Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mesin bubut .

Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan yang sangat
di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang mampu bersaing di
dunia industri logam.

Penulis juga berterima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik
secara langsung maupun tidak langsung terutama rekan satu kelompok dan M. Faisal sebagai
pembimbing praktek mesin bubut.

Jakarta 2013

Penulis

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... 1

Daftar Isi ................................................................................................................................ 2

BAB I Pendahuluan

a) Latar Belakang ........................................................................................................ 3

b) Maksud Dan Tujuan................................................................................................ 4

BAB II Landasan Teori

Mesin Bubut Konvensional ......................................................................................... 5

BAB III

Jurnal Praktikum ...................................................................................................... 23

BAB IV

Pembahasan Soal .................................................................................................... 25

BAB V

Kesimpulan .............................................................................................................. 36

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 37

Lampiran

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang permesinan,


dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoprasikan maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari
mesin tersebut. Banyak mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi
terkadang tidak dapat mengoprasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut. Mereka
cenderung lebih menguasai teori daripada praktek kerja mesin tersebut. Sedangkan di era globalisasi
sekarang ini dibutuhkan tenaga kerja yang bukan hanya mengerti teori suatu mesin melainkan tenaga
kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut.
Terkadang ada juga beberapa diantara mereka yang dapat mengoperasikan serta merawat mesin dan
peralatan mesin tersebut tetapi mereka lemah terhadap pendalaman teori dan mesin tersebut.
Apabila hal ini sampai terjadi maka akan lebih banyak lagi sarjana kita yang tidak akan mendapat
pekerjaan karena kalah bersaing dengan tenaga ahli asing yang datang dari luar negeri dan bekerja di
dalam negeri. Tenaga ahli itu sudah membekali diri mereka dengan beberapa keahlian baik berupa
pendalaman teori pemesinan, mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan mesin tersebut.
Kemudian apabila hal ini tidak ditanggapi dengan serius maka, tidaklah mustahil tenaga kerja dari
negara kita akan menjadi tamu yang terasing di negaranya sendiri.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, maka perguruan tinggi wajib memberikan bekal teori
permesinan yang cukup kepada mahasiswanya. Selain itu perguruan tinggi juga harus mengadakan
praktikum kerja mesin dalam perkuliahan yang merupakan salah satu cara untuk membentuk skill dan
mengembangkan sikap professional sebelum mahasiswa terjun langsung kedalam dunia pekerjaa. Dari
praktikum kerja mesin inilah diharapkan mahasiswa mendapatkan bekal keterampilan sehingga mampu
berpikir kreatif dan dinamis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan
serta dapat memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi di dunia kerja secara efektif dan
efisien.
Selain itu, dalam laporan praktikum kerja mesin ini, kami akan memaparkan beberapa prinsip
kerja yang terdapat didalam pengoperasian mesin produksi yang ada di Universitas Pancasila. Dengan
memiliki pemahaman dasar tantang prinsip kerja mesin, diharapkan seorang operator ataupun teknisi

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 3


dapat mengoperasikan sekaligus memecahkan beberapa persoalan yang dihadapi dalam praktik kerja
mesin sehingga dapat memanfaatkan waktu, tenaga, dan pikiran sebaik-baiknya.

b. Maksud dan Tujuan


Dengan berkembangnya teknologi terutama dalam bidang industri dibutuhkan sumber daya
manusia yang mampu mengoperasikan mesin sekaligus merawatnya beserta alat alat
pendukungnya,Praktkum ini dilakukan agar mahasiswa mendapatkan ilmu lapangan untuk
melengkapi atau memantapkan teori yang telah di dapat sebelumnya.
Tujuan :
a. Mahassiswa mampu mengoperasikan mesin bubut sesuai standart
b. Mahasiswa mengenal macam-macam esin bubut
c. Mengaplikasikan Ilmu teori ke dalam praktikum
d. Mahasiswa mengetahui alat – alat pendukung mesin bubut.
e. Mahasiswa dapat menerapkan K3 dalam pengoperasian mesin bubut
f. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi kehalusan dari permukaan yang di bubut
g. Mahasisiwa dapat mengidentifikasi alat potong yang sesuai untuk benda kerja yang akan
dibuat
h. Menambah keahlian dalam mengoperasikan mesin bubut

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 4


BAB II

LANDASAN TEORI

1. Mesin Bubut Konvensional


1.1 Pengertian Mesin Bubut Konvensional
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak
memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda
kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang
pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar
dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja
akan disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan diam, pada
perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya
diam. Dalam kecepatan putar sesuai perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja
sehingga benda kerja mudah dibentuk sesuai yang diinginkan. Dikatakan konvensional karena untuk
membedakan dengan mesin-mesin yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled)
ataupun kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak diperlukan
keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat bagian-
bagian otomatis dalam pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem
otomatis, baik yang dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Ukuran mesinnya
pun tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut konvensional yang dipergunakan untuk
mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri perkapalan dalam membuat atau
merawat poros baling-baling kapal yang diameternya mencapai 1.000 mm.

Bagian – bagian Mesin Bubut dan Fungsinya

 Head – stock, tempat pengaturan kecepatan pemotong (speed of cut).


 Spindel, bagian yang meneruskan putaran mesin ke benda kerja sehingga benda kerja dapat
berputar, serta tempat melekatnya pemegang kerja.
 Chuck, pemegang benda kerja.

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 5


 Dead center, untuk menunjang ujung benda kerja, center ini tidak berputar Sendiri tetapi
mengikuti putaran benda kerja.

 Tail stock spindle, tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga melekatkan drill
chuck untuk proses drilling.
 Trail stock, bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang bagian benda kerja dengan
perantaraan dead center yand dilekatkan pada tail stock spindle.
 Tail stock hand wheel, untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar kedudukan
benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu apabila pada tail stock spindle dipasang
mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk memberikan gerak makan.
 Bed, bagian yang menunjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian atas dari bed disebut
ways.
 Carriage, bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang bed. Carriage memikul
bagian – bagian lain yang terletak diatasnya, yaitu cross slide dan lain – lain.
 Cross slide, bagian yang melintang pada sumbu mesin bubut, terletak diatas carriage. Untuk
mengadakan gerakan pemakanan melintang.
 Compound rest, tempat melekatnya tool post.
 Tool post, tempat melekatnya pahat (cutting tool).
 Leg, kaki mesin bubut, hanya ada pada mesin bubut yang kecil.
 Gear box, terdapat susunan roda gigi yang memungkinkan adanya variasi kecepatan makan
(feed motion).

1.2 Fungsi Mesin Bubut Konvensional


Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/ memproduksi benda-benda
berpenampang silindris, misalnya poros lurus (Gambar 1), poros bertingkat (step shaft) (Gambar 2),
poros tirus (cone shaft) (Gambar 3), poros beralur (groove shaft) (Gambar 4), poros berulir (screw
thread) (Gambar 5) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak buah catur
(raja, ratu, pion, dan lain-lain).

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 6


Gambar 1. Poros lurus

Gambar 2. Poros bertingkat (Step Shaft)

Gambar 3. Poros tirus (Cone Shaft)

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 7


Gambar 4. Poros beralur dan berulir (Screw Thread)

1.3 Cara Kerja Mesin Bubut


Motor listrik yang ada pada mesin bubut akan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi
mekanis yaitu berupa gerak putar. Gerak putar yang ada pada motor listrik selanjutnya ditransmisikan
dengan menggunakan perlengkapan transmisi pulley dan roda gigi, sehingga mampu memutar poros
utama (spindel). Diujung poros utama terdapat perlengkapan pencekam yang mampu mencekam benda
kerja, sehingga adanya putaran pada poros utama maka akan memutar benda kerja.
Sedangkan pahat yang tercekam pada tempatpahat (tool post) akan mampu bergerak ke kanan, ke kiri,
mendekat, menjauhi operator serta mampu bergerak sorong. Gerakan – gerakan ini dimungkinkan
terjadi karena adanya fasilitas ulir penggerak, susunan roda gigi dan juga adanya jalan. Selanjutnya
adanya dead center yang akan mendukung benda kerja pada sisi satunya.

1.4 Proses Pengerjaan Pada Mesin Bubut


Secara umum proses pengerjaan mesin bubut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

 Proses pemotongan kasar yaitu membuang material sebanyak mungkin atau merupakan
pemotong atau pengerjaan terakhir.
 Proses pemotongan halus/semi halus merupakan proses yang hanya memerlukan satu atau dua
kali pemotongan untuk mencapai ukuran akhir.

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 8


1.5 Dimensi Utama Mesin Bubut
Ukuran mesin bubut ditentukan oleh panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung
senter kepala tetap (Gambar 5). Misalnya tinggi mesin bubut 200 mm, berarti mesin tersebut hanya
mampu menjalankan eretan melintangnya sepanjang 200 mm atau mampu melakukan pembubutan
maksimum benda kerja yang memiliki radius 200 mm (berdiameter 400 mm). Demikian pula misalnya
panjang mesin 1.000 mm, berarti hanya dapat menjalankan eretan memanjangnya sepanjang 1.000 mm.
Namun demikian beberapa mesin bubut ada yang mempunyai fasilitas atau kelengkapan untuk
menambah ukuran diameter benda kerja yang dapat dikerjakan dengan beberapa alat khusus atau
didesain khusus pula, misalnya untuk menambah ukuran diameter yaitu dengan membuka pengikat alas
di ujung kepala tetap.

Gambar 5. Dimensi utama mesin bubut

1.6 Waktu Pengerjaan


Yang dimaksud dengan waktu pengerjaan di sini adalah durasi waktu (lamanya waktu) yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan. Durasi ini sangat penting diperhatikan sehubungan dengan efisiensi
pengerjaan. Apalagi dikaitkan dengan sistem bisnis komersial atau kegiatan unit produksi di sekolah,
waktu pengerjaan sangat penting untuk diperhitungkan. Hal-hal yang berkaitan dengan waktu
pengerjaan sebagai berikut.
a. Kecepatan Pemakanan (f)
Yang dimaksud dengan kecepatan pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda kerja dalam
satuan milimeter per menit atau feet per menit. Pada gerak putar, kecepatan pemakaian, f adalah gerak

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 9


maju alat potong/benda kerja dalam n putaran benda kerja/pisau per menit. Pada mesin bubut, tabel
kecepatan pemakanan f dinyatakan dalam satuan milimeter perputaran sehingga f = f . n.
Besarnya kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh:
• jenis bahan pahat yang digunakan;
• jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata, mengulir,
memotong, mengkartel, dan lain-lain;
• menggunakan pendinginan atau tidak;
• jenis bahan yang akan dibubut, misalnya besi, baja, baja tahan karat (stainless steel), atau bahan-
bahan nonfero lainnya; serta
• kedalaman pemakanan.
Sebagai pedoman umum untuk mengetahui besarnya kecepatan pemakanan dapat dilihat pada Tabel 5.

Pekerjaan kasar yang dimaksud adalah pekerjaan pendahuluan di mana pemotongan atau
penyayatan benda kerja tidak diperlukan hasil yang halus dan presisi, sehingga kecepatan
pemakanannya dapat dipilih angka yang besar dan selanjutnya masih dilakukan pekerjaan penyelesaian
(finising). Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan gerakan otomatis ataupun gerakan manual, namun
demikian tidak boleh mengabaikan kemampuan pahat dan kondisi benda kerja. Semakin tebal
penyayatan hendaknya semakin rendah putarannya untuk menjaga umur pahat dan tidak terjadi beban
lebih terhadap motor penggeraknya. Sedangkan pekerjaan penyelesaian yang dimaksud adalah
pekerjaan penyelesaian (finishing) akhir yang memerlukan kehalusan dan kepresisian ukuran tertentu,
sehingga kecepatan pemakanannya harus menggunakan angka yang kecil dan tentunya harus
menggunakan putaran mesin sesuai perhitungan atau data dari tabel kecepatan potong.

Laporan Praktikum Mesin Bubut Page 10

Anda mungkin juga menyukai