PERENCANAAN
Dari hasil analisa data, maka ditetapkan bahwa perencanaan jalan meliputi
perencanaan geometrik dan perencanaan konstruksi perkerasan. Perencanaan
geometri hanya merencanakan Alinyemen Vertikal, Karena tidak terdapat
perhitungan alinyemen horizontal.
1
a. Panjang lengkung minimum vertikal = 50 meter
b. Jari-jari minimum lengkung vertikal
1. Cekung = 1000 meter
2. Cembung = 1400 meter
c. Jarak pandang menyiap
Adalah jarak pandang yang dibutuhkan sehingga aman dalam
melakukan gerakan menyiap dalam keadaan normal. Besarnya jarak
pandang menyiap untuk mengurangi kejutan dalam berkendara.
Lv = 50 m
Lv = 50 m
+8,77 +8,77
+2,50 +2,50
Lv = 50 m Lv = 50 m
5 mm 25 m 60 m 50 m 5m
120
50 m 60 m 25 m
g2
PTV
g1 Ev
PLV
50 m 60 m
2
1. Perbedaan aljabar kelandaian (A)
A = g2 g1
= 10% 0% = 10%
A *V 10 *
Lv = 2 502 = 64,10 m
=
390 390
d. Berdasarkan syarat keluwesan
bentuk Lv = 0,6 x V = 0,6 x 50 = 30
m
e. Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 x A = 40 X 10 = 400 (tidak memenuhi karena > jarak A-B)
3
i. Pergeseran vertikal (Ev)
Ev AxLv 10x70
0,875
800 800
4
ii. Elevasi rencana sumbu jalan
- Permukaan lengkung vertikal
x 70
= + 0,50 – 1
2
= + 0.15
- Pertengahan lengkung (PPV)
= + 3,00 + 1 x 70 x 10%
2
= + 6,5 m
= + 0.85 m
6
PPV PTV g2
PLV Ev
g1
60 m 25 m
Perencanaan Alinyemen
Jenis lengkung : Vertikal
cembung Kecepatan rencana : 50 km/jam
Jarak pandang henti : 55 m
Jarak pandang menyiap : 220 m
g1 = 10 % ; g2 = 0 %
Untuk Jarak Pandang Henti
h1 = 1,25 m : h2 = 0,10 m
Untuk Jarak Pandang Menyiap
h1 = 1,25 m : h2 = 1,25 m
Perbedaan aljabar kelandaian (A)
A = g 2 g1
= 10% 0% = 10%
(memenuhi) karena S = 55 m
7
Diketahui S = 220 meter maka JPM sebesar :
A*S2 10 * 2202
h1 = 484 m > S
JPM L =
h2
2
= 200 * 1,25 1,25 2
2
1
⎝ ⎝
JPH L = 2 * S - = 2 * 55 -
A 10
= 68,86 m > S (tidak memenuhi)
Diketahui S = 220 meter maka JPM sebesar
:
200 *
⎛⎜
h1 h2 2
JPM L = 2 *
S ⎝ A
-
200 * ⎛⎜ 1,25 1,25 2
⎝
= 2 * 220 - = 340 m > S
10
(tidak memenuhi)
b. Berdasarkan syarat keamanan
Dari grafik III hal 20 PPJJR didapat Lv = 50 meter
c. Berdasarkan syarat keluwesan
bentuk Lv = 0,6 x v = 0,6 x 50 = 30
m
d. Berdasarkan syarat drainase
Lv = 40 x A = 40 X 6,5 = 260 (tidak memenuhi karena > jarak A-B)
Dari data perhitungan diatas diambil Lv = 50 m
i. Pergeseran vertikal (Ev)
Ev AxLv 10x50
0,625
800 800
ii. Elevasi rencana sumbu jalan
- Permukaan lengkung vertikal (PLV)
8
Elevasi PLV = Elevasi PPV - 1 x Lv x g1
2
= + 9,00 1 x 50 x 10%
– 2
= + 6,5
9
Stasion PLV = Sta PPV –
1 x Lv
2
= + 0.110 – 1
2 x 50
= + 0.85 m
- Pertengahan lengkung
(PPV)
= + 0,110 m 1 x 50
+ 2
= + 0,135 m
a. Data-data :
c. Untuk CBR diambil dari data CBR pada jalan dr. Cipto yaitu : 4, 4,
3.5, 4, 4.35, 3.2 , Penggunaaan CBR pada jalan dr. Cipto untuk
perencanaan konstruksi perkerasan lentur pada oprit jembatan Kartini
10
dikarenakan karakteristik tanah pada kedua tempat tersebut
dimungkinkan hampir sama, karena letak kedua jalan tersebut dalam
jarak yang tidak terlalu jauh.
11
1. Cara Grafis
(%) 100
90
80 CBR mewakili = 3,4
70
60
50
40
30
20
10
Dari grafik diatas didapat harga CBR rata-rata 90% ( CBR mewakili )
sebesar 3,4.
12
2. Menurut RDS ( Road Design System )
Keterangan :
CBR n
= 1
, n = jumlah data
n
⎛n ⎞ ⎛n ⎞2
n⎜ CBR2 ⎟ ⎜CBR ⎟
= ⎝1 ⎠⎝ 1 ⎠
nn 1
Peritungan CBR :
Standar Deviasi =
6 3,22 3,52 42 42 42 4,352 23,052
66 1
= 1,49
13
diperlukan adanya perbaikan tanah di lokasi . Perbaikan daya dukung tanah
yang dipillih adalah dengan melakukan penimbunan menggunakan urugan
pilihan sampai dengan elevasi rencana.
Pemeriksaan material urugan pilihan dilakukan untuk menilai apakah
tanah pada lokasi quarry terdekat dapat digunakan sebagai urugan pilihan. CBR
urugan pilihan yang digunakan harus mempunyai syarat nilai > 6 .
Dalam menentukan lokasi sumber material disarankan dekat dengan
lokasi proyek dan harus diperiksa apakah volume ketersediaannya cukup atau
diperlukan penambahan beberapa lokasi quarry.
14
c. Angka Ekivalen ( E ) Beban sumbu
kendaraan
Sumber : Buku Rekayasa Jalan Raya, Ir. Alik Ansyori Alamsyah, 2001
15
d. Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Keterangan :
*) Berat total < 5 ton, misalnya : Mobil penumpang, Pick up, Mobil hantaran.
**) Berat total > 5 ton, misalnya : Bus, Truk, Traktor, Semi Trailer, Trailer.
Kendaraan ringan (2 lajur 2 arah) dengan berat total < 5 ton (C) = 0,50
Kendaraan berat (2 lajur 2 arah) dengan berat total > 5 ton (C) = 0,50
Iklim II > 900 mm/th 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5
Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode
Analisa Komponen, 1987
16
Kelandaian II ( 6 – 10 ) %, Prosentase kendaraan berat ≤ 30 % dengan
Iklim II > 900 mm/th, maka didapatkan nilai FR = 2,0
: LEP = Σ ( LHRj x Cj x Ej )
Maka nilai LEP tiap golongan dapat dilihat pada Tabel berikut :
LEA = Σ ( LHRj x Cj x Ej )
Maka nilai LEA tiap golongan dapat dilihat pada Tabel berikut :
17
h. Menghitung Lintas Ekivalensi Tengah (LET)
= 198,31 x 20/10
Data – data :
18
Gambar 5.5 Korelasi DDT dan CBR
19
Gambar 5.6 Nomogram 4
132
k. Menghitung Tebal Perkerasan Lentur
Tebal lapis permukaan laston dan lapis pondasi atas ( batu pecah kelas A )
ditetapkan terlebih dahulu :
Berdasarkan tabel batas – batas minimum tebal lapisan perkerasan dengan parameter
ITP dan jenis bahan perkerasan yanng digunakan didapat tebal minimum dan
koefisien kekuatan relatif (a) sebagai berikut :
Maka :
ITP = a1. D1 + a2 . D2 + a3 . D3
9,15 = 0,35 . 5 + 0,14 . 5 + 0,14 . D3
9,15 0,35 * 5 0,14 *
D3 =
20
0,13
= 35,38 cm 35 cm
Maka tebal lapisan Sirtu kelas A (CBR 70 %) sebesar 35 cm.
13
c. Balok Prategang
Balok prategang yang direncanakan dengan dimensi yang sudah ada. Dengan
tinggi balok 170 cm dan panjang 30,80 m. Adapun untuk spesifikasi dimensi
yang sudah ada adalah sebagai berikut :
1600 180
100
225
550
650
13
5.3.3 Perhitungan Struktur Atas
5.3.3.1 Sandaran
1 Tiang Sandaran
Railing sandaran
Rail post / tiang sandaran
13
Lampu Penerangan
Trotoar
Tiang Sandaran
Lantai
Jembatan
Balok Prategang
137
Perencanaan tiang sandaran :
min = 0,0058
maks = 0,0363 < min , dipakai min
As = x b x d = 0,0058 x 100 x 217 = 125,86 mm2
Di pakai tulangan 2 Ø 10 , As terpasang 157 mm2 > 125,86 mm2
13
Lantai Jembatan
1 1
2 Ø 10
Ø 10 - 100
Trotoar
Lantai Jembatan
5.3.3.2 Trotoar
Trotoir atau sering disebut side walk adalah sebuah prasarana yang diperuntukkan
bagi pejalan kaki. Yang dimaksud dengan trotoir di sini pertebalan dari plat lantai
kantilever seperti pada gambar di bawah ini. Bagian pertebalan tersebut direncanakan
terbuat dari bahan beton bertulang. Trotoir ini direncanakan pada sisi jembatan sepanjang
bentang jembatan.
Direncanakan :
Lebar (b) = 1,0 m
Tebal (t) = 0,2 m
Mutu beton (f'c) = 22,5 Mpa
Mutu baja ( fy ) = 240 Mpa
Pembebanan menurut PPPJR SKB 1987 ( ditinjau 1 meter arah memanjang ) adalah
sebagai berikut :
13
(1). H1 = 100 kg / m adalah gaya horisontal yang harus ditahan tiang-tiang sandaran pada
setiap tepi trotoir yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas trotoir.
(2). H2 = 500 kg / m adalah muatan horisontal ke arah melintang yang harus ditahan oleh
tepi trotoir , yang terdapat pada tiap-tiap lantai kendaraan yang bekerja pada puncak
trotoir yang bersangkutan / pada tinggi 28 cm diatas penulangan lantai kendaraan bila
tepi trotoir yang bersangkutan lebih tinggi dari 28 cm
H3 = 500 kg / m2 adalah muatan yang ditahan oleh konstruksi trotoir.
132
1
Lampu Penerangan
100.0
1
Trotoir
Pembebanan :
14
P4 ( Balok tepi ) = ½ ( 0,25 + 0,29 ) x 0,1 x 0.2 x 2400 = 12,96 kg
ML
14
min = 0,0058
3 3
2
Direncanakan :
14
32.0100.0 700 700 100.032.0
31.0
Tiang Sandaran
1
1
Trotoir
6
5
100.0 185.0 185.0 185.0 185.0 185.0 185.0 185.0 185.0 100.0
144
1. Pembebanan Akibat Beban Mati
Diasumsikan plat lantai menumpu pada dua sisi ( arah ly ) dan terletak bebas pada dua
185 185
185
Gelagar Pratekan
Pelat Lantai
3080
1600
14
ly
lx
14
Beban roda : T = 100 kN
Bidang roda : bx = 50 + 2 (10 + 10) = 90 cm = 0,9 m
by = 20 + 2 (10 + 10) = 60 cm = 0,6 m
Bidang kontak : bxy = 0,6 x 0,9 = 0,540 m2
Muatan T disebarkan : T = 100 / 0,540 =185,185 kN/m2
50 cm 20
45o
5 cm
10 cm
10 cm
90 cm 60 cm
14
Momen pada saat 2 ( dua ) roda berdekatan dengan jarak antara as ke as minimum =
1,00 meter. Luas bidang kontak dapat di hitung atas 2 bagian( I & II ) sebagai berikut :
14
60
87,51087,5 185 10
(I)
( II )
Bagian - I :
tx = 185
tx / lx = 1 fxm = 0,0910
lx = 185
lx = 185
14
kg/m2 pada arah horizontal setinggi 2 (dua ) meter dari lantai
15
2
q = 150 kg/m
2m
1,75 m
Mu = M /
15
909,892 . 10-3 = 192 - 1204,224 2
15
= 0,0049
min =
0,0058
< min , dipakai min
maks =
0,0363
As = x b x d x 106 = 0,0058 x 1 x 0,154 x 106 = 893,2 mm2
Di pakai tulangan Ø 12 – 125
As terpasang 905 mm2 > 893,2 mm2
min = 0,0058
maks = 0,0363 < min , dipakai min
15
M / b d2 = 8,919 / ( 1 x 0,1542 ) = 376,075 kN / m2 = 376,075 . 10-3 N / mm2
15
M ⎡
fy ⎤
2
bxd x 0,8 x fy x ⎢1 0,588xx ⎥
⎣ f 'c⎦
376,075 . 10-3 = 192 - 1204,224 2
Dari perhitungan didapat :
= 0,002
min = 0,0058
maks = 0,0363 < min , dipakai min
As = x b x d x
= 0,0058 x 1 x 0,154 x 106 = 893,2 mm2
10 6
II
Balok Prategang Girder I
Ø
Balok Prategang Girder I
D 12
D
15
5.3.4 Gelagar
Spesifikasi Teknis :
Lebar Jembatan = 16 meter
Panjang Gelagar = 30,80 meter
Jarak Antar Gelagar = 1,85 meter
Kelas Jalan =2
Mutu Beton Balok Girder ( f’c ) = K-500 ( 50 Mpa )
Mutu Beton Plat Lantai ( f’c ) = K-350 ( 35 Mpa )
Tegangan Ijin :
f’c = 50 Mpa
f’ci = 0,9 x 50 = 45 Mpa
Tegangan Awal
fci = 0,6 x f’ci
= 0,6 x 45 = 27 Mpa
15
5.3.4.1 Analisa Penampang Balok
1. Sebelum Komposit
beff = 1850
125
Yt(c)
75
Yt(p)
180 cgc composit cgc prestress
1600 1075
Yb(p) Yb(c)
100
225
550
650
15
Wa = I X 14611110,81
= = 164428,4359 cm3
Yt 88,86
I 14611110,81
Wb = X= = 205385,308 cm3
Yb 71,14
2. Sesudah Komposit
Bma
x
Bef
f
Plat Lantai
20
cm
Balok Pratekan
160
cm
Direncanakan :
Mutu beton gelagar prategang : f’c = 50 Mpa
Mutu beton pelat lantai : f’c = 22,5 Mpa
Modulus elastisitas beton ( E ) = 4730 f’c
E plat = 4730 22,5
E balok = 4730 50
Angka ekivalen ( n ) = E balok / E plat
= 4730 50 / 4730 22,5 = 1.49
Luas plat lantai = 185 x 20 = 3700 cm2
Luas plat lantai ekivalen dengan luas beton precast
Aeki = Aplat / n = 3700 / 1,49 = 2483,22 cm2
beff = Aeki / tplat = 2483,22 / 20 = 124,161 cm = 1241,61 mm
beff maximum = 1850 mm ( jarak bersih antar balok )
15
Tabel 5.8. Analisa Penampang Komposit
No A (cm2) Y (cm) A.Y(cm3) I (cm4) A . (Y-Yb(p)) 2 Ix (cm4)
P 4773,75 71,14 339604,575 14611110,81 5462762,447 20073873,26
VI 2483,22 170 422147,4 82774 10501937,24 10584711,24
7256,97 761751,975 30658584,5
1. Beban Mati
a. Berat sendiri balok prategang ( q1 ) :
q1 = Ac x γbeton pratekan U = 0,477375 m2 x 2,5 t/m3
= 1,1934 t/m = 11,934 kN/m
11,934 kN/m
A 30,8 m B
VB =0
VB = RA . 30,8 – ½ . 11,934 . 30,82
= 30,8RA – 5660,5349
RA = 183,784 kN
M = RA . x – ½ . 11,934 . x 2 MX
= 183,784 . x – 5,967 . x2 Dx =
183,784 . – 11,934 . x2
15
Jarak Mx Dx
.
3,85 619,12 137,84
4,00 639,66 136,05
7,70 1061,35 91,89
8,00 1088,38 88,31
11,50 1324,38 46,54
12,00 1346,16 40,58
15,40 1415,14 0,00
b. MMATI TOTAL
Qtotal = Berat sendiri + berat plat + diafragma + berat perkerasan
- Berat sendiri balok prategang ( q1 ) :
q1 = Ac x γbeton pratekan U = 0,477375 m2 x 2,5 t/m3
= 1,1934 t/m = 11,934 kN/m
- Berat plat lantai ( q2 )
q2 = Aplat x γbeton bertulang = 0,2m x 1,85m x 2,5 t/m3
= 0,925 t/m
- Berat Pavement ( q3 ) :
q3 = A x γbeton aspal = 0,05m x 1,85m x 2,0 t/m3
= 0,185 t/m
- Berat diafragma ( P ) :
P = Vdiafragma x γbeton bertulang
= 0,20 m x 1,67 m x 1,075 m x 2,5 t/m3
= 0,8976 t
Total beban q = q1 + q2 + q3
= 1,1934 t/m +0,925 t/m + 0,185 t/m
= 2,3034 t/m = 23,034 kN/m
Total beban P = 0,8976 t
Q =2,3034 t/m
P1 P2 P3 P4 P5 P6
B
A
0,4 m 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00 0,4 m
m m m m m
16
30.80 m
16
Direncanakan dipasang 6 buah difragma dengan jarak antar diafragma 6,00m
P = 6 x 0,8976 = 5,386 Ton
VB =0
VB = RA . 30,8 - P1 . 30,4 – P2 . 24,4 – P3 . 18,4 – P4 . 12,4 – P5 .6,4 – P6 . 0,4
- ½ . q . 30,82
VB = RA . 30,8 - 0,8976 . 30,4 – 0,8976 . 24,4 – 0,8976 . 18,4 – 0,8976 . 12,4
– 0,8976 .6,4 – 0,8976 . 0,4 - ½ . q . 30,82
VB = RA . 30,8 – 22,34 – 17,93 – 13,52 – 9,11 – 4,70 – 0,29 – 1092,549
RA = 38,17 Ton
M3,85 = RA . 3,85 – P1 . (3,85 – 0,4) – ½ . q . 3,852
= 38,17 . 3.85 – 0,8976 . 3,45 – 0,5 . 2,3034 . 3,852 = 126,787 Tonm =
= 1267,87 kNm
D3,85 = RA – P1 – q . 3,85
= 38,17 – 0,8976 – 2,3034 . 3,85 = 28,404 Ton = 284,04 kN
Jarak Mx Dx
0 0 381,7
3,85 1267,87 284,04
4,00 1310,21 280,59
7,70 2179,05 186,39
8,00 2233,93 179,48
11,50 2721,02 98,86
12,00 2767,56 87,34
15,40 2904,46 0,00
2. Beban Hidup
a. ( Beban lajur D )
16
Beban lajur D terdiri dari :
- Beban terbagi rata sebesar q ton per m’ per jalur
1,1
q 2,2 x L 30
(ton/m) untuk 30 L 60m
60
L = 30,8 m
q = 2,185 t/m
Untuk pias selebar ( S ) 1,85 m
q’ = ( q / 2,75 ) x S
= ( 2,185/ 2,75 ) x 1,85 = 1,469 ton/m
x q’
A B
30,8
16
b. Akibat rem dan traksi
Muatan D untuk pias 1,85 m
P = ( 12 / 2,75 ) x 1,85 = 8,073 ton
P = (2,185 / 2,75 ) x 1,85 x 30,8 = 45,273 ton
Total Muatan D = 53,346 ton
x HR
ZR
A B
30,8 m
MX = 0,25448. x DX = 0,25448
16
Momen Hidup dan Gaya Lintang Hidup Total :
Jarak Mx Dx
0 0 279,39
3,85 966,19 222,66
4,00 999,42 220,46
7,70 1714,48 166,07
8,00 1763,64 161,66
11,50 2239,39 110,21
12,00 2292,66 102,86
15,40 2557,40 52,88
16
3. Tegangan yang terjadi
Sebelum kehilangan tegangan dan sebelum plat di
cor Beban yang berlaku = berat sendiri balok
F Fe.Yt M GELAGAR .Yt
f atas
A Ix Ix
F 4914968,4N
F Fe.Yb M .Yb
f bawah
A Ix Ix
4914968,4
f atas 4773,75 10
2 4914968,4 632,4 1415,14 106 888,6
888,6 14611110,81104
14611110,81104
F Fe.Yb M .Yb
f bawah
A Ix Ix
4914968,4
f bawah 4773,75 10 2 4914968,4 632,4 1415,14 106 711,4
711,4 14611110,81104
14611110,81104
16
= 4079423,8 N
16
ftekan setelah Losses Of Prestress
ftekan = 0,45 x fci
= 0,45 x 45
= 20,25 Mpa
Beban keadaan 1 sama dengan beban keadaan 2 sehingga momen keadaan 2 sama
dengan momen keadaan 1
F Fe.Yt M .Yt
f atas
A Ix Ix
4079423,8
f atas 4773,75 10
2 4079423,8 632,4 1415,14 106 888,6
888,6 14611110,81104
14611110,81104
fatas 11,4622Mpa 20,25Mpa......ok
F Fe.Yb M .Yb
f bawah
A Ix Ix
4079423,8
f bawah 4773,75 102 4079423,8 632,4 1415,14 106 711,4
711,4 14611110,81104
14611110,81104
fbawah 14,216Mpa 20,25Mpa........ok
4079423,8
2 4079423,8 632,4 888,6 2904,46 10 888,6
6
f atas 4773,75 10
14611110,81104
14611110,81104
fatas 10,519Mpa 20,25Mpa...........ok
F Fe.Yb M .Yb
f bawah
A Ix Ix
4079423,8
f bawah 4773,75 10 2 4079423,8 632,4 711,4 2904,46 106 711,4
14611110,81104
14611110,81104
16
fbawah 6,965Mpa 20,25Mpa...........ok
17
Setelah beban luar bekerja dan penampang sudah komposit
Beban yang bekerja = berat sendiri struktur komposit + beban bergerak
Karena pada kondisi diatas beban mati sudah bekerja maka perhitungan yang
dimasukan tinggal beban hidup.
MHidup = 2557,40 kNm
atas
M .yt composite
Ix.composite
2557,40 106.750,3
=
30658584,5 104
= 6,257 Mpa
bawah M .ybcomposite
Ix.composite
2557,40 106.1049,7
=
30658584,5 104
= - 8,7561 Mpa
Dari perhitungan di atas dapat di buat diagram tegangan seperti pada gambar
dibawah ini :
a. Diagram Tegangan keadaan I (Sebelum kehilangan tegangan dan sebelum
plat di cor)
+ + =
15,1336 - 6,8902
10,2958 18,5392
17
b. Diagram Tegangan keadaan II (Setelah Kehilangan Tegangan)
+ + =
+ + =
6,257
5,11
-8,7561
17
e. Diagram Tegangan kondisi akhir (jumlah kondisi III dam kondisi IV)
6,257
6,257
10,5197 15,6297
5,11
=
+
6,9649 -1,7912
-8,7561
1. Ukuran tendon
MMax = 563,026 tonm
= 5630,26 kNm
Gaya Prategang efektif (F) :
F = 4079423,8 N
= 4079,423 kN
Sebelum Kehilangan Tegangan (LOP)
17% Fo = 4914968,4 N
= 4914,968 kN
Dari tabel VSL
Menurut persyaratan-persyaratan ASTM-4161-30 :
Diameter nominal = 12,7 mm
Tegangan ultimate minimum (fpu) = 190
17
kg/mm2
17
Tegangan leleh minimum (fpy) = 160 kg/mm2
Nominal section (Ap) = 98,71
mm Gaya prestress transfer ;
2
17
Ix(c) = 30658584,5 cm4
17
Tegangan Awal
fci = 0,6 x
f’ci
= 0,6 x 45
= 27 Mpa
= 0,5 45
= - 3,35 Mpa
Tegangan Akhir
fci = 0,45 x
f’c
= 0,45 x 50
= 22,5 Mpa
= 0,5 50
= - 3,54 Mpa
M Gelagar
e I (f FAWAL
)
X top
A
1 FAwal Ytop .FAWAL
4914968
146111108100 (27 )
M GELAGAR 477375
e1
4914968 888,6 4914968
M GELAGAR
e 558,832
1
4914968
17
Jarak e1
0 -558,832
3,85 -432,865
4,00 -428,686
7,70 -342,889
8,00 -337,389
11,50 -289,373
12,00 -284,942
15,40 -270,907
f F Fe.Yb M .Yb
bawah
A Ix Ix
FAWAL
I (f )
e X bottom
A M Gelagar
2 Ybottom .FAWAL FAWAL
4914968
14611108100 (3.35 )
e 477375 M Gelagar
2
711,4 4914968
4914968
M Gelagar
e2 570,23
4914968
Jarak e2
0 -570,230
3,85 -444,263
4,00 -440,084
7,70 -354,287
8,00 -348,787
11,50 -300,771
12,00 -296,340
15,40 -282,305
17
1 ⎡
e
M 146111108100 4079423,8 M Hidup 750,3
(22,5 ⎤
⎢ ( ))
3
4079423,8
MSTI
888,6 477375 ⎥
306585845000
⎣ ⎦
1 ⎡
e M (164428440 (22,5 8,5455 M Hidup 750,3
⎤
))
⎢ ⎥
306585845000 ⎦
MSTI
3
4079423,8
⎣
e3 1
M (2294516700 HIDUP
)
4079423,8 MATI 0,4024.M
Jarak e3
0 -562,461
3,85 -156,359
4,00 -142,701
7,70 140,815
8,00 159,117
11,50 325,446
12,00 342,110
15,40 401,781
e4
F
⎡ Ix Fefektif ⎤
1 ( ( A M HIDUP .Ybcomp ⎥
bootom Ix )) M mati
f
Yb
⎢
Efektif ⎢⎣ comp ⎥⎦
1
e
e4 1
(2482184100 0,703.M HIDUP ) MATI
4079423,8 M
18
Jarak e4
0 -608,464
3,85 -131,168
4,00 -115,060
7,70 221,146
8,00 243,070
11,50 444,456
12,00 465,046
15,40 544,225
Y
Y = 4 f ( Lx – x2 )
x X
y f
18
Dimana : y = ordinat tendon
x = panjang tendon
L = panjang bentang
f = tingi puncak tendon
58,75
34
16,7
0m 15,4 m
Perhitungan jarak kabel dari tepi bawah disajikan dalam tabel berikut :
18
Tabel 5.9 Jarak Tendon dari tepi bawah
18
MG = 1415,3 kNm = 14153000 kgcm
Es
n = = 5,26
Ec
Fo Fo e 2 M e
fcs G
Ix Ix
Ac
fcs =
421985,25 421985,25 14153000 63,24
4773,75 63.242 14611110,81
14611110,81
= 88,39 + 115,50 – 61,26
= 142,63 kg/cm2 = 14,263 MPa
Maka :
∆fpES = 5,26 x 142,63 = 750,546 kg/cm2
Pengurangan nilai Pi digunakan reduksi 10 %, maka :
∆fpES = 0,9 x 750,546 kg/cm2
= 675,210 kg/cm2 = 67,521 MPa
Karena ada 3 buah tendon
ES = 0.5 x 67,521
MPa
= 33,761 Mpa
18
∆fpSH = €SH x Eps
Dimana :
€SH = 0,0005
= jumlah tegangan susut sisa yang mengurangi besar 0,0005 setelah
18
umur beton 28 hari baru dilaksanakan kabel, pada saat tersebut
susut beton mencapai 40%
Eps = 2.000.000
kg/cm2 Maka,
∆fpSH = 0,0005 x 2.000.000 x 40%
= 400 kg / cm2
= 40 Mpa
Maka,
∆fp ⎞
=14250 Log 43800 ⎛ 1182.75 0.55
R ⎜ ⎟
10 ⎝ 19000 ⎠
= 479.727 kg/ cm2
= 47.973 Mpa
18
5.3.4.5 Perencanaan Tulangan Balok Prategang
ρ = 0,00003
1,4
ρmin = = 1,4
fy = 0,0044
320
As =ρbd
= 0,0044*100*1540
= 6737,5 mm2
Maka digunakan tulangan 22 D 20 (As = 6908 mm2 )
18
Gaya lintang akibat beban hidup (VL)
Akibat beban D = 0.5 P + 0,5qL = 0,5*10091 + 0.5*1470*30.8
= 27683,5 kg
Akibat rem dan traksi = 0,5 P = 0,5 *2667,3 = 1333,65 kg +
VL = 29017,15 kg
= 290171,5 N
Vu = VD + VL
= 348277,6 N + 290171,5 N
= 638449,1 N
d = Tinggi efektif balok
= 1600 – 40
= 1560 mm
Vc = gaya lintang yang ditahan oleh beton
Untuk perhitungan Vc ini, harus dilihat dari dua hal yaitu retak akibat geseran
pada badan penampang (Vcw) dan retak miring akibat lentur (Vci). Nantinya
nilai Vc adalah nilai terkecil dari Vcw dan Vci.
Retak akibat geseran pada badan penampang
= 4914968 * 52
15400
= 16595,996 N
Bw = 18 cm = 180 mm
Fpc F 3671481,4 N
Ac= 477375
=
= 7,6 N/mm2
18
Retak miring akibat lentur
Av * fy *
S = d Vs
157 * 320
=
*1560 = 137,649 mm ≈ 300 mm
569375,93
Jadi dipakai tulangan sengkang D 10-300 mm.
19
5.3.4.6 Diafragma
550
1075
650
2. Pembebanan diafragma
Berat sendiri = 0,20*1,075*2,5
= 0,5375 T/m2
= 5,375 N/mm2
1
Momen yang terjadi *q*L2
12
=
= 1249194,792 Nmm
Gaya lintang = 0.5 *q*L
= 0.5 * 5,375 *1670 = 4488,125 N
19
3. Perhitungan momen kritis balok diafragma
Perhitungan meomen kritis balok diafragma dihitung terhadap terjadinya
keadaan yang paling ekstrim, yaitu pada kondisi di mana salah satu lajurnya
terdapat beban kendaraan yang maksimum sedangkan lajur yang lain tanpa
beban kendaraan. Pada diafragma tengah dikuatirkan akan pecah akibat
momen yang terjadi, yang diakibatkan oleh perbedaan deformasi pada
gelagar yang saling berdekatan.
Diketahui :
Tinggi balok (h) = 1075
mm Mutu beton (f’c) = 35
Mpa Tebal balok (t) = 200
mm Selimut beton = 40
mm
∆maks 1
1075 = 3,5833 mm
300
=
Ec =4700
35 = 2,78 104 Mpa
M * L2
∆maks
6 * Ec *
= I
6 * 2,78*104 * 2,07
6 * Ec * * ∆maks *3,5833
*1010
=
M I L2 16702
=
= 4436256198 Nmm
=- (-0,5 fci )
= 0,5* 31,5
19
5. Kondisi Akhir pada saat beban mulai bekerja
σ B = -0,45*35
= -( 0,5f 'C )
= 0,5 35
= 0,03242 Mpa
MT 1249194,792
ftop =- = - 200 *1075 *179,167
A
KB
= - 0,03242 Mpa
19
b. Akibat gaya prategang awal
Fo
fbottom = - = 1547596,875
A
200 *1075
= - 7,198 Mpa
ftop = - Fo 1547596,875
=-
A 200 *1075
= - 7,198 Mpa
c. Akibat gaya prategang efektif
fbottom = F = 1238077,5
A 200 *1075
= 5,7585 Mpa
ftop =- F 1238077,5
=-
A 200 *1075
= - 5,7585 Mpa
8. Kombinasi Tegangan
Keadaan awal (a + b)
Serat atas (ft) = - 0,03242 - 7,198
= - 7,23042 Mpa < - 18,9 Mpa........(ok)
Serat bawah (fb) = 0,03242 - 7,198
= - 7,165 Mpa < 2,806 Mpa.............(ok)
Akibat gaya pratekan efektif (a + c)
Serat atas = - 0,03242 – 5,7585
= - 5,79 Mpa < -15,75 Mpa..............(ok)
Serat bawah = 0,03242 – 5,7585
= -5,726 Mpa < 2,958 Mpa..............(ok)
19
= 19 * 9,031 = 171,592 ton
19
Tegangan baja prategang, tegangan ijin menurut ACI :
1. Tegangan saat transfer : Tat = 0,8
Tpu 2.Tegangan saat beton bekerja : Tap = 0,7
Tpu Jumlah tendon yang dibutuhkan :
F = 1238077,5 N = 123,81 t
FO = 1547596,875 N = 154,76 t
FO
n =
154,76 = 1,58 ≈ 2
0,7 Fpu = 0,7
171,592
Tulangan Utama ;
M = 1/8 ( q x l2 ) = 1/8 ( 4,746 x 1,852 ) = 2,0304 kNm
Mu = M /
Mu = 2,0304 / 0,8 = 2,538 kNm
Mu / bd2 = 2,538 / ( 0,2 x 0,8242 ) = 18,689 kN / m2 = 18,689 . 10-3 N /mm2
M
⎡ fy ⎤
bxd x 0,8 x fy 1 0,588x
x
2
x ⎣⎢ f 'c ⎥⎦
19
Dari perhitungan didapat
:
= 0,00007
min = 0,0058
ρ < ρmin , maka dipakai min
max = 0,0564
As = min x b x d
= 0,0058 x 0,2 x 0,824 x 106 = 955,84 mm2
dipilih tulangan 6 16 , As = 1206 mm2 > 955,84 mm2
Tulangan pembagi = 0,2 x As tul. Utama
= 0,2 x 1206 = 241,2 mm2
Dipakai tulangan 4 10 ( As = 314 mm2 > 241,2 mm2)
STANDAR DIAFRAGMA
PLAT LANTAI COR SETEMPAT (K350) 1 Ø 12,7 mm
10
6Ø10
6Ø
10D13
10D13
FFF
100
19
Prisma1
F = 4914,968 kN / 3 = 1638,32 kN b2
b1 = 12,4 cm
b1
b2 = 76,5 cm
Prisma 2 b2
F = 6150 kN / 4 = 1638,32 kN b1
b1 = 12,4 cm
b2 = 12,4 cm
Prisma 3 b2
F = 6150 kN / 4 = 1638,32 kN
b1
b1 = 34 cm
b2 = 12,4 cm
A s 65,53 x 10
3 163,825 mm 2
400
Maka dipasang tulangan 4 Ø 10 mm ( AS = 314 mm2 ).
To2 max = 123,42 kN
Ditempatkan di belakang dinding end block. Kita gunakan tulangan dengan fy = 400 MPa.
400
123,42 x 10
As 3
20
308,55 mm 2
Maka dipasang tulangan 4 Ø 10 mm ( AS = 314 mm2 ).
20
Perhitungan gaya pada daerah bursting zone (Ts)
GELAG
10 40
1 4 1
4,5
4.5
10,5
Bearing Pad 1
60
20
Digunakan :
CPU Elastomeric Bearing tebal 45 mm isi 3 plat baja 3
mm Kuat tekan = 56 kg/cm2
Kuat geser = 35 kg/cm2
CPU Bearing Pad / strip tebal 20
mm Kuat geser = 2.11 kg/cm2
Beban yang bekerja :
Vmax = D Total
= 638,4491k N
= 63844,91 kg
Pengecekan terhadap beban vertikal :
Vmax
f = A
63844,91
= 45 * 40
5% * V max
f = A
5% * 63844,91
= 45 * 40
20
V = koefisien gesekan = 1
V max
V 638449,1
bxd 0,645 N / mm 2
550x1800
Vn = tegangan geser yang ditahan bidang kontak
= 0,55 Mpa ( jika bidang kontak bersih , tidak terlalu kasar dan tanpa shear conector )
= 2,40 Mpa ( jika bidang kontak bersih , sedikit kasar dan menggunakan shear
connector minimum )
Vsc = tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear conector
= V - Q x Vn
= 0,645 - 0,6 x 0,55
= 0,315 Mpa
digunakan 2 buah shear conector ( SC ) tipe U dengan tulangan Ø 12 ( As = 452 mm 2 )
As x fy x v
Jarak pemasangan shear conector 452x240x1
= 0,492x1000 220 mm
Vsc x b
Digunakan 2 buah shear conector type U Ø 12 – 200 mm
Direncanakan :
Menggunakan beton K-
225 L = 100 cm
P = 170 cm
t = 7 cm
Pembebanan :
a. Plat lantai kendaraan : 0,2*1,7*2,5 = 0,85 T/m
b. Lapisan Aspal : 0,05*1,7*2,0 = 0,17 T/m
c. Berat sendiri : 0,07*1,7*2,5= 0.,2975
T/m qtot = 1,3175 T/m
1
M = qtot*L2
8
1
= *1,3175*12
20
8
20
= 0,165 Tm = 165 kgm = 1650000 Nmm
Mu = 1650000/0,8
= 2062500 Nmm
Direncanakan tulangan pokok D13
d = h – p– 0,5 D tul. pokok
= 70 – 40 – 6,5
= 23,5 mm
Mu
2,06 *106
b*d = = 3,73 Mpa
2 1000 *
23,52
Mu
= 0,8 ρ fy (1 – 0,0588 fy
ρ f 'c )
b*d2
Fungsi utama bangunan bawah jembatan adalah untuk menyalurkan semua beban
yang bekerja pada bangunan atas ke tanah. Perencanaan bangunan bawah bertujuan untuk
mendapatkan konstruksi bawah yang kuat, dan efisien. Perhitungan bangunan bawah
meliputi :
Perhitungan Pilar
Perhitungan Abutment
Perhitungan Tiang Pancang
20
5.4.1. DATA TEKNIS :
Hcr c * Nc
timbunan
Dimana :
c : kohesi tanah dasar 1,00 ton/m2
: tanah timbunan 1,80 ton/m3
Nc : factor daya dukung untuk ( Ө2 = 20,250 ) = 7,5
1,00*
Hcr = 4,1667 > H timbunan ( 1,5 meter )
7,5
:
1,80
Berdasarkan data tanah dari Lab. Mekanika tanah Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Semarang, timbunan Kritis diperkirakan ( Hcr ) = 4,2 meter.
Pilar direncanakan untuk menyalurkan beban struktur atas kedalam tanah. Didalam
pembebanan abutment/pilar perlu diperhatikan :
1. Gaya akibat berat sendiri pilar ( PBA )
2. Gaya akibat berat vertikal tanah ( PT )
3. Gaya akibat beban mati ( PKM ) dan beban hidup dari konstruksi atas ( PKH )
4. Gaya akibat angin ( PA )
5. Gaya akibat rem dan traksi ( PRT )
6. Gaya akibat tekanan tanah horizontal ( PTA )
7. Gaya Gesek tumpuan dengan gelagar beton ( PG )
8. Gaya akibat gempa ( PGA )
20
Kepala Pilar
20
Kepala Pilar
20
Lanjutan Tabel 5.12.
W=F*L* Y Momen
No
( ton ) (m) (Ton meter)
1 33,75 8,95 302,0625
2 139,5 7,70 1074,1500
3 69,75 6,95 484,7625
4 91,85 4,10 376,5850
5 55 1,25 68,7500
6 160 0,50 80,0000
Total 549,85 2386,31
Beban akibat sendiri pada Pilar ( PBA ) = 549,85 Ton, dimana titik berat :
0
XBA = F* = = 0,00 m
X 31,75
F
YBA = F* 112,7525 = 3,55 m
= 31,75
Y
F
2. Beban Mati Akibat Tanah Diatas Pilar ( PT )
: tanah timbunan 1,80 ton/m3
F
YT = F* 1,662
= 1,250 = 1,33 m
Y
F
Beban merata
1.1 = 2.2 t/m –
Q muatan merata = 2.2 t/m – 60
60
1.1
21
* ( L – 30 ) L = 30,80 meter
21
Q100% untuk lebar 4 * 3.50 m = 2,185
* 14,00 *30,8 * 100% = 942,172 ton
2.75
Q50% untuk lebar 2 * 1.00 m = 2,185
* 2,00 *30,8* 50% = 36 ton
2.75
Beban hidup merata total = 978,172 ton
Beban hidup merata pada Pilar = 489,086 ton
Beban Terpusat “ P “
P = 12 ton
K = 1 + ⎢⎡ 20 ⎤
⎥ 50 L untuk L = 30,8 meter,
⎣ ⎦
⎡ 20 ⎤
= 1 + ⎢ 50 30,8 ⎥ = 1.247
⎣ ⎦
12
P100% untuk lebar 4 * 3.50 m = * 1,247* 14,00*100% = 76,180 ton
2,75
12
P100% untuk lebar 2 * 1.00 m = * 1,247* 2,00*100% = 10,883 ton
2,75
Beban Hidup “ P “ total = 87,063 ton
5. Gaya Angin ( PA )
Menurut PPPJJR 1987, beban angin diperhitungkan sebesar 150 kg/m2 bekerja
pada bidang jembatan dan kendaraan.
Bentang jembatan : ( 4 x 30,80 ) meter
Tinggi sisi jembatan : 3 meter
Tinggi kendaraan : 2 meter
Keadaan tanpa beban hidup
QDW = q * h * ( 30 % + 15 % )
= 150 * 3 * ( 30 % + 15 % )
21
= 202.5 kg/m
21
Keadaan dengan beban hidup
QDW = 150 * 3 * ( 30 % + 15 % ) * 50 %
= 101,25 kg/m
QLW = q * h * 100 %
= 150 * 2 * 100 %
= 300 kg/m
QUW = 101,25 + 300 kg/m = 401,25 kg/m
Pengaruh gaya – gaya dalam arah memanjang jembatan akibat gaya rem
diperhitungkan sebesar 5 % dari beban D tanpa koefesien kejut yang memenuhi semua
jalur lalu lintas yang ada, dan dalam satu jurusan.
Beban hidup terpusat tanpa faktor kejut :
12
P100% untuk lebar 4 * 3.5 = * 14 = 61,091 ton
2.75
12
P50% untuk lebar 2 * 1.00 = * 2 * 50% = 4.363 ton
2.75
Beban hidup terpusat total = 65,454 ton
Beban hidup merata pada Pilar = 489,086 ton
Gaya Rem dan Traksi ( PRT ) = ( 65,454 + 489,086 ) * 5% = 27,727 ton
Lengan Gaya terhadap titik O XRT = 0 meter
YRT = 8,2 meter
Momen = PRT * YRT
= 27,727 * 8,2 = 227,36 Tm
21
7. Gaya Gesek Pada Tumpuan ( PG )
h =E*M
dimana :
h = gaya horizontal akibat gempa
E = koef. gempa untuk daerah jawa tengah pada wilayah II = 0.14
( Peraturan Muatan Untuk Jalan Raya no.12 / 1970 )
M = muatan mati dari konstruksi yang ditinjau
21
Gaya gempa terhadap tanah diatas Pilar
PT = 18,0 ton
HT = 18,0 * 0.14 = 2,52 ton
YT = 1,33 meter
Momen = 2,52 * 1,33 = 3,352 Tm
Momen Total = 273,275 + 822,624 + 3,352
= 1099,25 Tm
PTA = P * L
= 0,982 * 8 = 7,856 ton
Tag = 7,856 * 0,14 = 1,10 ton
Titik pusat tekanan tanah Pilar terhadap titik O Y Tag = 0,5 m
21
5.4.2.2 KOMBINASI PEMBEBANAN
Keterangan :
A : Beban angin
Ah : gaya akibat aliran dan hanyutan
Ahg : Gaya aliran dan hanyutan pada waktu gempa
Gg : gaya gesek pada tumpuan bergerak
Gh : gaya horizontal ekivalen akibat gempa
bumi H+K : beban hidup dengan kejut
M : beban mati
PI : gaya – gaya pada waktu
pelaksanaan Rm : gaya rem
S : gaya setrifugal
SR : gaya akibat susut dan rangkak
Tm : gaya akibat perubahan suhu ( selain susut dan rangkak )
Ta : gaya tekanan tanah
Tag : gaya tekanan tanah akibat gempa bumi
Tb : gaya tumbuk
Tu : gaya angkat ( bouyancy )
Beban nominal : jumlah total beban
Beban ijin : beban nominal dibagi presentase terhadap tegangan ijin
21
Tabel 5.16. Kombinasi 1
Beban Gaya Jarak Lengan Momen
SR
Tm
21
Tabel 5.18. Kombinasi 3
Beban Gaya Jarak Lengan Momen
Jenis Bagian V H Xo Xg Yo MVo MVg MH
SR
Tm
TU
22
Tabel 5.20. Kombinasi Gaya
Gaya Momen
kombinasi
V H MVo MVg MH
1 1860,58 7,856 0,00 7442,32 3,928
2 1047,99 92,647 0,00 4191,97 877,81
3 1347,24 102,195 0,00 5388,97 944,50
4 856,29 192,270 0,00 3425,15 1320,81
Kestabilan konstruksi diperiksa terhadap kombinasi gaya dan muatan yang paling
menentukan.
Terhadap guling ( Fg ) = MV g SF
MH
Fg 1
MV g 7442,32
= 1894,68 ≥ 1.5............................oke
3,928
= MH
4191,97
MV g 877,81
= 4,78 ≥ 1.5............................oke
Fg 2
MH 5388,97
= 5,71 ≥ 1.5............................oke
=
MV g 944,50
3425,15
Fg 3
MH 1329,81
= 2,58 ≥ 1.5............................oke
=
MV g
MH
Fg 4
22
1860,58 * tan
20,25 = 88,39 ≥ 1.5............oke
1,00
*8,00
7,856
1047,99 * tan
20,25
1,00
*8,00
92,647
1347,24 * tan
20,25
1,00
*8,00
102,19
5
856,29 * tan
20,25
1,00
*8,00
192,27
0
= 4,26 ≥ 1.5 ……… oke
22
1
=
Terhadap eksentrisitas ( e ) B
MVO MH
V 6
V
A W O Qall
MV
1347,24
3 24,80 0,00 55,579 < 11,785 t/m2 ………Tidak oke
12,813
24,
856,29 80 0,00
4
22
12,813
34,5
28 <
11,7
85
t/m2
……
…
Tida
k
oke
22
Dimana :
SF = safety factor 1.5 ~ 3
B = lebar Pilar = 3,10 meter
L = panjang Pilar = 8,00 meter
A = 3,10 * 8,00 = 24,80 m2
W = 1/6 * L * B2 = 1/6 * 8,00 * 3,102 = 12,813 m3
Ø = sudut geser dalam
f = koefesien geser = 0.58
= berat isi tanah ton/m2
V = gaya vertikal ( ton )
H = gaya horizontal ( ton )
MVo = momen vertical terhadap titik O
MVg = momen vertical terhadap titik G
MH = momen horizontal terhadap dasar Pilar
Karena tinjauan stabilitas pilar hanya terhadap guling dan geser yang mempunyai
faktor aman, sedangkan tinjauan terhadap eksentrisitas dan daya dukung tidak aman
mempunyai faktor aman, maka dipasang / diperlukan ponadasi tiang pancang.
22
5.4.3.1 Pembebanan Pada Tiang Pancang
Perencanaan beban maksimal ( Pmak ) yang mampu ditahan tiang pancang ditinjau
terhadap empat kombinasi pembebanan terhadap titik pusat tiang pancang.
PV M * X MAK
Pmak = ± ny*
n X2
Dimana :
Pmak = beban maksimum yang diterima tiang pancang
PV = beban vertikal ( normal )
M = jumlah momen yang bekerja pada titik berat tiang pancang
Xmax = jarak terjauh tiang kepusat berat kelompk tiang = 3,325 m
n = jumlah pondasi tiang pancang = 36 buah
ny = jumlah pondasi tiang pancang dalam satu baris arah tegak lurus bidang
momen = 6
= (3,3252 ) * 6 = 66,33 m2
X
2
22
Tabel 5.22. Gaya Maksimum dan minimum akibat pembebanan
Kombinasi PV M=MH + Mvo X Pmak Pmin
X 2
n ny
(Ton) (Ton meter) (m) (m2) (Ton) (Ton)
Perhitungan daya dukung tiang pancang pada pilar sama dengan perhitungan daya
dukung tiang pancang pada abutment
1
σb * 400 = 133,333 kg/cm2
: 3
P tiang : σb * A tiang = 133,333 * 1589.625 = 211,95 ton
b. Daya dukung tanah
Rumus umum :
Kb*qc* A Ks* JHP*O
Pult =
SF
Pult = ultimate axial load ( kg )
A = luas penampang tiang = 1589.625 cm2
O = keliling tiang = 141.3 cm
Kb = 0.75
Ks = 0.5 ~ 0.75
SF = safety factor, 1,5 – 3,0
22
Berdasarkan data tanah dari test sondir pada kedalaman 30,00 meter
didapatkan lapisan lempung keras / sangat kaku, dengan :
qc = nilai conus resistance diujung tiang = 150
kg/cm2 JHP = total friction = 1836 kg/cm2
Rumus Trofimanhoffe
Kb *qc * A Ks * JHP * O D
Pult =
SF
Dimana : D = 1,5 – 3,0
SF = 1,5 – 2,0
0,75*150*1589,625 0,5*1836*141,33
Pult = = 111035,31 kg = 111,04 ton
2
Rumus begemann
Pult qc * A JHP * O
=
3 5
qc = nilai rata-rata conus resistance 1 * (qcu qcb)
= 2
= 12 * (150 150) = 150 kg/cm2
qcu = conus resistance rata-rata 8D diatas ujung tiang = 150 kg/cm2
qcb = rata-rata perlawanan conus setebal 4D dibawah tiang = 150 kg/cm2
150 *1589,625 1836 *141,3
Pult = 131366,61 kg = 131,37 ton
=
3 5
22
= 1 * (150 150) = 150 kg/cm2
2
qcu = conus resistance rata-rata 3,75D diatas ujung tiang = 150 kg/cm 2
qcu = conus resistance rata-rata D dibawah ujung tiang = 150 kg/cm2
a = faktor adhesi untuk tanah lempung medium =
0,7 b = faktor ujung tiang = 0,33
22
0,33*150*1589,625 0,7*1836*141,3
Pult = 173523,465 kg = 173,52 ton
1,5
=
4. qc * A JHP * O
Begemann → Pult = 131,37
3 5
5. b*qc* A a * JHP* O
Bala Subramanian → Pult = 173,52
SF
Dari perhitungan diatas diambil Pult yang mempunyai nilai terkecil yaitu sebesar
102,85 ton.
n = jumlah baris = 6
D = diameter tiang = 45 cm
23
Kontrol Pall terhadap Pmaks yang terjadi
: Pall > Pmaks ( ton )
67,74 > 51,70 ( ton ).....................................OK!
1 = 9,870
= 1,80 ton/m3
1
Kedalaman > 15 meter :
2 = 10,930
2 = 1,67 ton/m3
a. Perhitungan diagram tekanan tanah pasif
GM = (Kp* *LH) * L = (1,423*1,8*11,5) * 10 = 294,561 ton/m
BH = 38,421 ton/m
CL = ¾ * CI = ¾ * 89,649 = 67,237 ton/m
DM = ½ * DJ = ½ * 140,877 = 70,439 ton/m
EN = ¼ * EK = ¼ * 192,105 = 48,026 ton/m
23
PO = ¼ * FL = ¼ * 243,333 = 60,833 ton/m
Titik G = 0 ton/m
L1 = 1,5* 1
3 + 10 = 10,5 m
L2 = 9,00 m
L3 = 7,00 m
L4 = 5,00 m
L5 = 3,00 m
L6 = 2,00* 2 3 = 1,33 m
+ (60,833*1,33)
P *L Z = 3217,032 tm
vls =0
23
PH (373,191 ton) > Hmax (192,270 ton)…..........................OK!
23
Karena tekanan tanah pasif yang terjadi dapat menahan gaya horisontal yang bekerja
pada konstruksi maka tidak diperlukan tiang pancang miring.
Diketahui :
Pv = 1860,58 ton
D =3m ; p =8m
L =8m ; B =3m
A Poer =8*8 = 64 m2
A kolom = 3 * 3 = 9 m2
Gaya geser terfaktor yang bekerja pada penampang kritis
Pv
Vu = * (A poer – A kolom)
Apoer
Vu = 1598,936 ton
Kuat geser
beton Diketahui
c =D 1,5 = 2 ; d’ = 0,08 m
bo =2*8 = 16 m ; d = B – d’ = 2,92
m f’c = 25 Mpa
⎛ 2 ⎞ ⎛ f 'c ⎞
Vc = ⎜1 ⎟ * ⎜⎟ * bo * d
⎜ 6 ⎟
⎝ c ⎠ ⎠
⎝
Vc = 7786,67 ton
Abutment Aman terhadap geser pons : Vu < Vc
1598,936 ton < 7786,67 ton.......OK
5 Perhitungan Settlement
= 36*0,1589625*30*2500 = 429.198,75
mL = 6 * 1,35 = 8,1 m
B = 6 * 1,35 = 8,1 m
A =L*B = 65,61 m2
v 1860,58
q = = 28,358 t/m2
= 65,61
A
A’ = L’ * B’ = 789,61 m2
A 65,61
∆P’ *q= * 28,358 = 2,356 t/m2
A' 789,61
=
LL = 49 %
Cc = 0,009*(49 – 10) = 0,351
Po = (30*2,67) – (20*1,67) = 46,7 t/m2
eo = 1,4
H * Cc Po AP' 10 * 0,351 46,7 2,356
S = 1 eo * log Po = 1 * log 46,7
1,4
= 0,0312 m = 3,12 cm
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pondasi tiang
pancang sebesar 3,12 cm.
23
Kepala
Abutment
Badan
Abutment
23
5.4.4.1 PEMBEBANAN ABUTMENT
1. Beban Mati Akibat Berat Sendiri Abutment ( PBA )
Beton = 2,5 Ton / m3
Beban akibat sendiri pada Abutment ( PBA ) = 621,20 Ton, dimana titik berat :
1,37
XBA = F* = = 0,088 m
X 15,53
F
YBA = F* 48,91
= 15,53 = 3,149 m
Y
F
2. Beban Mati Akibat Tanah Diatas Abutment ( PT )
: tanah timbunan 1,80 ton/m3
23
5 0,6375 18,36 2,15 1,17 1,371 0,746
6 0,6375 18,36 -2,15 1,17 -1,371 0,746
23
F W=F*L* X Y F*X F*Y
No
( m2 ) ( ton ) (m) (m) ( m3 ) ( m3 )
Total 20,36 586,368 4,792 28,36 34,655 103,645
Beban akibat berat tanah diatas Abutment ( PT ) = 586,368 ton, dimana titik berat :
34,655
XT = F* = = 1,702 m
X 20,36
F
103,645
YT = F* = = 5,091 m
Y 20,36
F
3. Beban Mati Dari Konstruksi Atas ( PM )
24
4. Beban Hidup Dari Konstruksi Atas ( PKH )
Beban merata
1.1
Q muatan merata = 2.2 t/m –
60 * ( L – 30 ) L = 30,80 meter
1.1
= 2.2 t/m –
60 * ( 30,8 – 30 ) = 2,185 t/m
2,185
Q100% untuk lebar 4 * 3.50 m = * 14,00 *30,8 * 100% = 942,172 ton
2.75
2,185
Q50% untuk lebar 2 * 1.00 m = 2.75 * 2,00 *30,8* 50% = 36 ton
Beban Terpusat “ P “
P = 12 ton
K = 1 + ⎢⎡ 20 ⎤
⎥ 50 L untuk L = 30,8 meter,
⎣ ⎦
⎡ 20 ⎤
= 1 + ⎢ 50 30,8 ⎥ = 1.247
⎣ ⎦
12
P100% untuk lebar 4 * 3.50 m = * 1,247* 14,00*100% = 76,180 ton
2,75
12
P100% untuk lebar 2 * 1.00 m = * 1,247* 2,00*100% = 10,883 ton
2,75
Beban Hidup “ P “ total = 87,063 ton
24
5. Gaya Angin ( PA )
Menurut PPPJJR 1987, beban angin diperhitungkan sebesar 150 kg/m2 bekerja
pada bidang jembatan dan kendaraan.
Bentang jembatan : ( 4 x 30,80 ) meter
Tinggi sisi jembatan : 3 meter
Tinggi kendaraan : 2 meter
Pengaruh gaya – gaya dalam arah memanjang jembatan akibat gaya rem
diperhitungkan sebesar 5 % dari beban D tanpa koefesien kejut yang memenuhi semua
jalur lalu lintas yang ada, dan dalam satu jurusan.
Beban hidup terpusat tanpa faktor kejut :
24
12
P100% untuk lebar 4 * 3.5 = * 14 = 61,091 ton
2.75
12
P50% untuk lebar 2 * 1.00 = * 2 * 50% = 4.363 ton
2.75
Beban hidup terpusat total = 65,454 ton
Beban hidup merata pada Abutment = 489,086 ton
Gaya Rem dan Traksi ( PRT ) = ( 65,454 + 489,086 ) * 5% = 27,727 ton
Lengan Gaya terhadap titik O XRT = 0 meter
YRT = 8,2 meter
Momen = PRT * YRT
= 27,727 * 8,2 = 227,36 Tm
h =E*M
dimana :
h = gaya horizontal akibat gempa
E = koef. gempa untuk daerah jawa tengah pada wilayah II = 0.14
( Peraturan Muatan Untuk Jalan Raya no.12 / 1970 )
M = muatan mati dari konstruksi yang ditinjau
24
Gaya gempa terhadap berat sendiri abutment
PBA = 549,85 ton
HBA = 621,20 * 0.14 = 86,968 ton
YBA = 3,149 meter
Momen = 86,968 * 3,149 = 273,862 Tm
Berdasarkan PPPJJR 1987 ps.14 akibat muatan lalu lintas dapat diperhitungkan
sebagai beban merata senilai dengan tekanan tanah setinggi 60 cm, sehingga beban merata
diatas abutment :
24
Tanah Timbunan :
1 1,80 t/m3, 1=300, C1 = 1 t/m2
2⎡ o 20,25⎤ = 0,485
= tg 45
⎢ 2⎥ ⎢ 2 ⎥
⎡⎣ o ⎤ ⎦ ⎣ ⎦
Kp = tg 45
2
2⎡ o 20,25⎤ = 2,059
= tg 45
⎢ 2⎥ ⎢ 2 ⎥
⎣ ⎦ ⎣ ⎦
24
Tabel 5.27. Perhitungan tekanan tanah (Ta)
No. Tekanan tanah Titik berat Momen
(ton) Y (m) (tm)
1. 1,38 8,20 11,316
2. 1,20 7,87 9,444
3. 19,80 3,60 71,280
4. 22,63 2,40 54,312
5. 1,378 0,50 0,689
6. 1,853 0,33 0,611
Total 48,241 147,652
Y =
MP = 147,652 = 3,06 m
TA 48,241
P
10. Gaya tekanan tanah akibat gempa bumi ( Tag )
Y =
MP = 147,652 = 3,06 m
TA 48,241
P
24
Tabel 5.28. Kombinasi Pembebanan
Tegangan yang dipakai
No Kombinasi Pembebanan dan Gaya
thd teganagan ijin
1 M + ( H + K ) + Ta + Tu 100 %
2 M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm 125%
3 Komb. 1 + Rm + Gg + A + SR + Tm + S 140 %
4 M + Gh + Tag + Gg + Ahg + Tu 150 %
Keterangan :
A : Beban angin
Ah : gaya akibat aliran dan hanyutan
Ahg : Gaya aliran dan hanyutan pada waktu gempa
Gg : gaya gesek pada tumpuan bergerak
Gh : gaya horizontal ekivalen akibat gempa
bumi H+K : beban hidup dengan kejut
M : beban mati
PI : gaya – gaya pada waktu
pelaksanaan Rm : gaya rem
S : gaya setrifugal
SR : gaya akibat susut dan rangkak
Tm : gaya akibat perubahan suhu ( selain susut dan rangkak )
Ta : gaya tekanan tanah
Tag : gaya tekanan tanah akibat gempa bumi
Tb : gaya tumbuk
Tu : gaya angkat ( bouyancy )
Beban nominal : jumlah total beban
Beban ijin : beban nominal dibagi presentase terhadap tegangan ijin
24
Tabel 5.29. Kombinasi 1
Beban Gaya Jarak Lengan Momen
SR
Tm
24
Tabel 5.31. Kombinasi 3
Beban Gaya Jarak Lengan Momen
Jenis Bagian V H Xo Xg Yo MVo MVg MH
SR
Tm
TU
24
Tabel 5.33. Kombinasi Gaya
Gaya Momen
kombinasi
V H MVo MVg MH
1 2500,30 771,86 771,86 5928,873 2361,89
2 1559,77 723,93 842,13 3945,403 2762,32
3 1804,19 666,169 751,90 4267,973 2628,76
4 1282,77 323,29 701,77 3256,98 1817,27
Kestabilan konstruksi diperiksa terhadap kombinasi gaya dan muatan yang paling
menentukan.
Terhadap guling ( Fg ) = MV g SF
MH
Fg 1
MV g 5928,873
= 2,51 ≥ 1.5....................ok
2361,89
= MH
3945,403
= 1,43 ≥ 1.5....................Tidak ok
MV g 2762,32
Fg 2
MH 4267,973
= 1,62 ≥ 1.5....................ok
=
MV g 2628,76
3256,98
Fg 3
MH 1817,27
= 1,79 ≥ 1.5....................ok
=
MV g
MH
Fg 4
25
2500,30 * 20,25 1,00 *
t
8,00 771,86 = 1,21 ≥ 1.5 ……tidak oke
a
n 1559,77 * tan 20,25 1,00
= 0,81 ≥ 1.5 ……tidak oke
*8,00 723,93
Fq 3 =
1804,19 * tan 20,25 1,00 * 8,00 = 1,01 ≥ 1.5 ……tidak oke
666,169
1282,77 * tan 20,25 1,00 *8,00
Fq 4 = = 1,49 ≥ 1.5 …… tidak oke
323,29
25
1
=
Terhadap eksentrisitas ( e ) B
MVO MH
V 6
Qu = c * Nc + * D * Nq + 0.5 * * B * N
= 0,48 * 7,5 + 1,80 * 1,5 * 3,54 + 0,5 * 1,80 * 6,00 * 1,62
= 3,60 + 9,558 + 4,520
= 21,906 ton/m2
Qu 17,678
Qall = = 11,785 t/m2
SF 1,5
=
V
A MVO Qall
W
25
Dimana :
SF = safety factor 1.5 ~ 3
B = lebar Abutment = 6,00 meter
L = panjang Abutment = 16,00 meter
A = 6,00 * 16,00 = 96,00 m2
W = 1/6 * L * B2 = 1/6 * 6,00 * 16,002 = 16,00 m3
Ø = sudut geser dalam
f = koefesien geser = 0.58
= berat isi tanah ton/m2
V = gaya vertikal ( ton )
H = gaya horizontal ( ton )
MVo = momen vertikal terhadap titik O
MVg = momen vertikal terhadap titik G
MH = momen horizontal terhadap dasar Abutment
Karena tinjauan stabilitas abutment hanya terhadap guling yang mempunyai faktor
aman, sedangkan tinjauan terhadap geser, eksentrisitas dan daya dukung tidak aman
mempunyai faktor aman, maka dipasang / diperlukan ponadasi tiang pancang.
25
5.4.5.1 Pembebanan Pada Tiang Pancang
Perencanaan beban maksimal ( Pmak ) yang mampu ditahan tiang pancang ditinjau
terhadap empat kombinasi pembebanan terhadap titik pusat tiang pancang.
PV M * X MAK
Pmak = ± ny*
n X2
Dimana :
Pmak = beban maksimum yang diterima tiang pancang
PV = beban vertikal ( normal )
M = jumlah momen yang bekerja pada titik berat tiang
pancang Xmax = jarak terjauh tiang ke pusat berat kelompk tiang
= 7,98 m n = jumlah pondasi tiang pancang
ny = jumlah pondasi tiang pancang dalam satu baris arah tegak lurus
bidang momen = 12
X = ( 7,98 ) * 4 = 254,72 m
2 2
2
Tabel 5.35. Gaya Maksimum dan minimum akibat pembebanan
Kombinasi PV M=MH + Mvo X Pmak Pmin
X 2
n ny
(Ton) (Ton meter) (m) (m2) (Ton) (Ton)
Perhitungan daya dukung tiang pancang pada pilar sama dengan perhitungan daya
dukung tiang pancang pada abutment.
25
1 Daya dukung tiang individu
1
σb * 400 = 133,33 kg/cm2
: 3
P tiang : σb * A tiang = 133,33 * 1589.625 = 211,95 ton
b. Daya dukung tanah
Rumus umum :
Kb*qc* A Ks* JHP*O
Pult =
SF
Pult = ultimate axial load ( kg )
A = luas penampang tiang = 1589.625 cm2
O = keliling tiang = 141.3 cm
Kb = 0.75
Ks = 0.5 ~ 0.75
SF = safety factor, 1,5 – 3,0
Berdasarkan data tanah dari test sondir pada kedalaman 30,00 meter
didapatkan lapisan lempung keras / sangat kaku, dengan :
qc = nilai conus resistance diujung tiang = 150
kg/cm JHP
2
= total friction = 1836 kg/cm2
Rumus begemann
Pult =
25
qc * A JHP * O
3 5
25
qc = nilai rata-rata conus resistance 1 * (qcu qcb)
= 2
4. qc * A JHP * O
Begemann → Pult = 131,37
3 5
5. b*qc* A a * JHP* O
Bala Subramanian → Pult = 173,52
SF
25
Dari perhitungan diatas diambil Pult yang mempunyai nilai terkecil yaitu sebesar
102,85 ton.
25
2 Daya Dukung Kelompok Tiang Pancang
26
A) Kontrol Gaya Horisontal
1 = 9,870
1 = 1,80 ton/m3
= 1,67 ton/m3
2
BH = 38,421 ton/m
CL = ¾ * CI = ¾ * 89,649 = 67,237 ton/m
DM = ½ * DJ = ½ * 140,877 = 70,439 ton/m
EN = ¼ * EK = ¼ * 192,105 = 48,026 ton/m
PO = ¼ * FL = ¼ * 243,333 = 60,833 ton/m
26
Titik G = 0 ton/m
L1 = 1,5* 1
3 + 10 = 10,5 m
L2 = 9,00 m
L3 = 7,00 m
L4 = 5,00 m
L5 = 3,00 m
L6 = 2,00* 2 3 = 1,33 m
+ (60,833*1,33)
P *L Z = 3217,032 tm
vls =0
Diketahui :
Pv = 2500,30 ton
D = 16 m ; p =6m
L = 16 m ; B = 0,9 m
A Poer = 6 * 16 = 96 m2
A kolom = 0,9 * 16 = 14,4 m2
beton Diketahui
bo = 2 * 16 = 32 m ; d = B – d’ = 0,82 m
f’c = 25 Mpa
⎛ 2 ⎞ ⎛ f 'c ⎞
Vc = ⎜1 ⎟ * ⎜⎟ * bo * d
⎜ 6 ⎟
⎝ c ⎠ ⎠
⎝
26
Vc = 2596,5 ton
26
Abutment Aman terhadap geser pons : Vu < Vc
2125,255 ton < 2596,5 ton.......OK
5 Perhitungan Settlement
γb
= 48*0,1589625*30*2500 = 572.265 kg
kg
mL = 12 * 1,35 = 16,2 m
B = 4 * 1,35 = 5,40 m
A =L*B = 87,48 m2
v 2500,30
q = = 28,581 t/m2
= 87,48
A
A’ = L’ * B’ = 919,48 m2
A
∆P’ * q = 87,48 * 28,581 = 2,719 t/m2
A' 919,48
=
LL = 49 %
Cc = 0,009*(49 – 10) = 0,351
Po = (30*2,67) – (20*1,67) = 46,7 t/m2
eo = 1,4
H * Cc Po AP' 10 * 0,351 46,7 2,719
S = * log = * log
26
1 eo Po 1 46,7
1,4
= 0,0359 m = 3,59 cm
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan pondasi tiang
pancang sebesar 3,59 cm.
26
5.4.6 Penulangan Pilar
Beban yang digunakan dalam penulangan badan abutment diambil dari kombinasi
pembebanan yang menghasilkan beban dan momen terbesar yaitu kombinasi pembebanan I
26
◦ Data Teknis Perencanaan
: f’c = 35 MPa
fy = 240 Mpa
Ag = luas penampang
= 1000 * 1000
= 106 mm2
Ht = tinggi badan = 5200 mm
b = 900 mm (tiap meter lebar
pilar) h = 1000 mm
Diameter tulangan utama dipakai D20, dan tulangan pembagi dipakai D12,
sehingga : d’ = h – (50 + 12 + ½ 20) = 1000 – (50 + 12 + 10) = 928 mm
Ф = 0,65
Pu 1860580
Ag 0,85 f 'c= = 0,001
0,65*106 *0,85*35
Mu 7442,32
et = = 4,00 m = 4000 mm
= 1860,58
Pu
et
h = 4000 = 4 mm
1000
Pu et
= 4 * 0,001 = 0,004
Ag 0,85 f 'c h
Dari perhitungan diatas dipakai grafik 6.3.c (Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang halaman 97)
r = 0,0015
f’c = 35 maka β = 1,33
ρ = r = 0,0015 * 1,33 = 0,002
◦ Tulangan Pokok
Astot = ρ Ag
= 0,002 * 3000 * 928 = 5560,8 mm2
Askiri = Askanan = 0,5 As /meter = 2780,4 mm2
Dipakai tulangan rangkap D20 – 100 (Ast = 3140 mm2)
◦ Tulangan bagi
Diambil sebesar 20 % dari tulangan utama = 1112,16 mm2
26
Dipakai tulangan rangkap D12 – 100 (As = 1130,4 mm2)
26
D 20 - 100
D 12 - 100
➢
50
150 150
300
300
350
27
1. Gaya horisontal gempa (Gg) :
f’c = 35 MPa
fy = 240
Mpa
b = 500 mm
h = 1000 mm
Diameter tulangan utama dipakai D20, dan tulangan pembagi dipakai D12,
sehingga : d’ = h – (50 + 12 + ½ 20) = 1000 – (50 +12+ 10) = 928 mm
Ф = 0,65
Mu
fy
bd 2 = x0,85xfy (1-0,588 x f 'c )
x
1095,899
= x 0,85 x 2400 (1-0,588 x 2400
350 )
x
1 x 0,9282
11515,4 2
- 20400 + 1273,231 = 0 , = 1,705
1,4
1,4
min =
fy = 240 = 0,0058
⎛ 0,85 f 600 ⎞
'c
⎠ 27
max = 0,75 x 1 ⎜ x ⎟ dan 1 = 0,85
⎝ fy 600 fy
⎛ 0,85 x 35
max = 0,75x0,85 600 ⎞
x ⎟ dan 1 = 0,85; max = 0,0403
⎜
⎝ 240 600 240 ⎠
dipakai min = 0,0058
27
◦ Tulangan Pokok
Astotal = x b x d = 0,0058 x 500 x 928 = 2691,2 mm2
Askiri = Askanan = 0, 5 Astotal = 1345,6 mm2
Dipakai tulangan rangkap D20 – 200 (Ast = 1570 mm 2)
◦ Tulangan bagi
Diambil sebesar 20 % dari tulangan utama = 538,24 mm2
Dipakai tulangan rangkap D12 – 200 (As = 565,2 mm2)
D 12 - 200
D 20 - 200
D 12 - 200
c. Penulangan Poer
27
Pmak = 51,70 T ; Pmin = 51,63 T
W1 = ½ * 2,5 * 0,5 *1,00 * 2,5 = 1,563 T
W2 = 2,5 * 1,00 * 1,00 * 2,5 = 6,25 T
115153,9 2
- 20400 + 143,493 = 0 , = 1,698
1,4
1,4
min =
fy = 240 = 0,0058
⎛ 0,85 f 600 ⎞
'c
max = 0,75 x 1 ⎜ x ⎟ dan 1 = 0,85
⎝ fy 600 fy ⎠
⎛ 0,85 x 350
max = 0,75 x 0,85 ⎞
600 ⎟ = 0,0403
x ⎜
⎝ 0,0 ◦ Tulangan Pokok
058
dipakai min =
27
2400 6 00 2400 ⎠
Astotal = x b x d = 0,0058 x 2500 x 915 = 13267,5 mm2
Askiri = Askanan = 0, 5 Astotal = 6633,75 mm2
Dipakai tulangan rangkap D30 – 100 (Ast = 7065 mm 2)
27
◦ Tulangan bagi
Diambil sebesar 20 % dari tulangan utama = 2653,5 mm2
Dipakai tulangan rangkap D20 – 100 (As = 3140 mm2 )
D 30 - 100
D 20 - 100
27
Beban yang digunakan dalam penulangan badan abutment diambil dari kombinasi
pembebanan yang menghasilkan beban dan momen terbesar yaitu kombinasi pembebanan I
Tabel 5.38. Kombinasi Pembebanan Maksimum
Beban Gaya Jarak Lengan Momen
Mu 5928,873
et = = 2,371 m = 2371 mm
= 2500,30
Pu
et h
=
27
2371
= 2,371
mm
1000
27
Pu et
= 0,129 * 2,371 = 0,305
Ag 0,85 f 'c h
Dari perhitungan diatas dipakai grafik 6.1.f (Grafik dan Tabel Perhitungan Beton
Bertulang halaman 88)
r = 0,01
f’c = 35 maka β = 1,33
ρ = r = 0,01 1,33 = 0,0133
◦ Tulangan Pokok
Astot = ρ Ag
= 0,0133 * 900 *915 = 10952,55 mm2
Askiri = Askanan = 0,5 As /meter = 5476,28 mm2
Dipakai tulangan rangkap D30 – 125 (Ast = 5652 mm2)
◦ Tulangan bagi
Diambil sebesar 20 % dari tulangan utama = 2190,51 mm2
Dipakai tulangan rangkap D20 – 125 (As = 2512 mm2)
Gambar 5.48. Penulangan Badan Abutment
27
b. Penulangan Kepala Abutment
28
h = 1000 mm
Diameter tulangan utama dipakai D20, dan tulangan pembagi dipakai D12,
sehingga : d’ = h – (50 + 12 + ½ 20) = 1000 – (50 +12+ 10) = 928 mm
Ф = 0,65
Mu
fy
bd 2 = x0,85xfy (1-0,588 x f 'c )
x
1096,486
= x 0,85 x 2400 (1-0,588 x 2400
350 )
x
1 x 0,9282
11515,4 2
- 20400 + 1273,231 = 0 , = 1,707
1,4
1,4
min =
fy = 240 = 0,0058
⎛ 0,85 f 600 ⎞
'c
max = 0,75 x 1 ⎜ x ⎟ dan 1 = 0,85
⎝ fy 600 fy ⎠
⎛ 0,85 x 35 600 ⎞
max=0,75x0,85 x dan 1 = 0,85; max = 0,0403
⎝⎜ 240 600 240 ⎠⎟
dipakai min = 0,0058
◦ Tulangan Pokok
Astotal = x b x d = 0,0058 x 300 x 928 = 1614,72 mm2
Askiri = Askanan = 0, 5 Astotal = 807,36 mm2
Dipakai tulangan rangkap D20 – 250 (Ast = 1256 mm 2)
◦ Tulangan bagi
Diambil sebesar 20 % dari tulangan utama = 322,94 mm 2
Dipakai tulangan rangkap D12 – 250 (As = 452,16 mm 2)
28
c. Penulangan Poer
28
Direncanakan :
f’c = 35 MPa
fy = 240
Mpa
b = 2550 mm
h = 1000 mm
Diameter tulangan utama dipakai D30, dan tulangan pembagi dipakai D20,
sehingga : d’ = h – (50 + 20 + ½ 30) = 1000 – (50 +20+ 15) = 915 mm
Ф = 0,65
Mu
= x0,8xfy (1-0,588 x fy
2 f 'c )
x
bd
1442,05
= x 0,85 x 2400 (1-0,588 x
2400
350 )
x
1 x 0,9242
11515,39 2
- 20400 + 1689,03 = 0 , = 1,684
1,4
1,4
min = = = 0,0058
fy 240
⎛ 0,85 f 600 ⎞
'c
max = 0,75 x 1 ⎜ x ⎟ dan 1 = 0,85
⎝ fy 600 fy ⎠
⎛ 0,85 x 350
max = 0,75 x 0,85 ⎞
600 ⎟ = 0,0403
x ⎜
⎝ 2400 600 2400 ⎠
dipakai min =
0,0058
◦ Tulangan Pokok
28
Dipakai tulangan rangkap D20 – 100 (As = 3140 mm2)
28
R2
L-a M1
R1
x
M2
1
M1 q a2
2 Gambar 5.53. Pengangkatan dengan 1 titik
1
R q 1 1 qa 2
1 L qa2 q (L - - qL2 2aq
2 L
2
a L
a) 2(L -
a 2 a) a
2
Mx R1 1
x q
x 2
Syarat dMx
Maksimum dx 0
28
R1 qx 0
R
L2 2 aL
x1
2 L a
q
Mmax M2
2
Mmax R1 L 2aL 1 ⎛q L ⎜2 2aL ⎞ ⎟
2
2 L a 2 2L a
2
⎝ ⎠
1 ⎛ L2 2aL ⎞
Mmax q ⎜ ⎟
2 ⎝ 2L a ⎠
M1 M2 2
1 2 1 ⎛ L2 2aL ⎞
qa q ⎜ ⎟
2 2⎝2La⎠
L2 2aL
a
2 (L - a)
2a 4 aL L2 0 L 24 m
2
2a 2 96a 576 0
a1,2
96 962 4.2.576
2.1
a1 = 40,97 (tidak memenuhi)
a2 = 7,03 (memenuhi)
1 1
WD d2 = 3,14 0,452 2500 = 397,406 kg/m
beton
= 4
4
WL = 40 kg/m
qtot = 1,2 WD + 1,6 WL = (1,2 397,406) + (1,640) = 540,887 kg/m
M1 = M2 = Mmax
1 1
= q a2 = * 540,887 * 7,032
2 2
= 13365,56 kgm
= 13,366 Tm
qL2 2aq 540,887 *242 2 * 7,03 *
R1
540,887
2 L a
2(24 7,03 )
= - 13227,35 kg = - 13,227 T
qL2 7,03)
R2 540,887
2 L a *242
2(24
28
9,179 T
28
b. Momen akibat pengangkatan dengan dua titik
L- L
M M
2
8 2
M1 M 2
1 2 1 1
qa q L 2a qa 2
2
2 8 2
4a2 + 4aL – L2 = 0
28
Direncanakan ;
f’c = 40 Mpa
fy = 240 Mpa
Diameter pancang (h) = 450
mm Tebal selimut (p) = 50 mm
⎢ ⎥
fy
⎣⎡ 0,85x40 600 600
fy ⎦ ⎤
max 0,75x0,85x x 0,0645
⎢
⎣ 240 600 240 ⎥⎦
Tiang pancang berbentuk bulat, sehingga perhitungannya dikonfirmasikan ke dalam
bentuk bujur sangkar dengan b = 0,88D = 0,88. 0,45 = 0,396 m
RI = 0,85 * f’c = 0,85 * 40 = 34 Mpa = 340 kg/cm2
⎡ 600 fy⎤
1 * 450
Fmax = ⎡ 0,85 * 450 ⎤
= ⎢600 240 y ⎥= 0,4554
⎣⎢ ⎦⎥ ⎣ ⎦
⎡ Fmax ⎤ ⎡ 0,4554 ⎤
Kmax = Fmax* ⎢1 = 0,4554* ⎢1
⎣ 2 ⎣ 2 ⎥ = 0,3517
⎦
20,049
Mn Mu = 25,061 Tm
= 0,8
=
Mn
K = b*d2* 2506100 = 0,244
= 39,6 * 27,62 *
RI
340
As
= b * = 43,973 = 0,0402
d 39,6 * 27,6
29
◦ Tulangan utama
Ast = * b * d. = 0,0402 * 396 * 276 = 4397,342 mm2
Dipakai tulangan 10Ø26 ( 5306,6 mm 2 )
29
Maka :
eh .Wr . 0,8 x 3,5 x1,5
PU = 0,025 0,1 = 33,6 T
Hs
c
◦ Kontrol geser
◦ Perhitungan Tulangan
spiral :
⎛ Ag ⎞ fc
0,45
s ⎜ 1⎟x
⎝ Ac ⎠ fy
⎛ 1/ 4. .452 ⎞ 400
s 0,45⎜ 2
1⎟x 0,0490
⎝ 1/ 4. .35 ⎠ 2400
As = 2 x s x Ac
= 2 x 0,0490 x ¼. 352
= 94,24 cm2
29
s = 2 x x Dc x Asp/s
= 2 x 3,14 x 35 x ¼ .3,14.12/164,85 = 1,046 cm 5 cm
29
sehingga dipakai tulangan Ø8-50
sengkang pada ujung tiang dipakai Ø8-
50
sengkang pada tengah tiang dipakai Ø8-100
Pelat Injak adalah bagian dari konstruksi jembatan yang berfungsi mencegah
terjadinya penurunan elevasi muka jalan oleh beban kendaraan pada oprit. Pelat Injak
direncanakan dengan tebal 20 cm dan lebar 4 meter. Panjang pelat injak disesuaikan
dengan lebar abutment yang direncanakan, yaitu 16 meter.
a. Pembebanan :
b. Momen
1 1
M * q * L2 = * 1,01 * 4,02 = 2,02 t.m.
8 8
=
Mu = 1,6 * M = 1,6 * 2,02 = 3,232 t.m.
c. Penulangan :
mm
29
⎡ 0,85xfc' 600 ⎤
max 0,75x1x x dim ana1 0,85
⎢ ⎥
fy
⎣⎡ 0,85x25 600 600
fy ⎦ ⎤
max 0,75x0,85x x 0,0403
⎢
⎣ 240 600 240 ⎥⎦
29
RI = 0,85 * f’c = 0,85 * 25 = 21,25 Mpa = 212,5 kg/cm2
⎡ 600 fy⎤
1 * 450
Fmax = ⎡ 0,85 * 450 ⎤
= ⎣⎢600 240 ⎦ = 0,4554
⎣⎢ ⎦⎥
⎡ Fmax ⎤ ⎡ 0,4554
⎤Kmax = Fmax* = 0,4554*
= 0,3517
1 1
⎢ 2 ⎥⎦ ⎢ 2 ⎥
⎦
⎣ ⎣
3,232
Mn Mu = 4,04 Tm
= 0,8
=
Mn
K = b*d2* 404000 = 0,06
= 100 *17,42 *
RI 212,5
As 9,24
= b* = = 0,0053
d 100 *17,4
◦ Tulangan utama
◦ Tulangan bagi
29
Ø
Ø
Ø
Ø
Wing Wall
Tebal = 50 cm
P.1
P.3
820
P.2
P.4
P.5 P.6
175
600
29
Tabel 5.39. Perhitungan Akibat Beban Sendiri Wing wall
Diketahui :
Tanah Lapisan 1 (tanah urugan)
γ1 = 1,80 t/m3
φ1 = 30o C1
= 1 t/m2
H1= 8,7 m
29
Koefisien tekanan tanah aktif:
Ka1 = tan2 (450 – φ1 /2)
= tan2 (450 – 30 /2)
= 0,333
Menurut pasal 1.4 P3JJR SKBI 1.3.28.1987, muatan lau lintas dapat diperhitungkan
sebagai beban merata senilai dengan tekanan tanah setinggi: h = 60 cm, jadi beban lalu
lintas (qx) :
q1 = γ1 * h
= 1,08 t/m2
2
= 1 *1,80*0,333*8,72
2
= 22,684 T
b. Penulangan Wingwall
Direncanakan :
f’c = 35 MPa
fy = 240 Mpa
b = 1000 mm ,h = 1000
mm Mtot = 97,158 Tm
Diameter tulangan utama dipakai D20, dan tulangan pembagi dipakai D16 sehingga
: d’ = h – (50 + 14 + ½ 16) = 1000 – (50 +16+10) = 924mm
30
Ф = 0,65
30
Mu = Mtot / 0,8 = 121,448 Tm
Mu
= x0,8xfy (1-0,588 x fy
2 f 'c )
x
bd
121,448
= x 0,8 x 24000 (1-0,588 x x
1 x 0,9242 24000
3500 )
77414,4 2
- 19200 + 142,25 , = 0,240: = 0,0076
1,4
1,4
min = = = 0,0058
fy 240
⎛ 0,85 f 600 ⎞
'c
max = 0,75 x 1 ⎜ x ⎟ dan 1 = 0,85
⎝ fy 600 fy ⎠
⎛ 0,85 x 350
max = 0,75 x 0,85 600 ⎞
x dan 1 = 0,85
⎜ ⎟⎠
⎝ 2400 600 2400
max = 0,015
dipakai min = 0,0058
◦ Tulangan Pokok
Astotal = x b x d = 0,0058 x 1000 x 924= 5359,20 mm2
Askiri = Askanan = 0, 5 Astotal = 2679,6 mm2
Dipakai tulangan rangkap D20 – 100 (Ast = 3140 mm 2)
◦ Tulangan bagi
Diambil sebesar 20 % dari tulangan utama = 1071,84 mm2
Dipakai tulangan rangkap D16 – 125 (As = 1607,68 mm2)
30
D 16 - 125
D 16 - 125
D 16 - 125
D 20 -
D 20 -
D 20 - 100
A
30
5.4.11 Perhitungan Bearing Elastomer
30
Spesifikasi elastomer dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
30