DISUSUN OLEH:
INDAH KURNIAWATI 1704101010007
DORA NAFIRA 1704101010019
ASRAF HAZID 1704101010072
NUR HANIF BAKHTIAR 1704101010079
KHALISHA ZAHRA 1704101010085
HAYATUN NAFISAH 1704101010099
TORSI
𝐼𝑝 = න 𝜌2 𝑑𝐴
𝐴
■ Untuk lingkaran dengan jari-jari r dan diameter d,
momen inersia polar adalah:
𝜋𝑟 4 𝜋𝑑4
𝐼𝑝 = =
2 32
Tegangan Geser
Jika suatu poros dengan panjang L dikenai momen puntir T secara konstan
dikeseluruhan panjang poros, maka sudut puntir yang terbentuk pada ujung poros
dapat dinyatakan dengan :
𝑇𝐿
∅=
𝐺𝐼𝑝
■ Kekakuan torsional batang, yaitu torsi yang diperlukan untuk menghasilkan satu
sudut rotasi, dinyatakan dengan persamaan :
𝐺𝐼𝑝
𝐾𝑇 =
𝐿
TCD = − T1 − T2 + T3 TBC = − T1 − T2
𝑛 𝑛
𝑇𝑖 𝐿𝑖
TAB = − T1 ∅ = ∅𝑖 =
𝐺𝑖 𝐼𝑝𝑖
𝑖=1 𝑖=1
Kasus 2
■ Apabila torsi adalah konstan, maka tegangan geser maksimum di batang solid akan
selalu terjadi di penampang yang mempunyai diameter terkecil
■ Sudut puntir, dicari dengan meninjau elemen yang panjangnya dx pada jarak x dari
salah satu ujung batang. Sudut rotasi diferensial d∅ untuk elemen ini adalah :
𝑇𝑑𝑥
𝑑∅ =
𝐺𝐼𝑝 (𝑥)
■ Maka sudut puntir total adalah :
𝐿 𝐿
𝑇𝑑𝑥
∅ = න 𝑑∅ = න
0 0 𝐺𝐼𝑝 (𝑥)
Kasus 3
■ Sudut puntir untuk batang dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti halnya
kasus 2, perbedaannya adalah bahwa torsi dan momen inersia polar juga bervariasi
di sepanjang sumbu, sehingga persamaan untuk sudut puntir menjadi :
𝐿 𝐿
𝑇 𝑥 𝑑𝑥
∅ = න 𝑑∅ = න
0 0 𝐺𝐼𝑝 (𝑥)
■ Integral ini dapat dihitung secara analitis untuk beberapa kasus, namun biasanya
harus dihitung secara numerik