-MUHAMAD RIZKI
10
7
[Torsi]
Torsi adalah suatu pemuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel
(couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya.
TFd
Gambar 8.1. Diagram Momen Kopel pada Batang
Sebuah batang atau poros (shaft) berpenampang lingkaran yang dipuntir oleh
kopel-kopel T yang bekerja pada ujung-ujung batang mengalami puntiran murni
(pure torsion). Berdasarkan pertimbangan simetri, maka dapat diperlihatkan bahwa
penampang dari sebuah batang bundar akan berputar seperti sebuah benda kaku
terhadap sumbu longitudinalnya dengan jari-jarinya tetaplurus dan penampangnya
tetap berbentuk bidang dan bulat. Juga, bila sudut-puntiran (the
angle of twist) total batangnya kecil, maka baik panjang dan jari-jari batang kedua-
10
8
J D4 poros pejal 32
J D d
4 4
poros berlubang 32
a) Tegangan Geser
Tegangan geser adalah intesitas gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
dari luas permukaan. Persamaan umum tegangan geser pada sebarang
titik dengan jarak r dari pusat penampang adalah: Tr
maks
b) Regangan Geser
G
Dimana: G = modulus elastisitas geser, = tegangan geser
8.5. Desain Poros dalam Kaitannya dengan Torsi
Setelah torsi yang ditansmisikan oleh suatu poros ditentukan dan tegangan geser
ijin maksimum dipilih, maka persamaan proporsional dari poros adalah
J T
. J/R adalah parameter yang menentukan kekuatan elastis poros.
R max
10
9
[Torsi]
J R3
Untuk poros pejal:
R 2
Umumnya satuan tenaga transmisi pada poros dinyatakan dalam horse power
T 119 hp atau T
159 kW f f
9540kW
Bila poros berputar dengan N rpm: T
TL
GJ
11
0
Dimana: = sudutpuntir (rad), T = torsi (Nm), L = panjangbatang (m)
Untuk batang-batang yang bukan melingkar, irisan yang tegak lurus terhadap sumbu
bagian struktur akan melengkung bila dikenakan momen puntir
Pada batang berbentuk siku empat, tegangan geser pada sudut-sudut adalah
nol. Sedang pada tengah-tengah sisi yang panjang tegangan tersebut menjadi
maksimum.
Gambar 8.4.
T T = momen puntir
Tegangan geser maksimum: max bc2 L = panjang poros
11
1
[Torsi]
G = modulus elatisitas geser
b = sisi panjang irisan siku empat
TL c = sisi pedek irisan siku empat
Sudut puntir: 3G , = parameter
bc
11
2
Karena untuk tabung tertentu q adalah konstan, maka tegangan geser pada
q T
suatu titik dari suatu tabung dimana tebal dinding t adalah:
t 2Amt
Sudut puntir untuk sebuah pipa berdinding tipis dapat ditentukan dengan
menyamakan usaha yang dilakukan oleh momen puntir T yang dikenakan dengan
energi regangan batang.
T T2L
2 2GJ
TL
GJ
Untuk bahan yang elastis linier, sudut puntir dari suatu tabung berongga dapat
diperoleh dengan menggunakan dasar kekekalan energi.
T ds
4Am2G t
Diketahui: L =3m T = 25 kN m
Ditanyakan: Do dan Di
TL
11
3
[Torsi]
Jawab: GJ
Do Di 2.06108 ................................(1)
TD
Tr o
maks 2
J D o4 D i 4
32
90106
4 4
32 D o D i
11
4
2. Suatu poros pejal berdiameter 50 mm dan panjang 3 m. Pada titik tengahnya
menerima daya sebesar 50 kW yang ditransmisikan oleh sebuah belt melewati
puli. Daya ini digunakan untuk menggerakkan dua buah mesin, satu mesin
berada di ujung kiri poros yang memerlukan daya sebesar 20 kW, satu mesin lagi
berada di ujung sebelah kanan poros dan daya yang dibutuhkan sebesar 30 kW.
Tentukan tegangan geser maksimum poros dan besarnya sudut puntir relatif
antara kedua ujung poros. Poros berputar 200 putaran per menit dan bahan
terbuat dari baja dengan modulus kekakuan sebesar 85 GN/m 2.
Diketahui: P1 = 20 kW P2 = 30 kW
2N 2200
21rad / s
60 60
T1 P1 20103 952Nm
21
T2 P2 30103 143Nm
21
Tr 14310325
J 50 4
a. maks 58.25MPa
32
11
5
[Torsi]
85 32
3. Tentukan reaksi torsi pada kedua ujung poros yang dibebani oleh tiga kopel
seperti ditunjukkan pada gambar.
Jawab:
TL 113TR 0
Keseimbangan di TR
TL3.5T12.5T21.5T31 0
1
TL 0.286 kN/m .................(2)
3.5
Substitusi ke persamaan (1)
11
6
4. Suatu poros mesin tersusun dari dua bahan, yaitu baja di bagian luar dan
alumunium di bagian dalam. Besarnya diameter luar adalah 65 mm sedangkan
diameter dalam 50 mm. Modulus kekakuan baja dan alumunium masing-masing
adalah 85 x 109 N/m2 dan 30 x 109 N/m2. Besarnya momen puntir 1.5 kNm.
T = 1.5 kNm
Jawab:
TalL Tbj L
al bj
TalLTbjL
11
7
[Torsi]
maksal J 50 4 al 32
Tbjr bj 1.2610310332.5
L = 2 m T = 1.5 kNm
P = 50 kW G = 85 GN/m2
Ditanyakan: a) max
b)
Jawab:
2N 2100
10.5rad
60 60
P 50103
P TT 4761.9Nm
10.5
11
8
a) Tegangan geser maksimum pada poros Tr
4761.910350 max J
9.810 6 24.3MPa
TL 4761.92
GJ 8510 99.81061.14rad
Ditanyakan: D
Jawab:
TL J TL 103 2 8
33.710
GJ G 851090.0698
J 32 D4
11
9
[Torsi]
panjang poros, jika poros tersebut terbuat dari baja dengan modulus elastisitas
G = 85 GN/m2.
Ditanyakan: a) max
b) /L
Jawab:
a) max
Tr 251030.05
max J 9.812510 6 127.39MPa
b) /L
T 25103
8. Pilihlah sebuah poros padat untuk sebuah motor berdaya 8 kW yang bekerja
pada frekuensi 30 Hz. Tegangan geser maksimum terbatas pada 55.000 kN/m 2.
Diketahui: P = 8 kW max = 55.000 kN/m2 sf = 30 Hz
Ditanyakan: D
Jawab:
159kW 1598
T 42.4Nm
12
0
sf 30
R 2 R
Jadi R = 0.00789 m atau D = 2R = 0.0158 = 15,8 mm
9. Taksirlah kapasitas yang dibawakan oleh momen puntir dari kopling baja yang
ditempa secara terpadu pada poros, yang terlihat dalam gambar, yang
dikendalikan oleh tegangan geser izin 40.000 kN/m2 pada delapan baut.
D baut = 30 mm
12
1
[Torsi]
Karena kedelapan baut terdapat pada suatu jarak 0.12 m dari sumbu pusat, maka
Tijin 28.20.128 27.1kNm
10. Poros padat berbentuk silinder dengan ukuran yang bervariasi yang terlihat
dalam gambar digerakkan oleh momen-momen puntir seperti ditunjukkan dalam
gambar tersebut. Berapakah tegangan puntir maksimum dalam poros tersebut,
dan diantara kedua katrol yang ada?
Diketahui: T1 = 55 Nm D1 = 25 mm
T2 = 825 Nm D2 = 100 mm
T3 = 550 Nm D3 = D4 = 75 mm
T4 = 110 Nm
Ditanyakan: max
Jawab:
1 T1R 1 552 25 101033 4 1.7910 7 N /m2
J1 2
12
2
2 3
4
J2
2 5010
T3R 3
34 6.6410 N /m2
6
3 2 2 10 3 J 3 75
11. Pada suatu poros pejal berdiameter 50 mm dan panjang 1 m bekerja momen
puntir sebesar 1 kNm. Berapakah tegangan geser maksimum poros dan
besarnya sudut puntir sepanjang poros tersebut. Poros terbuat dari baja dengan
modulus kekakuan 85 GN/m2.
Diketahui: D = 50 mm L=1m
T = 1 kNm G = 85 GN/m2
J D 50 0.6110 mm
4 4 6 4
32 32
12
3
[Torsi]
TL 103103103106
12
4