Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

NAMA KELOMPOK:-RISKI ANDREAN PRATAMA

-DIDIK IMAM WAHYUDI

-MUHAMAD RIZKI

-RANDY TRI UTOMO

10
7
[Torsi]

8.1. Definisi Torsi

Torsi adalah suatu pemuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel
(couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya.

Kopel-kopel yang menghasilkan pemuntiran sebuah batang disebut momen


putar (torque) atau momen puntir (twisting moment). Momen sebuah kopel sama
dengan hasil kali salah satu gaya dari pasangan gaya ini dengan jarak antara garis
kerja dari masing-masing gaya.

TFd
Gambar 8.1. Diagram Momen Kopel pada Batang

8.2. Torsi pada Batang Elastis Berpenampang Bulat

Sebuah batang atau poros (shaft) berpenampang lingkaran yang dipuntir oleh
kopel-kopel T yang bekerja pada ujung-ujung batang mengalami puntiran murni
(pure torsion). Berdasarkan pertimbangan simetri, maka dapat diperlihatkan bahwa
penampang dari sebuah batang bundar akan berputar seperti sebuah benda kaku
terhadap sumbu longitudinalnya dengan jari-jarinya tetaplurus dan penampangnya
tetap berbentuk bidang dan bulat. Juga, bila sudut-puntiran (the

angle of twist) total batangnya kecil, maka baik panjang dan jari-jari batang kedua-

duanya tak ada yang mengalami perubahan.

8.3. Momen Inersia Kutub

10
8

J  D4  poros pejal 32


J D d 
4 4
poros berlubang 32

8.4. Tegangan dan Regangan Akibat Momen Puntir

a) Tegangan Geser

Tegangan geser adalah intesitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
dari luas permukaan. Persamaan umum tegangan geser pada sebarang
titik dengan jarak r dari pusat penampang adalah: Tr
maks 

b) Regangan Geser

Regangan geser adalah perbandingan tegangan geser yang terjadi dengan


modulus elastisitasnya.




G
Dimana: G = modulus elastisitas geser,  = tegangan geser
8.5. Desain Poros dalam Kaitannya dengan Torsi

Setelah torsi yang ditansmisikan oleh suatu poros ditentukan dan tegangan geser
ijin maksimum dipilih, maka persamaan proporsional dari poros adalah

J T
 . J/R adalah parameter yang menentukan kekuatan elastis poros.

R max
10
9
[Torsi]

J R3
Untuk poros pejal: 

R 2
Umumnya satuan tenaga transmisi pada poros dinyatakan dalam horse power

(hp). (1 hp = 745.7 Nm/s atau 745.7 W)

Power (tenaga): PT 2N = Kecepatan angular (rad/s)


N = rpm

Untuk suatu poros berputar sebagai frekuensi f Hz 1 Hz = 1 putaran per detik

(cps), kecepatannya 2f rad/s.


T 119 hp atau T

159 kW f f

9540kW
Bila poros berputar dengan N rpm: T 

8.6. Sudut Puntir Batang

Selama pemuntiran, terjadi perputaran terhadap sumbu longitudinal dari salah


satu ujung batang terhadap ujung lainnya sehingga membentuk sudut yang disebut
sudut puntir (angle of twist).

TL
  GJ

Gambar 8.2. Sudut Puntir pada Batang

11
0
Dimana:  = sudutpuntir (rad), T = torsi (Nm), L = panjangbatang (m)

G = modulus elastisitasgeser (N/m2), J = momeninersiakutub (m4)

8.7. Torsi pada Batang Pejal Berpenampang Tidak Bulat

Untuk batang-batang yang bukan melingkar, irisan yang tegak lurus terhadap sumbu
bagian struktur akan melengkung bila dikenakan momen puntir

Gambar 8.3. Torsi pada Batang Pejal Berpenampang Tidak Bulat

Pada batang berbentuk siku empat, tegangan geser pada sudut-sudut adalah
nol. Sedang pada tengah-tengah sisi yang panjang tegangan tersebut menjadi
maksimum.

Gambar 8.4.

T T = momen puntir

Tegangan geser maksimum: max bc2 L = panjang poros

11
1
[Torsi]


G = modulus elatisitas geser
b = sisi panjang irisan siku empat
TL c = sisi pedek irisan siku empat
Sudut puntir:  3G ,  = parameter

bc

Parameter  dan  tergantung pada perbandingan (b/c)

8.8. Torsi pada Bagian Pipa Berdinding Tipis

Gambar 8.5. Torsi pada Bagian Pipa Berdinding Tipis

Momen puntir total T yang dihasilkan oleh tegangan-tegangan geser adalah:


T
T  2Amq atau q
2A m
Keterangan: q = aliran geser (shear flow)
Am = luas yang dibatasi garis
oleh
(luas
tengahkeliling tabung tipis
median)

11
2
Karena untuk tabung tertentu q adalah konstan, maka tegangan geser pada
q T
suatu titik dari suatu tabung dimana tebal dinding t adalah:  

t 2Amt
Sudut puntir untuk sebuah pipa berdinding tipis dapat ditentukan dengan
menyamakan usaha yang dilakukan oleh momen puntir T yang dikenakan dengan
energi regangan batang.

T T2L

2 2GJ
TL

GJ
Untuk bahan yang elastis linier, sudut puntir dari suatu tabung berongga dapat
diperoleh dengan menggunakan dasar kekekalan energi.

T ds

 4Am2G  t

Contoh-Contoh Soal Dan Pembahasannya

1. Sebuah poros baja berongga yang panjangnya 3 m harus mentransmisikan torsi


sebesar 25 kNm. Total sudut puntir pada panjang ini tidak boleh melebihi 2.5°
dan tegangang eserizin 90 MPa. Tentukan diameter luar dan diameter dalam dari
poros jika modulus kekakuannya 85 GN/m2.

Diketahui: L =3m T = 25 kN m

maks = 90 Mpa G = 85 GN/m2

Ditanyakan: Do dan Di

TL

11
3
[Torsi]

Jawab:  GJ

2.5 1rad  251031033103106

57.3 85109  D o4 Di4 


32

Do  Di  2.06108 ................................(1)

TD
Tr o 
maks    2 

J D o4 D i 4 
32

2510 D 2 10 


3 o 9


90106  

 4 4
32 D o D i

Do4 Dii4 1.414106D o ................................(2)

Dari persamaan (1) dan (2)

1.414106Do  2.06108 Do 145mm

substitusi ke persamaan (1) diperoleh Di 125 mm

11
4
2. Suatu poros pejal berdiameter 50 mm dan panjang 3 m. Pada titik tengahnya
menerima daya sebesar 50 kW yang ditransmisikan oleh sebuah belt melewati
puli. Daya ini digunakan untuk menggerakkan dua buah mesin, satu mesin
berada di ujung kiri poros yang memerlukan daya sebesar 20 kW, satu mesin lagi
berada di ujung sebelah kanan poros dan daya yang dibutuhkan sebesar 30 kW.
Tentukan tegangan geser maksimum poros dan besarnya sudut puntir relatif
antara kedua ujung poros. Poros berputar 200 putaran per menit dan bahan
terbuat dari baja dengan modulus kekakuan sebesar 85 GN/m 2.

Diketahui: P1 = 20 kW P2 = 30 kW

N = 200 rpm G = 85 GN/m2

Ditanyakan: a. maks b.


Jawab:

2N 2200
   21rad / s

60 60

T1  P1  20103  952Nm

 21

T2  P2 30103  143Nm

21

Tr 14310325

J   50 4
a. maks    58.25MPa
32

b. 1 TGJ1L  085.952109103132 .5 5010   


12 4 0.027rad

11
5
[Torsi]

2  TGJ2L  1.43 10109 3 1.5 1050    0.041rad


12 4

85 32

2 1  0.014rad

3. Tentukan reaksi torsi pada kedua ujung poros yang dibebani oleh tiga kopel
seperti ditunjukkan pada gambar.

Jawab:

TL T1 T2 T3 TR  0

TL 113TR  0

TL TR 1 ..................(1)

Keseimbangan di TR

TL3.5T12.5T21.5T31 0
1
TL   0.286 kN/m .................(2)

3.5
Substitusi ke persamaan (1)

TL TR 1TR 1.286 kN/m

11
6
4. Suatu poros mesin tersusun dari dua bahan, yaitu baja di bagian luar dan
alumunium di bagian dalam. Besarnya diameter luar adalah 65 mm sedangkan
diameter dalam 50 mm. Modulus kekakuan baja dan alumunium masing-masing
adalah 85 x 109 N/m2 dan 30 x 109 N/m2. Besarnya momen puntir 1.5 kNm.

Tentukan tegangan geser maksimum pada masing-masing bahan.

Diketahui: Dbj = 65 mm Gbj = 85 x 109 N/m2

Dal = 50 mm Gal = 30 x 109 N/m2

T = 1.5 kNm

Ditanyakan: maks bj dan maks al

Jawab:

Persamaan kesetimbangan momen


T Tal Tbj 1.5 kN m .....................(1)

TalL Tbj L
al bj  

Gal Jal GbjJ bj

TalLTbjL

30109 106 3250  8510 10 3265 50 


4 9 6 4 4

9.71010Tal 1.81010Tbj Tal  0.19T bj ...................(2)

Substitusi persamaan (2) ke persamaan (1) Tal Tbj 1.5


kN m

0.19Tbj Tbj 1.5Tbj 1.26kNm Tal  0.19Tbj  0.191.26 0.24

TalrAL 0.24103 103 25 9.8MPa

11
7
[Torsi]

maksal  J   50  4  al 32

Tbjr bj 1.2610310332.5

maksbj  Jbj  32 65 50   35.9MPa


4 4

5. Suatu poros pejal berdiameter 100 mm dan panjang 2 m digunakan untuk


mentransmisikan tenaga sebesar 50 kW pada kecepatan putaran 100 rpm. Jika
poros tersebut terbuat dari vahan besi dengan modulus kekakuan (G) sebesar 85
GN/m2, tentukan:

a) Tegangan geser maksimum pada poros

b) Sudut puntir sepanjang poros tersebut

Diketahui: D = 100 mm N = 100 rpm

L = 2 m T = 1.5 kNm

P = 50 kW G = 85 GN/m2

Ditanyakan: a) max

b) 

Jawab:

2N 2100
  10.5rad

60 60
P 50103
P TT    4761.9Nm

 10.5

J  32 D4  32 1004  9.8106mm4

11
8
a) Tegangan geser maksimum pada poros Tr
4761.910350 max  J 
9.810 6  24.3MPa

b) Sudut puntir sepanjang poros tersebut

TL 4761.92

 GJ  8510 99.81061.14rad

6. Suatu batang logam berpenampang lingkaran menerima beban torsional sebesar


1 kNm. Bila sudut puntir yang terjadi adalah 4 setiap panjang 2 m, tentukan
diameter batang tersebut apabila modulus kekakuan geser G = 85 GPa.

Diketahui: T = 1 kNm L=2m

 = 4 = 4/57.3 = 0.0698 G = 85 GPa

Ditanyakan: D
Jawab:

TL J  TL  103 2  8

  33.710

GJ G 851090.0698

J  32 D4

D4  32 J D 4 32 J  4 32 33.710  0.043m 43mm


8

7. Berapakah tegangan geser maksimum pada poros pejal berdiameter 100 mm


yang bekerja torsi 25 kNm. Tentukan pula besar sudut puntir untuk setiap

11
9
[Torsi]

panjang poros, jika poros tersebut terbuat dari baja dengan modulus elastisitas
G = 85 GN/m2.

Diketahui: D = 100 mm G = 85 GN/m2


T = 25 kNm

Ditanyakan: a) max

b) /L
Jawab:

J  32 D4  320.14 9.8125106m

a) max

Tr 251030.05
max  J  9.812510 6 127.39MPa

b) /L

T 25103

  99.812510 6  0.03rad /m L GJ


8510

8. Pilihlah sebuah poros padat untuk sebuah motor berdaya 8 kW yang bekerja
pada frekuensi 30 Hz. Tegangan geser maksimum terbatas pada 55.000 kN/m 2.
Diketahui: P = 8 kW max = 55.000 kN/m2 sf = 30 Hz

Ditanyakan: D

Jawab:

159kW 1598
T   42.4Nm

12
0
sf 30

RJ Tmax  554210 .4 6  0.77110 6m3

J R3  R3  2 J  2771109 491109m3

R 2 R 
Jadi R = 0.00789 m atau D = 2R = 0.0158 = 15,8 mm

9. Taksirlah kapasitas yang dibawakan oleh momen puntir dari kopling baja yang
ditempa secara terpadu pada poros, yang terlihat dalam gambar, yang
dikendalikan oleh tegangan geser izin 40.000 kN/m2 pada delapan baut.

Lingkaran baut tersebut berdiameter 0.24 m

Diketahui: ijin = 40.000 kN/m2

D baut = 30 mm

Ditanyakan: Tijin Jawab:

Luas sebuah baut: A 302  706mm2  7.06104m2


Gaya izin untuk sebuah baut:

Pijin Aijin  7.061044010  28.2kN


3

12
1
[Torsi]

Karena kedelapan baut terdapat pada suatu jarak 0.12 m dari sumbu pusat, maka
Tijin 28.20.128 27.1kNm

10. Poros padat berbentuk silinder dengan ukuran yang bervariasi yang terlihat
dalam gambar digerakkan oleh momen-momen puntir seperti ditunjukkan dalam
gambar tersebut. Berapakah tegangan puntir maksimum dalam poros tersebut,
dan diantara kedua katrol yang ada?

Diketahui: T1 = 55 Nm D1 = 25 mm

T2 = 825 Nm D2 = 100 mm
T3 = 550 Nm D3 = D4 = 75 mm

T4 = 110 Nm

Ditanyakan: max
Jawab:


1 T1R 1  552 25 101033 4  1.7910 7 N /m2

J1 2

T2R 2  825 5010  3 4.2106 N /m2

12
2
2   3
 4

J2 
2 5010

T3R 3  
34  6.6410 N /m2
6

3  2 2 10 3 J 3  75

Jadi max = 1 = 1.79 x 107 N/m2

11. Pada suatu poros pejal berdiameter 50 mm dan panjang 1 m bekerja momen
puntir sebesar 1 kNm. Berapakah tegangan geser maksimum poros dan
besarnya sudut puntir sepanjang poros tersebut. Poros terbuat dari baja dengan
modulus kekakuan 85 GN/m2.

Diketahui: D = 50 mm L=1m

T = 1 kNm G = 85 GN/m2

Ditanyakan: maks dan 


Jawab:

 
J D  50  0.6110 mm
4 4 6 4

32 32

Tr 103 10 253

maks  J  0.6110 6  41MPa Mpa

12
3
[Torsi]

TL 103103103106

 GJ  8510 90.6110 6


0.019rad

12
4

Anda mungkin juga menyukai