Anda di halaman 1dari 9

Studio Elemen Mesin 1

PERANCANGAN SAMBUNGAN BAUT

Sebuah baut adalah as pejal yang terdiri dari satu ujung berulir dan ujung lain memiliki
kepala. Sebagai pasangan baut adalah mur. Baut dan mur berfungsi untuk
menyambungkan dua buah komponen atau lebih secara mekanik. Penyambungan
dengan menggunakan baut dan mur juga dikenal dengan istilah penyambungan berulir
(screw connection). Beberapa jenis baut dan mur yang sering dijumpai di pasaran
ditunjukkan dalam gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Berbagai Jenis Baut

Menurut standar ANSI B18.2.3.5M, penamaan baut dituliskan dengan cara berikut:

M YY x Y x Y

Huruf M = menyatakan baut jenis Metric.

Huruf YY = menyatakan angka yang berarti diameter nominal baut.

24
Studio Elemen Mesin 1

Huruf Y (ke-3) = menyatakan kisar atau pitch yang berarti jarak antar
puncak terdekat pada ulir.

Huruf Y (ke-4) = menyatakan panjang baut yang diukur pada diameter


nominalnya.

Diameter nominal, d
Diameter rata-rata, dm
Diameter akar, dr

Pitch

Gambar 2. Terminologi Ulir Baut

Sebagai contoh penamaan baut yaitu :

1. M10 x 1,5 x 20

yang berarti

Jenis baut Metrik, dengan :

Diameter nominal = 10 mm

Pitch = 1,5 mm

Panjang baut = 20 mm

2. M14 x 2 x 70

yang berarti :

Jenis baut Metrik, dengan :

Diameter nominal = 14 mm

Pitch = 2 mm

Panjang baut = 70 mm

25
Studio Elemen Mesin 1

Dalam pemakaiannya, baut-mur mengalami pembebanan berbeda-beda. Jenis


pembebanan yang biasa diterima oleh sambungan baut antara lain beban konsentrik dan
beban eksentrik. Pada pembebanan konsentrik, baut menerima beban tarik searah
dengan sumbunya, sedangkan untuk pembebanan eksentrik antar gaya luar dengan
sumbu baut dipisahkan oleh jarak tertentu.

1. Baut Yang Menerima Beban Konsentrik


Perancangan baut-mur salah satunya ditujukan untuk memperoleh faktor keamanannya.
Seperti pada perancangan elemen mesin lain, faktor keamanan ini merupakan hasil
pembagian kekuatan material terhadap tegangan yang terjadi. Kondisi baut yang aman
berarti kekuatan materialnya lebih besar daripada tegangan yang terjadi.

F
Gambar 3. Sambungan Baut yang Menerima Beban Konsentrik

Pada kasus baut-mur yang menerima beban konsentrik, gaya tarik bekerja searah dengan
sumbu baut dan gaya tarik itu bekerja pada kepala baut dan mur. Akibat gaya tarik itu
kegagalan mungkin akan terjadi pada kepala baut atau pada ulirnya. Kegagalan pada ulir
lebih sering terjadi karena pada bagian itu tegangan terbesar terjadi.

Gaya luar yang diberikan pada sambungan baut menyebabkan deformasi pada baut dan
pada anggota yang disambung. Deformasi atau lebih tepat dikatakan sebagai defleksi ini
sangat tergantung pada kekakuan dan luas penampang yang dimiliki oleh material baut
dan anggota yang disambung. Dengan adanya perbedaan defleksi maka gaya yang
diterima oleh baut dan anggota yang disambung juga berbeda.

26
Studio Elemen Mesin 1

1.1. Prosedur Merancang Sambungan Baut


Untuk merancang sambungan baut yang menerima beban konsentrik, alur perancangan
nya diperlihatkan dalam gambar 4 dibawah ini.

mulai

Diketahui:
beban luar, F
beban awal, Fi

Informasi Baut:
diameter nominal (d), pitch (p),
kekuatan mulur (Sy) dan
modulus elastisitas (E)

Informasi Pelat Yang Disambung:


tebal pelat (t1 dan t2) dan tekanan
yang diijinkan (pG)

Menghitung dimensi baut:


diameter akar ulir (dr), diameter rata-rata (dm),
Luas bagian berulir (Ab),

Menghitung beban pada baut:


defleksi baut (δ), konstanta kekakuan (kb) dan
gaya yang bekerja pada baut

Menghitung Faktor Keamanan Baut

27
Studio Elemen Mesin 1

Menghitung konstanta kekakuan pelat (km)

Menghitung beban pada pelat yang


disambung (Fm)

Menghitung Faktor Keamanan


Pelat

Selesai

Gambar 4. Alur Perancangan Sambungan Baut.

28
Studio Elemen Mesin 1

2. Baut Yang Menerima Beban Eksentrik


Yang dimaksud dengan beban eksentrik pada baut adalah antara titik kerja gaya dengan
sumbu baut terpisahkan oleh jarak tertentu. Dengan kondisi seperti itu, baut mendapat
beban geser. Tipikal baut yang menerima pembebanan eksentrik ditunjukkan dalam
gambar 5.
L
Motor listrik

Gaya berat
W=m.g

Baut

Rangka Mesin

Gambar 5. Baut yang Menerima Beban Eksentrik

Gambar 5 memperlihatkan sebuah konstruksi sambungan baut yang menerima beban


eksentrik. Motor listrik diletakkan sejauh jarak L dari pusat kelompok baut. Akibat berat
motor listrik itu baut mendapatkan momen sebesar W x L. Momen itu cenderung
membuat konstruksi di bawah motor listrik berputar dan kemudian menggeser baut.

Sebuah pendekatan dalam menganalisis dan mengevaluasi baut yang menerima beban
eksentrik yaitu menentukan beban pada setiap baut. Langkah berikutnya menghitung
resultan beban di setiap baut dan menentukan baut mana yang menerima resultan beban
terbesar. Di akhir, ukuran baut dievaluasi dengan cara membandingkannya dengan
kekuatan material.

2.1. Prosedur Merancang Sambungan Baut


Untuk merancang sambungan baut yang menerima beban eksentrik, alur perancangan
nya diperlihatkan dalam gambar 6 dibawah ini.

29
Studio Elemen Mesin 1

mulai

Diketahui:
Massa benda (m), jarak benda ke
titik berat kelompok baut (L), jarak
antar baut (W dan H)

Informasi Baut:
diameter nominal (d), jumlah
baut (N), kekuatan mulur (Sy)

Menghitung beban primer (Fp) dan beban


sekunder (Fs)

Menghitung beban setiap baut

Menentukan baut yang menerima beban


terbesar

Menghitung Faktor Keamanan Baut

Selesai

Gambar 6. Alur Perancangan Sambungan Baut Yang Menerima Beban Eksentrik

30
Studio Elemen Mesin 1

2.2. Tugas Merancang Sambungan Baut


Kerjakan tugas-tugas berikut:

1. Untuk sambungan baut yang menerima beban konsentrik:


Beban luar, F = 4000 N.
Beban awal, Fi = 100 N.
Hitunglah faktor keamanan baut (FSb) dan faktor keamanan pelat (FSm) untuk kondisi
berikut:
Pelat Yg Disambung
t1 = 3 mm t1 = 3 mm t1 = 5 mm t1 = 5 mm
t2 = 3 mm t2 = 5 mm t2 = 3 mm t2 = 5 mm
pG = 900 pG = 900 pG = 900 pG = 900
M8 x 1,5 FSb = FSb = FSb = FSb =
Sy = 330 MPa
FSm = FSm = FSm = FSm =
E = 200 GPa
M10 x 1,5 FSb = FSb = FSb = FSb =
Sy = 330 MPa
FSm = FSm = FSm = FSm =
E = 200 GPa
M12 x 1,5 FSb = FSb = FSb = FSb =
Sy = 330 MPa
FSm = FSm = FSm = FSm =
BAUT

E = 200 GPa
M8 x 1,5 FSb = FSb = FSb = FSb =
Sy = 400 MPa
FSm = FSm = FSm = FSm =
E = 200 GPa
M10 x 1,5 FSb = FSb = FSb = FSb =
Sy = 400 MPa
FSm = FSm = FSm = FSm =
E = 200 GPa
M12 x 1,5 FSb = FSb = FSb = FSb =
Sy = 400 MPa
FSm = FSm = FSm = FSm =
E = 200 GPa

a) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FSb dan FSm) vs ukuran baut
(d) untuk tebal kedua pelat 3 mm dan Sy = 330 MPa. Bagaimana pengaruh
ukuran baut terhadap faktor keamanan baut dan pelat yang disambung?
b) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FSb dan FSm) vs material baut
(Sy) untuk tebal kedua pelat 3 mm dan diameter baut M10. Bagaimana pengaruh
material baut (Sy) terhadap faktor keamanan baut dan pelat yang disambung?
c) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FSb dan FSm) vs ketebalan
pelat (t) untuk Sy = 330 MPa dan diameter baut M10 serta t1 = t2. Bagaimana
pengaruh ketebalan pelat terhadap faktor keamanan baut dan pelat yang
disambung?

31
Studio Elemen Mesin 1

2. Untuk sambungan baut yang menerima beban eksentrik:


Jarak H = 50 mm.
Jarak W = 60 mm.
Tentukan baut yang menerima beban terbesar dan hitunglah Faktor Keamanan-nya
untuk kondisi berikut:
BEBAN
M = 50 kg M = 50 kg M = 100 kg M = 100 kg
L = 200 mm L = 500 mm L = 200 mm L = 500 mm
M8 x 1,5
Nb = 4 bh
Sy = 330 MPa
M10 x 1,5
Nb = 4 bh
Sy = 330 MPa
M12 x 1,5
Nb = 4 bh
BAUT

Sy = 330 MPa
M8 x 1,5
Nb = 4 bh
Sy = 400 MPa
M10 x 1,5
Nb = 4 bh
Sy = 400 MPa
M12 x 1,5
Nb = 4 bh
Sy = 400 MPa

a) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FS) vs ukuran baut (d).
Bagaimana pengaruh ukuran baut terhadap faktor keamanan?
b) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FS) vs material baut (Sy).
Bagaimana pengaruh material baut (Sy) terhadap faktor keamanan?
c) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FS) vs beban (F). Bagaimana
pengaruh beban terhadap faktor keamanan baut?
d) Buatlah kurva hubungan antara faktor keamanan (FS) vs jarak L. Bagaimana
pengaruh jarak L terhadap faktor keamanan baut?

32

Anda mungkin juga menyukai