Anda di halaman 1dari 31

BAB 2

TORSI
A. PENDAHULUAN
Kasus torsi/puntir sering dijumpai pada
balok induk yang memiliki balok-balok anak
dengan bentang yang tak sama panjang
Bentuk profil/penampang yang paling
efisien untuk memikul torsi adalah berbentuk
lingkaran yang berongga/cincin. Penampang
ini lebih kuat memikul torsi dibanding
penampang berbentuk, I, L, T, C atau Z
Suatu batang pejal bulat, jika dipuntir
maka tegangan geser penampang di tiap titik
akan bervariasi sesuai jaraknya dari pusat
batang. Sehingga batang yang semula datar akan
tetap datar karena tetap hanya berputar pada
sumbu batang.
Teori klasik mengenai torsi yang
dikemukakan oleh Saint-Venant pada tahun
1853, bahwa batang dengan penampang yang
bukan lingkaran, bila dipuntir maka penampang
yang semula datar tidak akan menjadi datar lagi
melainkan akan terpilin (warping) keluar bidang
B. TORSI MURNI PADA PENAMPANG HOMOGEN

Kelengkungan torsi () didefinisiskan sebagai

Regangan geser ( ) dari suata elemen berjarak r dari


pusat dihitung sebagai

Menurut hukum Hooke, besarnya tegangan geser


akibat torsi

Sedangkan besarnya torsi dari hasil pengintegralan


diperoleh

Dalam hal ini

G adalah modulus Geser

= 0,30 ; poisson ratio baja

J = konstanta torsi atau momen inersia polar


(untuk penampang lingkaran)
Sehingga besarnya tegangan geser untuk penampang
homegen dapat dihitung

Dari persamaan ini disimpulkan bahwa tegangan geser


akibat torsi sebanding dengan jarak dari titik pusat torsi
- Penampang Lingkaran
Konstanta torsi untuk penampang lingkaran adalah

r2
t = tebal penampang ( r2 r1 )
r1
Jika r2 = r1 + t, maka

Jika r1 = 0, maka

Dan tegangan gesernya adalah


- Penampang Persegi
Torsi pada penampang persegi
- Penampang Persegi

Regangan geser () dari sebuah penampang persegi

Besarnya tegangan geser akibat torsi

Berdasarkan teori elastisitas, tegangan


maksimum terjadi di tengah dari sisi panjang
penampang persegi dan bekerja sejajar sisi panjang
tersebut.
Besarnya tegangan merupakan fungsi dari rasio b/t
yang dirumuskan :

Sedangkan konstanta torsi penampang persegi adalah

Besarnya konstanta k1 dan k2 tergantung dari rasio b/t


penampang

Tabel 1. Nilai k1 dan k2

b/t 1,0 1,2 1,5 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0


k1 4,81 4,57 4,33 3,88 3,88 3,75 3,55 3,44 3,00
k2 0,141 0,166 0,196 0,229 0,249 0,263 0,281 0,291 0,333
- Penampang/profil I, Canal, T dan L

Perhitungan konstanta torsi untuk profil I, canal, T


dan Siku diambil dari penjumlahan konstanta torsi
masing-masing komponennya yang berbentuk
persegi.
C. TEGANGAN PUNTIR PADA PROFIL I
(WF = Wide Flange )

Pembebanan pada bidang yang tak melalui pusat


geser penampang akan mengakibatkan batang
terpuntir (jika tak ditahan oleh pengekang luar) .

Tegangan puntir akibat torsi terdiri dari tegangan


lentur dan tegangan geser. Tegangan ini harus
digabungkan dengan tegangan lentur dan geser yang
bukan diakibatkan oleh torsi.
Torsi dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
1. Torsi Murni (Saint-venant Torsion) :

Mengasumsikan bahwa penampang melintang yang


semula datar akan tetap datar setelah mengalami
torsi dan hanya terjadi rotasi saja.
Besarnya kelengkungan torsi ( perubahan sudut
puntir per satuan panjang ) dapat diekspresikan
sebagai Momen dibagi dengan kekakuan torsi (GJ):

Atau Momen torsi Murni dapat ditulis


2. Torsi Terpilin (Warping Torsion) :
Timbul bila flens berpindah secara lateral selama
terjadi torsi
Sebuah balok yang memikul Torsi Mz , maka bagian
flens tekan akan melengkung ke salah satu sisi
lateral sedangkan flens tarik akan melengkung ke sisi
lateral lainnya.
Komponen momen torsi Mw yang menyebabkan
lenturan lateral dari flens, besarnya sama dengan
gaya geser dikalikan dengan h sehingga
Dalam hal ini

= Konstanta torsi terpilin (warping )

Jadi = Gaya geser flens

Dengan demikian momen torsi terpilin Mw dapat ditulis

Dan rasio konstanta torsi murni dengan torsi terpilin adalah


Persamaan differensial untuk menghitung sudut puntir ( )

Bentuk persamaan bagi sudut puntir untuk balok


tertumpu sederhana dengan momen torsi T yang bekerja
pada tengah bentang adalah

Turunan pertama persamaan sudut puntir


Turunan kedua

Turunan ketiga
Tegangan Torsi
Tegangan yang timbul akibat torsi yaitu

1. Tegangan Geser
akibat torsi murni

2. Tegangan Geser
akibat torsi warping

Sehingga diperoleh harga mutlak tegangan geser


akibat torsi warping adalah
3. Tegangan tarik dan tekan akibat lentur lateral
dari flens adalah

Tegangan ini bekerja bervariasi secara linier di sepanjang


flens dan mencapai maksimum pada jarak x = b/2

Jika momen Mf yang bekerja pada flens sebesar

Maka besarnya tegangan tarik dan tekan pada jarak x


=b/2 (tegangan maksimum) adalah:
Tegangan yang timbul pada profil I ( WF ) akibat torsi

Tegangan geser pada web dan flens akibat


torsi murni
Tegangan geser pada flens akibat lentur lateral
( Torsi warping )
Tegangan normal tarik dan tekan akibat lentur
lateral flens
Perhitungan Statis Momen
X = b/4
tf ( Qf ) untuk flens

Qf = A . x

A = ( b . tf )/2
h
X = b/4

b
D. ANALOGI TORSI DENGAN LENTUR

PH
T PH = T/h
h
PH

T/2 T T/2 PH

L/2 L/2 L/2 L/2

PH/2 PH/2
Perhitungan Momen (Mf ) pada flens

Vf = PH / 2

Tegangan Normal akibat torsi warping

Tegangan geser akibat torsi Mz = T /2

Tegangan geser pada flens

Tegangan geser pada web

V = P /2
CONTOH SOAL

Anda mungkin juga menyukai