Anda di halaman 1dari 27

Mata Kuliah : Mekanika Bahan

Kode :-
SKS : 3 SKS

Torsi
• Sub Pokok Bahasan :
ü Deformasi Torsional Batang Lingkaran Elastis
Linier
ü Torsi Tak Seragam
ü Tabung Berdinding Tipis
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

Torsi mengandung arti puntir yang terjadi pada batang lurus apabila
batang tersebut dibebani momen (atau torsi) yang cenderung
menghasilkan rotasi terhadap sumbu longitudinalbatang
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Suatu batang prismatis berpenampang lingkaran mengalami torsi murni


• Penampang batang tidak berubah bentuk pada saat berotasi terhadap
sumbu longitudinal
• Akibat torsi T, ujung kanan batang akan berotasi dengan sudut kecil f,
yang disebut sudut puntir
• Garis pq akan menjadi pq’, dimana q’ adalah posisi titik q setelah
penampang ujung berotasi sebesar f
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
• Tinjau elemen kecil abcd dari suatu batang
dengan beban torsi
• Elemen memiliki sisi ab dan cd yang semula
sejajar sumbu longitudinal
• Akibat torsi, penampang kanan berotasi
terhadap penampang kiri dengan sudut
puntir kecil df
• Titik b dan c masing-masing bergerak ke b’
dan c’.
• Panjang sisi elemen yang sekarang ab’c’d
tidak berubah, namun sudut bad menjadi
berkurang sebesar
g maks = bb'
ab
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Regangan geser gmaks dinyatakan dalam radian


• Karena bb’ dapat dinyatakan dalam rdf, serta ab = dx, maka persamaan
di atas dapat ditulis dalam bentuk :
rdf
g maks =
dx
• Besaran df/dx adalah besarnya perubahan sudut puntir fterhadap jarak x
yang diukur di sepanjang sumbu batang, dapat disebutkan pula sebagai
sudut puntir per panjang satuan atau laju puntiran , q

q= df g maks =
rdf
= rq
dx dx
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Pada umumnya, fdan qbervariasi terhadap x di sepanjang sumbubatang


• Pada kasus torsi murni, laju puntiran konstan dan sama dengan sudut
puntir total fdibagi panjang batang L, sehingga q=fL

rf
g maks = rq =
L
• Pada sisi dalam penampang, regangan geser dapat dihitung dengan
persamaan
g= rdf = rq = r g
dx r maks
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Dari hukum Hooke untuk geser

t = Gg
• Gadalah Modulus Geser dan gadalah regangan geser yang dinyatakan
dalam radian
• Dengan mengingat persamaan untuk gmaks, maka dapat dituliskan
r
tmaks =Gq
r t = Grq = t maks
r

tmaksadalah tegangan geser di permukaan luar batang (jari-jari r), tadalahtegangan


geser di titik interior (jari-jari r) dan qadalah laju puntiran
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Selanjutnya akan ditentukan hubungan antara tegangan geser dan


torsi
• Resultan dari tegangan geser yang bekerja pada suatu penampang
secara kontinu, akan membentuk momen yang sama dengan momen
torsi T
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
• Untuk menentukan resultan ini, tinjau elemen luas dA yang terletak
pada jarak radial rdari sumbu batang
• Gaya geser yang bekerja pada elemen sama dengan tdA
• Momen dari gaya ini terhadap sumbu batang sama dengan trdA
• Dari persamaan untuk tsebelumnya, maka diperoleh :

dM = trdA= tmaks r
2
dA
r
• Momen resultan Tadalah integral dari persamaan tersebut :
tmaks tmaksI
T = ò dM = ò r 2
dA = p
r r
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
• Sehingga nilai tegangan geser maksimum yang timbul akibat torsi T
adalah :
= T ×r
Ip adalah momen inersia polar untuk lingkaran
t maks p ×r 4 p×d 4
Ip Ip = =
2 32

• Sehingga persamaan untuk tmaks dapat dituliskan menjadi :

= 16T
tmaks= tegangan geser maksimum (MPa)
t maks T= momen torsi yang bekerja(N∙mm)
p×d 3 d = diameter penampang lingkaran (mm)
• Tegangan geser pada jarak rdari pusat batang adalah:

t = rt maks
= T ×r
r Ip
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Dari persamaan sebelumnya terdapat hubungan tmaks=Grq


• Sehingga dapat diturunkan rumus untuk laju puntiranq:
T
q=
G ×I p
• Nilai G∙Ip disebut dengan kekakuan torsional (TorsionalRigidity)
• Untuk torsi murni, sudut puntir total (f) sama dengan laju puntiran
dikalikan panjang batang (artinya f= qL), sehingga :

f= T ×L
G ×I p
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
• Tegangan geser pada batang lingkaran
solid akibat momen torsi akan mencapai
maksimum di tepi luar penampang dan
berharga nol di pusat
• Dengan demikian sebagian besar bahan
pada batang solid mengalami tegangan
yang jauh lebih kecil daripada tmaks (tmaks
terjadi pada permukaan terluar batang) Ip =
2
(
p 4 4
r2 -r1 )
• Oleh karena hal tersebut maka dalam
mendisain penampang yang memikul Ip =
p (
d 2 4 - d 14 )
beban momen torsi, akan lebih efisien 32
apabila digunakan batang lingkaran
berlubang
Deformasi Torsional Batang Lingkaran

• Untuk penampang berupa lingkaran berlubang, rumusan untuk inersia


polar dapat dinyatakan dalam ketebalan dinding penampang,t
pd3t
I p » 2prt =
3

4
• Dalam mendisain tabung lingkaran untuk menyalurkan momen torsi,
tebal t harus cukup besar untuk mencegah terjadinya tekuk pada
dinding tabung
• Sebagai contoh, harga maksimum rasio jari-jari terhadap tebal dapat
ditetapkan misal (r2/t)maks = 10 – 20.
Contoh 1
Sebuah batang baja pejal dengan penampang lingkaran
berdiameter d = 40 mm, panjang L= 1,4 m, dan Modulus
Elastisitas Geser, G = 80 GPa. Batang ini mengalami torsi
Tyang bekerja di ujung-ujungnya.
a. JikaT= 340 N∙m, hitung tmaks yangtimbul
b. Jika tijin adalah 40 Mpa dan fijin adalah 2,5o, berapa
torsi ijin maksimum
Jawab :
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
Contoh 2
Sebuah batang baja akan dibuat entah dengan
penampang lingkaran solid atau lingkaran
berlubang. Batang ini harus menyalurkan momen
torsi sebesar 1200 N∙m tanpa melebihi tegangan
geser ijin sebesar 40 MPa dan laju puntir ijin
0,75o/m. Jika Gbaja = 78 GPa,tentukan:
a. Diameter do untuk batangpejal
b. Diameter luar d2 untuk batang berlubang, jika
ditentukan t = 1/10dari diameter luar
Jawab :

T ×r = T (d 2 /2)
t ijin = 4
= 40MPa d2= 63,7 mm
Ip 0,05796d 2

T T
q ijin = = 4
= 0,75o / m ´p 180 d2= 67,1 mm
GI p G(0,05796d 2 )

Jadi digunakan d2 = 67,1 mm » 70 mm, dan d1 = 0,8d2 = 56mm.


Torsi Tak Seragam
• Pada kasus torsi murni, beban momen torsi yang konstan bekerja pada
suatu batang yang prismatis
• Pada beberapa kasus beban momen torsi yang berbeda-beda dapat
terjadi di sepanjang batang, terkadang pula batang bukan merupakan
batang yang prismatis. Kasus demikian dinamakan sebagai torsi tak
seragam(non uniform torsion)
• Ada 3 macam kasus yang dapat terjadi :
a. Batang yang mengandung segmen-segmen prismatis dengan torsi
konstan di tiap segmen
b. Batang dengan penampang yang berubah secara kontinu
dan mengalami torsi konstan
c. Batang dengan penampang yang bervariasi secara kontinu dan
mengalami torsi yang bervariasi secara kontinu pula
Torsi Tak Seragam (kasus1)

• Untuk keperluan analisis, maka dapat dibuat diagram badan bebas di


tiap segmen, kemudian ditentukan besarnya torsi internal yangbekerja
• Torsi internal bertanda positif jika vektornya berarah meninggalkan
potongan dan negatif jika vektornya berarah menuju potongan !!

TBC= − T1− T2
TCD = − T1− T2+ T3
n n
Ti ×L i
TAB = − T1 f= å f=i
i =1
å
i=1 Gi ×I pi
Torsi Tak Seragam (kasus2)
• Untuk momen torsi yang konstan, maka tegangan geser maksimum
akan selalu terjadi di penampang yang mempunyai diameter terkecil
• Sudut puntir, dicari dengan meninjau elemen yang panjangnya dx pada
jarak x dari salah satu ujung batang. Sudut rotasi diferensial df untuk
elemen ini adalah :

• Sudut puntir total adalah:


Torsi Tak Seragam (kasus3)

• Sudut puntir untuk batang dapat dianalisis seperti halnya kasus 2,


perbedaannya adalah bahwa torsi dan momen inersia polar juga
bervariasi sepanjang sumbu
• Sehingga persamaan untuk sudut puntir menjadi :
T (x)×dx
L L

f =ò df = ò
0 0
G ×I p x()

• Integral ini dapat dihitung secara analitis untuk beberapa kasus, namun
biasanya harus dihitung secara numerik
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
Contoh 3
Sebuah batang baja solid ABCDE memiliki
diameter d = 30 mm berputar dengan bebas di
ujung A dan E. Batang ini digerakkan dengan
gigi di C, yang menerapkan torsi T2 = 450 Nm.
Gigi di B dan D digerakkan oleh batang tersebut
dan mempunyai torsi penahan T1 = 275 Nm dan
T3 = 175 Nm yang bekerja berlawanan dengan
T2. Segmen BC dan CD masing-masing
mempunyai panjang L1 = 500 mm dan L2 = 400
mm. Nilai G= 80 GPa.
Tentukan tegangan geser maksimum di tiap
bagian batang dan sudut puntir antara gigi B
dan D !
Soal 3.1 – 3.13
Tabung Berdinding Tipis

• Penampang tabung berdinding tipis diberi beban momen torsiT

Tegangan geser yang timbul


dihitung dengan menggunakan
persamaan :
T
t=
2tAm

t= tegangan geser (MPa)


T= momen torsi yang bekerja(N∙mm)
t = tebal penampang batang(mm)
Am = luas yang dibatasi garis median
T/2Am = f, disebut dengan aliran geser (shearflow)
Tabung Berdinding Tipis

• Penampang tabung berdinding tipis diberi beban momen torsi T


Tegangan geser dan sudut
puntir yang timbul dihitung
dengan persamaan :
T f = TL
t=
2tAm GJ

t= tegangan geser (MPa)


T= momen torsi yang bekerja(N∙mm)
t = tebal penampang batang(mm)
Am = luas yang dibatasi garis median
2
4tAm T/2Am = f, disebut dengan aliran geser (shear flow)
J = L= panjang batang (mm)
Lm J= konstanta torsi (mm4)
Tabung Berdinding Tipis

T
t=
2pr 2t T
tvert = 2t bh
J = 2pr3t 1
2b 2 h 2 t1t 2
J=
T bt1 +ht2
t ho rz =
2t 2bh
Deformasi Torsional Batang Lingkaran
Contoh 4
Sebuah tabung lingkaran berlubang yang
mempunyai diameter dalam 250 mm dan tebal
dinding 25 mm, memikul momen torsi sebesar T =
135 kN∙m. Tentukan tegangan geser maksimum di 250 mm
tabung dengan menggunakan :
a.Teori pendekatan tabung berdinding tipis
b.Teori torsi eksak
Jawab :

6
25 mm
T 135×10
a. t= = = 45,48 MPa
2tAm 2 ´25 ´ p ´ (125 +12,5 2)

t = T ×r = 135×106 ´(300 / 2) 49,21 MPa


b.
Ip p( 4 ) Soal 3.14 – 3.18
300 - 250 4

32

Anda mungkin juga menyukai