Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN OBSERVASI

INSTALASI MESIN PADA BENGKEL THOHA DAN JAYA TUNGGAL

Guna Memenuhi Mata Kuliah Perakitan Instalasi Mesin

Dosen Pengampu Ibu. Puteri Ardista Mawangi, M.Pd

Disusun Oleh :

Mohammad Rizal Efendi (200511633266)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Observasi Perakitan Instalasi
Mesin ini. Dengan ini tidaklah terlepas juga dari peran serta Dosen Pengampu mata kuliah
Perakitan Instalasi Mesin, dan pemilik tempat Observasi, yakni, Bengkel Thoha dan Jaya
Tunggal yang telah turut serta dalam penyelesaian penulisan laporan ini. Kesempurnaan itu
hanya milik Tuhan, begitu juga dengan laporan ini, banyak kekurangan yang terdapat di
dalamnya. Oleh karena itu, besar harapan penulis jika ada banyak saran dan kritik yang
membangun, yang selanjutnya dapat memperkaya penulis dalam upaya perbaikan laporan-
laporan lainnya. Harapan penulis, laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, baik
mahasiswa pendidikan teknik mesin ataupun masyarakat pada umumnya. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.

Malang, 23 April 2022

Penulis

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 6
D. Metode Penulisan ........................................................................................................................ 6
BAB II..................................................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................................... 7
A. Pelaksanaan Observasi ................................................................................................................ 7
B. Hasil Observasi ........................................................................................................................... 7
1. INSTALASI MESIN MILLING RODA GIGI PADA BENGKEL JAYA TUNGGAL ........ 7
2. INSTALASI MESIN BUBUT PADA BENGKEL JAYA TUNGGAL ............................... 12
3. INSTALASI MESIN FRAIS PADA BENGKEL THOHA .................................................. 16
C. Dokumentasi Observasi ............................................................................................................ 21
BAB III ................................................................................................................................................. 23
PENUTUP ............................................................................................................................................ 23
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 23
B. Saran ......................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka kemajuan di bidang


industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan
menambah kenyamanan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah di bidang
Pemesinan, dimana dalam penggunaan dari mesin Frais, Bubut, dan Milling Roda Gigi sangat
diperlukan guna menyokong kebutuhan baik untuk Industri pemesinan maupun Otomotif.
Dalam Bidang pemesinan, pasti terdapat bengkel las, bubut, dan frais. Di bengkel las, bubut,
dan frais pastinya terdapat banyak berbagai macam alat yang berkaitan dengan pemesinan, dan
pastinya sebelum menggunakan mesin-mesin tersebut perlu adanya instalasi mesin dan
penempatan mesin yang tepat.

Instalasi mesin sendiri merupakan kegiatan merangkai atau merakit bagian atau
komponen dari berbagai alat dan bahan yang disusun sehingga menjadi benda utuh yang
dinamakan dengan mesin. Contoh dari perakitan dan instalasi mesin sendiri berupa mesin frais,
bubut, dan milling roda gigi. Untuk mesin frais sendiri pertama kali diciptakan Pada Tahun
1818 mesin milling atau biasa disebut mesin frais, pertama kali ditemukan di New Heaven
Conecticut oleh Eli Whitney. Pada tahun 1952 John Parson mengembangkan frais dengan
kontrol basis angka (Milling Numeric Control) dalam perkembangannya mesin frais
mengalami berbagai perkembangan baik secara mekanis maupun secara teknologi
pengoperasiannya. Mesin milling adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan sebuah
bidang datar dimana pisau berputar dan benda bergerak melakukan langkah pemakanan.
Sedangkan proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan
bentuk bidang datar karena pergerakan dari meja mesin, dimana proses pengurangan material
benda kerja terjadi karena adanya kontak antara alat potong (cutter) yang berputar pada poros
dengan benda kerja yang tercekam pada meja mesin. Mesin frais dan Mesin milling roda gigi
mempunyai kemiripan, hanya saja sebagai pembeda cara kerja dari mesin frais bekerja dengan
arah mesin yang vertical, sedangkan mesin milling roda gigi bekerja dengan arah horizontal,
jika dikolaborasikan dengan suatu alat bantu atau alat potong pembentuk khusus, akan dapat
menghasilkan beberapa bentuk yang sesuai dengan tuntutan produksi, misal : Uliran, Spiral,
Roda gigi, Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing dan lain-lain. Dan untuk mesin bubut
sendiri suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut
sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan
cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak
potong relative dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan. Mesin bubut adalah alat
kuno. Bukti paling awal dari mesin bubut tanggal kembali ke Mesir Kuno sekitar 1300 SM.
Ada juga bukti lemah untuk keberadaannya di situs Yunani Mycenaean, yang berasal dari abad
ke 13 atau 14 SM. Bukti yang jelas tentang artefak yang berubah telah ditemukan sejak abad

4
ke-6 SM: pecahan mangkuk kayu di sebuah makam Etruscan di Italia Utara serta dua piring
kayu datar dengan pelek dekoratif dari pelek modern Turki. Selama periode Negara-Negara
Berperang di Tiongkok, c. 400 SM, Cina kuno menggurtkan mesin bubut putar untuk
menajamkan alat dan senjata pada skala industri. Lukisan pertama yang diketahui
menunjukkan tanggal mesin bubut ke abad ke-3 SM di Mesir kuno. Mesin bubut itu sangat
penting bagi Revolusi Industri. Itu dikenal sebagai ibu dari peralatan mesin tukang, karena itu
adalah peralatan mesin pertama yang mengarah pada penemuan peralatan mesin lainnya.

Melihat begitu pesatnya perkembangan dari mesin frais, bubut, dan milling roda gigi
ini, yang mana telah mampu membantu menciptakan benda-benda penyokong industri dan
komponen-komponennya, sehingga membuat penyebaran dan penggunaan dari mesin ini tak
akan lekang oleh waktu, dari mulai awal ditemukan hingga saat ini mesin-mesin tersebut masih
marak digunakan. Dengan ini menjadikan saya tertarik untuk mencari tahu secara langsung
dengan melakukan observasi langsung ke tempat tersedianya mesin-mesin tersebut, dan
sekaligus menjadi latar belakangi saya untuk menyusun laporan ini dengan judul
“OBSERVASI INSTALASI MESIN PADA BENGKEL THOHA DAN JAYA“

B. Rumusan Masalah

Rumusan yang terdapat dalam laporan ini adalah :

1. Bagaimana nama mesin yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
2. Bagaimana fungsi mesin pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
3. Bagaimana nama bagian-bagian mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) dan
fungsinya?
4. Bagaimana cara kerja mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) yang digunakan pada
bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
5. Bagaimana cara melepas bagian-bagian mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi)
yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
6. Bagaimana cara memasang bagian-bagian mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi)
yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
7. Bagaimana Langkah-langkah memasang mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi)
pada dudukannya yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
8. Bagaimana uji coba dan menyetel mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) yang
digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
9. Bagaimana Perawatan Mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) yang digunakan
pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?

5
C. Tujuan

Tujuan yang terdapat dalam laporan ini adalah :

1. Mengetahui nama mesin yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
2. Mengetahui fungsi mesin pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
3. Mengetahui nama bagian-bagian mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) dan
fungsinya?
4. Mengetahui cara kerja mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) yang digunakan
pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
5. Mengetahui cara melepas bagian-bagian mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi)
yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
6. Mengetahui cara memasang bagian-bagian mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi)
yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
7. Mengetahui Langkah-langkah memasang mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi)
pada dudukannya yang digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
8. Mengetahui uji coba dan menyetel mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) yang
digunakan pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?
9. Mengetahui Perawatan Mesin (Frais, Bubut dan Milling Roda Gigi) yang digunakan
pada bengkel Thoha dan Jaya Tunggal?

D. Metode Penulisan

Dalam penyusunan laporan observasi ini, saya melakukan observasi dan pengambilan
data yang diperlukan untuk mengetahui jawaban atas sub-pertanyaan yang dibahas dalam
laporan ini. saya melakukan penyusunan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain :

1. Studi Lapangan

Data-data yang berkaitan dalam penulisan diambil langsung di lokasi pada saat
melakukan observasi..

2. Metode Interview

Saya melakukan wawancara kepada kepala bengkel mengenai mesin yang digunakan.

3. Metode Dokumentasi

Dalam observasi ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data


pengamatan terhadap mesin yang digunakan dengan menggunakan foto dan video.

6
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Observasi

Observasi dilaksanakan pada:

- Hari : Sabtu
- Tanggal : 23 April 2022
- Nara sumber : (Pemilik dan Anak Pemilik Bengkel Las Bubut Jaya Tunggal) +
(Pemilik Bengkel Thoha)
- Tempat : Bengkel Las Bubut Jaya Tunggal + Bengkel Thoha
- Alamat : Jl. Kolonel Sugiono No. 75, Mergosono, Kec. Kedungkandang, Kota
Malang. (Jaya Tunggal) + Jl. Nusakambangan No. 2, Kasin, Kec.
Klojen, Kota Malang.(Bengkel Thoha).

B. Hasil Observasi

1. INSTALASI MESIN MILLING RODA GIGI PADA BENGKEL JAYA TUNGGAL

Gambar 1. Mesin Milling Roda Gigi Pada Bengkel Jaya Tunggal

7
a. Nama Mesin dan Tipe
Nama Mesin Milling Roda Gigi yang digunakan pada bengkel Jaya Tunggal
adalah Mesin Milling Roda Gigi dengan Tipe KUNZMANN Uf6n.

b. Fungsi Mesin
Mesin milling roda gigi ini memiliki fungsi megerjakan penyayatan benda kerja
secara merata horizontal, dan mampu membuat alur, roda gigi serta bisa
melakukan pembuatan benda kerja dengan jumlah sisi yang banyak dengan cara
sangat beraturan

c. Nama Bagian-Bagian dan Fungsinya


1. Alas (Bed)
2. Lutut (Knee)
3. Sadel
4. Meja (table)
5. Lengan (Over Arm)
6. Arbor
7. Spindel
8. Kolom

1. KOLOM
Merupakan salah satu bagian dari mesin milling yang berfungsi untuk dudukan
bagian pendukung lain seperti spindel, lengan, tuas-tuas,lutut dan juga merupakan
rumah dari roda gigi transmisi dari motor penggerak yang di kaitkan dengan
vanbelt pada pully-pully nya.

2. SPINDEL
Funsi utama spindel yaitu bagian poros utama yang memutar arbor yang sudah
dipasangi pisau milling (cutter) untuk melakukan proses pemakanan atau
penyayatan benda kerja.

3. ARBOR
Merupakan suatu alat sebagai kedudukan pisau-pisau milling, arbor ini sendiri
dipasang pada spindel dan memegang erat pisau sehingga saat spindel mesin
8
berputar pahat atau pisau ini terpegang kuat oleh arbor. Pada jenis mesin frais
horizontar, arbor dilengkapi dengan cincin-cincin (spacer) dengan fungsi penjepit
cutter agar tidak bergeser-geser. Saat dipasang arbor mesin milling roda gigi
ditopang dengan alat penopang arbor.

4. LENGAN/OVER ARM
Pada jenis horizontal difungsikan sebagai penopang arbor ,lengan terletak di
bagian kolom dan badan mesin. Pada bagian bawah lengan ini memiliki alur ekor
burung yang berguna untuk mengaitkan penyokong arbor agar tetap sejajar dan
tidak jatuh.

5. MEJA / TABLE
Seperti namanya meja ini berfungsi sebagai peletak benda kerja yang didikat
dengan cekam/ragum, kepala pembagi ,klem serta kepala lepas. Pada meja mesin
ini memiliki alur T tang tidak berujung dengan tujuan alur T ini dibuat untuk
mengikat klem atau penjepit benda kerja lainnya terhadap meja mesin dengan
kuat tidak bergeser ketika pengefrisan berlangsung.

6. SADEL
Merupakan suatu bagian dari mesin milling yang dipergunakan untuk dudukan
meja. Dengan alur ekor burung yang ada pada sedel ini membuat sadel dapat
digerakkan secara arah melintang dengan halus. Pergerakan sadel merupakan juga
pergerakan meja mesin sehingga untuk mengurangi kerusakan setingan,sadel
dilengkapi dengan pengunci agar posisi setingan tidak berubah-rubah.

7. LUTUT
Merupakan suatu tempat dudukan sadel, Lutut sendiri di topang oleh kolom
mesin, juga batang pengankat. Bagian lutut ini bisa digerakkan dengan cara
memutar engkolnya searah jarum jam dan berlawanan jarum jam, apabila searah
jarum jam pergerakan lutut ini secara vertikal naik ke atas. Dan sebaliknya apabila
engkol diputar berlawanan jarum jam pergerakan lutunya searah vertical ke
bawah menjauhi mata pisau mesin milling roda gigi.

9
8. BED ALAS
Bagian ini merupakan bagian yang posisinya terletak pada bagian paling bawah
struktur mesin milling roda gigi dimana bagian ini berfungsi sebagai penyokong
semua bagian komponen mesin milling roda gigi. Di dalam bed terdapat rongga
ruangan yang berguna untuk menyimpan dan mensirkulasi cairan pendingin cutter
dan benda kerja dengan cara memompanya ke atas lagi dengan instalasi selang.

d. Cara Kerja Mesin

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Lakukan pengukuran benda kerja.
3. Lakukan perhitungan pada benda kerja sesuai dengan rumus pengerjaan
mesin frais
4. Pasang benda kerja pada chuck dan disupport menggunakan kepala lepas.
5. Pasang skrup ukuran, mandret ukuran dicekam pada kepala pembagi.
6. Putar engkol cakram pembagi ke titik nol. Naikkan letak roda gigi dengan
cutter kira – kira 1 mm lalu atur roda tangan engkol arah vertikal ke titik
nol. Setelah cocok, hidupkan mesin dengan menekan tombol forward
(gerakan searah jarum jam).
7. Putar engkol melingkar menggunakn tangan kiri dengan arah bolak – bali
secara lebih cepat dari putaran engkol vertikal tersebut berfungsi mengatur
kedalaman gerigi yang dibuat.
8. Setelah mendapatkan hasil yang diinginkan, putar engkol vertikal
berlawanan arah jarum jam untuk menjauhkan jarak antara roda gigi
dengan cutter. Kemudian atur ulang piring pembagi untuk menentukan
jarak antara gerigi satu dengan yang lain dan gunakan cara sebelumnya
untuk menentukan jarak roda gigi selnjutnya sesuai dengan keinginan.
Jangan lupa untuk memberikan cairan pendingin saat cutter dan roda gigi
sedang bekerja agar roda gigi tidak mengeluarkan asap akibat terlalu
panas.
9. Setelah semua roda gigi selesai dikerjakan, kendurkan kepala pembagi
hingga sekrup dan roda gigi dapat dikeluarkan dari mandrel. Kemudian
matikan mesin dengan switch off

10
10. Bersihkan sisa – sisa logam roda gigi yang terkikir tersebut pada mesin
fraisCara Melepas Bagian-Bagian Mesin

e. Cara Melepas Bagian-Bagian Mesin


Dalam proses melepaskan pada mesin milling roda gigi ini dilakukan yang
pertama dilakukan yakni melonggarkan baut yang telah dikencangkan pada saat
proses pemasangan, yang mana diawali dengan melonggarkan baut yang terdapat
pada ragum agar benda kerja dapat dikeluarkan, selanjutnya melepaskan fixture
apabila telah digunakan.

f. Cara Memasang Bagian-Bagian Mesin


Dalam proses milling gigi rack, pencekaman benda kerja dapat dilakukan dengan
menjepit benda kerja pada ragum, menggunakan fixture dan dapat pula diklem
langsung di meja mesin. Pada pencekaman dengan ragum, benda kerja dicekam
melintang sebessar 90 terhadap meja. Sedangkan untuk proses milling dalam
jumlah banyak dapat dilakukan dengan menggunakan fixture guna mengurangi
waktu setting. Pencekaman dengan klem dapat dilakukan dnegan dua klem yang
didikatkan pada alur T meja mesin milling rods gigi. Dicekam di Ragum Diklem
langsung.

g. Langkah-Langkah Memasang Mesin Pada Dudukannya


Dalam penempatannya mesin milling roda gigi pada bengkel Jaya Tunggal
Langkah-Langkah dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin, yakni
pemasangannya dibantu oleh mesin crane untuk memindahkan mesin pada tempat
atau dudukan yang diinginkan.

h. Uji Coba dan Menyetel Mesin


Untuk memilling roda gigi, maka bahan roda gigi itu harus dijepit pada suatu as,
dan as dengan bahan roda gigi dipasang diantara kepala pembagi dan kepala
lepas.Kepala pembagi dan kepala lepas dipasang pada meja faris. Dalam
pekerjaan memilling membuat roda-roda gigi diperlukan suatu alat yang dapat
membagi bahan roda gigi dalam jumlah yang sama dan teliti. Artinya sesudah
setiap kali memfrais satu parit gigi, bahan roda gigi dapat diputarkan sedemikian
11
rupa banyaknya sehingga pada keliling bahan roda gigi dapat dimilling dengan
suatu pembagi gigi, seperti yang direncanakan.

i. Perawatan Mesin
Prosedur Perawatan dengan Pemberian oli secara rutin untuk menghindari karat
serta karat, dan Juga membersihkan sisaan Gram Logam yang tertinggal pada
mesin setelah digunakan.

2. INSTALASI MESIN BUBUT PADA BENGKEL JAYA TUNGGAL

Gambar 3. Mesin Bubut Pada Bengkel Jaya Tunggal

a. Nama Mesin dan Tipe


Nama Mesin Bubut yang digunakan pada bengkel Jaya Tunggal adalah Mesin
Bubut dengan Tipe C6232Ai.

b. Fungsi Mesin
Fungsi utama mesin bubut adalah untuk menghilangkan logam dari suatu
pekerjaan untuk memberikan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Mesin bubut
memiliki banyak fungsi dalam berbagai bidang, diantaranya adalah pengerjaan

12
logam, pemintalan logam, untuk membentuk ulir sekrup, juga digunakan untuk
pemulihan suku cadang, dan banyak lagi.

c. Nama Bagian-Bagian dan Fungsinya


1. Headstock / Kepala Tetap
Headstock merupakan tempatnya transmisi gerak yang mengatur putaran yang
dibutuhkan saat proses pembubutan. Headstocl difungsikan sebagai dudukan
chuck dan spindle, pengaturan kecepatan putaran spindle, tempat perlengkapan
gear box, dan lain sebagainya.

2. Tailstock / Kepala Lepas


Tailstock digunakan untuk menyangga benda kerja yang panjang, kedudukan
chuck bor, reamer, dan untuk proses pemesinan bubut tirus di mesin bubut.

3. Toolpost / Tempat Pahat


Toolpost adalah tempat rumah pahat, digunakan sebagai tempat dudukan pahat
bubut, dengan menggunakan pemegang pahat.
4. Spindle
Spindle difungsikan sebagai tempat pemasangan benda kerja utuk proses
penyayatan. Terdapat dua macam spindle yaitu spindle rahang tiga dan spindle
rahang empat.

5. Lead Crew / Ulir Pembawa


Lead crew ini adalah poros berulir panjang yang terletak sedikit di bawah dan
sejajar dengan tepian, memanjang dari kepala tetap ke ekor tetap. Dihubungkan
oleh roda gigi pada kepala tetap dan rotasi dapat dibalik. Menempel ke kereta dan
digunakan sebagai kabel pemandu untuk membuat benang saja dan dapat dilepas
saat tidak digunakan.

6. Feedrod / Poros Penjalan


Feedrod terletak di bawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga dari gear box cepat untuk menggerakkan mekanisme geladak ke arah
melintang atau membujur.

13
7. Carriage / Eretan
Carriage tersebut terdiri dari eretan, tempat pahat, dan apron. Untuk menahan
beban dan mengarahkan pahat potong eretan/ carriage haruslah memiliki struktur
yang kuat. Carriage ini memiliki dua cross slide yang berfungsi untuk
mengarahkan pahat ke arah silang. Spindle bagian atas mengontrol pergerakan
dudukan pahat dan spindle atas untuk memindahkan dudukan di sepanjang
landasan.

8. Bed / Alas Mesin


Bed atau alas ini berfungsi untuk kedudukan eretan atau carriage. Alas mesin
merupakan bagian rangka utama mesin bubut, yang di atas kerangka tersebut
carriage serta headstock bertumpu serta begerak, adapun alur alas mesin
berbentuk V, rata atau datar.

9. Gear Box / Lemari Roda Gigi


Gear box atau roda gigi ini berfungsi untuk mentransmisikan daya dari spindel ke
sekrup utama pada kecepatan yang berbeda.
10. Chuck
Chuck pada dasarnya digunakan untuk menjepit benda kerja, khususnya yang
panjangnya pendek dan diameter besar atau bentuknya tidak beraturan yang tidak
dapat dipasang dengan nyaman di antara pusat. Itu dapat dipasang ke mesin bubut
dengan mengencangkan di ujung spindel.

d. Cara Kerja Mesin


Cara kerja mesin pembubutan yakni. Material benda kerja ditahan di antara
penyangga yang kuat bernama chuck. Benda kerja akan diputar menggunakan
mesin penggerak. Pemilihan kecepatan di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti
ukuran benda dan bahan dasar. Selama benda berputar, proses pemakanan akan
dilakukan menggunakan pahat untuk menghilangkan bagian yang tidak
diinginkan dalam bentuk serpihan. Mata pahat digerakkan menggunakan eretan
sejajar dengan sumbu putar pada benda kerja. Dengan mekanisme tersebut, jelas
bahwa mesin pembubutan bekerja untuk benda berbentuk silinder. Untuk
pembubutan ulir dibutuhkan penyetelan engkol pada kepala tetap sesuai dengan

14
petunjuk. Penyetelan ini akan membuat piringan pembawa menggerakkan roda
gigi yang terdapat pada spindle.

e. Cara Melepas Bagian-Bagian Mesin

1. Melepas pasak – pasak yang menghubungkan antara poros


transportir dan poros pembawa.
2. Melepas kepala lepas.
3. Melepas eretan yang menempel pada meja mesin.
4. Melepas roda gigi cacing.
5. Melepas roda gigi tukar.
6. Melepas poros lemari Norton.
7. Melepas Belt

f. Cara Memasang Bagian-Bagian Mesin

1. Memasang pasak – pasak yang menghubungkan antara poros


transportir dan poros pembawa.
2. Memasang kepala lepas.
3. Memasang eretan yang menempel pada meja mesin.
4. Memasang roda gigi cacing.
5. Memasang roda gigi tukar.
6. Memasang poros lemari Norton.
7. Memasang Belt

g. Langkah-Langkah Memasang Mesin Pada Dudukannya


Dalam penempatannya mesin bubut pada bengkel Jaya Tunggal Langkah-
Langkah dilakukan dengan cara manual, yakni pemasangannya dibantu oleh
roller untuk memindahkan mesin pada tempat atau dudukan yang diinginkan.

h. Uji Coba dan Menyetel Mesin


Cekam dipasang pada poros utama mesin bubut. Pemasangan cekam dilakukan
dengan cara mengikatkan baut-baut pengikat yang tertanam pada cekam, pada
lubang-lubang baut pada poros utama menggunakan mur segi enam. Cekam harus

15
terpasang pada poros utama dengan kuat dan tidak terjadi penyimpangan putar
baik aksial maupun radial. Selanjutnya benda kerja dipasang pada pencekam,
selanjutnya mesin bisa dihidupkan untuk proses pembubutan.

i. Perawatan Mesin
Prosedur Perawatan dengan Pemberian oli secara rutin untuk menghindari karat
serta karat, dan Juga membersihkan sisaan Gram Logam yang tertinggal pada
mesin setelah digunakan.

3. INSTALASI MESIN FRAIS PADA BENGKEL THOHA

Gambar 2. Mesin frais Pada Bengkel Thoha

a. Nama Mesin dan Tipe


Nama mesin Frais yang digunakan pada bengkel Thoha adalah Mesin Frais
dengan tipe WESTCO 16mm ZX 7016
b. Fungsi Mesin
Fungsi utama mesin frais adalah untuk menghilangkan logam dari suatu benda
kerja dengan menggunakan bantuan pemotong berputar. Mesin ini bisa dipakai
pada permukaan datar, tidak teratur maupun kasar. Bahkan mesin ini juga dikenal
sebagai mesin serbaguna untuk meratakan, menggiling dan memutar material.

c. Nama Bagian-Bagian dan Fungsinya


1. Base / Alas Mesin.

16
Alas mesin menjadi bagian yang paling bawah. Fungsi dari bagian ini yaitu
sebagai fondasi atas mesin milling. Selain itu juga berfungsi untuk tempat
pembuangan coolant yang tidak dipergunakan lagi.

2. Badan / Kolom Mesin.


Bagian badan / kolom mesin ini mempunyai ciri khas Posisi badan mesin sangat
kokoh dan tegak. Salah satu dari fungsi bagian ini yaitu sebagai gerak turun
naiknya lutut yang membawa meja dan sadel. Lalu dijadikan sebagai dudukan
sekaligus rumah atas roda gigi.

3. Lutut / Knee.
Lutut ini juga terbuat dari besi yang dicor, sama seperti alas mesin. Untuk lutut
ini dapat digerakkan, namun arah gerakan harus vertikal. Berfungsi untuk
mengatur suatu gerakan secara otomatis. Entah itu gerak ke arah kiri, kanan,
mundur maupun maju.

4. Sadel.
Untuk bagian ini terletak di antara meja mesin dan lutut / knee. Sadel ini bisa
digerakkan melintang dan hampir mendekati bagian kolom mesin. Gerakan yang
dihasilkan oleh sadel ini yaitu maju dan mundur hingga melingkar. Fungsi dari
handle yaitu mengembalikan sadel ke posisi semula dan membalik arah gerakan.

5. Meja Mesin.
Letak dari meja mesin berada di atas sadel. Bagian ini juga terbuat dari besi yang
dicor. Meja Mesin berbentuk persegi panjang serta mempunyai alur dengan
bentuk T. Mempunyai fungsi utama untuk mengikat benda selama proses
pengefraisan. Meja juga sekaligus digunakan sebagai tempat bait dan nur yang
hendak digunakan untuk mengikat benda. Supaya tidak bergetar selama
pengefraisan, meja ini dapat dikunci pada sadel.

6. Lengan / Arm.
Letak dari lengan berada di bagian atas dari kolom mesin, baik pada mesin frais
yang universal maupun horizontal. Ujung lain dari lengan berfungsi sebagai
tempat pendukung untuk bor. Lengan dapat dilepas dan juga dikunci, sesuai
17
dengan kebutuhan. Begitu pula dengan pendukung abor / support abor yang dapat
dikunci dan dilepas.

7. Spindle.
Spindel menjadi bagian yang paling penting di antara bagian mesin frais lainnya.
Fungsi dari spindle sendiri untuk menahan alat potong dari mesin ini. Sekaligus
sebagai tempat untuk abor pada mesin frais horizontal.

8. Arbor.
Bagian arbor ini mempunyai fungsi untuk eksistensi atas spindle. Selai itu arbor
juga dapat digunakan untuk memegang alat potong / pisau frais. Serta dapat
berputar searah dari pemakanan alat potong.

9. Arbor Suport / Pendukung Arbor.


Untuk arbor support mempunyai fungsi sebagai pendukung arbor. Supaya dapat
bergerak dengan stabil.

10. Frais Head.


Frais head ini terdiri dari motor penggerak, spindle dan beberapa mekanisme
pengendali mesin lainnya.

11. Ram.
Ram merupakan bagian pada lengan yang menjorok untuk mesin freis jenis
vertikal. Di ujung dan ini mempunyai hubungan langsung dengan kolom mesin.
Sementara ujung lainya terhubung dengan milling head.

12. Motor penggerak.


Bagian motor penggerak ini mempunyai fungsi untuk mengubah energi listrik ke
dalam energi mekanik / gerak. Pada bagian inilah yang merupakan sumber
penggerak dari mesin frais.

13. Handle.
Pada bagian handle mempunyai fungsi untuk menggerakkan meja mesin dengan
manual. Baik untuk bergerak secara vertikal maupun horizontal.
18
14. Pisau Frais.
Pada pisau ini mempunyai lubang. Dengan suatu ketelitian yang tinggi, lubang
pisau dapat masuk pada arbor mesin. Di lubang pisau ada alur pasak yang
berfungsi untuk tempat kedudukan dari pasal tersebut. Jadi pisau dapat terikat
kuat di arbor

d. Cara Kerja Mesin


1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan
sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan
untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan
benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan
asap ( benda kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.

e. Cara Melepas Bagian-Bagian Mesin


Untuk cara melepaskan Alat cekam berupa ragum pada meja frais dilakukan
dengan cara melonggarkan baut yang ada pada sisi kanan dan kiri pada ragum,
yang bisa dilakukan dengan menggunakan mur-T.

f. Cara Memasang Bagian-Bagian Mesin


Alat cekam dipasang pada meja frais menggunakan mur-T yang dimasukkan pada
alur meja mesin, diikat dengan baut-baut pengikat yang dimasukkan pada lubang
baut pada alat cekam. Alat cekam berupa ragum harus terikat pada meja mesin
dengan kuat. Bibir ragum harus sejajar dengan sumbu memanjang meja. Dengan
ragum. Sisi benda kerja yang merupakan bidang referensi dipasang menempel
pada bibir ragum yang diam, kemudian batang ulir penggerak rahang dikeraskan.
Untuk mengeset kerataan permukaan benda kerja digunakan surface gauge.

19
g. Langkah-Langkah Memasang Mesin Pada Dudukannya
Dalam penempatannya mesin frais pada bengkel Thoha Langkah-Langkah
dilakukan dengan cara manual, yakni pemasangannya dibantu oleh roller untuk
memindahkan mesin pada tempat atau dudukan yang diinginkan.

h. Uji Coba dan Menyetel Mesin


1. Gunakan sepasang parallel block untuk meninggikan permukaan benda kerja
sehingga permukaan akhir yang akan difrais lebih tinggi dari permukaan
ragum agar pisau frais tidak terbentur ragum.
2. Pastikan benda kerja dan ragum dalam kedaan bersih.
3. Posisikan bagian sisi benda kerja yang rata pada mulut ragum yang tetap.
4. Tempatkan benda kerja pada parallel block yang panjangnya sama dengan
lebar mulut ragum.
5. Gunakan besi bulat berdiameter kira-kira ¾ inchi yang panjangnya sama
dengan benda kerja sebagai penganjal pada bagian mulut ragum yang
bergerak.
6. Kencangkan sedikit ragum sambil benda kerja dipukul dengan palu plastik
sehingga benda keja benar-benar rata.
7. Gunakan water pas untuk mengecek kerataannya.
8. Kencangkan kembali ragum hingga ragum benar-benar kuat.

i. Perawatan Mesin
Prosedur Perawatan dengan Pemberian oli secara rutin untuk menghindari karat
serta karat, dan Juga membersihkan sisaan Gram Logam yang tertinggal pada
mesin setelah digunakan.

20
C. Dokumentasi Observasi

1. Bengkel Jaya Tunggal (Mesin Milling dan Mesin Bubut)

21
2. Bengkel Thoha (Mesin frais)

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Instalasi pada suatu mesin baik mesin frais, bubut, dan mesin milling roda gigi dapat
dilakukan secara menual, atau bisa juga dibantu dengan mesin, untuk cara manualnya
biasanya digunakannya roller, sedangkan yang memerlukan mesin biasanya
digunakan crane, seperti yang digunakan dalam instalasi mesin pada bengkel Jaya
Tunggal dan Thoha.
2. Fungsi dari mesin sejatinya tergantung pada operator, dengan maksud seperti
penggunaan pada mesin frais, bubut, dan milling roda gigi, sebenarnya memiliki
banyak fungsi yang mana banyaknya dari fungsi mesin-mesin tersebut ditentukan
dengan kemahiran dan kreatifitas dari operator dalam menghasilkan benda hasil kerja
yang diinginkannya.
3. Tipe dan Tahun pembuatan dalam mesin frais, mesin bubut, dan mesin milling roda
gigi, sebenarnya memiliki kemiripan untuk fungsi utamanya, yang membedakan
hanya dari perubahan fitur, dan sedikit adanya pembaruan tools-tools nya, dan
perbedaan yang paling mencolok biasanya hanya dari segi warna.

B. Saran

Untuk dapat meningkatkan efektifitas pada proses produksi, maka diperlukan suatu
saran/usulan. Kami selaku observer akan memberikan saran yang bersifat membangun sebagai
berikut :

1. Aspek kebersihan pada mesin frais, bubut, dan milling roda gigi alangkah lebih baiknya
lebih diperhatikan lagi, guna usia pemakaian dari mesin-mesin tersebut menjadi lama.

2. Pengaturan terhadap penempatan antara mesin satu dengan yang lainnya cenderung
berdekatan, alangkah lebih baik diberikan sedikit jarak agar operator mesin tidak
terganggu dengan kebisingan yang terlalu berlebihan dari mesin-mesin yang hidup
secara bersamaan.

3. Tempat yang terlalu sempit dan banyaknya barang-barang yang tak terpakai berserakan
ditakutkan akan membuat proses instalasi dan perakitan akan menjadi sulit, alangkah
lebih baik ditata dengan baik agar ada ruang kosong apabila sewaktu-waktu
dilakukannya pemindahan mesin atau penambahan instalasi mesin pada bengkel.

23
DAFTAR PUSTAKA

Observasi di Bengkel Las Bubut Jaya Tunggal dan wawancara langsung dengan Pemilik dan
Anak dari pemilik Bengkel Las Bubut Jaya Tunggal.

Observasi di Bengkel Thoha dan wawancara langsung dengan Pemilik dari Bengkel Thoha.

Wardaya, 2000, “Mesin Bubut dan Mesin Frais”, UPI – Bandung

Wahyoe, Bastian.(2014).Mesin Freis. [Online] Tersedia :

http://bastianwahyoe.blogspot.co.id/2014/05/mesin-frais.htm

24

Anda mungkin juga menyukai