Anda di halaman 1dari 13

BAB VII

KOPLING TETAP

7.1 Pendahuluan
Sebuah kopling diistilahkan sebagai peralatan untuk membuat sambungan permanen
atau semi permanen seperti sebuah clucth yang bisa dipasang dan dibongkar dengan cepat
pada saat akan dioperasikan. Poros kopling digunakan dalam permesinan untuk beberapa
tujuan, sebagian besar adalah sebagai berikut:
 Untuk menyambung poros yang diproduksi secara terpisah seperti sebuah motor dan
generator dan untuk memisahkan poros ketika perbaikan.
 Untuk memperkenalkan fleksibilitas (keluwesan) mekanika.
 Untuk mengurangi transmisi beban kejut dari poros yang satu ke poros yang lain.
 Untuk melindungi beban lebih yang berlawanan,

Jenis kopling dikelompokkan menjadi berikut:


a. Rigid coupling (kopling tetap). Digunakan untuk menghubungkan dua poros yang lurus
secara sempurna. Tipe kopling tetap berikut ini adalah penting untuk diketahui yaitu:
a. Sleeve atau muff coupling.
b. Clamp coupling.
c. Flange coupling.

b. Flexible coupling (kopling fleksibel). Digunakan untuk menghubungkan dua poros yang
mempunyai sumbu menyamping dan menyudut. Tipe kopling fleksibel berikut ini adalah
penting untuk diketahui yaitu:
a. Bushed pin type coupling,
b. Universal coupling,
c. Oldham coupling.

7.2 Sleeve atau Muff Coupling


Ini adalah tipe kopling tetap yang paling sederhana, dibuat dari besi cor. Terdiri dari
silinder berlubang yang diameter dalamnya sama dengan diameter poros. Seperti pada
Gambar 7.1, daya ditransmisikan dari poros yang satu ke poros yang lain dengan sebuah

100
pasak (key) dan sebuah muff. Oleh karena itu seluruh elemen harus cukup kuat untuk
mentransmisikan torsi.

Gambar 7.1: Muff coupling

Misalkan Diameter luar muff, D = 2d + 13 mm


Panjang muff, L = 3,5d
Dimana d = diameter poros.

Perancangan muff atau sleeve


Muff dirancang dengan pertimbangan seperti poros berlubang.
Misalkan T = Torsi yang ditransmisikan oleh kopling,
τc = Tegangan geser yang diijinkan untuk material muff dari besi cor yaitu 14 MPa.

Torsi yang ditransmisikan oleh bagian yang berlubang adalah:

dimana: k = d/D

7.3 Clamp atau Compression Coupling

Dinamakan juga sebagai split muff coupling. Dalam kasus ini, muff dibuat ke dalam
dua paruhan dan dibaut bersama-sama seperti pada Gambar 7.3. Separuh muff dibuat dari besi
cor. Ujung poros berbatasan dengan ujung yang lain dan pasak (key) dipasang lurus ke dalam
lubang pasak pada kedua poros. Separuh muff ditempatkan di bagian bawah dan separuh yang
lain ditempatkan di bagian atas. Kedua muff digabungkan bersama-sama oleh baut dan mur.
Jumlah baut bisa dua, empat atau enam. Kopling ini bisa digunakan untuk beban berat dan

101
kecepatan sedang. Keuntungan kopling ini adalah bahwa posisi poros tidak perlu
dirubah/digeser untuk perakitan dan pembongkaran kopling.

Gambar 7.3. Clamp coupling

a. Desain muff untuk clamp coupling


Diameter muff, D = 2d +13 mm
Panjang muff, L = 3,5d
dimana d = diameter poros
Torsi yang ditransmisikan oleh bagian yang berlubang adalah:

dimana: k = d/D

b. Desain baut clamping


T = Torsi yang ditransmisikan poros,
d = Diameter poros,
d = Diameter efektif baut,
b

n = Jumlah baut,
σt = Tegangan tarik yang diijinkan untuk material baut,

μ = Koefisien gesek antara muff dan poros, dan


L = Panjang muff.
Gaya yang diberikan oleh setiap baut

102
Gaya yang diberikan oleh baut pada tiap sisi poros

Misalkan p adalah tekanan pada poros dan permukaan muff akibat gaya, kemudian
distribusi tekanan merata pada permukaan, maka:

Gaya gesek antara poros dan muff adalah:

Torsi yang ditransmisikan oleh kopling adalah:

Gambar 7.4. Muff tunggal clamp coupling

103
7.4 Flange Coupling (Kopling Flens)

Kopling flens biasanya terdiri dari dua piringan kopling besi cor. Setiap flens dipasang
pada ujung poros dan disambung dengan pasak seperti pada Gambar 7.5 dan 7.6.

Gambar 7.5. Kopling flens

Gambar 7.6. Kopling flens

Jika d adalah diameter poros atau diameter dalam hub, d1 = diameter nominal baut,

Diameter luar hub adalah: D = 2d

104
Panjang hub adalah: L = 1,5.d
Diameter lingkaran kisar baut : D1 = 3.d

Diamter luar flens: D2 = D1 + (D1 – D) = 2D1 – D = 4.d

Ketebalan flens: tf = 0,5d

Jumlah baut: n = 3, untuk d ≤ 40 mm


n = 4, untuk d ≤ 100 mm
n = 6, untuk d ≤ 180 mm

Misalkan:
τs , τb dan τk = Tegangan geser untuk poros, baut dan pasak yang diijinkan.

τc = Tegangan geser yang diijinkan untuk material flens.

σcb = Tegangan crushing yang diijinkan untuk material baut.

1. Desain hub
Hub didesain dengan pertimbangan seperti pada poros berongga (hollow shaft), yang
mentransmisikan torsi sama dengan poros pejal (solid shaft).

Diameter luar hub biasanya diambil dua kali diameter poros. Oleh karena itu dari
hubungan di atas, tegangan geser yang terjadi dalam hub dapat dicek.
Panjang hub L = 1,5.d

2. Desain flens
Flens mengalami geser ketika mentransmisikan torsi. Oleh karena itu torsi yang
ditransmisikan adalah:
T = Keliling hub x Tebal flens x Tegangan geser flens x Radius hub

Tebal flens biasanya diambil setengah diameter poros. Oleh karena itu dari hubungan di
atas, tegangan geser pada flens dapat dicek.

105
3. Desain Baut
Baut mengalami tegangan geser akibat torsi yang ditransmisikan. Jumlah baut (n)
tergantung pada diameter poros dan diameter lingkar pitch baut (D1) = 3d.

Beban setiap baut,

Total beban seluruh baut,

Torsi yang ditransmisikan,

Dari persamaan di atas, diameter baut (d1) bisa dicari. Sekarang diameter baut bisa dicek

dalam crushing.

Luas tahanan crushing seluruh baut,

dan kekuatan crushing seluruh baut,

Torsi,

Dari persamaan di atas, tegangan crushing pada baut bisa dicek.

7.5 Contoh Soal

1. Rancanglah dimensi muff coupling yang digunakan untuk menghubungkan dua poros
baja dengan transmisi 40 kW pada 350 rpm. Material untuk poros adalah baja karbon
dengan tegangan geser dan tegangan crushing yang diijinkan berturut-turut adalah 40
MPa dan 80 MPa. Material muff terbuat dari besi cor dengan tegangan geser yang
diijinkan 15 MPa.

106
Penyelesaian,
3 2
Diketahui: P = 40 kW = 40.10 W ; N = 350 rpm ; τs = 40 MPa = 40 N/mm ; σcs = 80
2 2
MPa = 80 N/mm ; τc = 15 MPa = 15 N/mm

a. Perancangan Poros
Misalkan d = diameter poros
Torsi yang ditransmisikan oleh poros dan muff adalah:

Diameter poros d adalah:

b. Perancangan muff
Diameter luar muff D:
D = 2d + 13 = 2.55 + 13 = 123 mm ≈ 125 mm.

Panjang muff L :
L = 3,5 d = 3,5.55 = 192,5 mm ≈ 195 mm

Marilah sekarang dicek tegangan geser yang terjadi dalam muff. Misalkan τc =

tegangan geser yang terjadi pada muff yang dibuat dari besi cor. Oleh karena itu
torsi yang ditransmisikan menjadi:

107
Ketika tegangan geser yang terjadi pada muff adalah lebih rendah tegangan geser
2
yang diijinkan 15 N.mm , oleh karena itu desain muff adalah aman.

2. Rancanglah sebuah clamp coupling untuk mentransmisikan 30 kW pada 100 rpm.


Tegangan geser yang diijinkan untuk poros 40 MPa dan jumlah baut penyambung dua
paruhan muff ada enam. Tegangan tarik yang diijinkan untuk baut 70 MPa. Koefisien
gesek antara muff dan permukaan poros adalah 0,3.

Penyelesaian:
3 2
Diketahui: P = 30 kW = 30.10 W ; N = 100 rpm ; τ = 40 MPa = 40 N/mm ; n = 6 ;
2
σt = 70 MPa = 70 N/mm ; μ = 0,3.

a. Desain poros

Torsi yang ditransmisikan poros:

b. Desain muff
Diameter muff adalah;
D = 2d + 13 mm = 2.75 + 13 = 163 ≈ 165 mm
Total panjang muff,
L = 3,5d = 3,5.75 = 262,5 mm

108
c. Desain baut clamping
Torsi yang ditransmisikan oleh kopling pada persamaan (7-2) adalah:

Dari Tabel 6.1 pada bab VI, kita temukan bahwa diameter core standar dari baut
adalah 23,32 mm dan diameter nominal baut adalah 27 mm (M27).

3. Rancanglah tipe kopling flens dari besi cor untuk mentransmisikan 15 kW pada 900 rpm
dari sebuah motor listrik ke sebuah kompresor. Faktor keamanan diasumsikan sebesar
1,35. Tegangan yang diijinkan sebagai berikut:
Tegangan geser untuk material poros dan baut = 40 MPa
Tegangan crushing untuk baut = 80 MPa
Tegangan geser untuk besi cor = 8 Mpa.

Penyelesaian:
3
Diketahui: P = 15 kW = 15.10 W ; N = 900 rpm ; SF = 1,35 ; τs = τb = 40 MPa = 40
2 2 2
N/mm ; σcb = 80 MPa = 80 N/mm ; τc = 8 MPa = 8 N/mm

a. Desain hub

Torsi yang ditransmisikan untuk menentukan diameter poros adalah:

Ketika SF = 1,35, oleh karena itu torsi maksimum yang ditransmisikan adalah:
3 3
Tmax = 1,35.159,13.10 = 215.10 Nmm

109
Diameter poros d adalah:

Diameter luar hub: D = 2d = 2.35 = 70 mm


Panjang hub: L = 1,5 d = 1,5.35 = 52,5 mm.

Sekarang kita cek tegangan geser untuk material hub dari besi cor. Pertimbangan hub
sebagai poros berongga. Torsi maksimum yang ditransmisikan Tmax:

Ketika Tegangan geser yang terjadi pada material hub adalah lebih rendah dari nilai
yang diijinkan 8 MPa, oleh karena itu desain hub adalah aman.

b. Desain flens
Tebal flens tf diambil 0,5d, maka tf = 0,5.d = 0,5.3,5 = 17,5 mm

Torsi maksimum yang ditransmisikan Tmax pada persamaan:

Ketika Tegangan geser yang terjadi pada material flens adalah lebih rendah dari nilai
yang diijinkan 8 MPa, oleh karena itu desain flens adalah aman.

Ketika diameter poros 35 mm, diasumsikan jumlah baut n = 3,


Diameter lingkar pitch baut, D1 = 3d = 3.35 = 105 mm

Baut mengalami tegangan geser akibat torsi yang ditransmisikan, maka diameter baut
adalah:

110
111
7.6 Latihan
1. Rancanglah sebuah muff coupling untuk menghubungkan dua poros dengan transmisi
daya 4A kW pada putaran 12A rpm. Tegangan geser dan crushing yang diijinkan untuk
bahan poros berturut-turut adalah 30 MPa dan 80 MPa. Material muff dari besi cor
dengan tegangan geser yang diijinkan 15 MPa. Asumsikan bahwa torsi maksimum yang
ditransmisikan adalah 25% lenih besar dari torsi rata-rata. (Huruf A diatas diganti
dengan nomor registrasi mahasiswa yang mengerjakan).

2. Rancanglah sebuah clamp coupling untuk mentransmisikan poros 13A0 Nm. Tegangan
geser yang diijinkan untuk poros adalah 4A MPa dan jumlah baut ada 4. Tegangan tarik
yang diijinkan untuk bahan baut adalah 70 MPa. Koefisien gesek antara muff dan
permukaan poros adalah 0,3. (Huruf A diatas diganti dengan nomor registrasi
mahasiswa yang mengerjakan).

3. Rancanglah sebuah kopling flens dari besi cor untuk mentransmisikan dua poros dengan
daya 7,5A kW pada putaran 72A rpm. Tegangan geser yang diijinkan untuk material
poros dan baut adalah 33 MPa, tegangan crushing yang diijinkan untuk material baut
adalah 60 MPa, dan tegangan geser yang diijinkan untuk besi cor adalah 15 MPa.
(Huruf A diatas diganti dengan nomor registrasi mahasiswa yang mengerjakan).

112

Anda mungkin juga menyukai