T dF dA
Lebih jelasnya kita tinjau sebuah batang yang
berpenampang lingkaran yang dipuntir oleh
kopel-kopel T yang bekerja pada ujung batang,
batang yang dibebani dengan cara ini akan
mengalami puntiran murni
Bila susunan elemen ini diberi nama abcd, maka
selama pemuntiran penampang sebelah kanan
berputar terhadap permukaan yang berhadapan
dengannya, dan titik b dan c berturut-turut
bergerak ke b’ dan c’ Panjang dari rusuk-rusuk
elemen ini tidak mengalami perubahan selama
perputaran ini, tetapi sudut-sudut pada titik-titik
sudutnya tidak lagi sama dengan 90o jadi elemen ini
berada dalam keadaan geser murni, dan besarnya
regangan puntir/geser sama dengan mengecilnya
sudut siku-siku di a, dan besarnya pengurangan
sudut ini adalah :
bb
ab
Dimana bb’ adalah panjang dari busur kecil berjari-jari r yang mengapit sudut
d yang berupakan sudut putar dari salah satu penampang terhadap yang
lainnya, jadi diperoleh bahwa bb r d , dan ab sama dx dengan dengan
mengsubsitusikan hasil ini kepersamaan di atas, maka diperoleh
regangan r d d
d dx dx
puntir/geser
. Dimana besaran menyatakan perubahan sudut
dx
puntir.
bila
r
, maka rumus regangan puntir/geser akan menjadi
d
Dalam keadaan khusus untuk puntir murni, maka perubahan sudut puntir
dx
akan konstan sepanjang arah memanjang batang, karena tiap-tiap penampang
dikenakan momen puntir yang sama. Oleh karena itu kita peroleh ,
L
dimana
L adalah panjang sumbu, sehingga rumus regangan
r puntir/geser berubah
r
menjadi : L
karena penurunan rumus di atas hanya berdasarkan kosep geometrik saja, maka
dengan demikian rumus yang diperoleh dapat berlaku bagi semua batang
bundar, tidak perduli dari bahan apa batang tersebut dibuat, apakah elastis, tak
elastis, linier atau non linier.
Tegangan geser τ dalam batang bundar memiliki arah-arah yang diperlihatkan
dalam gambar di atas. Untuk suatu bahan elastis linier, maka tegangan geser ini
berhubungan dengan regangan geser melalui hukum Hooke untuk keadaan
geseran, sehingga diperoleh : max G max G r ; dimana G adalah modulus
geser elastis.
Regangan dan tegangan di bagian dalam dapat ditentukan dengan cara yang
sama seperti yang dipergunakan bagi sebuah elemen pada permukaan poros.
Karena jari-jari penampang batang tetap lurus dan ridak berubah bentuk selama
pemuntiran, maka kita dapat kita lihat bahwa pembahasan untuk elemen abcd
permukaan luar di atas akan tetap berlaku untuk elemen yang sama yang
terdapat pada permukaan bagian dalam dari sebuah selinder berjari-jari ρ. Oleh
karena itu elemen bagian dalam juga akan berada dalam geser murni dengan
regangan geser dan regangan geser bersangkutan diperoleh dari persamaan :
G G
Persamaan ini memperlihatkan bahwa regangan dan tegangan dalam batang
bundar berubah secara linier terhadap jarak radial dari pusat, dan memiliki
harga maksimum pada suatu elemen di permukaan luar.
Dengan menyelesaikan persamaan diatas diperoleh
hubungan sebagai berikut:
max G G r G G
max
r
Momen puntir yang timbul akibat gaya geser yang
bekerja pada luas dA dapt dirumuskan sebagai
max
berikut :
max
r
r r max dA T
o
Pada kondisi tertentu τmax dan c adalah konstan,
maka hubungan diatas dapat ditulis sebagai berikut :
dA max
2
dA T
r
dA I p
2
Jadi persamaan umum untuk sudut puntir pada suatu irisan pada
sebuah poros dari bahan elastis adalah : B B
T dx
d x
A A
I px G
Jadi persamaan umum untuk sudut puntir
A B
per satuan panjang suatu irisan pada
sebuah poros dari bahan elastis adalah :
B B
Tx dx
d
A
I G
A px
Jadi persamaan umum untuk sudut puntir total pada suatu irisan pada
sebuah poros dari bahan elastis adalah :
T L
L
I p G
Contoh Soal 1.
Diketahui sebatang baja dengan penampang bulat dengan diameter d =1.5 in, dan panjang
l = 54 in seperti tergambar , mempunyai modulus elastis geser G 11,5 106 psi. Pada
batang tersebut bekerja momen puntir T = 250 lbft
Ditanyakan berapa besar tegangan geser maksimum yang terjadi pada batang tersebut dan
berapa besar sudut puntir pada batang tersebut ?
Penyelesaian :
p
I 2 dA dA 2 d
A
r
1 4
I p 2 3 d 2 r
0
0
4
r4 d 4 1,54
Ip Ip 0,497 in 4
2 32 32
T d 250 12 1,5
max 4.527,16 psi
2 Ip 2 0,497
T 250 12 54
0,0283 radian
G I p 11,5 10 6 0,497
360
0,0283 1,62o
2
Contoh Soal 2. Diketahui poros berongga berbentuk selinder dengan
ukuran seperti terlihat pada gambar, digerakan oleh
momen puntir seperti yang ditunjukan dalam gambar
Bila diketahui sudut puntir adalah 2 derajat dan modulus
elastis geser G = 77 MPa
Ditanyakan berapa besar momen puntir yang terjadi ?
Penyelesaian :
2
2 0 2 0
0.035 rad
360
Ip
4 4
2
r2 r1 0.03 0.02
2
4 4
1,021 10 6 m 4
T
GIp
T 1.5
0,035
77 1,021 10 6
0,035 77 1,021 10 6
T
1,5
T 1,829 kN m
Contoh Soal 3. Diketahui poros padat berbentuk selinder dengan ukuran
bervariasi seperti terlihat pada gambar, digerakan oleh
momen puntir seperti yang ditunjukan dalam gambar
Penampang poros padat pada bagian AB dan CD dengan
diamater d, sedangkan bagian BC adalah poros berongga
dengan diamater luar 120 mm dan diameter dalam 90
mm
Ditanyakan berapa besar tegangan geser maksimum yang
terjadi pada batang BC dan berapa besar diameter poros
bagian AB dan CD bila tegangan geser yang terjadi
dalam sistem ini total sebesar 65 MPa
Penyelesaian :
Ip
4 4
2
2
r2 r1 0.060 0.045
4 4
13.92 106 m 4
TBC r2 20 kN m 0.060 m
Tr Tr 6 kN m max 2
max 4 65MPa 3 Ip 13.92 10 6 m 4
Ip 2 r 2 r
86.2 MPa
3
r 38.9 10 m
min r1 min 45 mm
d 2r 77.8 mm
max r2 86.2 MPa 60 mm
min 64.7 MPa
Contoh Soal 4.
Contoh Soal 6.
Diketahui dua batang solid dari bahan yang berlainan disambung dan
terjepit kedua ujungnya seperti tergambar, diameter batang aluminium
Ø=7,6 cm dengan modulus elastis geser G=2,8 x 105 ksc. Diameter batang
baja Ø= 5 cm dan G=8,4.105 ksc. Jika torsi T=11.521 kg.cm bekerja di titik
pertemuan dua bahan tersebut. Tentukan τmax pada masing-masing batang.
• Previous torsion formulas are valid
for axisymmetric or circular shafts
• Planar cross-sections of noncircular
shafts do not remain planar and stress
and strain distribution do not vary
linearly