TORSI
A. PENDAHULUAN
Kasus torsi/puntir sering dijumpai pada
balok induk yang memiliki balok-balok anak
dengan bentang yang tak sama panjang
Bentuk profil/penampang yang paling
efisien untuk memikul torsi adalah berbentuk
lingkaran yang berongga/cincin. Penampang
ini lebih kuat memikul torsi dibanding
penampang berbentuk, I, L, T, C atau Z
Suatu batang pejal bulat, jika dipuntir
maka tegangan geser penampang di tiap titik
akan bervariasi sesuai jaraknya dari pusat
batang. Sehingga batang yang semula datar akan
tetap datar karena tetap hanya berputar pada
sumbu batang.
Teori klasik mengenai torsi yang
dikemukakan oleh Saint-Venant pada tahun
1853, bahwa batang dengan penampang yang
bukan lingkaran, bila dipuntir maka penampang
yang semula datar tidak akan menjadi datar lagi
melainkan akan terpilin (warping) keluar bidang
B. TORSI MURNI PADA PENAMPANG HOMOGEN
r2
t = tebal penampang ( r2 r1 )
r1
Jika r2 = r1 + t, maka
Jika r1 = 0, maka
Turunan ketiga
Tegangan Torsi
Tegangan yang timbul akibat torsi yaitu
1. Tegangan Geser
akibat torsi murni
2. Tegangan Geser
akibat torsi warping
Qf = A . x
A = ( b . tf )/2
h
X = b/4
b
D. ANALOGI TORSI DENGAN LENTUR
PH
T PH = T/h
h
PH
T/2 T T/2 PH
PH/2 PH/2
Perhitungan Momen (Mf ) pada flens
Vf = PH / 2
V = P /2
CONTOH SOAL