DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..23
3.2 Saran…………………..………………………………………………..24
Lampiran Gambar………………………………………………………..
ii
Kata pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “Laporan Kpoling manual pada mesin bubut” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah praktikum studio elemen mesin. Selain itu, laporan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang analisa mesin bubut di
kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
saya sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan
demi kesempurnaan laporan ini.
Agung Nugraha
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.3 Tujuan Umum
v
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mesin Bubut
vi
2.2 PRINSIP KERJA KLATC/KOPLING
Klatc gesrek bekerja atas dasar atau berbasis pada gaya gesrekan yang
dihasilkan diantara dua atau lebih kampas kopling, dalam permukaan kontak
dari kampas dan gaya tekan dua cakram klatc tersebut lihat gambar bawah.
Sedangkan gaya tekan aksial pada plat/kampas klatc bekerja tegak lurus
pada permukaan bidang gesrek, merupakan gaya aksial,dipastikan dari gaya
pegas, gaya magnet, gaya hidrolik sebagai gaya aksial kopling atau gaya
F(Gbr.2.) penyebab terjadinya gesrekan antara permukaan cakram dengan
permukaan kampas dan mencegah berputarnya cakram kampas terhadap satu
sama lain, oleh karena berlaku koefesien gesrekan µ maka jumlah gaya
gesrekan Fg = F .µ dalam keadaan bekerja klatc tidak boleh slip jadi Fg≤F .
µ( Newton ) bentuk aya ini adalah gaya tangensial karena gesrekan klatc yang
berputar. Dimana bentuk bidanggesrekan adalah lingkaran dengan lebar b (m)
dengan demikian dapat diasumsikantitik tangkap gaya Fg terletak di tengah –
tengah atau pada jarak radius rata – rata bidang gesreksampai ke titik pusat
sumbu poros.
Dengan pendekatan momen terhadap sumbu poros dari suatu gaya Fg
yang menyilang poros tegak lurus pada jarak r (= Radius rata – rata luas bidang
berbentuk cincin saling bergesrekan) M =Fg . r untuk tidak terjadi slip secara
umum berlaku M≤F . µ . r atau F≥M/[ µ . r]. Gaya – gaya luar ketika klatc
dihubungkan diatasi oleh besarnya momen M, dihasilkan oleh gesrekan pada
waktu t=0, dan dipercepat oleh poros penggerak mulai bertambah besar dari = 0
samapi maksimum, dimana poros yang digerakan mengalami percepatan pada
saat t0 momen M pada klatc menjadi lebih besar daripada momen puntir/Torsi
Mω yang ditimbulkan oleh tahanan gesrekan dan tahanan gaya luar lainya yang
¿
diberikan oleh gayagesrekan dari t=0 samapai t=t0, seluruhnya diubah menjadi
kalor/panas. Dari t0 sampai t1 momen gesrekan betambah besar dari momen
vii
puntir/TorsiMω sampai harga tertinggi Mk, kerena itu poros yang berputar terus
dipercepat dengan lebih besar oleh momen percepatan Mv = Mk – Mω.
Daya motor bensin, solar dan motor listrik adalah pengerak mula atau
pembangkit daya dari konversi energi, daya tersebut dipindahkan ke transmisi
dan roda atau mesin produksi melalui Alat mekanis disebut klatc/kopling, jika
antara poros pengerak dan poros yang digerakan sudah terhubung maka
perpindahan/pertranmisian berjalan statis, artinya seutuhnya daya dan putaran
diterima oleh mesin/kotak roda gigi, tanpa adanya perubahan atau kerugian
apapun pada setiap waktu, dimana poros pengerak dipasang satu kesatuan
dengan motor pengerak mula dan poros yang digerakan dipasang satu kesatuan
dengan mesin. Dalam pengunaannya sesuai fungsi alat klatc/kopling suatu
waktu harus dilbuka dan dihubungkan berulang seiring keadaanya.
Perpindahan dari keadaan berhenti/klatc terbuka dimana pada poros
yang digerakan, daya P2=0 dan putaran poros n2=0 dan momen klatc
M2=0.Perpindahan dari keadaan berputar klatc terhubung pada poros digerakan
yang gerakan terdapat, daya P2=P1 dan putaran poros n2=n1 dan momen klatc
M2=M1.terjadi dalam kondisi berangsur – angsur/ tidak seketika.
ix
2.4 METODOLOGI PERANCANGAN
x
n = putaran poros [rpm]
71620 = konstanta korelasi satuan
Kerja gesek ditentukan dari hubungan antara torsi, putaran, dan waktu
terjadinya
slip yaitu :
Mr . n. tr
Ar =
1910
Dimana :
Ar = Kerja gesek [kgf.cm]
Mr = Torsi gesek [kgf.cm]
N = Putaran [rpm]
tR = Waktu penyambungan / slip [detik]
1910 = Faktor korelasi satuan
Harga daya gesek dapat ditentukan dari hubungan kerja gesek dengan frekuensi
penggunaan kopling, yaitu jumlah penekanan atau pelepasan kopling persatuan
waktu yaitu :
Ar . z
Nr = 4
27 x 10
xi
Dimana :
Nr = Daya gesek [hp]
z = Frekuensi penekanan kopling dalam satu jam
27×104 = Faktor korelasi satuan
2.8 Diameter Rata-rata Plat kopling Gesrek
[ ]
0,4
Nr
d = 71,5 b
K T . . j . n0,5
d
dimana :
xii
2. M r
KU =
b . d 2. j
xiii
Tekanan permukaan maksimum digunakan untuk memilih pelat gesek
yang cocok dan aman. Pada lampiran tebal tertulis harga-harga tekanan untuk
bahan pelat gesek. Hubungan antara tekanan maksimum dan tekanan rata-rata
adalah :
d
Pmax = p [kgf/cm2]
dt
2.13 Umur Pelat Gesek
Daya saing pelat gesek sangat ditentukan oleh umur dari pelat gesek itu.
Umur pelat gesek ditentukan dari hubungan antara volume keausan spesifik dan
gaya gesek, sedangkan untuk menghitung volume keausan digunakan rumus :
Vv = F.Sv
Dengan :
Vv = Volume keausan [cm3]
F = Luas permukaan bidang tekan [cm2]
Sv = Batas keausan [cm]
Umur pelat gesek akhirnya dapat ditentukan dari persamaan :
Vv
LB =
Qv . N R
B
Dimana :
LB = Umur pelat gesek [jam]
Vv = Volume keausan [cm3]
Qv = Keausan spesifik
2.14 Temperatur Kerja Plat dan Kopling
Semua parameter dalam satuan °C. sementara itu kenaikan temperatur dapat
diketahui dengan persamaan :
632. N R
∆t =
F K .∝ K
Dengan :
FK = Luas permukaan bidang pendingin [m2]
ɑK = Koefisien perpindahan panas [kkal/m°C.jam]
luas permukaan bidang pendingin dapat diketahui dengan rumus :
π . ( d k −d i )
2 2
FK = π.dk.bk +
4
Dimana :
dk = Diameter terluar atau diameter rumah kopling [cm]
bk = Lebar rumah kopling [cm]
koefisien perpindahan panas, dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan
berikut :
ɑK = 4.5+6(vk)3/4
dengan :
π . d k .n
vk =
60
xv
vk = Kecepatan tangensial rumah kopling [m/det]
maka kenaikan temperatur dapat dihitung dari hubungan sebagai berikut :
632. N R
ts =
Fk. α k
dengan :
NR = Daya gesek
Fk = Luas permukaaan bidang pendingin
αk = Koefisien perpindahan panas
2.15 Analisis Pegas
Harga KT dan b/d dapat diketahui dari tabel 2 pada lampiran II. Harga-harga
Tersebut diambil berdasarkan jumlah pelat gesek, dalam hal ini untuk mesin
bubut jumlah pelat gesek yang dimiliki j = 2, maka akan Diketahui dari tabel
bahwa harga KT berkisar antara 1 – 1,6 dan harga b/d berkisar antara 0,15 –
0,3.. Dengan memilih harga KT = 1,5 dan harga b/d = 0,175 ,
maka akan didapat harga diameter rata-rata sebagai berikut :
[ ]
0,4
0,69
d = 71,5
1,5∗0,75∗2. 42000,5
xviii
[ ]
0,4
0,69
= 71,5
34,2
= 71,5 [ 0,02 ] 0,4
= 14,95 (Cm)
Sehingga lebar pelat akan diperoleh dengan subtitusi harga d ke dalam rasio
b/d, yaitu
: b/d = 0,175
b = 0,175 x 14,95
b = 2,61 cm
Dari harga ini dapat ditentukan besarnya diameter dalam pelat ( d1 ) dan
Diameter
luar pelat ( d0 ). Diameter dalam pelat ( d1 ) :
di =d – b = 14,95 – 2,61
di = 12,34 (cm)
diameter luar plat kopling [do]
do = d + b = 14,95 + 2,61
do = 17,56 [cm]
xix
690
KT =
525,44
KT = 1,31 kgf.cm2
Ternyata harga KT tidak jauh berbeda dengan pemilihan harga awal, maka
harga KT
dapat diterima. Selanjutnya dilakukan pengecekan harga KU sesuai dengan pers
[7].
2∗2864,4
KU = x2
2,6∗14,95 2
KU = 5728,8/1166,6
KU = 4,91x10-3
Harga Ku dapat diterima karena masih mendekati harga dalam batas yang
diizinkan.
2.22 Perhitungan Luas Bidang Tekan
Dari data di atas dan dengan memakai persamaan (9), serta diasumsikan Y = 0,9
, maka luas bidang tekan dapat dicari, yaitu :
F = 3,14*2,61*14,95*2*0,9
F = 220,53 cm2
xx
untuk bahan pelat gesek. Dari persamaan (11) didapatkan besarnya tekanan
maksimum permukaan adalah
Pmaks = 5,79 * [1,95/1,34]
= 7,01 kgf/cm2
Dengan asumsi koefisien gesek dari permukaan gesek adalah 0,1 dan tekanan
maksimum yang diizinkan agar keamanan selama pemakaian terjamin adalah
3,22 kgf/cm2, maka dari tabel 2 pada lampiran II dapat disimpulkan bahwa
permukaan pelat gesek dapat terbuat dari bahan Asbestos Pressed Hidraulically
with plastic, yang mempunyai limit koefisien gesek antara 0,2 – 0,35 dan
tekanan permukaan yang diizinkan antara 0,5 – 80 kgf /cm 2. Jadi, bahan ini
sesuai digunakan untuk rancangan, karena tekanan maksimum permukaan
gesek yang dirancang masih berada dalam batas tersebut.
2.25 Perhitungan Umur Plat Gesek
Temperatur yang terjadi pada pelat gesek dipengaruhi oleh besarnya daya gesek
(Nf) yang bekerja pada pelat tersebut. Makin besar daya gesek, makin tinggi
temperature yang terjadi, sehingga dalam pemilihan bahan haruslah bahan yang
xxi
mempunyai ketahanan yang baik terhadap temperatur yang tinggi atau
temperatur yang terjadi tidak melebihi jangkauan yang diizinkan untuk pelat
tersebut. Dengan asumsi temperatur lingkungan adalah 300C, temperatur kerja
kopling adalah :
dk = asumsi
dk = do + [ 2*3 ]cm
dk = 5 cm
Karena itu
dk = do + [2*3] cm
dk = 17,56 + 6
dk = 23,56 cm
3,14 ( 233,562−12,34 2 )
Fk = 3,14*23,56*5 +
4
Fk = 686,08 cm2
Koefisien perpindahan panas dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan
Pada
persamaan (17), dimana kecepatan tangensial yang dihasilkan adalah :
3,14∗23,56∗4200
Vk =
60
Vk = 5178,488 cm/s
Vk = 51,78 m/s
Sehingga
αK = 4,55 + 6*[ 51,78 ]3/4
αK = 202,67 kkal/mOC.jam
Dengan data-data di atas dapat dicari kenaikan temperatur sebagai berikut :
632∗0,69
∆t = −4
686,08∗10 ∗202,67
∆ t = 436,08 / [ 13,90x10 ]
-3
∆t = 31,37 OC
xxii
Sehingga temperatur kerja kopling ( asumsi temperatur lingkungan 20OC)
Adalah:
t = 20OC + 31,37OC
t = 51,37 OC
Berdasarkan tabel 2 pada lampiran II temperatur kerja yang diizinkan untuk
Asbestos Pressed Hidraulically with Plastic sampai 500 O
C, jadi
temperaturkerja kopling hasil rancangan dapat diterima karena masih dalam
batas yang diizinkan.
xxiii
[Contoh 3.2] Rencanakan sebuah kopling plat tunggal untuk meneruskan
daya sebesar 7,5 (kW) pada 100 (rpm). Anggaplah besarnya perbandingan
diameter D | D z 0,8, koefisien gesekan p = 0,2, dan tekanan permukaan
yang diizinkan pada bidang gesek p. -- 0,02 (kg/mm').
[Penyelesaian]
D 2 -- 530 (mm)
xxiv
= 523,7 (mm) —> 530
(mm)
xxv
Dalam contoh ini, ukuran kopling hanya ditentukan dari perhitungan momen saja.
Tetapi, dalam praktek karena percepatan dll. turut menentukan, maka perhitungan seperti di
atas tidak cukup. Di bawah ini akan diberikan cara yang lebih lengkap.
1) Mula-mula ditentukan cara pelayanan pada mesin yang akan dipakai seperti: manual
atau otomatik, langsung atau jarak jauh, serta macam pelayanan seperti: manual, hidrolik,
numatik, atau magnitik [Gambar 3.5(a), (b), (c)].
2) Tentukan macam kopling menurut besarnya momen yang akan diteruskan, plat
tunggal atau plat banyak.
3) Pertimbangkan macam dan karakteristik momen dari penggerak mula. Jika
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpuan
Dalam kasus ini, satu poros (poros penggerak) terpasang dengan motor atau sumber daya
lain sementara poros yang lain (poros yang digerakkan) terhubung dengan beban kerja dan
berputar pada kecepatan yang sama ataupun berputar dengan kecepatan putar yang berbeda.
Gaya – gaya luar ketika klatc dihubungkan diatasi oleh besarnya momen M, dihasilkan
oleh gesrekan pada waktu t=0, dan dipercepat oleh poros penggerak mulai bertambah besar dari =
0 samapi maksimum, dimana poros yang digerakan mengalami percepatan pada saat t0 momen
M pada klatc menjadi lebih besar daripada momen puntir/Torsi Mω yang ditimbulkan oleh
tahanan gesrekan dan tahanan gaya luar lainya yang bekerja pada poros yang digerakan.
Pentransmisian Daya/pemindahan Daya Daya motor bensin, solar dan motor listrik adalah
pengerak mula atau pembangkit daya dari konversi energi, daya tersebut dipindahkan ke
transmisi dan roda atau mesin produksi melalui Alat mekanis disebut klatc/kopling, jika antara
poros pengerak dan poros yang digerakan sudah terhubung maka perpindahan/pertranmisian
berjalan statis, artinya seutuhnya daya dan putaran diterima oleh mesin/kotak roda gigi, tanpa
adanya perubahan atau kerugian apapun pada setiap waktu, dimana poros pengerak dipasang satu
kesatuan dengan motor pengerak mula dan poros yang digerakan dipasang satu kesatuan dengan
mesin
Perpindahan dari keadaan berhenti/klatc terbuka dimana pada poros yang digerakan, daya
P2=0 dan putaran poros n2=0 dan momen klatc M2=0.Perpindahan dari keadaan berputar klatc
terhubung pada poros digerakan yang gerakan terdapat, daya P2=P1 dan putaran poros n2=n1 dan
momen klatc M2=M1.terjadi dalam kondisi berangsur – angsur/ tidak seketika.
27
3.2 Saran
Untuk melengkapi laporan ini kami akan menyampaikan beberapa saran yang mungkin
bisa membantu mengisi kekurangan-kekurangan yang ada, antara lain sebagai berikut :
28
29
30
31
32