DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses
pemakanan benda kerja yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda
kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut
gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
diberikan oleh gayagesrekan dari t=0 samapai t=t0, seluruhnya diubah menjadi
kalor/panas. Dari t0 sampai t1 momen gesrekan betambah besar dari momen
puntir/TorsiMω sampai harga tertinggi Mk, kerena itu poros yang berputar terus
dipercepat dengan lebih besar oleh momen percepatan Mv = Mk – Mω.
Pada saat t=0, untuk kemudian klatc dihubungkan maka setelah t=t
terhubung sepenuhnya, dalam kurun waktu tersebut bagian klatc yang pada
awalnya terhenti berangsur – angsur mulai berputar hingga sampai n=n1.
Dalam keadaan tersebut dibutuhkan suatu momen tambahan yang akan
memberi kecepatan pada klatc. Bagian – bagian mesin yang digerakan pada
sa’at bersamaan turut bergerak hal ini membutuhkan momen tambahan disebut
momem percepatan yang terdiri dari momen percepatan yang berfungsi
memberikan momen kecepatan pada bagian klatc dan mesin sebesar : Mp =
Mpk + Mpm [Nm] Dimana Mp = momen percepatan, Mpk = momen percepatan
kopling, dan Mpm = Momen percepatan mesin.Pada perputaran awal
klatc/kopling perlu adanya momen puntir/Torsi sebesar=Mω, untuk perputaran
poros yang digerakan seketika setelah hubungan poros pengerak dan poros
digerakan tersambung penuh, oleh karena proses penyambungan poros
digerakan berjalan berangsur – angsur, maka selama waktu t detik klatc/kopling
tidak mendapat tekanan aksial gaya F yang tidak seketika besar karenanya
terjadi gesrekan yang dihasilkan antara bidang gesrekan plat/kampas klatc
tersebut oleh sebab itu momen yang dibutuhkan sewaktu terhubung, momen
gesrek maksimum :Mg = Mω + Mpk + Mpm [Nm]. Untuk persyaratan yang
harus dipenuhi maka Mg harus dibandingkan terhadap momen kemampuan
koplingMk dengan syarat Mk¿Mg perbedaan selisih MkdanMg≈ 10 [N].
METODOLOGI PERANCANGAN
Torsi Gesek
Harga torsi gesek didapat dari hubungan :
Mr = C . Mh
Dengan :
Mr = Torsi gesek [kgf.cm]
C = Konstanta
Harga C dapat dipilih dari tabel pada lampiran, harga ini berkisar antara 2-3
untuk mesin bubut.
Dimana :
Nr = Daya gesek [hp]
z = Frekuensi penekanan kopling dalam satu jam
27×104 = Faktor korelasi satuan
Diameter Rata-rata Plat kopling Gesrek
Diameter rata-rata plat gesek ditentukan dengan menggunakan
persamaan untuk diameter rata-rata, yaitu :
[ ]
0,4
Nr
d = 71,5 b 0,5
KT . . j . n
d
dimana :
2. M r
KU =
b . d 2. j
Vv
LB =
Qv . N R
B
Dimana :
LB = Umur pelat gesek [jam]
Vv = Volume keausan [cm3]
Qv = Keausan spesifik
Analisis Pegas
Pegas berfungsi sebagai peredam getaran dan penahan gaya permukaan
terhadap pelat gesek. Pegas ini juga berfungsi sebagai penerus daya dari HUB
ke pelat. Pada pegas ini bekerja momen torsi yang mengakibatkan tegangan
geser.
Tegangan ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Mt
τ= 2.h
2. π . r
Dengan :
Mt = Momen torsi maksimum
h = Panjang pegas
r = Diameter pegas
[ ]
0,4
0,69
= 71,5
34,2
0,4
= 71,5 [ 0,02 ]
= 14,95 (Cm)
Sehingga lebar pelat akan diperoleh dengan subtitusi harga d ke dalam rasio b/d,
yaitu
: b/d = 0,175
b = 0,175 x 14,95
b = 2,61 cm
Dari harga ini dapat ditentukan besarnya diameter dalam pelat ( d1 ) dan
Diameter
luar pelat ( d0 ). Diameter dalam pelat ( d1 ) :
di =d – b = 14,95 – 2,61
di = 12,34 (cm)
diameter luar plat kopling [do]
do = d + b = 14,95 + 2,61
do = 17,56 [cm]
Koefisien perpindahan panas dari rumah kopling dapat diketahui dari hubungan
Pada
persamaan (17), dimana kecepatan tangensial yang dihasilkan adalah :
3,14∗23,56∗4200
Vk =
60
Vk = 5178,488 cm/s
Vk = 51,78 m/s
Sehingga
αK = 4,55 + 6*[ 51,78 ]3/4
αK = 202,67 kkal/mOC.jam
Dengan data-data di atas dapat dicari kenaikan temperatur sebagai berikut :
632∗0,69
∆t = −4
686,08∗10 ∗202,67
∆ t = 436,08 / [ 13,90x10 ]
-3
∆t = 31,37 OC
Sehingga temperatur kerja kopling ( asumsi temperatur lingkungan 20OC)
Adalah:
t = 20OC + 31,37OC
t = 51,37 OC
Berdasarkan tabel 2 pada lampiran II temperatur kerja yang diizinkan untuk
Asbestos Pressed Hidraulically with Plastic sampai 500 OC, jadi temperaturkerja
kopling hasil rancangan dapat diterima karena masih dalam batas yang
diizinkan.
[Penyelesaian]
1. P = 7,5 (Kw), n1 = 100 (rpm)
2. Dengan menganggap daya nominal motor sebesar 7,5
(kW)
3. Pd —— 1 x 7,5 = 7,5 (kW)
4. T —— 9,74 x 10’ x 7,5/100 = 73050 (kg mm)
π
5. F —— ( )( D 22 — D 21 ) Pa = ( π /4)(1 — 0,82) D 22 x 0,02 =
4
0,00565 D22
6. rm —- ( D 1+ D2)/4 = (0,8 + 1)D2/4 = 0,45 D2
7. T —- µF × rm = 0,2 x 0,00565 D22x 0,45 D 2 = 0,0005085 D32
=
508,5 x 10−6 D 32
3
8. 73050 = 508,5 x 10−6 D2
10
D2 -- 530 (mm)
D 1= 0,8 x 530 =
424 (mm)
Dalam contoh ini, ukuran kopling hanya ditentukan dari perhitungan momen
saja. Tetapi, dalam praktek karena percepatan dll. turut menentukan, maka
perhitungan seperti di atas tidak cukup. Di bawah ini akan diberikan cara yang
lebih lengkap.
1) Mula-mula ditentukan cara pelayanan pada mesin yang akan dipakai
seperti: manual atau otomatik, langsung atau jarak jauh, serta macam pelayanan
seperti: manual, hidrolik, numatik, atau magnitik [Gambar 3.5(a), (b), (c)].
2) Tentukan macam kopling menurut besarnya momen yang akan
diteruskan, plat tunggal atau plat banyak.
3) Pertimbangkan macam dan karakteristik momen dari penggerak mula. Jika