesin gerinda baik dan aman untuk dipakai, tak ada kebocoran
arus pada bodi mesin dan kabel yang tersambung dengan mesin, kap pelindung/safety
guard pada mesin terpasang.
3. Pasang batu gerinda untuk ukuran yang diperlukan dengan memerhatikan batas
kecepatan maksimum/Maximum Operation Speed (MOS) yang tercantum pada batu
gerinda dan yakinkan MOS pada batu gerinda semakin besar dari kecepatan maksimum
mesin yang akan dipakai. (nb : kecepatan maksimum mesin tercantum pada bodi mesin)
4. Perhatikan ketebalan batu gerinda yang sesuai sama untuk jenis pekerjaan yang akan
dikerjakan, untuk menggerinda janganlah memakai batu gerinda yang tidak tebal yang
ditujukan memotong.
5. Gunakan kunci yang pas untuk mengencangkan pengunci batu gerinda.
6. Pastikan benda kerja yang akan dipotong atau diogerinda dalam posisi yang
tetaplah/fixed, agar benda kerja tak terpental saat diberikan desakan dari batu gerinda. Jika
memang perlu gunakan penjepit/clamp.
7. Pastikan tempat kerja aman berbahan gampang terbakar seperti, thinner, Grease, oil.

Beberapa hal lain yang harus juga di perhatikan ketika lakukan penggerindaan yaitu :
1. Posisi tubuh mesti dalam posisi aman untuk lakukan pekerjaan.
2. Jangan memberi desakan yang berlebihan pada batu gerinda untuk hindari pecahnya
batu akibat desakan yang dipaksakan.
3. Perkecil bagian batu gerinda yang kontak segera dengan benda kerja/material
yang digerinda atau dipotong.
4. Pastikan socket kabel power dicabut dari suplai power ketika pergantian batu gerinda.
Dan janganlah meninggalkan mesin gerinda dalam keadaan masihlah tersambung dengan
power suplai.
Dengan memerhatikan beberapa hal di atas maka kemungkinan kecelakaan dari pekerjaan
menggerinda atau yang memakai mesin gerinda bisa diperkecil bahkan juga dijauhi.

34
Jadwal Praktikum Pratik bengkel mekanik Tahun Akademik 2020/2021

No Nama pengerjaan Waktu Pengerjaan Kegiatan yang dilakukan Keterangan

1 Bubut Senin,10 november - Membubut ulir ganda Selesai


21 Desember 2020

2 Las busur listrik Senin,4 Januari- 1 (normal,vertikal,horizontal) Selesai


Februari 2021

3 Surface grinding Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

4 Kerja bangku Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

35
BAB V
KERJA BANGKU

Pengertian Kerja bangku

Kerja bangku adalah proses pengerjaan yang dilakukan dengan tenaga manusia. Untuk
dapat menciptakan sumber daya manusia yang terampil dalam melakukan kerja bangku, perlu
adanya pendidikan dan latihan rutin. Pada disiplin ilmu manufaktur kompetensi kerja bangku
diberikan di awal pembelajaran.

Gambar 1. Perlengkapan Kerja Bangku.

Ada berbagai macam pekerjaan yang tergolong dalam kompetensi kerja bangku. Masing-masing
pekerjaan tersebut memiliki tujuan tersendiri. Sebagai contoh anda ingin memotong baja, maka
anda harus menggergajinya. Proses penggergajian bertujuan untuk memotong benda padat.
Contoh lain adalah proses tapping yang bertujuan untuk membuat ulir dalam. Berikut ini
merupakan beberapa jenis pekerjaan yang tergolong dalam kerja bangku:

Mengikir
Mengikir adalah kegiatan menyayat benda kerja sehingga benda tersebut mencapai
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Sayatan-sayatan pada pekerjaan ini sangatlah lembut. Untuk
mengurangi dimensi baja dengan cara dikikir, membutuhkan waktu yang cukup lama. Jenis
pengerjaan ini dilakukan dengan alat yang disebut sebagai kikir (dalam Bahasa Inggris, kikir
adalah file).

36
Memahat
Memahat adalah kegiatan mengurangi volume atau menyayat suatu benda padat secara
drastis. Proses pemahatan dilakukan dengan alat yang disebut sebagai pahat (chisel). Selain
untuk menyayat, pemahatan juga digunakan untuk memotong benda padat (misalnya untuk
memotong baut berkarat yang susah dilepas).

Menggergaji
Menggergaji adalah kegiatan memotong benda padat. Penggergajian dilakukan dengan
perkakas yang disebut sebagai gergaji (saw). Pada material kayu, penggergajian dilakukan
dengan handsaw. Sedangkan pada material logam, penggergajian dilakukan dengan hacksaw.

Menggambar
Menggambar adalah kegiatan memberi tanda atau menggores suatu bentuk pada benda
kerja. Kegiatan ini selalu dilakukan sebelum anda memotong suatu benda. Alat yang dapat
digunakan untuk menggambar antara lain: penggores, penitik, mistar, pensil, kapur, dll.

Membuat Ulir
Pembuatan ulir dengan perkakas tangan manual dapat dilakukan dengan alat yang
disebut tap dan die. Tap digunakan untuk membuat ulir dalam, sedangkan die (snei) digunakan
untuk membuat ulir luar. Proses pembuatan ulir dengan tap disebut tapping. Proses pembuatan
ulir dengan die disebut threading.
Menyambung
Penyambungan bisa dilakukan dengan baut, keling, dan sambungan lipat (pada logam
lembaran).

Kelebihan Kerja Bangku.Kerja bangku memiliki beberapa kelebihan yaitu:

 Hemat energi.
 Dapat dilakukan di mana saja tanpa harus memikirkan sumber listrik atau
infrastruktur listrik.
 Dapat menjangkau posisi-posisi yang sulit.
 Biaya pengerjaan murah.
 Lebih ramah lingkungan.
Kelemahan Kerja Bangku
Kerja bangku memiliki beberapa kelemahan antara lain:
 Waktu pengerjaan lambat.
 Kurang produktif.

37
 Butuh sumber daya manusia yang terampil untuk menghasilkan produk yang
bagus.

Alat dan Bahan yang di Butuhkan Pada Praktek Kerja Bangku

1. Ragum (Vice)
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan : dikikir,
dipahat, digergaji, di tap, di sney dan lain sebagaianya. Dengan memutar tangkai (handle)
ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau membuka / melepas benda kerja yang sedang
dikerjakan.

Bibir mulut ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat, terkikir dan lain
sebagainya. Memilih tinggi ragum yang sesuai cara memilih ragum yang sesuai dengan tinggi
badan anda :
 Berdiri tegak di ragum
 Tempelkan kepalan tangan pada dagu
 Sikut harus berada diatas mulut ragum dan apabila lengan kita ayunkan,sikut jangan
sampai menyentuh bibir mulut ragum.

Ragum

3. Mesin Bor (Drilling)


Mesin bor digunakan untuk mengebor / membuat lubang pada benda kerja seperti plat
aluminium, besi dan lain sebagaianya. Untuk mengebor biasanya digunakan alat bantu tangan
untuk member tekanan bor.
Penting : Ketika mengebor diwajibkan menggunakan kacamata pelindung.

Mesin Bor (Drilling)

38
3. Snei (Thread Die)
Snei berfungsi untuk membuat ulir pada sepotong besi bulat atau untuk memperbaiki ulir pada
baut yang sudah rusak.

Senai (Thread Die)

4. Tap (Thread Tap)


Tap berfungsi untuk memotong ulir agar cocok untuk baut pasangannya atau baut
tanam. Alat ini dapat digunakan untuk memperbaiki ulir pada mur atau alat yang sama yang
ulirnya tidak teratur (cross threaded).

Tap (Thread tap)

5. Handle Snai (Die Stock Handle)


Handle snei digunakan untuk menahan thread die dengan kuat agar operator (mekanik)
dapat memberikan tekanan yang merata dan tuas tidak miring.

Handle Snei

6. Handel Tap (Tap Stoc Handle)


Handle tap berfungsi untuk menahan tap dengan kuat untuk memungkinkan mekanik
memberikan tekanan yang kuat dan merata pada sistem tuas dan untuk memastikan bahwa
sudut cut thread adalah 90° dengan komponen tersebut.

Handel Tap (Tap Stoc Handle)

7. Sikat Baja (Wire Brush)


Sikat baja biasa digunaka untuk menghilangkan karbon, bahan gasket yang lama dan
kotoran atau karat dari permukaan permukaan logam

39
Sikat Baja (Wire Brush)

8. Gergaji Besi (Hacksaw)


Gergaji besi digunakan untuk memotng bemacam - macam logam campuran (alloy) dan
baja dengan kadar karbon rendah - yaitu logam lunak.

Gergaji Besi (Hacksaw)

9. Penitik (Centre Punch)


Peruncing biasanya digunakan dengan hammer untuk membuat titik / tanda pada
sepotong baja sebelum menggunakan sebuah bor. Titik / tanda tersebut mencegah bor agar
tidak menyimpang dari posisi lubang yang diinginkan.

Penitik Centre Punch

10. Penggores (Scriber)


Penggores adalah alat tangan yang digunakan dalam pengerjaan logam untuk menandai
garis pada benda kerja, seperti kayu atau logam yang akan dipotong. Proses menggunakan
penggores hanya untuk menandai titik untuk selanjutnya dikerjakan oleh mesin.

Hal ini digunakan untuk menggantipensil atau tinta garis, karena tanda sulit dilihat,
mudah dihapus, dan tidak akurat dengan garis yang tipis dan semi permanen. Penggores
(Scriber) terbuat dari baja cor yang telah mengeras yang diasah dengan sudut 30 derajat atau
40 derajat.

Penggores (Scriber)
11. Siku-Siku (Steel Square)
Siku-siku adalah sebuah alat ukur yang terdiri dari badan dan daun siku, dimana
badan lebih tebal dan lebih berat jika dibanding dengan daunnya, hal ini berfungsi untuk

40
ketepatan dan kemantapan pegangan sewaktu digunakan. Fungsi siku-siku hampir sama
dengan busur derajat yaitu untuk:
 Membuat garis sudut
 Memeriksa kemiringan atau kesikuan bagian suatu benda
 Memeriksa kerataan permukaan benda.

Siku-Siku (Steel Square)

12. Pahat (Cold Chisel)


Pahat digunakan untuk memotong : rivet head, baut, mur, lempengan logam yang
ringan. Pahat ini bisa digunakan untuk berbagai macam pakaian dimana komponen -
komponen yang dipasang terlalu kencang harus dilepaskan.

Pahat

13. Kikir Rata Dua Sisi (Flat Double Cut File)


Kikir rata dua sisi digunakan untuk meratakan bagian benda kerja setelah dipotong
menggunakan gergaji besi atau gerinda dan juga pahat.

Kikir rata dua sisi (Flat Double Cut File)

14. Kikir Rata Tunggal (Single Cut Mill File)


Kikir rata tunggal digunakan untuk menyelesaikan permukaan pipih secara rapi.

Kikir rata tunggal (Single Cut Mill File)

15. Kikir Bulat (Round File)


Kikir bulat umumnya digunakan untuk memperbesar lubang - lubang atau permukaan
file bercekung kecil.

41
Kikir Bulat (Round File)

16. Meja Perata


Meja Perata ini berfungsi untuk menguji kerataan permukaan. Selain itu meja datar di
gunakan untuk meletakkan benda kerja serta alat - alat menggambar. Biasanya meja perata
(surface table) terbuat dari besi tuang, keramik atau batu granit. Alat ini dipergunakan sebagai
landasan untuk memukul atau meratakan benda kerja yang bengkok. Harus diusahakan agar
permukaan meja datar ini tidakrusak atau cacat, dan hasil lukisan atau pekerjaan yang
dikerjakan tetap baik.

Meja perata

17. Bolt Cutter


Bolt dan batang logam dapat dipotong dengan bolt cutter. Bolt cutter memiliki handle
berukuran panjang dan gerakan double lever yang menghasilkan keuntungan mekanis yang
tinggi sehingga memungkinkan bolt dapat dipotong.

Bolt cutter

18. Tube Cutter


Tube cutter digunakan untuk memotong pipa kecil misalnya pipa bahan bakar. Tool ini
dipasang pada pipa yang akan dipotong sehingga pipa tertahan di antara cutting disc dan
sepasang roller. Tool kemudian diputar di sekeliling pipa dan perlahan-lahan dikencangkan
sampai disc memotong pipa.

Tube Cutter

42
19. Flaring Tool
Ujung dari pipa-pipa berdiameter kecil terkadang harus dimekarkan agar dapat
membentuk seal terhadap ujung pipa lain yang disambungkan. Flaring tool memiliki lubang
yang memungkinkan pipa dari berbagai ukuran dimasukkan di dalam tool tersebut.Sebuah
cone kemudian dimasukkan ke bagian ujung pipa sehingga memaksanya mengembang atau
melebar. Lubang di dalam tool dibor sedemikian rupa (countersink) sehingga sesuai dengan
bentuk cone.

Flaring tool

20. Belt Dan Wad Punch


Belt dan wad punch tersedia dalam satu set ataupun per unit. Belt dan wan punch
digunakan untuk melubangi material seperti : Serat, Karet, Gabus dan sejenisnya. Gunakan
selalu tool ini diatas kayu yang keras.

Dan Wad Punch

21. Arbour Press


Arbour press memiliki tumpuan vertikal di sisi belakang. Pada bagian atas dipasangkan
tuas lurus (tuas penekan) yang mempunyai rack gear. Press bar dipasang secara vertikal. Di
dekat press bar terdapat peralatan adjustment. Ketika pengatur dioperasikan, press bar bergerak
secara aksial ke atas dan ke bawah. Press bar diturunkan sampai menyentuh shaft. Ketika
sudah sejajar, press bar akan mendorong shaft ke posisi yang diinginkan. Tenaga operator
dilipatgandakan dengan keuntungan mekanis arbour press.

Arbour Press

43
Keselamatan Kerja Dalam Praktek Kerja Bangku

Kecelakaan di bangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang tidak
tepat (tidak sesuai) dengan funsinya, juga penggunaan yang salah atau tidak hati-hati.
Kecelakaan ini disebabkan oleh ujung-ujung alat potong atau benda kerja yang tajam.
Pencegahannya :
o Bekerjalah dengan hati-hati.
o Pergunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
o Pergunakan alat-alat dengan kondisi yang baik.
o Pergunakan alat-alat dengan baik dan benar.
o Jangan menyimpan alat-alat tajam di saku baju kerja.
o Simpanlah alat-alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita.
o Lindungi ujung-ujung alat yang tajam dengan gabus atau bahan lainnya.
o Pisahkan alat-alat ukur presisi dengan alat-alat potong.
o Simpanlah alat-alat terpisah satu dengan yang lainnya.
o Alasi alat-alat presisi dengan lap halus.
o Ambillah alat-alat dengan hati-hati.
o Bersihkanlah alat-alat sebelum dan sesudah dipakai.

Jadwal Praktikum Pratik bengkel mekanik Tahun Akademik 2020/2021

No Nama pengerjaan Waktu Pengerjaan Kegiatan yang dilakukan Keterangan

1 Bubut Senin,10 november - Membubut ulir ganda Selesai


21 Desember 2020

2 Las busur listrik Senin,4 Januari- 1 (normal,vertikal,horizontal) Selesai


Februari 2021

3 Surface grinding Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

4 Kerja bangku Tidak selesai (karena


kampus lockdown )

44
BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktek bengkel yang di jelaskan di atas dapat di ambil kesimpulan
bahwa untuk menghasilkan hasil yang baik maka mahasiswa/mahasiswi harus bekerja sesuai
dengan Teknik dan aturan yang ada. Serta harus selalu memperhatikan keselamatan kerja Ketika
melakukan praktek di dalam lingkungan kampus.

Mahasisa/mahasiswi juga harus tetap memperhatikan kebersihan serta harus disiplin dan sabar
dalam melakukan praktek.

Selain itu mahasiswa dan mahasiswi juga dapat mempelajari bagaimana menggunakan mesin
bubut, mesin las, serta mengenal bentuk dari mesin surface grinding.

Dan untuk pengerjaan suface grinding dan juga kerja bangku belum dapat terlaksanakan
di karenakan kurang nya waktu untuk melaksanakan praktikum karna adanya pandemic korona
yang mengakibat kan ada nya pembagian jadwal dan juga di tiadakan nya praktek selama dua
minggu

Saran

Di era globalisasi sekarang ini , kemajuan teknologi di seluruh dunia semakin cepat maju
dan berkembang. hampir semua peralatan kerja menggunakan teknologi. Oleh sebab itu , kita
harus berpacu untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman
ini,dengan cara berkreasi dan menciptakan kreativitas yang inovatif dan professionaldengan
diiringi keimanan serta ketaqwaan. jika tidak , kita akan jauh tertinggal dantergilas oleh
kemajuan teknologi jaman.
Selain itu dalam pelaksanaan praktek di bengkel harus di lakukan dengan sungguh
sungguh agar dapat lebih mengetahui dan mengerti cara cara bekerja di dalam bengkel.

45
DAFTAR PUSTAKA

https://otosigna99.blogspot.com/2019/05/alat-alat-teknik-kerja-bangku.html

https://membaraaction.weebly.com/home/keselamatan-menggerinda-safety-for-grinding

http://adigarma.blogspot.com/2018/01/kerja-bangku.html

http://zycoluffy21.blogspot.com/2013/12/cara-pengoperasian-mesin-bubut.html

https://samiinstansi.blogspot.com/2019/05/cara-menggunakan-mesin-bubut-yang-baik.html

https://p4tkpertanian.kemdikbud.go.id/pengelasan-dengan-menggunakan-las-listrik-
busur- manual/#:~:text=Las%20busur%20listrik
%20atau%20umumnya,tenaga%20listrik%20se bagai%20sumber
%20panas.&text=Busur%20listrik%20yang%20terjadi%20diantara,ele ktroda%20dan
%20sebagian%20bahan%20dasar.

https://www.pengelasan.net/las-listrik/

46

Anda mungkin juga menyukai