Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek mesin bubut .
Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan yang sangat
di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang mampu bersaing di
dunia industri logam.
Penulis juga berterima kasih atas semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik
secara langsung maupun tidak langsung terutama rekan satu kelompok dan M. Faisal sebagai
pembimbing praktek mesin bubut.
Jakarta 2013
Penulis
BAB I Pendahuluan
BAB III
BAB IV
BAB V
Kesimpulan .............................................................................................................. 36
Lampiran
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
LANDASAN TEORI
Tail stock spindle, tempat melekatnya dead center. Disamping itu dapat juga melekatkan drill
chuck untuk proses drilling.
Trail stock, bagian belakang (ekor) mesin bubut, untuk menunjang bagian benda kerja dengan
perantaraan dead center yand dilekatkan pada tail stock spindle.
Tail stock hand wheel, untuk memajukan atau memundurkan posisi dead center agar kedudukan
benda kerja dapat diukur dengan baik. Disamping itu apabila pada tail stock spindle dipasang
mata bor, komponen dapat dipergunakan untuk memberikan gerak makan.
Bed, bagian yang menunjang head stock, tail stock. Sedangkan bagian atas dari bed disebut
ways.
Carriage, bagian yang dapat bergeser dengan arah longitudinal sepanjang bed. Carriage memikul
bagian – bagian lain yang terletak diatasnya, yaitu cross slide dan lain – lain.
Cross slide, bagian yang melintang pada sumbu mesin bubut, terletak diatas carriage. Untuk
mengadakan gerakan pemakanan melintang.
Compound rest, tempat melekatnya tool post.
Tool post, tempat melekatnya pahat (cutting tool).
Leg, kaki mesin bubut, hanya ada pada mesin bubut yang kecil.
Gear box, terdapat susunan roda gigi yang memungkinkan adanya variasi kecepatan makan
(feed motion).
Proses pemotongan kasar yaitu membuang material sebanyak mungkin atau merupakan
pemotong atau pengerjaan terakhir.
Proses pemotongan halus/semi halus merupakan proses yang hanya memerlukan satu atau dua
kali pemotongan untuk mencapai ukuran akhir.
Pekerjaan kasar yang dimaksud adalah pekerjaan pendahuluan di mana pemotongan atau
penyayatan benda kerja tidak diperlukan hasil yang halus dan presisi, sehingga kecepatan
pemakanannya dapat dipilih angka yang besar dan selanjutnya masih dilakukan pekerjaan penyelesaian
(finising). Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan gerakan otomatis ataupun gerakan manual, namun
demikian tidak boleh mengabaikan kemampuan pahat dan kondisi benda kerja. Semakin tebal
penyayatan hendaknya semakin rendah putarannya untuk menjaga umur pahat dan tidak terjadi beban
lebih terhadap motor penggeraknya. Sedangkan pekerjaan penyelesaian yang dimaksud adalah
pekerjaan penyelesaian (finishing) akhir yang memerlukan kehalusan dan kepresisian ukuran tertentu,
sehingga kecepatan pemakanannya harus menggunakan angka yang kecil dan tentunya harus
menggunakan putaran mesin sesuai perhitungan atau data dari tabel kecepatan potong.